34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian dilakukan pada hari Rabu-Kamis, 1-2 April 2015 di Desa Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yang berada pada koordinat 441024
sampai 441973 UTM X dan 9206313 sampai 9207377 UTM Y dengan luas area ± 4 km
2
. Target penelitian ini yaitu mengkaji struktur geologi berupa kontak batuan yang didasarkan pada peta geologi daerah penelitian. Jumlah titik
pengukuran terdiri dari 59 titik dengan spasi antar titik 50-500 m sesuai dengan target lokal HMGI, 2012. Desain titik pengukuran dibuat menggunakan software
Surfer 11 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Desain lokasi penelitian
3.2 Alat
Peralatan yang digunakan untuk mengukur kuat medan magnetik di lokasi penelitian antara lain:
a. Proton Precession Magnetometer PPM, digunakan untuk mengukur nilai
intensitas medan magnetik total. PPM dengan tipe GSM-19T produk GEM System ini mempunyai sensitivitas 0,05 nT. Gambar alat PPM ditunjukkan
pada Gambar 3.2. Satu set PPM terdiri dari satu buah sensor yang dilengkapi dengan tongkat penyangga setinggi 2-2,5 m yang dapat dilepas, proton
magnetometer, serta sumber tegangan cadangan.
Gambar 3.2 Proton Precession Magnetometer GSM-19T
b. Global Positioning System GPS, digunakan untuk mengukur posisi titik
pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian,dan waktu. c.
Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan medan magnet bumi.
d. PC atau laptop yang dilengkapi software seperti Microsoft Excel, Surfer11,
Matlab, Mag2DC, untuk membantu menganalisa data hasil penelitian.
3.3 Skema Kerja Metode Magnetik
Untuk memahami prosedur penelitian, berikut penulis sajikan diagram alir penelitian:
Gambar 3.3 Diagram alir penelitian
3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Adapun prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah:
3.4.1 Persiapan
a. Studi Literatur yaitu mempelajari literatur-literatur atau teori-teori
yang berhubungan dengan batuan dan jurnal-jurnal penelitian tentang magnetik khususnya yang berhubungan dengan interpretasi serta
teknik akuisisi data. Studi literatur meliputi pengkajian struktur geologi daerah penelitian, kajian pustaka yang mendasari penelitian,
proses akuisisi data di lapangan, pengolahan data dan interpretasi data. Studi pendahuluan mengenai kondisi daerah penelitian dilakukan
terlebih dahulu yang bertujuan untuk membuat perencanaan survei yaitu jalur yang akan ditempuh, lokasi titik ikat magnetik base
station dan posisi titik ikat. b.
Mengurus surat izin penelitian dan melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian.
c. Menyiapkan alat penelitian.
d. Melakukan uji tes kalibrasi pada alat yang akan digunakan di
lapangan.
3.4.2 Pengukuran Lapangan
Pengambilan data meliputi dua macam yaitu pengambilan data medan magnet total dengan menggunakan PPM dan pengambilan data
posisi titik awal dan akhir dengan menggunakan GPS. Tahapan selanjutnya adalah pengambilan data langsung di lapangan yang meliputi:
a. Menentukan titik awal dan titik akhir yang akan digunakan sebagai base,
dengan menggunakan GPS kemudian pengukuran nilai medan magnet langsung menggunakan PPM dengan mengarahkan sensor ke arah utara
geografis. Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan nilai yang akurat. Hasil penelitian dicatat dalam tabel
pengukuran seperti yang ditunjukkan dalam tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Contoh form data hasil pengukuran
No Nama
Titik Koordinat
Elevasi Waktu
Kuat Medan
Rata- rata
Keterangan Lokasi
x Y
jam menit
detik 1.
Base
2 N1
b. Mencari titik pengukuran lain yang telah dibuat dalam desain survei
dengan menggunakan GPS kemudian melakukan pengukuran kembali seperti pada titik base. Dari pengukuran di lapangan diperoleh data
intensitas medan magnet total, yaitu dari pengukuran PPM. Data tersebut merupakan harga terbaik lima kali pengukuran di setiap titik pengukuran.
Dengan mengoreksi dengan medan magnet utama bumi untuk pulau Jawa diasumsikan besarnya 45.300 nT atau dapat mengunakan model yang
dikeluarkan IGRF pada epoch yang bersangkutan, maka dapat diperoleh
data anomali medan geomagnet bumi pada daerah survei. Selanjutnya data anomali ini diolah untuk dilakukan interpretasi data misalnya dengan
pemodelan untuk mendapatkan struktur batuan di bawah permukaan bumi Hmgi, 2012.
3.5 Pengolahan Data