HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DI TPA DENGAN AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KLEPU 01 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

  AKHLAK SISW A DI S D NEGERI KLEPU 0 1 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 1 0 S K R I P S I Diajukan untuk M em peroleh Gelar Sarjana P endidikan Islam Oleh:

  SITI KHOIRIYAH NIM: 11408049

  JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Dosen STAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Lamp : Sdri. SITIKHOIRIYAH Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu ’alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara : Nama : SITI KHOIRIYAH NIM : 114 08 049 Jurusan : Pendidkan Agama Islam Judul : HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DI

  TPA DENGAN AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KLEPU 01 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaiamana mestinya.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

  S a la tig a ,A g u s tu s 2010

  K Pembimbing P E N G E S A H A N Skripsi Saudari : SITI KHOIRIYAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 08 049 yang beijudul : “HUBUNGAN ANATARA KEAKTIFAN BELAJAR DI TPA DENGAN

  

AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KLEPU 01 KECAMATAN PRINGAPUS

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010”.

  Telah dimunaqasahkan dalam sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada h a ri: Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S. Pd. I).

  18 Ramadhan 1431 H Salatiga,-

  28 Agustus 2010 M

  

Panitia Ujian

Sekretaris , Ketua NIP. 1973052 i 199903 1 004 NIP. 19680613 199403 1 004

  ) Pembimbing hmat rfarivadi. M.Pd.

  

NIP. 19670112 199203 1 005

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah i n i : : SITIKHOIRIYAH

  Nama : 114 08 049

  NIM : Tarbiyah

  Jurusan : Pendidikan Agama Islam

  Program Studi Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  S a la tig a ,^ Agustus 2010 Yang menyatakan,

  Slti Khoirivah

MOTO DAN PERSEMBAHAN

  M o tto :

  

(piwdljj)

  ’’Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan bagi orang itu jalan menuju ke syurga”. (HR. Muslim)

  Persem bahan:

  1. Untuk kedua orang tuaku yang senantiasa menyayangi.

  2. Suami dan anakku tercinta.

  3. Dosen pem bim bing yang telah memberikan arahan dan masukan.

  4. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan.

  5. Civitas akademik STA IN Salatiga.

  

KATA PENGANTAR

A ssalam u’alaikum Wr. Wb.

  Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya berlimpah kepada hamba-Nya. Atas rahmat dan pertolongan Allah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.). Shalawat dan salam. Semoga berlimpah kepada Nabi Muhammad SAW.

  Adapun skripsi ini berjudul ’’HUBUNGAN ANTARA K EA K TIFA N B EL A JA R D I TPA DENGAN A K H LA K SISW A D I SD N E G E R I K LEPU 01 KECAM ATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEM ARANG TAHUN 2010”.

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih k ep ad a: 1. Bapak. Dr. Imam Sutomo. M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak. Drs. Joko Sutopo, selaku Progdi PAI Ekstensi STAIN Salatiga.

  3. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan dan arahan kepada penulis.

  4. Bapak dan Ibu Dosen atas ketulusannya memberikan ilmu serta tauladan khasanah.

  5. Kedua orang tuaku yang doanya senantiasa teriring dalam setiap langkah hidupku.

  6. Kepala Sekolah, Guru dan segenap keluarga besar SD Negeri Klepu 01 Kecamatan Pringapus yang telah memberi kesempatan untuk penelitian.

  7. Suami dan keluarga yang selalu mencurahkan kasih sayang dan doanya serta tidak bosan-bosan memberi motivasi dan perhatian. Mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, tentunya skripsi.

  Mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, tentunya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan ke arah yang lebih baik, dan diterima dengan hati lapang. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

  Penulis

  Siti Khoirivah

  

ABSTRAK

  Siti Khoiriyah.2010. HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DI

  TPA DENGAN AKHLAK SISWA DI SD NEGERI KLEPU 01 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 1 0 .

  Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga.

  Kata K u n ci: Keaktifan Belajar di TPQ dan Akhlak Siswa

  Pada umumnya Keaktifan Belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an yang diperoleh siswa SDN Klepu 01 berada pada tingkatan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pada tabel XIII, bahwa kategori baik sebesar 46,2%, cukup baik 30,8% dan kategori kurang sebanyak 23%.

  Tingkatan dari akhlak siswa SDN Klepu 01 berada pada kategori baik dan cukup. Sebagaimana yang tertera pada tabel XV, bahwa kategori baik sebesar 34,6%, kategori cukup baik sebesar 34,6% dan kategori kurang sebesar 30,8%.

  Koefisien korelasi antara Keaktifan Belajar di Taman Pendidikan Al- Qur’an dan akhlak siswa (% ) adalah sebesar 0,578. Nilai r ini dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment dengan N = 26 dan taraf signifikasi 1% yaitu

  0,496 terbukti r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga hipotesis yang diajukan harus diterima.

  Adanya hubungan antara Keaktifan Belajar di Taman Pendidikan Al- Qur’an terhadap akhlak siswa SDN Klepu 01 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang tahun 2010.

  DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  13 H. Sistematika Penulisan Skripsi

  B A B II : KAJIAN PU STA K A

  A. K eaktifan B elajar di T am an Pendidikan A l-Q u r’an

  15

  

  

  

  

  

  

  4. F ak to r Pendorong dan F aktor P engham bat

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  B A B IV : ANALISIS D A T A

  

  

  

  

  

   D A F T A R PU ST A K A L A M P IR A N D A F T A R R IW A Y A T H ID U P

  

DAFTAR TABEL

  

  

  

  

  73 TABEL XIII PROSENTASE JAWABAN RESPONDEN TENTANG KEAKTIFAN BELAJAR DI TAMAN PENDIDIKAN

   TABEL XII KRITERIA NILAI DARI VARIABEL AKHLAK SISWA

  

  

  

  VARIABEL KEAKTIFAN BELAJAR DI TAMAN PENDIDIKAN

   TABEL VIII SKOR JAWABAN RESPONDEN

   TABEL VII REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN VARI­ ABEL KEAKTIFAN BELAJAR DI TAMAN

  

  

  

  

  

  

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Setiap orang tua muslim menyadari bahwa pada hakikatnya anak adalah amanat Allah SWT yang dipercayakan (diamanatkan) kepada dirinya.

  Kesadaran para orang tua muslim akan hakikat anak mereka sebagai amanat Allah SWT sepantasnya ini ditanggapi dengan penuh tanggung jawab. Setiap muslim pasti menyadari bahwa Allah SWT memerintahkan kepada hamba- Nya agar mengemban amanat itu dengan baik. Dengan demikian, maka orang tua pantang mengkhianati amanat Allah SWT. Dan hukum mengemban amanat-Nya pun wajib bagi mereka. Dari sekian perintah

  Allah SWT yang berkenaan dengan amanat-Nya yang berupa anak adalah bahwa setiap orang tua wajib mengasuh dan mendidik anak-anak dengan baik dan benar, agar mereka tidak menjadi anak-anak yang lemah iman dan tumbuh dewasa menjadi generasi yang saleh. Inilah salah satu tanggung jawab orang tua.

  Dalam ajaran Islam pendidikan akhlak adalah jiw a dari pendidikan Islam. Para filsuf Islam merasa betapa pentingnya pendidikan anak-anak terutama dalam pendidikan akhlak. Mereka sependapat bahwa pendidikan anak-anak sejak dari kecil harus mendapat perhatian. Dalam ajaran Islam pendidikan keluarga dipandang sebagai penentu masa depan anak. Betapapun pada pembentukan kepribadian anak. Karena dari sinilah pertumbuhan fisik dan mental anak dimulai. Dalam keluarga orang tua merupakan pembina pertama bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Seperti yang dikatakan oleh Daradjat (1978:71) bahwa orang tua adalah pembina pribadi yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Anak yang baru dilahirkan diibaratkan seperti kertas putih yang memungkinkan orang tuanya untuk menulis apapun di kertas itu menurut keinginannya.

  Kepandaian dan keterampilan orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama sangat menentukan bagaimana watak anak setelah dewasa kelak.

  Sehubungan dengan hakikat pendidikan yang meliputi penyelamatan fitrah Islamiah anak, perkembangan potensi pikir anak, potensi rasa, potensi keija, dan sebagainya tentu tidak semua keluarga mampu menanganinya secara keseluruhan mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki orang tua misalnya keterbatasan waktu, keterbatasan ilmu pengetahuan, dan keterbatasan lainnya. Oleh karena itu dalam batas-batas tertentu orang tua dapat menyerahkan pendidikan anaknya kepada pihak luar baik kepada lembaga sekolah maupun lembaga di lingkungan masyarakat seperti pesantren, majelis taklim, TPA, dan kursus-kursus serta lembaga lain di

  3

  tua tetapi sekedar penyerahan penanganan belaka. Sekolah merupakan salah satu tempat pendidikan bagi anak. Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah telah diatur dan terprogram menurut jenjang dan tingkatnya. Namun demikian pada kenyataannya banyak permasalahan yang timbul yang dapat ditemui dalam kegiatan sekolah. Berhasil dan tidaknya anak belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal.

  Faktor internal mencakup kematangan atau pertumbuhan kecerdasan atau intelegensi, motivasi, minat dan bakat, serta pengalaman anak. Sedang faktor eksternal mencakup lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah dan perangkat pendidikan lainnya yang saling berkaitan. Dalam perkembangannya, seorang anak selain membutuhkan perhatian dari keluarga dan sekolah juga membutuhkan perhatian dari lingkungan masyarakat.

  Lingkungan ini nantinya akan memberi pengaruh terhadap perkembangan jiw a anak.

  Seperti yang diungkapkan oleh Zuhaili (2002:89) bahwa masyarakat adalah pelaku atau faktor penting dalam pendidikan dan merupakan lingkungan luas yang mempresentasikan akidah, akhlak, serta nilai-nilai dalam prinsip yang telah ditentukan. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap anak ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Dikatakan berpengaruh positif apabila pengaruh tersebut membawa dampak yang baik bagi perkembangan jiwa anak ke arah hal-hal yang positif sedangkan dikatakan masyarakat. Terkait dengan pengaruh negatif lingkungan terhadap perkembangan jiw a seorang anak, maka peran orang tua sangatlah dibutuhkan untuk mengawasi, mengarahkan dan mengendalikan anak agar tidak terpengaruh dampak negatif dari lingkungan.

  Tidak dapat dipungkiri bahwa anak sejak dini membutuhkan pembinaan akhlak agar nantinya tidak terseret arus yang menyesatkan perbuatan anak. Dengan pembinaan akhlak, diharapkan anak nantinya dapat bersikap dan berperilaku yang baik dan benar tidak hanya mengetahui norma- norma yang ada dalam masyarakat, tetapi juga dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan ikhlas. Lingkungan yang tertib, aman jauh dari tindakan kemaksiatan dan adanya keharmonisan hubungan di antara keluarga, masyarakat akan mendukung anak untuk belajar dan bersikap kritis terhadap apa yang mereka alami dan sebaliknya anak yang tumbuh hidup di lingkungan keras penuh dengan kemaksiatan akan berpengaruh terhadap akhlak anak tersebut.

  Dengan diselenggarakannya Taman Pendidikan Al-Qur’an Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, memberi peluang kepada orang tua untuk memasukkan anak-anaknya untuk mengikuti serta mendalami pendidikan Islam khususnya dalam rangka membina akhlak anak, selain pendidikan yang telah diberikan dalam keluarga dan sekolah. Para orang tua mempunyai harapan yang besar pada TPA untuk dapat mendidik anak- anaknya dengan akhlakul karimah (akhlak yang baik), sehingga dapat di Para orang tua berharap anak-anak mereka dalam kehidupan sehari-hari berperilaku sesuai dengan ajaran agama.

  Berdasarkan pengamatan dan data sementara yang ditemukan terlihat bahwa ada perbedaan sikap serta tingkah laku anak diantara anak-anak yang mengikuti pendidikan di TPA dengan mereka yang tidak mengikuti pendidikan di TPA. Dalam realitas di lapangan perbedaan itu dapat terlihat misalnya anak-anak yang mengikuti pandidikan di TPA tingkah lakunya mengarah ke hal yang baik sesuai dengan ajaran agama. Selain itu mereka juga mempunyai pengetahuan agama yang lebih baik dibanding dengan anak- anak yang tidak mengikuti TPA. Oleh karena itu dipandang perlu untuk mengadakan penelitian tentang peranan TPA dalam pembinaan akhlak anak. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Klepu 01 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

B. Rumusan Masalah

  Bertolak dari latar belakang yang dikemukakan di atas, maka secara pokok penelitian ini ingin mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai b e rik u t:

  1. Bagaimanakah Keaktifan Belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an siswa di SD Negeri Klepu 01, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang tahun

  2010 ?

  2. Bagaimanakah akhlak siswa di SD Negeri Klepu 01, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang tahun 2010?

  3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara keaktifan belajar Taman C. Tujuan Penelitian Dalam setiap melakukan penelitian tentunya mempunyai tujuan yang jelas, sehingga apa yang dicapai kelak diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Tujuan Penelitian ini ad alah :

  1. Untuk mengetahui Keaktifan Belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an siswa di SD Negeri Klepu 01, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

  2. Untuk mengetahui akhlak siswa di SD Negeri Klepu 01, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

  3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif antara keaktifan belajar Taman Pendidikan Al-Qur’an dengan akhlak siswa di SD Negeri Klepu 01, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti (Lirik Sriyani, Alfred, 2007 : 27). Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah : ada hubungan antara keaktifan belajar di TPQ dengan akhlak siswa di SD Negeri Klepu 01 Kecamata Pringapus Kabupaten

  Semarang tahun 2010.

E. Kegunaan Penelitian

  Secara Teoritis kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai b erik u t:

  2. Memberikan gambaran yang jelas tentang faktor pendorong dan penghambat pembinaan akhlak anak di TPQ.

  Dari segi praktis penelitian ini memberi kegunaan sebagai b e rik u t:

  1. Memberikan masukan efektif dan efisien kepada TPQ agar lebih meningkatkan kegiatannya.

  2. Memberikan informasi kepada orang tua, bahwa penyelenggaraan TPQ perlu mendapat perhatian dan dukungan karena kegiatan yang dilakukan identik dan menunjang belajar siswa khususnya pendidikan Agama Islam.

  3. Menambah wawasan dan cara berpikir anak khususnya yang mengikuti pendidikan di TPQ.

F. Definisi Operasional

  Pendidikan Islam sejak dini pada anak-anak merupakan hal yang sangat penting agar anak nantinya tidak terseret arus perbuatan yang menyesatkan serta dapat tumbuh menjadi anak-anak yang memiliki akhlak sesuai dengan syariat Islam. Dalam ajaran Islam pendidikan akhlak atau akhlak adalah jiw a dari pendidikan Islam. Dan tanggung jaw ab pendidikan ini terletak pada tiga pihak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri dalam perkembangannya, seorang anak selain membutuhkan perhatian dari keluarga dan sekolah juga membutuhkan perhatian dari lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang tertib, aman jauh dari

  8 Dikatakan berpengaruh positif apabila pengaruh tersebut membawa dampak

  yang baik bagi perkembangan jiw a anak. Sebaliknya anak yang tumbuh di lingkungan keras penuh kemaksiatan akan berpengaruh negatif terhadap akhlak anak tersebut. Berpengaruh negatif apabila dapat mempengaruhi jiw a anak untuk berbuat hal negatif yang mengarah pada perbuatan yang tidak bisa diterima masyarakat.

  Dengan diselenggarakannya Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai lembaga pendidikan Islam yang ada di lingkungan masyarakat memberi peluang kepada orang tua untuk memasukkan anak-anaknya mengikuti dan mendalami pendidikan Islam. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) merupakan Lembaga nonformal yang penyelenggaraannya ditangani oleh masyarakat Islam. TPA mempunyai peran sebagai wadah belajar bagi anak-anak seusia

  SD (6 sampai 12 tahun) yang materi pokok pelajarannya adalah kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dengan kaidah Islam. Selain itu, TPA juga mengajarkan mengenai ibadah, aqidah, akhlak. Ini berarti TPA juga mempunyai peran sebagai wadah pembinaan ibadah, aqidah dan akhlak.

  Dengan kata lain TPA mempunyai banyak peran. Berkembang dan tetap berdirinya TPA sebagai Lembaga Pendidikan Islam yang mempunyai banyak peran penting bagi perkembangan anak dalam pelaksanaannya mengalami berbagai permasalahan seperti keterbatasan sarana, baik sarana fisik berupa gedung khusus tempat kegiatan belajar mengajar, keterbatasan permasalahan yang sering muncul kepermukaan, contohnya masih adanya keterlambatan pembayaran uang shahriyah/spp dalam setiap bulannya.

  Permasalahan lain yang ada di TPA adalah masih sederhananya cara pengelolaan TPA yang hanya disesuiakan dengan situasi dan kondisi yang ada. Oleh karena itu keberhasilan TPA memerlukan kesadaran, dukungan dan keijasama dari berbagai pihak yaitu pihak TPA, orang tua anak (santri), anak (santri), dan masyarakat.

  Sehubungan dengan peran dan berbagai masalah yang dihadapi oleh TPA Sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada permasalahan Keaktifan Belajar di TPQ Dengan Akhlak Siswa di SD Negeri Klepu Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dalam pembinaaan akhlak anak, faktor pendorong dan faktor penghambat pembinaan keaktifan belajar di TPQ.

G. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

  a. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Klepu 01 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

  b. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai

  10

2. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi

  Arikunto, 2007 : 130). Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SD Negeri Klepu 01 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010 sebanyak 210 orang.

  b. Sampel Teknik pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika penelitian subyek lebih besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-

  50% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 1997 : 112). Maka penulis mengambil responden pada penelitian ini sebanyak 26% yaitu 26 anak.

3. Metode Pengumpulan Data

  a. Metode Angket (kuesioner) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2007 : 151).

  Metode ini digunakan penulis untuk menganalisis tentang : i) Keaktifan belajar di TPQ siswa SD Negeri Klepu 01 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010.

  11

  2) Akhlak siswa SD Negeri Klepu 01 Kecamatan Pringapus Kabuaten Semarang Tahun 2010.

  b. Metode Wawancara Wawancara adalah cara yang digunakan seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang responden dengan bercakap- cakap berhadapan muka dengan orang itu (Koentjaraningrat, 1994 :

  129). Metode ini digunakan oleh penulis sebagai cross cheking atas metode angket.

  c. Metode Observasi Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 1995 :

  136). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang situasi umum serta penjajagan di lembaga penelitian yaitu SD Negeri Klepu 01 Kecamatan Pringapus Kabuaten Semarang Tahun 2010.

  d. Metode Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2007 : 206).

  Sedangkan metode dokumentasi penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan sekolah, guru, struktur organisasi sekolah serta aspek lain yang berhubungan dengan supervisi.

4. Metode Analisis Data

  a. Analisa Pendahuluan Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel secara terpisah sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing variabel penelitian. Analisis ini menggunakan rumus prosentase (Anas

  Sudijono, 1991 : 209):

  P = 100%

  K eterangan:

  b. Analisa Lanjutan Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data untuk mendapatkan kesimpulan dalam penelitian. Dalam menganalisis data ini penulis menggunakan product moment sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1997 : 294):

  P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah sampel

  (

120

  (

  17 ) r

  13 Keterangan : rxy : Koefisien korelasi product moment dari

  variabel X (keaktifan belajar) dan variabel 7 (akhlak siswa)

  X : Skor variabel X Y : Skor variabel 7 X 2 : Hasil kuadrat dari X Y2 : Hasil kuadrat dari 7

  

X Y : Perkalian skor X dan 7

  XXX : Jumlah hasil perkalian skor X dan 7 N : Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Untuk memudahkan pemahaman yang terkandung dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan sebagai b erik u t: BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Kajian pustaka yang membahas tentang : Keaktifan Belajar, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), akhlak siswa, pengertian akhlak siswa, akhlak yang baik dan yang buruk, cara tehnik pembinaan akhlak, faktor pendorong dan faktor penghambat pembinaan akhlak anak, tujuan pokok

  14 BAB I I I : Hasil Penelitian membahas tentang : gambaran umum lokasi dan subjek penelitian serta penyajian data.

  BAB IV: Analisis data, membahas tentang data-data yang diperoleh selama penelitian dan disertai dengan pembahasannya. BAB V : Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keaktifan Belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an

1. Keaktifan Belajar

  a. Pengertian Keaktifan Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari aktivitas dan belajar.

  Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.

  Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

  b. Belajar Menurut Oemar Hamalik (2001: 28), belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan,

  16 Sedangkan, Sardinian A.M. (2003 : 22) menyatakan: “Belajar

  merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.

  Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.

  Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

  Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa ” hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses

  17

  pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

  c. Faktor Faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan- permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktivan siswa dalam proses pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Martinis, 2007: 84) faktor-faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, y a itu :

  1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

  2) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa). 3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa.

  5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

  7) Memberi umpan balik {feed back) 8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

  9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

  d. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, jadi siswalah yang menjadi pelaku kegiatan belajar. Demikian pula dalam pembelajaran, agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya mengondisikan pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam melakukan kegiatan belajar.

  Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di antaranya dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, menerapkan prinsip individualitas siswa, serta menggunakan media dalam pembelajaran.

  Kondisi pembelajaran yang efektif adalah dengan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat sangat besar pengaruhnya sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat seseorang tidak mungkin akan melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan lebih aktif untuk mempelajarinya dan sebaliknya, siswa akan kurang keaktifannya dalam mempelajari pelajaran yang kurang diminatinya.

  Oleh karena itu, William Jams, seperti di kemukakan Moh. Uzer Usman, yang melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, jadi, minat merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.

  Selanjutnya minat siswa juga berhubungan dengan perhatian siswa. Perbedaannya adalah minat sifatnya lebih menetap sedangkan perhatian sifatnya lebih sementara dan adakalanya menghilang. Dalam proses belajar siswa, perhatian memegang peranan penting. Thomas

  M. Risk yang dikutip Zakiah Daradjat mengemukakan no learning

  

takes place without attention. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan

  bahwa suatu pelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya perhatian dari siswa.

  Dengan demikian proses pembelajaran akan beijalan lancar bila siswa memiliki minat yang besar yang menimbulkan perhatiannya dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa-siswanya agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami Ibrahim dan Nana Syaodih mengemukakan beberapa upaya menarik minat siswa dalam belajar, yaitu sebagai berikut: Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan siswa, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan siswa, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.

  Misalnya, anak-anak Sekolah Dasar sangat menyenangi cerita (dongeng). Sampai dengan kelas III mereka menyenangi cerita fantasi sedangkan anak-anak kelas IV sampai dengan kelas VI menyenangi cerita-cerita yang lebih konkret, kepahlawanan dan sebagainya. Guru dapat memanfaatkan minat dan kebutuhan ini dengan memberikan cerita-cerita yang berisi penanaman atau pengembangan nilai-nilai moral.

  Sementara Syaiful Bahri Djamarah juga mengemukakan upaya- upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar, y a itu : a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

  b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

  c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

  d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

  Kemudian Zakiah Daradjat dengan redaksi yang tidak jauh berbeda, menyebutkan beberapa usaha yang dapat dilakukan guru a. Membangkitkan kebutuhan pada diri anak seperti kebutuhan rohani, jasmani, sosial, dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini akan menimbulkan keadaan labil, ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan.

  

b. Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanamkan kepada anak

hendaknya didasari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki.

  c. Beri kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan murid. Anak yang tidak pernah mencapai hasil yang baik atau tidak pernah mendapat penyelesaian tugas-tugasnya dengan baik, merasa putus asa.

  d. Menggunakan alat-media dan berbagai metode mengajar.

  Beberapa hal tersebut di atas menunjukkan bahwa upaya guru dalam mengembangkan minat belajar siswa sangat penting dilakukan agar ia dapat terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran.

  Setiap perbuatan individu, termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. M otif merupakan suatu tenaga yang berada pada diri siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi menurut Muh. Uzer Usman adalah

  “suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk membuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.” Seseorang siswa yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh penuh, gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengeijakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi sangat diperlukan seseorang dalam melakukan aktivitas belajar.

  Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar secara aktif. Motivasi belajar siswa dapat timbul dari dalam individu siswa dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Motivasi yang timbul dari dalam diri siswa sendiri tanpa ada ajakan atau pengerah dari orang lain disebut motivasi intrinsik.

  Sedangkan motivasi yang timbul akibat pengerah dari luar diri siswa, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain disebut motivasi ekstrinsik. Dalam konteks motivasi belajar ini, Syaiful Bahn Dj amarah dan Aswan Zain mengemukakan sebagai b e rik u t:

  Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru, karena di dalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada di sekitarnya kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan.

  Di sini peranan guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu fungsi motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyeleksi perbuatan.

  Dari hal tersebut jelas bahwa dalam belajar, siswa mesti memiliki motivasi belajar yang tinggi, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi siswa dan menjadikannya aktif dalam mengikuti pembelajaran, seperti yang dikemukan R. Ibrahim dan Nana Sayodih diantaranya, y a itu : a. Memberikan sasaran antara. Sasaran akhir belajar adalah lulus ujian atau naik kelas. Sasaran akhir baru dicapai pada akhir tahun.

  Untuk membangkitkan m otif belajar maka diadakan sasaran antara, seperti ujian semester, tengah semester, ulangan harian, kuis, dan sebagainya.

  b. Diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar pengakuan akan keberadaan siswa, terhindar dari celaan dan makian, dapat membangkitkan motif, c. Adanya persaingan sehat. Persaingan atau kompetisi yang sehat dapat membangkitkan motivasi belajar. Siswa dapat bersaing dengan hasil belajarnya sendiri atau dengan hasil yang dicapai oleh orang lain. Dalam persaingan ini dapat diberikan pujian, ganjaran ataupun hadiah.

  2. T am an Pendidikan A l-Q ur’an

  a. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Menurut Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushola

  Kota Gede Yogyakarta dalam As’ad dan Budiyanto (1995) mengemukakan pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah lembaga pendidikan nonformal yang merupakan lembaga pendidikan baca Al-Qur’an untuk usia SD (6-12 tahun). Lembaga ini penyelenggaraannya ditangani oleh masyarakat Islam yang ada di wilayah tersebut.

  Pada dasarnya lembaga ini terbagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan tingkat umur yaitu : 1) Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA) untuk anak seusia TK (5-7 tahun)

  2) Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) untuk anak seusia SD kelas satu sampai tiga (7-9 tahun)

  3) Taman Bimbingan Islam dan Kreatifitas untuk anak yang berusia 10-12 tahun.

  Untuk membina agar anak mempunyai sifat-sifat terpuji tidak hanya dengan pembiasaan-pembiasaan melakukan hal baik, dan menjauhi larangan-Nya. Dengan kebiasaan dan latihan akan membuat anak cenderung melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk.

  b. Waktu dan Masa Pendidikan Keberadaan TPA merupakan penunjang bagi pendidikan agama

  Islam pada Lembaga-lembaga pendidikan sekolah (TK-SD-MI) untuk itu penyelenggaraannya pada siang dan sore hari di luar jam sekolah.

  Sedang bagi lingkungan masyarakat yang memiliki Madrasah Diniyah pada jam-jam tersebut, maka TPA dapat dijadikan sebagai kegiatan “Pra Madrasah Diniyah”. Lama Pendidikan satu tahun dan terbagi dalam dua semester. Tiap kali masuk TPA diperlukan waktu 60 menit.

  c. Materi Pelajaran Sesuai dengan tujuan dan targetnya, maka materi pelajaran dibedakan menjadi dua macam yaitu materi pokok dan materi tambahan. Yang dimaksud materi pokok adalah materi yang harus dikuasai benar oleh setiap santri dan dijadikan tolok ukur keberhasilan santri. Sebagai materi pokok santri adalah belajar membaca Al-Qur’an dengan menggunakan buku iqro’ jilid 1-6 dengan baik, dapat dipastikan ia dapat membaca Al-Qur’an dengan benar. Untuk selanjutnya ia mulai belajar membaca Al-Qur’an.

  Adapun materi tambahan adalah materi yang belum dijadikan syarat untuk menentukan lulus tidaknya santri tersebut (As’ad dan Budiyanto 1995:16).

  Sebagai materi tambahan adalah : Hafalan bacaan shalat dan prakteknya, hafalan doa sehari-hari, hafalan surat-surat pendek, hafalan kalimat thoyibah, bermain cerita, ibadah,aqidah dan akhlak

  d. Tujuan dan Target TPA Kurikulum dan Pola Penyelenggaraan Pendidikan (KP3)

  Taman Pendidikan Al-Qur’an bertujuan : 1) Menyiapkan para santri agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang Qur’ani, mencintai Al-Qur’an sebagai pedoman dan pandangan hidup. 2) Sebagai lingkungan pergaulan yang sehat dan Islami, hal ini penting bagi perkembangan jiw a anak, utamanya dalam proses sosialisasi. 3) Secara lebih khusus mulai membekali para santri dengan kemampuan berpikir kreatif, mengembangkan dan mengasah potensi kepemimpinan yang ada pada dirinya.

  Sedang untuk mencapai tujuan di atas ditentukan target

  1) Santri mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid 2) Santri mampu terbiasa melaksanakan shalat 5 waktu serta terbiasa hidup dengan adab-adab Islam sesuai dengan tingkat perkembangan jiwanya

  3) Santri hafal doa sehari-hari, mengerti cara menulis huruf-huruf Al- Qur’an.

  4) Santri mengenal dan memahami dasar-dasar berfikir kreatif dan teknik ketrampilan kepemimpinan sesuai dangan tingkatnya,

  e. Peranan TPA Program pengelolaan TPA di Indonesia saat ini berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat dan berdasarkan LPTQ Tingkat Nasional

  No 1 tahun 1991 tertanggal Februari 1991 yang diresmikan oleh Menteri Agama pada waktu itu Bapak Munawir Syadzali pada tanggal 10 Pebruari 1991.

  TPA sebagai lembaga pendidikan nonformal yang mempunyai peran utama mengajarkan kemampuan membaca dan menulis Al- Qur’an juga sangat berperan bagi perkembangan jiw a anak seperti pengetahuan tentang ibadah, akidah, dan akhlak/akhlak. Mengingat bahwa materi yang diajarkan tidak hanya terpaku pada materi baca didik menjadi pribadi yang Qur’ani dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam hidupnya.

  Terkait dengan hal ini, Muzayyin Arifin (2003:38) berpendapat bahwa dalam proses pemberdayaan umat manusia, adanya lembaga pendidikan dalam masyarakat merupakan syarat mutlak yang mempunyai tanggung jaw ab kultural-edukatif.

  Selanjutnya Muzayyin Arifin, menyebutkan bahwa tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan dalam segala jenisnya, menurut pandangan Islam adalah berkaitan dengan usaha menyukseskan misi dalam tiga macam tuntutan hidup seorang muslim, yaitu sebagai b erik u t: 1) Pembebasan manusia dari ancaman api neraka.

  2) Pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat sebagai realisasi cita-cita seseorang yang beriman dan bertakwa yang senantiasa memanjatkan doa sehari-hari.

  3) Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada khaliknya. Keyakinan dan keimanannya berfungsi sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekaligus mendasari

  Di atas dasar pandangan inilah lembaga-lembaga pendidikan Islam berpijak untuk mencapai cita yang ideal, yaitu bahwa idealitas Islam dijadikan elan vitale-nya (daya pokok) tanggung jawab kultural- edukatifnya. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa lembaga-lembaga pendidikan berkembang dalam masyarakat merupakan cermin dari idealitas umat (Islam).

  Al-Quran merupakan pedoman hidup. Tapi hanya segelintir orang yang mampu membacanya dengan baik sesuai kaidah-kaidah ilmu tajwid, menghafal, dan memahaminya.

  Bagaimana Al-Quran bisa menjadi pedoman hidup seorang muslim, bila membaca dan memahaminya saja tidak mampu? 191 juta jiw a penduduk muslim Indonesia dari total 220 juta jiw a penduduk Indonesia (64%) belum bisa membaca A-Quran. Sementara yang mampu membaca baru 36%, 16,8% sudah bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

  Yang bisa membaca, mentadaburi dan menafsirkannya baru sebesar 3,6%, sedangkan yang mampu mengamalkannya hanya 0,02%. Tidak tahu persis apa gerangan penyebab maraknya buta huruf Al-Quran tersebut.

  Padahal saat ini, berbagai metode mempelajari Al-Quran telah berkembang dan tersebar di berbagai pelosok penjuru tanah air. Patut dijadikan bahan telaah, walaupun metode yang berkembang cukup banyak, namun hanya sedikit metode yang mampu dengan cepat difahami dan diaplikasikan.

  Sehingga penggunanya dalam waktu relatif singkat bisa membaca Al-Quran

  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirm an: b \ L \ v U \ \& & \ ' j & \

  i)

  \ )o\» . j* p - * • JJ*

  • -29

  30

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

0 17 212

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD DI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

7 37 181

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DENGAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

0 128 293

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

2 21 175

HUBUNGAN ANTARA VARIASI MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL

2 33 225

PENERAPAN MODEL THINK PAIR AND SHARE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 16

HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 113

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATAP PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PERILAKU SISWA (STUDI KASUS PADA SDN BATUR 01 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 72

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI JATIRUNGGO 02 KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - Test Repository

1 2 93

HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (STUDE KASUS PADA SISWA SD NEGERI LEBAK KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 99