C. Konfigurasi Pengukuran Geolistrik
Metode geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN
yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Selain kedua konfigurasi tersebut ada juga konfigurasi yang sering
digunakan yakni dipole-dipole, pole-dipole dan azimuth dipole. Setiap konfigurasi mempunyai metode perhitungan dan faktor koreksi tersendiri untuk mengetahui
nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan. Namun, yang akan dipaparkan disini hanya konfigurasi Wenner-Schlumberger.
Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor “n” untuk konfigurasi ini adalah
perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 atau C2-P2 dengan spasi antara P1-P2 seperti pada Gambar 14. Jika jarak antar elektroda potensial P1 dan P2 adalah a
maka jarak antar elektroda arus C1 dan C2 adalah 2na+a. Proses penentuan resistivitas menggunakan empat buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah
garis lurus Sakka, 2001 dalam Priambodo dkk, 2011.
na a
na C1
P1 P2
C2 Gambar 5.
Pengaturan elektroda konfigurasi Wenner-Schlumberger Sakka, 2001 dalam Priambodo dkk, 2011.
I V
Adapun persamaan faktor geometri yang diperoleh dari konfigurasi ini adalah: K =
K =
K =
K = π n n+1 a 22
Dan berikut merupakan susunan elektroda dan pengukuran data geolistrik dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger seperti pada Gambar 6.
Gambar 6. Susunan elektroda dan urutan pengukuran data geolistrik tahanan
jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger Herlin, 2012.
Tabel 1. Tahanan jenis batuan sedimen Telford dkk, 1990
Batuan Tahanan Jenis Ω m
Consolidated shales Argillites
Conglomerates Sandstones
Limestones Dolomite
Unconsolidated wet clay Marls
Clays Alluvium and sands
Oil sands 20 - 2×10
3
10 - 8×10
2
2×10
3
– 10
4
1 – 6,4×10
8
50 – 10
7
3,5×10
2
- 5×10
3
20 3 – 70
1 – 100 10 – 800
4 – 800
Tabel 2. Tahanan jenis batuan beku dan batuan metamorf Telford dkk, 1990
Batuan Tahanan Jenis Ω m
Granite Granite porphyry
Feldspar porphyry Albite
Syenite Diorite
Diorite porphyry Porphyrite
Carbonatized porphyry Quartz porphyry
Quartz diorite Porphyry various
Dacite Andesite
Diabase porphyry Diabase various
Lavas Gabbro
Basalt Olivine norite
Peridotite Hornfels
Schists Tuffs
Graphite schists Slates various
Gneiss various Marmer
Skarn Quartzites various
3×10
2
– 10
6
4,5×10
3
basah – 1,3×10
6
kering 4×10
3
basah 3×10
2
basah – 3,3×10
3
kering 10
2
– 10
6
10
4
– 10
5
1,9×10
3
basah – 2,8×10
4
kering 10 – 5×10
4
basah – 3,3×10
3
kering 2,5×10
3
basah – 6×10
4
kering 3×10
2
– 3×10
5
2×10
4
– 2×10
6
basah –1,8×10
5
kering 60×10
4
2×10
4
basah 4,5×10
4
basah – 1,7×10
2
kering 10
3
basah – 1,7×10
5
kering 20 – 5×10
7
10
2
– 5×10
4
10
3
– 10
6
10 – 1,3×10
7
kering 10
3
– 6×10
4
basah 3×10
3
basah – 6,5×10
3
kering 8×10
3
basah – 6×10
7
kering 20 – 10
4
2×10
3
basah – 10
5
kering 10 – 10
2
6×10
2
– 4×10
7
6,8×10
4
basah – 3×10
6
kering 10
2
– 2,5×10
8
kering 2,5×10
2
basah – 2,5×10
8
kering 10 – 2×10
8
D. Konsep Resistivitas Semu