Tabel 1. Limbah cair pabrik t
ahu “Barokah” di Semarang
No
Parameter Hasil Analisis
1 pH
4,26 2
DO 4,5 ppm
3 COD
11628 ppm 4
Air 99,162
5 Abu
0,139 6
Karbohidrat 0,294
7 Protein
0,155 8
Lemak 0,058
9 Serat kasar
0,191 10
Temperatur 45 °C
11 Warna
Kuning keruh 12
Bau Berbau menyengat
Sumber : Ratnani, 2012
2.1.3. Baku Mutu Limbah Cair
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar danatau
jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dari suatu usaha danatau kegiatan.
Industri pengolahan kedelai adalah usaha danatau kegiatan yang memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku utama yang tidak bisa digantikan dengan bahan lain
Kementerian Lingkungan Hidup, 2014. Nilai baku mutu limbah tahu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Baku Mutu Limbah Pengolahan Kedelai
Parameter Pengolahan Kedelai
Kecap Tahu
Tempe Kadar
1
mgl Beban
2
kgton Kadar
1
mgl Beban
2
kgton Kadar
1
mgl Beban
2
kgton BOD
150 1,5
150 3
150 1,5
COD 300
3 300
6 300
3 TSS
100 1
200 4
100 1
pH 6
– 9 6 – 9 6 - 9 Kuatitas air
limbah paling tinggi m
3
ton
3
10 20
10
Keterangan:
1
kecuali untuk pH
2
Satuan beban adalah kg per ton bahan baku
3
Satuan kuantitas air limbah adalah m
3
per ton bahan baku Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, 2014.
2.2. Teknologi Pengolahan Limbah
Teknologi pengolahan limbah saat ini terus berkembang dan diarahkan pada
peningkatan efisiensi, pemanfaatan sumberdaya lokal dan pemenuhan baku mutu. Pengolahan biologi untuk limbah cair adalah pemanfaatan proses metabolisme
makhluk hidup untuk menghilangkan polutan tertentu dari limbah cair. Untuk limbah domestik, tujuan pengolahan biologi adalah untuk menurunkan kadar zat
organik, sedangkan untuk limbah industri, pengolahan biologi dapat diterapkan untuk menurunkan kadar zat organik maupun anorganik. Umumnya pengolahan
biologi memanfaatkan metabolisme mikroorganisme untuk mengkoagulasi dan menghilangkan koloid yang tidak mengendap serta menstabilkan zat organik.
Proses dalam pengolahan biologi dapat berlangsung secara aerobik, anaerobik, maupun gabungan keduanya. Secara garis besar, pengolahan biologi dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu proses pengolahan dengan pertumbuhan tersuspensi dan proses pengolahan dengan pertumbuhan terekat Siregar, dkk., 2004.
2.2.1. Proses Pengolahan dengan Pertumbuhan Tersuspensi Suspended-
Growth Treatment Processes
Pada pengolahan tersuspensi, proses pengolahan dilakukan oleh biomassa
mikroorganisme yang tersuspensi dalam limbah cair. Beberapa proses pengolahan tersuspensi adalah sebagai berikut :
1. Activated Sludge Pengolahan Lumpur Aktif
Proses activated sludge merupakan pengolahan biologi yang paling banyak digunakan dewasa ini. Proses ini memanfaatkan mikroorganisme
untuk menguraikan polutan, baik dalam suasana aerobik dengan aerasi maupun anaerobik tanpa aerasi. Activated Sludge diaplikasikan pada
pengolahan limbah cair domestik dan limbah cair industri yang memiliki kandungan zat organik tinggi.
2. Sequential Batch Reactor SBR
Sequential Batch Reactor SBR merupakan modifikasi dari proses activated sludge dengan mengubah aliran inflow dan aerasi kontinyu
menjadi batch diskrit.
3. Proses Activated Sludge dengan Teknologi Ozon
Penerapan teknologi ozon merupakan modifikasi pada proses activated sludge. Ozon yang merupakan spesi aktif dari oksigen memiliki potensial
oksidasi 2,07 V, lebih tinggi dibandingkan dengan chlorine yang hanya