Agregat Halus Berat Jenis Agregat Halus

8 BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1. BAHAN SUSUN MORTAR

Kualitas dan mutu mortar ditentukan oleh bahan dasar, bahan tambahan, proses pembuatan, dan alat yang digunakan. Semakin baik mutu bahan bakunya, komposisi perbandingan campuran yang direncanakan dengan baik, dan proses pembuatan yang baik akan menghasilkan mortar yang berkualitas baik pula. Bahan dasar penyusun mortar adalah sebagai berikut :

2.1.1. Agregat Halus

Menurut SNI 03-6820-2002 2002, agregat halus adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi batuan atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dan mempunyai butiran sebesar 4,76 mm. Menurut Moerdwiyono 1998 dalam Andoyo 2006, agregat halus terdiri dari butiran – butiran 0,02 - 2 mm yang didapat dari disintegrasi batuan alam natural sand atau didapat dari memecahnya artificial sand. Persyaratan agregat halus secara umum menurut SK SNI S-04-1989-F adalah sebagai berikut : a. Modulus halus butir antara 1,50 – 3,80 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi. b. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras dengan indeks kekerasan = 2.2. c. Tidak mengandung zat organis tertalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan warna dengan larutan 3 NaOH, yaitu warna cairan di atas endapan agregat halus tidak boleh lebih gelap dari pada warna standar. d. Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca terik matahari dan hujan. Sifat kekal agregat halus dapat diuji dengan larutan jenuh garam. Jika dipakai garam natrium sulfat bagian yang hancur maksimum 12 berat, sedangkan jika dipakai magnesium sulfat yang hancur maksimum 18 berat. Butir sesuai standar gradasi e. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 terhadap berat kering. Jika kadar lumpur melebihi 5 pasir harus dicuci. f. Khusus untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, agregat halus harus tidak reakrif dengan alkali. g. Agregat halus dari laut pantai boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan – bahan yang diakui.

2.1.2. Berat Jenis Agregat Halus

Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan masa air dengan volume sama pada suhu yang sama. Berdasarkan hal ini maka agregat dibedakan menjadi 3 Tjokrodimuljo, 2007:21. a. Agregat normal ialah agregat yang berat jenisnya antara 2,5 – 2,7. Agregat ini biasanya berasal dari agregat granit, basalt, kuarsa, dan sebagainya. Beton yang dihasilkan berberat jenis sekitar 2,3. Betonnyapun disebut dengan Beton Normal b. Agregat berat mempunyai berat jenis lebih dari 2,8. Misalnya magnetik Fe3O4, barytes BaSO4, atau serbuk besi. Beton yang dihasilkan juga berat jenisnya tinggi sampai5, yang efektif sebagai dinding pelindungperisai radiasi sinar X. c. Agregat ringan mepunyai berat jenis kurang dari 2,0, biasanya dibuat untuk beton ringan. Berat beton ringan kurang dari 1800 kgm³. Karena pada umumnya agregat mengandung pori - pori yang ada dalam butiran tidak saling berhubungan, maka berat jenis agregat dibedakan menjadi dua istilah, yaitu : a. Berat jenis mutlak, jika volume benda padatnya tanpa pori. b. Berat jenis semu, jika volume benda padatnya termasuk pori - pori tertutupnya.

2.1.3. Gradasi Agregat Halus