Penjangkaran anchoring Fiksasi Fungsional

Namun, kelebihan informasi ini dikurangi dengan digunakannya bantuan teknis seperti computer. Yang lebih penting lagi, harus diakui bahwa orang kadang-kadang mengambil keputusan secara sendiri-sendiri. Penelitian juga telah mengungkapkan bahwa orang yang mengandalkan prosedur- prosedur statistic yang subjektif bertindak dengan sikap yang memihak. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa individu memberikan tingkat kepastian yang lebih besar pada informasi yang tidak bisa diandalkan daripada yang seharusnya. Dengan kata lain, individu tampaknya tidak mengambil keputusan sesuai dengan teori-teori normative yang secara garis besar dibicarakan dalam bagian pertama bab ini. Jadi, wajarlah jika mereka ingin menyederhanakan kompleksitas situasi itu sesuai dengan yang mereka rasakandan mengurangi ketidakpastian itu. Salah satunya dengan anchoring.

a. Penjangkaran anchoring

Selama ini sudah teramati bahwa individu memilih potongan-potongan informasi tertentu sebagai titik awal dan dengan menggunakan informasi lain yang tersedia, melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk membentuk prediksi. Misalnya seorang investor mungkin menggunakan angka penghasilan atau perhasilan per saham periode sebelumnya sebagai jangkar, lalu menambahkan informasi terakhir tentang kondisi ekonomi spesifik untuk perusahaan itu, lalu membuat prediksi penghasilan tahun berjalan. Kesulitan dalam proses ini adalah bahwa individu biasanya gagal menyesuaikan diri sepenuhnya terhadap informasi baru, mereka tidak mengikuti aturan Bayes dalam merevisi probabilitas mereka sebelumnya. Jika menurut informasi baru diperlukan penyesuaian ke atas, estimasi atau prediksi kemungkinan lebih rendah daripada yang secara realistis dibenarkan. Sebaliknya, jika informasi baru mengindikasikan penyesuaian ke bawah, prediksinya kemungkinan terlalu tinggi. Konsep ini penting unutk akuntansi karena biasanya individu tidak menyadari adanya penyimpangan bias ini, dan kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa mereka sedang melakuakan suatu proses penjangkaran. Untuk mengurangi bias tersebut, pertama bahwa penting untuk angka-angka akuntansi mempunyai penafsiran semantis. Kedua, keadaani ini tampaknya member argument untuk sebanyak mungkin menggunakan harga pasar kini dan bukan harga historis.

b. Fiksasi Fungsional

27 Mungkin sebagai akibat dari penjangkaran, individu cenderung menampakkan perilaku yang dikenal sebagai fiksasi fungsional. Ini berarti bahwa individu mengasumsikan bahwa simbol-simbol, agregasi, atau pengganti yang mereka gunakan dalam melakukan pertimbangan tentang masa depan mempunyai arti dan relevansi yang sama dari waktu ke waktu, walaupun terjadi perubahan dalam apa yang diwakili oleh simbol tersebut atau dalam cara perhitungannya. Dalam akuntansi, disiratkan bahwa investor menggunakan angka-angka akuntansi secara konsisten sepanjang waktu tanpa melakukan penyesuaian penuh untuk memperhitungkan perubahan dalam teknik-teknik akuntansi. Temuan yang umum adalah bahwa investor memang beradaptasi terhadap perubahan dalam prosedur akuntansi dari waktu ke waktu, tetapi mereka tidak segera mengubah cara mereka menafsirkan arti dan arti penting angka penghasilan tersebut dalam melakukan pertimbangan yang menyangkut nilai perusahaan. Temuan-temuan ini signifikan bagi pelaporan keuangan karena menyiratkan bahwa konsistensi dalam penggunaan prosedur akuntansi itu penting. Bahkan diadakan perubahan yang material dalam prosedur, angka-angka yang dihitung menurut kedua metode mungkin sebaiknya dilaporkan selama periode adaptasi. Selain itu juga terdapat implikasi bahwa klasifikasi dan agregasi akuntansi hanya memungkinkan dilakukannya sebanyak mungkin penafsiran semantic, artinya angka-angka akuntansi seharusnya ditafsirkan menurut realitas ekonomi, selama memungkinkan. Implikasi yang ketiga adalah bahwa dekomposisi data keuangan mungkin diinginkan untuk menghindari fiksasi fungsional pada angka-angka agregat, yang mungkin tidak dapat mengungkapkan hubungan-hubungan ekonomi yang fundamental.

c. Kesimpulan