TEORI AKUNTANSI 009

(1)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan tugas ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan tugas ini.

Akhir kata semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan tugas selanjutnya.

Bandung, Februari 2014


(2)

Daftar Isi

Perekonomian Swasta... 3

Pemegang sagam versus pemegang penyertaan...5

Pasar Sekuritas... 5

Efisiensi Pasar... 6

EMH Bentuk Lemah... 7

EMH Bentuk Kuat... 7

EMH Bentuk Semikuat... 8

Beberapa Implikasi bagi Akuntansi...8

Beberapa Kesalahpahaman...9

Biaya Historis... 9

PENGAMBILAN KEPUTUSAN...18

PENDEKATAN PRESKRIPTIF...18

PENDEKATAN DESKRIPTIF...18

PENDEKATAN ETIKA...18

PENDEKATAN PRESKRIPTIF...19

ANALISIS PARSIAL... 19

TEORI PILIHAN... 20

TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)...22

TEORI KEPUTUSAN MULTIPRIBADI (MULTIPERSON DECISION THEORY)...23

PENDEKATAN DESKRIPTIF...24

KEBIJAKAN PELAPORAN KORPORASI...25


(3)

Lingkungan Ekonomi Akuntansi

Tujuan laporan keuangan menurut DASB “berasal sebagian besar dari kebutuhan mereka yang menjadi sasaran informasi, yang selanjutnya sangat tergantung pada sifat kegiatan ekonomi serta keputusan yang dibuat oleh para pemakai itu” Oleh karena itu, pemahaman atas lingkungan ekonomi,hokum,politik dan social penting untuk menetapkan standar.

Alasan kedua mengapa pemahaman atas lingkungan akuntansi ini begitu penting bagi akuntan adalah bahwa lingkunganlah yang memberi akuntan harga harga yang yang digunakan untuk mengukur aktiva dan ekuitas yang tercantum dalam neraca.

Aturan umum akuntansi adalah memasukan suatu pos dengan nilai kas ekuivalenya.Untuk banyak pos nilai ini sudah diketahui dan tidak menimbulkan masalah.Akan tetapi, muncul kesulitan apabila kas yang dibayar mencakup dua atau lebih aktiva, seperti tanah dan bangunan itu berdiri.

Perekonomian Swasta

Perekonomian A.S dapat digolonhkan sebagai perekonomian yang pada hakikatnya bersifat swasta, sector industry sebagian besar dimiliki oleh swasta bukan Negara.Karakteristik lainya adalah bahwa bisnis memproduksi barang dan jasa untuk dipertukarkan dan bukan dikonsumsi produsenya.

Karakterisasi perekonomian sebagai perekonomian swasta dan kapitalis membuat FASB menyatakan bahwa “fungsi peloporan keuangan adalah menyediakan informasi yang beguna bagi mereka yang membuat keputusan ekonimi tentang badan usaha dan tentang investasi dalam atau pinjaman kepada badan-badan usaha.” Daftar mereka yang berpotensi membuat kepirisan ekonomi ini pankang tetapi menvakup pemilik,pemberi pinjaman,pemasok,pegawai ,dan manajemen, Masing-masing nya dianggap telah melakukan investasi dalam badan usaha dan oleh karenanya, mempunyyai kepentingan dalam hasil investasi itu. Pemilik mengharapkan dibiden,pemberi pinjaman mengharapkan bunga, pemasok mengharapkan pembayaran, sertaa pegawai dan manajemen mengarapkan gaji dan upah.yang diinginkan atas investasi-investasi yang dikelompokan ini. FASB oleh karenanya menyimpulkan bahwa ada sesuatu “kepentingan


(4)

yang sama diantara berbagai pemakai potensial dalam kemampuan badan usaha untuk menghasilkan arus kas yang menguntukan.” Jadi “pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu investor,kreditor dan pihak-pihak lain dala menilai jumlah waktu dan ketidakpastiam prospek arus kas bersih ke dalam badan usaha itu.

Dalam peraga memperlihatkan 5 pemecahan pemakai informasi akuntansi yang dibuat oleh professor Stanford dan wiliam bravor.

Unsur-unsur dalam lingkungan pelaporan keuangan

I. Investor

a. Terdersifikasi vs. tidak b. Aktif vs Pasif

c. Profesional vs Tidak II. Perantara Informasi

a. Analisis keuangan

b. Badan penentu peringkat oblgasi c. Badan penentu peringkat saham d. Pemberi jasa penasihat investasi e. Perusahaan pialang

III. Regulator a. FASB b. SEC c. Kongres IV. Manajemen

a. Perusahaan Besar vs Kecil b. Perusahaan terbuka vs tertutup V. Auditor

a. Kantor nasional vs local b. SEC Pratice vs Non

Pemegang sagam versus pemegang penyertaan

Para kritikus FASB berpendapat bahwa penekanan FASB pada pemilik tidak sepenuhnya menghargai kompeksitas perekonomian modern. Mereka menunjukat fakta-fakta berikut

1. Dana-dana pension serta perantara keuangan besar lainya memiliki sebaguan besar saham perusahaan perusahaan oublik sehingga kepemilikan individual semakin jarang.


(5)

2. Leberahen buyout (LBO) telah memperbesar bagian kewajiban dalam nerava sampai ke titik di mana para kreditor mungkin dapat melaksanakan lebih banyak kendali daripada pemegang saham.

3. Badan-badan pemerintah mengendalikan sebagian besar perekonomian dalam kebanyakan Negara.

Pasar Sekuritas

Fakta bahwa pasar menggabungkan preferensi-preferensi individual menjadikan pasar indicator yang potensial mengenai permintaa masyarakat akan informasi. Hasil ini telah menyebabkan dilakukanya banyak riset atas carapasar bekerja.Pasar sekuritas (security market), tempat saham-saham para pemegang saham diperdagangkan, mendapat perhatian khusus para akuntan.

Pendekatan pasar ini menguubah focus teori dari kesejahteraan investor individual menjadi kesejahtraan masyarakat.

Secara lebih umum,pendekatan terhadap teori yang didasatkan pada pasar mengajukan dua tujuan untuk akuntansi. Pertama, informasi memang perlu untuk memungkinkan alokasi sumber daya yang optimal di antara para produsen. Suatu alokasi yang optimal akan terjadi apabila para produsen dapay memperolej modal yang diperlukan imtuk mencapai pisuk nasional bruto yang maksimum dengan sumber daya tertentu.

Kedua, Informasi diperlukan agar memungkinkan investor memiliki portofolio sekurtitas yang optimal menurut preferensi risiko-imbalan (risk-retun preference) investor tersebut di dalam kerangka harga-harga sekuritas yang ada di pasar.

Efisiensi Pasar

Bagaimana cara mencaoai tujuan-tujuan ini telah menjadi upaya riset yang terus menerus selama hampir 25 tahun. Temuan-temuan awal menunjukan bahwa perubahan-perubahan harga dipasar modal itu tidak saling berhubungan.

Tidak ada informasi yang rekevan yang diabaukan ileh pasae.Pernyataan ini lalu dikenal sebagai Hipotesis Pasar Efisien. Dalam bentuk teoritisnya, syarat-syarat yang harys ada dalam pasar efisien adalah :


(6)

1. Tidak ada biaya transaksi dalam memperdagangkan sekutitas.

2. Semua informasi yang ada sama tersedianya bagi semua pedagang tanpa biaya. 3. Semua pedagang mempunyai harapan yang homogeny mengenai implikasi informasi

yang tersedia.

Syarat-syarat ini memadai untuk model yang teoritis, tetapi tidak diperlukan untuk mencapai suatu aprokimasi pasar yang efisien dalam dunia nyata. Yang benar-benat diperlukan untk mencapai efisiensi pasar adalah bahwa semua informasi yang tersedia segara tertangkap dalam harga-harga sekuritas atau dengan penundaan yang minimum dengan cara yang tidak memihak.

Definisi efisiensi pasar menurut Fama, walaupun secara intuitif menarik dala banyak hal,juga penuh dengan permasalahan. Bagaimana kita dapat mengatakan kapan informasi sepenuhnya tercermin dalam harga suatu sekuritas? Jika kita mengatakan laba abnormal tidak dapat diperoleh, maka ia harus mendefinisikan laba abnormal. Permasalahan ini mebuat beaver mengajukan definisi yang dapat dilaksanakan, tetapi juga kontroversial bahwa pasar efisien “sehubungan dengan system informasi jika dan hanya jika harga-harga bertingkah laku seakan-akan semua orang mengamati tanda-tanda dari system informasi itu” lebih lengkapnya pengujian mencakup “penciptaan” sebuah perekonomian kedua (yang full knoeledge) iru identic dengan harga-garga perekoomuan nyata, maka orang dapat mengatakan bahwa perekonomian nyata itu efisien sehubungan dengan informasi tersebut.

Anaslisis apakah pasar benar-benar efisien atau tidak akan lebih mudah jika kita memahami secara lebih menyeluruh bagaimana informasi diproses oleh individu, digabungkan dari individu individu dan ditangkap dalam harga sekuritas. Khususnya, kita hanya tahu relative sedikit peranan-peranan perantara keuangan dalam menyebarkan informasi,walaupun peran merekan ditekankan dalam beberapa dokumen. Kita juga hanya tahu sedikit tentang biaya relative untuk mendapat informasi,walaupun pentingnya peran mereka ditekankan dalam beberapa dokumen. Kita juga hanya tahu sedikit tentang biaya relative untuk mendapat informasi dalam informasi yang berbeda dalam harga sekuritas.


(7)

EMH Bentuk Lemah

EMH dalam bentuk lemah menyatakan bahea harga-harga sekutitas sepenugnya mencerminkan informasi yang diisaratkan oleh urutan harga historis.Riset menunjukan bahwa hipotesis ini dapat diterima secara umum sebagai hipotesis yang telah terbukti.

Penelitian-penelitian sebelumnya atas apa yang dkenal sebagai random walk theory menemukan bahwa harga sekuritas bersifat acak sehubungan dengan informasi yang tersedia dalam perubahan. Berati, keuntungan yang berlebihan tidak dapat diperoleh dengan hanya mengetahui harga sekuritas dimasa lalu.

Pentingnya bentuk EMH ini bagi akuntansi adalah bahwa bentuk ini menyisaratkan bahwa informs baru akan segera tertangkap dalam harga-harga sekuritas. Jika informasi baru itu tercermin dalam harga secara bertahap,satu perubahan harga akan menjadi indikiasi mengenai besar dan arah perubahan harga berikutnya. Model EMH ini tidak mempunyai relevansi lebih jauh bagi akuntansi.

EMH Bentuk Kuat

EMH dalam bentuk kuat menyatakan bahwa semua informasi relevan yang tersedia tercermin dalam harga-harga sekuritas. Berati harga harga sekuritas sepenuhnya mencerminkan informasi yang istimewa (orang dalam ) dan semua informasi yang tersedia bagi public. Akan tetapi bukti sampai saat ini tidak menunjukan kebenaran hipotesis ini.

Menurut dasar a priori, informasi orang dalam dapat tercakup harga-harga sekuritas paling sedikit dengan dua cara.

1. Jika mereka yang mendapat informasi orang dalam melakukan jual beli berdasarkan informasi itu, tambahana permintaan sekuritas itu saja akan menaikan harga sampai informasi diketahui secara umum dan tidak relevan.

2. Cara kedua informasi orang dalam dapat mempengaruhi harga-harga sekuritas sebenarnya berkaitan dengan yang pertama. Jika mereka yang diketahui memiliki atau kemungkinan memiliki, informasi orang dalam secara signifikan menambah volume jual beli mereka dalam sekuritas itu .

Implikasi EMH bentuk kuat bagi akuntansi adalah bahwa, jika akuntansi harus menjalankan fungsi social, akuntansi harus berupaya agar informasi keuanganyang relevan


(8)

tersedia bagi public sesegera mugnkin untuk meminimalkan kemungkinan pemamfaatan informasi orang dalam.

EMH Bentuk Semikuat

EMH dalam bentuk semikuat mengambil posisi diantara bentuk yang lemah dan kuat.Bentuk ini menyatakn bahwa harga-harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi public.Ini menncakup mengenai harga-harga sekuritas sekarang dan sebelumnya, tetapi tidak termasuk informasi orang dalam.

Sejumlah riset menduku EMH dalam bentuk yang semikuat sehingga bentuk ini sekarang cukup diterima umum untuk pasar-pasar sejuritas di Amerika Serikat dan beberapa Negara lain, teteapi terdapat beberapa penyimpangan yang membuat teori ini diragukan.

Beberapa Implikasi bagi Akuntansi 1. Adanya sumber-sumber lain

Salah satu alas an mengapa pasar efisien semakin kuat adalah bahwa akuntansi hanyalah salah satu sumber (dan mungkin bukan sumber utama) informasi yang tersedia bagi public, untuk perusahaan mereka.

2. Para Investor Terlindungi

Efisiensi Pasar dalam bentuk semikuat tidak menyiratkan bahwa semua investor akan memahami dan segera memperhitungkan semua informasi baru.

3. Pasar Sebenarnya Canggih

Implikasi lain hipotesis pasar efisien bentuk semikuat adalah bahwa pasar tidak dapat ditipu dengan muslihat atau permainan akuntansi.

Beberapa Kesalahpahaman

Beberapa kesalahpahaman muncul seputar sifat dan implikasi efisiensi pasar.Pertama, istilah itu tidak boleh dikacaukan dengan portofolio yang efisien, efisiensi produktif, atau alokasi sumber daya yang efisien.

Kedua, dengan mengamati reaksi-reaksi pasar terhadap prosedur akuntansi alternative, dapat ditaksir prosedur mana yang lebih disukai seseorang jika dibandingkan prosedur lainya.


(9)

Terakhir , perlu ditekankan bahwa efisiensi pasar tidak menyiratkan adanya kewaskitaan (clairvoyance) di pihak pasar. Yang diisyaratkanya adalah bahwa pasar mencerminkan dugaan-dugaan terbaik dari semua partisipasinya berdasarkan pengetahuan yang ada pada saat tertentu. Biaya Historis

Efisiensi pasar oleh sebagian orang dianggap tidak realistis dan bahkan hanya merupakan kajian akademis. Oleh karena itu, ada baiknya berhenti sebentar untuk mempertimbangkan sebuah konsep akuntasi yang sudah tua dan fundamental, yang nyaris tidak ada artinya tanpa ada pasar yang efisien : konsep harga perolehan (cost) yang menyatakan bahwa aktiva harus

dimasukan ke dalam pembukuan dengan harga perolehan aktiva itu. Biasanya konsep ini dijelaskan sebagai berikut :

Biaya historis dianggap mewakili pengukuran harga yang objektif dalam transaksi yang wajar..Harga perolehan yang ditanggung untuk memperoleh suatu aktiva oleh karenanya dapat diasumsikan mewakili nilai pasar aktiva itu pada saat perolehanya.

Sekilas tampaknya konsep ini bias benar hanya dalam perekonomian yang kompetitif. Seorang konsumen tunggal yang relative tak berdaya, yang membeli dari sebuah rantai pengecer raksasa yang berkuasa, tidak mungkin sampai pada harga yang mencerminkan nilai pasar dalam pengertian yang digunakan dalam kutipan ini.

Dasar pemikiran kedua dalam penggunaan biaya perolehan terletak pada tujuan-tujuan pelaporan keuangan seperti yang dijelaskan sebelumnya, telah ditegaskan bahwa fungsi pelaporan keuangan adalah mengungkapkan informasi arus kas prosfektif.

Tetapi sebagai argumentasi terhadap pasa efisien yang disebutkan sebelumnya, keberadaan kompetisi dalam pasar kompetisi inilah yang pada mulanya menyebabkan efisiensi pasar.Pasar yang efisien dan kompetisi yang sempurna sebenarnya merupakan istilah-istilah yang bersinonim.Singkatnya, agar transaksi yang wajar menghasilkan aktiva yang berarti, dibtuhkan suatu pasar yang efisien untuk aktiva tersebut.Jadi, konsep biaya historis, yang mengharuskan adanya efisiensi dalam semua pasar aktiva, mengenakan persyaratan yang jauh lebih keras pada sifat perekonomian daripada efisiensi pasar seperi yang didukung oleh mereka yang hanya mempelajari pasar sekuritas.


(10)

MENILAI SEKURITAS

Hipotesis pasar efisien menjelaskan pengaruh informasi yang relevan pada harga-harga sekuritas. Akan tetapi, untuk menguji efisiensi pasar atau relevansi informasi masih diperlukan suatu model teooretis untuk menjelaskan faktor-faktor atau parameter-parameter yang menentukan harga-harga sekuritas dalam keadaan ekuilibrium. Model tersebut mungkin mempunyai banyak sekali parameter, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga sekuritas. Akan tetapi, banyak sekali keuntungan dalam model yang mempunyai sedikit parameter tetapi memiliki derajat prediktabilitas yang tinggi. Salah satu model yang sudah dikembangkan-Model Penetapan Harga Aktiva Modal (Capital Asset Pricing Model, CAPM)-bercirikan mempunyai hanya dua parameter-risiko dan imbalan-dan derajat prediktabilitas yang memuaskan. Sebelum menguraikan model tersebut, perlu dilihat dahulu teori portofolio yang menjadi dasar model tersebut.

Teori Portofolio

Teori portofolio didasrkan pada dua asumsi dasar mengenai keputusan investasi dalam ketidakpastian :

1. Investor menghindari risiko (risk averse) dan lebih menyukai imbalan yang lebih besar untuk tingkat risiko tertentu atau risiko yang lebih rendah untuk tingkat imbalan tertentu.

2. Imbalan sekuritas mempunyai distribusi normal

Asumsi yang kedua ini penting karena menyiratkan bahwa imbalan sekuritas dapat diukur dengan angka rata-rata (mean) distribusinya dan bahwa risiko dapat dengan variansinya (variance). Karena setiap investor dapat berinvestasi dalam beberapa sekuritas, yang penting adalah risiko dan imbalan portofolio, dan bukan risiko dan imbalan dalam sekuritas.

Imbalan portofolio adalah angka rata-rata dari imbalan setiap sekuritas; tetapi variansi (ukuran risiko) portofolio itu tidaklah sama dengan angka rata-rata variansi setiap sekuritas. Ini terjadi karena korelasi antara sekuritas dalam portofolio mempengaruhi variansi portofolio.

Dalam grafik pertama, kedua gelombang bergerak dengan arah berlawanan, sehingga meniadakan variansi setiap sekuritas dalam grafik kedua, ada saat-saat kedua gelombang saling


(11)

berlawanan dan ada saat-saat keduanya bekerja sama. Secara formal, jika sejumlah uang diinvestasikan dalam portofolio dengan porsi wi maka :

Mungkin dapat diperlihatkan bahwa variansi portofolio akan mencapai maksimum bila terdapat korelasi yang sempurna antara sekuritas-sekuritas di dalam portofolio itu. Tetapi memilih sekuritas-sekuritas itu turun di bawah satu, semakin kecil variansi portofolio. Tetapi memilih sekuritas-sekuritas yang korelasinya tidak sempurna satu sama lain adalah apa yang dilakukan orang bila melakukan diversifikasi.

Oleh karena itu, melalui diversifikasi seorang investor individual dapat memperoleh tingkat risiko (portofolio) yang lebih rendah untuk imbalan yang sama. Karena diversifikasi dengan mudah tersedia bagi semua investor, pasar tidak akan membayar harga tertentu untuk risiko yang ditanggung oleh investor yang tidak (karen sengaja atau tidak) melakukan diversifikasi.

Seorang investor dengan portofolio B dapat memperkecil risiko (dengan bergeser ke kiri sebesar BA dan tetap mempertahankan imbalan yang sama, yaitu tetap pada tingkat yang sama.


(12)

Sebagai alternatif, ia dapat berinvestasi sedemikian rupa sehingga meningkatkan imbalan ke C dengan risiko yang sama seperti pada B, yaitu ia dapat bergerak naik secara vertikal sebesar BC kurva ACD mewakili imbalan tertinggi yang diharapkan untuk tingkat risiko tertentu, atau risiko terendah untuk imbalan tertentu. Hal ini disebut sebagai batas efisien (efficient frontier) , dan setiap portofolio pada kurva ini merupakan portofolio yang efisien. Portofolio yang dibawah kurva kurang disukai daripada portofolio diatas kurva. Pasar akan memberi nilai yang sama pada portofolio A, C, D. Berarti pasar tidak bersikap berbeda terhadap kombinasi-kombinasi risiko dan imbalan yang mewakili oleh portofolio-portofolio pada kurva.

Gambar 6.3 D C

imbalan

A B

Risiko (deviasi standar)

Pasar sebagai satu kesatuan dapat dipandang sebagai sebuah portofolio sekuritas-sekuritas yang diperluas sampai mencakup semua sekuritas, yang diberi bobot menurut nilai setiap sekuritas yang ditentukan dalam keadaan ekuilibrium. Hal ini dikenal dengan portofolio pasar. Jika semua investor dapat meminjam dan memberi pinjaman dengan tingkat bunga yang bebas risiko, mereka dapat meniru semua bauran (mix) risiko dan imbalan yang mungkin, dengan hanya memiliki suatu kombinasi yang sesuai antara bebas risiko dan portofolio pasar.

Tingkat bunag bebas risiko (Rf) diperoleh bila risiko besarnya nol, yaitu pada ujung kiri

grafik. Dari titik ini, jika kita bergerak ke arah kanan, kenaikan risiko dikaitkan dengan kenaikan imbalan, berarti D M E C adalah titik-titik dengan risiko yang meningkat dan juga imbalan yang meningkat. Kurva AB adalah batas portofolio yang efisien yang digambarkan dalam gambar 6.3 . garis RC , yang juga dikenal sebagai garis pasar modal(capital market line) , adalah garis tangen bagi protofolio yang efisien itu pada titik M.


(13)

Diaram sederhana inilah yang telah menimbulkan revolusi dalam keuangan dan akuntansi. Khususnya, diagram inni telah memberi para periset suatu model yang dapat mereka gunakan untuk mulai menetapkan suatu dasar untuk mulai menetapkan suatu dasar untuk mengevaluasi mekanisme sekuritas harga. Khususnya kemiringan garis, yaitu nilai betanya, memberikan pengertian mekanisme yang mengatur evaluasi risiko.

Model Pasar

Secara formal , persamaan untuk imbalan sekuritas dapatditulis sebagai : Rit = ai + BiRMt + et

Rit = tingkat imbalan atas aktiva i untuk periode t

RMt = tingkat imbalan atas seluruh sekuritas dalam pasar untuk periode t

et = gangguan acak dalam proses tersebut untuk periode t

Persamaan ini dikenal sebagai model pasar (market model) ataau persamaan karakteristik. Asumsi utama adalah bahwa variasi-variasi dalam masing-masing sekuritas sebagian besar disebabkan oleh faktor-faktor yang melanda seluruh pasar.

Model Penerapan Harga Aktiva Modal ( Capital Asset Prricing Model )

Perluasan dari model pasar, pada suatu model harga ekuilibrium untuk sekuritas-sekuritas yang diperdagangkan dalam pasar yang efisien. Model ini dikenal sebagai CAPM. Rumus :


(14)

E(Ri) = Rf + Bi [E(RM) – Rf]

E(Ri) = imbalan yang diharapkan atas sekuritas i

Rf = imbalan atas sekuritas bebas risiko

E(RM) = imbalan yang diharapkan atas portofolio pasar

Bi = risiko relatif sekuritas i

Dengan kata-kata, menurut CAPM, risiko relatif suatu sekuritas (beta) diukur sebagai kovariansi imbalan sekuritas itu dengan imbalan portofolio pasar. Berarti merupakan ukuran sensitivitas imbalan suatu sekuritas atau portofolio terhadap variabilitas imbalan portofolio pasar. Berarti beta untuk portofolio pasar adalah 1 , karena kovariansi setiap distribusi dengan dirinya sendiri adalah suatu kesatuan.

Agar CAPM ini berlaku , bahwa pasar sekuritas itu lengkap dan kompetitif sempurna dengan biaya transaksi nol, bahwa investasi bersikap menghindari risiko , bahwa imbalan sekuritas mempunyai distribusi normal, dan bahwa semua investor mempunyai horison investasi yang sama dan mempunyai keyakinan yang identik mengenai angka rata-rata, variansi, dan kovariansi sekuritas-sekuritas dimasa depan

Beberapa implikasi CAPM

Salah satu implikasi penting CAPM adalah bahwa CAPM merupakan cara untuk menguji dampak diumumkannya informasi baru kepada publik. Salah satu kesulitan penafsiran implikasi CAPM adalah bahwa konsep risiko dan imbalan bersifat ex ante atau harapan dan risiko dikaitkan dengan ketidakpastian pengembalian masa depan. Salah satu keuntungan utama CAPM dan hipotesis pasar efisien dan teori portofolio pendukungnya dalah bahwa model ini dapat diuji secara empiris. Akan tetapi, asumsi dan teknik-teknik statistik yang digunakan membatasi validitas pengujian dan kesimpulan yang dapat dicapai.

Menggunakan CAPM

Model ini memberikan cara untuk menetapkam berapa seharusnya imbalan atas suatu sekuritas. Pengamatan sederhana atas harga-harga dari hari ke hari di NYSE akan menunjukkan


(15)

imbalan aktual yang diperoleh sekuritas tersebut. Jika imbalan yang satu dikurangkan dari yang lainnya akan didapat apa yang disebut dengan imbalan abnormal, yaitu selisih antara jumlah yang sebenarnya diperoleh berdasarkan CAPM :

et = Rt – E(Rt)

jika imbalan-imbalan abnormal itu dari waktu ke waktu dijumlahkan akan diperoleh indikasi mengenai nilai informasi yang digunakan untuk memperoleh imbalan diatas rata-rata.

Pendekatan ini digunakan olehdua orang periset australia, Ray Ball dan Phil Brown. Pertanyaan yang mereka bahas adalah apakah orang dapat menggunakan angka-angka penghasilan per saham tahunan untuk memperoleh imbalan abnormal. Mereka berasumsi bahwa mereka memiliki pengetahuan tentang penghasilan per saham masa depan lebih tinggi daripada angka itu, mereka melakukan investasi dalam saham itu ; jika penghasilan per saham masa depan turun dibandingkan yang sekarang, mereka menjual saham dengan cara short (menjual sebelum membeli barangnya). Kemudian mereka menggunakan persamaan diatas untuk menghitung imbalan abnormal, jika ada yang dapat mereka peroleh jika memang mungkin untuk mendapatkan informasi penghasilan per saham lebih awal.

Gambar 6.5 ,

grafik tersebut dimulai satu tahun lebih awal. Imbalan abnormal positif , yang diperlihatkan oleh kurva yang naik tajam, diperoleh dengan menanamkan modal dalam saham itu dalam periode sebelum penghasilan per saham yang aktual diumumkan pada saat waktu menunjukkan nol. Imbalan abnormal negatif, yang diperlihatkan oleh yang menurun tajam diperoleh dengan menjual saham secara short dalam periode yang sama. Setelah informasi yang diumumkan , kurva-kurva itu menjadi mendatar tidak seluruhnya, tetapi sebagian besar jika dibandingkan dengan kenaikan dan penurunan sebeum tanggal pengumuman.

Penetapan Harga Opsi ( Option Pricing )

Terdapat beberapa opsi. Opsi beli (call option) memberi investor hak untuk membeli saham tertentu pada suatu saat dimasa depan dengan harga yang ditetapkan sebelumnya, yang dikena sebagai haraga pelaksanaan (exercise price). Opsi jual (put option) adalah bayangan cermin opsi beli; opsi ini memberi investor hak untuk menjual saham pada suatu saat dimasa depan dengan


(16)

harga yang ditetapkan sebelumnya. Opsi-opsi saham yang diberikan kepada para eksekutif sebagai pengganti gaji adalah salah satu contoh opsi beli. Jika saham naik melebihi harga pelaksanaan, eksekutif itu dapat membeli dengan diskon dan merealisasi laba. Utang konvertibel adalah contoh lain, jika harga saham perusahaan naik , terdapat insentif bagi kreditor untuk mengkonversi menjadi saham.

Nilai opsi sebelum tangga jatuh tempo nya akan lebih besar karena sebelum jatuh tempo selalu ada kemungkinan harga saham akan naik-ingat bahwa tidak ada risiko merugi karena pemegang opsi dapat selalu meninggalkan opsinya. Semakin besar volatilitas saham, semakin tinggi nilai opsi!

Pandangan yang sederhana ini membuat dua orang prof. Myron Scholes dari Chicago dan Fisher Black dari MIT, mengembangkan model untuk menetapkan harga ekuilibrium untuk opsi yang bersesuaian dengan model penetapan harga aktiva modal untuk saham biasa.

V0 = Vs N(d1) – E/ert N (d2)

Vs = Harga saham saat itu

E = Harga pelaksanaan opsi e = 2,71828

r = Tingkat bunga jangka pendek dimajemukkan terus menerus t = jangka waktu (tahun) sampai jatuh temponya opsi

N (d) = nilai fungsi densitas normal kumulatif Beberapa implikasi

Pertama, baik CAPM maupun harga opsi menegaskan bahwa yang menjadi atau seharusnya menjadi , perhatian utama para pemegang saham adalah ukuran-ukuran risiko. Kedua, kedua model ini memberikan akuntan wahana yang potensial untuk menentukan bobot yang tepat bagi komponen-komponen sekuritas hibrida pada saat sekuritas itu dimasukkan kedalam laporan keuangan. Ketiga, kedua model ini memberi akuntan suatu kerangka agar mereka menurunkan teori tentang bagaimana cara terbaik untuk melaporkan ekuitas.


(17)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

TINJAUAN UMUM

PENDEKATAN PRESKRIPTIF

Para ahli teori akuntansi, berdasarkan hasil kerja para ahli ekonomi, telah mengembangkan sebuah teori tentang bagaimana individu yang rasional mengambil keputusan. Teori tersebut


(18)

mencakup ketidakpastian dan situasi-situasi yang melibatkan lebih dari satu orang. Pada pokoknya, pengambil keputusan diasumsikan memaksimalkan fungsi utilitas yang diharapkan dan merevisi fungsi sebelumnya sesuai dengan Teorema Bayes.

PENDEKATAN DESKRIPTIF

Para akuntan aliran positif menggunakan pendekatan preskriptif untuk mengembangkan hipotesis tentang perilaku pada tingkatan yang agregat. Para akuntan perilaku memeriksa asumsi-asumsi pendekatan preskriptif. Bukti empirisnya agak salingbertentangan, bukti tersebut mendukung pendekatan preskriptif pada tingkat agregat, tetapi tidak pada tingkatan tersebut. PENDEKATAN ETIKA

Pendekatan preskriptif tergantung pada teori utilitas dalam hal dasar-dasar etikanya. Teori hak dan teori keadilan memberikan alternatif yang berguna. Etika mendefinisikan keputusan-keputusan yang dapat diterima dan, karenanya, merupakan aspek penting dalam teori keputusan-keputusan. Pengambilan keputusan memainkan peran utama dalam teori akuntansi. Arti pentingnya telah berkali-kali ditekankan dalam definisi-definisi akuntansi. Misalnya, American Accounting Association mengatakan akuntansi adalah “proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya pertimbangan dan keputusan yang matang oleh para pemakai informasi”. Accounting Principle Board menyatakan bahwa fungsi akuntansi adalah “menyediakan informasi kuantitatif, yang terutama bersifat keuangan, tentang satuan usaha ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Dan FASB menegaskan bahwa pelaporan keuangan dalam perekonomian adalah “untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi”

Oleh karena itu, jelaslah kita bahwa perlu mempelajari bagaimana para pemakai informasi akuntansi mengambil keputusan. Jika kita dapat menentukan bagaimana hal itu terjadi, kita mungkin dapat menyimpulkan informasi apa yang paling bernilai bagi mereka.

Dalam mempelajari keputusan yang diambil pemakai, serta dampak keputusan itu pada penyedia informasi, para ahli teori akuntansi menganut suatu strategi yang berujung dua. Yang satu adalah menanyakan bagaimana orang seharusnya mengambil keputusan, berarti, suatu pendekatan normatif; yang lainnya adalah menanyakan bagaimana orang sebenarnya mengambil keputusan, berarti, suatu pendekatan positif. Pendekatan pertama biasanya dimulai dengan suatu


(19)

model ekonomi dan mencoba menyimpulkan informasi apa yang diperlukan agar model itu berfungsi. Dalam pendekatan kedua, yang dipeljari adalah bagaimana individu memanfaatkan data keuangan yang tersedia. Pendekatan positif penting untuk dipelajari karena memberikan pengertian tentang informasi yang paling berguna. Pendekatan normatif juga sama pentingnya untuk dipelajari, karena banyak standar akuntansi keuangan didasarkan pada logika deduktif dan model model keputusan normatif.

PENDEKATAN PRESKRIPTIF

Bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan ? Ini adalah sebuah pertanyaan lama dan sudah dijawab pada berbagai tingkatan. Ada model-model parsial mengenai pengambilan keputusan yang sudah dikenal para mahasiswa bisnis; ada model-model ekonomi yang lebih umum yang dipelajari para periset akademik dalam upaya menyediakan tiang pokok untuk model-model parsial itu; dan masih ada lagi masalah-masalah filosofis yang mempertanyakan pendekatan seseorang dalam menganalisis keputusan.

ANALISIS PARSIAL

Sebagian mahasiswa akuntansi sudah mengenal berbagai alat keputuan yang merupakan makanan pokok dalam kursur BBA. Contoh alat-alat itu adalah analisis biaya-volume-laba, analisis biaya relevan, analisis regresi, pemrograman linier, dan model-model alokasi biaya. Alat-alat ini disebut model-model parsial karena hanya mencoba menganalisis satu bagian dari masalah yang besar. Sebagian besar model-model ini termasuk dalam kategori normatif karena ditawarkan kepada mahasiswa sebagai contoh tentang bagaimana keputusan seharusnya diambil. Model-model ini seringkali disertai oleh pembahasan mengenai bagaimana para manajer gagal menggunakan model-model ini.

Model-model keputusan yang disederhanakan menggunakan banyak asumsi yang biasanya tidak disadari si pemakai. Asumsi-asumsi itu mencakup adanya risiko yang konstan untuk seluruh proyek (atau tidak adanya risiko); kemampuan untuk mengganti arus kas dengan utilitas dalam perhitungannya (atau sikap netral pengambil keputusan terhadap risiko); kemampuan untuk memecah arus kas menjadi segmen-segmen periodik; dan kemampuan untuk memisahkan investasi dari keputusan pembiayaan.


(20)

TEORI PILIHAN

Tujuan suatu teori pengambilan keputusan yang umum adalah memberikan suatu setting agar kita dapat memeriksa asumsi-asumsi yang mendasari model-model, seperti yang telaah. Teori umum itu juga harus menyodorkan suatu kerangka dasar dimana kita dapat mengembangkan model-model baru. Teori pengambilan keputusan yang umum seperti itu dimulai dengan pemikiran mengenai tindakan (aksi) yang terbuka bagi individu-individu; hasil atau konsekuensi aksi mereka; dan fungsi preferensi yang menentukan bagaimana mereka akan memilih di antara aksi-aksi yang terbuka bagi mereka.

Para ahli ekonomi biasanya mengasumsikan bahwa preferensi masyarakat itu lengkap dan transitif, berarti, mereka mempunyai pendapat untuk semua hal dalam perangkat, pilihan mereka, dan mereka dapat mengatur urutan preferensi ini.

Dengan adanya perangkat alternatif yang pasti, asumsi adanya suatu fungsi preferensi yang lengkap dan transitif sudah cukup untuk memungkinkan memberikan suatu ukuran numerik untuk preferensi-preferensi seorang individual yaitu, konsekuensi-konsekuensi yang lebih disukai dapat diberi bobot yang lebih tinggi daripada yang kurang disukai. Ukuran-ukuran ini membentuk dasar teori utilitas dimana setiap individu diasumsikan berperilaku seakan-akan ia mempunyai perangkat bobot yang built-in, yang diberi istilah fungsi utilitas.

Fungsi-fungsi utilitas memungkinkan kita memperlakukan aspek-aspek lain dalam pengambilan keputusan.

EKONOMI INFORMASI

Untuk mendapatkan suatu dasar teoritis bagi para akuntan. Kita harus “memperkaya” model pilihan dengan menambahkan lapisan-lapisan kerumitan lebih lanjut. Khususnya, perlu dimasukkan ke dalam model itu ketidakpastian dalam dunia. Kita melakukan hal ini dengan memperkenalkan konsep keadaan dunia yang merupakan deskripsi hasil-hasil yang mungkin.

Aksi-aksi tidak lagi mempunyai konsekuensi yang sudah diketahui karena ketidakpastian sekarang ikut campur tangan. Para ahli ekonomi menganalisis situasi seperti ini dengan memberikan suatu nilai kemungkinan (probabilitas) pada setiap keadaan dan menghitung nilai yang diharapkan untuk setiap aksi.


(21)

Sebelumnya telah diperlihatkan bahwa metodologi ini, yaitu, orang memaksimalkan nilai yang diharapkan dari aksi-aksi mereka, dapat dibenarkan jika keempat syarat berikut ini dipenuhi.

1. Preferensi-preferensi lengkap dan transitif.

2. Dengan hasil-hasil yang identik, akan dipilih hasil dengan probabilitas yang lebih tinggi. 3. Situasi perjudian yang rumit dapat dipecah menjadi situasi-situasi yang lebih sederhana.

Hal ini disebut asumsi tak ada enaknya berjudi(no fun no gambling)

4. ada perjudian tertentu yang tidak mempengaruhi individu. Hal ini disebut asumsi ekuivalen kepastian.

Dengan asumsi-asumsi ini, kita memiliki sebuah model pilihan yang mencakup ketidakpastian. Oleh karena itu, sekarang ada kebutuhan yang logis akan suatu teori informasi yang dapat menjelaskan bagaimana ketidakpastian ini dipecahkan. Penelitian awal dalam bidang analisis informasi dengan nama ekonomi informasi berkonsentrasi pada bagian informasi memungkinkan individu merevisi nilai-nilai probabilitas yang mereka kenakan pada kemungkinan terjadinya keadaan. Ini disebut peranan informasi prakeputusan (predecisional) karena memberikan nilai pada informasi sebelum pengambilan keputusan oleh seseorang.

Pendekatan utilitas yang diharapkan ini dapat diperluas dengan memperhtungkan sistem informasi keseluruhan.

Penghindaran Risiko (Risk Aversion). Dengan asumsi-asumsi tertentu mengenai perilaku manusia, kita sebenarnya dapat mengganti fungsi-fungsi utilitas. Penggantian ini memungkinkan kita memperhalus konsep sikap terhadap utilitas. Mereka yang netral-risiko diasumsikan mempunyai sikap yang sama terhadap risiko; pencinta risiko adalah penjudi; penghindar risiko berupaya untuk menhindari risiko.

Kontribusi. Ekonomi informasi telah mempertajam pandangan para akuntan mengenai hal-hal apa yang membuat informasi bernilai dengan menekankan hubungan antara informasi dengan para pemakainya; Dari fungsi utilitas pemakai dan hanya dari fungsi utilitas mereka itulah nilai informasi itu timbul. Sebaliknya, FASB menekankan serangkaian kualitas yang seharusnya memberi nilai pada informasi : Kualitas itu mencakup karakteristik-karakteristik seperti relevansi, ketetapan waktu, dan keandalan.

Pendekatan ekonomi informasi juga telah terbukti bernilai karena menekankan fakta adanya ketidakpastian. Sebagian besar akuntansi bekerja seakan-akan dunia ini sangat pasti. Beban penyusutan, salah satu contohnya, dihitung setiap periode, seakan-akan umur aktiva


(22)

merupakan sesuatu yang pastidan bukan suatu dugaan. Ekonomi informasi tentunya bukan yang pertama yang bersikeras bahwa para akuntan harus lebih memperhatikan ketidakpastian yang melekat dalam akuntansi.

TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)

Salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi adalah dengan memperluas model tersebut dari satu individu menjadi dua individu. Salah satu dua individu ini menjadi agen untuk yang lain yang disebut prinsipal, inilah yang mendasari judul teori keagenan. Si agen menutup kontrak untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal; prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan bagi si agen. Analoginya mungkin seperti antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan itu.

Para pemilik disebut evaluatorinformasi dalam konteks khusus ini; agen-agen mereka disebut pengambil keputusan. Evaluator informasi diasumsikan bertanggung jawab untuk memilih sistem informasi. Pilihan mereka harus dibuat sedemikian rupa sehingga para pengambil keputusan membuat keputusan terbaik demi kepentingan pemilik berdasarkan informasi yang tersedia bagi mereka. Dengan kata lain, aksi-aksi dilakukan oleh para agen sementara fungsi utilitas untuk kepentingan akhir adalah milik prinsipal. Masalah ini diperumit dengan adanya kebutuhan untuk juga memperhitungkan fungsi utilitas agen karena fungsi inilah yang menggerakkan aksi-aksi agen.

Karena prinsipal akan selalu tertarik pada hasil-hasil yang dihasilakn oleh agen mereka, teori keagenan memberikan tiang pokok bagi peranan penting akuntansi dalam menyediakan informasi setelah suatu kejadian: yang disebut sebagai peranan pascakeputusan. Peran ini seringkali diasosiasikan dengan peran pengurusan (stewardship) akuntansi, dimana seorang agen melapor kepada prinsipal tentang kejadian-kejadian dalam periode yang lalu. Inilah yang memberi akuntansi nilai umpan baliknya selain nilai prediktifnya.

Arsimentri Informasi. Penelitian terakhir dalam bidang teori keagenan memfokuskan pada masalah-masalah yang ditimbulkan oleh informasi yang tidak lengkap yaitu, ketika tidak semua keadaan diketahui oleh kedua belah pihak dan, sebagai akibatnya, ketika konsekuensi-konsekuensi tertentu tidak dipertimbangkan oleh pihak-pihak tersebut. Situasi seperti ini dikenal sebagai arsimetriinformasi (information asymmetries).


(23)

TEORI KEPUTUSAN MULTIPRIBADI (MULTIPERSON DECISION THEORY)

Sejauh ini pembahasan kita mengenai pengambilan keputusan dan permintaan akan informasi yang dihasilkannya difokuskan pada pilihan-pilihan yang diambil oleh orang per orang, bahkan dalam teori keagenan sekalipun kita memusatkan perhatian pada seorang pemilik yang memilih sistem informasi.

Sebuah cara yang umum untuk mencoba merangkum keinginan masyarakat adalah dengan pemungutan suara mayoritas. Akan tetapi, pertimbangkan dahulu skenario berikut ini. Sebuah senat mahasiswa perlu mengadakan pemungutan suara mengenai apakah akan mengusulkan pembangunan gedung untuk sebuah perkumpulan mahasiswa yang baru dibentuk. Sebagian mahasiswa merasa bahwa gedung itu harus mempunyai pub; lainnya merasa sama kuatnya bahwa gedung itu harus “kering”(tanpa minuman keras). Kelompok lain merasa bahwa perkumpulan itu hanya membuang-buang waktu saja. Preferensi di antara tiga kelompok untuk ketiga pilihan itu tampak sebagai berikut, dengan angka-angka menunjukkan peringkat :

Kelompok I II III

A: Perkumpulan dengan pub B: Perkumpulan tanpa pub C: Tidak perlu ada perkumpulan

1 2 3

2 3 1

3 1 2

Berdasarkan peringkat ini, kelompok II dan III lebih menyukai perkumpulan dengan pub daripada perkumpulan tanpa pub; kelompok I dan II lebih menyukai perkumpulan tanpa pub daripada tidak ada perkumpulan sama sekali. Keadaan menunjukkan bahwa yang akan terpilih adalah perkumpulan dengan pub.

A > B dan B > C A adalah pilihan mayoritas

Sebenarnya, jika pemungutan suara itu diatur dengan agak sedikit berbeda, agar perkumpulan dengan pub dibandingkan dengan tidak ada perkumpulan sama sekali, pemungutan suara antara tidak ada perkumpulan sama sekali dan perkumpulan tanpa pub akan menghasilkan pilihan untuk yang terakhr. Pemeriksaan atas peringkat memperlihatkan bahwa :

C > A dan B > C B adalah pilihan mayoritas

Dengan kata lain, kita dapat menentukan hasil cukup dengan mengatur urutan pilihan. Oleh karena itu, pilihan mayoritas tidaklah konklusif. Dengan kata lain, pilihan mayoritas tidak


(24)

menghasilkan suatu fungsi utilitas agregat yang selanjutnya dapat digunakan oleh para regulator untuk menentukan apakah suatu keputusan tertentu akan memenuhi keinginan populasi.

PENDEKATAN DESKRIPTIF

Bagian ini akan difokuskan pada upaya memahami bagaimana keputusan-keputusan sesungguhnya dibuat. Pembahasannya akan terpusat pada dua pertanyaan yang dipertimbangkan oleh para periset :

1. Bagaimana perusahaan memutuskan informasi mana yang harus diterbitkan ? Bagaimana, dengan kata lain, perusahaan memutuskan kebijakkan pelaporan keuangan ?

2. Bagaimana individu memproses informasi yang mereka terima dalam mengambil keputusan ? Apakah teknik-teknik pemrosesan secara sistematis berbeda untuk setiap individu ?

Selama ini terdapat dua arah utama dalam riset akuntansi dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Pendekatan yang satu didasarkan pada literatur psikologi dan mencoba memahami bagaimana individu menggunakan perangkat informasi tertentu. Pendekatan ini dikenal luas sebagai akuntansi perilaku (behavioral accounting), kedua cabang akuntansi perilaku yang menjadi pembahsaan disini adalah pemrosesan informasi oleh manusia ( human information processing ) dan teori kognitif. Pendekatan lainnya didasarkan pada literatur tentang ekonomi informasi, teori keagenan, dan pasar yang efisien untuk membentuk hipotesis tentang bagaimana standar akuntansi ditetapkan. Pendekatan ini cenderung menangani individu-individu secara keseluruhan. Pendekatan ini lebih memperhatikan keputusan organisasi daripada keputusan pemakai tertentu. Pendekatan ini memilih untuk menyebut diri akuntansi positif.

Walaupun demikian, hanya ada sedikit integritas antara akuntansiperilaku dan positif. Keduanya berbeda dalam hal tingkatan analisis, yang satu meneliti perilaku agregat, yang lainnya meneliti perilaku individu. Keduanya juga berbeda dalam asumsi tentang kemampuan kognitif manusia. Model ekonomi yang standar banyak memanfaatkan rasionalitas dan mengasumsikan bahwa manusia memiliki kekuatan komputasi yang tak terbatas dalam memaksimalkan utilitas mereka. Model perilaku yang standarcenderung lebih menerima perilaku yang irasional karena model ini didasarkan pada premis bahwa manusia mempunyai kekuatan komputasi yang sangat terbatas. Singkat kata, kedua pendekatan tersebut cukup antagonistik satu sama lainnya.


(25)

KEBIJAKAN PELAPORAN KORPORASI

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu pertanyaan yang oleh para periset akuntansi dicoba untuk dikaji secara empiris adalah bagaimana perusahaan-perusahaan memilih prosedur akuntansi yang mereka gunakan. Para akuntan aliran positif telah menjadikan pertanyaan ini simpanan khusus mereka. Mereka mendasarkan hipotesis-hipotesis mereka pada teori keputusan normative yang dibahas dalam bagian terdahulu. Dari sini mereka membuat serangkaian hipotesis, didukung oleh data, yang relatif provokatif yang telah mereka uji.

Bahasa yang digunakan dalam akuntansi positif adalah bahasa kontrak atau perjanjian. Para investor, konsumen, manajemen, pegawai, dan pihak-pihak lainnya diasumsikan membuat kontrak-kontrak yang eksplisit ataupun implisit satu dengan lainnya. Kita harus berasumsi bahwa kontrak-kontrak ini mahal biaya pembuatan dan pembatalannya; jika tidak, pihak-pihak tersebut akan membuat dan membatalkan kontrak tanpa ada hukuman. Maka pertanyaannya menjadi:

 Pihak mana dalam kontrak yang meraup imbalan?  Pihak mana yang menanggung risiko?

 Atas keluaran-keluaran apa hasil-hasil ini didasarkan?

Karena kontrak menetapkan hak-hak, pendekatan ini kadang-kadang disebut sebagai teori ekonomi hak properti (property right).

Salah satu sumbangan yang penting dari akuntansi positif adalah peringatannya yang tepat waktu bahwa kontrak-kontrak dibuat dalam konteks pasar. Dan jika pasar yang efisien itu dapat dipercaya, sebagian dari pasat-pasar ini sangatlah canggih. Akubatnya, persoalan yang mungkin dihadapi seorang prinsipal dalam memantau sebuah kontrak, karena adanya asimetri informasi, mungkin dapat dipecahkan oleh kekuatan-kekuatan pasar.

a. Kontrak antara Manajemen dan Pemilik

Salah satu bidang yang selama ini banyak diteliti dalam akuntansi positif menyangkut kontrak antara menajemen dan pemilik. Bidang ini sangat erat berkaitan dengan teori keagenan. Salah satu cara untuk memotivasi manajemen untuk melakukan hal ini adalah dengan member saham perusahaan kepada manajemen. Kemungkinan lainnya adalah member para manajer bonus bagi kinerja yang dikaitkan dengan harga saham.


(26)

Kreditor seringkali meminta manajemen untuk menandatangani kontrak yang melindungi kepentingan kreditor. Misalnya, manajemen memiliki dorongan alami untuk menerbitkan utang baru yang lebih senior dibandingkan utang lama, karena tindakan ini, dengan memperkecil risiko utang baru, akan menurunkan harganya. Senioritas utang itu, walaupun manajemen tidak memiliki kepentingan pribadi di dalamnya, menjadi perhatian utama pemberi utang yang ingin membuat kontrak dengan manajemen untuk memastikan bahwa hal ini tidak akan terjadi.

c. Kontrak antara Manajemen dan Masyarakat

Hipotesis ukutan menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan besar, secara politis terlihat mempunyai dorongan utnuk menangguhkan penghasilan ke periode-periode masa depan. Sedangkan hipotesis bonus dan utang/ekuitas menyatakan bahwa perusahaan besar akan mendasarkan keputusan yang berhubungan dengan akuntansi pada strategi yang menurunkan penghasilan agar tidak diperhatikan oleh para politisi.

ANALISIS KEUANGAN INDIVIDUAL

Pertanyaan kedua yang selama ini menarik perhatian para periset akuntansi adalah bagaimana pemakai menganalisis informasi yang mereka terima dalam mengambil keputusan. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut secara potensial penting karena jika perusahaan mengetahui dengan lebih tepat informasi apa yang diinginkan dan digunakan investor serta pihak-pihak lainnya, perusahaan dapat merancang laporan keuangan secara lebih spesifik untuk memudahkan pengambilan keputusan para pemakai tersebut. Sayangnya hasil-hasil eksperimen masih sepotong-sepoting dan membingungkan, dengan hanya sedikit temuan yang tampaknya konklusif.

Salah satu temuan yang tampaknya muncul secara konsisten adalah bahwa individu mempunyai kemampuan yang terbatas untuk memroses informasi. Temuan lainnya yang berkaitan adalah bahwa individu tampaknya menyukai jumlah informasi yang terbatas sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Hal ini mungkin merupakan akibat dari fakta bahwa daya ingat jangka pendek sebagian besar orang memang terbatas hanya bisa menampung tidak kurang dari tujuh hal. Jadi, orang cenderung menghilangkan informasi, dengan mengatakan bahwa informasi itu tidak signifikan atau tidak relevan. Mereka juga cenderung menggunakan informasi dalam bentuk agregat.


(27)

Namun, kelebihan informasi ini dikurangi dengan digunakannya bantuan teknis seperti computer. Yang lebih penting lagi, harus diakui bahwa orang kadang-kadang mengambil keputusan secara sendiri-sendiri.

Penelitian juga telah mengungkapkan bahwa orang yang mengandalkan prosedur-prosedur statistic yang subjektif bertindak dengan sikap yang memihak. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa individu memberikan tingkat kepastian yang lebih besar pada informasi yang tidak bisa diandalkan daripada yang seharusnya. Dengan kata lain, individu tampaknya tidak mengambil keputusan sesuai dengan teori-teori normative yang secara garis besar dibicarakan dalam bagian pertama bab ini.

Jadi, wajarlah jika mereka ingin menyederhanakan kompleksitas situasi itu sesuai dengan yang mereka rasakandan mengurangi ketidakpastian itu. Salah satunya dengan anchoring.

a. Penjangkaran (anchoring)

Selama ini sudah teramati bahwa individu memilih potongan-potongan informasi tertentu sebagai titik awal dan dengan menggunakan informasi lain yang tersedia, melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk membentuk prediksi. Misalnya seorang investor mungkin menggunakan angka penghasilan atau perhasilan per saham periode sebelumnya sebagai jangkar, lalu menambahkan informasi terakhir tentang kondisi ekonomi spesifik untuk perusahaan itu, lalu membuat prediksi penghasilan tahun berjalan.

Kesulitan dalam proses ini adalah bahwa individu biasanya gagal menyesuaikan diri sepenuhnya terhadap informasi baru, mereka tidak mengikuti aturan Bayes dalam merevisi probabilitas mereka sebelumnya. Jika menurut informasi baru diperlukan penyesuaian ke atas, estimasi atau prediksi kemungkinan lebih rendah daripada yang secara realistis dibenarkan. Sebaliknya, jika informasi baru mengindikasikan penyesuaian ke bawah, prediksinya kemungkinan terlalu tinggi. Konsep ini penting unutk akuntansi karena biasanya individu tidak menyadari adanya penyimpangan (bias) ini, dan kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa mereka sedang melakuakan suatu proses penjangkaran. Untuk mengurangi bias tersebut, pertama bahwa penting untuk angka-angka akuntansi mempunyai penafsiran semantis. Kedua, keadaani ini tampaknya member argument untuk sebanyak mungkin menggunakan harga pasar kini dan bukan harga historis.


(28)

Mungkin sebagai akibat dari penjangkaran, individu cenderung menampakkan perilaku yang dikenal sebagai fiksasi fungsional. Ini berarti bahwa individu mengasumsikan bahwa simbol-simbol, agregasi, atau pengganti yang mereka gunakan dalam melakukan pertimbangan tentang masa depan mempunyai arti dan relevansi yang sama dari waktu ke waktu, walaupun terjadi perubahan dalam apa yang diwakili oleh simbol tersebut atau dalam cara perhitungannya. Dalam akuntansi, disiratkan bahwa investor menggunakan angka-angka akuntansi secara konsisten sepanjang waktu tanpa melakukan penyesuaian penuh untuk memperhitungkan perubahan dalam teknik-teknik akuntansi. Temuan yang umum adalah bahwa investor memang beradaptasi terhadap perubahan dalam prosedur akuntansi dari waktu ke waktu, tetapi mereka tidak segera mengubah cara mereka menafsirkan arti dan arti penting angka penghasilan tersebut dalam melakukan pertimbangan yang menyangkut nilai perusahaan.

Temuan-temuan ini signifikan bagi pelaporan keuangan karena menyiratkan bahwa konsistensi dalam penggunaan prosedur akuntansi itu penting. Bahkan diadakan perubahan yang material dalam prosedur, angka-angka yang dihitung menurut kedua metode mungkin sebaiknya dilaporkan selama periode adaptasi. Selain itu juga terdapat implikasi bahwa klasifikasi dan agregasi akuntansi hanya memungkinkan dilakukannya sebanyak mungkin penafsiran semantic, artinya angka-angka akuntansi seharusnya ditafsirkan menurut realitas ekonomi, selama memungkinkan. Implikasi yang ketiga adalah bahwa dekomposisi data keuangan mungkin diinginkan untuk menghindari fiksasi fungsional pada angka-angka agregat, yang mungkin tidak dapat mengungkapkan hubungan-hubungan ekonomi yang fundamental.

c. Kesimpulan

Membuat model perilaku manusia yang “realistis” itu amat sangat sukar – model-model matematis tidak dengan mudah menangani perilaku yang tidak rasional bahkan perilaku yang memperlihatkan rasionalitas yang terbatas sekalipun. Walaupun ada kesulitan dalam meneliti proses keputusan individu yang dapat menuntun kebijakan akuntansi, terdapat banyak alasan untuk mempelajari sebanyak mungkin tentang pengambilan keputusan individual dalam konteks akuntansi. Alasan-alasan itu mencakup:


(29)

2. Kemungkinan memperbaiki perangkat informasi yang tersedia bagi individu dan pasar, walaupun hubungan dengan pasar saat ini masih belum jelas.

Kedua hal tersebut dapat memperbaiki alokasi sumber daya dalam perekonomian dan juga memperbaiki kesejahteraan individu. Tiga metode untuk mencapai hal-hal tersebut antara lain:

1. Riset atas proses keputusan individu dapat memberikan petunjuk mengenai informasi apa yang harus disertakan dalam laporan keuangan.

2. Model penetapan harga aktiva modal mengasumsikan keadaan tekonologi tertentu dalam penggunaan informasi.

3. Metode ketiga untuk memperbaiki kualitas keputusan investasi dan menurunkan biaya pemrosesan informasi adalah adanya kemungkinan membuat model-model keputusan investasi yang akan mengambil informasi yang tersedia dan memrosesnya sebagaimana yang akan dilakukan investor.

SUATU SINTESIS

Apa yang muncul dalam bagian ini adalah konflik besar antara cara orang sesungguhnya mengambil keputusan dan cara teori normative menggambarkan perilaku yang rasional. Misalnya, suatu karakteristik yang mengganggu dalam fiksasi fungsional adalah bahwa sepintas lalu hal itu tidak konsisten dengan perilaku rasional. Rasionalitas menyatakan bahwa orang seharusnya tidak bereaksi terhadap perubahan akuntansi yang tidak mempunyai implikasi ekonomi yang substantif. Tetapi ada alasan-alasan untuk mempercayai bahwa perbedaan atau kedua pendekatan ini mungkin lebih kelihatan ada daripada benar-benar ada.

Pertama, penelitian perilaku dilakukan pada tingkatan individual. Heurist merupakan deskripsi bias-bias yang potensial dalam proses keputusan investasi individu. Penelitian pasar dilakukan pada tingkatan agregat. Tidak ada cara ini untuk mengetahui bagaimana bias-bias individu ini secara agregat berusaha mempengaruhi harga pasar. Karena analisis yang satu dilakukan pada tingkatan individu dan yang lainnya pada tingkatan agregat, keduanya tidak mesti saling berkaitan. Ini tidak berarti bahwa bias dalam penjangkaran tidak penting bagi instansi pada tingkatan agregat. Bias-bias itu mungkin mempengaruhi kesejahteraan individu dan memungkinkan terjadinya distribusi sekuritas yang kurang optimal di antara para investor.


(30)

Kedua, biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak kontrak ditandatangani berdasarkan angka-angka akuntansi. Bonus manajer, misalnya, seringkali didasarkan pada penghasilan bersih. Kontrak-kontrak ini karena mahal pembuatannya, tidak selalu diubah bila aturan-aturan akuntansi berubah karena apa yang tidak mempunyai implikasi ekonomi yang substantif bagi suatu perusahaan mungkin tetap memiliki implikasi ekonomi yang substantif bagi individu tertentu.

Walaupun demikian, konflik ini sebaiknya tidak diabaikan seluruhnya. Ada dua pandangan yang sangat berbeda tentang perilaku manusia. Yang pertama, dimulai dengan seorang manusia yang rasional yang memiliki kekuatan komputasi yang super, tetapi kemudian memperhitungkan adanya biaya-biaya untuk melakukan perhitungan-perhitungan itu. Yang lainnya dimulai dengan seorang manusia yang tidak begitu rasional dan sangat bisa berbuat salah, yang mengandalkan aturan-aturan praktis – berapapun biayanya. Ilmu pengetahuan bekerja dengan menolak teori-teori. Jika kita terlalu banyak mencoba membuat sintesis, kita menghadapi risiko mengaburkan teori-teori kita sehingga teori-teori itu jadi tidak mungkin ditolak. Ilmu pengetahuan lalu menjadi dogma.


(31)

PENDEKATAN ETIKA UTILITARIANISME

Jenis ilmu ekonomi neoklasik tradisional yang sejauh ini kita bahas didasarkan pada teori utilitas, yang merupakan sebuah contoh teori teleologi karena memfokuskan hampir seluruhnya pada konsekuensi-konsekuensi aksi kita. Dalam bentuk klasiknya, penganut teori ini menyatakan bahwa kita harus bertindak untuk memaksimalkan utilitas. Secara mudahnya kita harus memaksimalkan kebahagiaan kita. Dalam kebanyakan teori ekonomi, utilitas seseorang didasarkan hanya pada kepentingan orang itu sendiri. Secara restriktif lagi, utilitas paling sering diasumsikan hanya merupakan fungsi dari kekayaan pribadi. Jelaslah, hal ini memberlakukan suatu pembatasan pada yang dapat dikatakan model-model ekonomi tentang kesejahteraan total.

Dalam pandangan ini, peran regulator adalah memaksimalkan utilitas seluruh anggota masyarakat. Dilema yang segera muncul adalah kesulitan, jika bukan ketidakmungkinan, untuk membandingkan utilitas-utilitas individu. Ini adalah situasi di mana tidak mungkin lagi memperbaiki keadaan individu tertentu tanpa membahayakan keadaan individu lainnya. Argumentasinya adalah bahwa selama orang dapat memperbaiki keadaannya tanpa membahayakan orang lain, ia harus melakukannya, berarti aka nada persetujuan dengan suara bulat untuk bergeser ke titik optimalitas Pareto tetapi setelah itu aka nada ketidaksetujuan. Hal ini menyiratkan bahwa para regulatorakan mendapat persetujuan dari masyarakat selama mereka bergerak kea rah suatu titik optimal Pareto tetapi setelah itu mereka boleh berharap akan menghadapi banyak argumentasi.

Optimalitas Pareto meninggalkan sejumlah masalah yang belum terpecahkan. Misalnya, walaupun dapat diperlihatkan bahwa dalam suatu perekonomian yang kompetitif sempurna, para individu akan melakukan jual beli sampai tercapai suatu titik optimal Pareto dalam proses yang oleh Adam Smith disebut sebagai “tangan yang tidak kelihatan,” titik optimal Pareto yang tepat yang dicapai seseorang merupakan fungsi dari titik mulai orang tersebut.

Masalah yang kedua timbul dari yang pertama: Tak ada jaminan bahwa masyarakat akan lebih menyukai suatu solusi menurut optimalitas Pareto.

Tampaknya beberapa keputusan yang harus dihadapi FASB melibatkan pilihan-pilihan yang akan memperbaiki nasib sebagian masyarakat dan tidak merugikan siapapun. Sebagian besar pilihan menyangkut penyediaan informasi yang berpotensi memindahkan kekayaan dari suatu kelompok ke kelompok lainnya. Dengan kata lain, pelaporan keuangan mempunyai


(32)

konsekuensi-konsekuensi ekonomi yang pasti dan menyebabkan kelompok-kelompok melobi FASB agar menyokong, atau menentang, berbagai usulan.

Dalam banyak kasus, bagian “Dasar Kesimpulan” dalam standar yang terkait menguraikan sebagian dari usaha-usaha ini serta perhatian yang dicurahkan FASB pada suatu argumentasi tentang konsekuensi ekonomi.

Masalah lainnya bagi akuntansi dalam pendekatan utilitas yang sempit terhadap informasi adalah tidak adanya, dan sesungguhnya tidak mungkin ada, suatu kebenaran objektif dalam seting ini. Sebaliknya, informasi merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan seperti semua barang lainnya. Karena luasnya keragaman preferensi untuk komoditas seperti mobil dan pakaian, tidaklah mengejutkan bagi mereka yang berpegang pada pandangan ini bahwa di sini pun tidak ada consensus. Yang lainnya merasa lebih tidak enak lagi dengan kesimpulan ini.

HAK-HAK MANUSIA

Suatu pendekatan alternative untuk membahas pertanyaan yang menyangkut informasi keuangan apa yang harus disediakan bagi pemakai potensial dimulai dengan teori deontologi yang, akan kita ingat nanti, mengabaikan konsekuensi. Teori-teori deontology dibagi menurut berbagai cara yang berlainan. Untuk keperluan kita, pembedaan yang paling bermanfaat adalah yang membedakan teori hak-hak manusia di satu pihak dengan teori keadilan di pihak lain. Para ahli pendukung teori hak-hak manusia menyatakan bahwa kita semua mempunyai hak-hak alami hanya karena kita adalah manusia. Di antaranya adalah hak untuk mengetahui. Pemerintah berkewajiban untuk mengungkapkan aksi-aksinya kepada masyarakat, bukan karena hal itu akan meningkatkan kesejahteraan sosial, tetapi hanya karena itu adalah hak para pemberi suara. Dengan alasan yang sama, masyarakat mempunyai hak atas informasi keuangan tentang perusahaan, karena perusahaan-perusahaan bisa berdiri hanya karena masyarakat mengizinkan. Pendekatan ini membuat English Accounting Standards Steering Committee menyimpulkan bahwa:

tujuan dasar laporan-laporan korporasi adalah mengkomunikasikan ukuran-ukuran ekonomi dan informasi tentang sumber daya dan kinerja satuan usaha pelapor, yang berguna bagi mereka yang mempunyai hak yang layak atas informasi tersebut.

Hak yang layak atas informasi itu ada jika aktivitas suatu organisasi bersinggungan atau mungkin bersinggungan dengan kepentingan kelompok pemakai.


(33)

Para ahli pendukung teori hak-hak manusia berpendapat bahwa hanya “petimbangan praktis mengeai biaya dan kerahasiaan” yang dapat membatasi hak untuk mengetahui yang mendasar ini.

Netralitas. Pemahaman hak-hak memungkinkan orang memeriksa kembali beberapa posisi yang diambil FASB. Misalnya, salah satu dilemma FASB adalah bahwa banyak dari standar-standarnya yang mempunyai konsekuensi ekonomi bagi para konstituennya, bagi sebagian merugikan, bagi yang lain menguntungkan. Walaupun demikian, FASB selama ini terus berpendapat bahwa peranannya adalah menyediakan informasi yang netral dan tidak memihak.

KEADILAN DAN KEWAJARAN

Konsep keadilan (justice) membentuk cabang lain dalam pendekatan deontologi terhadap etika. Para pendukung teori keadilan berpendapat bahwa aksi-aksi yang tepat seharusnya diarahkan bukan oleh tujuan akhir, bukan pula oleh hak para individu, melainkan oleh apakah aksi-aksi itu secara inheren adil, yaitu, apakah aksi-aksi itu wajar atau tidak. Seperti yang biasa digunakan dalam laporan auditor, istilah wajar itu hanya berarti bahwa seorang auditor telah menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan secara resmi; akan tetapi, beberapa akuntan terkemuka menggunakan istilah itu dalam setting yang lebih luas. Ahli teori akuntansi DR Scott, misalnya, berupaya mendasarkan standar-standar akuntansi pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Keadilan (perlakuan yang adil harus diberikan pada semua kepentingan yang terlibat dalam situasi keuangan yang dicakup oleh akun-akun)

2. Kebenaran (akun-akun tidak boleh menjadi alat untuk melakukan kesalahan penyajian) 3. Kewajaran (aturan akuntansi, prosedur, dan sebagainya tidak boleh hanya melayani

kepentingan tertentu)

Maurice Moonitz, direktur riset APB, setuju dengan pendapat Scott, dan menyatakan bahwa pendekatan berdasarkan kegunaan terhadap akuntansi dapat dengan mudah menyebabkan akuntansi terjebak oleh kelompok-kelompok yang berkepentingan khusus seperti “masyarakat bisnis, atau badan-badan regulator, atau para investor, atau para penagih pajak.”

Profesor James Patillo dari Lousiana State selanjutnya menegaskan bahwa “tujuan utama akuntansi keuangan adalah memberikan suatu representasi keuangan mengenai hak-hak dan kepentingan ekonomis relative segmen-segmen dalam perekonomian. Standar dasar dalam


(34)

mencapai tujuan ini adalah kewajaran bagi semua pihak atau segmen perekonomian. Arthur Andersen & Co., karena kepemimpinan Leonard Spacek dalam firma itu, tidak mengejutkan jika menyatakan “laporan keuangan haruslah wajar bagi semua pemakai dan menjadi dasar untuk memecahkan kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan dengan cara yang mengakui keberadaan hak dan kepentingan ekonomi yang ditetapkan menurut hukum.” Memang menarik untuk mempertimbangkan dari perspektif ini bahwa sebuah neraca sebenarnya adalah daftar mengenai hak-hak etika (aktiva) dan kewajiban etika (kewajiban) suatu perusahaan.

Kontrak merupakan sebutan sebagian orang untuk menggambarkan izin atas berdirinya suatu perusahaan, baik implisit maupun eksplisit, antara perusahaan dan para pemegang penyertaannya. Teori akuntansi modern banyak memanfaatkan konsep ini, tetapi melakukannya dalam konteks utilitaianisme yang egoistis. Pihak-pihak dalam suatu kontrak diasumsikan memaksimalkan kepentingan diri mereka sendiri. Hal ini diasumsikan agar individu berusaha meminimalkan upaya mereka untuk mencapai tingkat imbalan tertentu di mana minimisasi mencakup juga usaha melalaikan, bila memungkinkan. Para pemilik dan manajer mencoba memantau perilaku ini untuk memaksimalkan imbalan mereka sendiri seraya meminimalkan upaya mereka sendiri.

Suatu alternative terhadap teori kontrak menggunakan pendekatan kewajaran. Alternative ini menyatakan bahwa kewajiban perusahaan didefinisikan menurut kontrak-kontraknya dengan para pemegang penyertaannya. Pelanggaran salah satu kontrak ini berarti pelanggaran prinsip kewajaran. Dalam pandangan ini kontrak-kontrak tidak dipertahankan karena pertimbangan utilitarian, tetapi karena jika melakukan sebaliknya berarti melanggar kesepakatan. Melanggar kesepakatan oleh para pendukung teori keadilan disamakan dengan melanggar janji. Jika memenuhi janji, berapapun biaya atau manfaatnya dalam kasus tertentu dianggap lebih diinginkan oleh masyarakat, maka kita dapat berharap kontrak-kontrak akan dihargai tanpa memperhatikan apakah ada pemantauan atau tidak. Menurut istilah utilitarian, kejujuran bisa menjadi pengganti yang murah bagi auditing.

PENDEKATAN POSITIF TERHADAP ETIKA

Kata moral dan etika masing-masing diturunkan dari kata Latin mores dan kata Yunani ethos, dan hanya berarti kebiasaan – yaitu, cara orang-orang sebenarnya berperilaku. Sekarang ini, etika tanpa kecuali dilihat sebagai bagaimana orang seharusnya berperilaku, dan tidak


(35)

berperilaku. Etika dapat menjadi suatu pelajaran tentang kebiasaan yang sebenarnya mengatur perilaku masyarakat. Teori ekonomi, yang didasarkan pada utilitarianisme, cenderung menyepelekan kebiasaan karena alasan yang agak historis.

Utilitarianisme merupakan produk sebuah kelompok politik di Inggris yang diberi nama Whigs oleh para oponennya, kelompok Tories. Kelompok Tories mewakili kemapanan pada zaman itu (masyarakat dan pemerintah yang berada dalam kerajaan). Kelompok Whigs, yang menentang kerajaan, berupaya meletakkan sumber kewenangan moral dalam individu. Perdebatan politik yang sudah berumur 300 tahun ini terus menggerakkan diskusi-diskusi saat ini mengenai bagaimana keputusan itu seharusnya dan bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Akuntansi positif terutama merupakan produk konservatisme politis, keturunan modern Whig abad ke-17. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bahwa sebagian besar riset mereka memberikan hasil-hasil yang sebagian besar negative tentang peranan pemerintah.

Dengan menoleh ke belakang, keputusan dipengaruhi baik oleh kebiasaan sosial maupun perhitungan perorangan. Pilihan-pilihan perorangan dibatasi oleh kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungan mereka. Banyak alternative yang terlewatkan dalam melakukan perhitungan yang berhubungan dengan keputusan, karena alternatif-alternatif itu ilegal atau tidak mutakhir. Oleh karena itu, etika seringkali memberikan kerangka dasar di mana keputusan-keputusan diambil.

Kebiasaan bukanlah satu-satunya faktor yang membatasi perhitungan. Sigmund Freud, misalnya, memberikan pandangan yang luas tentang bagaimana nafsu dan kekuasaan simpang siur di alam bawah sadar dan menggerkakkan banyak keputusan. Para akademisi mungkin selama ini menyepelekan daya tarik seksual dan lebih memilih perhitungan rasional; masyarakat bisnis tidak. Sampai sejauh mana dorongan-dorongan ini dapat dieksploitasi saja sudah menjadi sasaran standar etika, yaitu, anggapan masyarakat tentang apa yang benar dan salah pada titik waktu tertentu, tanpa memperhatikan kekayaan yang terlibat.

Oleh karena itu, etika mempunyai peran yang secara potensial penting dalam memperdalam pemahaman kita tentang sifat akuntansi.


(1)

Kedua, biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak kontrak ditandatangani berdasarkan angka-angka akuntansi. Bonus manajer, misalnya, seringkali didasarkan pada penghasilan bersih. Kontrak-kontrak ini karena mahal pembuatannya, tidak selalu diubah bila aturan-aturan akuntansi berubah karena apa yang tidak mempunyai implikasi ekonomi yang substantif bagi suatu perusahaan mungkin tetap memiliki implikasi ekonomi yang substantif bagi individu tertentu.

Walaupun demikian, konflik ini sebaiknya tidak diabaikan seluruhnya. Ada dua pandangan yang sangat berbeda tentang perilaku manusia. Yang pertama, dimulai dengan seorang manusia yang rasional yang memiliki kekuatan komputasi yang super, tetapi kemudian memperhitungkan adanya biaya-biaya untuk melakukan perhitungan-perhitungan itu. Yang lainnya dimulai dengan seorang manusia yang tidak begitu rasional dan sangat bisa berbuat salah, yang mengandalkan aturan-aturan praktis – berapapun biayanya. Ilmu pengetahuan bekerja dengan menolak teori-teori. Jika kita terlalu banyak mencoba membuat sintesis, kita menghadapi risiko mengaburkan teori-teori kita sehingga teori-teori itu jadi tidak mungkin ditolak. Ilmu pengetahuan lalu menjadi dogma.


(2)

PENDEKATAN ETIKA UTILITARIANISME

Jenis ilmu ekonomi neoklasik tradisional yang sejauh ini kita bahas didasarkan pada teori utilitas, yang merupakan sebuah contoh teori teleologi karena memfokuskan hampir seluruhnya pada konsekuensi-konsekuensi aksi kita. Dalam bentuk klasiknya, penganut teori ini menyatakan bahwa kita harus bertindak untuk memaksimalkan utilitas. Secara mudahnya kita harus memaksimalkan kebahagiaan kita. Dalam kebanyakan teori ekonomi, utilitas seseorang didasarkan hanya pada kepentingan orang itu sendiri. Secara restriktif lagi, utilitas paling sering diasumsikan hanya merupakan fungsi dari kekayaan pribadi. Jelaslah, hal ini memberlakukan suatu pembatasan pada yang dapat dikatakan model-model ekonomi tentang kesejahteraan total.

Dalam pandangan ini, peran regulator adalah memaksimalkan utilitas seluruh anggota masyarakat. Dilema yang segera muncul adalah kesulitan, jika bukan ketidakmungkinan, untuk membandingkan utilitas-utilitas individu. Ini adalah situasi di mana tidak mungkin lagi memperbaiki keadaan individu tertentu tanpa membahayakan keadaan individu lainnya. Argumentasinya adalah bahwa selama orang dapat memperbaiki keadaannya tanpa membahayakan orang lain, ia harus melakukannya, berarti aka nada persetujuan dengan suara bulat untuk bergeser ke titik optimalitas Pareto tetapi setelah itu aka nada ketidaksetujuan. Hal ini menyiratkan bahwa para regulatorakan mendapat persetujuan dari masyarakat selama mereka bergerak kea rah suatu titik optimal Pareto tetapi setelah itu mereka boleh berharap akan menghadapi banyak argumentasi.

Optimalitas Pareto meninggalkan sejumlah masalah yang belum terpecahkan. Misalnya, walaupun dapat diperlihatkan bahwa dalam suatu perekonomian yang kompetitif sempurna, para individu akan melakukan jual beli sampai tercapai suatu titik optimal Pareto dalam proses yang oleh Adam Smith disebut sebagai “tangan yang tidak kelihatan,” titik optimal Pareto yang tepat yang dicapai seseorang merupakan fungsi dari titik mulai orang tersebut.

Masalah yang kedua timbul dari yang pertama: Tak ada jaminan bahwa masyarakat akan lebih menyukai suatu solusi menurut optimalitas Pareto.

Tampaknya beberapa keputusan yang harus dihadapi FASB melibatkan pilihan-pilihan yang akan memperbaiki nasib sebagian masyarakat dan tidak merugikan siapapun. Sebagian besar pilihan menyangkut penyediaan informasi yang berpotensi memindahkan kekayaan dari suatu kelompok ke kelompok lainnya. Dengan kata lain, pelaporan keuangan mempunyai


(3)

konsekuensi-konsekuensi ekonomi yang pasti dan menyebabkan kelompok-kelompok melobi FASB agar menyokong, atau menentang, berbagai usulan.

Dalam banyak kasus, bagian “Dasar Kesimpulan” dalam standar yang terkait menguraikan sebagian dari usaha-usaha ini serta perhatian yang dicurahkan FASB pada suatu argumentasi tentang konsekuensi ekonomi.

Masalah lainnya bagi akuntansi dalam pendekatan utilitas yang sempit terhadap informasi adalah tidak adanya, dan sesungguhnya tidak mungkin ada, suatu kebenaran objektif dalam seting ini. Sebaliknya, informasi merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan seperti semua barang lainnya. Karena luasnya keragaman preferensi untuk komoditas seperti mobil dan pakaian, tidaklah mengejutkan bagi mereka yang berpegang pada pandangan ini bahwa di sini pun tidak ada consensus. Yang lainnya merasa lebih tidak enak lagi dengan kesimpulan ini.

HAK-HAK MANUSIA

Suatu pendekatan alternative untuk membahas pertanyaan yang menyangkut informasi keuangan apa yang harus disediakan bagi pemakai potensial dimulai dengan teori deontologi yang, akan kita ingat nanti, mengabaikan konsekuensi. Teori-teori deontology dibagi menurut berbagai cara yang berlainan. Untuk keperluan kita, pembedaan yang paling bermanfaat adalah yang membedakan teori hak-hak manusia di satu pihak dengan teori keadilan di pihak lain. Para ahli pendukung teori hak-hak manusia menyatakan bahwa kita semua mempunyai hak-hak alami hanya karena kita adalah manusia. Di antaranya adalah hak untuk mengetahui. Pemerintah berkewajiban untuk mengungkapkan aksi-aksinya kepada masyarakat, bukan karena hal itu akan meningkatkan kesejahteraan sosial, tetapi hanya karena itu adalah hak para pemberi suara. Dengan alasan yang sama, masyarakat mempunyai hak atas informasi keuangan tentang perusahaan, karena perusahaan-perusahaan bisa berdiri hanya karena masyarakat mengizinkan. Pendekatan ini membuat English Accounting Standards Steering Committee menyimpulkan bahwa:

tujuan dasar laporan-laporan korporasi adalah mengkomunikasikan ukuran-ukuran ekonomi dan informasi tentang sumber daya dan kinerja satuan usaha pelapor, yang berguna bagi mereka yang mempunyai hak yang layak atas informasi tersebut.

Hak yang layak atas informasi itu ada jika aktivitas suatu organisasi bersinggungan atau mungkin bersinggungan dengan kepentingan kelompok pemakai.


(4)

Para ahli pendukung teori hak-hak manusia berpendapat bahwa hanya “petimbangan praktis mengeai biaya dan kerahasiaan” yang dapat membatasi hak untuk mengetahui yang mendasar ini.

Netralitas. Pemahaman hak-hak memungkinkan orang memeriksa kembali beberapa posisi yang diambil FASB. Misalnya, salah satu dilemma FASB adalah bahwa banyak dari standar-standarnya yang mempunyai konsekuensi ekonomi bagi para konstituennya, bagi sebagian merugikan, bagi yang lain menguntungkan. Walaupun demikian, FASB selama ini terus berpendapat bahwa peranannya adalah menyediakan informasi yang netral dan tidak memihak.

KEADILAN DAN KEWAJARAN

Konsep keadilan (justice) membentuk cabang lain dalam pendekatan deontologi terhadap etika. Para pendukung teori keadilan berpendapat bahwa aksi-aksi yang tepat seharusnya diarahkan bukan oleh tujuan akhir, bukan pula oleh hak para individu, melainkan oleh apakah aksi-aksi itu secara inheren adil, yaitu, apakah aksi-aksi itu wajar atau tidak. Seperti yang biasa digunakan dalam laporan auditor, istilah wajar itu hanya berarti bahwa seorang auditor telah menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan secara resmi; akan tetapi, beberapa akuntan terkemuka menggunakan istilah itu dalam setting yang lebih luas. Ahli teori akuntansi DR Scott, misalnya, berupaya mendasarkan standar-standar akuntansi pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Keadilan (perlakuan yang adil harus diberikan pada semua kepentingan yang terlibat dalam situasi keuangan yang dicakup oleh akun-akun)

2. Kebenaran (akun-akun tidak boleh menjadi alat untuk melakukan kesalahan penyajian) 3. Kewajaran (aturan akuntansi, prosedur, dan sebagainya tidak boleh hanya melayani

kepentingan tertentu)

Maurice Moonitz, direktur riset APB, setuju dengan pendapat Scott, dan menyatakan bahwa pendekatan berdasarkan kegunaan terhadap akuntansi dapat dengan mudah menyebabkan akuntansi terjebak oleh kelompok-kelompok yang berkepentingan khusus seperti “masyarakat bisnis, atau badan-badan regulator, atau para investor, atau para penagih pajak.”

Profesor James Patillo dari Lousiana State selanjutnya menegaskan bahwa “tujuan utama akuntansi keuangan adalah memberikan suatu representasi keuangan mengenai hak-hak dan kepentingan ekonomis relative segmen-segmen dalam perekonomian. Standar dasar dalam


(5)

mencapai tujuan ini adalah kewajaran bagi semua pihak atau segmen perekonomian. Arthur Andersen & Co., karena kepemimpinan Leonard Spacek dalam firma itu, tidak mengejutkan jika menyatakan “laporan keuangan haruslah wajar bagi semua pemakai dan menjadi dasar untuk memecahkan kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan dengan cara yang mengakui keberadaan hak dan kepentingan ekonomi yang ditetapkan menurut hukum.” Memang menarik untuk mempertimbangkan dari perspektif ini bahwa sebuah neraca sebenarnya adalah daftar mengenai hak-hak etika (aktiva) dan kewajiban etika (kewajiban) suatu perusahaan.

Kontrak merupakan sebutan sebagian orang untuk menggambarkan izin atas berdirinya suatu perusahaan, baik implisit maupun eksplisit, antara perusahaan dan para pemegang penyertaannya. Teori akuntansi modern banyak memanfaatkan konsep ini, tetapi melakukannya dalam konteks utilitaianisme yang egoistis. Pihak-pihak dalam suatu kontrak diasumsikan memaksimalkan kepentingan diri mereka sendiri. Hal ini diasumsikan agar individu berusaha meminimalkan upaya mereka untuk mencapai tingkat imbalan tertentu di mana minimisasi mencakup juga usaha melalaikan, bila memungkinkan. Para pemilik dan manajer mencoba memantau perilaku ini untuk memaksimalkan imbalan mereka sendiri seraya meminimalkan upaya mereka sendiri.

Suatu alternative terhadap teori kontrak menggunakan pendekatan kewajaran. Alternative ini menyatakan bahwa kewajiban perusahaan didefinisikan menurut kontrak-kontraknya dengan para pemegang penyertaannya. Pelanggaran salah satu kontrak ini berarti pelanggaran prinsip kewajaran. Dalam pandangan ini kontrak-kontrak tidak dipertahankan karena pertimbangan utilitarian, tetapi karena jika melakukan sebaliknya berarti melanggar kesepakatan. Melanggar kesepakatan oleh para pendukung teori keadilan disamakan dengan melanggar janji. Jika memenuhi janji, berapapun biaya atau manfaatnya dalam kasus tertentu dianggap lebih diinginkan oleh masyarakat, maka kita dapat berharap kontrak-kontrak akan dihargai tanpa memperhatikan apakah ada pemantauan atau tidak. Menurut istilah utilitarian, kejujuran bisa menjadi pengganti yang murah bagi auditing.

PENDEKATAN POSITIF TERHADAP ETIKA

Kata moral dan etika masing-masing diturunkan dari kata Latin mores dan kata Yunani ethos, dan hanya berarti kebiasaan – yaitu, cara orang-orang sebenarnya berperilaku. Sekarang ini, etika tanpa kecuali dilihat sebagai bagaimana orang seharusnya berperilaku, dan tidak


(6)

berperilaku. Etika dapat menjadi suatu pelajaran tentang kebiasaan yang sebenarnya mengatur perilaku masyarakat. Teori ekonomi, yang didasarkan pada utilitarianisme, cenderung menyepelekan kebiasaan karena alasan yang agak historis.

Utilitarianisme merupakan produk sebuah kelompok politik di Inggris yang diberi nama Whigs oleh para oponennya, kelompok Tories. Kelompok Tories mewakili kemapanan pada zaman itu (masyarakat dan pemerintah yang berada dalam kerajaan). Kelompok Whigs, yang menentang kerajaan, berupaya meletakkan sumber kewenangan moral dalam individu. Perdebatan politik yang sudah berumur 300 tahun ini terus menggerakkan diskusi-diskusi saat ini mengenai bagaimana keputusan itu seharusnya dan bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Akuntansi positif terutama merupakan produk konservatisme politis, keturunan modern Whig abad ke-17. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bahwa sebagian besar riset mereka memberikan hasil-hasil yang sebagian besar negative tentang peranan pemerintah.

Dengan menoleh ke belakang, keputusan dipengaruhi baik oleh kebiasaan sosial maupun perhitungan perorangan. Pilihan-pilihan perorangan dibatasi oleh kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungan mereka. Banyak alternative yang terlewatkan dalam melakukan perhitungan yang berhubungan dengan keputusan, karena alternatif-alternatif itu ilegal atau tidak mutakhir. Oleh karena itu, etika seringkali memberikan kerangka dasar di mana keputusan-keputusan diambil.

Kebiasaan bukanlah satu-satunya faktor yang membatasi perhitungan. Sigmund Freud, misalnya, memberikan pandangan yang luas tentang bagaimana nafsu dan kekuasaan simpang siur di alam bawah sadar dan menggerkakkan banyak keputusan. Para akademisi mungkin selama ini menyepelekan daya tarik seksual dan lebih memilih perhitungan rasional; masyarakat bisnis tidak. Sampai sejauh mana dorongan-dorongan ini dapat dieksploitasi saja sudah menjadi sasaran standar etika, yaitu, anggapan masyarakat tentang apa yang benar dan salah pada titik waktu tertentu, tanpa memperhatikan kekayaan yang terlibat.

Oleh karena itu, etika mempunyai peran yang secara potensial penting dalam memperdalam pemahaman kita tentang sifat akuntansi.