peristiwa yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, kematian, sakit, hamil, persalinan, hari tua, yang mengancam keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan tenaga kerja sebagai pihak ketiga yang berkepentingan. Apabila peristiwa itu benar terjadi akan menimbulkan hilang atau berkurangnya
penghasilan dan pelayanan yang bersangkutan. Peristiwa atau keadaan menjadi beban jaminan badan penyelenggara sebagai penanggung yaitu PT Jamsostek.
Jika peristiwa atau keadaan yang dijamin itu terjadi yang mengakibatkan hilang dan berkurangnya penghasilan. Badan penyelenggara sebagai penanggung
membayar santunan kepada para peserta sebagai tertanggung.
D. Peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Yang dapat menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja antara lain: 1. Pengusaha, yaitu orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
suatu perusahaan milik sendiri atau milik orang lain baik yang berkedudukan di Indonesia maupun di luar Indonesia. Pengusaha yang mempekerjakan
10sepuluh orang tenaga kerja atau membayar upah Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja. Pengusaha yang telah ikut program Jaminan Sosial Tenaga Kerja tetap menjadi peserta meskipun tidak lagi memenuhi persyaratan jumlah
tenaga kerja dan jumlah upah yang dibayarkan. 2. Tenaga Kerja, yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Anggota keluarga peserta, berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-05MEN1993 Pasal 1 adalah:
a Suami atau istri yang sah menjadi tanggungan tenaga kerja dan terdaftar pada badan penyelenggara.
b Anak Kandung, anak angkat dan anak tiri yang belum berusia 21 dua puluh satu tahun, belum menikah, tidak mempunyai pekerjaan, yang menjadi
tanggungan tenaga kerja dan terdaftar pada badan penyelenggara maksimum 3 tiga anak.
Dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, keluarga juga berhak mendapatkan manfaatnya. Selain itu, keluarga ahli waris dari tenaga kerja apabila
sewaktu-waktu ia meninggal dunia maka suamiistri dan anak yang akan menerima santunan dari PT Jamsostek. Hal ini mencegah agar hak tersebut
tidak jatuh kepada orang lain yang bukan keluarganya.
E. Perlindungan Tenaga Kerja 1. Prinsip Perlindungan Tenaga Kerja
Perlindungan tenaga kerja sangat mendapat perhatian dalam hukum ketenagakerjaan. Beberapa pasal dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan di antaranya mengatur hal itu. a.
Salah satu tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan Pasal
4 huruf c
b. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi
untuk memperoleh pekerjaan Pasal 5 c.
Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha Pasal 6
d. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh danatau meningkatkan
danatau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja Pasal 11
e. Setiap pekerjabutuh memilik kesempatan yang sama untuk mengikuti
pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya Pasal 12 ayat 3. f.
Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh
penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri Pasal 31. g.
Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilan, dan perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama Pasal 86 ayat 1.
h. Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Pasal 88 ayat 1. i.
Setiap pekerjaburuh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja Pasal 99 ayat 1.
j. Setiap pekerjaburuh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat
pekerjaserikat buruh Pasal 104 ayat 1.
20
20
Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,Bandung,2009, hal. 105.
2. Jenis dan Objek Perlindungan Tenaga Kerja
a. Jenis Perlindungan Tenaga Kerja a Perlindungan ekonomis
Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk jika tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya.
b Perlindungan sosial yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja dan
kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi. c. Perlindungan teknis
Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja.
Ketiga jenis perlindungan di atas mutlak harus dipahami dan dilaksanakan sebaik- baiknya oleh pengusaha sebagai pemberi kerja. Jika pengusaha melakukan
pelanggara, ia dikenakan sanksi. b. Objek Perlindungan Tenaga Kerja
Objek perlindungan tenaga kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 meliputi:
a Perlindungan atas hak-hak dalam hubungan kerja; b
. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerjaburuh untuk berunding dengan
pengusaha dan mogok kerja; c Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja;
d .
Perlindungan khusus bagi pekerjaburuh perempuan, anak, dan penyandang cacat;
e Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja serta perlindungan atas hak pemutusan hubungan tenaga kerja.
21
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bahwa setiap pekerjaburuh berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Untuk itu ditempuh dengan kebijakan penyelenggaraan upaya keselamatan dan kesehatan kerja di setiap
perusahaan. .
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk perlindunagn tenaga kerja dan menjadi hak dasar pekerjaburuh Pasal 86 ayat 1
huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Untuk itu pengusaha wajib melaksanakan secara sistematis dan terintegrasi dengan system manajemen
perusahaan. Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang berjalan dengan mesin,
pesawat alat kerja, bahan dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Objek keselamatan kerja
adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara.
Sedangkan kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.
22
21
Ibid., hal. 108.
22
Ibid., hal.115.
F. Gambaran Umum PT. Sugar Group Companies
Dengan hampir 20 tahun pengalaman dalam industri, Sugar Group Companies adalah kelas dunia produsen gula terpadu di Indonesia, dan mencakup setiap
aspek dari produksi gula dari tanaman tebu, penggilingan, penyulingan, dan kemasan untuk distribusi dan pemasaran untuk industri, grosir dan ritel pelanggan.
Sugar Group Companies memiliki sekitar 60.000 hektar perkebunan tebu dan tiga pabrik gula di pulau Sumatera, memproduksi lebih dari 450.000 ton gula per
tahun – sekitar 30 dari produksi gula total di Indonesia dan menguasai pangsa pasar 15. Sugar Group Companies juga mengoperasikan etanol terbesar di
Indonesia dengan kapasitas produksi penyulingan tahunan lebih dari 40 juta liter. Sugar
Group Companies
mencapai sinergi
yang signifikan
dengan mengoperasikan empat pabrik dan perkebunan sebagai satu kelompok. Strategi
manajemen Sugar Group Companies memberikan efisiensi biaya dan fleksibilitas operasional melalui skala ekonomi. Sebagai perusahaan gula terintegrasi,
memiliki keuntungan dari pasokan mandiri bahan baku untuk pabrik-pabrik gula dan penyulingan etanol. Semua pabrik Sugar Group Companies terus dipelihara
dan ditingkatkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi. Sugar Group Companies terdiri dari empat perusahaan, PT Gula Putih Mataram
GPM, PT Manis Indolampung SIL, PT Indolampung Perkasa ILP dan PT Indolampung Distillery ILD.
1. PT Gula Putih Mataram PT Gula Putih Mataram didirikan pada tahun 1987. Memiliki lahan operasional
22.000 hektar perkebunan tebu yang dan pabrik dengan kapasitas giling harian sekitar 12.000 ton tebu untuk memproduksi hingga 220.000 ton gula putih per
tahun. 2. PT Sweet Indolampung
PT Sweet Indolampung didirikan pada tahun 1995. Memiliki lahan operasional 19.000 hektar perkebunan tebu dan memiliki pabrik yang modern secara teknis.
Pabrik memiliki kapasitas giling sekitar 10.000 ton tebu per hari dan kapasitas produksi tahunan sebesar 180.000 ton untuk produksi gula rafinasi.
3. PT Indolampung Perkasa PT Indolampung Perkasa didirikan pada tahun 1997 dan memiliki lahan
operasional 19.000 hektar perkebunan tebu dan memiliki pabrik yang modern secara teknis dengan kapasitas giling harian sekitar 10.000 ton tebu untuk
memproduksi sekitar 180.000 ton gula rafinasi per tahun. PT. Indolampung Perkasa berencana untuk meningkatkan produksi gula rafinasi sebesar 220.000
ton setiap tahunnya. 4. PT Indolampung Distillery
PT Indolampung Distillery didirikan pada tahun 1996 dan dilengkapi utilizies teknologi fermentasi Biostil ramah lingkungan dari Swedia. Ini merupakan
penyulingan etanol terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi etanol dari 40 juta liter per tahun. ILD memiliki kapasitas penyimpanan 12 juta liter di
pabrik dan 10 juta liter tambahan di Pelabuhan Tanjung Karang. Bahan baku
untuk produksi etanol adalah molase yang disediakan sendiri oleh PT Sugar Group Companies. Produk akhir adalah alkohol 96 dan diekspor ke Jepang
dan Filipina untuk digunakan dalam industri minuman, makanan dan produk lainnya.
23
23
http:ujangtricahyono.wordpress.com20121206konsep-strategi-pemasaran-gula-kristal-putih- produk-gulaku-berbahan-dasar-tebu-saccharum-officinarum-l-study-kasus-pt-sweet-indolampung-
sugar-group-companies
G . Kerangka Pikir
Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, maka kerangka pikir penelitian ini dibuat skematik sebagai berikut:
PT. Sugar Group Com panies dan Tenaga kerja
PT. Jamsostek
Hak dan Kewajiban Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Mekanisme Pengajuan Klaim
M ekanism e Kepesert aan Program Jam sost ek
Berdasarkan kerangka pikir dari konsep di atas, maka secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut :
Berdasarkan Pasal 4 UU Jamsostek, perusahaan dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jamsostek. PT. jamsostek sebagai penanggung dan PT. Sugar
Group Companies sebagai tertanggung, sedangkan karyawantenaga kerja sebagai penikmat.
Pelaksanaan program jamsostek berbeda dengan pelaksanaan asuransi lainnya, yaitu jika dalam asuransi pada umumnya apabila telah terjadi kesepakatan antara
kedua belah pihak selanjutnya disahkan dalam perjanjian atau polis, tetapi dalam jamsostek tidak terdapat polis atau perjanjian secara rinci karena telah diatur oleh
UU jamsostek dan peraturan pelaksana lainnya. Hubungan hukum yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah
keterkaitan yang timbul karna perikatan berdasarkan UU Jamsostek. Keterkaitan tersebut berupa kesediaan secara wajib dari penanggung dan tertanggung untuk
memenuhi hak dan kewajiban masing-masing terhadap satu sama lain. Untuk dapat menjadi peserta Program Jaminan Sosial tenaga Kerja, tertanggung harus
memenuhi syarat dan prosedur kepesertaan Program Jamsostek. Untuk mengajukan pengajuan klaim, tertanggung harus memenuhi prosedur yang
telah ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor PER- 12MENVI2007. Jika syarat telah terpenuhi maka tertanggung akan segera
mendapatkan pembayaran santunan dari PT. JAMSOSTEK Persero
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penilitian Hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya.
1
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif – empiris, yang dilakukan dengan cara meneliti dan mengkaji bahan hukum tertulis dari berbagai aspek
bahan pustaka dan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2
Sebagai penelitian hukum normatif maka, penelitian ini menggunakan peraturan perundang-undangan berupa peraturan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek sebagai bahan tertulis utama dalam
mengkaji mengenai perlindungan hukumnya.
1
Soekanto, Sarjono. Penelitian Hukum Normatif. Rajawali Pers. Jakarta. 1990. Hal.1.
2
Ibid.