ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI KARYAWAN PT SUGAR GROUP COMPANIES
ABSTRAK
ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI KARYAWAN PT SUGAR GROUP COMPANIES
Oleh
Ardian Jufar Agung
Dalam suatu hubungan kerja antara perusahaan dan tenaga kerja, pihak tenaga kerja di dalam melaksanakan tugasnya akan selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang menyangkut tantangan dan risiko. Oleh karena itu, pengusaha sebagai pemilik perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan dan pemeliharaan baik terhadap tenaga kerja maupun keluarganya. Pemerintah secara khusus telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek. Menurut Pasal 4 UU Jamsostek, perusahaan dan tenaga kerja wajib untuk ikut serta dalam program Jamsostek, seperti yang terjadi pada Asuransi Kecelakaan Kerja bagi Karyawan di PT. Sugar Group Companies. Permasalahan dalam penelitian ini adalah hubungan hukum dalam perikatan asuransi Jamsostek, mekanisme kepesertaan program Jamsostek dan mekanisme pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh PT. Jamsostek (Persero) bagi karyawan PT. Sugar Group Companies.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif empiris dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif. Adapun pendekatan masalah yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah studi terhadap peristiwa hukum
dengan pendekatan tinjauan yuridis (legal review). Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, serta bahan hukum tersier.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan hubungan hukum yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterkaitan (legally bound) yang timbul karna perikatan berdasarkan Pasal 4 UU Jamsostek. Keterkaitan tersebut berupa kesediaan secara wajib dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-masing terhadap satu sama lain (secara timbal balik). Mekanisme dalam kepesertaan Program Jamsostek dan mekanisme pengajuan klaim telah sesuai dengan syarat dan prosedur yang telah ditentukan berdasarkan
(2)
Ardian Jufar Agung
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993.
(3)
ASURANSI KECELAKAAN KERJA BAGI KARYAWAN PT SUGAR GROUP COMPANIES
Oleh
ARDIAN JUFAR AGUNG
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA HUKUM
pada
Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(4)
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP MOTTO PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Ruang Lingkup ... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
1. Kegunaan Teoritis ... 5
2. Kegunaan Praktis ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Hukum Asuransi ... 7
1. Pengertian Asuransi ... 7
2. Klasifikasi Asuransi ... 11
3. Pihak-pihak dalam Asuransi Tenaga Kerja ... 14
4. Peristiwa Tidak pasti/Evenemen... ... ... 14
B. Tinjauan Umum Perikatan ... 15
1. Pengertian Perikatan ... 15
2. Dasar Hukum Perikatan ... 16
C. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 17
1. Pengertian Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 17
(5)
5. Jenis Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 21
6. Unsur-unsur dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial ... Tenaga Kerja ... 23
7. Evenemen Asuransi Sosial Tenaga Kerja ... 25
D. Peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja... 26
E. Perlindungan Tenaga Kerja ... 27
1. Prinsip Perlindungan Tenaga Kerja ... 27
2. Jenis dan Objek Perlindungan Tenaga Kerja ... 28
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 30
F. Gambaran Umum PT. Sugar Group Companies ... 31
1. PT. Gula Putih Mataram ... 32
2. PT. Sweet Indolampung ... 32
3. PT. Indolampung Perkasa ... 32
4. PT. Indolampung Distillery... 32
G. Kerangka Pikir ... 34
III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36
B. Tipe Penelitian ... 37
C. Pendekatan Masalah ... 37
D. Data dan Sumber Data ... 37
E. Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 39
F. Pengolahan Data ... 40
G. Analisis Data ... 40
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Hukum dalam Perikatan Asuransi Jamsostek ... 41
1. Sejarah Perkembangan PT. Jamsostek ... 48
2. Visi dan Misi PT. Jamsostek ... 51
3. Aspek Hukum ... 52
B. Mekanisme Prosedur Kepesertaan Program Jamsostek ... 53
1. Syarat Kepesertaan Program Jamsostek ... 53
(6)
C. Prosedur Pengajuan Klaim Pada Jaminan Kecelakaan Kerja Karyawan
PT Sugar Group Companies terhadap PT Jamsostek ... 57
1. Syarat Pengajuan Klaim ... 57 2. Prosedur Pengajuan Klaim ... 58
V. SIMPULAN
A. Kesimpulan ... 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(7)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Hj. Wati Rahmi Ria, S.H., M.Hum ………
Sekretaris/Anggota : Depri Liber Sonata, S.H.,M.H. ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Lindati Dwiatin, S.H., M.H ………
2. Dekan Fakultas Hukum
Dr. Heryandi, S.H., M.S.
NIP 19621109 198703 1 003
(8)
Judul Skripsi : Asuransi Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT. Sugar Group Comapanies
Nama Mahasiswa : Ardian Jufar Agung
No. Pokok Mahasiswa : 0912011299
Bagian : Hukum Keperdataan
Fakultas : Hukum
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Hj.Wati Rahmi Ria, S.H., M.Hum. Depri Liber Sonata, S.H.,M.H.
NIP 19650409 199010 2 001 NIP 19801016 200801 1 001
2. Ketua Bagian Hukum Keperdataan
DR. Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum NIP 19580527 198403 1001
(9)
MOTTO
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui. (Q.S Al-Baqarah 216)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
(10)
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur atas Ridho ALLAH SWT, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, serta perjuangan dan jerih payahku, aku persembahakan karya
kecil ini kepada:
Ayah (Suprianto, S.T.) dan Ibu (Endang Kuncahyowati, S.E.) atas segala pengorbanan, perhatian, kasih sayang, dan jerih payahnya, yang setiap sujudnya
(11)
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan pada tanggal 21 Juni 1991 di Tanjung Anom. Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Suprianto, S.T., dan Ibu Kuncahyowati, S.E.
Peneliti menyelesaikan pendidikan, Sekolah Dasar di SD 02 Yapindo Gedung Meneng pada tahun 1996-2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN Yapindo Gedung Meneng pada tahun 2002-2005, dan Sekolah Menengah Atas di SMA Sugar Group Bandar Mataram pada tahun 2005-2008. Dengan mengikuti Ujian Masuk Langsung (UML) akhirnya peneliti diterima di Fakultas Hukum Universitas Lampung pada tahun 2009.
Selama mengikuti perkuliahan peneliti aktif mengikuti kegiatan organisasi sebagai Anggota Himpunan Mahasiwa Hukum Perdata periode 2011-2012.
(12)
SA N WA CA N A
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul
“Asuransi Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT Sugar Group Comapanies” sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Peneliti menyadari terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, hal tersebut dikarenakan kurang dan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki peneliti. Untuk itu, sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini.
Peneliti menyelesaikan skripsi ini tidak akan lepas dari bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak DR. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Lampung;
2. Bapak DR. Wahyu Sasongko, S.H., M.Hum. selaku Ketua Bagian Hukum
Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung;
3. Ibu Wati Rahmi Ria, S.H., M.Hum.,selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memotivasi,memberisaran, meluangkan waktu untuk memberikan
(13)
Motivasi yang diberikan merupakan faktor pemacu bagi peneliti;
4. Bapak Depri Liber Sonata, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah sabar dan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, serta petunjuk dan pengarahan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini;
5. Ibu Lindati Dwiatin, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas I terima kasih atas
perhatian, masukan, kritik dan saran yang sangat berarti selama proses penulisan skripsi ini;
6. Ibu Siti Nurhasanah, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas II yang telah
memberikan saran dan masukan demi kebaikan penulisan skripsi ini;
7. Bapak Deni Ahmad, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik atas
bimbingan dan pengarahan kepada peneliti selama studi di Fakultas Hukum Universitas Lampung;
8. Seluruh dosen dan karyawan/wati Fakultas Hukum Universitas Lampung yang
penuh dedikasi untuk memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti, serta segala bantuannya selama peneliti menyelesaikan studi;
9. Staf keperdataan: Pak Tarno, Pak Dedi, dan Mba Siti atas segala bantuannya;
10.Kakak dan Adikku, Gigih Didut Baskoro, A.md., Dimas Rubianto, S.sos.,
serta Muhammad Umar Abdul Azis yang selalu memberiku semangat dan motivasi untuk terus maju dan berdiri tegak;
11.Seluruh Sahabat-sahabat tercinta Indah Puspitarani, Muhammad Hafiz
Alfarizi, Junaidi, Prayogi Arif Hidayat, Noverdi Puja dan Margana Maha Putera, Feni Ayu Novareza, yang telah menemani dan memberikan dukungan kepada peneliti selama ini;
(14)
Sujana, Cindy, Yudi, Indra, Juli, Vina, Vita, Clara, Tyas, Gandhi, Amri, Toni, 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah membantu peneliti
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah diberikan kepada peneliti dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya bagi peneliti dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan.
Bandar Lampung, Mei 2013
Penulis,
(15)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya tujuan dari pendirian suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan, demi tercapainya kelangsungan hidup perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Beberapa faktor yang turut menunjang tercapainya tujuan perusahaan adalah modal, tanah, alat-alat produksi, kewiraswastaan, sumber daya alam dan sumber daya manusia atau tenaga kerja. Keberhasilan suatu perusahaan bukan semata-mata ditentukan oleh besarnya modal yang dimiliki, justru salah satu faktor yang sangat menentukan tercapainya tujuan suatu perusahaan terletak pada sumber daya manusianya, yaitu tenaga kerja. Untuk itu pembinaan dan pengembangan tenaga tenaga kerja harus diperhatikan, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya.
Dalam suatu hubungan kerja antara perusahaan dan tenaga kerja, pihak tenaga kerja di dalam melaksanakan tugasnya akan selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang menyangkut tantangan dan risiko. Oleh karena itu, pengusaha sebagai pemilik ataupun sebagai pemimpin perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan dan pemeliharaaan baik terhadap tenaga kerja maupun keluarganya. Risiko dan tantangan yang dihadapi tenaga kerja tersebut
(16)
2
antara lain kecelakaan kerja, cacat, sakit, tunjangan hari tua bahkan tunjangan bagi keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia.
Untuk mencapai kesejahteraan tenaga kerja yang dapat mendorong tercapainya tujuan perusahaan itu, diperlukan adanya penyelenggaraan jaminan sosial yang layak bagi tenaga kerja. Pemerintah secara khusus telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang lebih dikenal dengan sebutan Jamsostek. Untuk membantu pengusaha dalam menjalankan kewajibannya terhadap tenaga kerja, Undang-undang tersebut disahkan pada tanggal 17 Februari 1992. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 selanjutnya di sebut UU Jamsostek.
Menurut Pasal 4 UU Jamsostek, perusahaan dan tenaga kerja wajib untuk ikut serta dalam program jamsostek. Sedangkan pada Pasal 6 ditetapkan bahwa Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua serta jaminan pemeliharaan kesehatan.
Namun demikian, penyelenggaraan jamsostek ditentukan lebih lanjut pada jumlah tenaga kerja atau jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja setiap bulannya seperti yang telah ditetapkan pada peraturan pelaksanaan yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang penyelenggaraan jamsostek pada Pasal 2 angka 3 yaitu Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau membayar upah minimum Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) perbulan, wajib mengikutsertakaan tenaga kerjanya dalam penyelenggaran jaminan sosial tenaga kerja.
(17)
Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, di mana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi : "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan. Jamsostek atau jaminan sosial tenaga kerja adalah program pemerintah, untuk memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja, guna menjaga harkat dan martabatnya sebagai manusia, dalam mengatasi risiko-risiko yang timbul di dalam hubungan kerja. Hubungan kerja tentunya membutuhkan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan .
PT. Sugar Group Companies yang merupakan salah satu pabrik Gula di Indonesia tentunya juga ingin meningkatkan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan pekerjanya. Dalam hal ini bentuk perlindungan, pemeliharaan. dan peningkatan pekerja pada PT. Sugar Group Companies diselenggarakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) demi peningkatan produktivitas kerja dan peningkatan kesejahtraan pekerjanya. Pada awalnya tidak ada langkah yang diambil untuk mengurangi kecelakaan kerja, karena apabila kecelakaan kerja maka pengusaha mempekerjakan tenaga baru untuk pekerjaan tersebut. Lama kelamaan seiring ilmu pengetahuan yang semakin meningkat, maka membiarkan korban tanpa menanggung kerugian bagi si-pekerja tersebut merupakan hal yang tidak manusiawi. Akhirnya para pekerja meminta kepada pengusaha untuk mengambil langkah guna menanggulangi masalah kecelakaan kerja yang terjadi. Dari uraian latar belakang masalah di atas, Maka penulis tertarik untuk melakukan
(18)
4
penelitian dengan judul asuransi kecelakaan kerja bagi karyawan di PT Sugar Group Companies
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah yang telah dikenakan diatas sekiranya, maka perlu dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana hubungan hukum dalam perikatan asuransi PT. Jamsostek? b. Bagaimana mekanisme kepesertaan program Jamsostek?
c. Bagaimana mekanisme pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh PT. Jamsostek bagi karyawan PT. Sugar Group Companies?
Pokok Bahasan
a. Hubungan hukum dalam perikatan asuransi PT. Jamsostek (Persero)
b. Syarat kepesertaan program Jamsostek
c. Prosedur kepesertaan program Jamsostek
d. Syarat pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh PT. Jamasostek
(Persero) bagi karyawan PT. Sugar Group
e. Prosedur pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh PT. Jamasostek
bagi karyawan PT. Sugar Group
(19)
Ruang lingkup penelitian meliputi: lingkup pembahasan adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek. Sedangkan lingkup bidang ilmu bagian hukum keperdataan adalah Hukum Asuransi.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok bahasan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui hubungan hukum dalam perikatan asuransi PT. Jamsostek
(Persero)
b. Untuk mengetahui mekanisme kepesertaan program Jamsostek
c. Untuk mengetahui mekanisme pengajuan klaim asuransi kecelakaan kerja oleh
PT. Jamsostek (Persero) bagi karyawan PT. Sugar Group Companies
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan hukum perdata khususnya Hukum Asuransi.
b. Kegunaan Praktis
(1) Sumbangan pemikiran dalam bidang ilmu hukum dan pemecahan suatu masalah hukum khususnya mengenai Hukum Asuransi.
(20)
6
(2) Sumber acuan/referensi bagi praktisi hukum dalam mengemban tugas profesi hukum, pengusaha dan masyarakat dalam menjalankan kegiatan bisnis, dll pihak yang membutuhkan.
(3). Sebagai referensi untuk penelitian mahasiswa selanjutnya.
(4). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.
(21)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Asuransi 1. Pengertian Asuransi
Peransuransian adalah istilah hukum (legalterm) yang dipakai dalam
perundang-undangan dan Perusahaan Perasuransian.Istilah perasuransian berasal dari kata “asuransi” yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian. Apabila kata “asuransi” yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian. Apabila kata “asuransi” diberi imbuhan per-an. Maka muncullah istilah hukum “perasuransian”, yang berarti segala usaha yang berkenaan dengan asuransi. Usaha yang berkenaan dengan asuransi ada 2 (dua) jenis, yaitu:
(a) Usaha di bidang kegiatan asuransi disebut usaha asuransi (insurance business).
Perusahaan yang menjalankan usaha asuransi disebut Perusahaan Asuransi
(insurance company).
(b) Usaha di bidang kegiatan penunjang usaha asuransi disebut usaha penunjang
(22)
8
menjalankan usaha penunjang usaha asuransi disebut Perusahaan Penunjang
Asuransi (complementary insurance company)1
Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.2
Menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Perniagaan atau Wetboek van Koophandel memberikan definisi tentang asuransi sebagai berikut:
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tertentu.3
1
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, (PT Citra Aditya Bakti,Bandung,2006), hal.5.
2
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, (PT Intermasa, Jakarta, 1979), hal.1. 3
(23)
Rumusan Pasal 1angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ternyata lebih luas jika dibandingkan dengan rumusan Pasal 246 KUHD karena tidak hanya melingkupi asuransi kerugian, tetapi juga asuransi jiwa. Hal ini diketahui dari kata-kata bagian akhir rumusan, yaitu untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Dengan demikian objek asuransi tidak hanya meliputi harta kekayaan, tetapi juga
jiwa/raga manusia.4
Asuransi merupakan suatu persediaan yang disiapkan oleh sekelompok orang, yang dapat tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang tidak dapat diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah seorang di antara
mereka maka beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh kelompok.5
Asuransi adalah transaksi antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak
pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat.6
Asuransi adalah suatu persetujuan di mana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu
peristiwa yang belum pasti.7
4
Prodjodikoro, op. cit., hal. 11. 5
Muhammad Muslehuddin,Insurance and Islamic Law,Menggugat Asuransi Modern:Mengajukan suatu alternative baru dalam perpektif hukum islam, (Jakarta,1999), hal.3.
6
Abdul Aziz Dahlan dkk (editor), Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), hal. 138.
7
(24)
10
Sedangkan dalam pandangan yang lain, asuransi dipahami sebagai suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai
(substitusi) kerugian-kerugian yang belum past.8
Asuransi dari berbagai sudut pandang yaitu dari sudut ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian matematiak, bahwa asuransi merupakan
bisnis yang unik, yang didalamnya terdapat kelima aspek tersebut.9
Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial). Dari sudut pandang hukum, asuransi merupakan suatu kontrak kerja (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penaggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagai risiko (Sharing of risk) di antara sejumlah nasabahnya. Dari sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Dalam pandangan matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan
8
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resik, (Jakarta,RajaGrafindo Persada,2000), hal.1. 9
(25)
biaya dan faedah pertanggungan risiko..Hukum probabilitas dan teknik statistik
dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.10
Asuransi adalah suatu persetujuan dalam mana pihak yang ditanggung untuk menerima sejumlah premi mengganti kerugian yang mungkin akan diderita oleh pihak yang ditanggung, sebagai akibat suatu peristiwa yang belum terang akan terjadi.
Asuransi sebagai suatu persetujuan, di mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan mendapat premi, untuk mengganti kerugian karena kehilangan, kerugian, atau tidak diperbolehnya keuntungan yang diharapkan, yang
dapat diderita karena peristiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.11
2. Klasifikasi Asuransi
a. Klasifikasi berdasarkan objek asuransi: 1) Asuransi kerugian
Benda asuransi adalah benda yang menjadi objek perjanjian asuransi yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dihargai dengan uang. Benda asuransi selalu berwujud, misalnya gedung pertokoan, rumah, kapal. Benda asuransi selalu diancam oleh bahaya atau peristiwa yang terjadinya itu tidak pasti. Ancaman bahaya itu mungkin terjadi yang mengakibatkan benda asuransi dapat rusak, hilang dan musnah atau berkurang nilainya.
10
Ibid,hal.3 11
(26)
12
Benda asuransi berhubungan dengan teori kepentingan (interest theory). Menurut
teori kepentingan, pada benda asuransi melekat hak subjektif yang tidak berwujud. Karena benda tersebut rusak, hilang dan musnah atau berkurang nilainya maka hak subjektif juga dapat rusak, hilang dan musnah atau berkurang nilainya. Dalam litelatur hukum asuransi hak subjektif ini disebut kepentigan. Kepentingan itu bersifat absolut, artinya harus ada pada setiap objek asuransi dan mengikuti kemana saja benda asuransi itu berada.
Menurut ketentuan Pasal 268 KUHD, kepentingan memilki beberapa kriteria yaitu a) Harus ada pada setiap asuransi
b) Harus dapat dinilai dengan uang c) Harus diancam oleh bahaya
d).Harus tidak dikecualikan oleh Undang-Undang artinya tidak dilarang oleh
Undang-undang atau tidak bertentangan dengan ketertiban umum/kesusilaan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa yang menjadi objek asuransi adalah benda yang menjadi objek perjanjian asuransi kerugian dapat berupa benda asuransi yang sifatnya berwujud dan kepentingan yang melekat pada benda asuransi.
2) Asuransi jumlah/Jiwa
Objek asuransi jiwa atau jumlah bukannya benda tetapi melainkan jiwa atau raga manusia yang terancam peristiwa yang menjadi sebab kematian atau kecelakaan dan kepentingan. Jiwa tidak dapat dinilai dengan uang, tetapi sejumlah uang dapat dijadikan ukuran pembayaran santunan jika terjadi peristiwa yang menjadi sebab kematian atau kecelakaan. Maka dalam asuransi jumlah, kepentingan dinilai dengan uang karena akan menentukan jumlah yang
(27)
diasuransikan dalam bentuk premi yang harus dibayar oleh tertanggung dan berapa ganti kerugian yang harus dibayar penanggung jika terjadi kematian atau kecelakaan.
Penetapan sejumlah uang sebagai santunan hanya tujuan praktis yaitu memudahkan perhitungan pembayaran santunan yang jumlahnya sudah ditetapkan dalam perjanjian atau Undang-undang.
b. Klasifikasi berdasarkan sumber perikatan 1) Asuransi Sukarela
Asuransi sukarela adalah suatu perjanjian asuransi yang terjadinya didasarkan kehendak bebas dari pihak-pihak yang mengadakannya. Hal ini berarti timbulnya perjanjian tidak ada paksaan dari luar.
2) Asuransi Wajib Asuransi
Wajib merupakan jenis asuransi yang terbentuk oleh suatu ketentuan perundang-undangan. Juga terdapat sanksi apabila asuransi yang dimaksud tidak dilaksanakan.
Dengan demikian Asuransi Sosial Tenaga Kerja termasuk dalam asuransi sosial yang bersifat wajib karena diatur dalam UU Jamsostek.
(28)
14
3. Pihak-Pihak dalam Asuransi Tenaga Kerja
Dalam asuransi minimal terdapat 2 orang, yaitu penanggung dan tertanggung. Penanggung adalah pihak yang menanggung beban resiko sebagai imbalan premi yang diterimanya dari tertanggung. Maka penanggung berkewajiban mengganti
kerugian. Dalam asuransi jiwa, jika evenemen matinya tertanggung, maka
penanggung wajib membayar santunan, atau jika berakhirnya jangka wktu
asuransi tanpa terjadi evenemen maka penanggung wajib membayar sejumlah
uang pengembalian kepada tertanggung.
Penanggung adalah perusahaan asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang diasuransikan. Perusahaan asuransi jiwa merupakan badan hukum milik negara atau milik swasta.
Selain 2 pihak tersebut, terdapat pihak ketiga yaitu disebut penikmat. Penikmat itu dapat berupa orang yang ditunjuk oleh tertanggung atau ahli waris tertanggung.
Munculnya penikmat ini terjadi evenemen meninggalnya tertanggung. Penikmat
tidak bertanggung jawab atas premi tetapi ia memperoleh manfaat. Artinya asuransi dilaksanakan untuk kepentingan tetapi tidak atas tanggung jawabnya.
4. Peristiwa Tidak Pasti atau Evenemen
Evenemen atau peristiwa tidak pasti yang diadopsi dari bahasa Belanda yang mempunyai arti peristiwa terhadap dimana asuransi itu diadakan tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak diharapkan akan terjadi. Walaupun peristiwa itu sudah pasti terjadi misalnya matinya seseorang, saat terjadinya itu pun tidak dapat diketahui atau dipastikan. Jika sulit meramalkan terjadinya peristiwa. Jika
(29)
peristiwa itu sudah diketahui sebelumnya bahwa itu pasti terjadi atau sudah
diketahui saat terjadinya, tidak akan ada artinya dalam asuransi.12
B. Tinjauan Umum Perikatan 1. Pengertian Perikatan
Perikatan adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda “verbintenis”. Istilah perikatan ini lebih umum dipakai dalam literatur hukum di Indonesia. Perikatan artinya hal yang mengikat orang yang satu terhadap orang yang lain. Hal yang mengikat itu menurut kenyataannya dapat berupa perbuatan. Misalnya jual beli barang, dapat berupa peristiwa misalnya lahirnya seorang bayi, matinya orang, dapat berupa keadaan, misalnya letak pekarangan yang berdekatan, letak rumah yang bergandengan atau bersusun. Karena hal yang mengikat itu selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat, maka oleh pembentuk undang-undang atau oleh masyarakat sendiri diakui dan diberi akibat hukum. Dengan demikian, perikatan yang terjadi antara orang yang satu dengan yang lain
itu disebut hubungan hukum( legal relation).
Jika dirumuskan, perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi antara orang yang satu dengan orang yang lain karena perbuatan, peristiwa, atau keadaan. Dari rumusan ini dapat diketahui bahwa perikatan itu terdapat dalam bidang hukum harta kekayaan (law of property), dalam bidang hukum keluarga (family law), dalam bidang hukum waris (law of succession), dalam bidang hukum pribadi (personal law).
12
(30)
16
2. Dasar Hukum Perikatan
Dasar hukum perikatan berdasarkan KUHP perdata terdapat adalah sebagai berikut.
a. Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian)
Undang-undang dalam Pasal 1233 mengatakan, bahwa tiap-tiap perikatan dilahirkan, baik karena persetujuan, baik karena persetujuan, baik karena
undang-undang.13 Perjanjian dirumuskan dalam Pasal 1313 KUHPdt, yaitu
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang atau lebih lainnya.14
b. Perikatan yang timbul dari undang-undang
kalau dikatakan, bahwa undang-undang adalah sumber perikatan, maka yang dimaksud disini adalah, bahwa lain dengan pada perjanjian yang melahirkan perikatan, maka disini dapat lahir perikatan antara orang/pihak yang satu dengan pihak yang lainnya, tanpa orang-orang yang bersangkutan menghendakinya atau lebih tepat, tanpa memperhitungkan kehendak mereka. Bahkan bisa saja terjadi, bahwa perikatan timbul tanpa orang-orang/para pihak melakukan suatu perbuatan tertentu; perikatan bisa lahir karena kedua pihak
berada dalam keadaaan tertentu atau mempunyai kedudukan tertentu.15
13
J.Satrio, Hukum Perikatan, (PT. Alumni,Bandung,1999), hal.38. 14
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, (PT. Citra Aditya Bakti,Bandung,2000),hal.224.
15
(31)
C. Program Jaminan Sosial Tenaga kerja
1. Pengertian Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Program adalah rancangan kegiatan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang
akan dijalankan.16
Jaminan sosial merupakan asuransi wajib, karena itu setiap orang harus memlikinya. Jaminan ini bertujuan supaya setiap orang mempunyai jaminan untuk
hari tuanya (old age). Hal ini bersifat memaksa misalnya dengan memotong gaji
tenaga kerja.17
Menurut UU Jamsostek Pasal 1 angka 1 jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai penggantian sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
Dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa jamsostek merupakan suatu rancangan kegiatan pertanggungan risiko yang dilakukan perusahaan khusus dalam bidang ketenagakerjaan dengan maksud untuk memberikan jaminan tunjangan bagi kedua belah pihak, yaitu pengusaha dan tenaga kerja.
Setiap pengusaha yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar upah kepada tenaga kerja setiap bulannya minimum RP. 1.000.000, wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam jaminan sosial tenaga kerja.
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia 17
(32)
18
Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja tersebut dilakukan oleh suatu badan penyelenggara. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 11 UU Jamsostek bahwa: Badan Penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 ditetapkan bahwa badan penyelenggara adalah PT. ASTEK yang sekarang bernama PT Jamsostek (Persero). Badan penyelenggara inilah yang selanjutnya mengambil alih risiko yang terjadi di dalam hubungan kerja yang pada dasarnya menjadi kewajiban perusahaan. Penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja meliputi jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, serta jaminan pemeliharaan kesehatan.
2. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Program jaminan sosial tenaga kerja adalah jenis asuransi wajib karena
a. Berlakunya asuransi tenaga kerja diwajibkan oleh Undang-undang bukan perjanjian.
b. Pihak penyelenggara asuransi tenaga kerja adalah pemerintah yang didelegasikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Jamsostek (Persero).
c. Asuransi sosial tenaga kerja bermotif perlindungan masyarakat yang dananya dihimpun dari masyarakat tenaga kerja dan digunakan untuk masyarakat tenaga kerja yang diancam bahaya kecelakaan kerja.
(33)
d. Dana yang sudah terkumpul dari masyarakat tenaga kerja, tetapi belum digunakan sebagai dana kecelakaan kerja dimanfaatkan untuk kesejahteraan tenaga kerja melalui investasi
Dalam pelaksanaannya jaminan sosial tenaga kerja ini harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan dari apa yang telah ditetapkan.
Adapun yang menjadi dasar hukum dari pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja sebagai berikut:
a) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
b).Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
c).Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1995 tentang
Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
d).Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per-05/MEN/1993 tentang Petunjuk
Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
e).Peraturan Menteri tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per-01/MEN/I/2005
tentang Perubahan formulir jamsostek 1, 1a, 1b dan 2a.
f).Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor. KEP-150/MEN/1999 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
(34)
20
3. Pengertian Syarat dan Prosedur Kepesertaan dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Pengertian syarat dan Kamus Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang harus ada atau dipenuhi. Sehingga setiap perusahaan atau tenaga kerja yang akan masuk menjadi peserta program jamsostek harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pihak PT. Jamsostek (Persero).
Sedangkan prosedur dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Sehingga selain memenuhi syarat para calon peserta diharuskan melaksanakan prosedur sebelum menjadi anggota atau peserta
program jamsostek.18
4. Pengertian Hak dan Kewajiban dalam Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kata hak berasal dari bahasa arab yang berarti kebebasan untuk berbuat sesuatu berdasarkan hukum. Hak adalah kewenangan, kekuasaan yang benar atas sesuatu untuk menuntut sesuatu. Dalam hal ini menjadi hak yang diperoleh oleh para perserta Jamsostek baik pengusaha/perusahaan atau tenaga kerja.
Sedangkan kewajiban merupakan kata dasar wajib, menurut Kamus Bahasa Indonesia wajib adalah suatu yang harus dilaksanakan tidak boleh tidak dilaksanakan (ditinggalkan). Dalam hal ini, yang menjadi kewajiban yang harus
dilaksanakan para peserta program jamsostek baik pengusaha atau tenaga kerja.19
18
Kamus Besar Bahasa Indonesia 19
(35)
Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa hak adalah kewenangan berbuat dan tidak berbuat, sedangkan kewajiban tugas atau beban yang harus dilaksanakan. Apabila salah satunya tidak dilaksanakan atau diperoleh maka akan memperoleh sanksi.
5. Jenis Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Berdasarkan UU Jamostek ruang lingkup program sosial tenaga kerja meliputi:
1. Jaminan kecelakaan Kerja
Dengan adanya jaminan kecelakaan kerja, tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan saat melakukan pekerjaannya berhak mendapatkan penggantian biaya, yaitu biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan dan perawatan, biaya rehabilitasi, dan santunan berupa uang yang meliputi santunan sementara tidak mampu bekerja, santuann cacat sebagaian untuk selama-lamanya, santunan cacat total, dan santunan kematian ( Pasal 9 UU Jamsostek).
Risiko kecelakaan kerja mungkin saja terjadi pada perjalanan tempat kerja atau perjalanan pulang dalan jalur jalan wajar dan dilalui setiap harinya di lingkungan kerja atau kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja.
2. Jaminan Kematian
Jaminan kematian diberikan jika ada tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, dimana yang berhak atas jaminan tersebut adalah keluarganya. Jaminan kematian tersebut meliputi biaya pemakaman dan santunan berupa uang. Adapun penerima santunan tersebut adalah janda atau
(36)
22
duda, anak, orang tua, cucu, kakek atau nenek, saudara kandung dan mertua (pasal 13 UU Jamsostek)
3. Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua dibayarkan kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia 55 tahun atau tenaga kerja yang cacat total setelah ditetapkan oleh dokter. Jaminan tersebut dapat dibayarkan secara berkala maupun sekaligus. Tujuan penyelenggara jaminan hari tua ini adalah untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia (Pasal 26 peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993)
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan ini diberikan kepada suami atau istri, dan anak. Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaaat pemeliharaan kesehataan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan (Pasal 33 Peraturan Pemerintahan Nomor 14 Tahun 1993)
6. Unsur-unsur dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Unsur-unsur yang terdapat dalam penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja antara lain:
a. Pihak-pihak, yang melakukan hubungan hukum dalam program jamsostek antara lain:
(37)
1) Pengusaha adalah orang persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri, atau orang lain baik yang berada di Indonesia maupun di luar wilayah Indonesia Pasal 1 angka 3 UU Jamsostek.
2) Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungaan kerja, guna menghasilakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Pasal 1 angka 2 UU Jamsostek).
3).Badan Penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya
menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja (Pasal 1 angka 11 UU Jamsostek).
Dari pengertian diatas, maka badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja adalah badan usaha milik negara yang mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam rangka meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan pekerja dan keluarganya (Pasal 25 UU Jamsostek). Badan Usaha Milik Negara ini berbentuk Perusahaan Perseoraan (Persero), yaitu PT Jamsostek (Persero). Badan penyelenggara wajib membayar jaminan sosial tenaga kerja dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) bulan, setelah dipenuhi syarat-syarat teknis dan administratif oleh pengusaha dan atau tenaga kerja.
4).Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam bidang
ketenagakerjaan (Pasal 1 angka 12 UU Jamsostek).
b. Risiko, didalam menjalankan suatu pekerjaan pastilah sering timbul risiko. Risiko tersebut antara lain risiko kecelakaan kerja, risiko kematian, hari tua,
(38)
24
dan kesehatan. Hal yang paling sering terjadi pada tenaga kerja suatu perusahaan yaitu risiko kecelakaan kerja.
c. Kewajiban Pengusaha, pada program jaminan sosial tenaga kerja terdapat kewajiban bagi pengusaha dan tenaga kerja untuk menjadi peserta Jamsostek. Hal ini dinyatakan dengan tegas dalam UU Jamsostek khususnya pada Pasal 3 Angka (2). Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa: setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenga kerja. Oleh karena itu para pengusaha yang sudah memenuhi syarat yaitu mempunyai 10 (sepuluh) orang pekerja atau membayar upah minimum 1.000.000,00 wajib untuk ikut serta dalam program jamsostek.
d. Iuran, yang dimaksud iuran adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pihak penanggung (badan penyelenggara) kepada pihak tertanggung (tenaga kerja dan pengusaha). Pemungutan iuran didasarkan atas besarnya upah atau gaji tenaga kerja. Dasar upah atau gaji tersebut bisa dibatasi sampai jumlah tertentu atau tidak terbatas. Besarnya tingkat iuran bia ditetapkan sebagai persentase tertentu terhadap upah atau sebagai jumlah absolut uang tertentu menurut klasifikasi atau golongan upah.
e. Jaminan, yaitu biaya atau uang santunan yang diberikan oleh badan penanggung kepada tenaga kerja dan keluarga atau ahli warisnya apabila tenaga kerja mengalami risiko sosial yang berupa kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pemeliharaan kesehatan.
7. Evenemen Asuransi Sosial Tenaga Kerja
Evenemen adalah peristiwa yang tidak pasti yang menjadi beban penanggung. Dalam Asuransi Tenaga Kerja, yang dimaksud peristiwa tidak pasti adalah
(39)
peristiwa yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, kematian, sakit, hamil, persalinan, hari tua, yang mengancam keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan tenaga kerja sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.
Apabila peristiwa itu benar terjadi akan menimbulkan hilang atau berkurangnya penghasilan dan pelayanan yang bersangkutan. Peristiwa atau keadaan menjadi beban jaminan badan penyelenggara sebagai penanggung yaitu PT Jamsostek. Jika peristiwa atau keadaan yang dijamin itu terjadi yang mengakibatkan hilang dan berkurangnya penghasilan. Badan penyelenggara sebagai penanggung membayar santunan kepada para peserta sebagai tertanggung.
D. Peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Yang dapat menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja antara lain:
1. Pengusaha, yaitu orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri atau milik orang lain baik yang berkedudukan di Indonesia maupun di luar Indonesia. Pengusaha yang mempekerjakan 10(sepuluh) orang tenaga kerja atau membayar upah Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Pengusaha yang telah ikut program Jaminan Sosial Tenaga Kerja tetap menjadi peserta meskipun tidak lagi memenuhi persyaratan jumlah tenaga kerja dan jumlah upah yang dibayarkan.
2. Tenaga Kerja, yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
(40)
26
3. Anggota keluarga peserta, berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-05/MEN/1993 Pasal 1 adalah:
a) Suami atau istri yang sah menjadi tanggungan tenaga kerja dan terdaftar pada badan penyelenggara.
b) Anak Kandung, anak angkat dan anak tiri yang belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun, belum menikah, tidak mempunyai pekerjaan, yang menjadi tanggungan tenaga kerja dan terdaftar pada badan penyelenggara maksimum 3 (tiga) anak.
Dalam jaminan pemeliharaan kesehatan, keluarga juga berhak mendapatkan manfaatnya. Selain itu, keluarga ahli waris dari tenaga kerja apabila sewaktu-waktu ia meninggal dunia maka suami/istri dan anak yang akan menerima santunan dari PT Jamsostek. Hal ini mencegah agar hak tersebut tidak jatuh kepada orang lain yang bukan keluarganya.
E. Perlindungan Tenaga Kerja
1. Prinsip Perlindungan Tenaga Kerja
Perlindungan tenaga kerja sangat mendapat perhatian dalam hukum ketenagakerjaan. Beberapa pasal dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di antaranya mengatur hal itu.
a. Salah satu tujuan pembangunan ketenagakerjaan adalah memberikan
perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan (Pasal 4 huruf c)
(41)
b. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan (Pasal 5)
c. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha (Pasal 6)
d. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan
dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya melalui pelatihan kerja (Pasal 11)
e. Setiap pekerja/butuh memilik kesempatan yang sama untuk mengikuti
pelatihan kerja sesuai dengan bidang tugasnya (Pasal 12 ayat (3)).
f. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri (Pasal 31).
g. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja, moral dan kesusilan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama (Pasal 86 ayat (1)).
h. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat (1)).
i. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan
sosial tenaga kerja (Pasal 99 ayat (1)).
j. Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh (Pasal 104 ayat (1)).20
20
Abdul Khakim, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (PT Citra Aditya Bakti,Bandung,2009), hal. 105.
(42)
28
2. Jenis dan Objek Perlindungan Tenaga Kerja
a. Jenis Perlindungan Tenaga Kerja (a) Perlindungan ekonomis
Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk jika tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya.
(b) Perlindungan sosial
yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi.
(c). Perlindungan teknis
Yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja.
Ketiga jenis perlindungan di atas mutlak harus dipahami dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh pengusaha sebagai pemberi kerja. Jika pengusaha melakukan pelanggara, ia dikenakan sanksi.
b. Objek Perlindungan Tenaga Kerja
Objek perlindungan tenaga kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 meliputi:
(a) Perlindungan atas hak-hak dalam hubungan kerja;
(b).Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja/buruh untuk berunding dengan
pengusaha dan mogok kerja;
(c) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja;
(d).Perlindungan khusus bagi pekerja/buruh perempuan, anak, dan penyandang
(43)
(e) Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja
serta perlindungan atas hak pemutusan hubungan tenaga kerja.21
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bahwa setiap pekerja/buruh berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Untuk itu ditempuh dengan kebijakan penyelenggaraan upaya keselamatan dan kesehatan kerja di setiap
perusahaan..Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk
perlindunagn tenaga kerja dan menjadi hak dasar pekerja/buruh (Pasal 86 ayat (1)) huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003). Untuk itu pengusaha wajib melaksanakan secara sistematis dan terintegrasi dengan system manajemen perusahaan.
Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang berjalan dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengelolaannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Objek keselamatan kerja adalah segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara.
Sedangkan kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.22
21
Ibid., hal. 108. 22
(44)
30
F. Gambaran Umum PT. Sugar Group Companies
Dengan hampir 20 tahun pengalaman dalam industri, Sugar Group Companies adalah kelas dunia produsen gula terpadu di Indonesia, dan mencakup setiap aspek dari produksi gula dari tanaman tebu, penggilingan, penyulingan, dan kemasan untuk distribusi dan pemasaran untuk industri, grosir dan ritel pelanggan.
Sugar Group Companies memiliki sekitar 60.000 hektar perkebunan tebu dan tiga pabrik gula di pulau Sumatera, memproduksi lebih dari 450.000 ton gula per tahun – sekitar 30% dari produksi gula total di Indonesia dan menguasai pangsa pasar 15%. Sugar Group Companies juga mengoperasikan etanol terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi penyulingan tahunan lebih dari 40 juta liter.
Sugar Group Companies mencapai sinergi yang signifikan dengan
mengoperasikan empat pabrik dan perkebunan sebagai satu kelompok. Strategi manajemen Sugar Group Companies memberikan efisiensi biaya dan fleksibilitas operasional melalui skala ekonomi. Sebagai perusahaan gula terintegrasi, memiliki keuntungan dari pasokan mandiri bahan baku untuk pabrik-pabrik gula dan penyulingan etanol. Semua pabrik Sugar Group Companies terus dipelihara dan ditingkatkan untuk meningkatkan produksi dan efisiensi.
Sugar Group Companies terdiri dari empat perusahaan, PT Gula Putih Mataram (GPM), PT Manis Indolampung (SIL), PT Indolampung Perkasa (ILP) dan PT Indolampung Distillery (ILD).
(45)
1. PT Gula Putih Mataram
PT Gula Putih Mataram didirikan pada tahun 1987. Memiliki lahan operasional 22.000 hektar perkebunan tebu yang dan pabrik dengan kapasitas giling harian sekitar 12.000 ton tebu untuk memproduksi hingga 220.000 ton gula putih per tahun.
2. PT Sweet Indolampung
PT Sweet Indolampung didirikan pada tahun 1995. Memiliki lahan operasional 19.000 hektar perkebunan tebu dan memiliki pabrik yang modern secara teknis. Pabrik memiliki kapasitas giling sekitar 10.000 ton tebu per hari dan kapasitas produksi tahunan sebesar 180.000 ton untuk produksi gula rafinasi.
3. PT Indolampung Perkasa
PT Indolampung Perkasa didirikan pada tahun 1997 dan memiliki lahan operasional 19.000 hektar perkebunan tebu dan memiliki pabrik yang modern secara teknis dengan kapasitas giling harian sekitar 10.000 ton tebu untuk memproduksi sekitar 180.000 ton gula rafinasi per tahun. PT. Indolampung Perkasa berencana untuk meningkatkan produksi gula rafinasi sebesar 220.000 ton setiap tahunnya.
4. PT Indolampung Distillery
PT Indolampung Distillery didirikan pada tahun 1996 dan dilengkapi utilizies teknologi fermentasi Biostil ramah lingkungan dari Swedia. Ini merupakan penyulingan etanol terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi etanol dari 40 juta liter per tahun. ILD memiliki kapasitas penyimpanan 12 juta liter di pabrik dan 10 juta liter tambahan di Pelabuhan Tanjung Karang. Bahan baku
(46)
32
untuk produksi etanol adalah molase yang disediakan sendiri oleh PT Sugar Group Companies. Produk akhir adalah alkohol 96% dan diekspor ke Jepang dan Filipina untuk digunakan dalam industri minuman, makanan dan produk lainnya.23
23
http://ujangtricahyono.wordpress.com/2012/12/06/konsep-strategi-pemasaran-gula-kristal-putih- produk-gulaku-berbahan-dasar-tebu-saccharum-officinarum-l-study-kasus-pt-sweet-indolampung-sugar-group-companies/
(47)
G. Kerangka Pikir
Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, maka kerangka pikir penelitian ini dibuat skematik sebagai berikut:
PT. Sugar Group Com panies dan Tenaga kerja
PT. Jamsostek
Hak dan Kewajiban Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Mekanisme Pengajuan Klaim
M ekanism e Kepesert aan Program Jam sost ek
(48)
34
Berdasarkan kerangka pikir dari konsep di atas, maka secara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut :
Berdasarkan Pasal 4 UU Jamsostek, perusahaan dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jamsostek. PT. jamsostek sebagai penanggung dan PT. Sugar Group Companies sebagai tertanggung, sedangkan karyawan/tenaga kerja sebagai penikmat.
Pelaksanaan program jamsostek berbeda dengan pelaksanaan asuransi lainnya, yaitu jika dalam asuransi pada umumnya apabila telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak selanjutnya disahkan dalam perjanjian atau polis, tetapi dalam jamsostek tidak terdapat polis atau perjanjian secara rinci karena telah diatur oleh UU jamsostek dan peraturan pelaksana lainnya.
Hubungan hukum yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterkaitan yang timbul karna perikatan berdasarkan UU Jamsostek. Keterkaitan tersebut berupa kesediaan secara wajib dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi hak dan kewajiban masing-masing terhadap satu sama lain. Untuk dapat menjadi peserta Program Jaminan Sosial tenaga Kerja, tertanggung harus memenuhi syarat dan prosedur kepesertaan Program Jamsostek.
Untuk mengajukan pengajuan klaim, tertanggung harus memenuhi prosedur yang telah ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor PER-12/MEN/VI/2007. Jika syarat telah terpenuhi maka tertanggung akan segera mendapatkan pembayaran santunan dari PT. JAMSOSTEK (Persero)
(49)
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penilitian Hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya.1
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif – empiris, yang dilakukan dengan cara meneliti dan mengkaji bahan hukum tertulis dari berbagai aspek
bahan pustaka dan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.2
Sebagai penelitian hukum normatif maka, penelitian ini menggunakan peraturan perundang-undangan berupa peraturan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek sebagai bahan tertulis utama dalam mengkaji mengenai perlindungan hukumnya.
1
Soekanto, Sarjono. Penelitian Hukum Normatif. (Rajawali Pers. Jakarta. 1990). Hal.1. 2
(50)
37
B. Tipe penilitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan tipe deskriptif, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) yang jelas, rinci, dan sistematis mengenai asuransi kecelakaan kerja terhadap karyawan di PT Sugar Group Companies
C. Pendekatan Masalah
Pendekatan Masalah yang digunakan untuk menguraikan masalah dalam
penelitian ini adalah pendekatan tinjauan yuridis (legal review). Pendekatan
tinjauan yuridis digunakan peneliti dalam kajian subtansi hukum yang digunakan
bagi tipe penelitian deskriptif.3 Untuk itu, penelitian ini mengkaji ketentuan
hukum dalam bidang asuransi.
D. Data dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer, yaitu perilaku terapan dari ketentuan normatif terhadap peristiwa hukum. Data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari objek penelitian
3
Abdulkadir Muhammad, “Hukum dan Penelitian hukum” ( Bandung : Citra Aditya Bakti, 2004) hal 115
(51)
2. Data Sekunder
Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan, dengan cara mengumpulkan dari berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder terdiri dari:
a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan yang mengikat terdiri dari berbagai peraturan perundang-undangan berhubungan dengan lingkup judul penelitian meliputi:
(1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
(2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek;
(3).Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor
PER-12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran, Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
(4) Peraturaan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa penjelasan mengenai bahan hukum primer, pandangan dan pendapat para ahli, penelusuran dokumen-dokumen, buku-buku ilmu pengetahuan hukum, maupun literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian dalam penulisan skripsi ini khususnya tentang asuransi kecelakaan kerja;
(52)
39
c..Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yaitu bahan-bahan yang
memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang terdiri dari:
(1) Kamus Besar Bahasa Indonesia; (2) Buku penelitian hukum.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan cara memepelajari, membaca, mencatat, dan memahami berbagai peraturan yang berkaitan dengan pokok bahasan. Studi kepustakaan juga dilakukan dengan melalui pencarian beberapa sumber data, seperti katalog perpustakaan dan media internet.
2. Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan dengan mengakaji klausula-klausula baku yang terdapat pada asuransi kecelakaan kerja karyawan PT Sugar Group Companies.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperjelas data sekunder mengenai mekanisme kepesertaan dan mekanisme pengajuan klaim. Wawancara dilakukan kepada pihak PT Sugar Group Companies bagian Supervisor asuransi kecelakaan kerja yaitu Bpk. Cipto, karyawan, dan pihak PT. Jamsostek.
(53)
Setelah terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data sebagai berikut : 1. Klasifikasi data, yaitu menyusun data sesuai dengan bidang atau kelompoknya
agar memudahkan dalam menganalisisnya.
2. Penyusunan data, yaitu menyusun data secara sistematis sehingga memperjelas pengkajiannya.
G. Analisis Data
Pada tahap selanjutnya data yang telah tersususun dianalisis dengan analisis kualitatif, yaitu menginterpretasikan data dalam bentuk kalimat yang sistematis dan dalam bahasa yang efektif. Dengan menghubungkan data tersebut menurut pokok bahasan yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas
untuk menjawab permasalahan dan mengambil suatu kesimpulan.4
4
(54)
61
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterkaitan (legally bound) yang timbul karna persetujuan atau kesepakatan berdasarkan UU Jamsostek. Keterkaitan tersebut berupa kesediaan secara wajib dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-masing terhadap satu sama lain (secara timbal balik). Artinya, sejak tercapai kesepakatan asuransi, tertanggung terkait dan wajib membayar premi asuransi kepada tertanggung, jika terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian atas asuransi jiwa , maka penanggung wajib membayar ganti kerugian sesuai dengan ketentuan UU Jamsostek, akan tetapi jika tidak terjadi evenemen, premi yang sudah dibayar oleh tertanggung tetap menjadi milik penanggung.
2. Mekanisme dalam kepesertaan Program Jamsostek harus memenuhi syarat dan prosedur kepesertaannya. Syarat kepesertaan pada asuransi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : Setiap pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja setiap bulannya minimum Rp. 1000.000, wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja, sedangkan prosedurnya adalah sebagai berikut: Setiap pengusaha yang
(55)
mengajukan pendaftaraan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja kepada Badan penyelenggara harus memiliki formulir pendaftaraan perusahaan (Formulir Jamsostek 1) dan Pendaftaraan tenaga kerja (Formulir Jamsostek 1a).
3. Mekanisme pengajuan klaim dalam Program Jamsostek harus memenuhi syarat dan prosedurnya. Syarat pengajuan klaim pada asuransi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut: membuat BAP (Berita Acara Pemeriksaan) sebagai bukti telah terjadi kecelakan, memberikan identitas, menyerahkan kwintasi asli atas biaya ayng telah dikeluarkan untuk rawatan/pengobatan, surat-surat bukti lain yang dianggap perlu dalam keadaan.
Prosedur pengajuan klaim pada asuransi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut: Pengusaha wajib mengisi dan mengirimkan formulir jamsostek 3 jamsostek kepada Depnaker dan PT. Jamsostek sebagai laporan kecelakaan kerja tahap I tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan, selanjutnya pengusaha wajib melaporkan kecelakaan tahap II dengan mengisi formulir jamsostek 3a setelah menerima surat keterangan dokter (formulir jamsostek 3b).
(56)
DAFTAR PUSTAKA
A.Buku – buku
Abdul Aziz Dahlan dkk (editor), Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve:1996
Ali Hasan,Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam,Kencana,Jakarta:2004
Drs.A. Hasymi, Dasar-dasar asuransi, Balai Aksara,Jakarta,1981
Darmawi Herman, Manajemen Asuransi, Jakarta,Bumi Aksara:2001
Khakim Abdul, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung:2009
Muhammad Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung:2006
____________________, 2004.Hukum dan Penelitian Hukum.PT Citra Aditya
Bakti. Bandung
Muhammad Muslehuddin, Insurance and Islamic Law,Menggugat Asuransi
Modern:Mengajukan suatu alternative baru dalam perpektif hukum islam, Jakarta;1999.
Prodjodikoro Wirjono, Hukum Asuransi di Indonesia, PT Intermasa, Jakarta:1987
Salim Abbas, Asuransi dan Manajemen Resiko, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta:2003
____________________, 1993.Asuransi dan Manajemen Risiko, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta
(57)
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek..
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor
PER-12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan,
Pembayaraan iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaag Kerja
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
C. Website
http://www.wikipedia.org
http://www.armyl ookfashion.com/…/definisi-asuransi-tentang asuransi-arti.html http://ujangtricahyono.wordpress.com/2012/12/06/konsep-strategi-pemasaran- gula-kristal-putih-produk-gulaku-berbahan-dasar-tebu-saccharum-officinarum-l-study-kasus-pt-sweet-indolampung-sugar-group-companies/
D. Sumber lain
Wawancara dengan Ibu Dr. Trissiana Kepala Bagian Operasi dan Kepesertaan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Lampung I
Wawancara dengan Bapak Rudi Kepala Bidang Pelayanan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Lampung I
Wawancara dengan Bapak Cipto Kepala Bidang Pelayanan Asuransi Kecelakaan Kerja di PT. Sugar Group Compnies
(1)
c..Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yaitu bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang terdiri dari:
(1) Kamus Besar Bahasa Indonesia; (2) Buku penelitian hukum.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan cara memepelajari, membaca, mencatat, dan memahami berbagai peraturan yang berkaitan dengan pokok bahasan. Studi kepustakaan juga dilakukan dengan melalui pencarian beberapa sumber data, seperti katalog perpustakaan dan media internet.
2. Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan dengan mengakaji klausula-klausula baku yang terdapat pada asuransi kecelakaan kerja karyawan PT Sugar Group Companies.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperjelas data sekunder mengenai mekanisme kepesertaan dan mekanisme pengajuan klaim. Wawancara dilakukan kepada pihak PT Sugar Group Companies bagian Supervisor asuransi kecelakaan kerja yaitu Bpk. Cipto, karyawan, dan pihak PT. Jamsostek.
(2)
40
Setelah terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data sebagai berikut :
1. Klasifikasi data, yaitu menyusun data sesuai dengan bidang atau kelompoknya agar memudahkan dalam menganalisisnya.
2. Penyusunan data, yaitu menyusun data secara sistematis sehingga memperjelas pengkajiannya.
G. Analisis Data
Pada tahap selanjutnya data yang telah tersususun dianalisis dengan analisis kualitatif, yaitu menginterpretasikan data dalam bentuk kalimat yang sistematis dan dalam bahasa yang efektif. Dengan menghubungkan data tersebut menurut pokok bahasan yang telah ditetapkan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas untuk menjawab permasalahan dan mengambil suatu kesimpulan.4
4
(3)
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah keterkaitan (legally bound) yang timbul karna persetujuan atau kesepakatan berdasarkan UU Jamsostek. Keterkaitan tersebut berupa kesediaan secara wajib dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-masing terhadap satu sama lain (secara timbal balik). Artinya, sejak tercapai kesepakatan asuransi, tertanggung terkait dan wajib membayar premi asuransi kepada tertanggung, jika terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian atas asuransi jiwa , maka penanggung wajib membayar ganti kerugian sesuai dengan ketentuan UU Jamsostek, akan tetapi jika tidak terjadi evenemen, premi yang sudah dibayar oleh tertanggung tetap menjadi milik penanggung.
2. Mekanisme dalam kepesertaan Program Jamsostek harus memenuhi syarat dan prosedur kepesertaannya. Syarat kepesertaan pada asuransi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : Setiap pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja setiap bulannya minimum Rp. 1000.000, wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja, sedangkan prosedurnya adalah sebagai berikut: Setiap pengusaha yang
(4)
62
mengajukan pendaftaraan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja kepada Badan penyelenggara harus memiliki formulir pendaftaraan perusahaan (Formulir Jamsostek 1) dan Pendaftaraan tenaga kerja (Formulir Jamsostek 1a).
3. Mekanisme pengajuan klaim dalam Program Jamsostek harus memenuhi syarat dan prosedurnya. Syarat pengajuan klaim pada asuransi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut: membuat BAP (Berita Acara Pemeriksaan) sebagai bukti telah terjadi kecelakan, memberikan identitas, menyerahkan kwintasi asli atas biaya ayng telah dikeluarkan untuk rawatan/pengobatan, surat-surat bukti lain yang dianggap perlu dalam keadaan.
Prosedur pengajuan klaim pada asuransi kecelakaan kerja adalah sebagai berikut: Pengusaha wajib mengisi dan mengirimkan formulir jamsostek 3 jamsostek kepada Depnaker dan PT. Jamsostek sebagai laporan kecelakaan kerja tahap I tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan, selanjutnya pengusaha wajib melaporkan kecelakaan tahap II dengan mengisi formulir jamsostek 3a setelah menerima surat keterangan dokter (formulir jamsostek 3b).
(5)
DAFTAR PUSTAKA
A.Buku – buku
Abdul Aziz Dahlan dkk (editor), Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve:1996
Ali Hasan,Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam,Kencana,Jakarta:2004 Drs.A. Hasymi, Dasar-dasar asuransi, Balai Aksara,Jakarta,1981
Darmawi Herman, Manajemen Asuransi, Jakarta,Bumi Aksara:2001 Khakim Abdul, Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung:2009
Muhammad Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung:2006
____________________, 2004.Hukum dan Penelitian Hukum.PT Citra Aditya Bakti. Bandung
Muhammad Muslehuddin, Insurance and Islamic Law,Menggugat Asuransi Modern:Mengajukan suatu alternative baru dalam perpektif hukum islam, Jakarta;1999.
Prodjodikoro Wirjono, Hukum Asuransi di Indonesia, PT Intermasa, Jakarta:1987
Salim Abbas, Asuransi dan Manajemen Resiko, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta:2003
____________________, 1993.Asuransi dan Manajemen Risiko, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
(6)
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jamsostek..
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor PER-12/MEN/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaraan iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaag Kerja
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
C. Website
http://www.wikipedia.org
http://www.armyl ookfashion.com/…/definisi-asuransi-tentang asuransi-arti.html http://ujangtricahyono.wordpress.com/2012/12/06/konsep-strategi-pemasaran- gula-kristal-putih-produk-gulaku-berbahan-dasar-tebu-saccharum-officinarum-l-study-kasus-pt-sweet-indolampung-sugar-group-companies/
D. Sumber lain
Wawancara dengan Ibu Dr. Trissiana Kepala Bagian Operasi dan Kepesertaan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Lampung I
Wawancara dengan Bapak Rudi Kepala Bidang Pelayanan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Lampung I
Wawancara dengan Bapak Cipto Kepala Bidang Pelayanan Asuransi Kecelakaan Kerja di PT. Sugar Group Compnies