Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari

PENGARUH SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) DALAM
RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING
UMUR DOC - 42 HARI

SKRIPSI

Oleh :
JEFRI GINTING
040306027

DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

PENGARUH SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) DALAM
RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

UMUR DOC - 42 HARI

SKRIPSI

Oleh :
JEFRI GINTING
040306027

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009


Judul Proposal

:Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena
odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC – 42 Hari.

Nama

: Jefri Ginting

Nim

: 040306027

Departemen

: Peternakan

Program Studi


: Produksi Ternak

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Philipus Sembiring, MS)
Ketua

(Ir. Sayed Umar, MS)
Anggota

Mengetahui

(Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP)
Ketua Departemen

Tanggal ACC

:


Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

ABSTRACT

Jefri Ginting “The Influence of Chromolaena Odorata in Feed to
Performance Broiler DOC to 42 days of age”, under advices of Mr. Dr. Ir.
Philipus Sembiring, MS as the first advisor and Mr. Ir. Sayed Umar, MS as the
second.
This research was conducted in Biological Laboratory of Livestock
Department, Agriculture Faculty of North Sumatera University that was started
on 4th September until 16th October 2008.
The purposes of this research is to study level of using
chromolaena odorata’s leaf meal to consumption of feed, incresase body weight,
and Feed Conversion Ratio (FCR) broiler to 6 weeks of age.
This research used completely randomized design (CDR) with 4
treatments and 5 replications, each replication consist of 5 head per plot with
treatment R0 (feed without chromolaena odorata’s meal), R1 (feed with 5%

chromolaena odorata’s meal), R2 (feed with 10% chromolaena odorata’s meal),
and R3 (feed with 15% chromolaena odorata’s meal).
The research showed that the utilization of chromolaena odorata’s leaf
meal in feed of broiler give non significant different (P > 0,05) to consumption of
feed (R0 : 396,408, R1 : 382,88, R2 : 349,22, R3 : 330,086 g/head/week) but give
significant diferent (P 0,05) terhadap konsumsi ransum
(R0 : 396,408, R1 : 382,88, R2 : 349,22, R3 : 330,086 g/ekor/minggu) tetapi
memberikan pengaruh sangat nyata (P93.000 biji/pohon/tahun), tahan pemangkasan, renggutan, api, panas dan
bila kekurangan air, maka daun mengering dan gugur tetapi bonggol tetap
hidup.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Klasifikasi Chromolaena odorata :
Dunia

: plantae (tanam-tanaman)


Bagian

: magnoliophyta

Kelas

: magnoliopsi

Golongan

: asterales

Rumpun

: asteraceae

Suku

: eupatorieae


Macam

: chromolaena

Jenis

: odorata

(Pink, 2004)
Kandungan nutrisi semak bunga putih (Chromolaena odorata) dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Chromolaena odorata
Nutrisi

%

Protein kasar
Lemak kasar
Serat kasar
Kadar abu

Nitrogen free extract

18-36
1.01
11.67
3.63
65.03

Sumber : Marthen (2007)

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) yang baru siap diambil
dan sedang dikeringkan untuk digiling menjadi tepung pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Daun semak bunga putih (Chromolaena odorata)

Kandungan asam amino semak bunga putih (Chromolaena odorata) dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Kandungan asam amino Chromolaena odorata dalam 100 g BK (bahan
kering).
Asam Amino
Alanin
Asam Aspartik
Arginin
Glisin
Asam Glutamik
Histidin
Isoleusin
Lisin
Metionin
Cistin
Leusin
Serin
Threonin
Phenilalanin
Valin
Tirosin
Triptopan


%
4.03
6.12
4.96
4.61
9.38
2.63
5.52
2.01
1.58
1.30
7.01
3.81
4.90
4.30
6.20
4.71
2.38


Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Sumber : Marthen (2007)

Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum merupakan kegiatan masuknya sejumlah unsur nutrisi
yang ada dalam pakan tersebut. Secara biologis ayam mengkonsumsi makanan
untuk proses hidupnya. Kebutuhan energi untuk fungsi-fungsi tubuh dan
memperlancar reaksi-reaksi asam amino dari tubuh. Hal ini menunjukan bahwa
ternak ayam dalam mengkonsumsi makananya digunakan untuk kebutuhan ternak
tersebut (Wahyu, 1985).
Dalam mengkonsumsi ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
: umur, palatibilitas ransum, aktivitas ternak, energi ransum dan tingkat protein.
Juga ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari ransum yang diberikan serta
penggolongannya. Ransum yang diberikan pada ternak harus disesuaikan dengan
umur dan berdasarkan kebutuhan, hal ini bertujuan selain untuk mengefisiensikan
jumlah ransum pada ternak juga untuk mengetahui sejauh mana pertambahan
berat badan yang dicapai (Anggorodi, 1979).
Untuk kondisi lingkungan yang terlalu dingin atau kondisi lingkungan
yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuh, maka ayam pedaging akan
mengkonsumsi ransum yang lebih banyak untuk menjaga panas badannya.
Sebaliknya bila suhu lingkungan terlalu tinggi maka ayam pedaging akan
mengurangi jumlah ransum yang dikonsumsi tetapi lebih banyak minum sebab air
lebih berfungsi untuk mengolah panas dari luar tubuh lewat penguapan dan
pernafasan (Murtidjo, 1990).
Bila ayam pedaging diberi ransum dengan kadar protein rendah dan energi
tinggi maka ayam akan mengkonsumsi ransum dalam jumlah sedikit. Sebaliknya
Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

bila ransum yang dikonsumsi memiliki protein yang tinggi dan energi rendah,
maka ayam akan mengkonsumsi ransum lebih banyak. Namun biasanya ransum
yang memiliki protein tinggi juga memiliki kadar energi yang tinggi
(Murtidjo, 1990).
Bagi ayam pedaging jumlah konsumsi yang banyak bukanlah merupakan
jaminan untuk mencapai pertumbuhan puncak. Kualitas dari bahan pakan dan
keserasian komposisi gizi sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan merupakan dua
hal mutlak yang menentukan tercapainya performans puncak (Wahyu, 1998).
Konsumsi ransum tidak sama untuk setiap periode pertumbuhan. Semakin
tinggi pertambahan berat badan semakin besar konsumsi ransum sampai
pertumbuhan maksimum dicapai. Data konsumsi ransum dan pertumbuhan dapat
dilihat pada Tabel 4, berikut ini.
Tabel 4. Konsumsi Ransum dan Pertumbuhan Ayam Pedaging (1-8 minggu)
Umur (mg)
1
2
3
4
5
6
7
8

Bobot Badan
(kg)
0,120
0,275
0,483
0,733
1,033
1,378
1,715
2,112

Kebutuhan Pakan g/hari/
ekor
13
33
48
65
88
117
135
148

Kumulatif
91
322
658
1113
1729
2548
3493
4529

Sumber : Murtidjo (1987)

Pertambahan Bobot Badan
Tillman et al. (1986), mengemukakan bahwa pertumbuhan umumnya
dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan yang dengan mudah
dilakukan dengan penimbangan berulang-ulang dan diketengahkan dengan
pertumbuhan badan tiap hari, tiap minggu, atau tiap waktu lainya.
Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Kartadisastra (1994), menyatakan bahwa bobot badan ayam (tergantung
strainnya) akan menentukan jumlah konsumsi pakannya. Semakin besar bobot
badan ayam, semakin banyak jumlah konsumsi pakannya. Disamping strain, jenis
dan tipe ayam juga menentukan.
Pertumbuhan murni menurut Anggorodi (1979) adalah pertambahan dalam
bentuk dan bobot jaringan-jaringan tubuh seperti urat daging, tulang, jantung, otak
dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali lemak). Kemampuan ternak mengubah
zat-zat nutrisi ditunjukkan dengan pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot
badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur
pertumbuhan.
Maynard et al. (1984), disitasi Maharani (2002) menyatakan kecepatan
pertumbuhan tergantung dari spesies, jenis kelamin, umur dan keseimbangan zatzat nutrisi dalam ransum. Wahyu (1992) mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan adalah bangsa, tipe ayam, jenis kelamin, energi
metabolisme, kandungan protein dan suhu lingkungan.

Konversi ransum
Konversi ransum (feed converse ratio) adalah perbandingan jumlah
konsumsi ransum pada satu minggu dengan pertambahan bobot badan yang
dicapai pada minggu itu, bila rasio kecil berarti pertambahan bobot badan ayam
memuaskan atau ayam makan dengan efisien. Hal ini dipengaruhi oleh besar
badan dan bangsa ayam, tahap produksi, kadar energi dalam ransum, dan
temperatur lingkungan (Rasyaf, 2000).

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Konversi ransum adalah ransum yang habis di konsumsi ayam dalam
jangka waktu tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan bobot badan (pada
waktu tertentu) semakin baik mutu ransum semakin kecil konversinya
(Rasyaf ,1995). Menurut Tillman et al. (1991), semakin banyak ransum yang
dikonsumsi untuk menghasilkan satu satuan produksi maka semakin buruklah
konversi ransum. Baik buruknya konversi ransum ditentukan oleh berbagai faktor
diantaranya mutu ransum, temperatur, lingkungan dan tujuan pemeliharaan serta
genetik.
Semakin baik mutu pakan semakin kecil pula konversi pakannya. Baik
tidaknya mutu pakan ditentukan oleh seimbang tidaknya zat-zat gizi dalam pakan
itu diperlukan oleh tubuh ayam. Pakan yang kekurangan salah satu unsur gizi akan
mengakibatkan ayam akan memakan pakannya secara berlebihan untuk
mencukupi kekurangan zat yang diperlukan tubuhnya (Sarwono,1996).

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Jln. Prof. Dr. A.
Sofyan No.3 Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan, berada pada pada ketinggian 25 meter dari permukaan laut.
Penelitian berlangsung selama 6 minggu dimulai dari bulan September sampai
Oktober 2008.

Bahan dan Alat

Bahan
-

100 ekor DOC unsexing strain Abror Acress-CP 707
(x = 42.16 ± 6.28g)

-

Ransum yang terdiri dari jagung, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil
kedelai, tepung semak bunga putih, tepung ikan, top mix, dan minyak
nabati (minyak kelapa sawit).

-

Daun Chromolaena odorata.

-

Air minum yang diberikan secara ad-libitum.

-

Obat-obatan.

-

Vaksin (ND dan Gumboro).

-

Rodalon.

-

Gula merah.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Alat
-

Kandang sebanyak 20 buah, berukuran 100cm x 100cm x 50cm, setiap
kandang berisi masing-masing 5 ekor DOC.

-

Timbangan Salter dengan skala 5 kg dengan ketelitian 0,01 g dan
timbangan elektrik ohaous dengan skala 2 kg dengan ketelitian 2 g.

-

Alat penerangan lampu pijar 40 watt sebanyak 20 buah.

-

Alat tulis, buku data dan kalkulator.

Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan (setiap ulangan terdiri atas 5 ekor
ayam). Perlakuan yang diteliti sebagai berikut :
R0

= Ransum tanpa tepung Chromolaena odorata.

R1

= Ransum yang menggunakan tepung Chromolaena odorata 5%.

R2

= Ransum yang menggunakan tepung Chromolaena odorata 10%.

R3

= Ransum yang menggunakan tepung Chromolaena odorata 15%.

Ulangan yang didapat berasal dari rumus :
t (n-1) ≥ 15
4 (n-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
n=5

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Dengan susunan sebagai berikut :
RO1

RO2

RO3

RO4

RO5

R11

R12

R13

R14

R15

R21

R22

R23

R24

R25

R31

R32

R33

R34

R35

Model matematik percobaan yang digunakan adalah :
Yij

= µ + i + ij

Dimana :
i

= 1, 2, 3, . . . . . . . . . .i = perlakuan

j

= 1, 2, 3, . . . . . . . . . .i = ulangan

Yij

= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke j

µ

= nilai tengah umum

i

= pengaruh perlakuan ke-i

ij

= efek galat percobaan pada perlakuan ke-i, ulangan ke-j

Parameter Penelitian
Adapun parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah :
1. Konsumsi ransum (g/ekor)
Dihitung berdasarkan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa
ransum dan ransum terbuang.
2. Pertambahan Bobot Badan
Diukur dengan menimbang bobot badan setiap minggu dikurangi dengan
bobot badan minggu sebelumnya.
Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

3. Konversi Ransum (FCR)
Dihitung berdasarkan jumlah ransum yang dikonsumsi ayam dibagi
dengan pertambahan bobot badan selama satu minggu.

Pelaksanaan Penelitian
-

Persiapan kandang
Kandang yang digunakan adalah kandang sistem baterai, dibuat berbentuk
pangung, terdiri dari 20 unit dan setiap unit diisi 5 ekor DOC. Sebelum
ayam dimasukkan, kandang dan peralatan terlebih dahulu di desinfektan
dengan rodalon.

-

Penyusunan Ransum
Ransum disusun sesuai dengan perlakuan yang akan diteliti. Penyusunan
ransum dilakukan satu kali seminggu dengan tujuan untuk menjaga
kualitas ransum.

-

Pemeliharaan
Ransum dan air minum diberikan secara ad-libitum, penerangan diatur
sedemikian rupa sesuai dengan kondisi yang nyaman untuk ayam.

-

Random Ayam
Sebelum DOC dimasukkan kedalam kandang, dilakukan pemilihan secara
acak yang bertujuan memperkecil nilai keragaman dan dilakukan
penimbangan

bobot

badan awal dari masing-masing

DOC dan

ditempatkan sebanyak 5 ekor per plot.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian diperoleh dari konsumsi ransum, pertambahan bobot
badan dan konversi ransum yang diperoleh dari DOC – 42 hari.

Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum merupakan kegiatan masuknya sejumlah unsur nutrisi
yang ada dalam pakan tersebut. Konsumsi ransum dapat dihitung berdasarkan
jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa ransum dan ransum
terbuang.
Rataan konsumsi ransum ayam pedaging selama penelitian dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5.

Rataan konsumsi ransum ayam pedaging umur DOC – 42 hari
g/ekor/minggu)

Perlakuan
R0
R1
R2
R3
Total
Rataan

1
370.83
383.2
375.67
385.1

Ulangan
Total
2
3
4
5
483.68 340.2 372.7 414.63 1982.04
372.83 381.37 409.17 367.83 1914.40
333.27 338.33 288.9 409.93 1746.10
335.03 291.07 325.83 313.4 1650.43
7292.97

Rataan
396.41
382.88
349.22
330.09
1458.60
364.65

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan konsumsi ransum ayam pedaging
tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (ransum tanpa tepung Chromolaena odorata)
sebesar 396.41 g/ekor/minggu dan terendah terdapat pada perlakuan R3 ( ransum
dengan pemberian tepung Chromolaena odorata 15%) sebesar 330.09
g/ekor/minggu.
Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan dihitung dengan menimbang bobot badan setiap
minggu dikurangi dengan bobot badan minggu sebelumnya.
Rataan pertambahan bobot badan ayam pedaging selama penelitian dapat
dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rataan pertambahan bobot badan ayam pedaging umur DOC – 42 hari
(g/ekor/minggu)
Perlakuan
R0
R1
R2
R3
Total
Rataan

1
183.33
173.93
162.53
145.8

2
198.67
171.17
164.8
138.13

Ulangan
3
165.33
169.77
154
116.83

4
201.63
187.6
145.17
115.17

5
192.73
175.33
171.8
133.13

Total

Rataan

941.69
877.80
798.30
649.06
3266.85

188.34
175.56
159.66
129.81
653.37
163.34

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan pertambahan bobot badan ayam
pedaging yang tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (ransum tanpa tepung
Chromolaena odorata) sebesar 188.34 g/ekor/minggu dan terendah terdapat pada
perlakuan R3 ( ransum dengan pemberian tepung Chromolaena odorata 15%)
sebesar 129.81 g/ekor/minggu.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Konversi Ransum
Konversi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang dikonsumsi
ayam dibagi dengan pertambahan bobot badan selama satu minggu.
Rataan konversi ransum ayam pedaging selama penelitian dapat dilihat
pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Rataan konversi ransum ayam pedaging umur DOC – 42 hari.
Perlakuan
R0
R1
R2
R3
Total
Rataan

1
1.97
2.18
2.44
2.78

2
2.29
2.17
2.08
2.72

Ulangan
3
2.01
2.21
2.33
2.55

4
1.82
2.15
2.08
2.73

5
2.13
2.03
2.45
2.53

Total

Rataan

10.22
10.74
11.38
13.31
45.65

2.04
2.15
2.28
2.66
9.13
2.28

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan konversi ransum ayam pedaging
tertinggi

terdapat

pada

R3

(ransum

dengan

pemberian

tepung

Chromolaena odorata 15%) sebesar 2.66 g/ekor/minggu dan terendah terdapat
pada perlakuan R0 (ransum tanpa tepung Chromolaena odorata) sebesar
2.04 g/ekor/minggu.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan analisis keragaman dan uji statistik
terhadap hasil penelitian yang diperoleh.

Konsumsi Ransum
Untuk mengetahui pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata)
dalam ransum terhadap konsumsi ransum, maka dilakukan analisis keragaman
yang dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Analisis keragaman konsumsi ransum ayam pedaging umur DOC – 42
hari.
SK
Perlakuan
Galat
Total

Db
3
16
19

JK
KT
13868.29226 4622.764085
26611.7088
1663.2318
40480.00106

Fhitung
2.78tn

F0.05
3.24

F0.01
5.29

Keterangan : tn = tidak nyata
KK = 2.80%

Dari hasil analisis keragaman pada Tabel 8 menunjukkan bahwa Fhitung
lebih kecil dari Ftabel ini menunjukkan bahwa pengaruh semak bunga putih
(Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap konsumsi ransum memberikan
pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05).
Hal ini disebabkan karena setelah penambahan semak bunga putih dalam
ransum menyebabkan konsumsi ayam terhadap ransum menurun. Pada Tabel 5
dapat dilihat perlakuan R0 (ransum tanpa tepung Chromolaena odorata) rataan
konsumsinya 396.408 g/ekor/minggu sedangkan perlakuan R1 (ransum dengan
Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

pemberian

tepung

Chromolaena

odorata

5%)

rataan

konsumsinya

382.88 g/ekor/minggu.
Secara biologis menurun, tetapi statistik mengatakan non signifikan, ini
menunjukkan bahwa ditinjau dari konsumsi ransum palatabilitas Chromolaena
odorata baik dan sama dengan bahan lainnya.
Ini menunjukkan bahwa palatabilitas ransum sampai perlakuan 15% baik
sehingga ayam mengkonsumsi ransum dalam jumlah sama. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anggorodi (1979) bahwa dalam mengkonsumsi ternak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain : umur, palatibilitas ransum, aktivitas ternak, energi
ransum dan tingkat protein. Juga ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari
ransum yang diberikan serta penggolongannya. Ransum yang diberikan pada
ternak harus disesuaikan dengan umur dan berdasarkan kebutuhan, hal ini
bertujuan selain untuk mengefisiensikan jumlah ransum pada ternak juga untuk
mengetahui sejauh mana pertambahan berat badan yang dicapai.
Wahyu (1998) menambahkan bagi ayam pedaging jumlah konsumsi yang
banyak bukanlah merupakan jaminan untuk mencapai pertumbuhan puncak.
Kualitas dari bahan pakan dan keserasian komposisi gizi sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan merupakan dua hal mutlak yang menentukan tercapainya
performans puncak.

Pertambahan Bobot Badan
Untuk mengetahui pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata)
dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan, maka dilakukan analisis
keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.
Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans
Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.
USU Repository © 2009

Tabel 9. Analisis keragaman pertambahan bobot badan ayam pedaging umur
DOC – 42 hari.
SK
Perlakuan
Galat
Total

Db
3
16
19

JK
9559.487815
2200.39956
11759.88737

KT
3186.495938
137.5249725

Fhitung
23.17**

F0.05
3.24

F0.01
5.29

Keterangan : ** = sangat nyata
KK = 1.80%

Hasil analisis keragaman pada Tabel 9 menunjukkan bahwa Fhitung lebih
besar dari Ftabel ini menunjukkan bahwa pengaruh semak bunga putih
(Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan
memberikan pengaruh yang sangat nyata (P