Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1-42 Hari

(1)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN TEPUNG DAUN SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) DALAM RANSUM AYAM

PEDAGING UMUR 1 42 HARI

SKRIPSI

Oleh :

ABDUL BASITH HABIBI 040306008

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN TEPUNG DAUN SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) DALAM RANSUM AYAM

PEDAGING UMUR 1 42 HARI

SKRIPSI

Oleh :

ABDUL BASITH HABIBI 040306008

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar Sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(3)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Judu l Skripsi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena Odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1- 42 Hari

Nama : Abdul Basith Habibi NIM : 040306008

Departemen : Peternakan

Program Studi : Ilmu Produksi Ternak

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Philippus Sembiring, MS) (Ir. Juharnomi Rifa’i, MS)

Ketua Anggota

Diketahui Oleh :

( Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP ) Ketua Departemen


(4)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

Abdul Basith Habibi, 2009 “The Utilization of Semak Bunga Putih Leaf

Powder (Chromolaena odorata) in Broiler Ration”. Under guidance of Mr. Dr. Ir Philippus Sembiring, MS., as a chief academic advisor, and Mrs. Ir.

Juharnomi Rifa’i, MS., as member.

The research has been made in Laboratory of Animal Husbandry Biology, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, September up to October 2008.

The objective of the research would be to know the application level of semak bunga putih leaf powder (Chromolaena odorata) in broiler ration.

The parameter measured in this research included total cost of production, production total, profit / loss, break event point (BEP) of production cost, break event point (BEP) of production volume and income over feed cost (IOFC).

The research used 100 broilers of Abror Acress-CP 707 strain. This research also used Completely Randomized Design (CRD) with four treatment and five replications, the treatments were the percentage of semak bunga putih flour (Chromolaena odorata), i.e.,P0 (without semak bunga putih flour), P1 (5 % of semak bunga putih flour), P2 (10 % of semak bunga putih flour) P3 (15 % of semak bunga putih flour).

The result of research indicated that highest average parameter of total production cost was Rp. 21574,89 and from least variance test, the application of bunga putih flour (Chromolaena odorata) indicated a significantly different (0,05 > P < 0,01) between P0 and P3, except P0, P1 and P2 non significantly different; the highest average of production total was Rp. 18121,08 and the least difference test was found among treatments of P0, P2, P3 significantly different (P ≥ 0,01), but P0 (without semak bunga putih flour) was non significantly different to P1; the highest average of profit / loss parameter Rp. -2876,05; the highest average of BEP parameter of production cost was Rp. 22253,39 and the least variance indicated significantly different (P ≥ 0,01) except P0 and P1 was non significantly different; the highest average of BEP production volume 1,19 and least variance test indicated significantly different (0,05 > P < 0,01) at each other treatment; the highest average of IOFC parameter was Rp. 1263,3.

In conclusion, the application of semak bunga putih flour (Chromolaena odorata) did not make economic profit.


(5)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Abdul Basith Habibi, 2009 “Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) dalam Ransum Ayam Pedaging”. Di bawah bimbingan Bapak DR. Ir. Philipus Sembiring, MS., sebagai ketua dan Ibu Ir. Juharnomi Rifa’i, MS sebagai anggota.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, September 2008 sampai dengan Oktober 2008.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penggunaan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) yang ekonomis digunakan dalam ransum ayam pedaging.

Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah total biaya produkis, total hasil produksi, laba / rugi, break event point (BEP) harga produksi, break event

point (BEP) volume produksi dan income over feed cost (IOFC).

Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam strain Abror Acress-CP 707. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan, perlakuannya adalah persentase tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) yaitu P0 (tanpa tepung semak bunga putih), P1 (tepung semak bunga putih 5 %), P2 (tepung semak bunga putih 10 %), dan P3 (tepung semak bunga putih 15 %).

Dari hasil penelitian ini diperoleh rataan tertinggi parameter total biaya produksi sebesar Rp. 21574,89 dan dari uji beda nyata terkecil (BNT) penggunaan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) diperoleh hasil berbeda nyata (0,05 > P < 0,01) antara P0 dan P3 kecuali P0, P1 dan P2 berbeda tidak nyata; rataan tertinggi parameter total hasil produksi sebesar Rp. 18121,08 dan dari uji beda nyata terkecil (BNT) diperoleh antara perlakuan P0, P2 dan P3 berbeda sangat nyata (P ≥ 0,01), tetapi P0 (tanpa tepung semak bunga putih) berbeda tidak nyata terhadap P1; rataan tertinggi parameter laba / rugi Rp. -2876,05; rataan tertinggi parameter BEP harga produksi sebesar Rp. 22253,39 dan dari uji beda nyata terkecil diperoleh hasil berbeda sangat nyata (P ≥ 0,01) kecuali pada P0 dan P1 berbeda tidak nyata; rataan tertinggi parameter BEP volume produksi sebesar 1,19 dan dari uji beda nyata terkecil diperoleh hasil berbeda nyata (0,05 > P < 0,01) pada masing-masing perlakuan lainnya; rataan tertinggi parameter IOFC sebesar Rp. 12653,34.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemanfaatan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) tidak memberikan keuntungan secara ekonomis.


(6)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Abdul Basith Habibi, dilahirkan di Medan pada Tanggal 3 Juni 1986, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, anak dari Bapak Bustami Batubara dan Ibu Hafsah Rangkuti.

Pendidikan yang telah ditempuh sampai saat ini adalah, masuk SD Negeri 066038 Medan, lulus pada thun 1998, masuk SMP Negeri 41 Medan lulus pada tahun 2001, masuk SMA Swasta Harapan lulus pada tahun 2004. Tahun 2004 memasuki Perguruan Tinggi pada Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.

Kegiatan yang pernah diikuti selama kuliah, mengikuti PKL (Praktek Kerja Lapangan) di Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni – Juli 2007. Melaksanakan penelitian skripsi di Laboratorium Biologi Ternak, Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan mulai bulan September – Oktober, 2008.


(7)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena Odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1- 42 Hari” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak DR. Ir. Philipus Sembiring, MS., sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Juharnomi Rifa’i, MS sebagai anggota komisi pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP sebagai ketua Departemen Peternakan yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terlaksana dengan baik. Ungkapan terima kasih terbesar juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua Ayahanda Bustami Batubara dan Ibunda Hafsah Rangkuti, serta seluruh keluarga, orang-orang terdekat, dan teman-teman atas segala do’a, nasehat, dan perhatiannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2009 Penulis


(8)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 2

Hipotesis……… ... .2

Kegunaan Penelitian ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ayam Pedaging ... 3

Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Ayam Pedaging ... 4

Kebutuhan Nutrisi Ayam Pedaging ... 5

Pemanfaatan Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Sebagai Bahan Pakan Ayam Pedaging……….. 7

Analisis Ekonomi ... 9

Total Biaya Produksi……….. 9

Total Hasil Produksi………...10

Laba / Rugi………..10

Break Even Point (BEP)……… 11

Income Over Feed Cost (IOFC)……… 11

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

Bahan dan Alat ... 13

Pelaksanaan Penelitian ... 14

Metode Penelitian ... 14


(9)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ... 18

Total Biaya Produksi ... 18

Total Hasil Produksi ... 19

Laba / Rugi ... 19

Break Event Point (BEP) Harga Produksi... 20

Break Event Point (BEP) Volume Produksi... 21

Income Over Feed Cost (IOFC)………. 21

Pembahasan ... 23

Total Biaya Produksi ... 23

Total Hasil Produksi ... 24

Laba / Rugi ... 26

Break Event Point (BEP) Harga Produksi... 26

Break Event Point (BEP) Volume Produksi... 28

Income Over Feed Cost (IOFC)………. 30

Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 32

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ………33

Saran………....33 DAFTAR PUSTAKA


(10)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Ciri ayam broiler AA CP-707 ... . 3

2. Kebutuhan zat makanan ayam pedaging pada periode starter sampai finisher ………... 6

3. Kandungan nutrisi semak bunga putih (Chromolaena odorata)... 8

4. Rataan total biaya produksi selama penelitian (Rp / ekor)………...18

5. Rataan total hasil produksi selama penelitian (Rp / Kg)... 19

6. Rataan laba / rugi selama penelitian (Rp / ekor)………...20

7. Rataan BEP harga produksi selama penelitian (Rp / Kg)………... 20

8. Rataan BEP volume produksi selama penelitian (Kg / ekor)………... 21

9. Rataan IOFC selama penelitian (Rp / ekor)………... 22

10. Analisis ragam total biaya produksi……….23

11. Uji BNT total biaya produksi………...23

12. Analisis ragam total hasil produksi………..24

13. Uji BNT total hasil produksi………. ..25

14. Analisis ragam BEP harga produksi………...27

15. Uji BNT BEP harga produksi………...27

16. Analisis ragam BEP volume produksi………... 28

17. Uji BNT BEP volume produksi………....29

18. Analisis ragam IOFC………...30


(11)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Semak bunga putih (Chromolaena odorata) ... 8


(12)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kandungan nutrisi bahan pakan………36

2. Susunan ransum ayam pedaging selama penelitian………..36

3. Harga ransum………38

4. Harga ransum ayam per perlakuan………...38

5. Penentuan biaya………....39

6. Biaya dan analisa ekonomi………42


(13)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, unggas memberikan sumbangan yang cukup besar sebagai penghasil daging. Daging unggas merupakan protein hewani yang harganya cukup terjangkau dibandingkan dengan ternak jenis lain. Seiring dengan pertambahan penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, kebutuhan akan protein hewani terus saja meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan akan protein tersebut maka dilakukan suatu usaha. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan beternak ayam broiler.

Peternakan unggas di Indonesia ada banyak permasalahan yang sangat pelik, salah satunya adalah masalah pakan yang semakin mahal harganya sehingga kurang mendapatkan keuntungan yang maksimal. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya Indonesia masih mengimpor kebutuhan bahan baku pakan ternak unggas potensial seperti bungkil kedelai, tepung ikan dan sebagian jagung.

Pada beberapa daerah, potensi bahan pakan ternak, khususnya unggas sangat banyak. Tetapi kurang atau tidak dapat dimanfaatkan kerena beberapa alasan seperti kandungan anti nutrisi yang tinggi, harus diolah dahulu agar dapat dimanfaatkan ataupun masyarakat tidak menyadari kegunaan dan potensi bahan pakan tersebut.

Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) berpotensi sebagai pakan ternak, karena memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, setara dengan lamtoro serta memiliki keseimbangan asam amino yang baik untuk ternak


(14)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

monogastrik (Mullik, 2007). Selain itu Semak Bunga Putih merupakan gulma bagi tanaman pertanian, sehingga secara tidak langsung pemanfaatan Semak Bunga Putih dapat membantu dalam usaha pengendalian gulma bagi tanaman pertanian.

Ditinjau dari keberadaan tanaman Semak Bunga Putih yang merupakan gulma bagi tanaman pertanian, diharapkan perlu dilakukan penelitian tentang bahan pakan ternak berbasis gulma atau tanaman pengganggu yang diperoleh secara bebas di alam serta tidak banyak membutuhkan biaya dalam pengolahannya, sehingga dapat mengatasi mahalnya harga pakan yang merupakan problematika perunggasan di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat penggunaan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) yang ekonomis digunakan dalam ransum ayam pedaging.

Hipotesis Penelitian

Pada tingkat persentase tertentu tepung Daun Semak Bunga Putih paling ekonomis digunakan dalam ransum ayam pedaging.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai bahan infomasi bagi masyarakat, khususnya peternak unggas dalam pemanfaatan tepung Daun Semak Bunga Putih sebagai salah satu bahan pakan ternak unggas.

- Sebagai bahan informasi bagi para peneliti dan kalangan akademis maupun instansi yang berhubungan dengan peternakan.

- Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.


(15)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertiaan Ayam Pedaging

Ayam pedaging (broiler) adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhannya cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi makanan irit, dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya ayam pedaging (broiler) ini siap dipanen antara 1,2-1,9 Kg/ekor. Ayam jenis ini adalah ayam yang paling banyak diternakkan oleh masyarakat dan dipotong baik ditempat pemotongan ayam tradisional, maupun pada rumah potong ayam modern (Priyatno, 2000).

Masyarakat Indonesia mengenal ayam broiler dengan berbagai kelebihan antara lain, hanya dalam enam minggu ayam tersebut dapat dipanen. Daging ayam broiler dipilih sebagai salah satu alternatif karena kita tahu bahwa ayam broiler sangat efisien diproduksi. Dalam jangka waktu 6-8 minggu sanggup mencapai bobot hidup 1,5-2 Kg (Rasyaf, 1997).

Salah satu strain ayam pedaging adalah strain Abror Acres CP-707 dengan karakteristik dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel. 1. Ciri ayam broiler AA CP-707

Data Biologis Satuan Bobot hidup umur 6 minggu 1,56 Kg Konversi pakan 1,93 Berat bersih 70% Daya hidup 98% Warna kulit Kuning Warna bulu Putih Sumber : Murtidjo (1987).


(16)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Ayam pedaging di Indonesia adalah ayam ras pedaging jantan atau betina yang dipotong pada umur 5-6 minggu, dimana ayam tersebut masih muda dan mempunyai daging yang masih lunak

(Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000).

Pertumbuhan dan Pertambahan Bobot Badan Ayam Pedaging

Menurut Anggorodi (1990) pertumbuhan pada hewan merupakan suatu fenomena universal yang bermula dari suatu sel telur yang dibuahi dan berlanjut sampai hewan mencapai dewasannya. Pertambahan bobot badan dan bobot dari jaringan seperti berat daging, tulang, jantung, otak dan jaringan lainnya, diartikan sebagai pertumbuhan.

Pertambahan berat badan kerap kali digunakan sebagai pegangan berproduksi bagi peternak dan para ahli. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa ada bibit ayam yng memang pertambahan berat badannya hebat, tetapi hebat pula makanannya. Padahal biaya untuk pakan adalah yang terbesar bagi suatu peternakan ayam. Oleh karena itu, pertambahan berat badan haruslah pula dikaitkan dengan konsumsi ransumnya (Rasyaf, 1993).

Ayam yang berasal dari turunan yang baik akan memberi kemampuan untuk bertumbuh dengan baik selama lingkungan dan sistem pemeliharaannya mendukung. Namun begitu kemampuan bertumbuh tidak akan lebih dari kemampuan genetiknya. Pertumbuhan dan produksi amat dipengaruhi oleh nilai nutrisi dari bahan pakan yang digunakan (Anonimous, 1982).

Pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid (S). Tahap cepat


(17)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai (Anggorodi, 1990).

Kebutuhan Nutrisi Ayam Pedaging

Ransum adalah makanan yang terdiri dari satu atau lebih bahan-bahan makanan yang diberikan kepada ayam untuk kebutuhan sehari semalam. Ransum itu disebut bermutu (sempurna), apabila mengandung semua zat-zat makanan yang diperlukan ayam. Untuk kelompok ayam dari umur tertentu dan diternakkan untuk tujuan tertentu membutuhkan ransum yang mengandung zat-zat makanan yang jumlahnya tertentu pula. Sehingga ada ransum yang khusus untuk anak ayam, ayam petelur, dan ayam pembibit yang masing-masing kadar proteinnya tidak sama (AAK, 1995).

Untuk keperluan hidupnya dan untuk produksi ayam membutuhkan sejumlah unsur nutrisi yaitu protein yang mengandung asam amino seimbang dan berkualitas, energi yang berintikan karbohidrat dan lemak, vitamin dan mineral (Rasyaf, 1997).

Kartadisastra (1994) menyatakan jumlah pakan yang diberikan sangat bergantung dari jenis ayam yang dipelihara, sistem pemeliharaan dan tujuan produksi. Disamping itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan genetik dan lingkungan tempat ternak itu dipelihara.

Penggolongan zat-zat nutrisi adalah karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air. Fungsi karbohidrat pada unggas adalah sebagai energi dan panas serta disimpan sebagai lemak jika berlebihan, sementara karena lemak mudah tengik, maka sebagian besar ransum mengandung tidak lebih dari sekitar 4-5 % lemak. Protein adalah unsur pokok alat tubuh dan jaringan lunak tubuh ternak


(18)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

unggas. Zat tersebut diperlukan untuk pertumbuhan, pengelolaan dan produksi telur serta merupakan bagian semua enzim dalam tubuh. Zat-zat mineral dan vitamin merupakan nutrisi mikro penting untuk mencegah penyakit defisiensi. Sementara air mempunyai peranan penting sebagai stabilisator suhu

(Anggorodi, 1995).

Kebutuhan zat makanan ayam pedaging pada periode starter sampai finisher terlihat pada Tabel 2.

Tabel. 2. Kebutuhan zat makanan ayam pedaging pada periode starter sampai finisher

Umur Protein (%) ME (Kcal/Kg) Lemak (%) SK (%) Fase Awal

Fase Akhir

21-23 2900-3200 5-8 3-5 19-21 2900-3200 5-8 3-5 Sumber : Wahyu (1998)

Pada penyusunan formulasi pakan secara praktis, perhitungan kebutuhan nutrien hanya didasarkan pada kebutuhan energi dan protein, sedangkan kebutuhan nutrien yang lain disesuaikan. Apabila ternak menunjukkan gejala defisien maka perlu ditambahkan suplemen terutama vitamin dan mineral. Tingkat kandungan energi pakan harus disesuaikan dengan kandungan proteinnya, karena protein sangat penting untuk pembentukan jaringan tubuh dan produksi. Apabila energi terpenuhi namun proteinnya kurang maka laju pertumbuhan dan produksi akan terganggu. Oleh karena itu, perlu diperhitungkan keseimbangan antara tingkat energi dan protein sehingga penggunaan pakan menjadi efisien


(19)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Pemanfaatan Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Sebagai Bahan Pakan Ayam Pedaging

Chromolaena odorata lazim disebut Eupatorium yang merupakan

tumbuhan perdu berkayu tahunan. Di perkebunan karet umumnya tumbuh jarang, tetapi dikawasan utara (Aceh) dan kawasan selatan (Labuhan Batu) sering tumbuh rapat dan dominan. Gulma ini mempunyai ciri khas : Daun berbentuk segitiga, mempunyai tiga tulang daun yang nyata terlihat, percabangan berhadapan, perbungaan majemuk yang dari jauh terlihat berwarna putih kotor. Eupatorium adalah gulma yang tangguh karena batangnya keras berkayu dan perakarannya kuat dan dalam. Selain itu Eupatorium menghasilkan biji yang banyak dan mudah tersebar dengan bantuan angin karena adanya rambut papus (Nasution,1986).

Klasifikasi ilmiah dari semak bunga putih (Chromolaena odorata) Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub-kelas : Asteridae Ordo : Asterales Familia : Asteraceae Genus : Chromolaena

Spesies : Chromolaena odorata (Wikipedia, 2008).

Semak bunga putih (Chromolaena odorata) dapat dilihat pada gambar berikut ini :


(20)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Gambar. 1. Semak bunga putih (Chromolaena odorata) Sumber : Wikipedia, (2008).

Kandungan nilai nutrisi Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel. 3. Kandungan nutrisi semak bunga putih (Chromolaena odorata) Nutrisi (%) Bahan Kering 87,40 Protein Kasar 18-36 Ekstrak Eter 1,01 Serat Kasar 11,67 Abu 3,63

Nitrogen Free Extract 65,03


(21)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009 Analisis Ekonomi

Total Biaya Produksi

Biaya produksi dalam pengertian ekonomi produksi dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan ada atau tidak ada ayam di kandang, biaya ini harus tetap keluar. Misalnya : gaji pegawai bulanan, penyusutan, bunga atas modal, pajak bumi dan bangunan, dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan bertalian dengan jumlah produksi ayam pedaging yang dijalankan. Semakin banyak ayam akan semakin besar pula biaya variabel secara total. Misalnya : Biaya untuk makanan, biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja harian dan lain-lain (Rasyaf,1995).

Nuraini (2003), menyatakan bahwa biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi, sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen.

Syahviza (2007), menyatakan pencatatan perlu dilakukan untuk dua pos besar, yaitu pos pengeluaran atau biaya dan pos pendapatan. Pengeluaran atau biaya dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

a. Biaya Tetap

Biaya tetap diartikan sebagai biaya yang besarnya tetap, walaupun hasil produksinya berubah sampai batas tertentu. Termasuk dalam biaya tetap ini adalah sewa lahan, pembuatan kandang, pembelian peralatan dan tenaga kerja.


(22)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah jika hasil produksinya berubah. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya pembelian bibit dan biaya pakan. Biaya bibit dikatakan sebagai biaya variabel karena biaya tersebut sangat tergantung pada unit bibit yang dibeli dan digemukkan.

Total Hasil Produksi

Pendapatan usaha merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh oleh suatu usaha peternakan, baik yang berupa hasil pokok (penjualan ayam pedaging, baik itu hidup atau karkas) maupun hasil samping (penjualan tinja dan alas

“litter” ) (Rasyaf,1995).

Pendapatan adalah penciptaan barang-barang yang yang efektif sesuai periode yang berkaitan dengan penerimaan penilaian kuantitas menghasilkan penerimaan penjualan. (Napitupulu dan Pawitra, 1990).

Laba / Rugi

Keuntungan (laba) suatau usaha secara matematis dapat dituliskan

K = TR-TC, dimana K = keuntungan, TR = total penerimaan, TC = total pengeluaran.

Soekartawi (1995) mendefinisikan laba sebagai nilai maksimum yang dapat didistribusikan oleh suatu satuan usaha dalam suatu periode. Untuk memperoleh angka yang pasti mengenai tingkat keuntungan atau kerugian suatu usaha, hal yang terpenting yang perlu dilakukan adalah pencatatan, baik untuk pos-pos pengeluaran (biaya) maupun pos-pos pendapatan. Sekecil apapun biaya dan pendapatan tersebut harus dicatat.


(23)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Laporan laba rugi menggambarkan besarnya pendapatan yang diperoleh pada suatu periode ke periode berikutnya. Kemudian juga akan tergambar jenis-jenis biaya yang akan dikeluarkan berikut jumlahnya dalam periode yang sama (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Break Even Point (BEP)

Break even point adalah titik pulang pokok, dimana total revenue = total cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya titik pulang

pokok atau TR = TC tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Break event point (BEP) adalah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan

tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. Jadi analisa BEP (break event

point) atau titik keseimbangan adalah suatu teknik yang digunakan seorang

manajer perusahaan yang mengetahui pada jumlah produksi berapa usaha yang dijalankan tidak memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian (Sigit, 1991).

Menurut Rahardi, dkk (1993) BEP (break even point) dimaksudkan untuk mengetahui titik impas (tidak untung dan juga tidak rugi) dari usaha bisnis yang diusahakan tersebut. Jadi dalam keadaan tersebut pendapatan yang diperoleh sama dengan modal usaha yang dikeluarkan.

Income Over Feed Cost (IOFC)

Income Over Feed Cost (IOFC) adalah selisih total pendapatan dengan


(24)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

merupakan barometer untuk melihat seberapa besar biaya pakan yang merupakan biaya terbesar dalam usaha penggemukan ternak. IOFC diperoleh dengan menghitung selisih pendapatan usaha peternakan dikurangi biaya pakan. Pendapatan merupakan perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan dengan harga jual (Prawirokusumo, 1990).

Siregar (2002) menyatakan bahwa Income Over Feed Cost (IOFC) adalah selisih pendapatan usaha peternakan dengan biaya makanan. Pendapatan merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan berupa daging dengan harga jual. Jumlah ransum yang dihabiskan dikali dengan harga selama masa pembesaran hingga saat dijual. Nilai yang diperoleh dibandingkan antara pendapatan dengan biaya ransum tersebut.

Untuk memperoleh selisih pendapatan dengan biaya yang tinggi, yaitu dengan menekan biaya ransum melalui peningkatan pengawasan terhadap pemberian ransum atau melalui pemilihan bibit yang memiliki konversi ransum yang baik. (Rasyaf, 2002).


(25)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak, Jalan. Prof. Dr. A. Sofyan No.3 Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian berlangsung selama 6 minggu dimulai dari bulan September sampai Oktober 2008.

Bahan dan Alat Bahan :

Seratus ekor DOC strain Abror Acress-CP 707. Ransum yang terdiri dari jagung, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kedelai, tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata), tepung ikan, top mix, dan minyak nabati (minyak kelapa sawit). Daun Chromolaena odorata. Air minum yang diberikan secara ad libitum. Obat-obatan. Vitamin. Vaksin (ND dan Gumboro). Rodalon. Gula merah.

Alat :

Kandang sebanyak 20 buah, berukuran 100cm x 100cm x 50cm, setiap kandang berisi masing-masing 5 ekor DOC. Tempat pakan dan minum sebanyak 20 buah. Timbangan Salter dengan skala 5 kg dengan ketelitian 0,01 gr. Alat penerangan dan pemanas berupa lampu pijar 40 watt sebanyak 20 buah. Alat tulis, buku data dan kalkulator.


(26)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Pelaksanaan Penelitian - Persiapan kandang

Kandang yang digunakan adalah kandang sistem baterai, dibuat berbentuk pangung, terdiri dari 20 unit dan setiap unit diisi 5 ekor DOC. Sebelum ayam dimasukkan, kandang dan peralatan terlebih dahulu di desinfektan dengan Rodalon.

- Random Ayam

Sebelum DOC dimasukkan kedalam kandang, dilakukan pemilihan secara acak yang bertujuan memperkecil nilai keragaman dan dilakukan penimbangan bobot badan awal dari masing-masing DOC dan ditempatkan sebanyak 5 ekor per plot

- Pemeliharaan

Ransum dan air minum diberikan secara ad-libitum, penerangan diatur sedemikian rupa sesuai dengan kondisi yang nyaman untuk ayam.

- Penyusunan Ransum

Ransum disusun sesuai dengan perlakuan yang akan diteliti. Penyusunan ransum dilakukan satu kali seminggu dengan tujuan untuk menjaga kualitas ransum.

Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Dengan perlakuan pemberian tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) yaitu :

P0 = Ransum tanpa kandungan tepung daun Chromolaena odorata. P1 = Ransum yang mengandung tepung daun Chromolaena odorata 5%.


(27)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

P2 = Ransum yang mengandung tepung daun Chromolaena odorata 10%. P3 = Ransum yang mengandung tepung daun Chromolaena odorata 15%. Ulangan yang didapat berasal dari rumus :

t(n-1)≥15 4(n-1)≥15 4n-4≥15 4n≥19 n≥4,75 n ≈ 5

Dengan susunan sebagai berikut :

P01 P02 P03 P04 P05 R11 P12 P13 P14 P15 R21 P22 P23 P24 P25 R31 P32 P33 P34 P35 Model matematika percobaan yang digunakan adalah :

Yij = µ + i + ij Dimana :

i = 1, 2, 3, . . . .i = perlakuan j = 1, 2, 3, . . . .i = ulangan

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke j µ = nilai tengah umum

i = pengaruh perlakuan ke-i


(28)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009 Parameter Penelitian

1. Total Biaya Produksi

Total Biaya Produksi atau total pengeluaran yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, yang diperoleh dengan cara menghitung : Biaya bibit, biaya pakan, biaya obat-obatan, biaya sewa lahan, biaya perbaikan dan peralatan kandang, dan biaya fumigasi

2. Total Hasil Produksi

Total Hasil Produksi atau total penerimaan yaitu seluruh produk yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi yang diperoleh dengan cara menghitung harga jual ayam dan penjualan kotoran ayam

3. Laba / rugi

Keuntungan (laba) suatu usaha dapat diperoleh dengan cara K = TR-TC, dimana K = Keuntungan, TR = Total penerimaan, TC = Total pengeluaran 4. Break Even Point (BEP)

Break even point (BEP) adalah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan

tidak untung dan tidak rugi yang disebut titik impas. BEP dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

a. BEP harga produksi, dimana diperoleh dari hasil pembagian total biaya produksi dengan berat ayam (kg). Diperoleh dengan rumus :

Total biaya BEP harga produksi =

Total produksi

b. BEP volume produksi, dimana diperoleh dari pembagian total biaya produksi dengan harga ayam (Rp / Kg)


(29)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Total biaya BEP volume produksi =

Harga satuan hasil produksi 5. Income Over Feed Cost (IOFC)

Income Over Feed Cost (IOFC) diperoleh dengn cara menghitung selisih

pendapatan usaha peternakan dikurangi dengan biaya pakan.

Pendapatan merupakan perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan (dalam Kg hidup) dengan harga jual, sedangkan biaya pakan adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pertumbuhan bobot badan ternak


(30)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Total Biaya Produksi

Total biaya produksi pada penelitian ini diperoleh dari penjumlahan semua biaya yang dikeluarkan untuk produksi meliputi biaya bibit, biaya pakan, biaya obat-obatan, biaya sewa kandang, biaya perbaikan dan peralatan kandang, penyusutan kandang, biaya tenaga kerja dan biaya fumigasi. Rataan total biaya produksi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel. 4. Rataan total biaya produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari (Rp / ekor).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 22051,60 24960,72 21261,91 22099,72 23180,70 113554,65 22710,93 P1 21044,75 21757,13 21969,19 22660,04 21632,88 109063,99 21812,79 P2 21535,58 20514,87 20636,84 21446,81 22360,50 106494,60 21298,92 P3 21362,06 20208,87 21196,18 19996,97 19620,59 102384,67 20476,93 Total 85993,99 87441,59 85064,12 86203,54 86794,67 431497,91

Rataan 21498,49 21860,39 21266,03 21550,88 21698,66 21574,89

Tabel. 4. memperlihatkan bahwa rataan biaya produksi pemeliharaan ayam pedaging secara keseluruhan adalah 21574,89 dengan kisaran 20476,93 sampai dengan 22710,93. Rataan biaya produksi tertinggi terdapat pada P0 sebesar 22710,93 dan total biaya produksi terkecil terdapat pada P3 yang memakai tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) sebesar 20476,93.


(31)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Total Hasil Produksi

Total hasil produksi pada penelitian ini diperoleh dari penjumlahan semua biaya yang diperoleh dari hasil produksi yaitu penjualan ayam dan penjualan kotoran ayam. Rataan total hasil produksi selama penelitian dapat dilihat pada Tabel. 5.

Tabel. 5. Rataan total hasil produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari (Rp / ekor).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 20280 21936 18336 22256,4 21295,2 104103,6 20820,72 P1 19264,8 18966 18814,8 20740,8 19416 97202,4 19440,48 P2 18033,6 18278,4 17112 16158 19034,4 88616,4 17723,28 P3 16226,4 15398,4 13098 12918 14858,4 72499,2 14499,84 Total 73804,8 74578,8 67360,8 72073,2 74604 362421,6

Rataan 18451,2 18644,7 16840,2 18018,3 18651 18121,08

Tabel. 5. menunjukkan bahwa rataan hasil produksi pemeliharaan ayam pedaging secara keseluruhan adalah 18121,08 dengan pendapatan tertinggi pada

P0 tanpa penambahan semak bunga putih (Chromolaena odorata) sebesar 20820,72 sedangkan pendapatan terendah terdapat pada P3 sebesar

14499,84.

Laba / Rugi

Laba / rugi pada penelitian ini diperoleh dari selisih antara total hasil produksi dengan total biaya produksi, dimana total hasil produksi diperoleh dari hasil penjualan ayam beserta kotorannya. Sedangkan total biaya produksi diperoleh dari jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan selama pemeliharaan.


(32)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel. 6. Rataan laba / rugi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari (Rp / ekor).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 -1771,60 -3024,72 2925,91 -156,28 -1885,70 -3912,39 -782,47 P1 -1779,95 -2791,13 -3154,39 -1919,24 -2216,88 -11861,59 -2372,31 P2 -3501,98 -2236,47 -3524,84 -5288,81 -3326,1 -17878,2 -3575,64 P3 -5135,66 -4810,47 -8098,18 -7078,97 -4762,19 -29885,47 -5977,09 Total -10467,16 -13417,45 -11481,05 -11073,73 -11081,65 -57521,04

Rataan -2616,79 -3354,36 -2870,26 -2768,43 -2770,41 -2876,05

Tabel. 6. menunjukkan bahwa rataan laba / rugi pemeliharaan ayam pedaging secara keseluruhan adalah -2876,05 dengan kerugian tertinggi pada P3 sebesar -5977,09 sedangkan kerugian terendah pada P0 tanpa penambahan semak bunga putih (Chromolaena odorata) sebesar -782,47 sedangkan kerugian P1 dan P2 berturut-turut adalah -2372,31 dan -3575,64.

Break Event Point Harga Produksi

Pada penelitian ini break event point untuk harga produksi diperoleh hasil pembagian total biaya produksi dengan jumlah ternak per perlakuan per ulangan. Sehingga diperoleh analisa BEP harga produksi seperti pada Tabel. 7.

Tabel. 7. Rataan BEP harga produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari (Rp / ekor).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 20046,90 20940,20 21433,37 18279,33 20052,50 100752,30 20150,46 P1 18411,85 21185,13 21580,73 20142,25 20563,57 101883,53 20376,70 P2 22087,77 20764,03 20635,91 24623,20 21709,22 109820,13 21964,02 P3 24441,71 24406,84 30237,06 28939,17 24587,20 132611,98 26522,39 Total 84988,23 87296,20 93887,07 91983,95 86912,49 445067,94


(33)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel. 7. menunjukkan bahwa rataan BEP harga produksi pemeliharaan ayam pedaging secara keseluruhan adalah 22253,39 dengan kisaran 20150,46 sampai dengan 26522,39. BEP harga produksi tertinggi terdapat pada P3 sebesar 26522,39 dan BEP harga produksi terkecil terdapat pada P0 sebesar 20150,46.

Break Event Point volume produksi

Untuk break event point volume produksi diperoleh dari hasil pembagian total biaya produksi dengan harga ayam (Rp / Kg). Sehingga diperoleh BEP volume produksi seperti pada Tabel. 8.

Tabel. 8. Rataan BEP volume produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung

daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari (Kg / ekor).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 1,22 1,38 1,18 1,22 1,28 6,28 1,25

P1 1,16 1,20 1,22 1,25 1,20 6,03 1,20

P2 1,19 1,13 1,14 1,19 1,24 5,89 1,17

P3 1,18 1,12 1,17 1,11 1,09 5,67 1,13

Total 4,75 4,83 4,71 4,77 4,81 23,87

Rataan 1,18 1,20 1,17 1,19 1,20 1,19

Pada Tabel. 8. terlihat bahwa rataan BEP volume produksi pemeliharaan ayam pedaging secara keseluruhan adalah 1,19 dengaan BEP volume produksi tertinggi terdapat pada P0 sebesar 1,25 dan BEP volume produksi terkecil terdapat pada P3 sebesar 1,13 sedangkan nilai BEP volume produksi P1 dan P2 berturut-turut sebesar 1,20 dan 1,17.

Income Over Feed Cost (IOFC)

Income over feed cost (IOFC) diperoleh dengan menghitung selisih


(34)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Sehingga diperoleh Rataan IOFC seperti pada Tabel. 9.

Tabel. 9. Rataan IOFC analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari (Rp / ekor).

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5

P0 10240,40 8987,28 9086,09 12168,70 10126,50 50608,95 10121,79 P1 9261,25 92220,87 8857,61 10092,80 9759,12 130191,61 26038,32 P2 8510,02 9775,53 8487,16 6723,19 8685,90 42181,80 8436,36 P3 6876,34 7201,53 3913,82 4933,03 7159,81 30084,53 6016,90 Total 34888,01 118185,21 30344,68 33917,70 35731,33 253066,89

Rataan 8722,00 29546,30 7586,17 8479,42 8932,83 12653,34

Dari Tabel. 9. terlihat bahwa Rataan IOFC pemeliharaan ayam pedaging tertinggi terdapat pada P0 sebesar 10121,79 dan terkecil terdapat pada P3 sebesar 6016,90. Rataan IOFC secara keseluruhan adalah 12653,34 selama enam minggu pemeliharaan.


(35)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Pembahasan

Total Biaya Produksi

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel. 10.

Tabel. 10. Analisis ragam total biaya produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

SK DB JK KT F hitung F tabel

0,05 0,01 Perlakuan 3 13144269,6 4381423,19 4,95* 3,24 5,29 Galat 16 14152063,65 884503,98

Total 19 27296333,23 Keterangan : * = nyata

Dari hasil yang diperoleh pada Tabel. 10. menunjukkan bahwa tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) yang diberikan berbeda nyata (0,05 > P < 0,01) terhadap total biaya produksi pemeliharaan ayam pedaging. Untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut, berupa uji BNT yang dapat dilihat pada Tabel. 11.

Tabel. 11. Uji BNT total biaya produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

Perlakuan Rataan F 0,01

P3 20476,93 C

P2 21298,92 BC

P1 21812,79 AB

P0 22710,93 A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda nyata pada taraf 1%


(36)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil yang diperoleh dari Tabel. 11. menunjukkan bahwa pada penggunaan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) nilai yang paling rendah diperoleh pada P3. Pengaruh P3 ini terhadap total biaya produksi berbeda nyata terhadap P0. Tidak demikian halnya dengan perlakuan lainnya yaitu P0, P1 dan P2 berbeda tidak nyata antara satu dengan lainnya. Pada P0, P1 dan P2 tidak berpengaruh terhadap total biaya produksi. Hasil yang berbeda nyata pada P0 dan P3 disebabkan karena semakin tinggi penggunaan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum maka total biaya produksi yang dikeluarkan akan semakin kecil. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah penggunaan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum, maka semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan harga bahan pakan penyusun ransum cukup tinggi pada saat penelitian. Dengan penambahan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum akan mengurangi biaya pembelian bahan pakan penyusun ransum.

Total Hasil Produksi

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) terhadap total hasil produksi ayam pedaging, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel. 12.

Tabel. 12. Analisis ragam total hasil produksi analisis ekonomi pemanfaatan

tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

SK DB JK KT F

hitung

F tabel 0,05 0,01 Perlakuan 3 111502482,3 37167494,11 23,17** 3,24 5,29 Galat 16 25666886,02 1604180,38

Total 19 137169368,35 Keterangan : ** = sangat nyata


(37)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil yang diperoleh dari Tabel. 12. menunjukkan bahwa tepung semak

bunga putih (Chromolaena odorata) yang diberikan berbeda sangat nyata ( P ≥ 0,01) terhadap total hasil produksi pemeliharaan ayam pedaging. Untuk

mengetahui perlakuan mana yang memberikan pengaruh sangat nyata maka dilakukan uji lanjut, berupa uji BNT yang dapat dilihat pada Tabel. 13.

Tabel. 13. Uji BNT total hasil produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

Perlakuan Rataan F 0,01

P3 14499,84 D

P2 17723,28 C

P1 19440,48 AB

P0 20820,72 A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Hasil yang diperoleh dari Tabel. 13. dapat dilihat bahwa perlakuan tanpa pemberian tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) atau P0 memberikan hasil yang paling tinggi terhadap total hasil produksi. Tetapi P0 berbeda tidak nyata terhadap P1. Hal ini disebabkan hasil produksi yang didapat (hasil penjualan ayam dan kotorannya) berbeda tidak nyata. Sedangkan perlakuan yang lain yaitu P2 dan P3 berbeda sangat nyata antara satu dengan lainnya. Dari rataan dapat dilihat hasil produksi pada P2 dan P3 yang didapat cukup rendah jika dibandingkan dengan P0 dan P1. Dari uji BNT dapat dilihat untuk P1, P2 dan P3 hasilnya adalah berbeda sangat nyata. Total hasil produksi yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh penjualan ayam dan juga pendapatan dari penjualan kotoran ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf, (1995) menyatakan bahwa pendapatan usaha merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh oleh suatu usaha


(38)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

peternakan, baik yang berupa hasil pokok (penjualan ayam pedaging, baik itu hidup atau karkas) maupun hasil samping berupa penjualan tinja dan alas “litter”.

Laba / Rugi

Hasil laba / rugi yang diperoleh menunjukkan bahwa tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) yang diberikan dalam susunan ransum ayam pedaging memberikan hasil yang kurang ekonomis, baik dari segi pertambahan bobot badan ataupun laba yang diperoleh. Semua perlakuan yang ada mengalami kerugian. Kerugian tertinggi ada pada perlakuan P3 sebesar -5977,09 sedangkan kerugian terendah terdapat pada P0 sebesar -782,47. Hal ini dipengaruhi oleh total hasil produksi yang dihasilkan tidak mampu menutupi biaya produksi sehingga pada setiap perlakuan mengalami kerugian. Total hasil produksi yang rendah dipengaruhi oleh harga jual ayam dan kotorannya (untuk pupuk kandang) belum mampu menutupi total biaya produksi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekartawi, (1995) yang menyatakan laba sebagai nilai maksimum yang dapat didistribusikan oleh suatu satuan usaha dalam suatu periode. Untuk memperoleh angka yang pasti mengenai tingkat keuntungan atau kerugian suatu usaha, hal yang terpenting yang perlu dilakukan adalah pencatatan, baik untuk pos-pos pengeluaran (biaya) maupun pos-pos pendapatan. Sekecil apapun biaya dan pendapatan tersebut harus dicatat.

Break Event Point Harga Produksi

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) terhadap BEP harga produksi ayam pedaging, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel. 14.


(39)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel. 14. Analisis ragam BEP harga produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

SK DB JK KT F hitung F tabel

0,05 0,01 Perlakuan 3 131262005,9 43754001,96 12,87** 3,24 5,29 Galat 16 54389433,40 3399339,59

Total 19 185651439,27 Keterangan : ** = sangat nyata

Hasil yang diperoleh dari Tabel. 14. menunjukkan bahwa tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) yang diberikan berbeda sangat nyata (P ≥ 0,01) terhadap BEP harga produksi pemeliharaan ayam pedaging. Untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan pengaruh sangat nyata maka dilakukan uji lanjut, berupa uji BNT yang dapat dilihat pada Tabel. 15.

Tabel. 15. Uji BNT BEP harga produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

Perlakuan Rataan F 0,01

P0 20150,46 C

P1 20376,70 C

P2 21964,02 B

P3 26522,39 A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Hasil yang diperoleh dari Tabel. 15. menunjukkan bahwa penggunaan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) antar perlakuan terhadap BEP harga produksi berbeda sangat nyata kecuali pada P0 dan P1 yang berbeda tidak nyata. Penggunaan yang paling baik diperoleh pada P0 sebesar 20150,46. Jika dilihat dari rataan, nilai P0 lebih kecil dibandingkan perlakuan lainnya. Tetapi P0 adalah yang paling baik nilai BEP harga produksinya. Sedangkan pada perlakuan


(40)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

lain yaitu P1, P2 dan P3, walaupun berbeda sangat nyata antar perlakuan, nilai rataan BEP yang diperoleh kurang baik karena terlalu tinggi (harga jual ayam).

Break event point harga produksi ini sebenarnya memberikan gambaran

tentang harga produsen yang harus dicapai dengan volume produksi yang telah ditentukan agar modal / biaya yang dikeluarkan dapat kembali. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahardi, (1993) yang menyatakan bahwa BEP (break even

point) dimaksudkan untuk mengetahui titik impas (tidak untung dan juga tidak

rugi) dari usaha bisnis yang diusahakan tersebut. Jadi dalam keadaan tersebut pendapatan yang diperoleh sama dengan modal usaha yang dikeluarkan.

Break Event Point Volume Produksi

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) terhadap BEP volume produksi ayam pedaging, maka dilkukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel. 16.

Tabel. 16. Analisis ragam BEP volume produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

SK DB JK KT F hitung F tabel

0,05 0,01 Perlakuan 3 0,039215 0,01 4,90* 3,24 5,29

Galat 16 0,04 0,0025

Total 19 0,08

Keterangan : * = nyata

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) yang diberikan berbeda nyata (0,05 > P < 0,01) terhadap BEP volume produksi pemeliharaan ayam pedaging. Untuk mengetahui perlakuan mana yang memberikan pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut, berupa uji BNT yang dapat dilihat pada Tabel. 17.


(41)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel. 17. Uji BNT BEP volume produksi analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

Perlakuan Rataan F 0,01

P3 1,13 D

P2 1,17 C

P1 1,20 B

P0 1,25 A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda nyata pada taraf 1%

Hasil yang diperoleh dari Tabel. 17. menunjukkan bahwa penggunaan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) antar perlakuan terhadap BEP volume produksi berbeda nyata satu dengan lainnya. Nilai rataan tertinggi diperoleh dari P0 sebesar 1,25 dan yang terendah pada P3. Jika dilihat dari rataan nilai, P0 adalah yang paling tinggi sebesar 1,25. Dari nilai rataan, dapat dilihat P0 yang paling baik pertumbuhan bobot badannya dibandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan ini yang paling baik dari segi nilai BEP volume produksi.

Break event point volume produksi ini sebenarnya memberikan gambaran

tentang total produksi yang harus dicapai dalam usaha agribisnis dengan harga produksi (harga ayam) yang telah ditentukan agar modal / biaya yang dikeluarkan dapat kembali. Dengan demikian dari Tabel. 17. diatas dapat dilihat bahwa titik modal akan tercapai jika volume (berat) ayam yang dihasilkan untuk P0 tanpa tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) sebesar 1,25, P1 sebesar 1,20 P2 sebesar 1,17 dan P3 sebesar 1,13 agar modal / biaya yang dikeluarkan dapat kembali. Ini sesuai dengan pendapat Sigit, (!991) yang menyatakan bahwa apabila nilai titik impas tersebut telah tercapai, maka usaha tersebut tidak mengalami kerugian dan tidak pula mengalami keuntungan. Sehingga bilamana nilai titik


(42)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

impas tersebut terlampaui, maka profit yang diperoleh adalah sebesar selisih antara total pendapatan dengan nilai titik impas.

Income Over Feed Cost (IOFC)

Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) terhadap IOFC ayam pedaging, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel. 18.

Tabel. 18. Analisis ragam IOFC analisis ekonomi pemanfaatan tepung daun semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging umur 1- 42 hari

SK DB JK KT F

hitung

F tabel 0,05 0,01 Perlakuan 3 1236958325 412319441,83 1,20tn 3,24 5,29 Galat 16 5496458224,03 343528639,00

Total 19 6733416549,53 Keterangan : tn = tidak nyata

Hasil yang diperoleh dari Tabel. 18. menunjukkan bahwa tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) yang diberikan bebeda tidak nyata (P ≤ 0,05) terhadap IOFC pemeliharaan ayam pedaging. Hal ini dipengaruhi pendapatan yang dihasilkan (pertambahan bobot badan dikali harga jual) dan biaya ransum selama penelitian. Hasil IOFC penelitian memiliki total rataan sebesar 12653,3 selama enam minggu pemeliharaan. Pengaruh pemberian tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) tehadap IOFC (melalui pertambahan bobot badan) kurang baik, dikarenakan tingginya kandungan serat kasar dalam tepung semak bunga putih tersebut, sehingga ayam kurang maksimal penyerapan zat nutrisi dalam ransum. Akibatnya pertambahan bobot badan terganggu, sehingga mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diperoleh. Pendapatan yang diperoleh juga tidak sebanding dengan biaya ransum untuk setiap perlakuan.


(43)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut Prawirokusumo, (1990) Income Over Feed Cost (IOFC) adalah selisih total pendapatan dengan biaya pakan yang digunakan selama usaha penggemukan ternak. IOFC ini merupakan barometer untuk melihat seberapa besar biaya pakan yang merupakan biaya terbesar dalam usaha penggemukan ternak.


(44)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Rekapitulasi hasil penelitian

Tabel. 19. Rekapitulasi hasil penelitian penggunaan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) terhadap analisa ekonomi ayam pedaging selama enam minggu pemeliharaan.

Parameter Perlakuan

P0 P1 P2 P3

Total Biaya Produksi 22710,93A 21812,79AB 21298,92BC 20476,93C Total Hasil Produksi 20820,72A 19440,48AB 17723,28C 14499,84D Laba / Rugi -782,47 -2372,31 -3575,64 -5977,09 BEP Harga Produksi 20150,46C 20376,70C 21964,02B 26522,39A BEP Volume Produksi 1,25A 1,20B 1,17C 1,13D IOFC 10121,8tn 26038,30tn 8436,36tn 6016,91tn Keterngan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda sangat nyata

tn = tidak nyata

Dari Tabel. 19. dapat dilihat bahwa dari hasil penelitian total biaya produksi berbeda nyata antara P0 dan P3 kecuali P0, P1 dan P2 berbeda tidak nyata, total hasil produksi berbeda sangat nyata kecuali P0 dan P1 berbeda tidak nyata, laba / rugi mengalami kerugian pada tiap perlakuannya, BEP harga produksi berbeda sangat nyata kecuali pada P0 dan P1 berbeda tidak nyata, BEP volume produksi berbeda nyata pada masing-masing perlakuan dan IOFC berbeda tidak nyata.


(45)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemanfaatan tepung semak bunga putih (Chromolaena odorata) didalam ransum pada penelitian ini kurang memberikan keuntungan secara ekonomis.

Saran

Dari hasil penelitian disarankan untuk penggunaan tepung bunga semak putih (Chromolaena odorata) maksimal 5 % dalam ransum.


(46)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

AAK., 1994. Beternak Ayam Pedaging, Kanisius, Yogyakarta.

Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta. Anggorodi, R., 1990. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia, Jakarta.

Hardjosworo, P. S. dan Rukmiasih, 2000. Peningkatan Produksi Ternak Unggas. Penebar swadaya, Jakarta.

Kartadisastra, H. R., 1994. Pengelolaan Pakan Ayam. Kanisius, Yogyakarta. Kasmir dan Jakfar, 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Group,

Jakarta.

Mullik, Marthen. L., 2007. Pemanfaatan Semak Bunga Putih (Chromolena Odorata) Untuk Peningkatan Produksi Tanaman dan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang NTT.

Murtidjo, B. A., 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius, Yogyakarta. Napitupulu, S dan Pawitra B., 1990. Biaya Produksi. Fakultas Ekonomi.

Universitas Indonesia, Jakarta.

Nasution, Usman., 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet

Sumatera Utara dan Aceh. Gramedia, Jakarta.

Nuraini, I., 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. Universitas Muhammadiyah, Malang.

Prawirokusumo, S., 1990. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE, Yogyakarta.

Priyatno, M. A., 2000. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Penebar swadaya, Jakarta.

Rahardi, F. I. Satyawibawa dan R. N. Setyowati, 1993. Agribisnis Peternakan. Penebar swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M., 1993. Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta.

Rasyaf, M., 1995. Pengelolaan Peternakan Usaha Ayam Pedaging. Gramedia, Jakarta.


(47)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Rasyaf, M., 2002. Beternak Itik Komersil. Kanisius, Yogyakarta.

Sigit, S., 1991. Analisa Break Event. Rancangan Linier Secara Ringkas dan

Praktis. BPFE, Yogyakarta.

Siregar, E., 2002. Pengaruh Pemberian Tepung Buah Tanjung (Mimusops elengi L) dalam Ransum terhadap Performans Kelinci Lokal

Umur 8-16 Minggu. Skripsi Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian USU,

Medan.

Soekartawi., 1995. Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Suprijatna, E., Umiyati A. dan Ruhyat K. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta.

Syhviza, F., 2007. Penggunaan Pelepah Daun Kelapa Sawit dalam Pakan

Berbasis Limbah Perkebunan terhadap Analisis Usaha Sapi Peranakan Brahman Lepas Sapih. Skripsi Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian

USU, Medan.

Wahyu, J., 1998. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. Ugm-press, Yogyakarta.

Wikipedia., 2008. Chromolaena odorata. http:// Wikipedia.com/category/home/ the free encyclopedia.htm.[ 24 Februari 2008].


(48)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

LAMPIRAN

1. Kandungan nutrisi bahan pakan

Bahan EM PK LK SK Ca P

T. Jagung 3370 8.6 3.9 2 0.02 0.3

B Kedelai 2240 48 0.9 6 0.32 0.67

B Kelapa 2212 18.58 12.55 15.38 0.21 0.6

T Ikan 3080 61 9 1 5.5 2.8

C.odorata 2687.6** 25.51* 1.88* 11.17* 0 0

Dedak halus 1630 12 13 12 0.12 1.5

Minyak 8600 0 100 0 0 0

DCP 0 0 0 0 23.3 18

Top mix 0 0 0 0 25 0

Kapur 0 0 0 0 38 0

SUMBER : WAHYU (1997)

*lab ilmu nutrisi dan pakan ternak **lab loka penelitian kambing potong

2. Susunan ransum ayam pedaging selama penelitian Susunan ransum P0 (ransum kontrol)

Bahan JMLH EM PK LK SK Ca P

T. Jagung 56.15 1.892.255 48.289 218.985 1.123 0.01123 0.16845 B Kedelai 23.1 517.44 11.088 0.2079 1.386 0.07392 0.15477 B Kelapa 3 66.36 0.5574 0.3765 0.4614 0.0063 0.018

T Ikan 8 246.4 4.88 0.72 0.08 0.44 0.224

C.odorata 0 0 0 0 0 0 0

Dedak halus 6.6 107.58 0.792 0.858 0.792 0.00792 0.099

Minyak 2 172 0 2 0 0 0

DCP 0.25 0 0 0 0 0.05825 0.045

Top mix 0.2 0 0 0 0 0.05 0

Kapur 0.7 0 0 0 0 0.266 0


(49)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Susunan ransum P1 (5 % Chromolaena odorata)

Bahan JMLH EM PK LK SK Ca P

T. Jagung 54.25 1.828.225 46.655 211.575 1.085 0.01085 0.16275 B Kedelai 21.1 472.64 10.128 0.1899 1.266 0.06752 0.14137 B Kelapa 3 66.36 0.5574 0.3765 0.4614 0.0063 0.018

T Ikan 8 246.4 4.88 0.72 0.08 0.44 0.224

C. odorata 5 134.38 12.755 0.094 0.5585 0 0

Dedak halus 5.35 87.205 0.642 0.6955 0.642 0.00642 0.08025

Minyak 2 172 0 2 0 0 0

DCP 0.45 0 0 0 0 0.10485 0.081

Top mix 0.2 0 0 0 0 0.05 0

Kapur 0.65 0 0 0 0 0.247 0

TOTAL 100 3007,21 22,1484 6,19165 4,0929 0,93294 0,70737

Susunan ransum P2 (10 % Chromolaena odorata)

Bahan JMLH EM PK LK SK Ca P

T. Jagung 53.15 1.791.155 45.709 207.285 1.063 0.01063 0.15945 B Kedelai 19.15 428.96 9.192 0.17235 1.149 0.06128 0.128305 B Kelapa 2.7 59.724 0.50166 0.33885 0.41526 0.00567 0.0162

T Ikan 8 246.4 4.88 0.72 0.08 0.44 0.224

C. odorata 10 268.76 2.551 0.188 1.117 0 0

Dedak halus 3.75 61.125 0.45 0.4875 0.45 0.0045 0.05625

Minyak 1.75 150.5 0 1.75 0 0 0

DCP 0.8 0 0 0 0 0.1864 0.144

Top mix 0.2 0 0 0 0 0.05 0

Kapur 0.5 0 0 0 0 0.19 0


(50)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Susunan ransum P3 (15 % Chromolaena odorata)

Bahan JMLH EM PK LK SK Ca P

T. Jagung 50.1 1688.37 43.086 19.539 1.002 0.01002 0.1503 B Kedelai 17 380.8 8.16 0.153 1.02 0.0544 0.1139 B Kelapa 3.03 670.236 0.562974 0.380265 0.466014 0.006363 0.01818

T Ikan 8 246.4 4.88 0.72 0.08 0.44 0.224

C.

Odorata 15 403.14 38.265 0.282 16.755 0 0

Dedak

halus 3.35 54.605 0.402 0.4355 0.402 0.00402 0.05025

Minyak 2 172 0 2 0 0 0

DCP 0.92 0 0 0 0 0.21436 0.1656

Top mix 0.1 0 0 0 0 0.025 0

Kapur 0.5 0.19

TOTAL 100 3.012,339 2,214007 5,924665 4,645514 0,944163 0,72223

3. Harga ransum

No Bahan Penyusun Ransum Harga / Kg

1 T. Jagung Rp. 3.300,-

2 B Kedelai Rp. 6.500,-

3 B Kelapa Rp. 2.500,-

4 T Ikan Rp. 5.000,-

5 Chromolaena odorata Rp. 525,42,-

6 Dedak halus Rp. 3.000,-

7 Minyak Rp. 9.000,-

8 DCP Rp. 25.000,-

9 Top mix Rp. 8.000,-

Kapur Rp. 1.500,-

4. Harga ransum ayam per perlakuan

No Perlakuan Harga / Kg

1 P0 Rp. 4.296,45

2 P1 Rp. 4.141,77

3 P2 Rp. 4.012,24


(51)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009 5. Penentuan biaya

TOTAL BIAYA PRODUKSI

A. Biaya bibit

Biaya pembelian DOC Rp. 430.000,- Sejumlah 100 ekor DOC

Jadi, biaya bibit per ekor DOC =

100 000 . 430

= Rp. 4.300,-

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 P1 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 P2 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 P3 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300 Rp. 4.300

B. Biaya ransum

Biaya ransum P0 per kilogram Rp. 4.296,45 Biaya ransum P1 per kilogram Rp. 4.141,77 Biaya ransum P2 per kilogram Rp. 4.012,24 Biaya ransum P3 per kilogram Rp. 3.838,86

Jadi, biaya ransum ayam dikalikan konsumsinya per perlakuan per ulangan :

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 9.559,60 Rp. 12.468,72 Rp. 8.769,91 Rp. 9.607,72 Rp. 10.688,70 P1 Rp. 9.552,75 Rp. 9.265,13 Rp. 9.477,19 Rp. 10.168,04 Rp. 9.140,88 P2 Rp. 9.043,58 Rp. 8.022,87 Rp. 8.144,84 Rp. 8.954,81 Rp. 9.868,50 P3 Rp. 8.870,06 Rp. 7.716,87 Rp. 8.704,18 Rp. 7.504,97 Rp. 7.218,59

C. Biaya obat-obatan

Biaya obat-obatan yang dikeluarkan berupa : • Vaksin Rp. 30.000,-

• Vitachick Rp. 32.000,- • Therapy Rp. 5.000,- • Doxyvet Rp. 13.000,- • Rodalon Rp. 100.000.-


(52)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Total biaya yang dikeluarkan untuk membeli obat-obatan sebesar Rp. 180.000,- Dengan rincian per ekor :

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800

P1 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800

P2 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800

P3 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800

D. Biaya sewa kandang

Biaya sewa selama 6 minggu sebesar Rp. 250.000,-

Dibagi dengan jumlah ayam sebanyak 100 ekor = Rp. 2.500,-

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 P1 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 P2 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 P3 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500

E. Biaya perbaikan kandang dan peralatan

Total biaya perbaikan dan pembelian peralatan kandang sebesarRp. 300.000,- Dibagi dengan jumlah ayam 100 ekor = Rp. 3.000,-

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 P1 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 P2 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 P3 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000

F. Biaya tenaga kerja

Satu orang tenaga kerja bisa menangani ayam sebanyak 5000 ekor (peternakan ayam

komersil).Dengan asumsi ayam < 5000 ekor merupakan peternakan rakyat, maka upah


(53)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

HKSP (Hari Kerja Setara Pria) sebesar Rp. 5.000 / hari, sehingga 100 / 5000 x 5000 = 100 / hari

Lama pemeliharaan selama 6 minggu = 42 hari 100 x 42 = 4200 Dibagi dengan banyaknya jumlah ayam yang dipelihara sebanyak 100 ekor menjadi Rp. 42 / ekor

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42

P1 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42

P2 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42

P3 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42

G. Biaya fumigasi

Biaya yang dikeluarkan untuk membeli (Formalin dan KMnO4) sebesar Rp. 85.000-

biaya untuk per ekor ayam sebesar Rp. 850,-

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850

P1 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850

P2 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850

P3 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850

TOTAL HASIL PRODUKSI

A. Penjualan ayam

Merupakan hasil perkalian antara berat rata-rata per ekor ayam per perlakuan dikali harga ayam per kilogram (Rp. 18.000 pada saat penelitian pada saat hidup)

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 19.800 Rp. 21.456 Rp. 17.856 Rp. 21.776,4 Rp. 20.815,2 P1 Rp. 18.784,8 Rp. 18.486 Rp. 18.334,8 Rp. 20.260,8 Rp. 18.936 P2 Rp. 17.553,6 Rp. 17.798,4 Rp. 16.632 Rp. 15.678 Rp. 18.554,4 P3 p. 15.746,4 Rp. 14.918,4 Rp. 12.618 Rp. 12.438 Rp. 14.378,4


(54)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

B. Penjualan kotoran ayam

Selama penelitian ayam menghasilkan kotoran sebanyak empat karung (ukuran 50 Kg). Harga satu karung (ukuran 25 Kg) sebesar Rp. 6.000 Jadi pendapatan yang diterima dari hasil penjualan kotoran ayam sebesar Rp. 48.000. Pendapatan per ekornya sebesar Rp. 480

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480

P1 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480

P2 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480

P3 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480

6. Biaya dan analisis ekonomi

Uraian P0

No 1 2 3 4 5

A Biaya produksi (Rp / ekor)

1. Bibit 4.300 4.300 4.300 4.300 4.300

2. Ransum 9.559,60 12.468,72 8.769,91 9.607,72 10.688,70

3. Obat-obatan 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800

4. Sewa kandang 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 5. Perbaikan dan peralatan

kandang 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

6. Tenaga kerja 42 42 42 42 42

7. Fumigasi 850 850 850 850 850

Total biaya produksi 22.051,60 24.960,72 21.261,91 22.099,72 23.180,7 B Hasil produksi (Rp / ekor)

Penjualan ayam 19.800 21.456 17.856 21.776,40 20.815,20 Penjulan kotoran ayam 480 480 480 480 480 Total hasil produksi 20.280 21.936 18.336 22.256 21.295 C Laba / Rugi (Rp) -1.771,60 -3.024,72 -2.925,91 -156,28 -1.885,70 D BEP harga produksi 20.046,90 20.940,20 21.433,37 18.279,33 20.052,50 BEP volume produksi 1,22 1,38 1,18 1,22 1,28


(1)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Total biaya yang dikeluarkan untuk membeli obat-obatan sebesar Rp. 180.000,- Dengan rincian per ekor :

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800

P1 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800

P2 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800

P3 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800 Rp. 1800

D. Biaya sewa kandang

Biaya sewa selama 6 minggu sebesar Rp. 250.000,-

Dibagi dengan jumlah ayam sebanyak 100 ekor = Rp. 2.500,-

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500

P1 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500

P2 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500

P3 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500 Rp. 2.500

E. Biaya perbaikan kandang dan peralatan

Total biaya perbaikan dan pembelian peralatan kandang sebesarRp. 300.000,- Dibagi dengan jumlah ayam 100 ekor = Rp. 3.000,-

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000

P1 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000

P2 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000

P3 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000 Rp. 3.000

F. Biaya tenaga kerja

Satu orang tenaga kerja bisa menangani ayam sebanyak 5000 ekor (peternakan ayam

komersil).Dengan asumsi ayam < 5000 ekor merupakan peternakan rakyat, maka upah


(2)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

HKSP (Hari Kerja Setara Pria) sebesar Rp. 5.000 / hari, sehingga 100 / 5000 x 5000 = 100 / hari

Lama pemeliharaan selama 6 minggu = 42 hari 100 x 42 = 4200 Dibagi dengan banyaknya jumlah ayam yang dipelihara sebanyak 100 ekor menjadi Rp. 42 / ekor

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42

P1 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42

P2 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42

P3 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42 Rp. 42

G. Biaya fumigasi

Biaya yang dikeluarkan untuk membeli (Formalin dan KMnO4) sebesar Rp.

85.000-

biaya untuk per ekor ayam sebesar Rp. 850,-

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850

P1 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850

P2 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850

P3 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850 Rp. 850

TOTAL HASIL PRODUKSI A. Penjualan ayam

Merupakan hasil perkalian antara berat rata-rata per ekor ayam per perlakuan dikali harga ayam per kilogram (Rp. 18.000 pada saat penelitian pada saat hidup)

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 19.800 Rp. 21.456 Rp. 17.856 Rp. 21.776,4 Rp. 20.815,2

P1 Rp. 18.784,8 Rp. 18.486 Rp. 18.334,8 Rp. 20.260,8 Rp. 18.936

P2 Rp. 17.553,6 Rp. 17.798,4 Rp. 16.632 Rp. 15.678 Rp. 18.554,4


(3)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

B. Penjualan kotoran ayam

Selama penelitian ayam menghasilkan kotoran sebanyak empat karung (ukuran 50 Kg). Harga satu karung (ukuran 25 Kg) sebesar Rp. 6.000 Jadi pendapatan yang diterima dari hasil penjualan kotoran ayam sebesar Rp. 48.000. Pendapatan per ekornya sebesar Rp. 480

Perl. 1 2 3 4 5

P0 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480

P1 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480

P2 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480

P3 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480 Rp. 480

6. Biaya dan analisis ekonomi

Uraian P0

No 1 2 3 4 5

A Biaya produksi (Rp / ekor)

1. Bibit 4.300 4.300 4.300 4.300 4.300

2. Ransum 9.559,60 12.468,72 8.769,91 9.607,72 10.688,70

3. Obat-obatan 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800

4. Sewa kandang 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500

5. Perbaikan dan peralatan

kandang 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

6. Tenaga kerja 42 42 42 42 42

7. Fumigasi 850 850 850 850 850

Total biaya produksi 22.051,60 24.960,72 21.261,91 22.099,72 23.180,7

B Hasil produksi (Rp / ekor)

Penjualan ayam 19.800 21.456 17.856 21.776,40 20.815,20

Penjulan kotoran ayam 480 480 480 480 480

Total hasil produksi 20.280 21.936 18.336 22.256 21.295

C Laba / Rugi (Rp) -1.771,60 -3.024,72 -2.925,91 -156,28 -1.885,70

D BEP harga produksi 20.046,90 20.940,20 21.433,37 18.279,33 20.052,50


(4)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Uraian P1

No 1 2 3 4 5

A Biaya produksi (Rp / ekor)

1. Bibit 4.300 4.300 4.300 4.300 4.300

2. Ransum 9.552,75 9.265,13 9.477,19 10.168,04 9.140,88

3. Obat-obatan 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800

4. Sewa kandang 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500

5. Perbaikan dan peralatan

kandang 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

6. Tenaga kerja 42 42 42 42 42

7. Fumigasi 850 850 850 850 850

Total biaya produksi 21044,75 21757,13 21969,19 22660,04 21632,88

B Hasil produksi (Rp / ekor)

Penjualan ayam 18.784,8 18.486 18.334,8 20.260,8 18.936

Penjulan kotoran ayam 480 480 480 480 480

Total hasil produksi 19.264,8 18.966 18.814,8 20.740,8 19.416

C Laba / Rugi (Rp) -1779,95 -2791,13 -3154,39 -1919,24 -2216,88

D BEP harga produksi 18411,85 21185,13 21580,73 20142,25 20563,57

BEP volume produksi 1,16 1,20 1,22 1,25 1,20

Uraian P2

No 1 2 3 4 5

A Biaya produksi (Rp / ekor)

1. Bibit 4.300 4.300 4.300 4.300 4.300

2. Ransum 9.043,58 8.022,87 8.144,84 8.954,81 9.868,50

3. Obat-obatan 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800

4. Sewa kandang 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500

5. Perbaikan dan peralatan

kandang 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

6. Tenaga kerja 42 42 42 42 42

7. Fumigasi 850 850 850 850 850

Total biaya produksi 21535,58 20514,87 20636,84 21446,81 22360,50

B Hasil produksi (Rp / ekor)

Penjualan ayam 18.784,8 18.486 18.334,8 20.260,8 18.936

Penjulan kotoran ayam 480 480 480 480 480

Total hasil produksi 18.033,6 18.278,4 17.112 16.158 19.034,4

C Laba / Rugi (Rp) -3501,98 -2236,47 -3524,84 -5288,81 -3326,1

D BEP harga produksi 22087,77 20764,03 20635,91 24623,20 21709,22


(5)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Uraian P3

No 1 2 3 4 5

A Biaya produksi (Rp / ekor)

1. Bibit 4.300 4.300 4.300 4.300 4.300

2. Ransum 8.870,06 7.716,87 8.704,18 7.504,97 7.128,59

3. Obat-obatan 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800

4. Sewa kandang 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500

5. Perbaikan dan peralatan

kandang 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

6. Tenaga kerja 42 42 42 42 42

7. Fumigasi 850 850 850 850 850

Total biaya produksi 21362,06 20208,87 21196,18 19996,97 19620,59

B Hasil produksi (Rp / ekor)

Penjualan ayam 15.746,4 14.918,4 12.618 12.438 14.858,4

Penjulan kotoran ayam 480 480 480 480 480

Total hasil produksi 16.226,4 15.398,4 13.098 12.918 14.858,4

C Laba / Rugi (Rp) -5135,66 -4810,47 -8098,18 -7078,97 -4762,19

D BEP harga produksi 24441,71 24406,84 30237,06 28939,17 24587,20


(6)

Abdul Basith Habibi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tepung Daun Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Ayam Pedaging Umur 1 42 Hari, 2009.