Pemberian Tiga Macam Konsentrat Terhadap Kualitas dan Persentase Karkas Serta Income Over Feed Cost Domba Sungei Putih Selama Penggemukan (The Usage Three Kind of Concentrates on Quality and Carcass Percentage and Also Income Over Feed Cost of Sungei Puti

Iskandar Sembiring, Hasnudi, dan Pantoni: Pemberian Tiga Macam Konsentrat..
Pemberian Tiga Macam Konsentrat Terhadap Kualitas dan Persentase Karkas Serta Income Over Feed Cost Domba Sungei Putih
Selama Penggemukan (The Usage Three Kind of Concentrates on Quality and Carcass Percentage and Also Income Over Feed Cost of Sungei Putih Sheep
For Fatgrowth)
Iskandar Sembiring, Hasnudi, dan Pantioni
Departemen Peternakan Fakultas Pertanian USU
Abstract: The objectives of this research was to test the comparison three of kind concentrates on carcass percentage, fat and income over feed cost of Sungei Putih sheep for fatgrowth. The experiment was using complete randomized experiment design by three treatments and six replication, where treatments of T1 wasgrass + concentrate A (palm oil by product), T2 wasgrass + concentrate B (conventional) and T3 wasgrass + concentrate C (farming by product). The results showed the highest average carcass weight at T2 (12,96kg) then T3(12,82kg) and then lowest average at T1 (11,47kg). The highest average carcass percentage T2 (54,53%) then T3 (54,03%) and the lowest average at T1 (52,68%). The highest average subcutan fat weight at T2 (1,70kg) then T3 (1,63kg) and the lowest average at T1 (1,24kg). The highest average intermusculer fat at T2 (413,40g) then T3 (411,80g) and the lowest average at T1 (383,20g). The highest average chanel + pelvic fat weight at T2 (241,80g) then T3 (231,40g) and the lowest average at T1 (215,80g). And the highest average income over feed cost at T1 (Rp 73.331,67) then T3 (Rp 56.383,57) and the lowest average at T2 (Rp 21.430.63). The statistic of analysis the research result showed that the test result of variation indicated that T1, T2 and T3 didn’t have a real different affect to the carcass weight, carcass percentage, subcutan fat weight, intermusculer fat weight, and chanel + pelvic fat weight, mean while for income over feed cost has a real different affect. Key Words: sheep, Consentrate, Carcass, fat and IOFC.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan antara tiga macam konsentrat yaitu konsentrat A (berbasis hasil sampingan industri kelapa sawit), konsentrat B (konvensional), dan konsentrat C (berbasis hasil sampingan industri pertanian) terhadap persentase karkas dan income over feed cost Domba Sungei Putih selama penggemukan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari tiga perlakuan dan 6 ulangan yaitu: T1 = rumput + konsentrat A (berbasis hasil sampingan kelapa sawit), T2 = rumput + konsentrat B (konsentrat konvensional), dan T3 = rumput + konsentrat C (berbasis hasil sampingan produk pertanian). Hasil penelitian menunjukkan rataan bobot karkas tertinggi pada T2 (12,96kg), sementara rataan bobot karkas T3 (12,82kg) dan rataan bobot karkas terendah pada T1 (11,47kg). Rataan persentase karkas tertinggi pada T2 (54,53%) sementara rataan persentase karkas T3 (54,03%) dan rataan bobot karkas terendah pada T1 (52,68%). Rataan bobot lemak subkutan tertinggi pada T2 (1,70kg), sementara rataan bobot karkas T3 (1,63kg), dan rataan bobot karkas terendah pada T1 (1,24kg). Rataan bobot lemak intermuskuler tertinggi pada T2 (413,40g) sementara rataan bobot karkas T3 (411,80g) dan rataan bobot karkas terendah pada T1 (382,20g). Rataan bobot lemak ginjal + pelvik tertinggi pada T2 (241,80g) sementara rataan bobot karkas T3 (231,40g) dan rataan bobot karkas terendah pada T1 (215,80g). Dan rataan income over feed cost tertinggi pada T1 (Rp 73.331,67) sementara T3 (Rp 56.383,57) dan rataan income over feed cost terendah pada T2 (Rp 21.430,63). Dari hasil analisis statistik menunjukkan bahwa T1, T2, dan T3 pada Domba Sungei Putih tidak berbeda nyata terhadap bobot karkas, persentase karkas, bobot lemak subkutan, bobot lemak intermuskuler, bobot
78

Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.2, Agustus 2005

lemak ginjal + pelvis, sedangkan untuk income over feed cost memperlihatkan hasil

yang sangat berbeda nyata.

Kata Kunci: domba, karkas, lemak, dan IOFC.

Pendahuluan

sampingan industri kelapa sawit),


konsentrat B (konsentrat konvensional) dan

Latar Belakang

konsentrat C (konsentrat yang berbasil hasil

Sistem pemeliharaan ternak domba sampingan industri pertanian) terhadap

di Indonesia pada umumnya adalah secara bobot karkas, persentase karkas, bobot

tradisional, di mana pemberian pakan lemak

subkutan,

bobot

lemak

tergantung pada hijauan tanaman makanan intermuskuler, bobot lemak ginjal + pelvis


ternak yang tersedia (rerumputan) dengan dan income over feed cost domba Sungei

sedikit atau tidak ada pakan tambahan Putih.

(Tomaszewska, et.al.:1993). Hal ini

menyebabkan tingkat produksi domba Kegunaan Penelitian

rendah. Salah satu cara untuk mengatasinya

Sebagai upaya alternatif dalam

adalah dengan memperbaiki kualitas pakan, pemanfaatan hasil sampingan industri

namun pakan komersil yang berkualitas kelapa sawit dan hasil sampingan industri

harganya relatif mahal. Salah satu alternatif pertanian dan sebagai bahan informasi bagi

meningkatkan produktivitas ternak dan peternak dan pihak-pihak yang


sekaligus pendapatan peternak adalah membutuhkan.

melalui pemanfaatan pakan inkonvensional.

Bahan pakan inkonvensional antara lain: Bahan dan Metode Penelitian

hasil sampingan (by product) dan hasil sisa

(limbah) industri perkebunan dan pertanian. Tempat dan Waktu Penelitian.

Sumatera Utara mempunyai areal

Penelitian ini dilaksanakan di Desa

perkebunan kelapa sawit yang cukup luas Pulaugambar Kecamatan Dolok Masihul

dan terdapat juga industri pengolahan Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini

sawit. Data statistik perkebunan Sumatera berlangsung selama tiga bulan dimulai dari


Utara tahun 2002: luas perkebunan kelapa Januari 2005 sampai April 2005.

sawit di Sumatera Utara adalah 766.669,73

Ha dan terdapat 60 unit perkebunan kelapa Bahan dan Alat Penelitian

sawit. Hasil akhir dari proses pengolahan

Bahan yang digunakan antara lain:

sawit tersebut antara lain minyak kelapa a. 18 ekor domba jantan Sungei Putih lepas

sawit sebagai produk utama, solid sawit

sapih umur 5-6 bulan dengan kisaran

sebagai limbah padat dan limbah cair yang

bobot badan awal rata-rata 15kg (12-


dibuang ketempat pengendalian limbah

19kg)

(Naibaho,1994). Limbah sawit ini sangat b. Rumput gajah

melimpah dan belum diolah lebih lanjut. c. Konsentrat, terdiri dari:

Hasil sisa perkebunan lainnya yang dapat

• Konsentrat A terdiri dari: lumpur

digunakan yaitu anakan tebu yang berasal

sawit, bungkil inti sawit, kerak

dari tebu utama setelah dipotong. Hasil

tehu, anakan tebu, molases, urea,


sampingan lainnya dari industri pengolahan

ultra mineral,garam

buah markisa dan buah nenas. Semua hasil sisa perkebunan maupun hasil sampingan

• Konsentrat B terdiri dari: jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung ikan,

industri pertanian ini dapat dijadikan

molases, urea, ultra mineral,garam

sebagai alternatif pakan domba. Sehubungan dengan hal tersebut di
atas, dilakukan penelitian tentang pemanfaatan hasil sampingan industri

• Konsentrat C terdiri dari: jagung, dedak, bungkil kedelai, ampas nenas, kulit buah markisa, tepung ikan, urea, ultra mineral, dan

kelapa sawit dan hasil sampingan industri pertanian sebagai konsentrat terhadap


garam.

kualitas dan persentase karkas, lemak serta income over feed cost pada ternak domba Sungei Putih.

Alat yang digunakan antara lain: a. Kandang 18 unit beserta
perlengkapannya dengan ukuran 1x

1,5m

Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji perbandingan antara konsentrat A (konsentrat yang berbasis hasil

b. Timbangan bobot hidup berkapasitas 120kg dengan kepekaan 500g, timbangan berkapasitas 5kg dengan kepekaan 5g untuk menimbang

79

Iskandar Sembiring, Hasnudi, dan Pantoni: Pemberian Tiga Macam Konsentrat..

komponen karkas, timbangan 2kg dengan kepekaan 10g untuk menimbang pakan dan timbangan kapasitas 2.800g dengan kepekaan 1,0g untuk menimbang komponen karkas c. Alat pendingin untuk tempat menyimpan karkas
Metode Penelitian Medote penelitian yang digunakan

pada tahap I adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 6 ulangan yaitu:
T1 = rumput gajah + konsentrat A T2 = rumput gajah + konsentrat B T3 = rumput gajah + konsentrat C
Ulangan yang didapat berasal dari rumus: T (n-1) ≥ 15 3 (n-1) ≥ 15 3n – 3 ≥ 15 3n ≥ 18 n≥6
Adapun model linier penelitian yang digunakan adalah:
Yij = μ + τ i + Σij Di mana: Yij = Hasil pengamatan pada ulangan ke-i
dan perlakuan ke-j I = 1,2,3 (perlakuan) J = 1,2,3,4,5,6 (ulangan) μ = Nilai rata-rata (mean) harapan τi = Pengaruh faktor perlakuan ke-i Σij = Pengaruh galat (experimental error)
perlakuan ke-i ulangan ke-j (Hanafiah, 2000).
Metode penelitian tahap II kedua adalah pengambilan sampel ternak domba yang dipotong yaitu:
T1 = 2 ekor yaitu T1R1 dan T1R6 T2 = 2 ekor yaitu T2R1 dan T2R4 T3 = 2 ekor yaitu T3R2 dan T3 R4 Maka jumlah ternak domba yang dipotong sebanyak 6 ekor.
Parameter Penelitian: Bobot karkas, Persentase karkas, Bobot lemak dan Income Over Feed Cost (IOFC).
Hasil Penelitian
Bobot karkas Dari hasil penelitian diperoleh bobot karkas, terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Bobot karkas (Kg/ekor)

Ulangan

Perlakuan

T1 T2 T3


I 11,77 13,34 11,51

II 11,16 12,58 14,13

Total 22,93 25,92 25,64

Rataan 11,47 12,96 12,82

Total Rataan

36,62 37,87 74,49 37,25

12,21 12,62 24,83 12,42

Persentase karkas
Dari hasil penelitian diperoleh persentase karkas, terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Persentase karkas (%)


Ulangan

Perlakuan

T1 T2 T3

Total Rataan

I 53,32 55,05 52,27 160,64 53,55

II 52,04 54,01 55,79 161,84 53,95

Total 105,36 109,06 108,06 322,48 107,49

Rataan 52,68 54,53 54,03 161,24 53,75

Bobot Lemak Subkutan Dari hasil penelitian diperoleh
bobot lemak subkutan terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Bobot lemak subkutan (kg/ekor)


Ulangan Perlakuan T1 T2 T3
I 1,30 1,80 1,33
II 1,17 1,59 1,92
Total 2,47 3,39 3,25
Rataan 1,24 1,70 1,63

Total
4,43 4,68 9,11 4,56

Rataan
1,48 1,56 3,04 1,52

Bobot Lemak Intermuskuler Dari hasil penelitian bobot lemak
intermuskuler, terlihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Bobot lemak intermuskuler (g/ekor)

Ulangan

Perlakuan

T1 T2 T3

Total Rataan

I 390,00 426,40 364,00 1180,40 393,47

80

Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.2, Agustus 2005

II 374,40 400,40 459,60 1234,40 411,46

Rataan 382,20 413,40 411,80 1207,40 402,46

Total 764,40 826,80 823,60 2414,80 804,93
Bobot Lemak ginjal + Pelvis Dari hasil penelitian diperoleh bobot lemak ginjal + pelvis, terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Bobot lemak ginjal + pelvis (g/ekor)

Perlakuan Ulangan
T1 T2 T3

Total Rataan

I 223,60 228,80 202,80 655,20 218,40

II 208,00 254,80 260,00 722,80 240,93

Total 431,60 483,60 462,80 1378,00 459,33

Rataan 215,80 241,80 231,40 689,00 229,67

Income Over Feed Cost Dari hasil penelitian diperoleh income over feed cost, terlihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Income over feed cost (Rp)

Ulangan

T1

Perlakuan T2

T3

I 72.410,72 19.260,56 23.169.62

II 50.107,33 29.814,97 69.865.62

III 79.374,88 45.233,50 53.335.31

IV 77.735,85 15.948,16 72.254.12

V 85.073,01 3.020,50 48.800.25

VI 75.288,25 15.306,06 70.876.50

Total 439.990,04 128.583,75 338.301.42

Rataan 73.331,67 21.430,63 56.383.57

Total
114.840,90 149.787,92 177.943,69 165.938,13 136.893,76 161.470,81 906.875,21 151.145,87

Rataan
38.280,30 49.929,31 59.314,56 55.312,71 45.631,25 53.823,60 302.291,74 50.381,96

81

Iskandar Sembiring, Hasnudi, dan Pantoni: Pemberian Tiga Macam Konsentrat..

Pembahasan Hasil
Bobot Karkas Untuk melihat pengaruh pemberian
dari ketiga konsentrat tersebut terhadap bobot karkas dilakukan analisis keragaman yang terlihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Analisis keragaman bobot karkas

SK

DB JK KT F hit F tabel 0.05 0.01

Perlakuan 2 2.72 1.36 1.05tn 9.55 30.81

Galat

3 3.89 1.29

Total

5 6.61

KK = 9.10%

tn = tidak berbeda nyata

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa T1, T2, dan T3 pada domba jantan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap bobot karkas domba. Hal ini berarti bahwa ketiga macam perlakuan. Hal ini dapat disebabkan karena konsentrat A, B, dan C mempunyai nilai nutrisi yang tidak jauh berbeda dan konsumsi dan pertambahan bobot badan yang tidak berbeda nyata juga. Nilai rataan bobot karkas hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian.

Persentase Karkas Untuk melihat pengaruh pemberian
dari ketiga macam konsentrat tersebut terhadap persentase karkas dilakukan analisis keragaman yang terlihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Analisis keragaman persentase karkas

SK DB

Perlakuan Galat Total

2 3 5

JK KT F hit

F table

0.05 0.01

3.66 1.83 0.72tn 9.55 30.81

7.55 2.51

11.21

KK = 2.94% tn = tidak berbeda nyata
Dari hasil analisis keragaman di atas dapat dilihat bahwa T1, T2, dan T3 pada domba jantan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap persentase karkas domba. Hal ini dapat disebabkan karena konsentrat A, B, dan C mempunyai nilai nutrisi yang tidak jauh berbeda. Selain

itu pakan yang dikonsumsi oleh domba dalam penelitian ini juga tidak berbeda nyata, sehingga persentase dari karkas juga tidak berbeda nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat Devendra (1977) yang menyatakan bahwa persentase karkas dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi. Johnston (1983) juga menyatakan bahwa persentase karkas pada domba yang kurus dan kondisinya buruk kurang dari 40%, sedangkan pada kondisi gemuk persentase karkas dapat melebihi 60%.
Lemak. Untuk melihat pengaruh pemberian dari ketiga macam konsentrat tersebut terhadap lemak dilakukan analisis keragaman yang terlihat pada Tabel 16, 17, dan 18.

Tabel16. Analisis keragaman bobot lemak subkutan

SK DB JK KT F hit F table 0.05 0.01
Perlakuan 2 0.25 0.12 1.78tn 9.55 30.81
Galat 3 0.23 0.07
Total 5 0.48
KK = 17.10% tn = tidak berbeda nyata
Tabel 17. Analisis keragaman bobot lemak
intermuskuler

SK DB JK

KT F hit F table 0.05 0.01

Perlakuan 2 1234.78 617.78 0.37tn 9.55 30.81

Galat 3 5029.36 1676.45

Total 5 6264.14
KK = 10.17% tn = tidak berbeda nyata

Tabel 18. Analisis keragaman bobot lemak ginjal +
pelvis

SK DB JK

KT F hit

Perlakuan 2 685.01 342.51 0.5tn
Galat 3 2095.6 698.53
Total 5 2780.61
KK = 8.82% tn = tidak berbeda nyata

F table 0.05 0.01 9.55 30.81

82

Jurnal Agribisnis Peternakan, Vol.1, No.2, Agustus 2005

Dari hasil analisa keragaman dapat dilihat bahwa T1, T2, dan T3 pada domba jantan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap lemak subkutan, lemak intermuskuler dan lemak ginjal + pelvis. Hal ini disebabkan karena pemberian ketiga macam konsentrat tersebut juga memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan antarperlakuan sehingga bobot lemak antarperlakuan juga tidak nyata karena bobot lemak tubuh sebanding dengan pertambahan bobot badan. Hal ini sesuai dengan pendapat Herman (1993) yang menyatakan bahwa semakin tinggi bobot potong yang diperoleh menyebabkan bobot karkas segar, persentase karkas, dan lemak akan semakin tinggi.
Nilai rataan bobot lemak ginjal dan pelvis hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Dewi (2000) pada domba Sei Putih yang diberi pakan bungkil inti sawit sebanyak 31,51% dan mengandung protein kasar sebesar 13,26% dan energi 2,88 Mcal/kg menghasilkan bobot lemak ginjal sebesar 35g, lemak pelvis 45g pada bobot potong 15kg. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Berg and Butterfield (1976).
Income Over feed Cost. Untuk melihat pengaruh pemberian dari ketiga konsentrat tersebut terhadap bobot karkas dilakukan analisis keragaman yang terlihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Analisis keragaman income over feed cost

Berdasarkan analisis sidik ragam di atas menunjukkan bahwa F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian lumpur sawit dalam konsentrat terhadap IOFC memberikan pengaruh yang sangat nyata (P
< 0,01). Untuk mengetahui perbedaan di
antara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji Duncan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 20 di bawah ini.
Tabel 20. Uji Duncan Income over feed cost

Perlakuan Rataan Notasi

T1 73.331,67 BC

T2 21.430,63 A

Keterangan:

T3 56.383.57 B
notasi huruf yang menyatakan berbeda nyata dalam taraf 1%

berbeda sangat

Berdasarkan uji Duncan di atas dapat diketahui bahwa harga konsentrat sangat nyata mempengaruhi income over feed cost, di mana yang income over feed cost tertinggi diperoleh pada perlakuan T1 yaitu 73.331,67 yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan T2, tetapi tidak berbeda sangat nyata dengan perlakuan T3. Hal ini diduga karena pada perlakuan T1 telah menghasilkan efisiensi biaya konsentrat, walaupun bila dilihat dari konsumsi dan pertambahan bobot badan tidak berbeda nyata, tapi hal ini disebabkan faktor dari harga bahan untuk menyusun konsentrat A, B, dan C yang sangat mencolok.

SK DB

JK

KT F hit F tabel 0.05 0.01

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Perlakuan 2 8405330773 4202665387 17,51** 3.68 6.36

Rekapitulasi hasil penelitian terhadap

Galat 15 3599556427 239970428,5

kualitas dan persentase karkas serta income

Total 17 1200488720
KK = 30,74%

over feed cost domba Sungai Putih adalah sebagaimana ditampilkan pada Tabel 22.

** = sangat nyata

Tabel 22.

Rekapitulasi hasil penelitian

Perlakuan

Perlakuan T1 T2 T3

Bobot Karkas (kg/ekor)

11,47tn

12,96 tn

12,82 tn

Persentase karkas (%)

52,68 tn

54,53 tn

54,03 tn

Bobot Lemak Subkutan (kg/ekor)

1,24 tn

1,70 tn

1,63 tn

Bobot Lemak Intermuskuler (g/ekor)

382,20 tn

413,40 tn

411,80 tn

Bobot Lemak ginjal + Pelvis (g/ekor)

215,80 tn

241,80 tn

231,40 tn

Income Over Feed Cost (Rp)

73.331,67BC

21.430,63A

56.383.57B

Keterangan:

notasi huruf kecil yang berbeda menunjukan perbedaan yang sangat nyata pada taraf 1%

83

tn = tidak nyata
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Pemberian pakan pada perlakuan T1, T2

dan T3 perlakuan T3 (rumput gajah +

konsentrat C yaitu konsentrat hasil

sampingan

industri

pertanian)

menghasilkan kualitas yang sama

terhadap bobot karkas, persentase

karkas, bobot lemak subkutan, lemak

intermuskuler dan lemak ginjal + pelvis

2. Pemberian pakan pada perlakuan T1

(rumput gajah + konsentrat A yaitu

konsentrat yang berbasis hasil

sampingan industri kelapa sawit) dan

perlakuan T3 (rumput gajah +

konsentrat C yaitu kosentrat hasil

sampingan industri pertanian) dapat

menghasilkan keuntungan yang sama

dibandingkan dengan perlakuan T2

(rumput gajah + konsentrat B yaitu

konsentrat konvensional) sehingga

pakan pada perlakuan T1 dan T2 dapat

dijadikan salah satu pakan alternatif

bagi ternak domba.

Saran Sebaiknya peternak menggunakan
konsentrat yang berasal dari hasil sampingan industri kelapa sawit yang lebih luas untuk ternak domba sebagai upaya peningkatan pendapatan dalam usaha beternak domba.

Daftar Pustaka

Anonim. 2002. Teknologi Tepat Guna: Budidaya Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. [www.document] URL http://www.rusnas buah.or.id.

Berg and Butterfield. 1976. New Concept of Cattlegrowth. Sydney: University Press.

Crouse,J.D., J.R. Busboom., R.A. Field, and C.L. Ferrel. 1981. Effect of Breed, Diet, Sex, Location, and Slaughter Weight on Lambgrowth, Crcass Composition and Meat Flavor. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Gatenby, R.M and L.P. Batubara. 1994. Management of Sheep in The Humid Tropic, Experiences in North Sumatra. In Second Symposium on Sheep Production Malaysia Faculty of Veteriner Medicine and Animal Science, University Agricultural Malaysia Serdang.

Hanafiah, K.A. 2000. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian. Palembang: Universitas Sriwijaya.

Herman, R. 1993. Perbandingan

Pertumbuhan, Komposisi Tubuh, dan

Karkas Antara Domba Priangan dan

Ekorgemuk. [Disertasi]. Program

Pascasarjana.

Bogor:

Institut

Pertanian Bogor.

Hutagalung dan Jalaludin. 1982. Feeds For Farm Animal From The Oil Palm. Serdang, Malaysia.

Johston, R.G. 1983. Introduction to Sheep Farming. London: Granada Publishing Ltd.

Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

National Research Council. 1995. Nutrient Requirement of Domestic. No.2. Washington DC: Nutrient Requirement of Swine National Academy of Science.

Rangkuti, M., A. Musofie, P. Sitorus, I. P. Kompiang, N. Kusumawardhani, dan A. Roesjat. 1985. Pemanfaatan Daun Tebu Untuk Pakan Ternak di Jawa Timur. Seminar Pemanfaatan Limbah Tebu Untuk Pakan Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departement Pertanian. 5 Maret 1985, grati.

Tomaszewska, M. W., J. M. Mastika, A. Djaja Negara, S. Gardiner, dan T. R. Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Surabaya: Sebelas Maret University Press.

84

Dokumen yang terkait

Pemberian Tiga Macam Konsentrat Terhadap Persentase Bobot Non Karkas Dan Perbandingan Antara Daging Dan Tulang Domba Selama Penggemukan

0 23 70

Pengaruh Suplementasi Hidrolisat Bulu Ayam, Mineral Esensial dalam Ransum Berbasis Limbah Perkebunan terhadap Rasio Konversi Pakan dan Income Over Feed Cost pada Domba (The Effect of Hidrolyzed Poultry Feather and Mineral Essential Supplementation in Pl

0 32 6

Pemberian Pakan dari Hasil Ikutan Tanaman Kelapa Sawit, Padi dan Jagung terhadap Karkas Domba Betina Lokal (The Usage of Feed from Oil Palm, Paddy, and Corn by Product on Carcass of Female Sheep)

0 28 5

Pemanfaatan Beberapa Hasil Sampingan Tanaman Kelapa Sawit, Padi, dan Jagung terhadap Pertumbuhan dan IOFC Domba Lokal Betina Selama Penggemukan (The Utilization Several Feed Base on Oil Palm, Paddy and Corn by Product to Growth and Income Over Feed Cost o

0 24 6

Pemberian Tiga Macam Konsentrat Terhadap Kualitas dan Persentase Karkas Serta Income Over Feed Cost Domba Sungei Putih Selama Penggemukan (The Usage Three Kind of Concentrates on Quality and Carcass Percentage and Also Income Over Feed Cost of Sungei Puti

0 28 7

Penggunaan Tepung Umbut Dan Hasil Samping Kelapa Sawit Terhadap Analisa Ekonomi Dan Income Over Feed Cost Domba Jantan Persilangan Sei Putih Selama Tiga Bulan Penggemukkan

1 34 76

Kajian Tumbuh-Kembang Karkas Dan Komponennya Serta Penampilan Domba Sungei Putih Dan Lokal Sumatera Yang Menggunakan Pakan Limbah Kelapa Sawit

0 32 101

Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Berat Akhir, Efisiensi Pakan, Dan Income Over Feed Cost

0 4 2

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ISI RUMEN SAPI DALAM PAKAN TERHADAP EFISIENSI PAKAN DAN Income Over Feed Cost (IOFC) AYAM RAS PEDAGING�

1 36 26

Aplikasi Pakan Konsentrat Berbasis Bahan Lokal untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Knalitas Karkas Sapi Application of Concentrate Levels Based on Local Feed for Improving Growth and Carcass Quality of Indigenous West Sumatera Caffle Khasrad, Arnim, R.W.S.

0 1 7