Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah Terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda
PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH
TERHADAP HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA
SKRIPSI
OLEH :
DESTRONY HADINATA SINULINGGA
050305041/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULATAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH
TERHADAP HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA
SKRIPSI
OLEH :
DESTRONY HADINATA SINULINGGA
050305041/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULATAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
Universitas Sumatera Utara
Judul Skripsi
Nama
Nim
Departemen
Program Studi
: Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah
Terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda
: Destrony Hadinata Sinulingga
: 050305041
: Teknologi Pertanian
: Teknologi Hasil Pertanian
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing:
Ir. Terip Karo-karo MS.
Ketua
Ir. Ismed Suhaidi, M.Si
Anggota
Mengetahui:
Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.
Ketua Departemen
Tanggal lulus :
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH TERHADAP
HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak bilah pisau dan rpm
pisau bawah terhadap hasil pengupasan buah pinang muda. Penelitian dilakukan
menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu jarak
bilah pisau (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) dan rpm pisau bawah (R1 = 280 rpm ;R2 = 350 rpm
; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560 rpm). Parameter yang diamati meliputi kapasitas
pengupasan, persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase
biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji pinang utuh,
persentase biji pinang cacat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali terhadap kapasitas
pengupasan dan persentase biji utuh memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Rpm pisau
bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter. Interaksi
antara jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda tidak nyata
terhadap semua parameter kecuali kapasitas pengupasan memberi pengaruh berbeda
sangat nyata.
Perlakuan yang paling baik untuk jarak bilah pisau yaitu pada perlakuan
J1 (1,5 cm) dan rpm pisau bawah R5 (560 rpm).
Kata kunci: Buah Pinang muda, Mesin pengupas, Jarak bilah pisau, Rpm pisau bawah.
ABSTRACT
THE EFECT OF YOUNG ARECA AND KNIFE DISTANCE AND UNDER KNIFES
RPM ON THE QUALITY OF PEELED PRODUCT
The aim of this research was to find the effect of distance knife and under knifes
rpm on the quality of peeled product. The research had been performed using completely
randomized design with two factors i-e : distance knife (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) and
under knifes rpm (R1 = 280 rpm ; R2 = 350 rpm ; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560
rpm). Parameters analyzed were machine capacity , percentage of peeled fruit,
percentage of nut on the peel, percentage of loosed nut percentage of fruit unpeeled,
percentage of intact nut, percentage of defect areca nut.
The result showed that the distance knife had highly significant effect on all
parameters except machine capacity and the percentages of deffect nut which were not
significant. The under knifes rpm had highly significant effect on all parameters. The
interaction of distance knife and under knifes rpm had not significant effect on all
parameters except machine capacity which were highly significant diffect.
The best result for knife distance was on J1 = (1,5 cm) and under knifes rpm
R5 = (560 rpm).
Key word: Young areca fruit, Fruit peeled machine, Knife distance , Under knifes rpm.
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
DESTRONY
HADINATA
SINULINGGA,
lahir
pada
tanggal
17 Desember 1987 di Medan. Adalah anak dari Udin Sinulingga (alm) dan
Rusli Simamora Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Penulis memasuki Sekolah Dasar (SD) Negeri 030307 Kisaran pada tahun
1993 dan tamat pada 1999, kemudian memasuki SMP Budi Mulia Pangururan dan
tamat pada tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Medan
dan lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Penulis
memilih program studi Teknologi Hasil Pertanian Departemen Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama
mengikuti
perkuliahan
penulis
penah
menjadi
asisten
Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara dan sebagai pengurus Ikatan Mahasiswa Teknologi Hasil
Pertanian (IMTHP) pada tahun 2007 – 2008. Penulis melaksanakan praktek kerja
lapangan (PKL) di PT. Central Windu Sejati terletak di Kawasan Industri Medan,
tepatnya di Jalan Kolonel Laut Yos Sudarso (Medan – Belawan) Km 10,5
Kecamatan Medan Deli, Kotamadya Medan, Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah Terhadap
Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
Ir.
Terip
Karo
Karo.
MS,
sebagai
ketua
komisi
Pembimbing
dan
Ir. Ismed Suhaidi, M.Si, sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan, saran dan bimbingan kepada penulis terutama dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepda orang tua tercinta,
Ibunda Rusli Simamora yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil
serta do’a yang tiada henti kepada penulis, juga banyak terima kasih kepada
Adinda Rajenda Sinulingga dan Friskianta Sinulingga, serta seluruh keluarga yang
telah banyak memberikan motivasi dan semangat kepada penulis selama ini.
Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua teman – teman seperjuangan yang banyak memberi dorongan, inspirasi,
dan menemani baik dalam keadaan suka maupun duka, terutama teman – teman
THP’05 dan Christin yang telah memberi motivasi, dan dan semua teman yang
tidak bisa disebutkan namanya.
Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya penulis.
Medan, Juni 2010
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................
ABSTRACT .................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
Hal
i
i
ii
iii
iv
vi
vii
ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Kegunaan Penelitian.............................................................................
Hipotesis Penelitian ..............................................................................
1
2
3
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pinang .................................................................................................
Penyebaran dan Produksi ....................................................................
Alat Mesin Pasca Panen Pinang ...........................................................
4
6
8
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian ..................................................................................
Peralatan .............................................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................
Metode Penelitian ................................................................................
Model Rancangan ...............................................................................
Pelaksanaan Penelitian .........................................................................
Pengamatan dan Pengukuran Data ........................................................
Kapasitas Pengupasan ....................................................................
Persentase Buah Terkupas .............................................................
Persentase Biji Lengket dengan Kulit .............................................
Persentase Biji Terlepas dengan Kulit .............................................
Persentase Buah Tidak Terkupas ...................................................
Persentase Biji Pinang yang Utuh ..................................................
Persentase Biji Pinang yang Cacat ..................................................
14
14
14
15
16
16
17
18
18
18
18
19
19
19
DIAGRAM ALIR PENELITIAN ..............................................................
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Parameter yang Diamati ............
Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Parameter yang Diamati ..........
Kapasitas Pengupasan (buah/ jam) .......................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan ............
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan ...........
21
22
22
23
24
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ...................................
Buah Terkupas (%) .............................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%) .................
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%) .................
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap buah terkupas (%) ...........................................................
Biji Lengket Kulit (%) .........................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%) .............
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%) ............
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap biji lengket kulit (%) ........................................................
Biji Lepas Kulit (%) ............................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%) .................
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%) .................
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap biji lepas kulit (%) ...........................................................
Buah Tidak Terkupas (%) ....................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%) ........
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas (%).........
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap buah tidak terkupas (%) ...................................................
Biji Utuh (%) ......................................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji utuh (%) ..........................
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji utuh (%) ..........................
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap biji utuh (%).....................................................................
Biji Cacat (%) .....................................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%) .........................
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji cacat (%) .........................
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap biji cacat (%) ...................................................................
25
26
26
28
30
30
30
32
34
34
34
36
38
38
38
40
42
42
42
42
44
44
44
46
48
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .........................................................................................
Saran .................................................................................................
49
50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
51
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No
Hal
1.
Spesifiikasi motor listrik .......................................................................
10
2.
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap parameter yang diamati .................
22
3.
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati ................
23
4.
Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
kapasitas pengupasan (buah/ jam) .........................................................
23
Uji (LSR) efek utama pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan
jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ...............
25
Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
buah terkupas (%) .................................................................................
27
Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
buah terkupas (%) .................................................................................
28
Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
biji lengket kulit (%) .............................................................................
31
Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
biji lengket kulit (%)..............................................................................
32
10. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
biji lepas kulit (%) ..................................................................................
34
11. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
biji lepas kulit (%) .................................................................................
36
12. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
buah tidak terkupas (%) .......................................................................
38
13. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
buah tidak terkupas (%) ........................................................................
40
14. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
biji utuh (%) .........................................................................................
42
5.
6.
7.
8.
9.
Universitas Sumatera Utara
15. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
biji cacat (%) ........................................................................................
45
16. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
biji cacat (%) ........................................................................................
46
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No
Hal
1.
Buah pinang muda dan buah pinang masak ..........................................
4
2.
Alat pengupas pinang muda ..................................................................
8
3.
Penampang buah pinang muda ..............................................................
12
4.
Sketsa prinsip proses pengolahan ..........................................................
13
5.
Diagram alir penelitian .........................................................................
20
6.
Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap kapasitas
pengupasan (buah/ jam) ........................................................................
24
Grafik hubungan interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ............................................
26
8.
Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%) .............
27
9.
Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%) .............
29
10. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%) ..........
31
11. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%) .........
33
12. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%)..............
35
13. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%).............
37
14. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%) ....
39
15. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas (%).....
41
16. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji utuh (%) ......................
43
17. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%) .....................
45
18. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji cacat (%).....................
47
7.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No
Hal
1. Data pengamatan kapasitas pengupasan (buah/ jam) ...............................
53
2. Data pengamatan buah terkupas (%)........................................................
54
3. Data pengamatan biji lengket dengan kulit (%) .......................................
55
4. Data pengamatan biji lepas dengan kulit (%) ...........................................
56
5. Data pengamatan buah tidak terkupas (%) ..............................................
57
6. Data pengamatan biji utuh (%) ...............................................................
58
7. Data pengamatan biji cacat (%) ...............................................................
59
8. Gambar bagian bagian alat pengupas pinang muda .................................
60
9. Gambar hasil analisa terhadap parameter ................................................
62
10. Tabel data persiapan penelitian ...............................................................
63
11. Berat pinang muda (gram) ......................................................................
70
12. Diagram alir pengupasan buah pinang muda ..........................................
73
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH TERHADAP
HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak bilah pisau dan rpm
pisau bawah terhadap hasil pengupasan buah pinang muda. Penelitian dilakukan
menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu jarak
bilah pisau (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) dan rpm pisau bawah (R1 = 280 rpm ;R2 = 350 rpm
; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560 rpm). Parameter yang diamati meliputi kapasitas
pengupasan, persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase
biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji pinang utuh,
persentase biji pinang cacat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali terhadap kapasitas
pengupasan dan persentase biji utuh memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Rpm pisau
bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter. Interaksi
antara jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda tidak nyata
terhadap semua parameter kecuali kapasitas pengupasan memberi pengaruh berbeda
sangat nyata.
Perlakuan yang paling baik untuk jarak bilah pisau yaitu pada perlakuan
J1 (1,5 cm) dan rpm pisau bawah R5 (560 rpm).
Kata kunci: Buah Pinang muda, Mesin pengupas, Jarak bilah pisau, Rpm pisau bawah.
ABSTRACT
THE EFECT OF YOUNG ARECA AND KNIFE DISTANCE AND UNDER KNIFES
RPM ON THE QUALITY OF PEELED PRODUCT
The aim of this research was to find the effect of distance knife and under knifes
rpm on the quality of peeled product. The research had been performed using completely
randomized design with two factors i-e : distance knife (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) and
under knifes rpm (R1 = 280 rpm ; R2 = 350 rpm ; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560
rpm). Parameters analyzed were machine capacity , percentage of peeled fruit,
percentage of nut on the peel, percentage of loosed nut percentage of fruit unpeeled,
percentage of intact nut, percentage of defect areca nut.
The result showed that the distance knife had highly significant effect on all
parameters except machine capacity and the percentages of deffect nut which were not
significant. The under knifes rpm had highly significant effect on all parameters. The
interaction of distance knife and under knifes rpm had not significant effect on all
parameters except machine capacity which were highly significant diffect.
The best result for knife distance was on J1 = (1,5 cm) and under knifes rpm
R5 = (560 rpm).
Key word: Young areca fruit, Fruit peeled machine, Knife distance , Under knifes rpm.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pinang (Areca catechu) adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah
Pasifik, Asia dan Afrika bagian Timur. Jenis buah ini yang di dunia Barat dikenal
dengan betel nut, terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya.
Biji pinang
diperoleh dari buah pinang yang telah dikupas. Biji pinang dikenal sebagai salah
satu campuran makan sirih. Selain itu, biji pinang dapat dijadikan bahan campuran
permen, dimanfaatkan sebagai zat pewarna merah alami, dan diekstrak zat-zat
antioksidan alami yang menguntungkan seperti tanin.
Pinang banyak terdapat di Indonesia baik di pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Di Indonesia biji pinang tersebut tidak secara
umum digunakan oleh masyarakat atau dengan kata lain hanya sebagian kecil saja
yang mengkonsumsi pinang tersebut sebagai bahan campuran sirih. Dibeberapa
negara terutama negara-negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh,
Nepal, dan Maldivas banyak masyarakatnya mengkonsumsi pinang sebagai
kebutuhan sehari-hari. Di beberapa negara Eropa seperti Inggris pinang
dibutuhkan guna memenuhi permintaan masyarakat Asia Selatan yang tinggal di
negara tersebut. Di Jerman, Belgia, Belanda, Korea Selatan, dan China digunakan
untuk bahan baku farmasi. Berdasarkan data-data yang ada pinang asal Indonesia
sangat diminati atau dengan kata lain 80% kebutuhan dunia akan pinang dipenuhi
dari Indonesia. Dengan demikian ekspor pinang merupakan suatu peluang usaha
yang sangat menjanjikan karena permintaan yang sangat tinggi disertai dengan
berlimpahnya bahan baku yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia, selain untuk konsumsi lokal, pinang merupakan salah satu
komoditas ekspor yang produksinya meningkat setiap tahun. Indonesia menjadi
produsen utama pinang dunia pada tahun 2006 dengan ekspor mencapai 100.000
ton. Permintaan ekspor biji pinang muda lebih besar daripada permintaan untuk
biji pinang tua. Harga jual biji pinang muda juga lebih mahal dibanding harga
jual biji pinang tua. Cara mengupas buah pinang muda secara manual dengan
parang menjadi tidak efisien untuk memenuhi permintaan ekspor yang cukup
tinggi. Alat pengupas buah pinang muda belum ada di pasaran.
Jarak bilah pisau merupakan jarak antara pisau satu dengan pisau yang
lain. Fungsi mata pisau ini adalah untuk mengupas atau melepaskan kulit pinang
dari biji. Jarak bilah pisau menentukan kesempurnaan dari pengupasan buah yang
dilakukan. Rpm pisau sangat menentukan dalam hal pengupasan karena gerakan
yang ditimbulkan mempengaruhi kualitas pengupasan buah.
Untuk pengupasan pinang muda sangat membutuhkan waktu yang sangat
lama dan tenaga kerja yang banyak. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pengupas
pinang muda untuk meningkatkan kapasitas. Pengupasan protipe sudah ada tetapi
tingkat efisiennya dan kualitas hasil pengupasan belum memuaskan, maka dengan
demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang, “Pengaruh Jarak
Bilah Pisau dan Rpm Pisau Bawah terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang
Muda”.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak
bilah pisau dan rpm pisau bawah serta pengaruh interaksi jarak bilah pisau dan
rpm pisau bawah terhadap kualitas pengupasan.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian
-
Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
-
Sebagai sumber informasi dalam pengupasan buah pinag muda.
Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah serta pengaruh
interaksi jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah terhadap kualitas pengupasan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Pinang
Pinang merupakan tumbuhan tropika yang ditanam untuk mendapatkan
buahnya dan karena keindahannya, sebagai hiasan taman Tingginya antara 10
hingga 30 m dan meruncing di bagian pucuk, ukuran melintang batang pokok 15
cm hingga 20 cm. Di bagian jemala (crown) pokok ini berbentuk bulat dan
berwarna hijau semasa muda dan apabila masak ia menjadi kuning dan merah.
Pinang (Areca catechu) adalah sejenis palma yang tumbuh di darah Pasifik, Asia
dan Afrika bagian timur (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Gambar 1. Buah pinang muda dan buah pinang masak
Jenis tanaman ini yang di dunia barat dikenal dengan betel nut, terutama
ditanam untuk dimanfaatkan buah (biji), daun, dan sabutnya.. Biji pinang dikenal
sebagai salah satu campuran makan sirih. Biji berguna untuk bahan makanan,
bahan baku industri seperti pewarna kain, dan obat. Biji pinang sebagai obat
tradisional diantaranya obat cacingan, luka dan kudis. Nama saintifik bagi pinang
ialah Areca catechu. Dalam bahasa Hindi buah ini dipanggil supari dan pansupari sebagai sirih pinang. Tetapi bahasa Malaya dipanggil adakka atau adekka,
Universitas Sumatera Utara
Sri Lanka pula dikenali sebagai puvak, Thai sebagai mak dan masyarakat Cina
memanggilnya dengan nama pin-lang (Anonimous, 2008).
Air rebusan dari biji pinang digunakan untuk mengatasi penyakit seperti
haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borok, bisul,
eksim, kudis, difteri, cacingan (kremi, gelang, pita, tambang), mencret dan disentri
oleh masyarakat desa Semayang Kutai Kalimatan Timur. Selain itu digunakan
juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), rasa penuh di dada,
luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria,
memperkecil pupil mata. Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan
untuk menguatkan gigi goyah, bersama-sama dengan sirih. Air rendaman biji
pinang muda digunakan untuk obat sakit mata oleh suku Dayak Kendayan, di
Kecamatan Air Besar Kalimantan Barat. Sementara bagi masyarakat Papua
umumnya, pinang muda digunakan bersama dengan buah sirih untuk menguatkan
gigi. Selain sebagai obat penguat gigi, masyarakat pesisir pantai desa Assai dan
Yononi, yang didiami oleh suku Menyah, Arfak, Biak dan Serui (Papua), biji
pinang muda digunakan sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan
oleh kaum wanita dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya
diminum selama satu minggu (Kristina dan Syahid, 2007).
Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan
biji yang telah meng-alami perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai obat
cacing juga sebagai penenang, sehingga bersifat memabukkan bagi penggunanya
(Kristina dan Syahid, 2007).
Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2),
arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi,
Universitas Sumatera Utara
tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak
menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang and Lee, 1996).
Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung
proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan
flavonoid.
Proantosianidin
mempunyai
efek
antibakteri,
antivirus,
antikarsinogenik, anti-inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000).
Penyebaran dan Produksi
Bisnis pinang di Jambi kian menjanjikan, terutama untuk Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Selain kualitasnya yang bagus, juga harga pinang untuk
ekspor ini kian menjanjikan. Kini rata-rata per kilo harga pinang dihargai
Rp 3.500. Sebelumnya harga pinang pernah mencapai Rp 5.000 per kilo. Namun
kini banyaknya produksi buah pinang di Jambi berdampak pada penurunan harga.
Kondisi ini cukup dikeluhkan sebagian petani pinang di Jambi. Karena selama ini
buah pinang cukup banyak membantu perekonomian masyarakat Jambi
(Anonimous2, 2009).
Ekspor biji pinang dari Sumatra Utara terus mengalami penurunan hingga
September 2009 sebesar 30,77 % bila dibanding periode yang sama tahun lalu.
Data dari Subdinas Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Sumatera Utara (Disperindagsu), menunjukkan penurunan tersebut
terjadi sejak pelabuhan di Mumbai India sebagai negara terbesar pengimpor biji
pinang harus pindah. Sejak pelabuhannya dipindahkan pada akhir 2008 yang lalu,
ekspor biji pinang tidak pernah mengalami kenaikan. Itu mereka lakukan dengan
alasan untuk melindungi pemasaran dalam negeri, India juga membuat kampanye
negatif tentang kualitas biji pinang dari Indonesia, termasuk Sumut, yang
Universitas Sumatera Utara
disebutkan tidak higienis hingga dapat menyebabkan kanker gusi. Berdasarkan
data Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatra
Utara (Disperindagsu), volume ekspor biji pinang periode Januari - September
2009 mencapai 8,364 ton dengan nilai US$4,098 juta (Anonimous3, 2009).
Kandungan dan Khasiat Pinang
Tanaman pinang dapat dijadikan tanaman pagar, penghijauan, bahan
bangunan,
dan
hiasan,
bagian-bagian
tanamannya
sangat
berkhasiat
menyembuhkan beberapa penyakit. Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan
bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai
salah satu campuran orang makan sirih, selain gambir, dan kapur (Syukur, 2009).
Daun
Daun pinang mengandung minyak atsiri yang dapat mengobati gangguan
radang tenggorokan, pangkal tenggorokan, dan pembuluh broncial. Pucuk daun
muda yang rasanya pahit pun dapat dijadikan obat nyeri otot. Selain obat, daun
pinang dijadikan sebagai pucuk pupuk hijau.
Pelepah
Pelepah pinang dapat dipakai sebagai bahan baku pembungkus makanan,
seperti pembungkus gula merah, gula aren, atau gula tebu.
Batang
Batang berguna sebagai bahan bangunan, jembatan, dan saluran air.
Bahkan, setiap tahun pada perayaan hari kemerdakaan, batang pinang dipakai
sebagai tiang untuk lomba panjat pinang. Tanamannya sendiri dapat dipakai untuk
mencegah terjadinya erosi atau longsor pada tanah miring.
Sabut buah
Universitas Sumatera Utara
Buah pinang mengandung sabut dapat dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan kuas gambar atau kuas alis mata.
Biji
Biji berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti perwarna
kain, dan obat. Seperti juga pelepah pinang, biji pun perlu pengolahan untuk
mendapatkan produk-produk tersebut. Biji pinang sebagai penyusun ramuan obat
sudah masuk kedalam daftar prioritas WHO (Word Health Organization) yang
bernaung dibawah PBB. Biji pinang ini dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan
tahun sebelum masehi, terutama di Mesir. Hingga kini, ada sekitar 23 negara yang
menggunakan biji pinang sebagai obat cacing, eksim, sakit gigi, flu,luka, kudis,
difteri,
nyeri
haid,
mimisan,
sariawan,
mencret,
koreng,
borok
(Kristina dan Syahid, 2007).
Alat Mesin Pasca Panen Pinang
Didalam proses pasca panen pinang muda ini terdiri dari proses
pengupasan pinang dari pinang yang utuh sampai keluar biji pinang yang utuh,
pada proses pengupasan ini melibatkan atau menggunakan mesin pengupasan
pinang muda yang terdiri dari :
Gambar 2. Alat pengupas pinang muda
Universitas Sumatera Utara
1. Bagian kerangka
Pada bagian kerang mesin ini sebagai bahan dasar adalah besi dan
kemudian dimodifikasi berbentuk siku, yang berguna sebagai penahan atau
dudukan mesin pengupas pinang muda ini, disamping itu kerangka ini juga dapat
menunjukkan kekokohan mesin ini sehingga bisa kelihatan menarik.
2. Bagian mekanik
Dibagian pemutaran mesin ini terdiri dari 2 lahar duduk dan 2 lahar berdiri
yang terletak di bagian kiri dan kanan, yang di mana fungsi lahar yang berada
pada pemutar ini adalah untuk memutar dudukan pisau pengupas yang terdiri dari
pisau atas dan pisau bawah.
3. Per setelan pisau atas
Pada bagian per ini hanya terdapat pada setelan pisau atas hal ini
dikarenakan pisau atas berfungsi sebagai pengaturan untuk menentukan jarak
antara pisau atas dan pisau bawah, yang dimana pisau bawah konstan dan tidak
dapat digerakkan dan ini juga dapat memudahkan kita dalam hal pengupasan
pinang muda yang diinginkan, karena bentuk dan diameter pinang sangat
bervariasi.
Per ini sebanyak 2 buah yang terletak dibagian kiri dan kanan mesin
pengupas pinang muda. Ukuran jarak antara pisau atas ke pisau bawah yang
terdapat pada mesin ini ditentukan oleh per setelan adalah 1,5 – 3,0 cm, ukuran
ini juga harus disesuaikan dengan diameter pinang muda.
4. Mata pisau.
Mata pisau ini panjangnya 10 cm sebanyak 16 buah yang terbuat dari besi
dan terdapat pada dudukan atas dan bawah, jarak antara pisau yang satu dan
Universitas Sumatera Utara
lainnya adalah 2,5 cm.
Fungsi mata pisau ini adalah untuk mengupas atau
melepaskan kulit pinang dari biji.
5. Motor listrik
Motor listrik berjumlah 2 buah yang berfungsi untuk menggerakkan poli
pisau. Adapun spesifikasi dari motor listrik adalah:
Tabel 1. Spesifikasi motor listrik
No Spesifikasi
Motor Listrik Pisau Atas
Motor Listrk Pisau Bawah
1
2
Tipe
Tenaga
AO27124
0,5 HP, 380 V
Y801-4
0,55 KW, ¾ HP 220/380V
3
4
Arus
Putaran
1,12 A
1400 rpm
2,6/1,5 A
1390 rpm
Sumber : Data yang tertera pada alat
6. Poli pisau dan tali kipas
Poli pisau pada mesin ini berjumlah 2 buah yang terdapat pada pisau atas
dan pisau bawah. Fungsi dari poli pisau adalah untuk mengerakkan dudukan pisau
dengan bantuan tali kipas yang telah dihubungkan dengan motor listrik.
7. Pengatur kecepatan
Putaran pisau diatur dengan pengaturan putaran motor dengan bantuan
inverter telemecanic ¾ HP.
Unit buah pengupasan buah pinang muda dilengkapi dengan saluran
pemasukan yang mempunyai dimensi 29,5 x 40,5 x 40,5 cm3 dengan kemiringan
550 berfungsi sebagai sarana masuknya buah pinang muda secara utuh dan
mengarahkannya menuju pisau pengupas. Unit pengupas terbuat dari baja dengan
panjang pisau 10 cm dan lebar 2 cm dan tebal 1 mm.
Jumlah pisau pengupas sebanyak 16 buah pisau atas dan 16 buah pisau
bawah dan jarak antara mata pisau 2,5 cm yang kemudian digerakkan oleh motor
listrik secara langsung. Saluran pengeluaran dengan dimensi 35 x 13,5 x 13 cm3
Universitas Sumatera Utara
yang berfungsi sebagai tempatkeluarnya hasil kupasan, yang dipasang dengan
kemiringan 60 o. Rangka mesin pengupasan buah pinang muda termuat dari besi
lebar 4 x 4 cm dan tebal 0,5 cm.
Mekanisme kerja mesin pengupas buah pinang muda, mesin ini bekerja
digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya 0,5 HP/ 1400 rpm, untuk
memutar pisau pengupas. Buah pinang muda dimasukkan ke saluran pemasukan
dan kemudian bergelinding menuju mata pisau pengupas. Buah pinang muda
dikupas dengan memisahkan kulit dengan biji sehingga menghasilkan biji yang
utuh ketika keluar dari saluran pengeluaran.
Kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti
laju pemasukan bahan, kecepatan, daya yang tersedia, macam bahan yang
digunakan serta ukuran bahan (Smith dan Wilkes, 1990).
Biji pecah atau cacat merupakan mutu rendah. Biji pecah dapat disebabkan
karena jarak gilingan yang terlalu dekat dan kecepatan putaran tidak sesuai
(Hadiwiyoto dan Soehardi, 1981).
Semakin cepat putaran pisau maka semakin tinggi nilai efisiensi
pengupasan, tapi disatu sisi semakin tinggi pula persentase biji cacatnya.
Kecepatan putar pisau, berpengaruh juga terhadap efisiensi pengupasan dan
persentase biji cacat . Terkupas tidaknya biji dipengaruhi oleh seberapa lama biji
tersebut kontak dengan pisau dan seberapa besar tekanan yang diterima biji,
sehingga kulitnya bisa terkupas. Untuk bisa mengupas biji, diperlukan dua putaran
pisau yang berlawanan arah, dimana besar kecilnya tekanan dipengaruhi oleh
kecepatan putar pisau. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan
yang diterima biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil
Universitas Sumatera Utara
waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada
kemungkinan biji akan rusak (Waries, 2006).
Jarak antar pisau, sangat berpengaruh terhadap kualitas pengupasan.
Semakin rapat jarak antar pisau, maka semakin besar kemungkinan biji untuk
cacat. Tapi di satu sisi, efisiensi pengupasannya semakin tinggi. Jika jarak antar
pisau semakin lebar, maka efisiensi pengupasan akan rendah, tapi biji cacat akan
lebih sedikit (Waries, 2006).
Kualitas pengupasan dipengaruhi oleh jarak pisau. Persentase jumlah
kapasitas yang tinggi didapatkan pada jarak yang lebih besar. Hal ini digunakan
juga sebagai acuan di dalam pengaturan putaran dengan diharapkan pada putaran
yang lebih tinggi dapat dihasilkan kualitas pengupasan yang baik pula sehingga
dapat meningkatkan produktivitas. Secara teoritis semakin tinggi putaran,maka
kapasitas pengupasan semakin bertambah (Amelia, dkk, 2008).
Penampang Pinang Muda
Kulit samping kanan
Biji pnang muda
Kulit ujung
Kulit pangkal
i
d
Kulit samping kiri
Gambar 3. Penampang buah pinang muda
Prinsip pengupasan pinang menggunakan mesin pengupas buah pinang
muda, mesin ini bekerja digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya 0,5
Universitas Sumatera Utara
HP / 1400 rpm, untuk memutar pisau pengupas. Buah piang muda di masukkan ke
saluran pemasukan dan kemudian bergelinding menuju mata pisau pengupas yang
berlawanan arah. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang
diterima biji. Buah pinang muda dikupas dengan memisahkan kulit dengan biji
sehingga menghasilkan biji yang utuh ketika keluar dari saluran pengeluaran.
Pisau atas
Buah pinang muda
Pisau bawah
Gambar 4. Sketsa prinsip proses pengolahan
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODA
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pinang muda dengan karakter buah pinang yang
sudah bulat utuh atau dengan kata lain sudah terbentuk biji. Buah pinang muda ini
diperoleh dari petani pinang tepatnya di Jln. Johar Simapang Purwo
Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal, Medan.
Peralatan
-
Pisau
- Mata pisau
-
Digital rpm meter
- Per
-
Tali kipas
- Motor listrik
-
Jangka sorong
- Timbangan
-
Aluminium foil
- Stop watch
-
Inverter telemecanic
- Besi siku
-
Besi bulat
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 di Workshop
Ir. Terip Karo-Karo, MS Jln. Bunga Sedap Malam XII No. 4, Medan.
Universitas Sumatera Utara
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu :
Faktor I : Jarak Bilah Pisau (J)
J1 = 1,5 cm
J2 = 2,0 cm
Faktor I : Rpm Pisau Bawah (R)
Rpm Pisau Atas = 70 rpm
R1 = 280 rpm
R2 = 350 rpm
R3 = 420 rpm
R4 = 490 rpm
R5 = 560 rpm
Banyaknya kombinasi perlakuan (Tc) adalah 2 x 5 = 10, maka jumlah
ulangan (n) adalah sebagai berikut :
Tc (n-1) > 15
10 (n-1) > 15
10 n – 10 > 15
10 n
> 25
n
> 2,5…………. dibulatkan menjadi n = 3
Universitas Sumatera Utara
Model Rancangan (Bangun, 1991)
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan dua faktor dengan model sebagai berikut :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
dimana :
Yijk : Hasil pengamatan dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j
dengan ulangan ke-k.
µ
: Efek nilai tengah.
αi
: Efek dari faktor J pada taraf ke-i.
βj
: Efek dari faktor R pada taraf ke-j.
(αβ)ij : Efek interaksi dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j.
εijk
: Efek galat dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j dalam
ulangan ke-k.
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka uji
dilanjutkan
dengan
uji
beda
rataan
dengan
menggunakan
uji
LSR
(Least Significant Range).
Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan penelitian
Sebelum penelitian di lakukan terlebih dahulu persiapan untuk penelitian
yaitu mengambil sample pinang muda dari berbagai jenis, dalam penelitian ini
jenis diambil dari beberapa tempat hasil tumbuhnya pinang muda. Kemudian
pinang disatukan dalam satu kelompok.
Universitas Sumatera Utara
b. Sortasi/ Grading Pinang
Adapun prosedur pengujian alat pengupas pinang muda adalah :
-
Dicampurkan semua pinang yang telah dikumpulkan dari beberapa tempat
asal tumbuhnya.
-
Dilakukan pengukuran terhadap diameter pinang dan pengukuran pada
sudut kemiringan dari bantalan penggelindingan pinang sampai ke pisau
pengupas.
-
Dimasukkan pinang muda berdiameter 3,5 cm ke dalam alat pengupas
pinang dimana jarak bilah pisau 1,5 cm atau 2 cm dan rpm pisau atas 70
rpm serta rpm pisau bawah 280 rpm, 350 rpm, 420 rpm, 490 rpm, dan 560
rpm.
-
Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Pengamatan dan Pengukuran Data
Dilakukan pengamatan dan pengukuran dengan cara analisis terhadap
parameter :
1. Kapasitas pengupasan (buah/ jam).
2. Persentase buah terkupas (%).
3. Persentase biji lengket dengan kulit (%).
4. Persentase biji lepas dengan kulit (%).
5. Persentase buah tidak terkupas.
6. Persentase biji pinang yang utuh (%).
7. Persentase biji pinang yang cacat (%).
Universitas Sumatera Utara
Kapasitas Pengupasan (Purwadaria , 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Dilakukan pengukuran kapasitas pengupasan dengan membagi jumlah
buah pinang terhadap waktu yang dibutuhkan untuk pengupasan semua
pinang tersebut.
Buah pinang (30 biji)
Kapasitas pengupasan (Buah/ jam) =
Waktu
Persentase Buah Terkupas (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Diamati buah pinang yang terkupas dari hasil pengupasan.
Jumlah buah pinang terkupas
Persentase buah pinang terkupas =
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Biji Lengket dengan Kulit (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan biji pinang
dalam keadaan masih adanya kulit pinang yang lengket.
Persentase biji lengket dengan kulit =
Jumlah biji lengket dengan kulit
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Biji Lepas dengan Kulit (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
Universitas Sumatera Utara
− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan biji pinang
terlepas dari kulit pada proses pengupasan.
Jumlah biji terlepas dengan kulit
Persentase biji terlepas dengan kulit =
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Buah Tidak Terkupas (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Disediakan 30 buah pinang muda.
− Dilakukan perhitungan pinang yang dalam kondisi utuh atau sama sekali
tidak terkupas.
Persentase buah pinang tidak terkupas =
Jumlah buah pinang tidak terkupas
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Biji Pinang yang Utuh (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang sempurna dimana biji
pinang dalam keadaan utuh.
Jumlah biji pinang utuh
Persentase biji pinang yang utuh =
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Biji Pinang yang Cacat (%) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan pada
pengupasan pinang yang menghasilkan biji pinang dalam keadaan cacat.
Persentase biji pinang yang cacat =
Jumlah biji pinang cacat
x 100%
Jumlah pinang sampel
Universitas Sumatera Utara
Pinang muda
Sortasi
Pengukuran
diameter
pinang
Rpm pisau bawah
R1 = (280 rpm)
R2 = (350 rpm)
R3 = (420 rpm)
R4 = (490 rpm)
R5 = (560 rpm)
Jarak bilah pisau
J1 = 1,5 cm
J2 = 2,0 cm
Pengaturan rpm dan
jarak bilah pisau
Dimasukkan pinang muda ke dalam alat
pengupas sebanyak 30 buah
Hasil pengupasan buah pinang muda
Dilakukan Analisa
1. Kapasitas pengupasan (buah/ jam)
2. Persentase buah terkupas (%)
3. Persentase biji lengket dengan kulit (%)
4. Persentase biji terlepas dengan kulit (%)
5. Persentase buah tidak terkupas
6. Persentase biji pinang yang utuh (%)
7. Persentase biji pinang yang cacat (%)
Gambar 5. Diagram alir penelitian
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau dan rpm pisau
bawah memberikan pengaruh tehadap hasil pengupasan buah pinang muda dan
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan
pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah terkupas, biji lengket, biji lepas
kulit, buah tidak terkupas, biji utuh, biji cacat seperti ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh jarak bilah pisau terhadap parameter yang diamati
Jarak
bilah
pisau
(cm)
J1 = 1,5
J2 = 2,0
Kapasitas
pengupasan
(buah/ jam)
Buah
terkupas
(%)
3054,26
3031,65
84,00
90,45
Biji
lengket
kulit
(%)
12,00
14,89
Biji
lepas
kulit
(%)
72,00
75,56
Buah tidak
terkupas
(%)
Biji utuh
(%)
Biji cacat
(%)
16,00
9,55
67,56
68,67
16,44
21,78
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi terdapat
pada perlakuan J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 3054,26 buah/ jam. Buah terkupas
tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 90,45 %. Biji lengket kulit
tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 14,89 %. Biji lepas kulit
tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 75,56 %. Buah tidak terkupas
tertinggi pada perlakuan J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 16,00 %. Biji utuh tertinggi
terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 68,67 %. Biji cacat teringgi
terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 21,78 %.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rpm pisau bawah memberikan
pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah terkupas, biji lengket, biji lepas
kulit, buah tidak terkupas, biji utuh, biji cacat seperti ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati.
Rpm
pisau
bawah
(rpm)
R1 = 280
R2 = 350
R3 = 420
R4 = 490
R5 = 560
Kapasitas
pengupasan
(buah/ jam)
Buah
terkupas
(%)
1791,69
2088,18
2655,89
3443,15
5235,87
80,00
82,22
87,78
91,11
95,00
Biji
lengket
kulit
(%)
21,11
17,22
13,33
9,44
6,11
Biji
lepas
kulit
(%)
58,89
65,00
74,45
81,67
88,89
Buah
tidak
terkupas
(%)
20,00
17,78
12,22
8,89
5,00
Biji utuh
(%)
Biji cacat
(%)
55,56
60,56
67,78
75,56
81,11
24,24
21,66
20,00
15,55
13,89
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kapasitas tertinggi terdapat pada
perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 5235,87 buah/ jam dan yang terendah
terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 1791,69 buah/ jam. Buah
terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 95,00 % dan
yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 80,00 %. Biji
lengket kulit tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 21,11 %
dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 6,11 %.
Biji lepas kulit tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar
88,89 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar
58,89 %. Buah tidak terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu
sebesar 20,00 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu
sebesar 5,00 %. Biji utuh tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu
sebesar 81,11 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu
sebesar 55,56 %. Biji cacat tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebesar 24,24 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (280 rpm) yaitu
sebesar 13,89 %.
Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)
Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)
Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa
jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
kapasitas pengupasan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa rpm
pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P
TERHADAP HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA
SKRIPSI
OLEH :
DESTRONY HADINATA SINULINGGA
050305041/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULATAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH
TERHADAP HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA
SKRIPSI
OLEH :
DESTRONY HADINATA SINULINGGA
050305041/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULATAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2010
Universitas Sumatera Utara
Judul Skripsi
Nama
Nim
Departemen
Program Studi
: Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah
Terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda
: Destrony Hadinata Sinulingga
: 050305041
: Teknologi Pertanian
: Teknologi Hasil Pertanian
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing:
Ir. Terip Karo-karo MS.
Ketua
Ir. Ismed Suhaidi, M.Si
Anggota
Mengetahui:
Ir. Saipul Bahri Daulay, M.Si.
Ketua Departemen
Tanggal lulus :
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH TERHADAP
HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak bilah pisau dan rpm
pisau bawah terhadap hasil pengupasan buah pinang muda. Penelitian dilakukan
menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu jarak
bilah pisau (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) dan rpm pisau bawah (R1 = 280 rpm ;R2 = 350 rpm
; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560 rpm). Parameter yang diamati meliputi kapasitas
pengupasan, persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase
biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji pinang utuh,
persentase biji pinang cacat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali terhadap kapasitas
pengupasan dan persentase biji utuh memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Rpm pisau
bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter. Interaksi
antara jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda tidak nyata
terhadap semua parameter kecuali kapasitas pengupasan memberi pengaruh berbeda
sangat nyata.
Perlakuan yang paling baik untuk jarak bilah pisau yaitu pada perlakuan
J1 (1,5 cm) dan rpm pisau bawah R5 (560 rpm).
Kata kunci: Buah Pinang muda, Mesin pengupas, Jarak bilah pisau, Rpm pisau bawah.
ABSTRACT
THE EFECT OF YOUNG ARECA AND KNIFE DISTANCE AND UNDER KNIFES
RPM ON THE QUALITY OF PEELED PRODUCT
The aim of this research was to find the effect of distance knife and under knifes
rpm on the quality of peeled product. The research had been performed using completely
randomized design with two factors i-e : distance knife (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) and
under knifes rpm (R1 = 280 rpm ; R2 = 350 rpm ; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560
rpm). Parameters analyzed were machine capacity , percentage of peeled fruit,
percentage of nut on the peel, percentage of loosed nut percentage of fruit unpeeled,
percentage of intact nut, percentage of defect areca nut.
The result showed that the distance knife had highly significant effect on all
parameters except machine capacity and the percentages of deffect nut which were not
significant. The under knifes rpm had highly significant effect on all parameters. The
interaction of distance knife and under knifes rpm had not significant effect on all
parameters except machine capacity which were highly significant diffect.
The best result for knife distance was on J1 = (1,5 cm) and under knifes rpm
R5 = (560 rpm).
Key word: Young areca fruit, Fruit peeled machine, Knife distance , Under knifes rpm.
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
DESTRONY
HADINATA
SINULINGGA,
lahir
pada
tanggal
17 Desember 1987 di Medan. Adalah anak dari Udin Sinulingga (alm) dan
Rusli Simamora Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Penulis memasuki Sekolah Dasar (SD) Negeri 030307 Kisaran pada tahun
1993 dan tamat pada 1999, kemudian memasuki SMP Budi Mulia Pangururan dan
tamat pada tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Medan
dan lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. Penulis
memilih program studi Teknologi Hasil Pertanian Departemen Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama
mengikuti
perkuliahan
penulis
penah
menjadi
asisten
Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara dan sebagai pengurus Ikatan Mahasiswa Teknologi Hasil
Pertanian (IMTHP) pada tahun 2007 – 2008. Penulis melaksanakan praktek kerja
lapangan (PKL) di PT. Central Windu Sejati terletak di Kawasan Industri Medan,
tepatnya di Jalan Kolonel Laut Yos Sudarso (Medan – Belawan) Km 10,5
Kecamatan Medan Deli, Kotamadya Medan, Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Jarak Bilah Pisau Dan Rpm Pisau Bawah Terhadap
Hasil Pengupasan Buah Pinang Muda”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
Ir.
Terip
Karo
Karo.
MS,
sebagai
ketua
komisi
Pembimbing
dan
Ir. Ismed Suhaidi, M.Si, sebagai anggota komisi pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan, saran dan bimbingan kepada penulis terutama dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepda orang tua tercinta,
Ibunda Rusli Simamora yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil
serta do’a yang tiada henti kepada penulis, juga banyak terima kasih kepada
Adinda Rajenda Sinulingga dan Friskianta Sinulingga, serta seluruh keluarga yang
telah banyak memberikan motivasi dan semangat kepada penulis selama ini.
Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua teman – teman seperjuangan yang banyak memberi dorongan, inspirasi,
dan menemani baik dalam keadaan suka maupun duka, terutama teman – teman
THP’05 dan Christin yang telah memberi motivasi, dan dan semua teman yang
tidak bisa disebutkan namanya.
Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan khususnya penulis.
Medan, Juni 2010
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................
ABSTRACT .................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
Hal
i
i
ii
iii
iv
vi
vii
ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Kegunaan Penelitian.............................................................................
Hipotesis Penelitian ..............................................................................
1
2
3
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pinang .................................................................................................
Penyebaran dan Produksi ....................................................................
Alat Mesin Pasca Panen Pinang ...........................................................
4
6
8
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian ..................................................................................
Peralatan .............................................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................
Metode Penelitian ................................................................................
Model Rancangan ...............................................................................
Pelaksanaan Penelitian .........................................................................
Pengamatan dan Pengukuran Data ........................................................
Kapasitas Pengupasan ....................................................................
Persentase Buah Terkupas .............................................................
Persentase Biji Lengket dengan Kulit .............................................
Persentase Biji Terlepas dengan Kulit .............................................
Persentase Buah Tidak Terkupas ...................................................
Persentase Biji Pinang yang Utuh ..................................................
Persentase Biji Pinang yang Cacat ..................................................
14
14
14
15
16
16
17
18
18
18
18
19
19
19
DIAGRAM ALIR PENELITIAN ..............................................................
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Parameter yang Diamati ............
Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Parameter yang Diamati ..........
Kapasitas Pengupasan (buah/ jam) .......................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan ............
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap kapasitas pengupasan ...........
21
22
22
23
24
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ...................................
Buah Terkupas (%) .............................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%) .................
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%) .................
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap buah terkupas (%) ...........................................................
Biji Lengket Kulit (%) .........................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%) .............
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%) ............
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap biji lengket kulit (%) ........................................................
Biji Lepas Kulit (%) ............................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%) .................
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%) .................
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap biji lepas kulit (%) ...........................................................
Buah Tidak Terkupas (%) ....................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%) ........
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas (%).........
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap buah tidak terkupas (%) ...................................................
Biji Utuh (%) ......................................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji utuh (%) ..........................
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji utuh (%) ..........................
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap biji utuh (%).....................................................................
Biji Cacat (%) .....................................................................................
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%) .........................
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap biji cacat (%) .........................
Pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap biji cacat (%) ...................................................................
25
26
26
28
30
30
30
32
34
34
34
36
38
38
38
40
42
42
42
42
44
44
44
46
48
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .........................................................................................
Saran .................................................................................................
49
50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
51
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No
Hal
1.
Spesifiikasi motor listrik .......................................................................
10
2.
Pengaruh jarak bilah pisau terhadap parameter yang diamati .................
22
3.
Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati ................
23
4.
Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
kapasitas pengupasan (buah/ jam) .........................................................
23
Uji (LSR) efek utama pengaruh interaksi rpm pisau bawah dan
jarak bilah pisau terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ...............
25
Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
buah terkupas (%) .................................................................................
27
Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
buah terkupas (%) .................................................................................
28
Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
biji lengket kulit (%) .............................................................................
31
Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
biji lengket kulit (%)..............................................................................
32
10. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
biji lepas kulit (%) ..................................................................................
34
11. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
biji lepas kulit (%) .................................................................................
36
12. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
buah tidak terkupas (%) .......................................................................
38
13. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
buah tidak terkupas (%) ........................................................................
40
14. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
biji utuh (%) .........................................................................................
42
5.
6.
7.
8.
9.
Universitas Sumatera Utara
15. Uji (LSR) efek utama pengaruh jarak bilah pisau terhadap
biji cacat (%) ........................................................................................
45
16. Uji (LSR) efek utama pengaruh rpm pisau bawah terhadap
biji cacat (%) ........................................................................................
46
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No
Hal
1.
Buah pinang muda dan buah pinang masak ..........................................
4
2.
Alat pengupas pinang muda ..................................................................
8
3.
Penampang buah pinang muda ..............................................................
12
4.
Sketsa prinsip proses pengolahan ..........................................................
13
5.
Diagram alir penelitian .........................................................................
20
6.
Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap kapasitas
pengupasan (buah/ jam) ........................................................................
24
Grafik hubungan interaksi rpm pisau bawah dan jarak bilah pisau
terhadap kapasitas pengupasan (buah/ jam) ............................................
26
8.
Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap buah terkupas (%) .............
27
9.
Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah terkupas (%) .............
29
10. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lengket kulit (%) ..........
31
11. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lengket kulit (%) .........
33
12. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji lepas kulit (%)..............
35
13. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji lepas kulit (%).............
37
14. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap buah tidak terkupas (%) ....
39
15. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap buah tidak terkupas (%).....
41
16. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji utuh (%) ......................
43
17. Grafik hubungan jarak bilah pisau terhadap biji cacat (%) .....................
45
18. Grafik hubungan rpm pisau bawah terhadap biji cacat (%).....................
47
7.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No
Hal
1. Data pengamatan kapasitas pengupasan (buah/ jam) ...............................
53
2. Data pengamatan buah terkupas (%)........................................................
54
3. Data pengamatan biji lengket dengan kulit (%) .......................................
55
4. Data pengamatan biji lepas dengan kulit (%) ...........................................
56
5. Data pengamatan buah tidak terkupas (%) ..............................................
57
6. Data pengamatan biji utuh (%) ...............................................................
58
7. Data pengamatan biji cacat (%) ...............................................................
59
8. Gambar bagian bagian alat pengupas pinang muda .................................
60
9. Gambar hasil analisa terhadap parameter ................................................
62
10. Tabel data persiapan penelitian ...............................................................
63
11. Berat pinang muda (gram) ......................................................................
70
12. Diagram alir pengupasan buah pinang muda ..........................................
73
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PENGARUH JARAK BILAH PISAU DAN RPM PISAU BAWAH TERHADAP
HASIL PENGUPASAN BUAH PINANG MUDA
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jarak bilah pisau dan rpm
pisau bawah terhadap hasil pengupasan buah pinang muda. Penelitian dilakukan
menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua faktor yaitu jarak
bilah pisau (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) dan rpm pisau bawah (R1 = 280 rpm ;R2 = 350 rpm
; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560 rpm). Parameter yang diamati meliputi kapasitas
pengupasan, persentase buah terkupas, persentase biji lengket dengan kulit, persentase
biji lepas dengan kulit, persentase buah tidak terkupas, persentase biji pinang utuh,
persentase biji pinang cacat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan pengaruh
yang berbeda sangat nyata terhadap semua parameter kecuali terhadap kapasitas
pengupasan dan persentase biji utuh memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Rpm pisau
bawah memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap semua parameter. Interaksi
antara jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah memberi pengaruh berbeda tidak nyata
terhadap semua parameter kecuali kapasitas pengupasan memberi pengaruh berbeda
sangat nyata.
Perlakuan yang paling baik untuk jarak bilah pisau yaitu pada perlakuan
J1 (1,5 cm) dan rpm pisau bawah R5 (560 rpm).
Kata kunci: Buah Pinang muda, Mesin pengupas, Jarak bilah pisau, Rpm pisau bawah.
ABSTRACT
THE EFECT OF YOUNG ARECA AND KNIFE DISTANCE AND UNDER KNIFES
RPM ON THE QUALITY OF PEELED PRODUCT
The aim of this research was to find the effect of distance knife and under knifes
rpm on the quality of peeled product. The research had been performed using completely
randomized design with two factors i-e : distance knife (J1 = 1,5 cm ; J2 = 2,0 cm) and
under knifes rpm (R1 = 280 rpm ; R2 = 350 rpm ; R3 = 420 rpm ; R4 = 490 rpm ; R5 = 560
rpm). Parameters analyzed were machine capacity , percentage of peeled fruit,
percentage of nut on the peel, percentage of loosed nut percentage of fruit unpeeled,
percentage of intact nut, percentage of defect areca nut.
The result showed that the distance knife had highly significant effect on all
parameters except machine capacity and the percentages of deffect nut which were not
significant. The under knifes rpm had highly significant effect on all parameters. The
interaction of distance knife and under knifes rpm had not significant effect on all
parameters except machine capacity which were highly significant diffect.
The best result for knife distance was on J1 = (1,5 cm) and under knifes rpm
R5 = (560 rpm).
Key word: Young areca fruit, Fruit peeled machine, Knife distance , Under knifes rpm.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pinang (Areca catechu) adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah
Pasifik, Asia dan Afrika bagian Timur. Jenis buah ini yang di dunia Barat dikenal
dengan betel nut, terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya.
Biji pinang
diperoleh dari buah pinang yang telah dikupas. Biji pinang dikenal sebagai salah
satu campuran makan sirih. Selain itu, biji pinang dapat dijadikan bahan campuran
permen, dimanfaatkan sebagai zat pewarna merah alami, dan diekstrak zat-zat
antioksidan alami yang menguntungkan seperti tanin.
Pinang banyak terdapat di Indonesia baik di pulau Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Di Indonesia biji pinang tersebut tidak secara
umum digunakan oleh masyarakat atau dengan kata lain hanya sebagian kecil saja
yang mengkonsumsi pinang tersebut sebagai bahan campuran sirih. Dibeberapa
negara terutama negara-negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh,
Nepal, dan Maldivas banyak masyarakatnya mengkonsumsi pinang sebagai
kebutuhan sehari-hari. Di beberapa negara Eropa seperti Inggris pinang
dibutuhkan guna memenuhi permintaan masyarakat Asia Selatan yang tinggal di
negara tersebut. Di Jerman, Belgia, Belanda, Korea Selatan, dan China digunakan
untuk bahan baku farmasi. Berdasarkan data-data yang ada pinang asal Indonesia
sangat diminati atau dengan kata lain 80% kebutuhan dunia akan pinang dipenuhi
dari Indonesia. Dengan demikian ekspor pinang merupakan suatu peluang usaha
yang sangat menjanjikan karena permintaan yang sangat tinggi disertai dengan
berlimpahnya bahan baku yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia, selain untuk konsumsi lokal, pinang merupakan salah satu
komoditas ekspor yang produksinya meningkat setiap tahun. Indonesia menjadi
produsen utama pinang dunia pada tahun 2006 dengan ekspor mencapai 100.000
ton. Permintaan ekspor biji pinang muda lebih besar daripada permintaan untuk
biji pinang tua. Harga jual biji pinang muda juga lebih mahal dibanding harga
jual biji pinang tua. Cara mengupas buah pinang muda secara manual dengan
parang menjadi tidak efisien untuk memenuhi permintaan ekspor yang cukup
tinggi. Alat pengupas buah pinang muda belum ada di pasaran.
Jarak bilah pisau merupakan jarak antara pisau satu dengan pisau yang
lain. Fungsi mata pisau ini adalah untuk mengupas atau melepaskan kulit pinang
dari biji. Jarak bilah pisau menentukan kesempurnaan dari pengupasan buah yang
dilakukan. Rpm pisau sangat menentukan dalam hal pengupasan karena gerakan
yang ditimbulkan mempengaruhi kualitas pengupasan buah.
Untuk pengupasan pinang muda sangat membutuhkan waktu yang sangat
lama dan tenaga kerja yang banyak. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pengupas
pinang muda untuk meningkatkan kapasitas. Pengupasan protipe sudah ada tetapi
tingkat efisiennya dan kualitas hasil pengupasan belum memuaskan, maka dengan
demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang, “Pengaruh Jarak
Bilah Pisau dan Rpm Pisau Bawah terhadap Hasil Pengupasan Buah Pinang
Muda”.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak
bilah pisau dan rpm pisau bawah serta pengaruh interaksi jarak bilah pisau dan
rpm pisau bawah terhadap kualitas pengupasan.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Penelitian
-
Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Departemen Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
-
Sebagai sumber informasi dalam pengupasan buah pinag muda.
Hipotesa Penelitian
Ada pengaruh jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah serta pengaruh
interaksi jarak bilah pisau dan rpm pisau bawah terhadap kualitas pengupasan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Pinang
Pinang merupakan tumbuhan tropika yang ditanam untuk mendapatkan
buahnya dan karena keindahannya, sebagai hiasan taman Tingginya antara 10
hingga 30 m dan meruncing di bagian pucuk, ukuran melintang batang pokok 15
cm hingga 20 cm. Di bagian jemala (crown) pokok ini berbentuk bulat dan
berwarna hijau semasa muda dan apabila masak ia menjadi kuning dan merah.
Pinang (Areca catechu) adalah sejenis palma yang tumbuh di darah Pasifik, Asia
dan Afrika bagian timur (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Gambar 1. Buah pinang muda dan buah pinang masak
Jenis tanaman ini yang di dunia barat dikenal dengan betel nut, terutama
ditanam untuk dimanfaatkan buah (biji), daun, dan sabutnya.. Biji pinang dikenal
sebagai salah satu campuran makan sirih. Biji berguna untuk bahan makanan,
bahan baku industri seperti pewarna kain, dan obat. Biji pinang sebagai obat
tradisional diantaranya obat cacingan, luka dan kudis. Nama saintifik bagi pinang
ialah Areca catechu. Dalam bahasa Hindi buah ini dipanggil supari dan pansupari sebagai sirih pinang. Tetapi bahasa Malaya dipanggil adakka atau adekka,
Universitas Sumatera Utara
Sri Lanka pula dikenali sebagai puvak, Thai sebagai mak dan masyarakat Cina
memanggilnya dengan nama pin-lang (Anonimous, 2008).
Air rebusan dari biji pinang digunakan untuk mengatasi penyakit seperti
haid dengan darah berlebihan, hidung berdarah (mimisan), koreng, borok, bisul,
eksim, kudis, difteri, cacingan (kremi, gelang, pita, tambang), mencret dan disentri
oleh masyarakat desa Semayang Kutai Kalimatan Timur. Selain itu digunakan
juga untuk mengatasi bengkak karena retensi cairan (edema), rasa penuh di dada,
luka, batuk berdahak, diare, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria,
memperkecil pupil mata. Biji dan kulit biji bagian dalam dapat juga digunakan
untuk menguatkan gigi goyah, bersama-sama dengan sirih. Air rendaman biji
pinang muda digunakan untuk obat sakit mata oleh suku Dayak Kendayan, di
Kecamatan Air Besar Kalimantan Barat. Sementara bagi masyarakat Papua
umumnya, pinang muda digunakan bersama dengan buah sirih untuk menguatkan
gigi. Selain sebagai obat penguat gigi, masyarakat pesisir pantai desa Assai dan
Yononi, yang didiami oleh suku Menyah, Arfak, Biak dan Serui (Papua), biji
pinang muda digunakan sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan
oleh kaum wanita dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya
diminum selama satu minggu (Kristina dan Syahid, 2007).
Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid dibandingkan
biji yang telah meng-alami perlakuan. Arekolin selain berfungsi sebagai obat
cacing juga sebagai penenang, sehingga bersifat memabukkan bagi penggunanya
(Kristina dan Syahid, 2007).
Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2),
arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine, tanin terkondensasi,
Universitas Sumatera Utara
tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak
menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang and Lee, 1996).
Nonaka (1989) menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung
proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang termasuk dalam golongan
flavonoid.
Proantosianidin
mempunyai
efek
antibakteri,
antivirus,
antikarsinogenik, anti-inflamasi, anti-alergi, dan vasodilatasi (Fine, 2000).
Penyebaran dan Produksi
Bisnis pinang di Jambi kian menjanjikan, terutama untuk Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Selain kualitasnya yang bagus, juga harga pinang untuk
ekspor ini kian menjanjikan. Kini rata-rata per kilo harga pinang dihargai
Rp 3.500. Sebelumnya harga pinang pernah mencapai Rp 5.000 per kilo. Namun
kini banyaknya produksi buah pinang di Jambi berdampak pada penurunan harga.
Kondisi ini cukup dikeluhkan sebagian petani pinang di Jambi. Karena selama ini
buah pinang cukup banyak membantu perekonomian masyarakat Jambi
(Anonimous2, 2009).
Ekspor biji pinang dari Sumatra Utara terus mengalami penurunan hingga
September 2009 sebesar 30,77 % bila dibanding periode yang sama tahun lalu.
Data dari Subdinas Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Sumatera Utara (Disperindagsu), menunjukkan penurunan tersebut
terjadi sejak pelabuhan di Mumbai India sebagai negara terbesar pengimpor biji
pinang harus pindah. Sejak pelabuhannya dipindahkan pada akhir 2008 yang lalu,
ekspor biji pinang tidak pernah mengalami kenaikan. Itu mereka lakukan dengan
alasan untuk melindungi pemasaran dalam negeri, India juga membuat kampanye
negatif tentang kualitas biji pinang dari Indonesia, termasuk Sumut, yang
Universitas Sumatera Utara
disebutkan tidak higienis hingga dapat menyebabkan kanker gusi. Berdasarkan
data Surat Keterangan Asal (SKA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatra
Utara (Disperindagsu), volume ekspor biji pinang periode Januari - September
2009 mencapai 8,364 ton dengan nilai US$4,098 juta (Anonimous3, 2009).
Kandungan dan Khasiat Pinang
Tanaman pinang dapat dijadikan tanaman pagar, penghijauan, bahan
bangunan,
dan
hiasan,
bagian-bagian
tanamannya
sangat
berkhasiat
menyembuhkan beberapa penyakit. Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan
bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai
salah satu campuran orang makan sirih, selain gambir, dan kapur (Syukur, 2009).
Daun
Daun pinang mengandung minyak atsiri yang dapat mengobati gangguan
radang tenggorokan, pangkal tenggorokan, dan pembuluh broncial. Pucuk daun
muda yang rasanya pahit pun dapat dijadikan obat nyeri otot. Selain obat, daun
pinang dijadikan sebagai pucuk pupuk hijau.
Pelepah
Pelepah pinang dapat dipakai sebagai bahan baku pembungkus makanan,
seperti pembungkus gula merah, gula aren, atau gula tebu.
Batang
Batang berguna sebagai bahan bangunan, jembatan, dan saluran air.
Bahkan, setiap tahun pada perayaan hari kemerdakaan, batang pinang dipakai
sebagai tiang untuk lomba panjat pinang. Tanamannya sendiri dapat dipakai untuk
mencegah terjadinya erosi atau longsor pada tanah miring.
Sabut buah
Universitas Sumatera Utara
Buah pinang mengandung sabut dapat dijadikan sebagai bahan baku
pembuatan kuas gambar atau kuas alis mata.
Biji
Biji berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti perwarna
kain, dan obat. Seperti juga pelepah pinang, biji pun perlu pengolahan untuk
mendapatkan produk-produk tersebut. Biji pinang sebagai penyusun ramuan obat
sudah masuk kedalam daftar prioritas WHO (Word Health Organization) yang
bernaung dibawah PBB. Biji pinang ini dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan
tahun sebelum masehi, terutama di Mesir. Hingga kini, ada sekitar 23 negara yang
menggunakan biji pinang sebagai obat cacing, eksim, sakit gigi, flu,luka, kudis,
difteri,
nyeri
haid,
mimisan,
sariawan,
mencret,
koreng,
borok
(Kristina dan Syahid, 2007).
Alat Mesin Pasca Panen Pinang
Didalam proses pasca panen pinang muda ini terdiri dari proses
pengupasan pinang dari pinang yang utuh sampai keluar biji pinang yang utuh,
pada proses pengupasan ini melibatkan atau menggunakan mesin pengupasan
pinang muda yang terdiri dari :
Gambar 2. Alat pengupas pinang muda
Universitas Sumatera Utara
1. Bagian kerangka
Pada bagian kerang mesin ini sebagai bahan dasar adalah besi dan
kemudian dimodifikasi berbentuk siku, yang berguna sebagai penahan atau
dudukan mesin pengupas pinang muda ini, disamping itu kerangka ini juga dapat
menunjukkan kekokohan mesin ini sehingga bisa kelihatan menarik.
2. Bagian mekanik
Dibagian pemutaran mesin ini terdiri dari 2 lahar duduk dan 2 lahar berdiri
yang terletak di bagian kiri dan kanan, yang di mana fungsi lahar yang berada
pada pemutar ini adalah untuk memutar dudukan pisau pengupas yang terdiri dari
pisau atas dan pisau bawah.
3. Per setelan pisau atas
Pada bagian per ini hanya terdapat pada setelan pisau atas hal ini
dikarenakan pisau atas berfungsi sebagai pengaturan untuk menentukan jarak
antara pisau atas dan pisau bawah, yang dimana pisau bawah konstan dan tidak
dapat digerakkan dan ini juga dapat memudahkan kita dalam hal pengupasan
pinang muda yang diinginkan, karena bentuk dan diameter pinang sangat
bervariasi.
Per ini sebanyak 2 buah yang terletak dibagian kiri dan kanan mesin
pengupas pinang muda. Ukuran jarak antara pisau atas ke pisau bawah yang
terdapat pada mesin ini ditentukan oleh per setelan adalah 1,5 – 3,0 cm, ukuran
ini juga harus disesuaikan dengan diameter pinang muda.
4. Mata pisau.
Mata pisau ini panjangnya 10 cm sebanyak 16 buah yang terbuat dari besi
dan terdapat pada dudukan atas dan bawah, jarak antara pisau yang satu dan
Universitas Sumatera Utara
lainnya adalah 2,5 cm.
Fungsi mata pisau ini adalah untuk mengupas atau
melepaskan kulit pinang dari biji.
5. Motor listrik
Motor listrik berjumlah 2 buah yang berfungsi untuk menggerakkan poli
pisau. Adapun spesifikasi dari motor listrik adalah:
Tabel 1. Spesifikasi motor listrik
No Spesifikasi
Motor Listrik Pisau Atas
Motor Listrk Pisau Bawah
1
2
Tipe
Tenaga
AO27124
0,5 HP, 380 V
Y801-4
0,55 KW, ¾ HP 220/380V
3
4
Arus
Putaran
1,12 A
1400 rpm
2,6/1,5 A
1390 rpm
Sumber : Data yang tertera pada alat
6. Poli pisau dan tali kipas
Poli pisau pada mesin ini berjumlah 2 buah yang terdapat pada pisau atas
dan pisau bawah. Fungsi dari poli pisau adalah untuk mengerakkan dudukan pisau
dengan bantuan tali kipas yang telah dihubungkan dengan motor listrik.
7. Pengatur kecepatan
Putaran pisau diatur dengan pengaturan putaran motor dengan bantuan
inverter telemecanic ¾ HP.
Unit buah pengupasan buah pinang muda dilengkapi dengan saluran
pemasukan yang mempunyai dimensi 29,5 x 40,5 x 40,5 cm3 dengan kemiringan
550 berfungsi sebagai sarana masuknya buah pinang muda secara utuh dan
mengarahkannya menuju pisau pengupas. Unit pengupas terbuat dari baja dengan
panjang pisau 10 cm dan lebar 2 cm dan tebal 1 mm.
Jumlah pisau pengupas sebanyak 16 buah pisau atas dan 16 buah pisau
bawah dan jarak antara mata pisau 2,5 cm yang kemudian digerakkan oleh motor
listrik secara langsung. Saluran pengeluaran dengan dimensi 35 x 13,5 x 13 cm3
Universitas Sumatera Utara
yang berfungsi sebagai tempatkeluarnya hasil kupasan, yang dipasang dengan
kemiringan 60 o. Rangka mesin pengupasan buah pinang muda termuat dari besi
lebar 4 x 4 cm dan tebal 0,5 cm.
Mekanisme kerja mesin pengupas buah pinang muda, mesin ini bekerja
digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya 0,5 HP/ 1400 rpm, untuk
memutar pisau pengupas. Buah pinang muda dimasukkan ke saluran pemasukan
dan kemudian bergelinding menuju mata pisau pengupas. Buah pinang muda
dikupas dengan memisahkan kulit dengan biji sehingga menghasilkan biji yang
utuh ketika keluar dari saluran pengeluaran.
Kapasitas dan daya suatu gilingan bergantung pada banyak faktor seperti
laju pemasukan bahan, kecepatan, daya yang tersedia, macam bahan yang
digunakan serta ukuran bahan (Smith dan Wilkes, 1990).
Biji pecah atau cacat merupakan mutu rendah. Biji pecah dapat disebabkan
karena jarak gilingan yang terlalu dekat dan kecepatan putaran tidak sesuai
(Hadiwiyoto dan Soehardi, 1981).
Semakin cepat putaran pisau maka semakin tinggi nilai efisiensi
pengupasan, tapi disatu sisi semakin tinggi pula persentase biji cacatnya.
Kecepatan putar pisau, berpengaruh juga terhadap efisiensi pengupasan dan
persentase biji cacat . Terkupas tidaknya biji dipengaruhi oleh seberapa lama biji
tersebut kontak dengan pisau dan seberapa besar tekanan yang diterima biji,
sehingga kulitnya bisa terkupas. Untuk bisa mengupas biji, diperlukan dua putaran
pisau yang berlawanan arah, dimana besar kecilnya tekanan dipengaruhi oleh
kecepatan putar pisau. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan
yang diterima biji. Tapi semakin cepat kecepatan putar pisau, maka semakin kecil
Universitas Sumatera Utara
waktu kontak dengan biji, dan jika tekanannya terlalu besar maka ada
kemungkinan biji akan rusak (Waries, 2006).
Jarak antar pisau, sangat berpengaruh terhadap kualitas pengupasan.
Semakin rapat jarak antar pisau, maka semakin besar kemungkinan biji untuk
cacat. Tapi di satu sisi, efisiensi pengupasannya semakin tinggi. Jika jarak antar
pisau semakin lebar, maka efisiensi pengupasan akan rendah, tapi biji cacat akan
lebih sedikit (Waries, 2006).
Kualitas pengupasan dipengaruhi oleh jarak pisau. Persentase jumlah
kapasitas yang tinggi didapatkan pada jarak yang lebih besar. Hal ini digunakan
juga sebagai acuan di dalam pengaturan putaran dengan diharapkan pada putaran
yang lebih tinggi dapat dihasilkan kualitas pengupasan yang baik pula sehingga
dapat meningkatkan produktivitas. Secara teoritis semakin tinggi putaran,maka
kapasitas pengupasan semakin bertambah (Amelia, dkk, 2008).
Penampang Pinang Muda
Kulit samping kanan
Biji pnang muda
Kulit ujung
Kulit pangkal
i
d
Kulit samping kiri
Gambar 3. Penampang buah pinang muda
Prinsip pengupasan pinang menggunakan mesin pengupas buah pinang
muda, mesin ini bekerja digerakkan oleh 2 motor listrik 3 phase dengan daya 0,5
Universitas Sumatera Utara
HP / 1400 rpm, untuk memutar pisau pengupas. Buah piang muda di masukkan ke
saluran pemasukan dan kemudian bergelinding menuju mata pisau pengupas yang
berlawanan arah. Semakin cepat putaran pisau, maka semakin besar tekanan yang
diterima biji. Buah pinang muda dikupas dengan memisahkan kulit dengan biji
sehingga menghasilkan biji yang utuh ketika keluar dari saluran pengeluaran.
Pisau atas
Buah pinang muda
Pisau bawah
Gambar 4. Sketsa prinsip proses pengolahan
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODA
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pinang muda dengan karakter buah pinang yang
sudah bulat utuh atau dengan kata lain sudah terbentuk biji. Buah pinang muda ini
diperoleh dari petani pinang tepatnya di Jln. Johar Simapang Purwo
Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal, Medan.
Peralatan
-
Pisau
- Mata pisau
-
Digital rpm meter
- Per
-
Tali kipas
- Motor listrik
-
Jangka sorong
- Timbangan
-
Aluminium foil
- Stop watch
-
Inverter telemecanic
- Besi siku
-
Besi bulat
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 di Workshop
Ir. Terip Karo-Karo, MS Jln. Bunga Sedap Malam XII No. 4, Medan.
Universitas Sumatera Utara
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu :
Faktor I : Jarak Bilah Pisau (J)
J1 = 1,5 cm
J2 = 2,0 cm
Faktor I : Rpm Pisau Bawah (R)
Rpm Pisau Atas = 70 rpm
R1 = 280 rpm
R2 = 350 rpm
R3 = 420 rpm
R4 = 490 rpm
R5 = 560 rpm
Banyaknya kombinasi perlakuan (Tc) adalah 2 x 5 = 10, maka jumlah
ulangan (n) adalah sebagai berikut :
Tc (n-1) > 15
10 (n-1) > 15
10 n – 10 > 15
10 n
> 25
n
> 2,5…………. dibulatkan menjadi n = 3
Universitas Sumatera Utara
Model Rancangan (Bangun, 1991)
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan dua faktor dengan model sebagai berikut :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
dimana :
Yijk : Hasil pengamatan dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j
dengan ulangan ke-k.
µ
: Efek nilai tengah.
αi
: Efek dari faktor J pada taraf ke-i.
βj
: Efek dari faktor R pada taraf ke-j.
(αβ)ij : Efek interaksi dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j.
εijk
: Efek galat dari faktor J pada taraf ke-i dan faktor R pada taraf ke-j dalam
ulangan ke-k.
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata maka uji
dilanjutkan
dengan
uji
beda
rataan
dengan
menggunakan
uji
LSR
(Least Significant Range).
Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan penelitian
Sebelum penelitian di lakukan terlebih dahulu persiapan untuk penelitian
yaitu mengambil sample pinang muda dari berbagai jenis, dalam penelitian ini
jenis diambil dari beberapa tempat hasil tumbuhnya pinang muda. Kemudian
pinang disatukan dalam satu kelompok.
Universitas Sumatera Utara
b. Sortasi/ Grading Pinang
Adapun prosedur pengujian alat pengupas pinang muda adalah :
-
Dicampurkan semua pinang yang telah dikumpulkan dari beberapa tempat
asal tumbuhnya.
-
Dilakukan pengukuran terhadap diameter pinang dan pengukuran pada
sudut kemiringan dari bantalan penggelindingan pinang sampai ke pisau
pengupas.
-
Dimasukkan pinang muda berdiameter 3,5 cm ke dalam alat pengupas
pinang dimana jarak bilah pisau 1,5 cm atau 2 cm dan rpm pisau atas 70
rpm serta rpm pisau bawah 280 rpm, 350 rpm, 420 rpm, 490 rpm, dan 560
rpm.
-
Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
Pengamatan dan Pengukuran Data
Dilakukan pengamatan dan pengukuran dengan cara analisis terhadap
parameter :
1. Kapasitas pengupasan (buah/ jam).
2. Persentase buah terkupas (%).
3. Persentase biji lengket dengan kulit (%).
4. Persentase biji lepas dengan kulit (%).
5. Persentase buah tidak terkupas.
6. Persentase biji pinang yang utuh (%).
7. Persentase biji pinang yang cacat (%).
Universitas Sumatera Utara
Kapasitas Pengupasan (Purwadaria , 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Dilakukan pengukuran kapasitas pengupasan dengan membagi jumlah
buah pinang terhadap waktu yang dibutuhkan untuk pengupasan semua
pinang tersebut.
Buah pinang (30 biji)
Kapasitas pengupasan (Buah/ jam) =
Waktu
Persentase Buah Terkupas (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Diamati buah pinang yang terkupas dari hasil pengupasan.
Jumlah buah pinang terkupas
Persentase buah pinang terkupas =
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Biji Lengket dengan Kulit (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan biji pinang
dalam keadaan masih adanya kulit pinang yang lengket.
Persentase biji lengket dengan kulit =
Jumlah biji lengket dengan kulit
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Biji Lepas dengan Kulit (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
Universitas Sumatera Utara
− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan biji pinang
terlepas dari kulit pada proses pengupasan.
Jumlah biji terlepas dengan kulit
Persentase biji terlepas dengan kulit =
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Buah Tidak Terkupas (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Disediakan 30 buah pinang muda.
− Dilakukan perhitungan pinang yang dalam kondisi utuh atau sama sekali
tidak terkupas.
Persentase buah pinang tidak terkupas =
Jumlah buah pinang tidak terkupas
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Biji Pinang yang Utuh (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang sempurna dimana biji
pinang dalam keadaan utuh.
Jumlah biji pinang utuh
Persentase biji pinang yang utuh =
x 100%
Jumlah pinang sampel
Persentase Biji Pinang yang Cacat (%) (Purwadaria, 1988, dimodifikasi).
− Dilakukan pemilihan terhadap pinang (30 buah).
− Dimasukkan ke dalam alat pengupas pinang.
− Dilakukan penghitungan dari hasil pengupasan yang ditemukan pada
pengupasan pinang yang menghasilkan biji pinang dalam keadaan cacat.
Persentase biji pinang yang cacat =
Jumlah biji pinang cacat
x 100%
Jumlah pinang sampel
Universitas Sumatera Utara
Pinang muda
Sortasi
Pengukuran
diameter
pinang
Rpm pisau bawah
R1 = (280 rpm)
R2 = (350 rpm)
R3 = (420 rpm)
R4 = (490 rpm)
R5 = (560 rpm)
Jarak bilah pisau
J1 = 1,5 cm
J2 = 2,0 cm
Pengaturan rpm dan
jarak bilah pisau
Dimasukkan pinang muda ke dalam alat
pengupas sebanyak 30 buah
Hasil pengupasan buah pinang muda
Dilakukan Analisa
1. Kapasitas pengupasan (buah/ jam)
2. Persentase buah terkupas (%)
3. Persentase biji lengket dengan kulit (%)
4. Persentase biji terlepas dengan kulit (%)
5. Persentase buah tidak terkupas
6. Persentase biji pinang yang utuh (%)
7. Persentase biji pinang yang cacat (%)
Gambar 5. Diagram alir penelitian
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau dan rpm pisau
bawah memberikan pengaruh tehadap hasil pengupasan buah pinang muda dan
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak bilah pisau memberikan
pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah terkupas, biji lengket, biji lepas
kulit, buah tidak terkupas, biji utuh, biji cacat seperti ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh jarak bilah pisau terhadap parameter yang diamati
Jarak
bilah
pisau
(cm)
J1 = 1,5
J2 = 2,0
Kapasitas
pengupasan
(buah/ jam)
Buah
terkupas
(%)
3054,26
3031,65
84,00
90,45
Biji
lengket
kulit
(%)
12,00
14,89
Biji
lepas
kulit
(%)
72,00
75,56
Buah tidak
terkupas
(%)
Biji utuh
(%)
Biji cacat
(%)
16,00
9,55
67,56
68,67
16,44
21,78
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kapasitas pengupasan tertinggi terdapat
pada perlakuan J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 3054,26 buah/ jam. Buah terkupas
tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 90,45 %. Biji lengket kulit
tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 14,89 %. Biji lepas kulit
tertinggi pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 75,56 %. Buah tidak terkupas
tertinggi pada perlakuan J1 (1,5 cm) yaitu sebesar 16,00 %. Biji utuh tertinggi
terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 68,67 %. Biji cacat teringgi
terdapat pada perlakuan J2 (2,0 cm) yaitu sebesar 21,78 %.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rpm pisau bawah memberikan
pengaruh terhadap kapasitas pengupasan, buah terkupas, biji lengket, biji lepas
kulit, buah tidak terkupas, biji utuh, biji cacat seperti ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh rpm pisau bawah terhadap parameter yang diamati.
Rpm
pisau
bawah
(rpm)
R1 = 280
R2 = 350
R3 = 420
R4 = 490
R5 = 560
Kapasitas
pengupasan
(buah/ jam)
Buah
terkupas
(%)
1791,69
2088,18
2655,89
3443,15
5235,87
80,00
82,22
87,78
91,11
95,00
Biji
lengket
kulit
(%)
21,11
17,22
13,33
9,44
6,11
Biji
lepas
kulit
(%)
58,89
65,00
74,45
81,67
88,89
Buah
tidak
terkupas
(%)
20,00
17,78
12,22
8,89
5,00
Biji utuh
(%)
Biji cacat
(%)
55,56
60,56
67,78
75,56
81,11
24,24
21,66
20,00
15,55
13,89
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kapasitas tertinggi terdapat pada
perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 5235,87 buah/ jam dan yang terendah
terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 1791,69 buah/ jam. Buah
terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 95,00 % dan
yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 80,00 %. Biji
lengket kulit tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar 21,11 %
dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar 6,11 %.
Biji lepas kulit tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu sebesar
88,89 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu sebesar
58,89 %. Buah tidak terkupas tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu
sebesar 20,00 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu
sebesar 5,00 %. Biji utuh tertinggi terdapat pada perlakuan R5 (560 rpm) yaitu
sebesar 81,11 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu
sebesar 55,56 %. Biji cacat tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (280 rpm) yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebesar 24,24 % dan yang terendah terdapat pada perlakuan R5 (280 rpm) yaitu
sebesar 13,89 %.
Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)
Pengaruh Jarak Bilah Pisau Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)
Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa
jarak bilah pisau memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
kapasitas pengupasan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Rpm Pisau Bawah Terhadap Kapasitas Pengupasan (buah/ jam)
Dari hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 1, dapat dilihat bahwa rpm
pisau bawah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P