Sistem Reproduksi Mencit Mus musculus L. Jantan Tubulus Seminiferus

nukleolus di pinggir. Selain itu, spermatogonium tipe B berinti bundar dengan. nukleolus agak di tengah, dan sel ini akan bermitosis menjadi spermatosit primer Yatim, 1994. b. Meiosis Meiosis merupakan pembelahan pada sel gamet dengan mengurangi jumlah set kromosom dari dua menjadi datu dalam gamet, mengimbangi penggandaan yang terjadi saat fertilisasi, Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, and Jackson, 2010. Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, dengan sitoplasma semakin banyak, dan segera mengalami meiosis. Sel spermatosit primer mengalami fase leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis dari profase, metaphase, anaphase, dan telofase pada meiosis I. Pada meiosis I dan II proses sitokinesis tidak membagi sel benih lengkap terpisah, tetapi masih berhubungan sesama lewat suatu jembatan, disebut intercellular bridge. Komunikasi sel bertetangga berlangsung melalui jembatan ini. Spermatosit sekunder memiliki inti yang lebih gelap dibandingkan dengan spermatosit primer. Spermatid memiliki bentuk yang berbeda dengan spermatosit primer, yaitu memiliki inti lonjong dan runcing, terbentuk ekor halus yang panjang dalam sitoplasma Yatim, 1994. c. Spermiogenesis Merupakan diferensiasi spermatid yang berbentuk menjadi spermatozoa, memiliki empat fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom, dan fase pematangan. Pada fase golgi butiran akrosom terbentuk dalam alat golgi spermatid, butiran granula membentuk satu butiran akrosom. Membran yang berada dalam gembungan akrosom vesikel akrosom melapisi butiran akrosom ini. Gembungan ini melekat pada satu sisi inti yang akan menjadi bagian depan spermatozoa Yatim, 1994. Pada fase tutup terbentuk lipatan tipis yang melingkupi bagian kutub yang akan menjadi bagian depan saat gelembung akrosom semakin besar. Kemudian terbentuk topi atau tutup spermatozoa. Pada fase akrosom terjadi reditribusi bahan akrosom. Nukleoplasma mengalami kondensasi, lalu spermatid memanjang. Sampai akrosom dan tutup kepala membentuk tutup akrosom, bahan akrosom menyebar dan membentuk lapisan tipis meliputi kepala. Akrosom banyak mengandung karbohidrat dan enzim hidrolisa yang terdiri dari hialuronidase, neuroamidase, fosfatase asam dan protease yang aktivitasnya mirip tripsin. Akrosom berfungsi sebagai lisosom berjenis khusus. Inti spermatid memanjang dan gepeng. Terdapat butiran nukleoplasma yang mengalami transformasi yaitu berupa filamen-filamen yang pendek dan tebal kasar Yatim, 1994. Fase pematangan, spermatid berubah bentuk dengan ciri spesies. Butiran ini bersatu dan inti menjadi gepeng bentuk pyriform, sebagai ciri spermatozoa primata dan khususnya manusia. Ketika akrosom terbentuk di bakal jadi bagian depan spermatozoa, sentriol bergerak ke kutub berseberangan. Sentriol yang paling depan membentuk flagellum, sentriol satu lagi membentuk kelepak sekeliling pangkal ekor. Mitokondria membentuk cincin-cincin di bagian middle piece ekor, dan seludang fibrosa di luarnya. Mikrotubul muncul dan berkumpul di bagian samping spermatid membentuk satu batang besar, disebut manchette. Manchette ini menjepit inti sehingga menjadi lonjong, lalu spermatid memanjang, dan sitoplasma terdesak ke belakang inti. Ketika ekor mengalami differensiasi, sitoplasma sisa yang diselaputi membran melepaskan diri ke samping, disebut recidual body of regnaud Yatim, 1994. Gambar 2. Penampang histologi testis mencit Mus musculus L. Sumber : Intani, 2010 Keterangan : a : Spermatogonium b : Spermatosit primer c : Spermatosit sekunder d : Spermatid e : Spermatozoa