6. Setelah didapatkan kadar abu optimum, maka dilakukan pembuatan sampel kembali dengan variasi waktu perendaman 0 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari
kemudian dilakukan pengujian CBR.
Analisis Hasil Penelitian
Semua hasil yang didapat dari pelaksanaan penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan yang didapat dari :
1. Hasil dari pengujian sampel tanah asli yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan digolongkan berdasarkan sistem klasifikasi tanah AASHTO dan USCS.
2. Dari hasil pengujian sampel tanah asli terhadap masing-masing pengujian seperti uji analisis ukuran butiran tanah, uji berat jenis, uji kadar air, uji batas
Atterberg, uji pemadatan tanah dan uji CBR ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik yang nantinya akan didapatkan kadar air kondisi optimum.
3. Dari hasil pengujian CBR terhadap masing-masing campuran yaitu 5, 10 dan 15 setelah waktu pemeraman ditampilkan dalam bentuk tabel dan
grafik hasil pengujian dan didapatkan kadar Abu ampas tebu optimum. 4. Setelah didapatkan kadar abu optimum dilakukan variasi perendaman
selama 7 hari, 14 hari dan 28 hari dan kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik hasil pengujian.
5. Dari seluruh analisis hasil penelitian tersebut, maka akan dapat ditarik kesimpulan berdasarkan tabel dan grafik yang telah ada terhadap hasil
penelitian yang didapat.
Mulai
Pengambilan Sampel Tanah Asli
Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli : 1. Berat Jenis
3. Analisa Saringan 2. Batas Atterberg
4. Berat Volume
Pengujian Sifat Mekanis Tanah Asli : 1. Pemadatan
2. CBR 3. Penentuan Kadar Air
Optimum Pembuatan Benda Uji dengan Campuran Kadar
Abu Optimum 15 Pemeraman 14 hari
Perendaman Sampel + Pengujian Swelling 1. 1 minggu untuk Abu optimum + swelling
2. 2 minggu untuk Abu optimum + swelling 3. 4 minggu untuk Abu optimum + swelling
Pengujian: 1. CBR terendam
2. Berat Jenis 3. Batas Atteberg
Analisis Hasil Kesimpulan
Selesai
Bagan alir penelitian.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap sampel tanah lempung lunak yang distabilisasi menggunakan abu Ampas Tebu,
maka diperoleh beberapa kesimpulan : 1. Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daerah Rawa
Sragi, Desa Blimbing Sari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO digolongkan pada kelompok tanah
A-7 tanah berlempung dan subkelompok A-7-6 yaitu kelompok tanah lempung yang bersifat plastis dengan sifat perubahan besar. Sedangkan
menurut klasifikasi Unified USCS dikelompokkan ke dalam tanah lempung berplastisitas rendah CL.
2. SiO
2
yang terkandung pada bagasse ash mencapai 44,87 dan Fe
2
O
3
sebesar 1,39 . Bagasse ash memiliki sifat pozzolanik yaitu sifat dengan bertambahnya waktu, abu ampas tebu tersebut apabila bereaksi dengan
alumina Al
2
O
3
dan CaO yang ada dilempung,maka tanah tersebut akan menjadi bertambah keras.
3. Penggunaan campuran tanah dengan abu Ampas Tebu dengan perendaman memiliki nilai CBR kurang dari 6, walaupun stabilisasi menggunakan abu
ampas tebu dapat melepaskan air yang terserap di dalam pori-pori tanah,tetapi sifat asli tanah lempung yang menyerap air tetap ada. Dengan
demikian asupan air yang terlalu banyak pada saat perendaman menyebabkan nilai CBR tanah juga menurun,karena air dapat menurunkan
daya dukung tanah.. 4. Pada hasil pengujian batas Atterberg, nilai batas cair yang cenderung
meningkat, dan nilai batas plastis yang menurun mengakibatkan nilai indeks plastisitas yang cenderung meningkat. Nilai indeks plastisitas didapat dari
selisih nilai antara batas cair dan batas plastis. 5. Nilai pengembangan tanah yang berkisar 5 menunjukkan tanah lempung
anorganik yang distabilisasi dengan abu Ampas Tebu ini tergolong dalam tanah dengan klasifikasi tingkat aktivitas pengembangan yang tinggi hal ini
dikarenakan jika dalam keadaan basah akan bersifat lunak plastis dan kohesif,mengembang dan menyusut dengan cepat sehingga mempunyai
perubahan volume yang besar karena pengaruh air.
Saran
Untuk penelitian selanjutnya mengenai stabilisasi tanah dengan menggunakan bahan abu Ampas Tebu, disarankan beberapa hal di bawah ini untuk
dipertimbangkan : 1. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya campuran abu Ampas Tebu perlu
diteliti lebih lanjut untuk tanah dari daerah yang lain dengan menggunakan campuran yang sama, sehingga akan diketahui nilai nyata terjadinya
perubahan akibat pengaruh penambahan abu Ampas Tebu.