Elemen Dalam Komik Komik

o Aksi ke Aksi Peralihan subjek dalam suatu proses. Gambar II.10 Contoh peralihan aksi ke aksi Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud 2001 o Subyek ke Subyek dalam satu adegan atau gagasan Peralihan yang perlu mengikutsertakan pembaca sehingga peralihan tersebut bermakna. Gambar II.11 Contoh peralihan subjek ke subjek Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud 2001 12 o Adegan ke Adegan Peralihan yang membawa melintasi ruang dan waktu. Membaca komik dengan jenis peralihan ini memerlukan pemikiran deduktif. Gambar II.12 Contoh peralihan adegan ke adegan Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud 2001 o Aspek ke Aspek Peralihan yang tidak mengenal waktu dan mengatur sudut pandang yang mengembara terhadap aspek tempat, gagasan, dan suasana hati yang berbeda. Gambar II.13 Contoh peralihan aspek ke aspek Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud 2001 13 o Non-Sequitur Peralihan yang tidak menunjukkan hubungan logis antara panelnya. Gambar II.14 Contoh peralihan non-sequitur Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud 2001 • Balon Kata Dalam komik, jalan cerita diungkapkan dalam percakapan dan penjelasan melalui balon kata dan panel. Menurut Will Eisner 1985, h.26 “balon kata merupakan alat yang digunakan secara terpaksa. Suatu usaha untuk menangkap dan memperlihatkan unsur yang halus, yaitu suara”. Sedangkan menurut Scott McCloud 1993, h.134 adalah “ikon sinestesis yang paling banyak digunakan, paling rumit, dan paling serbaguna yang berfungsi untuk menggambarkan suara ke dalam bentuk media khusus visual”. Gambar II.15 Balon Kata Menurut Will Eisner 1985, h.27 Sumber: Sumber: Comics and Sequential Art: Will Eisner 1985 14 Di dalam balon-balon kata tersebut, berbagai simbol selalu disesuaikan atau bahkan diciptakan untuk menyuarakan bunyi-bunyi non- verbal. Gambar II.16 Beberapa balon kata non-verbal menurut Scoot McCloud 1997, h.134 Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud 2001 • Bunyi Huruf Sound Lettering Ada banyak jenis dari bunyi huruf yang mewakili dari masing- masing suara. Menurut Scoot McCloud 1993, h.134 “Variasi jenis huruf, baik di dalam maupun di luar balon, dapat menggambarkan pergulatan yang tiada henti untuk menangkap intisari suara”. Gambar II.17 Beberapa jenis huruf menurut Scoot McCloud 1997, h.134 Sumber: Understanding Comics: Scoot McCloud 2001 15 • Ilustrasi Ilustrasi adalah seni gambar yang digunakan untuk memberi penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual Kusrianto, 2007. Ada bermacam macam gaya ilustrasi di dalam komik, yaitu: o Ilustrasi Realist Menurut Scoot McCloud 1997, h.28 ilustrasi realist merupakan gaya ilustrasi yang mirip dengan manusia atau objek aslinya, mulai dari anatomi hingga proposi tubuhnya. o Ilustrasi Semi Realist Menurut Scoot McCloud 1997, h.29 semi realist merupakan gaya gambar yang sederhana, hanya garis-garis kerangka dan bayang- bayang tetapi dengan mudah mengenalinya sebagai wajah manusia. o Ilustrasi Manga Manga adalah gaya gambar yang berkembang di Jepang. Ciri khas dari gaya gambar manga adalah gaya gambar yang sangat sederhana dengan mata yang besar hidung yang kecil dan mulut yang kecil. o Ilustrasi Kartun Menurut Scoot McCloud 1997, h.29 kartun adalah “ilustrasi yang dibuat abstrak dan sederhana yang jauh dari wajah asli”. Tokoh- tokoh kartun bersifat fiktif yang dikreasikan untuk menjadi komedi-komedi bertema sosial serta visualisasi jenaka.

II.2 Cerita Rakyat

Di Indonesia ada begitu banyak cerita rakyat yang tak terhitung jumlahnya. Baik itu legenda terciptanya suatu tempat atau mitos suatu tempat yang mana masyarakat sekitar sangat mempercayainya. Djamaris seperti dikutip Olman Peridian, 2011 mengemukakan cerita rakyat adalah golongan cerita yang hidup dan berkembang secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Disebut cerita rakyat karena cerita ini hidup di kalangan 16 rakyat dan hampir semua lapisan masyarakat mengenal cerita itu. Cerita rakyat milik masyarakat bukan milik seseorang. Cerita rakyat adalah cerita yang disampaikan secara lisan oleh seseorang, maka dari itu cerita rakyat disebut sastra lisan. Menurut Danandjaja seperti dikutip Olman Peridian, 2011 cerita rakyat merupakan bagian dari foklor lisan yang memang murni. Sedangkan pengertian foklor adalah cerita rakyat tentang adat istiadat turun temurun yang tidak dibukukan namun disampaikan melalui dongeng dari generasi ke generasi selanjutnya. Secara tradisional dalam versi yang berbeda bahwa dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerakan isyarat atau alat bantu pengingat. Andre seperti dikutip Olman Peridian, 2011 mengemukakan pengertian dan fungsi cerita rakyat dalam bukunya yang berjudul “Sastra lisan Bugis” bahwa cerita rakyat adalah suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang diwarisi secara lisan sebagai milik bersama. Cerita rakyat tidak hanya berfungsi sebagai alat hiburan, pengisi waktu senggang, atau penyalur perasaan bagi penuturnya serta pendengarnya, melainkan juga sebagai pencerminan sikap dan angan-angan kelompok, alat pendidikan, alat pengesahan pranata, dan lembaga kebudayaan serta pemelihara norma masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah bagian dari karya sastra berupa dongeng-dongeng atau bentuk cerita lainnya yang berkembang di kalangan masyarakat tertentu dan disebarluaskan secara lisan dengan menggunakan bahasa daerah masing-masing. Karena cerita rakyat merupakan bagian dari karya sastra, maka dalam kebudayaan cerita itu termasuk dalam salah satu unsur kebudayaan. Cerita rakyat merupakan salah satu perwujudan atau pikiran kelompok masyarakat pendukungnya. Lahirnya cerita rakyat karena pengaruh timbal balik yang kompleks dari faktor-faktor sosial kultural dan cerita-cerita rakyat itu mengandung pikiran tentang nilai yang harus menjadi panutan masyarakat yang bersangkutan dalam menata tindakan sehari-hari. 17

II.2.1 Jenis dan Macam Cerita Rakyat