Modul Pelatihan Intervensi Perubahan Perilaku (IPP) Paket 1
Kata log Dalam TerM an . Departemen Kesehatan RI
Indonesia. Departemen Kesehatan . Direktorat Jenderal Pengendalian Penyak it dan
Penyehatan Lingkungan .
Modul Pelatihan Intervensi Perubahan Perilaku: Paket 1.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI , 2009.
616.979.2
Ind
M
MODUl Pelatlhan InteNens' Perubahan P81Uaku (IPP) Paket 1:
Modul1 KEBIJAKAN DA LAM PENANGGULANGAN PROGRAM IMS, HIV DAN AIDS
Modul 2 PERAN DAN TUGAS PETUGAS LAPANGAN
Modul 3 ORGAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
Modul4 PENJAJAKAN KEBUTUHAN SECARA CE PAT (PKSC) UNTUK PENGEMBANGAN PR GRAM
INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
Modul 5 ORGAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
Modul 6 INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Modul 7 SEKS, SEKSUALITAS DAN JENDER
Modul 8 HIV DAN AIDS
Modul 9 ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IOENTITAS SEKSUAl
Modul10 PERILAKU BERISIKO DAN AMAN
Modul11 KONDOM
Modul 12 NEGOSIASI KONDOM
Modul 1 r;ESEHATAN REPRODUKSI DAN KESEHATAN SEKSUAL
Modul14 NARKOTIKA, ALKOHOL, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT·ZAT ADIKTIF (NAPZA.)
Modul15 MITOS DAN FAKTA
Modul16 NILAI NILAI
Modul17 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR
Modul18 RENCANA TINDAK LANJUT
1. Judul I. HIV II . AIDS
III. SEXUALLITY TRANSMITIED DISEASES
IV. SEXUAL AND GENDER DISORDERS
NARCOTICA VI. USAID VII.UNDP
Modul Pelatihon Intervensi
Perubohan Periloku
PAKET 1
I 616.979.2
Ind
M
MODUL KURIKULUM
PELATIHAN
INTERVENSI PERUBAHAN PERllAKU UNTUK
PENCEGAHANPEN UlARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL,
PAKET I
Departemen Kesehatan RI
Jakarta
2009
Nセ@
i.-"
-
KAlA PENGANTAR
セN@
Program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS tel ah berjalan di Indonesia kurang
lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada 1983.
Hingga kini program penanggulangan telah berkembang pesat meliputi
pencegahan hingga pengobatan perawatan dan dukungan. Perkembangan
program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih baik para
penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS, HIV dan AIDS
serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasinya.
Secara garis besar hingga saat ini, terdapat dua tipe intervensi dalam program
penanggulangan IMS, HIV dan AIDS yakni : Intervensi Perubahan Perilaku dan
Intervensi Biomedis. Keduanya merupakan komponen penting dalam upaya
penanggulangan dan saling melengkapi. Pemahaman mengenai program
penanggulangan yang komprehensif biasanya juga merujuk pada lengkap
tidaknya kedua komponen tersebut dihadirkan dalam disain dan
implementasinya. Meski keduanya dianggap sebagai komponen yang sama
penting, intervensi biomedis lebih luas dikenal, menjanjikan penyelesaian klinis
dan medis yang lebih pasti, serta memiliki konsep dan instrumen yangjelas dan
mudah untuk diobservasi.
Intervensi perubahan perilaku sendiri dengan teknik dan metode yang berbeda
sebetulnya mempunyai standar proses, dan (protokol) tahapan implementasi
yang jelas. Akan tetapi ragam intervensi perubahan perilaku kurang dikenal
dan kurang dipahami dengan baik. Konsepnya sering dianggap abstrak, dan
tidak banyak yang menguasai metode, teknik hingga instrumennya. Hal ini
antara lain disebabkan belum tersedianya modul pelatihan yang secara
..
komprehensif dapat memberikan bekal pengetahuan se kaligus
keterampilan kepada petugas lapangan (outreach worker).
Dalam rangka meningkatkan kualitas interven si di tingkat lapangan yang
dapat membekali pengetahuan sekaligus ォ・エイ。ュー
セ ャ。ョ@
penerapan intervensi
efektif telah dikembangkan DUA paket modullntervensi Perubahan Perilaku
komprehensif. Kedua paket ini disebut sebagai Modul Pelatihan Intervensi
Perubahan Peri laku (IPP) untuk Pencegahan Penularan IMS dan HIV melalui
Transmisi Seksual . Paket SATU menekankan pada peletakan dasar
pengetahuan yang kuat mengenai program IMS, HIV, AIDS serta isu terkait
lainnya . Sedangkan Paket DUA bertujuan membekali petugas dengan
keterampilan komunikasi sekaligus penerapan intervensi efektif.
Satu set buku yang disajikan pad a bag ian ini khusus memuat Modul Pelatihan
Intervensi Perubahan Perilaku Paket SATU.
Seluruh modul pada Paket SATU ini disusun berdasarkan pedoman Intervensi
Perubahan Perilaku yang disi apkan oleh Program Aksi Stop AIDS (ASA}/FHI
da n Departe men Keseha tan . Pada w ila yah kerja Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI,
pa ket modul ini sudah diujicobakan dan digunakan untuk melatih kurang
lebih 600 petuga s lapangan yang bekerja pada 60an LSM, tersebar di delapan
provins i yaitu DKI Jakarta, Jawa Sarat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kepulauan
Riau , Sumatera Utara, Papua dan Papua Sarat. Pelatihan diberikan bagi
petugas lapangan yang mendampingi berbagai kelompok berperilaku risiko
tinggi seperti : Wanita Pekerja Seks (WPS), LakiIaki yang berhubungan Seks
dengan LakiIaki lain (LSL), Waria, serta Pria berperilaku risiko tinggi.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan sampai
terbitnya buku ini kami ucapkan terima kasih, yakni United Nations
Development Programme Goverment of Indonesia melalui proyek United's
Capacity Development to Th e Global Fund's Pri nciple Recipient in Indonesia
yang telah mendanai kegiatan finalisasi modul ini.
Ucapan terima kasih disampaikan khusus kepada Tim BCI (Behavior Change
Intervention/lntervensi Perubahan Perilaku) Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI dan
para konsultan yang telah memberikan bantuan keahlian untuk
menyelesaikan buku yang sangat penting ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dan
masukan dari pembaca sangat diharapkan.
Editor
..
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAl DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Perkembangan epidemi HIV dan AIDS di dunia telah menyebabkan HIV dan
AIDS menjadi masalah global dan semakin nyata menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Dalam rangka mempercepat akselerasi upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, sangatlah penting untuk
memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta
pengobatan dimana keduanya merupakan komponen penting dan saling
melengkapi.
Kurang disadarinya risiko penularan IMS, HIV dan AIDS oleh kelompok berisiko
serta masih rendahnya kesadaran untuk mengetahui status HIVnya yang
ditunjukkan dengan masih cukup besarnya kasus AIDS yang ditemukan pada
stadium lanjut di Rumah Sakit sehingga menyebabkan tingginya tingkat
kematian kasus AIDS merupakan isu strategis yang digunakan sebagai sasaran
respon pengendalian epidemi HIV dan AIDS.
Upaya perawatan, dukungan serta pengobatan yang juga dikenal dengan
intervensi biomedis telah berjalan dengan baik dan mampu menyelesaikan
permasalahan klinis dan medis yang lebih pasti sedangkan upaya pencegahan
khususnya intervensi perubahan perilaku belum dikenal dan dipahami dengan
baik.
Intervensi perubahan perilaku sangat penting dilakukan untuk mengubah
pengetahuan, sikap, keyakinan, perilaku atau tindakan individu maupun
populasi untuk mengurangi perilaku berisiko terinfeksi HIV. Berdasarkan tingkat
epidemi HIV di Indonesia yang terkonsentrasi maka sasaran utama upaya
intervensi perubahan perilaku ini ditujukan kepada kelompok populasi
berisiko t inggi yang berperHaku tidak aman terhadap penul aran HIV.
Untuk mendukung kegiatan intervensi perubahan perilaku (IPP) yang
berkualitas di lapangan maka perlu disusun bukubuku p anduan IPP
termasuk paket modul pelatihan IPP bagi petugas lapangan.
Sepatutnyalah kami menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya
kepada semua pihak baik perorangan atau institusi yang telah berperan
serta dalam penyusunan dan penyempurnaan modul pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Penularan IMS,HIV dan AIDS melalui
Hubungan Seksual, 2009.
Semoga modullPP ini dapat bermanfaat dalam program pengendalian HIV/
AIDS di Indonesia.
Sekretaris Jenderal DepkesRI
dr. Sjafii Ahmad, MPH
NIP: 194909291977121 001
..
DAFTAR 151
Kata pengantar .............................................................................................................. i
Sambutan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI ............................ v
Daftar lsi ....................................................................................................................... vii
I.
Pendahuluan ....................................................................................................... 1
II.
Sasaran ................................................................................................................... 4
III.
Peran dan Tugas Setelah Pelatihan ..............................................................4
IV.
Kompetensi ..........................................................................................................5
V.
Tujuan Pelatihan ................................................................................................. 6
VI.
Struktur Program Pelatihan ........................................................................... 7
VII. Alur, Proses dan Metodologi Pelatihan ...................................................... 9
VIII . Evaluasi ............................................................................................................... 12
IX. Sertifikasi ............................................................................................................ 13
Garisgaris Besar Program Pembelajaran (GBPP) .......................................... 15
Daftar Istilah ................................................................................................................ 55
Daftar Penyusun dan Kontributor ...................................................................... 57
KURIKU'lUM ·
PELATIHAN
INTERVENSI PERU BAliAN PERllAKU UNTUK
PENCEGAHAN PENUlARAN 'IMS DAN HIV
ME'lAlUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS telah berjalan
di Indonesia kurang lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya
kasus AIDS yang pertama pada 1998. Hingga kini program penanggulangan telah
berkembang pesat meliputi pencegahan hingga pengobatan perawatan dan
dukungan. Perkembangan program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih
baik para penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS, HIV dan
AIDS serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasinya.
Sampai saat ini, secara garis besarterdapat dua tipe intervensi dalam program
penanggulangan IMS, HIV danAIDS yakni: Intervensi Perubahan Perilaku dan
Intervensi Biomedis. Keduanya merupakan komponen penting yang saling
melengkapi dalam upaya penanggulangan. Pemahaman mengenai program
penanggulangan yang komprehensif biasanyajuga merujuk pada lengkap
tidaknya kedua komponen tersebut dihadirkan dalam disain dan
diimplementasikan. Namun, meski keduanya dianggap sebagai komponen yang
..
KURIKULUM
PELATIHAN
INTERVENSI PERU BAHAN P,ERllAKU
UNTUK PENCEGAHAN P'ENUlARAN IMS DAN HIV
MElALUI, HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
'
sama penting, dalam realita intervensi biomedis lebih luas dikenal, menjanjikan
penyelesaian klinis dan medi,s yang lebih pasti, serta memiliki konsep dan instrumen
yang lebih jelas dan mudah untuk diobservasi. Tidak demikian halnya dengan
intervensi perubahan perilaku. Salah satu perbedaan yang cukup menyo,lok adalah
ragam intervensi perubahan perilaku kurang dikenal dan dipahami dengan baik,
konsepnya sering dianggap sangat abstrak, dan tidak banyak pula yang menguasai
metode, teknik hingga instrumennya.
Intervensi perubahan perilaku pada prinsipnya adalah pendekatan umum yang
berupaya mengubah perilaku berisiko dan mempertahankan perilaku positif melalui
serangkaian strategi dan kegiatan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
kelompok, dengan menciptakan lingkungan yang mendukung perubahan individu
dan kolektif. Untuk melaksanakan intervensi perubahan perilaku tersebut, peranan
petugas lapangan (outreach worker) sangatlah penting, baik yang berasal dari tenaga
kesehatan pemerintah maupun non pemerintah/lembaga non pemerintah, bahkan
tenaga non kesehatan. Tenaga lapangan tersebut harus memiliki kemampuan yang
berkaitan dengan proses, metode dan teknik dari setiap tahapan pelaksanaan
intervensi perubahan perillaku sesuai dengan petunjuk (protokol). Salah satu upaya
untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah melalui pelatihan.
Untuk terselenggaranya pelatihan yang efektif, terencana dan terarah pad a pencapaian
tujuan berupa kompetensi petugas yang diharapkan, perlu disusun kurikulum dan
modul pelatihan Intervensi Perubahan Perilaku bagi petugas lapangan. Kurikulum
..
INTERVEN51 PERU BAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IM5 DAN HIV
MELAWI HUBUNGAN 5EK5UAL,
PAKET I
KURIKUlUM
PElATIHAN
pelatihan terdiri dari 2 paket, yaitu paket 1 dan paket 2. Kurikulum Pelatihan Paket 1 ini
lebih menekankan pada peningkatan pemahaman dan sikap sehubungan dengan
intervensi perubahan perilaku, sedangkan pelatihan dengan menggunakan kurikulum
paket 2, lebih menekankan pada peningkatan keterampilan komunikasi perubahan
perilaku serta praktik penerapan intervensi efektif.
B. Filosofi Pelatihan
sumber dan kesempatan yang
Pelatihan ini diselenggarakan dengan
ada untuk merespon situasi di
berdasarkan pendekatan:
lapangan.
1. Adult Learning, yakni proses pelatihan
3. Competency Ba.sed, yakni proses
yang diselenggarakan dengan
pelatihan selalu berupaya untuk
pendekatan pembelajaran orang
mengembangkan keterampilan
dewasa, antara lain selama pelatihan
langkah demi langkah menuju
peserta berhak untuk:
kemampuan kompetensi sebagai
a. Dihargai keberadaannya .
petugas lapangan untuk
b. Didengarkan dan dihargai
Intervensi Perubahan Perilaku.
pengalamannya.
c. Dipertimbangkan setiap ide dan
4. Learning By Doing, yang
memungkinkan peserta untuk:
pendapat, sejauh berada di dalam
konteks pelatihan intervensi
perubahan perilaku.
2. Asset Based Thinking, yakni proses
pelatihan yang menekankan pada
a. Menddpat kesempatan untuk
belajar sambil berbuat
(melakukan sendiri) hasil
pembelajaran dari setiap
INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL,
PAKET I
KURIKULUM
PELATIHAN
: II. SASARAN.
materi pelatihan. Hal tesebut
dapat dilakukan dengan
Sasaran pelatihan ini adalah petugas
menggunakan metode
lapangan dengan kriteria sebagai berikut:
pembelajaran parisipatory
,. Petugas yang sudah diseleksi oleh
antara lain: studi kasus, simulasi,
lembaga/institusi yang bertanggung
role play, permainan dan latihan
jawab terhadap program
(exercise) baik secara individu
penanggulangan HIV dan AIDS.
2. Petugas di institusi peJayanan kesehatan
maupun kelompok.
(Puskesmas, Pustu dan lainlain) yang
b. Melakukan pengulangan
ditugaskan sebagai petugas lapangan
ataupun perbaikan yang dirasa
(dengan penyesuaian)
perlu untuk mencapai
3. Petugas di instit usi nonkesehatan yang
kompetensi yang ditetapkan.
ditugaskan sebagai petugas lapangan
(petugas sosial dan lainlain).
.
: III. PERAN DAN TUGAS SETELAH PELATIHAN
:
Peran:
Peserta berperan sebagai petugas lapangan
(PL) yang akan memotivasi kelompok
dampingan (KD) melakukan perilaku yang
Seh3! dan aman.
Tugas:
,. Menyebarluaskan informasi tentang IMS,
HIV dan AIDS.
INTERVENSI PERU BAHAN PERllAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENUlARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
2. Menyebarluaskan pengetahuan yang
berkaitan dengan organ reproduksi
KURIKULUM
PELATIHAN
e. Orientasi, perilaku dan
identitas seksual.
dan seksual, seks, seksualitas dan
f. Perilaku berisiko dan aman.
jender, orientasi, perilaku dan identitas
g. Kesehatan reproduksi dan
seksual, kesehatan reproduksi dan
kesehatan seksuat mitos dan fakta.
kesehatan seksual.
h. Mitos dan fakta.
3. Mendistribusikan media KIE dan materi
pencegahan penularan IMS dan HIV.
4. Mempromosikan layanan IMS, KTS, PDP
dan PMTCT.
5. Mempromosikan perilaku sehat dan
aman.
6. Merujuk kelompok dampingan ke
2. Sikap tentang
a. Kepedulian terhadap halhal
yang berkaitan dengan
dampak buruk NAPZA.
b. Penerimaan 'i:erhadap nilainilai kelompok dampingan.
pelayanan kesehatan yang mudah
diakses.
3. Keterampilan tentang:
a. Penjajakan kebutuhan secara
IV. KOMPETENSI.
Untuk melaksanakan tugas tersebuc
cepat.
b. Peragaan pemasangan,
peserta harus memiliki kompetensi:
pelepasan dan pembuangan
1, Pengetahuan tentang :
kondom.
a. Intervensi Perubahan Perilaku.
c. Memotivasi kelompok
b. Organ reproduksi dan organ spkc;ual.
damp'ngan melakukan
c. Infeksi Menular Seksual (lMS).
negosiasi kondom.
d. Seks, seksualitas dan jender.
..
KURIKULUM
PElATIHAN
v . TUJUAN PELATIHAN.
INTERVENSI PERU BAHAN PERllAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENUlARAN IMS DAN HIV
MElALUI HUBUNGAN S,EKSUAl,
PAKET I
3. Melakukan penjajakan kebutuhan secara
cepat.
A. TUJUAN UMUM:
4. Memahami organ reproduksi dan seksual.
Meningkatkan pengetahuan,
5. Memahami Infeksi Menular Seksual (lMS).
sikap dan keterampilan
6. Memahami tentang seks, seksualitas dan
petugas lapangan dalam
melakukan intervensi
perubahan perilaku pada
kelompok dampingan.
jender.
7. Menunjukkan kepedulian tentang halhal
yang terkait HIV dan AIDS.
8. Memahami orientasi, perilaku, dan
identitas seksual.
B. TUJUAN KHUSUS:
9. Memahami perilaku berisiko dan aman.
Setelah mengikuti pelatihan,
10. Memperagakan pemasangan kondom.
peserta mampu:
11. Memotivasi kelompok dampingan dalam
1. Memahami pentingnya
intervensi perubahan
perilaku dalam
mengubah perilaku
berisiko dari kelompok
dampingan. 2. Memahami peran
petugas lapangan dalam
pencegahan IMS, HIV dan
AIDS melalui hubungan
..
seksual.
negosiasi kondom.
12. Memahami kesehatan reproduksi dan
kesehatan seksual.
13. Menunjukkan sikap peduli terhadap
dampak buruk penyalahgunaan NAPZA.
14. Memahami mitos dan fakta.
15. Men:mjukkan sikap menerima kondisi
nilainilai kelompok dampingan.
VI. STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN.
No
MATERI PELATIHAN
Jumlah Jam Pelajaran
T
P
PL
I
Jumlah
waktu
I MATERI DASAR
1. Kebijakan dalam Program
Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
2
2. Peran dan Tugas Petugas Lapangan.
1
1
2
3
4
7
4
8
5. Organ Reproduksi dan Seksual.
1
1
2
6. Infeksi Menular Seksual (lMS).
2
3
5
7. Seks, Seksualitas dan Jender.
5
8
13
8. HIV dan AIDS.
1
2
3
2
2
4
10. Perilaku Berisiko dan Aman.
1
2
3
11. Kondom.
1
2
3
12. Negosiasi Kondom .
1
3
4
13. Kesehatan Reproduksi dan Seksual.
1
2
3
14. NAPZA .
3
3
6
15. Mitos dan Fakta.
1
2
3
16. Nilainilai.
2
3
5
3
3
1
2
3
32
51
,
2
II MATERIINTI
3. Konsep Intervensi Perubahan
Perilaku (IPP).
I 4.
Penjajakan Kebutuhan Secara Cepat
untuk Pengembangan Program IPP.
9. Orientasi, Perilaku dan Identitas
5
17
Seksual.
III MATERI PENUNJANG
,
17. Membangun Komitmen Belajar
(Building Learning Commitment/
BLC).
!
I
118. Renca na Tindak Lanjut (RTL).
i
JUMLAH
5
88
..
Catatan:
1. Keterangan tabel:
T =Teori
P = Penugasan
PL = Praktik Lapangan.
1 Jam pelatihan adalah 45 menit.
2. Pada proses pembelajaran, modul 8 (HIV dan AIDS) diberikan setelah modul 6 (lnfeksi
Menular Seksual).
3. Apabila alokasi waktu untuk modul 10(Perilaku Berisiko dan Aman} tidak mencukupi,
dapat mengambil alokasi waktu untuk modul 8 (Seks, Seksualitas dan Jender).
4. Modul17 (Membangun Komitmen Belajar/BLC) disampaikan pad a awal pelatihan,
sesudah pretes dan pembukaan.
VII. ALU'R, PROS'ES DAN METODOLOGI PELATIHAN.
Proses dan metode yang dirancang sebagai kesatuan yang utuh. Metode dan
proses pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
A. Alur Proses Pelatihan
PEMBUKAAN
Pretes
MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (MKB)
METODE: g。ュ
セ
Uォuウゥ@
Kelompok, Pleno
セ@
il
PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN:
MEMBUKA WAWASAN:
1
3. Konsep Intervensi Perubahan Perilaku
(IPP).
4 . Penjajakan Kebutuhan Secara Cepat
Untuk Pengembangan Program IPP.
5. Organ Reproduksi dan Seksual
6. Infeksi Menular Seksual (IMS).
7. Seks, Seksualitas dan Jender.
8. HIV dan AIDS.
9. Orientasi, Perilaku dan Identitas
Seksual.
10. Perilaku Berisiko dan Aman .
11. Kondom.
12. Negosiasi Kondom.
13. Kesehatan Reproduksi dan Seksual.
14. NAPZA.
15. Mitos dan Fakta.
16. NilaiNilai.
1. Kebijakan dalam Program
Penanggulangan IMS. HIV
dan AIDS.
2. Peran dan Tugas Petugas
Lapangan.
METODE: Curah Pendapat,
Ceramah Tanya Jawab.
METODE: Curah Pendapat, Ceramah Tanya
Jawab, Diskusi kelompok. Studi Kasus,
Simulasi, Games, Role Play, Latihan,
Pemutaran Film, Diskusi Kelompok Terarah
dan Praktik Kerja Lapangan.
I
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
r
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
PENUTUPAN
QG セ [ i@ BGQ
I
1 EVALUASI I
..
INTERVENSI PERU BAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL,
PAKET I
KURIKULUM
PELATIHAN
B. Proses Pembelajaran:
4. Pembahasan materi di kelas
Dari alur proses pembelajaran di
Dalam setiap pembahasan materi, peserta
atas dapat disampaikan bahwa
Jatih dilibatkan secara aktif sepenuhnya
proses pelatihan dilaksanakan
dalam proses pembelajaran yang secara
melalui tahapan sebagai berikut:
umum meliputi tahapan/langkahIangkah
1. Penjajakan awal tentang
sebagai berikut:
pengetahuan peserta yang
a. Fasilitator mempersiapkan peserta latih
berkaitan dengan intervensi
untuk siap mengikuti proses
perubahan perilaku melalui pre
pembelajaran.
test.
b. Fasilitator menjelaskan tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada
2. Pendinamisan dan penggalian
setiap materi.
harapan peserta serta
membangun komitmen belajar
diantara peserta.
3. Penyiapan peserta sebagai
c.
Fasilitator dapat mengawali proses
pembelajaran dengan penggalian
pengetahuan, pengalaman peserta.
petugas lapangan yang
Penyampaian penjelasan singkat
senantiasa perlu melakukan
mengenai pokok dan sub pokok
peningkatan dalam
bahasan materi, diikuti dengan
pengetahuan, keterampilan
penggunaan metodemetode yang
serta sikap dalam beinteraksi
melibat aktifkan peserta seperti: diskusi
dengan manusia khususnya
kelompok, penugasail1latihan individu
kelompok dampingan, dalam
maupun kelompok, simulasi, role play
pelaksanaan tugas.
dan lainlain.
INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
d. Sebelum pembahasan materi berakhir
KURIKUlUM
PElATIHAN
7. Penilaian terhadap
dilakukan Evaluasi Akhir Modul untuk
peningkatan pengetahuan
menjajaki peningkatan pemahamdn
peserta pada akhir pelatihan,
peserta terhadap materi yang telah
melalui pos test.
d ibahas. Kemudian fasilitator dan
peserta latih dapat membuat
C. Metode Pembelajaran
rangkuman dan pembulatan.
e. Setelah semua materi dibahas,
Metode pembelajaran pada
fasilitator memandu peserta latih
pelatihan ini lebih ditekankan
untuk membuat rangkuman terhadap
pada upaya yang mendorong
isi keseluruhan materi serta umpan
peran serta aktif secara penuh
balik.
dari peserta, memberikan
5. Praktik Kerja Lapangan (PKL).
kesempatan kepada peserta
Dalam rangka menerapkan hasil
untuk dapat belajar sambil
pembelajaran di kelas, peserta diberi
berbuat (learning by doing)
kesempatan untuk melakukan sendiri di
dengan memperhatikan prinsip
lapangan.
andragogy. Metode yang
6. Penyusunan rencana kegiatan (Plan of
digunakan adalah:
Action).
,.
Pada akhir pelatihan setiap kelompok
2. Curah pendapat (CP).
atau individu membuat rencana tindak
3. Bermain peranlRole Play.
lanjut yang akan dilaksanakan di tempat
4. Simulasi.
kerja dan dapat digunakan sebagai alat
5. Permainan .
monitoring pasca pelatihan.
6. Pemutaran film.
Ceramah Tanya Jawab (CTJ).
KURIKULUM
PELATIHAN
INTERVENSI PERUBAHAN PER'llAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENUlARAN IMS DAN HIV
MElAlUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
7. Diskusi Kelompok Terarah.
8. Kerja Kelompok
9.
Latihan/exercise.
10. Diskusi Kelompok.
11 . Diskusi pleno
12. Praktik lapangan
VIII. EVALUASI.
Untuk menilai keberhasilan
pelatihan, dilakukan evaluasi
menggunakan evaluasi akhir modul.
c. Post tes
sebagai berikut :
Dilakukan pada akhir pelatihan untuk
1. Evalusi terhadap peserta :
mengetahui ada tidaknya ーセョゥァォ。エ
a. Pre tes
Dilakukan pada awal
pengetahuan peserta setelah mengikuti
pelatihan.
pelatihan sebagai
penjajakan terhadap
2. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator.
pengetahuan peserta
Evaluasi yang dilakukan peserta terhadap
pada awal memasuki
pelatih/fasilitator untuk setiap materi, antara
pelatihan.
lain meliputi:
Penguasaan materi.
b. Evaluasi Formatif.
Dilakukan pada setiap
akhir sesi dengan
Ketepatan waktu.
Sistimatika penyajian.
Penggunaan metode dan alat bantu.
Empati,gaya dan sikap terhadap peserta.
lEI
INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL,
PAKET I
Penggunaan bahasa dan volume ウオ。イ
KURIKULUM
PELATIHAN
セN@
Pelayanan sekretariat.
Pemberian motivasi belajar kepada
Penyediaan pelayanan
peserta.
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum
akomodasi.
Penyediaan pelayanan
(TPU) dan Tujuan Pembelajaran Khusus
konsumsi.
(TPK).
Kesempatan tanya jawab.
IX. SERTIFIKASI PELATIHAN
Kerjasama antar tim pelatih/fasilitator.
Sertifikat Pelatihan diberikan
3. Evaluasi penyelenggaraan
apabila pelatihan terakreditasi
Evaluasi yang dilakukan peserta
berdasarkan ketentuan
terhadap keseluruhan penyelenggaraan
Akreditasi Pelatihan yang
pelatihan, dilakukan sebelum pelatihan
ditetapkan oleh Departemen
selesai/ditutup. Evaluasi antara lain,
Kesehatan RI, c/q Pusdiklat
meliputi:
SDM Kesehatan.
Pencapaian tujuan pelatihan secara
keseluruhan .
Tingkat kepuasan terhadap
Persyaratan peserta yang
berhak mendapatkan sertifikat
adalah:
penyelenggaraan secara umum.
Kenyamanan ruang belajar.
•
Mendapatkan nilai evaluasi
Penyediaan alat bantu pelatihan.
akhi; pelatihan minimal
Penyediaan dan pelayanan bahan
65%.
pembelajaran.
Penyediaan dan kebersihan kamar mandi.
• Kehadiran pada pelatihan
minimal 95%.
KURIKULUM
PELATIHAN
INTERVENSI PERUBAHAN PER,llAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENUlARAN IMS DAN HIV
MElALUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
• Melaksanakan semua penugasan.
Penanggung jawab penyelenggaraan pelatihan mengajukan permohonan
sertifikat kepada instansi yang berwenang di pusat atau di daerah sesuai
dengan lokasi pelatihan, berdasarkan ketentuan Pusdiklat SDM Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan DepKes Rio
MA ERI
DASAR
I
1
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Kebijakan dalam Program Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
: 2JPL(T:2;P:O)
: Setelah mempelajari materi, peserta memahami kebijakan terkait
dengan program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
, . Menyebutkan kebijakankebijakan yang ada terkait dengan program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
2. Menjelaskan kebijakan yang mendukung pelaksanaan program intervensi perubahan perilaku dalam
pencegahan IMS dan HIV melalui hubungan seksual.
Kebijakan terkait dengan program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS:
1. Kebijakankebijakan yang ada, terkait dengan program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
2. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program intervensi perubahan perilaku dalam pencegahan IMS dan
HIV melalui hubungan seksual.
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
2
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Peran dan Tugas Petugas Lapangan
: 2JPL(T:l;P:l)
: Setelah mempelajari materi, peserta memahami peran dan tugas dalam
kaitannya dengan program pencegahan IMS, HIV dan AIDS.
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian peran petugas lapangan.
2. Menjelaskan pengertian tugas petugas lapangan.
Peran dan tugas petugas lapangan:
1. Pengertian Peran Petugas Lapangan.
2. Pengertian Tugas Petugas Lapangan.
11
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
3. Menyebutkan bentuk peran petugas lapangan.
4. Menyebutkan bentuk tugas petugas lapangan.
3. Bentuk Peran Petugas Lapangan.
4. BentukTugas Petugas Lapangan.
MAT I
INTI
3
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Konsep Intervensi Perubahan Perilaku
: 7 JPL (T: 3; P:4)
: Setelah mempelajari materi peserta diharapkan memahami konsep
Inte-rvensi Perubahan Perilaku (IPP).
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian IPP.
2. Menjelaskan tujuan IPP.
3. Menjelaskan jenisjenis IPP.
Konsep IPP:
1. Pengertian IPP
2. Tujuan IPP
I
•
•
•
•
•
•
4. Menjelaskan pengertian KPP.
5. Menjelaskan kaitan IPP & KPP.
6. Menguraikan tahapan pelaksanaan IPP.
3. Jenisjenis IPP
4. Tahapan pelaksanaan IPP
5. Pengertian KPP
6. Kaitan IPP & KPP
Slide Presentasi
Lembar Aktivitas 1 (LA 1): Apa ya perbeda annya ...
Lembar Aktivitas 2 (LA 2): Tahapan Melakukan IPP
Lembar Aktivitas 3 (LA 3): Kalau Kegiatan ini Termasuk Strategi yang mana ya...
Lima buah amplop untuk LA 1
Lima buah ampop besar untuk LA2
Potongan kertas bertuliskan katakata sesuai dengan instruksi dalam LA 2
II
• Empat buah amplop besar berwarna coklat untuk LA3
• Potongan kertas bertuliskan katakata sesuai dengan instruksi dalam LA3
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
4
Materi Pelatihan
.
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Penjajakan Kebutuhan Secara Cepat (PKSC) untuk Pengembangan
Program IPP
: 17 JPl(T:4; P:8; Pl:5)
Setelah mempelajari materi, peserta mampu melakukan pengumpulan
data penjajakan kebutuhan secara cepat (PKSC).
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menjelaskan pengertian PKSC.
Menjelaskan tujuan melakukan PKSC.
Mengidentifikasi kelompok dampingan.
Menjelaskan teknik PKSC.
Melakukan pengumpulan data.
Melakukan pemetaan.
Menganalisis data.
Menyusun rencana kegiatan.
Penjajakan kebutuhan secara cepat untuk pengembangan program IPP:
1. Pengertian PKSC
3. Sasaran
5. Pengumpulan data
2. Tujuan PKSC
4. Teknik PKSC
6. Pemetaan
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
II
•
•
•
•
•
•
• Diskusi kelompok
• Diskusi pleno
Slide Presentasi
Panduan pemetaan
Pedoman praktik lapangan
Lembar Aktivitas 1: Hey..hey siapa KD?
Lembar Aktivitas 2: Bagaimana ya ...melakukannya?
Lembar Aktivitas 3: Berdasarkan data yang ada ...
7. Analisis data
8. Rencana kegiatan
• Praktik lapangan pengumpulan data
• Penugasanl Latihan kelompok
•
•
•
•
•
•
Lembar Aktivitas 4: Sebaiknya rencana yang kita buat.
5 amplop untuk LA 2
2 amplop studi kasus LA 2
4 amplop studi kasus LA 4
Panduan (SOP) Mapping
Pedoman pertanyaan
5
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Organ Reproduksi dan Seksual
: 2JPL(T:l;P:l)
Setelah mempelajari materi, peserta mampu memahami organ
reproduksi dan organ seksual.
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menyebutkan pengertian organ seksual.
2. Menyebutkan pengertian organ reproduksi.
3. Menyebutkan bagian tubuh yang merupakan organ reproduksi lakiIaki dan perempuan.
4. Menyebutkan bagian tubuh yang merupakan organ seksuallakiIaki dan perempuan.
5. Menyebutkan fungsi setiap organ reproduksi laki laki dan perempuan .
Organ reproduksi dan Seksual:
1. Pengertian organ reproduksi.
2. Pengertian organ seksual.
3. Organ Reproduksi poda bagian tubuh lakiIaki dan perempuan
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
4. Organ seksual pada bagian tubuh LakiIaki
dan perempuan
5. Fungsi setiap organ reproduksi lakiIaki d an
perempuan
• Penugasan kelompok
• Diskusi pleno
• Lembar Aktivitas 1.ldentifikasi organ seksual lakiIaki
• Slide presentasi
dan perempuan
• Slide atau banner atau apron organ reproduksi laki• Lembar Aktivitas 2.ldentifikasi organ reproduksi lakilaki dan perempuan.
laki dan perempuan
• Kotak bei"isi metaplan bertuliskan vagina dengan GO,
penis dengan sifilis, dan lainlain.
I
'I
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
6
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Infeksi Menular Seksual (lMS)
: SJPL (T: 2; P:3)
Setelah mempelajari materi, peserta mampu memahami Infeksi Menular
Seksual (lMS).
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian Infeksi Menular Seksual
2. Menjelaskan jenisjenis dan gejala IMS
3. Menjelaskan cara penularan dan dampaknya
4. Menjelaskan cara pencegahan IMS
5. Menjelaskan situasi epidemi IMS di wilayah kerja
6. Menjelaskan hubungan IMS dengan HIV
7. Menjelaskan pengertian prosedur layanan IMS
8. Menjelaskan pelaksanaan prosedur layanan
9. Menjelaskan tahapan prosedur layanan penapisan
10. Menjelaskan tahapan prosedur layanan rujukan
11. Menjelaskan manfaat layanan IMS
12. Menjelaskan Tugas Petugas Lapangan menghadapi KD
dengan IMS
1. Infeksi Menular Seksual (lMS)
a. Pengertian IMS
b. Jenisjenis IMS beserta gejala yang menyertainya
c. Caracara penularan
d. Caracara pencegahan IMS
e. Situasi epidemi IMS terkini di wilayah kerja
f. Hubungan IMS dengan HIV
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
I
• Diskusi pleno
• Permainan
2. Prosedur Pelayanan IMS:
3. Tugas Petugas
a. Pengertian prosedur layanan
Lapangan
b. Pelaksanaan.
Menghadapi KD
dengan IMS
c. Tahapan penapisan
d. Tahapan rujukan
e. Manfaat layanan
m
• Slide presentasi
• Plano "IMS dan Non IMS" dan metaplan istilah
• Fotofoto kasus
• Lembar Aktivitasl. Permainan pasang kartu IMS dan
Non IMS
• Lembar Aktivitas 2: Permainan identifikasi gejala IMS
• Lembar Aktivitas 3. Studi kasus prosedur tahapan
rujukan dan penapisan
• Lembar Aktivitas 4. Studi kasus tugas PL dalam
penanganan IMS
• Isolasi kertas dan gunting • Kertas Flipchart
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
7
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Seks, Seksualitas dan Jender.
13 JPL (T: 5; P: 8).
Setelah mempelajari materi peserta memahami tentang seks,
seksualitas dan jender.
Setelah mempelajari materi peserta mampu:
9.
1. Menjelaskan pengertian seks.
10.
2. Menjelaskan pengertian jender.
3. Menjelaskan pengertian seksualitas.
11.
4. Menjelaskan perbedaan antara seks dan seksualitas.
5. Menguraikan komponen seksualitas manusia.
12.
6. Menguraikan aspek yang mempengaruhi seksualitas
man usia.
13.
7. Menguraikan perkembangan manusia dari anak14.
anak hingga dewasa yang d ipengaruhi oleh
perkembangan seksualnya.
8. Menunjukkan sikap terbuka dalam membahas
seksualitas
. Seks, Seksalitas dan Jender:
1. Pengertian Seks, Seksualitas dan Jender:
a. Pengertian seks.
b. Pengertian sek sualitas.
c. Pengertian jender
d. Perbedaan antara seks dan seksualitas.
II
Menjelaskan perbedaan antara seks dan jender.
Menjelaskan pengertian identitas jender dan peran
jender.
Menjelaskan pengertian bias jender dan diskriminasi
jender.
Menguraikan kondisi kondisi yang mempengaruhi
penerapan jender yang keliru.
Menguraikan persoalan seputar seksualitas yang
dipengaruhi persoalan jender dalam masyarakat.
Menjelaskan keterkaitan jender dengan kerentanan
kelompok dampingan terhadap risiko tertular IMS dan
HIV.
2. Seksualitas Manusia:
a. Komponen seksualitas manusia.
b. Aspekaspekyang mempengaruhi seksualitas manusia.
c. Perkembangan manusia dari anakanak hingga dewasa.
d. Diskusi seksualitas
II
3. Jender:
a. Perbedaan antara seks dan jender.
b. Identitas jender dan peran jender.
c. Bias Jender dan diskriminasi jender.
d. Kondisi kondisi yang mempengaruhi penerapan jender yang keliru.
e. Persoalan seputar seksualitas yang dipengaruhi persoalan jender dalam masyarakat.
f. Keterkaitan jender dengan kerentanan kelompok dampingan terhadap risiko tertular IMS dan HIV.
•
•
•
•
•
•
presentasi
Panduan diskusi st'udi kasus.
Panduan Diskusi Kelompok Terarah
LA 1. Diskusi seksualitas
LA 2. Tes Sensitif jender
LA 3. Permain an jender atau seks
LA 4. Diskusi Seputar persoalan seputar seksualitas
yang dipengaruhi persoalan jender
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
• Panduan Diskusi Kelompok Terarah
• LA 3.Permain an jender atau seks
• LA 4. Diskusi Seputar persoalan seputar seksualitas yang
dipengaruhi persoalan jender
• Panduan Diskusi KelompokTerarah
• Lembar kasus
• Lembar permainan pro dan kontra
8
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: HIV dan AIDS.
: 3JPL(T:l ;P:2).
Setelah mempelajari materi, peserta mampu memahami hal··hal yang
terkait HIV dan AIDS.
5.
Setelah mempelajari materi , peserta mampu:
6.
1. Menjelaskan pengertian HIV dan AIDS.
7.
2. Menyebutkan cara penularan HIV dan AIDS.
8.
3. Menjelaskan cara pencegahan HIV dan AIDS.
4. Menjelaskan situasi epidemi HIV dan AIDS terkini di 9.
wilayah kerja masingmasing.
HIV dan AIDS:
1. Pengertian HIV dan AIDS
2. Cara penularan HIV dan AIDS
3. Cara pencegahan HIV dan AIDS
4. Situasi epidemi HIV dan AIDS terkini di wilayah kerja
masingmasing
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
I
• Diskusi pleno
• Diskusi kelompok
Menjelaskan jenisjenis pelayanan HIV yang ada.
Menjelaskan pentingnya tes HIV
Menjelaskan stigma dan diskriminasi ODHA.
Menjelaskan peran ODHA dalam pencegahan HIV.
Menjelaskan tugas petugas lapangan dalam pencegahan
HIV .
5.
6.
7.
8.
9.
Jenisjenis pelayanan HIV yang ada
Tes HIV
Stigma dan diskriminasi ODHA
Peran ODHA dalam pencegahan HIV
Tugas petugas lapangan dalam pencegahan HIV
• Permainan kartu nama
I
•
•
•
•
•
•
Slide presentasi
• Lembar Aktivitas 4. Diskusi kelompok ODHA dan
Komik "Kekebalan Tubuh"
permasalahan yang dihadapi
Amplop hasil tes (5)
• Lembar Aktivitas 5. Diskusi kelompok peran ODHA
Lembar Aktivitas 1. Permainan komik kekebalan tubuh
dalam pencegahan HIV
Lembar Aktivitas 2. Permainan tukar kartu 1
• Lembar kartu nama
Lembar Aktivitas 3. Permainan tukar kartu 2
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
9
Mate ri Pel atihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Orientasi, Perilaku dan Identitas Seksual.
: 4JPL (T:2; P: 2)
: Setelah mempelajari materi, peserta memahami orientasi, perilaku dan
identitas seksual.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS···
Setelah mempelaj ari materi, peserta ma mpu:
1. Menjelaskan pengertian orientasi seksual.
2. Menjelaskan pengertian perilaku seksual.
3. Menjelaskan pengertian identitas seksual.
4. Menjelaskan macammacam orientasi seksual.
5. Menjelaskan macammacam perilaku seksual.
6. Menjelaskan macammacam identitas seksual.
7. Menjelaskan keterkaitan risiko penularan IMS dan
HIV.terhadap orientasi dan perilaku seksual.
8. Menyebutkan pengertian LSL.
Menjelaskan perbedaan LSL dengan gay, biseks, dan
heteroseks.
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Orientasi seksual, Perilaku seksual dan Identitas seksual:
a. Pengertian orientasi seksuc..1.
b. Pengertian perilaku seksual.
c. Pengertian identitas seksual.
d. Macammacam orinetasi seksual
e. macammacam perilaku seksual
f. Macammacam idetitas seksual
g. Keterkaitan risiko penularan IMS dan HIV
terhadap orientasi dan perilaku seksual.
2. LSL
a. Pengertian LSL.
b. Perbedaan LSL dengan gay. biseks. dan heteroseksj
..
_ . /'
Nセ
o Curah pendapat.
o Ceramah dan tanya jawab.
II
o Permainan menjodohkan kata
o Permainan Dimana Rumahku.
I
• Slide presentasi
• 1 set bahan permainan menjodohkan kata.
• 1 set bahan permainan dimana rumahku.
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
• Lembar Aktivitas 1 Permainan menjodohkan kata .
• Lembar Aktivitas 2 Permainan Dimana Rumahku .
10
MateriPelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Perilaku Berisiko Dan Perilaku Aman.
: 3JPl (T:l ;P:2)
: Setelah mempelajari materi, peserta mampu memahami perilaku
berisiko dan aman.
4. Menyebutkan perilaku aman yang berhubungan dengan
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
IMS dan HIV.
1. Menjelaskan pengertian perilaku berisiko.
5. Menyebutkan dukungan informasi dalam mengubah
2. Menjelaskan pengertian perilaku aman.
perilaku berisiko menjadi perilaku aman.
3. Menyebutkan perilaku berisiko terkait dengan IMS
dan HIV.
Perilaku berisiko dan perilaku aman:
1. Pengertian perilaku berisiko
2. Pengertian perilaku aman
3. Perilaku berisiko terkait dengan IMS dan HIV
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
• Diskusi kelompok
• Pleno
• Slide presentasi
• Lembar Aktivitasl permainan arus risiko
I
4. Perilaku aman yang berhubungan dengan IMS
dan HIV
5. Dukungan informasi dalam mengubah perilaku
berisiko menjadi perilaku aman
• Permainan
• Lembar Aktivitas 2 permainan berjalan dengan Aman
• Lembar Aktivitas 3A. Diskusi kelompok pemahaman
I
perilaku Berisiko dan perilaku Aman
• Lembar Aktivitas 3B Diskusi kelompok perilaku aman
dan dukungan informasi dukungan
• Lembar Aktivitas 4 Diskusi Kelompok perilaku seks nonpenetratif
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
• Lembar Aktivitas SA Identifikasi perilaku seksual terkait
IMS, HIV dan AIDS
• Lembar Aktivitas 58 Identifikasi perilaku nonseksual
berisiko dan perilaku nonseksual aman
11
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Kondom.
: 3 JPL (T: 1 ; P: 2)
: Setelah mempelajari materi, peserta dapat memperagakan
pemasangan kondom.
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menjelaskan ciriciri fisik kondom lakiIaki.
2. Menjelaskan ciriciri fisik kondom perempuan.
3. Menjelaskan keuntungan dan kerugian
menggunakan kondom.
1.
a.
b.
c.
Negosiasi kondom
Pengertian negosiasi kondom.
Prinsip negosiasi kondom.
Kiatkiat negosiasi kondom.
• Curah pendapat.
• Ceramah tanya jawab.
• Pemutaran cuplikan film tentang negosiasi.
II
4. Memperagakan cara pemasangan kondom perempuan.
5. Memperagakan cara pemasangan kondom lakiIaki.
6. Menjelaskan perlakuan yang benar pada kondom .
2. Peran PL dalam memotivasi KD untuk melakukan
negosiasi penggunaan kondom.
• Pemutaran film dokumenter.
• Bermain peran.
• Diskusi kelompok
I
• Slide presentasi
• Lembar Aktivitas 1: Diskusi kelompok masalah
kesehatan seksual.
• Lembar Aktivitas 2: Diskusi kelompok dampak
perilaku
• Lembar Aktivitas 4 Diskusi Kelompok perilaku seks
nonpenetratif
• Lembar Aktivitas SA Identifikasi perilaku seksual
terkait IMS, HIV dan AIDS
• Lembar Aktivitas 58 Identifikasi perilaku nonseksual
berisiko dan perilaku nonseksual aman
2
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Negosiasi Kondom
: 4 JPL (T
Indonesia. Departemen Kesehatan . Direktorat Jenderal Pengendalian Penyak it dan
Penyehatan Lingkungan .
Modul Pelatihan Intervensi Perubahan Perilaku: Paket 1.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI , 2009.
616.979.2
Ind
M
MODUl Pelatlhan InteNens' Perubahan P81Uaku (IPP) Paket 1:
Modul1 KEBIJAKAN DA LAM PENANGGULANGAN PROGRAM IMS, HIV DAN AIDS
Modul 2 PERAN DAN TUGAS PETUGAS LAPANGAN
Modul 3 ORGAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
Modul4 PENJAJAKAN KEBUTUHAN SECARA CE PAT (PKSC) UNTUK PENGEMBANGAN PR GRAM
INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
Modul 5 ORGAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL
Modul 6 INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Modul 7 SEKS, SEKSUALITAS DAN JENDER
Modul 8 HIV DAN AIDS
Modul 9 ORIENTASI SEKSUAL, PERILAKU SEKSUAL DAN IOENTITAS SEKSUAl
Modul10 PERILAKU BERISIKO DAN AMAN
Modul11 KONDOM
Modul 12 NEGOSIASI KONDOM
Modul 1 r;ESEHATAN REPRODUKSI DAN KESEHATAN SEKSUAL
Modul14 NARKOTIKA, ALKOHOL, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT·ZAT ADIKTIF (NAPZA.)
Modul15 MITOS DAN FAKTA
Modul16 NILAI NILAI
Modul17 MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR
Modul18 RENCANA TINDAK LANJUT
1. Judul I. HIV II . AIDS
III. SEXUALLITY TRANSMITIED DISEASES
IV. SEXUAL AND GENDER DISORDERS
NARCOTICA VI. USAID VII.UNDP
Modul Pelatihon Intervensi
Perubohan Periloku
PAKET 1
I 616.979.2
Ind
M
MODUL KURIKULUM
PELATIHAN
INTERVENSI PERUBAHAN PERllAKU UNTUK
PENCEGAHANPEN UlARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL,
PAKET I
Departemen Kesehatan RI
Jakarta
2009
Nセ@
i.-"
-
KAlA PENGANTAR
セN@
Program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS tel ah berjalan di Indonesia kurang
lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada 1983.
Hingga kini program penanggulangan telah berkembang pesat meliputi
pencegahan hingga pengobatan perawatan dan dukungan. Perkembangan
program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih baik para
penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS, HIV dan AIDS
serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasinya.
Secara garis besar hingga saat ini, terdapat dua tipe intervensi dalam program
penanggulangan IMS, HIV dan AIDS yakni : Intervensi Perubahan Perilaku dan
Intervensi Biomedis. Keduanya merupakan komponen penting dalam upaya
penanggulangan dan saling melengkapi. Pemahaman mengenai program
penanggulangan yang komprehensif biasanya juga merujuk pada lengkap
tidaknya kedua komponen tersebut dihadirkan dalam disain dan
implementasinya. Meski keduanya dianggap sebagai komponen yang sama
penting, intervensi biomedis lebih luas dikenal, menjanjikan penyelesaian klinis
dan medis yang lebih pasti, serta memiliki konsep dan instrumen yangjelas dan
mudah untuk diobservasi.
Intervensi perubahan perilaku sendiri dengan teknik dan metode yang berbeda
sebetulnya mempunyai standar proses, dan (protokol) tahapan implementasi
yang jelas. Akan tetapi ragam intervensi perubahan perilaku kurang dikenal
dan kurang dipahami dengan baik. Konsepnya sering dianggap abstrak, dan
tidak banyak yang menguasai metode, teknik hingga instrumennya. Hal ini
antara lain disebabkan belum tersedianya modul pelatihan yang secara
..
komprehensif dapat memberikan bekal pengetahuan se kaligus
keterampilan kepada petugas lapangan (outreach worker).
Dalam rangka meningkatkan kualitas interven si di tingkat lapangan yang
dapat membekali pengetahuan sekaligus ォ・エイ。ュー
セ ャ。ョ@
penerapan intervensi
efektif telah dikembangkan DUA paket modullntervensi Perubahan Perilaku
komprehensif. Kedua paket ini disebut sebagai Modul Pelatihan Intervensi
Perubahan Peri laku (IPP) untuk Pencegahan Penularan IMS dan HIV melalui
Transmisi Seksual . Paket SATU menekankan pada peletakan dasar
pengetahuan yang kuat mengenai program IMS, HIV, AIDS serta isu terkait
lainnya . Sedangkan Paket DUA bertujuan membekali petugas dengan
keterampilan komunikasi sekaligus penerapan intervensi efektif.
Satu set buku yang disajikan pad a bag ian ini khusus memuat Modul Pelatihan
Intervensi Perubahan Perilaku Paket SATU.
Seluruh modul pada Paket SATU ini disusun berdasarkan pedoman Intervensi
Perubahan Perilaku yang disi apkan oleh Program Aksi Stop AIDS (ASA}/FHI
da n Departe men Keseha tan . Pada w ila yah kerja Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI,
pa ket modul ini sudah diujicobakan dan digunakan untuk melatih kurang
lebih 600 petuga s lapangan yang bekerja pada 60an LSM, tersebar di delapan
provins i yaitu DKI Jakarta, Jawa Sarat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kepulauan
Riau , Sumatera Utara, Papua dan Papua Sarat. Pelatihan diberikan bagi
petugas lapangan yang mendampingi berbagai kelompok berperilaku risiko
tinggi seperti : Wanita Pekerja Seks (WPS), LakiIaki yang berhubungan Seks
dengan LakiIaki lain (LSL), Waria, serta Pria berperilaku risiko tinggi.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan sampai
terbitnya buku ini kami ucapkan terima kasih, yakni United Nations
Development Programme Goverment of Indonesia melalui proyek United's
Capacity Development to Th e Global Fund's Pri nciple Recipient in Indonesia
yang telah mendanai kegiatan finalisasi modul ini.
Ucapan terima kasih disampaikan khusus kepada Tim BCI (Behavior Change
Intervention/lntervensi Perubahan Perilaku) Aksi Stop AIDS (ASA)/FHI dan
para konsultan yang telah memberikan bantuan keahlian untuk
menyelesaikan buku yang sangat penting ini.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dan
masukan dari pembaca sangat diharapkan.
Editor
..
SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAl DEPARTEMEN KESEHATAN RI
Perkembangan epidemi HIV dan AIDS di dunia telah menyebabkan HIV dan
AIDS menjadi masalah global dan semakin nyata menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Dalam rangka mempercepat akselerasi upaya
penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, sangatlah penting untuk
memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta
pengobatan dimana keduanya merupakan komponen penting dan saling
melengkapi.
Kurang disadarinya risiko penularan IMS, HIV dan AIDS oleh kelompok berisiko
serta masih rendahnya kesadaran untuk mengetahui status HIVnya yang
ditunjukkan dengan masih cukup besarnya kasus AIDS yang ditemukan pada
stadium lanjut di Rumah Sakit sehingga menyebabkan tingginya tingkat
kematian kasus AIDS merupakan isu strategis yang digunakan sebagai sasaran
respon pengendalian epidemi HIV dan AIDS.
Upaya perawatan, dukungan serta pengobatan yang juga dikenal dengan
intervensi biomedis telah berjalan dengan baik dan mampu menyelesaikan
permasalahan klinis dan medis yang lebih pasti sedangkan upaya pencegahan
khususnya intervensi perubahan perilaku belum dikenal dan dipahami dengan
baik.
Intervensi perubahan perilaku sangat penting dilakukan untuk mengubah
pengetahuan, sikap, keyakinan, perilaku atau tindakan individu maupun
populasi untuk mengurangi perilaku berisiko terinfeksi HIV. Berdasarkan tingkat
epidemi HIV di Indonesia yang terkonsentrasi maka sasaran utama upaya
intervensi perubahan perilaku ini ditujukan kepada kelompok populasi
berisiko t inggi yang berperHaku tidak aman terhadap penul aran HIV.
Untuk mendukung kegiatan intervensi perubahan perilaku (IPP) yang
berkualitas di lapangan maka perlu disusun bukubuku p anduan IPP
termasuk paket modul pelatihan IPP bagi petugas lapangan.
Sepatutnyalah kami menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya
kepada semua pihak baik perorangan atau institusi yang telah berperan
serta dalam penyusunan dan penyempurnaan modul pelatihan Intervensi
Perubahan Perilaku untuk Pencegahan Penularan IMS,HIV dan AIDS melalui
Hubungan Seksual, 2009.
Semoga modullPP ini dapat bermanfaat dalam program pengendalian HIV/
AIDS di Indonesia.
Sekretaris Jenderal DepkesRI
dr. Sjafii Ahmad, MPH
NIP: 194909291977121 001
..
DAFTAR 151
Kata pengantar .............................................................................................................. i
Sambutan Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan RI ............................ v
Daftar lsi ....................................................................................................................... vii
I.
Pendahuluan ....................................................................................................... 1
II.
Sasaran ................................................................................................................... 4
III.
Peran dan Tugas Setelah Pelatihan ..............................................................4
IV.
Kompetensi ..........................................................................................................5
V.
Tujuan Pelatihan ................................................................................................. 6
VI.
Struktur Program Pelatihan ........................................................................... 7
VII. Alur, Proses dan Metodologi Pelatihan ...................................................... 9
VIII . Evaluasi ............................................................................................................... 12
IX. Sertifikasi ............................................................................................................ 13
Garisgaris Besar Program Pembelajaran (GBPP) .......................................... 15
Daftar Istilah ................................................................................................................ 55
Daftar Penyusun dan Kontributor ...................................................................... 57
KURIKU'lUM ·
PELATIHAN
INTERVENSI PERU BAliAN PERllAKU UNTUK
PENCEGAHAN PENUlARAN 'IMS DAN HIV
ME'lAlUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS telah berjalan
di Indonesia kurang lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya
kasus AIDS yang pertama pada 1998. Hingga kini program penanggulangan telah
berkembang pesat meliputi pencegahan hingga pengobatan perawatan dan
dukungan. Perkembangan program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih
baik para penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS, HIV dan
AIDS serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk
mengatasinya.
Sampai saat ini, secara garis besarterdapat dua tipe intervensi dalam program
penanggulangan IMS, HIV danAIDS yakni: Intervensi Perubahan Perilaku dan
Intervensi Biomedis. Keduanya merupakan komponen penting yang saling
melengkapi dalam upaya penanggulangan. Pemahaman mengenai program
penanggulangan yang komprehensif biasanyajuga merujuk pada lengkap
tidaknya kedua komponen tersebut dihadirkan dalam disain dan
diimplementasikan. Namun, meski keduanya dianggap sebagai komponen yang
..
KURIKULUM
PELATIHAN
INTERVENSI PERU BAHAN P,ERllAKU
UNTUK PENCEGAHAN P'ENUlARAN IMS DAN HIV
MElALUI, HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
'
sama penting, dalam realita intervensi biomedis lebih luas dikenal, menjanjikan
penyelesaian klinis dan medi,s yang lebih pasti, serta memiliki konsep dan instrumen
yang lebih jelas dan mudah untuk diobservasi. Tidak demikian halnya dengan
intervensi perubahan perilaku. Salah satu perbedaan yang cukup menyo,lok adalah
ragam intervensi perubahan perilaku kurang dikenal dan dipahami dengan baik,
konsepnya sering dianggap sangat abstrak, dan tidak banyak pula yang menguasai
metode, teknik hingga instrumennya.
Intervensi perubahan perilaku pada prinsipnya adalah pendekatan umum yang
berupaya mengubah perilaku berisiko dan mempertahankan perilaku positif melalui
serangkaian strategi dan kegiatan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
kelompok, dengan menciptakan lingkungan yang mendukung perubahan individu
dan kolektif. Untuk melaksanakan intervensi perubahan perilaku tersebut, peranan
petugas lapangan (outreach worker) sangatlah penting, baik yang berasal dari tenaga
kesehatan pemerintah maupun non pemerintah/lembaga non pemerintah, bahkan
tenaga non kesehatan. Tenaga lapangan tersebut harus memiliki kemampuan yang
berkaitan dengan proses, metode dan teknik dari setiap tahapan pelaksanaan
intervensi perubahan perillaku sesuai dengan petunjuk (protokol). Salah satu upaya
untuk meningkatkan kemampuan tersebut adalah melalui pelatihan.
Untuk terselenggaranya pelatihan yang efektif, terencana dan terarah pad a pencapaian
tujuan berupa kompetensi petugas yang diharapkan, perlu disusun kurikulum dan
modul pelatihan Intervensi Perubahan Perilaku bagi petugas lapangan. Kurikulum
..
INTERVEN51 PERU BAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IM5 DAN HIV
MELAWI HUBUNGAN 5EK5UAL,
PAKET I
KURIKUlUM
PElATIHAN
pelatihan terdiri dari 2 paket, yaitu paket 1 dan paket 2. Kurikulum Pelatihan Paket 1 ini
lebih menekankan pada peningkatan pemahaman dan sikap sehubungan dengan
intervensi perubahan perilaku, sedangkan pelatihan dengan menggunakan kurikulum
paket 2, lebih menekankan pada peningkatan keterampilan komunikasi perubahan
perilaku serta praktik penerapan intervensi efektif.
B. Filosofi Pelatihan
sumber dan kesempatan yang
Pelatihan ini diselenggarakan dengan
ada untuk merespon situasi di
berdasarkan pendekatan:
lapangan.
1. Adult Learning, yakni proses pelatihan
3. Competency Ba.sed, yakni proses
yang diselenggarakan dengan
pelatihan selalu berupaya untuk
pendekatan pembelajaran orang
mengembangkan keterampilan
dewasa, antara lain selama pelatihan
langkah demi langkah menuju
peserta berhak untuk:
kemampuan kompetensi sebagai
a. Dihargai keberadaannya .
petugas lapangan untuk
b. Didengarkan dan dihargai
Intervensi Perubahan Perilaku.
pengalamannya.
c. Dipertimbangkan setiap ide dan
4. Learning By Doing, yang
memungkinkan peserta untuk:
pendapat, sejauh berada di dalam
konteks pelatihan intervensi
perubahan perilaku.
2. Asset Based Thinking, yakni proses
pelatihan yang menekankan pada
a. Menddpat kesempatan untuk
belajar sambil berbuat
(melakukan sendiri) hasil
pembelajaran dari setiap
INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL,
PAKET I
KURIKULUM
PELATIHAN
: II. SASARAN.
materi pelatihan. Hal tesebut
dapat dilakukan dengan
Sasaran pelatihan ini adalah petugas
menggunakan metode
lapangan dengan kriteria sebagai berikut:
pembelajaran parisipatory
,. Petugas yang sudah diseleksi oleh
antara lain: studi kasus, simulasi,
lembaga/institusi yang bertanggung
role play, permainan dan latihan
jawab terhadap program
(exercise) baik secara individu
penanggulangan HIV dan AIDS.
2. Petugas di institusi peJayanan kesehatan
maupun kelompok.
(Puskesmas, Pustu dan lainlain) yang
b. Melakukan pengulangan
ditugaskan sebagai petugas lapangan
ataupun perbaikan yang dirasa
(dengan penyesuaian)
perlu untuk mencapai
3. Petugas di instit usi nonkesehatan yang
kompetensi yang ditetapkan.
ditugaskan sebagai petugas lapangan
(petugas sosial dan lainlain).
.
: III. PERAN DAN TUGAS SETELAH PELATIHAN
:
Peran:
Peserta berperan sebagai petugas lapangan
(PL) yang akan memotivasi kelompok
dampingan (KD) melakukan perilaku yang
Seh3! dan aman.
Tugas:
,. Menyebarluaskan informasi tentang IMS,
HIV dan AIDS.
INTERVENSI PERU BAHAN PERllAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENUlARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
2. Menyebarluaskan pengetahuan yang
berkaitan dengan organ reproduksi
KURIKULUM
PELATIHAN
e. Orientasi, perilaku dan
identitas seksual.
dan seksual, seks, seksualitas dan
f. Perilaku berisiko dan aman.
jender, orientasi, perilaku dan identitas
g. Kesehatan reproduksi dan
seksual, kesehatan reproduksi dan
kesehatan seksuat mitos dan fakta.
kesehatan seksual.
h. Mitos dan fakta.
3. Mendistribusikan media KIE dan materi
pencegahan penularan IMS dan HIV.
4. Mempromosikan layanan IMS, KTS, PDP
dan PMTCT.
5. Mempromosikan perilaku sehat dan
aman.
6. Merujuk kelompok dampingan ke
2. Sikap tentang
a. Kepedulian terhadap halhal
yang berkaitan dengan
dampak buruk NAPZA.
b. Penerimaan 'i:erhadap nilainilai kelompok dampingan.
pelayanan kesehatan yang mudah
diakses.
3. Keterampilan tentang:
a. Penjajakan kebutuhan secara
IV. KOMPETENSI.
Untuk melaksanakan tugas tersebuc
cepat.
b. Peragaan pemasangan,
peserta harus memiliki kompetensi:
pelepasan dan pembuangan
1, Pengetahuan tentang :
kondom.
a. Intervensi Perubahan Perilaku.
c. Memotivasi kelompok
b. Organ reproduksi dan organ spkc;ual.
damp'ngan melakukan
c. Infeksi Menular Seksual (lMS).
negosiasi kondom.
d. Seks, seksualitas dan jender.
..
KURIKULUM
PElATIHAN
v . TUJUAN PELATIHAN.
INTERVENSI PERU BAHAN PERllAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENUlARAN IMS DAN HIV
MElALUI HUBUNGAN S,EKSUAl,
PAKET I
3. Melakukan penjajakan kebutuhan secara
cepat.
A. TUJUAN UMUM:
4. Memahami organ reproduksi dan seksual.
Meningkatkan pengetahuan,
5. Memahami Infeksi Menular Seksual (lMS).
sikap dan keterampilan
6. Memahami tentang seks, seksualitas dan
petugas lapangan dalam
melakukan intervensi
perubahan perilaku pada
kelompok dampingan.
jender.
7. Menunjukkan kepedulian tentang halhal
yang terkait HIV dan AIDS.
8. Memahami orientasi, perilaku, dan
identitas seksual.
B. TUJUAN KHUSUS:
9. Memahami perilaku berisiko dan aman.
Setelah mengikuti pelatihan,
10. Memperagakan pemasangan kondom.
peserta mampu:
11. Memotivasi kelompok dampingan dalam
1. Memahami pentingnya
intervensi perubahan
perilaku dalam
mengubah perilaku
berisiko dari kelompok
dampingan. 2. Memahami peran
petugas lapangan dalam
pencegahan IMS, HIV dan
AIDS melalui hubungan
..
seksual.
negosiasi kondom.
12. Memahami kesehatan reproduksi dan
kesehatan seksual.
13. Menunjukkan sikap peduli terhadap
dampak buruk penyalahgunaan NAPZA.
14. Memahami mitos dan fakta.
15. Men:mjukkan sikap menerima kondisi
nilainilai kelompok dampingan.
VI. STRUKTUR PROGRAM PELATIHAN.
No
MATERI PELATIHAN
Jumlah Jam Pelajaran
T
P
PL
I
Jumlah
waktu
I MATERI DASAR
1. Kebijakan dalam Program
Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
2
2. Peran dan Tugas Petugas Lapangan.
1
1
2
3
4
7
4
8
5. Organ Reproduksi dan Seksual.
1
1
2
6. Infeksi Menular Seksual (lMS).
2
3
5
7. Seks, Seksualitas dan Jender.
5
8
13
8. HIV dan AIDS.
1
2
3
2
2
4
10. Perilaku Berisiko dan Aman.
1
2
3
11. Kondom.
1
2
3
12. Negosiasi Kondom .
1
3
4
13. Kesehatan Reproduksi dan Seksual.
1
2
3
14. NAPZA .
3
3
6
15. Mitos dan Fakta.
1
2
3
16. Nilainilai.
2
3
5
3
3
1
2
3
32
51
,
2
II MATERIINTI
3. Konsep Intervensi Perubahan
Perilaku (IPP).
I 4.
Penjajakan Kebutuhan Secara Cepat
untuk Pengembangan Program IPP.
9. Orientasi, Perilaku dan Identitas
5
17
Seksual.
III MATERI PENUNJANG
,
17. Membangun Komitmen Belajar
(Building Learning Commitment/
BLC).
!
I
118. Renca na Tindak Lanjut (RTL).
i
JUMLAH
5
88
..
Catatan:
1. Keterangan tabel:
T =Teori
P = Penugasan
PL = Praktik Lapangan.
1 Jam pelatihan adalah 45 menit.
2. Pada proses pembelajaran, modul 8 (HIV dan AIDS) diberikan setelah modul 6 (lnfeksi
Menular Seksual).
3. Apabila alokasi waktu untuk modul 10(Perilaku Berisiko dan Aman} tidak mencukupi,
dapat mengambil alokasi waktu untuk modul 8 (Seks, Seksualitas dan Jender).
4. Modul17 (Membangun Komitmen Belajar/BLC) disampaikan pad a awal pelatihan,
sesudah pretes dan pembukaan.
VII. ALU'R, PROS'ES DAN METODOLOGI PELATIHAN.
Proses dan metode yang dirancang sebagai kesatuan yang utuh. Metode dan
proses pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
A. Alur Proses Pelatihan
PEMBUKAAN
Pretes
MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (MKB)
METODE: g。ュ
セ
Uォuウゥ@
Kelompok, Pleno
セ@
il
PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN:
MEMBUKA WAWASAN:
1
3. Konsep Intervensi Perubahan Perilaku
(IPP).
4 . Penjajakan Kebutuhan Secara Cepat
Untuk Pengembangan Program IPP.
5. Organ Reproduksi dan Seksual
6. Infeksi Menular Seksual (IMS).
7. Seks, Seksualitas dan Jender.
8. HIV dan AIDS.
9. Orientasi, Perilaku dan Identitas
Seksual.
10. Perilaku Berisiko dan Aman .
11. Kondom.
12. Negosiasi Kondom.
13. Kesehatan Reproduksi dan Seksual.
14. NAPZA.
15. Mitos dan Fakta.
16. NilaiNilai.
1. Kebijakan dalam Program
Penanggulangan IMS. HIV
dan AIDS.
2. Peran dan Tugas Petugas
Lapangan.
METODE: Curah Pendapat,
Ceramah Tanya Jawab.
METODE: Curah Pendapat, Ceramah Tanya
Jawab, Diskusi kelompok. Studi Kasus,
Simulasi, Games, Role Play, Latihan,
Pemutaran Film, Diskusi Kelompok Terarah
dan Praktik Kerja Lapangan.
I
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
r
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
PENUTUPAN
QG セ [ i@ BGQ
I
1 EVALUASI I
..
INTERVENSI PERU BAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL,
PAKET I
KURIKULUM
PELATIHAN
B. Proses Pembelajaran:
4. Pembahasan materi di kelas
Dari alur proses pembelajaran di
Dalam setiap pembahasan materi, peserta
atas dapat disampaikan bahwa
Jatih dilibatkan secara aktif sepenuhnya
proses pelatihan dilaksanakan
dalam proses pembelajaran yang secara
melalui tahapan sebagai berikut:
umum meliputi tahapan/langkahIangkah
1. Penjajakan awal tentang
sebagai berikut:
pengetahuan peserta yang
a. Fasilitator mempersiapkan peserta latih
berkaitan dengan intervensi
untuk siap mengikuti proses
perubahan perilaku melalui pre
pembelajaran.
test.
b. Fasilitator menjelaskan tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada
2. Pendinamisan dan penggalian
setiap materi.
harapan peserta serta
membangun komitmen belajar
diantara peserta.
3. Penyiapan peserta sebagai
c.
Fasilitator dapat mengawali proses
pembelajaran dengan penggalian
pengetahuan, pengalaman peserta.
petugas lapangan yang
Penyampaian penjelasan singkat
senantiasa perlu melakukan
mengenai pokok dan sub pokok
peningkatan dalam
bahasan materi, diikuti dengan
pengetahuan, keterampilan
penggunaan metodemetode yang
serta sikap dalam beinteraksi
melibat aktifkan peserta seperti: diskusi
dengan manusia khususnya
kelompok, penugasail1latihan individu
kelompok dampingan, dalam
maupun kelompok, simulasi, role play
pelaksanaan tugas.
dan lainlain.
INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
d. Sebelum pembahasan materi berakhir
KURIKUlUM
PElATIHAN
7. Penilaian terhadap
dilakukan Evaluasi Akhir Modul untuk
peningkatan pengetahuan
menjajaki peningkatan pemahamdn
peserta pada akhir pelatihan,
peserta terhadap materi yang telah
melalui pos test.
d ibahas. Kemudian fasilitator dan
peserta latih dapat membuat
C. Metode Pembelajaran
rangkuman dan pembulatan.
e. Setelah semua materi dibahas,
Metode pembelajaran pada
fasilitator memandu peserta latih
pelatihan ini lebih ditekankan
untuk membuat rangkuman terhadap
pada upaya yang mendorong
isi keseluruhan materi serta umpan
peran serta aktif secara penuh
balik.
dari peserta, memberikan
5. Praktik Kerja Lapangan (PKL).
kesempatan kepada peserta
Dalam rangka menerapkan hasil
untuk dapat belajar sambil
pembelajaran di kelas, peserta diberi
berbuat (learning by doing)
kesempatan untuk melakukan sendiri di
dengan memperhatikan prinsip
lapangan.
andragogy. Metode yang
6. Penyusunan rencana kegiatan (Plan of
digunakan adalah:
Action).
,.
Pada akhir pelatihan setiap kelompok
2. Curah pendapat (CP).
atau individu membuat rencana tindak
3. Bermain peranlRole Play.
lanjut yang akan dilaksanakan di tempat
4. Simulasi.
kerja dan dapat digunakan sebagai alat
5. Permainan .
monitoring pasca pelatihan.
6. Pemutaran film.
Ceramah Tanya Jawab (CTJ).
KURIKULUM
PELATIHAN
INTERVENSI PERUBAHAN PER'llAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENUlARAN IMS DAN HIV
MElAlUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
7. Diskusi Kelompok Terarah.
8. Kerja Kelompok
9.
Latihan/exercise.
10. Diskusi Kelompok.
11 . Diskusi pleno
12. Praktik lapangan
VIII. EVALUASI.
Untuk menilai keberhasilan
pelatihan, dilakukan evaluasi
menggunakan evaluasi akhir modul.
c. Post tes
sebagai berikut :
Dilakukan pada akhir pelatihan untuk
1. Evalusi terhadap peserta :
mengetahui ada tidaknya ーセョゥァォ。エ
a. Pre tes
Dilakukan pada awal
pengetahuan peserta setelah mengikuti
pelatihan.
pelatihan sebagai
penjajakan terhadap
2. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator.
pengetahuan peserta
Evaluasi yang dilakukan peserta terhadap
pada awal memasuki
pelatih/fasilitator untuk setiap materi, antara
pelatihan.
lain meliputi:
Penguasaan materi.
b. Evaluasi Formatif.
Dilakukan pada setiap
akhir sesi dengan
Ketepatan waktu.
Sistimatika penyajian.
Penggunaan metode dan alat bantu.
Empati,gaya dan sikap terhadap peserta.
lEI
INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN IMS DAN HIV
MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL,
PAKET I
Penggunaan bahasa dan volume ウオ。イ
KURIKULUM
PELATIHAN
セN@
Pelayanan sekretariat.
Pemberian motivasi belajar kepada
Penyediaan pelayanan
peserta.
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum
akomodasi.
Penyediaan pelayanan
(TPU) dan Tujuan Pembelajaran Khusus
konsumsi.
(TPK).
Kesempatan tanya jawab.
IX. SERTIFIKASI PELATIHAN
Kerjasama antar tim pelatih/fasilitator.
Sertifikat Pelatihan diberikan
3. Evaluasi penyelenggaraan
apabila pelatihan terakreditasi
Evaluasi yang dilakukan peserta
berdasarkan ketentuan
terhadap keseluruhan penyelenggaraan
Akreditasi Pelatihan yang
pelatihan, dilakukan sebelum pelatihan
ditetapkan oleh Departemen
selesai/ditutup. Evaluasi antara lain,
Kesehatan RI, c/q Pusdiklat
meliputi:
SDM Kesehatan.
Pencapaian tujuan pelatihan secara
keseluruhan .
Tingkat kepuasan terhadap
Persyaratan peserta yang
berhak mendapatkan sertifikat
adalah:
penyelenggaraan secara umum.
Kenyamanan ruang belajar.
•
Mendapatkan nilai evaluasi
Penyediaan alat bantu pelatihan.
akhi; pelatihan minimal
Penyediaan dan pelayanan bahan
65%.
pembelajaran.
Penyediaan dan kebersihan kamar mandi.
• Kehadiran pada pelatihan
minimal 95%.
KURIKULUM
PELATIHAN
INTERVENSI PERUBAHAN PER,llAKU
UNTUK PENCEGAHAN PENUlARAN IMS DAN HIV
MElALUI HUBUNGAN SEKSUAl,
PAKET I
• Melaksanakan semua penugasan.
Penanggung jawab penyelenggaraan pelatihan mengajukan permohonan
sertifikat kepada instansi yang berwenang di pusat atau di daerah sesuai
dengan lokasi pelatihan, berdasarkan ketentuan Pusdiklat SDM Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan DepKes Rio
MA ERI
DASAR
I
1
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Kebijakan dalam Program Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
: 2JPL(T:2;P:O)
: Setelah mempelajari materi, peserta memahami kebijakan terkait
dengan program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
, . Menyebutkan kebijakankebijakan yang ada terkait dengan program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
2. Menjelaskan kebijakan yang mendukung pelaksanaan program intervensi perubahan perilaku dalam
pencegahan IMS dan HIV melalui hubungan seksual.
Kebijakan terkait dengan program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS:
1. Kebijakankebijakan yang ada, terkait dengan program penanggulangan IMS, HIV dan AIDS.
2. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program intervensi perubahan perilaku dalam pencegahan IMS dan
HIV melalui hubungan seksual.
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
2
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Peran dan Tugas Petugas Lapangan
: 2JPL(T:l;P:l)
: Setelah mempelajari materi, peserta memahami peran dan tugas dalam
kaitannya dengan program pencegahan IMS, HIV dan AIDS.
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian peran petugas lapangan.
2. Menjelaskan pengertian tugas petugas lapangan.
Peran dan tugas petugas lapangan:
1. Pengertian Peran Petugas Lapangan.
2. Pengertian Tugas Petugas Lapangan.
11
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
3. Menyebutkan bentuk peran petugas lapangan.
4. Menyebutkan bentuk tugas petugas lapangan.
3. Bentuk Peran Petugas Lapangan.
4. BentukTugas Petugas Lapangan.
MAT I
INTI
3
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Konsep Intervensi Perubahan Perilaku
: 7 JPL (T: 3; P:4)
: Setelah mempelajari materi peserta diharapkan memahami konsep
Inte-rvensi Perubahan Perilaku (IPP).
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian IPP.
2. Menjelaskan tujuan IPP.
3. Menjelaskan jenisjenis IPP.
Konsep IPP:
1. Pengertian IPP
2. Tujuan IPP
I
•
•
•
•
•
•
4. Menjelaskan pengertian KPP.
5. Menjelaskan kaitan IPP & KPP.
6. Menguraikan tahapan pelaksanaan IPP.
3. Jenisjenis IPP
4. Tahapan pelaksanaan IPP
5. Pengertian KPP
6. Kaitan IPP & KPP
Slide Presentasi
Lembar Aktivitas 1 (LA 1): Apa ya perbeda annya ...
Lembar Aktivitas 2 (LA 2): Tahapan Melakukan IPP
Lembar Aktivitas 3 (LA 3): Kalau Kegiatan ini Termasuk Strategi yang mana ya...
Lima buah amplop untuk LA 1
Lima buah ampop besar untuk LA2
Potongan kertas bertuliskan katakata sesuai dengan instruksi dalam LA 2
II
• Empat buah amplop besar berwarna coklat untuk LA3
• Potongan kertas bertuliskan katakata sesuai dengan instruksi dalam LA3
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
4
Materi Pelatihan
.
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Penjajakan Kebutuhan Secara Cepat (PKSC) untuk Pengembangan
Program IPP
: 17 JPl(T:4; P:8; Pl:5)
Setelah mempelajari materi, peserta mampu melakukan pengumpulan
data penjajakan kebutuhan secara cepat (PKSC).
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menjelaskan pengertian PKSC.
Menjelaskan tujuan melakukan PKSC.
Mengidentifikasi kelompok dampingan.
Menjelaskan teknik PKSC.
Melakukan pengumpulan data.
Melakukan pemetaan.
Menganalisis data.
Menyusun rencana kegiatan.
Penjajakan kebutuhan secara cepat untuk pengembangan program IPP:
1. Pengertian PKSC
3. Sasaran
5. Pengumpulan data
2. Tujuan PKSC
4. Teknik PKSC
6. Pemetaan
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
II
•
•
•
•
•
•
• Diskusi kelompok
• Diskusi pleno
Slide Presentasi
Panduan pemetaan
Pedoman praktik lapangan
Lembar Aktivitas 1: Hey..hey siapa KD?
Lembar Aktivitas 2: Bagaimana ya ...melakukannya?
Lembar Aktivitas 3: Berdasarkan data yang ada ...
7. Analisis data
8. Rencana kegiatan
• Praktik lapangan pengumpulan data
• Penugasanl Latihan kelompok
•
•
•
•
•
•
Lembar Aktivitas 4: Sebaiknya rencana yang kita buat.
5 amplop untuk LA 2
2 amplop studi kasus LA 2
4 amplop studi kasus LA 4
Panduan (SOP) Mapping
Pedoman pertanyaan
5
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Organ Reproduksi dan Seksual
: 2JPL(T:l;P:l)
Setelah mempelajari materi, peserta mampu memahami organ
reproduksi dan organ seksual.
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menyebutkan pengertian organ seksual.
2. Menyebutkan pengertian organ reproduksi.
3. Menyebutkan bagian tubuh yang merupakan organ reproduksi lakiIaki dan perempuan.
4. Menyebutkan bagian tubuh yang merupakan organ seksuallakiIaki dan perempuan.
5. Menyebutkan fungsi setiap organ reproduksi laki laki dan perempuan .
Organ reproduksi dan Seksual:
1. Pengertian organ reproduksi.
2. Pengertian organ seksual.
3. Organ Reproduksi poda bagian tubuh lakiIaki dan perempuan
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
4. Organ seksual pada bagian tubuh LakiIaki
dan perempuan
5. Fungsi setiap organ reproduksi lakiIaki d an
perempuan
• Penugasan kelompok
• Diskusi pleno
• Lembar Aktivitas 1.ldentifikasi organ seksual lakiIaki
• Slide presentasi
dan perempuan
• Slide atau banner atau apron organ reproduksi laki• Lembar Aktivitas 2.ldentifikasi organ reproduksi lakilaki dan perempuan.
laki dan perempuan
• Kotak bei"isi metaplan bertuliskan vagina dengan GO,
penis dengan sifilis, dan lainlain.
I
'I
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
6
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Infeksi Menular Seksual (lMS)
: SJPL (T: 2; P:3)
Setelah mempelajari materi, peserta mampu memahami Infeksi Menular
Seksual (lMS).
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian Infeksi Menular Seksual
2. Menjelaskan jenisjenis dan gejala IMS
3. Menjelaskan cara penularan dan dampaknya
4. Menjelaskan cara pencegahan IMS
5. Menjelaskan situasi epidemi IMS di wilayah kerja
6. Menjelaskan hubungan IMS dengan HIV
7. Menjelaskan pengertian prosedur layanan IMS
8. Menjelaskan pelaksanaan prosedur layanan
9. Menjelaskan tahapan prosedur layanan penapisan
10. Menjelaskan tahapan prosedur layanan rujukan
11. Menjelaskan manfaat layanan IMS
12. Menjelaskan Tugas Petugas Lapangan menghadapi KD
dengan IMS
1. Infeksi Menular Seksual (lMS)
a. Pengertian IMS
b. Jenisjenis IMS beserta gejala yang menyertainya
c. Caracara penularan
d. Caracara pencegahan IMS
e. Situasi epidemi IMS terkini di wilayah kerja
f. Hubungan IMS dengan HIV
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
I
• Diskusi pleno
• Permainan
2. Prosedur Pelayanan IMS:
3. Tugas Petugas
a. Pengertian prosedur layanan
Lapangan
b. Pelaksanaan.
Menghadapi KD
dengan IMS
c. Tahapan penapisan
d. Tahapan rujukan
e. Manfaat layanan
m
• Slide presentasi
• Plano "IMS dan Non IMS" dan metaplan istilah
• Fotofoto kasus
• Lembar Aktivitasl. Permainan pasang kartu IMS dan
Non IMS
• Lembar Aktivitas 2: Permainan identifikasi gejala IMS
• Lembar Aktivitas 3. Studi kasus prosedur tahapan
rujukan dan penapisan
• Lembar Aktivitas 4. Studi kasus tugas PL dalam
penanganan IMS
• Isolasi kertas dan gunting • Kertas Flipchart
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
7
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Seks, Seksualitas dan Jender.
13 JPL (T: 5; P: 8).
Setelah mempelajari materi peserta memahami tentang seks,
seksualitas dan jender.
Setelah mempelajari materi peserta mampu:
9.
1. Menjelaskan pengertian seks.
10.
2. Menjelaskan pengertian jender.
3. Menjelaskan pengertian seksualitas.
11.
4. Menjelaskan perbedaan antara seks dan seksualitas.
5. Menguraikan komponen seksualitas manusia.
12.
6. Menguraikan aspek yang mempengaruhi seksualitas
man usia.
13.
7. Menguraikan perkembangan manusia dari anak14.
anak hingga dewasa yang d ipengaruhi oleh
perkembangan seksualnya.
8. Menunjukkan sikap terbuka dalam membahas
seksualitas
. Seks, Seksalitas dan Jender:
1. Pengertian Seks, Seksualitas dan Jender:
a. Pengertian seks.
b. Pengertian sek sualitas.
c. Pengertian jender
d. Perbedaan antara seks dan seksualitas.
II
Menjelaskan perbedaan antara seks dan jender.
Menjelaskan pengertian identitas jender dan peran
jender.
Menjelaskan pengertian bias jender dan diskriminasi
jender.
Menguraikan kondisi kondisi yang mempengaruhi
penerapan jender yang keliru.
Menguraikan persoalan seputar seksualitas yang
dipengaruhi persoalan jender dalam masyarakat.
Menjelaskan keterkaitan jender dengan kerentanan
kelompok dampingan terhadap risiko tertular IMS dan
HIV.
2. Seksualitas Manusia:
a. Komponen seksualitas manusia.
b. Aspekaspekyang mempengaruhi seksualitas manusia.
c. Perkembangan manusia dari anakanak hingga dewasa.
d. Diskusi seksualitas
II
3. Jender:
a. Perbedaan antara seks dan jender.
b. Identitas jender dan peran jender.
c. Bias Jender dan diskriminasi jender.
d. Kondisi kondisi yang mempengaruhi penerapan jender yang keliru.
e. Persoalan seputar seksualitas yang dipengaruhi persoalan jender dalam masyarakat.
f. Keterkaitan jender dengan kerentanan kelompok dampingan terhadap risiko tertular IMS dan HIV.
•
•
•
•
•
•
presentasi
Panduan diskusi st'udi kasus.
Panduan Diskusi Kelompok Terarah
LA 1. Diskusi seksualitas
LA 2. Tes Sensitif jender
LA 3. Permain an jender atau seks
LA 4. Diskusi Seputar persoalan seputar seksualitas
yang dipengaruhi persoalan jender
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
• Panduan Diskusi Kelompok Terarah
• LA 3.Permain an jender atau seks
• LA 4. Diskusi Seputar persoalan seputar seksualitas yang
dipengaruhi persoalan jender
• Panduan Diskusi KelompokTerarah
• Lembar kasus
• Lembar permainan pro dan kontra
8
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: HIV dan AIDS.
: 3JPL(T:l ;P:2).
Setelah mempelajari materi, peserta mampu memahami hal··hal yang
terkait HIV dan AIDS.
5.
Setelah mempelajari materi , peserta mampu:
6.
1. Menjelaskan pengertian HIV dan AIDS.
7.
2. Menyebutkan cara penularan HIV dan AIDS.
8.
3. Menjelaskan cara pencegahan HIV dan AIDS.
4. Menjelaskan situasi epidemi HIV dan AIDS terkini di 9.
wilayah kerja masingmasing.
HIV dan AIDS:
1. Pengertian HIV dan AIDS
2. Cara penularan HIV dan AIDS
3. Cara pencegahan HIV dan AIDS
4. Situasi epidemi HIV dan AIDS terkini di wilayah kerja
masingmasing
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
I
• Diskusi pleno
• Diskusi kelompok
Menjelaskan jenisjenis pelayanan HIV yang ada.
Menjelaskan pentingnya tes HIV
Menjelaskan stigma dan diskriminasi ODHA.
Menjelaskan peran ODHA dalam pencegahan HIV.
Menjelaskan tugas petugas lapangan dalam pencegahan
HIV .
5.
6.
7.
8.
9.
Jenisjenis pelayanan HIV yang ada
Tes HIV
Stigma dan diskriminasi ODHA
Peran ODHA dalam pencegahan HIV
Tugas petugas lapangan dalam pencegahan HIV
• Permainan kartu nama
I
•
•
•
•
•
•
Slide presentasi
• Lembar Aktivitas 4. Diskusi kelompok ODHA dan
Komik "Kekebalan Tubuh"
permasalahan yang dihadapi
Amplop hasil tes (5)
• Lembar Aktivitas 5. Diskusi kelompok peran ODHA
Lembar Aktivitas 1. Permainan komik kekebalan tubuh
dalam pencegahan HIV
Lembar Aktivitas 2. Permainan tukar kartu 1
• Lembar kartu nama
Lembar Aktivitas 3. Permainan tukar kartu 2
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
9
Mate ri Pel atihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Orientasi, Perilaku dan Identitas Seksual.
: 4JPL (T:2; P: 2)
: Setelah mempelajari materi, peserta memahami orientasi, perilaku dan
identitas seksual.
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS···
Setelah mempelaj ari materi, peserta ma mpu:
1. Menjelaskan pengertian orientasi seksual.
2. Menjelaskan pengertian perilaku seksual.
3. Menjelaskan pengertian identitas seksual.
4. Menjelaskan macammacam orientasi seksual.
5. Menjelaskan macammacam perilaku seksual.
6. Menjelaskan macammacam identitas seksual.
7. Menjelaskan keterkaitan risiko penularan IMS dan
HIV.terhadap orientasi dan perilaku seksual.
8. Menyebutkan pengertian LSL.
Menjelaskan perbedaan LSL dengan gay, biseks, dan
heteroseks.
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Orientasi seksual, Perilaku seksual dan Identitas seksual:
a. Pengertian orientasi seksuc..1.
b. Pengertian perilaku seksual.
c. Pengertian identitas seksual.
d. Macammacam orinetasi seksual
e. macammacam perilaku seksual
f. Macammacam idetitas seksual
g. Keterkaitan risiko penularan IMS dan HIV
terhadap orientasi dan perilaku seksual.
2. LSL
a. Pengertian LSL.
b. Perbedaan LSL dengan gay. biseks. dan heteroseksj
..
_ . /'
Nセ
o Curah pendapat.
o Ceramah dan tanya jawab.
II
o Permainan menjodohkan kata
o Permainan Dimana Rumahku.
I
• Slide presentasi
• 1 set bahan permainan menjodohkan kata.
• 1 set bahan permainan dimana rumahku.
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
• Lembar Aktivitas 1 Permainan menjodohkan kata .
• Lembar Aktivitas 2 Permainan Dimana Rumahku .
10
MateriPelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Perilaku Berisiko Dan Perilaku Aman.
: 3JPl (T:l ;P:2)
: Setelah mempelajari materi, peserta mampu memahami perilaku
berisiko dan aman.
4. Menyebutkan perilaku aman yang berhubungan dengan
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
IMS dan HIV.
1. Menjelaskan pengertian perilaku berisiko.
5. Menyebutkan dukungan informasi dalam mengubah
2. Menjelaskan pengertian perilaku aman.
perilaku berisiko menjadi perilaku aman.
3. Menyebutkan perilaku berisiko terkait dengan IMS
dan HIV.
Perilaku berisiko dan perilaku aman:
1. Pengertian perilaku berisiko
2. Pengertian perilaku aman
3. Perilaku berisiko terkait dengan IMS dan HIV
• Curah pendapat
• Ceramah tanya jawab
• Diskusi kelompok
• Pleno
• Slide presentasi
• Lembar Aktivitasl permainan arus risiko
I
4. Perilaku aman yang berhubungan dengan IMS
dan HIV
5. Dukungan informasi dalam mengubah perilaku
berisiko menjadi perilaku aman
• Permainan
• Lembar Aktivitas 2 permainan berjalan dengan Aman
• Lembar Aktivitas 3A. Diskusi kelompok pemahaman
I
perilaku Berisiko dan perilaku Aman
• Lembar Aktivitas 3B Diskusi kelompok perilaku aman
dan dukungan informasi dukungan
• Lembar Aktivitas 4 Diskusi Kelompok perilaku seks nonpenetratif
• Mengajukan pertanyaan diakhir sesi
• Lembar Aktivitas SA Identifikasi perilaku seksual terkait
IMS, HIV dan AIDS
• Lembar Aktivitas 58 Identifikasi perilaku nonseksual
berisiko dan perilaku nonseksual aman
11
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Kondom.
: 3 JPL (T: 1 ; P: 2)
: Setelah mempelajari materi, peserta dapat memperagakan
pemasangan kondom.
Setelah mempelajari materi, peserta mampu:
1. Menjelaskan ciriciri fisik kondom lakiIaki.
2. Menjelaskan ciriciri fisik kondom perempuan.
3. Menjelaskan keuntungan dan kerugian
menggunakan kondom.
1.
a.
b.
c.
Negosiasi kondom
Pengertian negosiasi kondom.
Prinsip negosiasi kondom.
Kiatkiat negosiasi kondom.
• Curah pendapat.
• Ceramah tanya jawab.
• Pemutaran cuplikan film tentang negosiasi.
II
4. Memperagakan cara pemasangan kondom perempuan.
5. Memperagakan cara pemasangan kondom lakiIaki.
6. Menjelaskan perlakuan yang benar pada kondom .
2. Peran PL dalam memotivasi KD untuk melakukan
negosiasi penggunaan kondom.
• Pemutaran film dokumenter.
• Bermain peran.
• Diskusi kelompok
I
• Slide presentasi
• Lembar Aktivitas 1: Diskusi kelompok masalah
kesehatan seksual.
• Lembar Aktivitas 2: Diskusi kelompok dampak
perilaku
• Lembar Aktivitas 4 Diskusi Kelompok perilaku seks
nonpenetratif
• Lembar Aktivitas SA Identifikasi perilaku seksual
terkait IMS, HIV dan AIDS
• Lembar Aktivitas 58 Identifikasi perilaku nonseksual
berisiko dan perilaku nonseksual aman
2
Materi Pelatihan
Waktu
Tujuan Pembelajaran Umum
: Negosiasi Kondom
: 4 JPL (T