DAFTAR TABEL halaman
Tabel 2.1 Ciri-Ciri Belajar 8
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Group Investigation GI 15
Tabel 2.3 Kalor Jenis Berbagai Zat 25
Tabel 2.4 Konduktivitas Termal Zat 29
Tabel 3.1 Desain Penelitian 36
Tabel 3.2 Spesifikasi Materi Suhu Dan Kalor 39
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Hasil Belajar 41
Tabel 4.1. Diskripsi Pre-Test Kelas Eksperimen Dan Kontrol 46
Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 47
Tabel 4.3. Ringkasan Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians 48
Tabel 4.4  Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen 50
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol 50
Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas 50
Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes Siswa    51 Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Postes Siswa
52 Tabel 4.9. Perkembangan Sikap Siswa Kelas Eksperimen
53 Tabel 4.10. Perkembangan Sikap Siswa Kelas Kontrol
54 Tabel 4.11. Perkembangan Keterampilan Siswa Kelas Eksperimen
55
DAFTAR GAMBAR halaman
Gambar 2.1 Hantaran Kalor Pada Logam Yang Dipanaskan 27
Gambar 2.2 Perpindahan Kalor Secara Konveksi 29
Gambar 2.3 Arah Aliran Air Ketika Air Dipanaskan Bagian Pinggir
31 Gambar 2.4 Arah Aliran Air Ketika Air Dipanaskan Bagian Tengah
31 Gambar 2.5 Sirkulasi Udara Di Pantai Pada Malam Hari
32 Gambar 2.6 Sirkulasi Udara Di Pantai Pada Siang Hari
32 Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian
38 Gambar 4.1 Diagram Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
47 Gambar 4.2 Diagram Nilai Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol     48
x
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 62
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 80
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 98
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 113
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 129
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 133
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 137
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV 141
Lampiran 9 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar
146 Lampiran 10 Instrumen Tes Hasil Belajar
160 Lampiran 11 Rubrik Penilaian Sikap
166 Lampiran 12 Rubrik Penilaian Keterampilan
167 Lampiran 13 Tabulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen
168 Lampiran 14 Tabulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol
170 Lampiran 15 Tabulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen
170 Lampiran 16 Tabulasi Nilai Postes Kelas Kontrol
172 Lampiran 17 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
176 Lampiran 18 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
177
xi
Lampiran 19 Perhitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi 178
Lampiran 20 Uji Normalitas Data 181
Lampiran 21 Uji Homogenitas 184
Lampiran 22  Uji Hipotesis 186
Lampiran 23 Rekapitulasi Nilai Sikap Kelas Eksperimen 189
Lampiran 24 Rekapitulasi Nilai Sikap Kelas Kontrol 197
Lampiran 25 Rekapitulasi Nilai Keterampilan Kelas Eksperimen 206
Lampiran 26 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 214
Lampiran 27 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 215
Lampiran 28 Tabel Wilayah Luas  di Bawah Kurva Normal 0 ke z 216
Lampiran 29 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 218
Lampiran 30 Dokumentasi 219
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suasana  belajar  yang  dinamis  dan  menyenangkan  merupakan  kondisi esensial  dalam  proses  pembelajaran.  Dalam  hal  ini,  perlu  ditanamkan  persepsi
positif  pada  setiap  diri  siswa,  bahwa  kegiatan  pembelajaran  merupakan  peluang bagi  mereka  untuk  menggali  potensi  diri  untuk  kehidupannya  kelak.  Berhasil
tidaknya  pembelajaran  tergantung  pada  guru  dan  siswa  sebagai  aktor  dalam pembelajaran.  Tingkat  keberhasilan  dan  kesesuaian  hasil  belajar  siswa  sangat
dipengaruhi oleh kinerja guru. Maka guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola  tahapan  pembelajaran,  memanfaatkan  pendekatan,  menggunakan
metoda yang sesuai, dan mampu mengalokasikan waktu. Pada tingkat SMA, salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah fisika.
Fisika  sebagai  ilmu  dasar  mempunyai  andil  yang  besar  dalam  kemajuan  ilmu pengetahuan  dan  teknologi.  Hal  ini  ditandai  berkembangnya  teknologi  di  segala
bidang  yang  menerapkan  konsep-konsep  fisika.  Pembelajaran  fisika  dapat dilakukan dengan pengamatan langsung melalui indera manusia dan pengamatan
tidak langsung melalui media atau alat bantu yang tepat. Berdasarkan hal tersebut maka  dalam  mempelajari  fisika,  siswa  hendaknya  diberi  kesempatan  untuk
membuktikan kebenaran dari teori yang ada. Sehingga dapat menumbuhkan sikap ilmiah  pada  siswa,  seperti  berfikir  kritis,  kreatif,  kerjasama,  dan  kemampuan
pemahaman konsep. Akan  tetapi,  pada  kenyataannya  masih  banyak  guru  menggunakan
pembelajaran yang belum sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Karena  guru lebih  berfokus  pada  mengajar  dari  pada  membelajarkan  siswa,  sehingga
pencapaian  tujuan  jangka  panjang  seperti  berfikir  kritis,  kreatif,  kerjasama,  dan kemampuan pemahaman konsep hampir terabaikan. Oleh sebab itu, interaksi yang
tercipta di dalam kelas lebih bersifat satu arah. Padahal proses pembelajaran yang bersifat satu arah membuat siswa dapat menguasai materi hanya sebatas apa yang
disampaikan oleh guru, keterampilan yang dikuasai hanya sebatas berpikir tingkat rendah  Lower  Order  Thinking  sehingga  berdampak  pada  hasil  belajar  siswa
rendah pula. Berdasarkan  observasi  awal  yang  dilakukan  di  SMA  Negeri  1  Percut  Sei
Tuan  pada  kelas  X  melalui  hasil  wawancara  kepada  salah  seorang  guru  fisika Bapak  Martogi  B.  Sianturi,  bahwa  hanya  sekitar  15  siswa-siswi  yang
menunjukkan minat dalam belajar fisika yang telihat dari keaktifan siswa  selama pembelajaran  berlangsung.  Sedangkan  sisanya  sebesar  85  lebih  bersifat  pasif.
Kurangnya minat siswa ini juga disebabkan karena guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Beliau mengatakan siswa-siswi di SMA Negeri 1 Percut Sei
Tuan  jarang  melakukan  praktikum  di  labotarorium  karena  ketersediaan  alat-alat laboratorium  yang  sangat  terbatas.  Masalah  lain  yang  dihadapai  yakni  tidak
siapnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga memicu rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran. Masalah-masalah tersebut menyebabkan hasil
belajar  siswa  masih  banyak  yang  belum  mencapai  Kriteria  Ketuntasan  Minimal KKM.  Terlihat  dari  rata-rata  hasil  ujian  harian  siswa  berkisar  4,00
–  5,00 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang akan dicapai adalah 70.
Selain  wawancara  dengan  guru  mata  pelajaran  fisika,  pembagian  angket juga  disebarkan  kepada  35  siswa  di  kelas  X  saat  observasi  awal.  Data  yang
diperoleh  melalui  angket  menunjukkan  bahwa  28  siswa  menyukai  pelajaran fisika,  42 siswa  tidak  menyukai  pelajaran fisika, dan sisanya 30 menyatakan
biasa saja. Saat diberikan pertanyaan mengenai seringnya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari diperoleh data sekitar 6 menyatakan selalu , 32
pernah,  3  tidak  pernah,  59    sisanya  menyatakan  kadang-kadang  hanya  pada materi  tertentu.  Kemudian  untuk  pertanyaan  cara  belajar  yang  mereka  inginkan,
53  menyatakan  praktikum  dan  demonstrasi,  16  menyatakan  banyak mengerjakan  soal  dan  diskusi  kelompok,  25  menyatakan  bermain  dan  belajar,
6 sisanya menyatakan ceramah. Berdasarkan hasil dari angket ini siswa yang tidak tertarik dan bersemangat
dalam  belajar  fisika,  karena  tidak  tahu  apa  kaitan  materi  fisika  dalam  kehidupan sehari-hari.  Mereka  tidak  tahu  permasalahan-permasalahan  apa  yang  bisa