KESIMPULAN DAN SARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE BERBASIS BUDAYA BATAK TOBA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP ETIS LANDIA MEDAN T.A 2016/2017.

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Jawaban tes awal siswa 1 5 Gambar 1.2 Jawaban tes awal siswa 2 5 Gambar 1.3 Jawaban tes awal siswa 3 6 Gambar 2.1 Unsur-unsur tabung 30 Gambar 2.2 Taganing berbentuk tabung 31 Gambar 2.3 Jaring-jaring tabung 32 Gambar 2.4 Prisma segitiga, Balok, dan Tabung 32 Gambar 2.5 Ukiran Ruma Bolon Berbentuk Setengah Bola 34 Gambar 2.6 Bola dan Tabung 34 Gambar 3.1 Alur Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas 46 Gambar 4.1 Grafik Kemampuan Komunikasi Matematika Klasikal 69 Siklus I Gambar 4.2 Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Klasikal 72 Siklus I Gambar 4.3 Proses Jawaban butir soal No. 1 dengan skor 3 73 Gambar 4.4 Proses jawaban butir soal No. 1 dengan skor 2 74 Gambar 4.5 Proses jawaban butir soal No. 1 dengan skor 1 75 Gambar 4.6 Proses jawaban butir soal No. 1 dengan skor 0 76 Gambar 4.7 Grafik Kemampuan Komunikasi Matematika Klasikal 95 Siklus II Gambar 4.8 Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Klasikal 97 Siklus II Gambar 4.9 Proses jawaban butir soal No. 3 dengan skor 3 99 Gambar 4.10 Proses jawaban butir soal No. 3 dengan skor 2 100 Gambar 4.11 Proses jawaban butir soal No. 3 dengan skor 1 101 Gambar 4.12 Proses jawaban butir soal No. 3 dengan skor 0 101 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 15 Tabel 3.1 Kategori Kemampuan Komunikasi Matematika 51 Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis 52 Tabel 3.3 Interpretasi Kegiatan Siswa dan Kemampuan Guru 53 Tabel 3.4 Kategori Persentase Proses Penyelesaian Jawaban 54 Tabel 3.5 Kriteria dan Target Keberhasilan 54 Tabel 4.1 Data Kemampuan Awal Komunikasi Matematika Siswa 57 Tabel 4.2 Data Kemampuan Awal Berpikir Kritis Matematika Siswa 57 Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I 62 Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I 64 Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika I pada 66 Aspek Melukiskan Gambar Tabel 4.6 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika I pada 67 Aspek Memaknai Gambar Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika I pada 68 Aspek Memberikan Argumentasi Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika I pada 68 Aspek Representasi Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal 70 Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensintesis Soal 70 Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan 71 Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis 72 Matematika Tabel 4.13 Hasil Pelaksanaan Siklus I 81 Tabel 4.14 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II 88 Tabel 4.15 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II 90 Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika II pada 92 Aspek Melukiskan Gambar Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika II pada 93 Aspek Memaknai Gambar Tabel 4.18 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika II pada 93 Aspek Memberikan Argumentasi Tabel 4.19 Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika II pada 94 Aspek Representasi Tabel 4.20 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal 95 Tabel 4.21 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Mensintesis Soal 96 Tabel 4.22 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menyimpulkan 96 Tabel 4.23 Tingkat Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis 98 Matematika Tabel 4.24 Hasil Penelitian Siklus II 104 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 113 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 119 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Siklus II 124 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Siklus II 130 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa LAS I 135 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa LAS II 139 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa LAS III 143 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa LAS IV 146 Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 150 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 152 Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 155 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 156 Lampiran 13 Tes Kemampuan Awal 158 Lampiran 14 Tes Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis Matematika Siklus I 159 Lampiran 15 Tes Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis Matematika Siklus II 161 Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 163 Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis Matematika Siklus I 166 Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis Matematika Siklus II 170 Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 173 Lampiran 20 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 175 Lampiran 21 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 176 Lampiran 22 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 177 Lampiran 23 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 178 Lampiran 24 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 179 Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis 181 Lampiran 26 Lembar Validitas Tes Kemampuan Awal 182 Lampiran 27 Lembar Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 188 Lampiran 28 Lembar Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 194 Lampiran 29 Lembar Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 197 Lampiran 30 Lembar Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 203 Lampiran 31 Lembar Observasi Kegiatan Guru I Siklus I 206 Lampiran 32 Lembar Observasi Kegiatan Guru II Siklus I 209 Lampiran 33 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Guru Siklus I 212 Lampiran 34 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I Siklus I 214 Lampiran 35 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II Siklus I 216 Lampiran 36 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 218 Lampiran 37 Lembar Observasi Kegiatan Guru I Siklus II 219 Lampiran 38 Lembar Observasi Kegiatan Guru II Siklus II 222 Lampiran 39 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Guru Siklus II 225 Lampiran 40 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I Siklus II 227 Lampiran 41 Lembar Observasi Kegiatan Siswa II Siklus II 229 Lampiran 42 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 231 Lampiran 43a Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Awal 232 Lampiran 43b Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Awal 233 Lampiran 44a Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I 235 Lampiran 44b Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika I Per-Indikator 236 Lampiran 45a Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I 240 Lampiran 45b Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis I Per-Indikator 241 Lampiran 46a Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II 244 Lampiran 46b Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematika II Per-Indikator 245 Lampiran 47a Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II 249 Lampiran 47b Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis II Per-Indikator 250 Lampiran 48 Analisis Proses Penyelesaian Jawaban Siswa I Siklus I 253 Lampiran 49 Analisis Proses Penyelesaian Jawaban Siswa II Siklus II 254 Lampiran 50 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IX-1 Pada Siklus I 255 Lampiran 51 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IX-1 Pada Siklus II 257 Lampiran 52 Dokumentasi Penelitian 259 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia SDM yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia SDM yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Trianto, 2011: 1: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Matematika merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Matematika dipelajari pada setiap jenjang sekolah baik di tingkat dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika yang diajarkan di sekolah bukan hanya untuk keperluan kalkulasi saja, tetapi lebih dari itu matematika sudah banyak digunakan untuk membantu perkembangan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Cockroft dalam Abdurrahman, 2012:204 menjelaskan : Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : 1 selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Cornelius dalam Abdurahman, 2012:204 juga mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: 1 sarana berpikir yang jelas dan logis; 2 sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; 4 sarana mengembangkan kreativitas; dan 5 sarana meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Untuk itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena matematika akan menuntun seseorang untuk berpikir logis, kritis, dan teliti yang bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan matematika ada beberapa kompetensi yang harus dikembangkan, yaitu kompetensi penalaran, pemahaman, pemecahan masalah, dan komunikasi matematika. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia khususnya matematika masih rendah. berdasarkan hasil tes mengenai pendidikan yang dilaksanakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development OECD menurut Mawardi dalam http:www.lintasnasional.com20150627opini-pendidikan- indonesia-peringkat-ketujuh-terburuk-dunia : Kemampuan matematika dan tingkat baca anak Indonesia dinilai terendah. Indonesia berada di posisi ketujuh terbawah. Dari 76 negara yang disurvei pada tahun 2015, Indonesia hanya mampu duduk di posisi 69. Kuantitas tenaga pengajar di Indonesia tergolong tinggi, tapi kualitas tenaga pengajar masih tergolong rendah. Selain itu, fasilitas pedidikan sebagai faktor pendukung kegiata belajar mengajar di negara ini masih sangat minim. Selama ini proses pembelajaran matematika tidak terlepas dari berbagai macam permasalahan. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa diantaranya adalah kurangnya keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar dan kurangnya keterampilan guru dalam memberikan materi pembelajaran. Dalam proses kegiatan belajar mengajar kebanyakan guru masih menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dengan pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika dikelas masih didominasi oleh guru dan kurangnya keterlibatan siswa dalam