HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Rantai Makanan 24 Gambar 2.2 Jaring-jaring Makanan 24 Gambar 2.3 Piramida Makanan 25 Gambar 2.4 Siklus Air 25 Gambar 3.1 Langkah-langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 29 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 17 Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes 33 Tabel 4.1 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 41 Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I 42 Tabel 4.3 Penilaian Aktivitas Siswa 46 Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II 46 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II 48 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 57 Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan I 61 Lampiran 3. RPP Siklus I Pertemuan I 67 Lampiran 4. RPP Siklus II 75 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 81 Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 84 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 87 Lampiran 8. Instrumen Penelitian 90 Lampiran 9. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar 97 Lampiran 10. Lembar Jawaban 98 Lampiran 11 Tabel Perhitungan Uji Validitas 99 Lampiran 12 Perhitungan Validitas Soal Tes 100 Lampiran 13. Tabel Validitas Tes 101 Lampiran 14 Tabel Perhitungan Reliabilitas 102 Lampiran 15. Perhitungan Reliabilitas Tes 103 Lampiran 16 Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran 104 Lampiran 17. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 105 Lampiran 18. Tabel Tingkat Kesukaran Soal 106 Lampiran 19 Tabel Perhitungan Daya Beda Soal 107 Lampiran 20 Perhitungan Daya Beda Soal 108 Lampiran 21 Tabel Daya Pembeda Soal 109 Lampiran 22 Daftar Nilai Pretes Siswa Kelas X Siklus I 111 Lampiran 23 Daftar Nilai Postes Siswa Kelas X Siklus I 112 Lampiran 24 Daftar Nilai Postes Siswa Kelas X Siklus II 113 Lampiran 25 Rekapitulasi Nilai Pretes, Postes I, dan Postes II 114 Lampiran 26 Penjelasan Skala Penilaian Aktivitas Siswa 116 Lampiran 27 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas PBM Siklus I Pert. I 118 Lampiran 28 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas PBM Siklus I Pert. II 121 Lampiran 29 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas PBM Siklus II 124 Lampiran 30 Perhitungan Presentase Aktivitas Belajar Siswa 127 Lampiran 31 Dokumentasi 129

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemampuan memecahkan masalah dipandang perlu dimiliki siswa, terutama siswa SMA, karena kemampuan-kemampuan ini dapat membantu siswa membuat keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis, dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Sebaliknya, kemampuan-kemampuan ini mengakibatkan siswa pada kebiasaan melakukan berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan dan alasan melakukannya. Proses pembelajaran diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingat untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari, akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoritis tetapi mereka lemah aplikasi. Dengan kata lain, proses pendidikan tidak diarahkan membentuk manusia cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif Astuti dkk, 2013. Hasil observasi penulis terhadap siswa kelas X-1 di SMA Negeri 1 Palipi pada Januari 2016 diperoleh informasi bahwa siswa menganggap mata pelajaran biologi materi ekosistem adalah materi yang paling membosankan karena materi yang terdapat di dalamnya cukup luas, sehingga membutuhkan ingatan yang banyak hafalan. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung didominasi metode konvensional, sehingga siswa pasif dalam proses pembelajaran. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Sehingga proses pembelajaran seperti ini dianggap cara yang kurang tepat untuk diterapkan karena guru cenderung mendominasi pembelajaran sehingga siswa hanya melakukan aktivitas sesuai keinginannya saja yang mengakibatkan motivasi belajar siswa dan aktivitas belajar siswa masih sangat kurang khususnya untuk mata pelajaran Biologi. Fenomena inilah yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa yang 1 berdampak terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang mengalami kesulitan ketika menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penulis sewaktu melaksanakan observasi di sekolah itu, yaitu mengenai ekosistem apa saja yang terdapat di sekolah itu dan contoh interaksi yang terjadi diantara komponen-komponen ekosistem, padahal sebenarnya materi ini cukup menarik dan mudah di pahami oleh siswa jika guru dapat menjelaskan materi tersebut dengan menggunakan model yang lebih kreatif. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Biologi Bapak Thomson Situmorang guru biologi kelas X, diketahui masih banyak siswa yang kurang aktif, aktivitas belajar mengajar masih didominasi oleh guru, terutama dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan sebagian besar siswa enggan bertanya tentang permasalahan yang sedang dibahas di kelas. Saat guru meminta siswa bertanya dan menjawab pertanyaan, ternyata masih banyak siswa yang tidak mau bertanya dan masih kesulitan dalam menjawab. Hal ini menunjukkan bahwa mereka belum memahami pelajaran tersebut. Dan hal ini juga ditunjukkan siswa di kelas itu tidak tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, malas, bersikap acuh tak acuh, tidak menyukai suatu kegiatan pelajaran yang menentang, suka mengobrol yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran, suka mengganggu temannya, dan tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru sehingga motivasi dan aktivitas belajarnya kurang. Hal ini berdampak pada nilai hasil belajar biologi mereka dimana berdasarkan nilai semester di tahun 2015 hanya 66,66 siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yaitu 20 orang. Sedangkan 33,3 siswa yaitu 10 orang siswa lainnya dibawah KKM. Dimana KKM di SMA Negeri 1 Palipi yaitu 75. Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran diatas, tentu diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif yang membuat siswa aktif dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan paradigma belajar, yang dulunya belajar berpusat pada guru teacher centered sekarang belajar berpusat kepada siswa itu sendiri. Dengan kata lain, ketika mengajar di kelas guru harus berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 UNGGUL DARUL IMARAH PADA MATERI LAJU REAKSI

0 2 1

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TERMOKIMIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDA ACEH

1 7 1

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 70

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN

0 10 34

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN

0 4 22

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X5 DI SMA NEGERI 1 SAWANG

0 0 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION PADA KELAS XI SMA NEGERI 1 KISARAN

0 0 12

EFEKTIVITAS MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

1 1 10

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 SIANTAN ARTIKEL PENELITIAN

1 1 10

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 ALIAN

0 0 8