LATAR BELAKANG MASALAH Penguji 2 Drs . Woekirno Soenardi
memaksimalkan potensi tersebut, dan untuk mewujudkannya harus didukung dengan adanya kerjasama yang baik antara aparat pajak dengan masyarakat
sebagai objek pajak. Dalam Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel, menyatakan bahwa cara
pelaporan dan pemungutan pajaknya menganut
self assessment system
, dimana wajib pajak hotel yang dalam hal ini adalah pengusaha hotel yang diberi
kepercayaan untuk mencatat, menghitung, melaporkan dan membayar sendiri jumlah pajak terutangnya.Hal ini berarti para pengusaha hotel dituntut untuk
mengambil peran aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.Akan tetapi minimnya pemahaman wajib pajak akan konsep perpajakan dan kurangnya
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya merupakan penyebab kurang efektifnya pemungutan pajak hotel yang menganut sistem tersebut.
Dalam prakteknya di lapangan, sistem pajak yang diterapkan mengalami kendala serta hambatan.Kendala serta hambatan tersebut dapat
berasal dari kedua belah pihak yaitu wajib pajak maupun dari badan pemeriksa pajak atau Tim Audit.Tim Audit merupakan tim khusus yang dibentuk Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset DPPKA yang bertugas sebagai pelaksana pemeriksaan pajak.Berbagai kendala tersebut apabila dibiarkan dan
tidak segera ditindak lanjuti secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap PAD kota Surakarta.Padahal PAD tersebut dipergunakan untuk berbagai
pembangunan serta pembiayaan daerah Surakarta. Apabila PAD berkurang maka secara tidak langsung proses
pembangunan dan pembiayaan menjadi terhambat dan kurang lancar.Sangat disayangkan bila masalah ini dibiarkan berlarut-larut.Hal ini menjadi
pekerjaan rumah bagi DPPKA untuk memecahkan masalah itu. Berdasar permasalahan di atas, penulis terdorong untuk mengadakan
pengamatan tentang prosedur pemeriksaan pajak hotel yag akan dilaporkan dalam tugas akhir yang berjudul “ PROSEDUR PEMERIKSAAN PAJAK
YANG DILAKUKAN OLEH DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET TERHADAP WAJIB PAJAK HOTEL DI SURAKARTA “.