Adopsi inovasi Tinjauan Pustaka 1.

xxix diberikan secara langsung maupun melalui perwakilan. Untuk menumbuhkan partisipasi, diperlukan adanya kemauan, kemampuan dan kesempatan yang diberikan kepada masyarakat.

4. Adopsi inovasi

Pertanian tradisional mempunyai ketergantungan yang sangat besar pada ketersediaan sumberdaya alam lahan, air dan sumberdaya hayati dengan sedikit upaya untuk mengubah kondisi alaminya dengan memasukkan input teknologi. Pertanian modern lebih bertumpu pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, professional, berorientasi bisnis dan berwawasan lingkungan. Sehingga perlu suatu perubahan perilaku, sikap, persepsi dan orientasi wawasan dari masyarakat pertanian tradisional menjadi masyarakat yang berbudaya industri Suhargo, 2001. Menurut Mardikanto 1994, teknologi adalah hasil penerapan system dari pengetahuan dan merupakan himpunan rasionalitas manusia untuk memanfaatkan lingkungan hidup dan mengendalikan gejala-gejala di dalam produktif yang ekonomis. Perubahan teknologi atau penerepan teknologi baru inovasi dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha serta meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan. Amidon 1993 mengungkapkan bahwa inovasi pengetahuan adalah ciptaan, ukuran, pertukaran, evolusi dan aplikasi dari gagasan baru untuk kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Proses adopsi inovasi merupakan proses kejiwaanmental yang terjadi pada diri petani pada saat menghadapi suatu inovasi, dimana terjadi proses penerapan suatu ide baru sejak diketahui atau didengar sampai diterapkannya ide baru tersebut. Pada proses adopsi akan terjadi perubahan-perubahan dalam perilaku sasaran umumnya akan menentukan suatu jarak waktu tertentu. Cepat lambatnya proses adopsi akan tergantung dari sifat dinamika sasaran Syafruddin, 2007. Pengenalan mesin-mesin termasuk program belajar di mana anak muda mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menggunakannya xxx daripada orang dewasa. Biasanya, anak muda lebih berkeinginan dan berkesempatan untuk mengambil keuntungan dari inovasi teknologi Souza et. All, 1976. Teknologi tidak hanya ditentukan oleh kemajuan dalam pengetahuan maupun dengan hanya mengidentifikasi kebutuhan, tetapi juga dipengaruhi oleh minat sosial. Teknologi baru yang potensial yang tersedia pada saat yang sama hanya sedikit dikembangkan dan diterapkan secara luas. Teknologi merupakan bentuk dari masyarakat dengan pilihan dari mereka Bilton, 2007. Thirsk 1990 menyatakan bahwa inovasi diadopsi oleh satu orang di suatu desa dan kemungkinan meluas cepat di daerah yang sama. Mosher 1966, mengungkapkan bahwa teknik-teknik yang didatangkan dari daerah atau negara lain haruslah dicoba secara lokal dengan seksama, sebelum dianjurkan kepada masyarakat. Mungkin diperlukan perubahan agar dapat digunakan dan diterima oleh masyarakat setempat. Proses interaksi seluruh masyarakat dan segenap anggota masyarakat secara individual atau yang tergabung dalam kelompok dapat menumbuhkan kesadaran dan menggerakkan partisipasi di dalam proses perubahan terencana demi tercapainya perbaikan mutu hidup secara berkesinambungan. Penggunaan teknologi atau penerapan ide-ide yang sudah terpilih, dapat membantu tercapainya mutu hidup Mardikanto, 1987. Seseorang seringkali mengetahui atau mengenal adanya inovasi secara kebetulan. Aktivitas mental pada tahap pengenalan adalah berlangsungnya fungsi kognitif dan pada tahap persuasi adalah afektif. Jika seseorang sadar akan adanya inovasi maka akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak, dan jika seseorang itu menyukainya, maka akan terdorong untuk menerima. Penerimaan seseorang terhadap keputusan inovasi berhubungan positif dengan tingkat partisipasi. Semakin banyak berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, semakin besar xxxi penerimaan terhadap keputusan. Sehingga menetapkan untuk menerima atau menolak inovasi Hanafi, 1987. Menurut Mardikanto 1994, adopsi suatu teknologi baru inovasi akan berkembang dengan cepat bila seseorang yang menerimanya cukup mempunyai dasar pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan. Sehingga perlu upaya pendidikan untuk merubah perilaku pengetahuan, keterampilan dan sikap. Khaeruddin 1992 menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh dalam menentukan miskin atau tidaknya seseorang, karena dengan pendidikan orang mempunyai kesempatan yang lebih luas. Kesempatan membangun adalah sarana yang dimiliki oleh seseorang disamping usaha dan kemauannya untuk maju dan bekerja keras. Kesempatan terlihat dalam memanfaatkan perkembangan teknologi maupun dalam menyerap informasi yang berkaitan dengan kehidupan pertanian di pedesaan. Samsudin 1982 mengungkapkan bahwa seseorang menerima sesuatu hal baru melalui beberapa tahap yang dikenal sebagai proses adopsi, yaitu: a. Tahap kesadaran, seseorang mulai sadar tentang adanya sesuatu yang baru, sadar apa yang sudah ada dan apa yang belum. b. Tahap minat, ditandai kegiatan mencari keterangan tentang hal baru. Apa, bagaimana dan apa kemungkinan jika dilaksanakan. c. Tahap penilaian, timbul rasa menimbang-nimbang. Apa mampu, apa menguntungkan dan apa sesuai. d. Tahap mencoba. Jika hasil penilaian positif, maka dimulai usaha mencoba hal baru. e. Tahap adopsi, seseorang mempraktekkan hal baru dengan keyakinan akan berhasil. Sifat adopsi inovasi menurut Soekartawi 1988 akan menentukan kecepatan adopsi inovasi. Sifat adopsi inovasi, yaitu : a. Kompatibilitas xxxii Bila teknologi baru merupakan kelanjutan dari teknologi lama yang telah dilaksanakan, maka kecepatan proses adopsi inovasi akan berjalan relative lebih cepat. Hal ini disebabkan pengetahuan masyarakat yang sudah terbiasa untuk menerapkan teknologi lama yang tidak banyak berbeda dengan teknologi baru tersebut, cukup mampu melaksanakan dengan baik. b. Kompleksitas Inovasi suatu ide atau teknologi baru yang cukup rumit untuk diterapkan akan mempengaruhi kecepatan proses adopsi inovasi. Artinya, makinmudah teknologi baru tersebut dapat dipraktekkan, maka makin cepat pula proses adopsi inovasi yang dilakukan masyarakat. Oleh karena itu, agar proses adopsi inovasi dapat berjalan lebih cepat, maka penyajian inovasi baru tersebut lebih sederhana. c. Triabilitas Makin mudah teknologi baru dilakukan, maka relative makin cepat proses adopsi inovasi yang dilakukan masyarakat. d. Observabilitas Seringkali ditemui bahwa banyak kalangan masyarakat yang cukup sulit untuk diajak mengerti mengadopsi inovasi dari teknologi baru, walaupun teknologi baru tersebut telah memberikan keuntungan karena telah dicoba di tempat lain. Pengenalan mesin-mesin termasuk program belajar di mana anak muda mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menggunakannya daripada orang dewasa. Biasanya, anak muda lebih berkeinginan dan berkesempatan untuk mengambil keuntungan dari inovasi teknologi Souza et. All, 1976.

B. Kerangka Berpikir