Metode Pembelajaran LT Learning Together

26 dan memberikan jawaban untuk semua kelas jawaban dari masing-masing kelompok didiskusikan dengan seluruh kelas. Berdasarkan sintak di atas, langkah-langkah pembelajaran NHT Numbered Head Together dalam penelitian yang dilakukan adalah guru memberikan soal pretest kepada siswa, dimana nilai tes awal pre-test ini yang akan digunakan sebagai salah satu dasar pembentukan kelompok, menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam belajar kimia yaitu metode pembelajaran NHT, menyampaikan materi persamaan reaksi secara garis besar, membagi siswa dalam 7 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa dan memberi nomor sehingga setiap siswa pada masing-masing kelompok memiliki nomor urut antara 1 sampai 6. Langkah selanjutnya adalah membagikan pedoman mengerjakan soal kerja kelompok kelas NHT, membagikan satu lembar soal tiap masing-masing kelompok sebagai bahan untuk kerja kelompok diskusi, guru memberikan waktu selama 25 menit untuk berpikir bersama dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru dengan masing-masing kelompoknya, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Langkah terakhir guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

6. Metode Pembelajaran LT Learning Together

Learning Together merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif. Metode Learning Together merupakan metode pembelajaran kooperatif yang murni. Learning Together merupakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh David Johnson dan Roger Johnson yang melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 orang dalam melaksanakan tugasnya Slavin, 1985:286. Proses pembelajaran metode Learning Together terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Tiap kelompok akan menerima sehelai lembaran kerja, kemudian 27 semua anggota kelompok bekerjasama menjawab soal dalam lembaran kerja tersebut. Tapi cara ini pertanggungjawaban individunya sangat rendah karena di sini kemungkinan hanya siswa tertentu saja yang mengerjakan. Sedang tipe yang kedua, siswa dikelompokkan sama dengan tipe yang pertama tapi di sini masing- masing siswa kerja tersebut pada awalnya secara mandiri, setelah masing-masing siswa selesai mengerjakan mereka menyatukan jawaban dan memberikan pendapat-pendapat untuk mencapai jawaban yang benar. Setelah tercapai kesepakatan jawaban maka kelompok tersebut akan memilih salah satu anggota kelompok untuk menjelaskan hasil jawaban kelompok mereka Slavin, 1995: 30. Dalam pembelajaran metode Learning Together setiap kelompok yang telah mampu menjawab pertanyaan akan menjadi kelompok terbaik, disini pertanggungjawaban individualnya kadang-kadang dilakukan, antar kelompok tidak terjadi persaingan. Pembelajaran metode Learning Together mengutamakan empat unsur bagian,yaitu: a. Interaksi antar seseorang atau individu. Untuk dapat berinteraksi maka individu-individu tersebut harus disatukan menjadi suatu kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. b. Ketergantungan positif. Dalam pembelajaran berkelompok ini siswa akan saling membutuhkan sehingga mereka akan bekerjasama untuk meyelesaikan tugas yang dibebankan pada kelompok tersebut. c. Pertanggungjawaban individu. Dalam pembelajaran ini, bukan anggota luar tertentu saja yang bergantung jawab atas persoalan yang dihadapkan pada kelompok tersebut, tapi setiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan kemampuannya untuk memecahkan persoalan yang dihadapkan pada kelompok tersebut. d. Ketrampilan antar kelompok Kelompok saling berdiskusi dan bekerjasama memecahkan persoalan yang diberikan pada kelompok tersebut Slavin, 1995:129. Langkah-langkah pembelajaran LT Learning Together : 28 1 Langkah pertama : siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang. 2 Langkah kedua : tiap kelompok akan menerima sehelai lembaran kerja, kemudian semua anggota kelompok bekerjasama menjawab soal dalam lembaran kerja tersebut. Para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok 3 Langkah ketiga : mengerjakan secara berkelompok dengan masing-masing anggota kelompok memberikan jawaban latihan tersebut lalu mendiskusikan jawaban yang benar. Dan setiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan kemampuannya untuk memecahkan persoalan yang dihadapkan pada kelompok tersebut. Para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya. 4 Langkah keempat : masing-masing kelompok saling berdiskusi dan bekerjasama memecahkan persoalan yang diberikan pada kelompok tersebut Slavin, 1995:129. Para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka. 5 Langkah kelima : salah satu kelompok mempresentasikan jawaban mereka dengan mewakilkan salah satu anggota kelompoknya dan memberikan penilaian langsung tentang kegiatan kelompok. Memberikan jawaban benar atau salah berkenaan dengan jawaban latihan soal yang dikerjakan salah satu kelompok. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Menurut Johnson, Johnson dan Holubec 1998 dalam Ghazi Ghaith Effects of Learning Together Model of Cooperative Learning, Bilingual Research Journal, 27:3 Fall 2003, pada pendekatan kooperatif model Learning Together dalam pembelajarannya mengutamakan ketergantungan positif antar kelompok tanpa meninggalkan pertanggungjawaban individu, ini akan sesuai untuk memecahkan persoalan persamaan reaksi, mereka akan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan persoalan tersebut dimana masing-masing anggota 29 kelompok akan mengembangkan pemikiran mereka dalam penyelesaian persoalan tersebut. Berdasarkan sintak di atas, langkah-langkah pembelajaran LT Learning Together dalam penelitian yang dilakukan adalah guru memberikan soal pretest kepada siswa, dimana pretest ini yang akan digunakan sebagai salah satu dasar pembentukan kelompok, menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam belajar kimia yaitu metode pembelajaran LT, menyampaikan materi persamaan reaksi secara garis besar, membagi siswa dalam 7 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4-6 orang siswa. Langkah selanjutnya membagikan pedoman mengerjakan soal kerja kelompok kelas LT, guru memberikan satu lembar soal tiap masing-masing kelompok, kemudian semua anggota kelompok bekerjasama menjawab soal dalam lembaran kerja tersebut, guru memberikan waktu selama 25 menit pada masing- masing kelompok untuk saling berdiskusi dan bekerjasama memecahkan persoalan yang diberikan pada kelompok tersebut, salah satu kelompok mempresentasikan jawaban mereka dengan mewakilkan salah satu anggota kelompoknya dan memberikan penilaian langsung tentang kegiatan kelompok. Memberikan jawaban benar atau salah berkenaan dengan jawaban latihan soal yang dikerjakan salah satu kelompok. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

7. Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARASI ANTARA METODE INKUIRI TERBIMBING DAN PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SEMESTER II PADA MATERI POKOK HUKUM

0 5 175

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DAN TEKA TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA

0 13 85

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN STAD DAN JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SEMESTER I SMA N 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 8 70

STUDI KOMPARASI PENDEKATAN Contextual Teaching and Learning (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN LABORATORIUM DAN PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK REAKSI KIMIA KELAS VII

0 2 97

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE INKUIRI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE INKUIRI DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI IPA PADA SISWA KELAS IV SD N KATEGUHAN I TAWANGSARI, SUKOHARJO 2011

0 1 16

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION(TAI) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MEMPERHATIKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS X

0 0 7

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TGT DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM DASAR KIMIA.

0 0 7

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DANMIND MAPPINGTERHADAP PRESTASI BELAJAR DENGAN MEMPERHATIKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK REAKSI REDOKS KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 7

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DILENGKAPI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA

0 0 9

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TPS DAN NHT TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012 2013 | Wardani | Jurnal

0 0 8