Tujuan Pola Pengambilan Keputusan.

3. Teknik pengkajian indikator menggunakan panduan dari Dinas Pendidikan Nasional 4. Kriteria Hierarki terbagi menjadi tiga kriteria yaitu External, Internal dan Lain-Lain

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan perangkat lunak ini antara lain adalah 1. Membuat sistem yang mampu mendukung keputusan dari perencana pendidikan dari Dinas Pendidikan Nasional dalam hal pengalokasian dana bantuan pendidikan. 2. Membuat suatu perangkat lunak yang nantinya diharapkan mampu mengetahui tingkat pemerataan pendidikan serta mengetahui mutu pendidikan di suatu daerah

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan Tugas Akhir ini akan dijabarkan dalam setiap bab dengan pembagian sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, permasalahan yang ada, pembatasan masalah, tujuan Tugas Akhir serta sistematika pembahasan masalah yang berisi penjelasan singkat mengenai penulisan Tugas Akhir .

BAB II. : Landasan Teori

Dalam bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang telah ditetapkan dalam Tugas Akhir ini, meliputi landasan teori tentang permasalahan dan landasan teori tentang ilmu yang terkait.

BAB III : Analisa dan Perancangan Sistem

Pada bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang perancangan sistem yaitu Pemodelan yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak Data Flow Diagram DFD, Entity Relationship Diagram ERD, perancangan Analytic Hierarchy Process AHP, perancangan pengorganisasian data sekolah, perancangan database berdasarkan hasil dari penelitian.

BAB IV : Implementasi Dan Evaluasi

Bab ini membahas tentang cara penggunaan sistem, yaitu menerapkan hasil rancangan dan pengujian dari program yang dibuat.

BAB V : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dan juga saran-saran mengenai sistem yang telah dibuat untuk pengembangan sistem selanjutnya. BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pola Pengambilan Keputusan.

Keputusan adalah merupakan hasil dari berbagai proses yang telah dilakukan sebelumnya oleh pengambil keputusan. Kualitas dari sebuah keputusan bukan hanya tergantung pada informasi melainkan juga tergantung kepada orang tersebut serta pola pengambilan keputusan.

2.1.1. Pengertian pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta, penentuan beberapa alternatif solusi yang menyangkut dengan masalah yang dihadapi dengan mengambil tindakan atau keputusan yang tepat dari alternatif yang mungkin. Dari pengertian diatas terkandung lima hal yaitu: 1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terdapat suatu yang terjadi secara kebetulan. 2. Dalam proses pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sewenang- wenang, karena cara pendekatan dalam pengambilan keputusan harus didasarkan pada sistematika tertentu yaitu: • Kemampuan organisasi, dalam arti tersedianya sumber yang nantinya digunakan unutk melaksanakan suatu keputusan yang diambil. • Tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasi. • Situasi lingkungan intern dan ekstern yang mempengaruhi jalannya roda administrasi dan manajemen organisasi. 3. Bahwa, sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakekat dari permasalahan tersebut harus diketahui dengan jalas. 4. Bahwa pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan merekayasa, akan tetapi harus berdasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengen sistematis , terolah dengan baik dan disimpan secara teratur, sehingga dapat dipercaya dan selalu up to date. 5. Bahwa, keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang muncul, serta alternatif tersebut dianalisa ulang.

2.1.2. Pengambilan keputusan .

Jenis keputusan menurut Simon dalam “The new Science of management decision” terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Keputusan terprogram yaitu suatu keputusan yang bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak diperlakukan de novo sebagai sesuatu yang baru tiap kali terjadi. 2. Keputusan tak terprogram yaitu suatu keputusan yang besifat baru, tidak terstruktur, dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena struktur persisnya tak terlihat atau rumit, atau karena pentingnya sehingga perlu diberlakukan secara khusus. Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah ujung- ujung hitam dan putih dari rangkaian kesatuan continuum, dan bahwa di dunia nyata sebagian besar kelabu. Namun, konsep keputusan terprogram dan tak terprogram penting karena masing-masing memerlukan teknik yang berbeda. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan menurut Simon • Kegiatan Intelejen Mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki. • Kegiatan Merancang Menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin • Kegiatan Memilih Memilih suatu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia. • Kegiatan Menelaah Menilai pilihan-pilihan yang lalu. Empat tahap Simon ini berhubungan langsung dengan langkah-langkah dari pendekatan sistem. Kegiatan intelejen berkaitan dengan langkah kita bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian-bagian sistem secara berurutan. Kegiatan merancangnya berhubungan dengan langkah kita mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai alternatif, serta kegiatan memilihnya berkaitan dengan langkah kita memilih solusi terbaik. Dan kegiatan menelaah berkaitan dengan langkah kita menerapkan solusi tersebut dan membuat tindak lanjut.

2.2. Sistem pendukung keputusan.