Macak-macak Lembab Kajian Beberapa Metode Pemberian Air Padi Sawah (Oriza sativa L) Varietas Ciherang di Rumah Kaca

Metode Irigasi Kebutuhan air pada budidaya tanaman padi secara umum dipengaruhi oleh topografi, jenis tanah, periode pertumbuhan, dan praktik budidaya. Menurut Yoshida 1981 tanaman padi membutuhkan air sebanyak 180-300 mmbulan agar dapat berproduksi dengan baik. Bouman 2009 menyatakan bahwa untuk menghasilkan 1 kg gabah, tanaman padi membutuhkan 2500 liter air yang berasal dari hujan atau irigasi. Stress atau cekaman air dapat berarti kelebihan atau kekurangan air. Kelebihan air berupa cekaman banjir sedangkan kekurangan air berupa cekaman kekeringan Sulistyono, dkk., 2012. Tabel 1. Jumlah Kebutuhan Air Per Hari Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Jenis Kebutuhannya Jenis Kebutuhan Jumlah Kebutuhan mmhari Evapotranspirasi 5.0-6.5 Perkolasi 1.0-10.0 PengolahanPenjenuhan Lahan 4.0-30.0 Pemeliharaan 9.0-20.0 Persemaian 3.0-5.0 Sumber: Dumairy 1992. Beberapa metode pemberian air irigasi yaitu :

a. Macak-macak Lembab

Air macak-macak kondisi tanah lembab, tetapi tidak tergenang atau cara SRI The System of Rice Intensification. Cara SRI mengembangkan praktek pengelolaan padi memperhatikan kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik, terutama di zona perakaran dibandingkan dengan teknik budidaya secara tradisional. Dengan SRI, petani hanya menggunakan kurang dari setengah kebutuhan air pada sistem tradisional yang biasa menggenangi tanaman padi Zheng, dkk 2004 dalam Sesbany 2010. Kondisi tanah tidak tergenang, yang dikombinasi dengan pendangiran mekanis, akan menghasilkan lebih banyak oksigen masuk ke dalam tanah dan akar berkembang lebih besar sehingga dapat menyerap nutrisi lebih banyak Uphoff 2004 dalam Sesbany 2010. Dengan SRI, kondisi tidak digenangi hanya dipertahankan selama pertumbuhan vegetatif. Selanjutnya, setelah pembungaan sawah digenangi air 1 sampai 3 cm seperti yang diterapkan di praktek tradisional. Petak sawah diairi mulai 25 hari sebelum panen Nissanka dan Bandara 2004 dalam Sesbany, 2010 System of Rice Intensification SRI adalah sistem intensifikasi padi yang menyinergikan tiga faktor pertumbuhan padi untuk mencapai produktivitas maksimal. Ketiga faktor tersebut adalah maksimalisasi jumlah anakan, maksimalisasi pertumbuhan akar, dan maksimalisasi pertumbuhan dengan pemberian suplai makanan, air dan oksigen yang cukup pada tanaman padi Wiyono, 2004. Dengan SRI, petani hanya memakai kurang dari ½ kebutuhan air pada sistem tradisional yang biasa menggenangi tanaman padi. Tanah cukup dijaga tetap lembab selama tahap vegetatif, untuk memungkinkan lebih banyak oksigen bagi pertumbuhan akar. Sesekali mungkin seminggu sekali tanah harus dikeringkan sampai retak. Ini dimaksudkan agar oksigen dan udara mampu masuk kedalam tanah dan mendorong akar untuk “mencari” air. Sebaliknya, jika sawah terus digenangi, akar akan sulit tumbuh dan menyebar, serta kekurangan oksigen untuk dapat tumbuh dengan subur Ferdiansyah, 2010. Kondisi tidak tergenang, yang dikombinasi dengan pendangiran mekanis, akan menghasilkan lebih banyak udara masuk kedalam tanah dan akar berkembang lebih besar sehingga dapat menyerap nutrisi lebih banyak. Dengan SRI, kondisi tak tergenangi hanya dipertahankan selama pertumbuhan vegetatif. Selanjutnya, setelah pembungaan, sawah digenangi air 1-3 cm seperti yang diterapkan di praktek tradisional. Petak sawah diairi secara tuntas mulai 25 hari sebelum panen Ferdiansyah, 2010.

b. Terputus Intermittent