II-14
2 16 - 34
Tidak diperlukan alat dalam mengangkat Ditekankan pada metode angkat
3 34 - 50
Tidak diperlukan alat dalam mengangkat Dipilih job redesign
4 Diatas 50
Harus dibantu dengan peralatan mekanis
Sumber : Worksafe Australia, 1986 dalam Nurmianto, 2008
2. Batasan angkat secara fisiologi, Metode pengangkatan ini dengan mempertimbangkan rata-rata
beban metabolisme dari aktivitas angkat yang berulang repetitive lifting, sebagaimana dapat juga ditemukan jumlah konsumsi oksigen. Hal ini
haruslah benar-benar diperhatikan terutama dalam rangka untuk menentukan batas angkat. Kelelahan kerja yang terjadi dari aktifitas yang
berulang-ulang repetitive lifting akan meningkatkan resiko rasa nyeri pada tulang belakang back injures. Menurut Stevenson, 1987 dalam
Nurmianto, 2008 menyatakan bahwa repetitive lifting dapat menyebabkan comulative trauma
atau repetitive strain injures. 3. Batasan angkat secara psiko-fisik,
Metode ini berdasarkan pada sejumlah eksperimen yang berbahaya untuk mendapatkan berat pada berbagai keadaan dan ketinggian yang
berbeda-beda. Ada tiga kategori posisi angkat yang didapat, yaitu:
a. Permukaan lantai ke ketinggian tangan ke ketinggian bahu shoulder height.
b. Ketinggian bahu ke maksimum jangkauan tangan vertikal. c. genggaman tangan knuckle height.
2.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manual Material Handling
Semua aktivitas manual handling melibatkan faktor-faktor sebagai berikut:
II-15 1. Karakteristik Pekerja
Karakeristik pekerja masing-masing berbeda dan mempengaruhi jenis serta jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan, didefinisikan
sebagai berikut : a. Fisik physical, yang meliputi ukuran pekerja secara umum seperti
usia, jenis kelamin, anthropometri, dan postur tubuh. b. Kemampuan sensorik, ukuran kemampuan sensorik pekerja yang
meliputi penglihatan, pendengaran, kinestetik, sistem keseimbangan vestibular dan proprioceptive.
c. Motorik, ukuran kemampuan motorikgerak pekerja yang meliputi kekuatan, ketahanan, jangkauan, dan karakter kinematis.
d. Psikomotorik, ukur kemampuan pekerja menghadapi proses mental dan gerak seperti memproses informasi, waktu respon, dan koordinasi.
e. Personal, ukuran nilai dan kepuasan pekerja dengan melihat tingkah laku, penerimaan resiko, persepsi kebutuhan ekonomi, dll.
f. Trainingpelatihan, ukuran kemampuan pendidikan pekerja dalam training formal atau keterampilan dalam menangani instruksi MMH.
g. Status kesehatan h. Aktivitas dalam waktu luang.
2. Karakteristik karakter material atau bahan, meliputi : a. Beban, ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat,
maupun momen inersia benda. b. Dimensi, atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk
benda baik itu kotak, silinder, dll. c. Distribusi beban, ukuran letak unit dengan reaksi pekerja untuk
membawa dengan satu atau dua tangan. d. Kopling, cara membawa benda oleh pekerja berkaitan dengan tekstur,
permukaan, atau letak. e. Stabilitas beban, ukuran konsistensi lokasi. Aktivitas manual material
handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi, murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi berdasar data diatas dapat
II-16 diambil kesimpulan bahwa aktivitas manual material handling juga
diikuti dengan resiko apabila diterapkan pada kondisi lingkungan kerja yang kurang memadai, alat yang kurang mendukung, dan sikap kerja
yang salah.
2.3.3 Faktor Resiko Sikap Kerja Terhadap Gangguan Musculoskeletal