viabilitas sel
WiDr
. Dari analisis regresi linear diperoleh IC
50
EEP adalah 139,61 ugml yang selanjutnya dalam penelitian ini digunakan pembulatan dosis 140
ugml. Nilai IC
50
EEP ini selanjutnya digunakan untuk dasar penentuan konsentrasi EEP yang digunakan pada uji penelitian selanjutnya, yaitu sebesar 70,
140, dan 280 ugml 12 IC
50,
IC
50,
dan 2 IC
50
. Nilai IC
50
5FU akan digunakan sebagai pembanding pada uji imunositokimia dan induksi apoptosis dengan
flowcitometry
, yaitu sebesar 502,33 ugml yang selanjutnya dalam penelitian ini digunakan pembulatan dosis 500 ugml.
2. Pengamatan ekspresi protein
cyclin D1
Pengamatan ekspresi protein cyclin
D1
pada sel
WiDr
dilakukan dengan menggunakan metode pengecatan imunositokimia. Pengamatan dengan
pengecatan imunositokimia untuk
cyclin D1
dilakukan pada 5 kelompok perlakuan Kontrol negatif, 12 IC
50,
IC
50,
2 IC
50
dan IC
50
5 Fu, dan masing- masing kelompok perlakuan tersebut dibuat
triplicate
. Data yang didapatkan berupa persentase sel yang mengekspresikan protein
cyclin D1
terlihat sebagai warna coklat pada inti sel maupun sitoplasma dari keseluruhan sel pada 5
lapangan pandang dan penilaiannya dilakukan 3 kali dari tiap-tiap kelompok perlakuan. Hasil pengecatan imunositokimia untuk ekspresi protein cyclin D1
pada sel
WiDr
masing-masing kelompok ditampilkan pada Gambar 13.
a. b.
c. d.
e. Gambar 13. Hasil pengecatan imunositokimia perbesaran 400 X untuk
ekspresi
cyclin D1
pada sel
WiDr
setelah perlakuan dan inkubasi selama 24 jam pada kelompok tanpa perlakuan
a, kelompok dengan EEP konsentrasi 70 ugmL b,
140 ugmL c, 280 ugmL
d dan 5FU 500 ugmL
IC
50
. Sel yang mengekspresikan
cyclin D1
ditunjukkan dengan panah warna merah
Data keseluruhan untuk persentase ekspresi protein
cyclin D1
pada sel
WiDr
dengan pemberian EEP, 5Fu maupun kelompok kontrol, ditampilkan pada tabel 5.
Tabel 5. Persentase ekspresi protein
Cyclin D1
pada sel
WiDr
pada kelompok perlakuan dan kontrol setelah inkubasi 24 jam
Persentase Sel dengan Ekspresi protein
Cyclin
D1 Positif Perlakuan
1 2
3 Rata-rata
SD Kontrol sel
70 12 IC50 140 IC50
280 2IC50 5FU 500
83.7 60.99
36.92 24.15
13.19 84.19
61.52 35.38
24.45 14.55
83.42 61.8
37.7 24.9
12.51 83.77
61.44 36.67
24.50 13.42
0.39 0.41
1.18 0.38
1.04
Grafik hubungan antara konsentrasi EEP dengan rata-rata persentase ekspresi
cyclin D1
pada sel
WiDr
dapat dilihat pada Gambar 14.
10
20
30
40
50 60
70
80
90
Tanpa Perlakuan
70 ugmL 140 ugmL
280 ugmL 500 ugmL 5Fu
P er
se n
tas e
S el
Konsentrasi Bahan Uji
Ekspresi Cyclin D1
Gambar 14. Grafik hubungan konsentrasi EEP dengan rata-rata persentase ekspresi
cyclin
D1 pada sel WiDr setelah inkubasi 24 jam
83,77
61,43
36,66 24,49
13,42
Diagram di atas, tampak bahwa dengan pemberian EEP selama 24 jam dapat menekan ekspresi protein
cyclin D1
. Penekanan ekspresi protein
cyclin D1
ini sebanding dengan peningkatan konsentrasi EEP yang diberikan. Langkah
selanjutnya untuk mengetahui apakah perbedaan ekspresi protein
cyclin D1
diantara kelima kelompok tersebut bermakna secara statistik atau tidak maka dilakukan uji statistik. Hasil uji statistik didapatkan rata-rata ekspresi
cyclin
D1 pada kelima kelompok yaitu tanpa perlakuan 83.77 ± 0.39 µgml, EEP 70 ugmL
61.44 ± 0.41 µ gml, EEP 140 ugmL 36.67 ± 1.18 µgml, EEP 280 ugmL 24.50 ± 0.38 µgml, 5 fluorouracil 500 ugmL 13.42 ± 1.04 µgml. Terdapat perbedaan
bermakna ekspresi protein
cyclin D1
antara kelompok dengan pemberian EEP dibandingkan kelompok kontrol p 0,001.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ekspresi protein
cyclin D1
yang bermakna diantara kelima kelompok perlakuan. Dari hasil uji statistik tersebut juga menunjukkan bahwa perbedaan ekspresi protein
cyclin D1
yang bermakna diantara kelompok perlakuan yang mendapatkan EEP konsentrasi 70 ugml, 140 ugml dan 280 ugml dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil
ini membuktikan hipotesis “
EEP mampu menekan ekspresi cyclin protein D1 pada kultur sel WiDr
” secara meyakinkan.
3. Pengamatan ekspresi protein