Pendahuluan Beton TINJAUAN PUSTAKA

22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Beton adalah material yang sangat populer digunakan didalam dunia konstruksi. Hal ini dikarenakan sifat beton yang mudah dibentuk dan tidak akan berubah bentuk apabila telah mencapai waktu tertentu. Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya, dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan. Sampai saat ini beton masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur. Sifat-sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja beton yang dibuat. Kinerja beton ini harus disesuaikan dengan kelas dan mutu beton yang dibuat. Sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan bangunan ataupun kontruksi yang akan dibangun untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan dibutuhkan. Beton yang sangat sering ditemukan dipasaran adalah beton yang komposisi materialnya terdiri dari semen, air dan agegat atau dengan menambah zat aditif. Beton yang ada dipasaran lebih berat jika dibandingkan dengan beton ringan. Semakin berat beton tentu biaya pengirimannya akan semakin besar sehingga harga jual beton akan semakin tinggi. Massa jenis beton normal : 2,2 ��� 3 – 2,5 ��� 3 Massa jenis beton ringan : 1,9 ��� 3

2.2 Beton

Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu – batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran halus dan kasar dan ditambah dengan pasta semen. Dengan bahasa yang sederhana dapat dijelaskan bahwa semen mengikat pasir dan bahan – bahan agregat lain batu Universitas Sumatera Utara 23 kerikil, basalt dan sebagainya . Rongga yang timbul diantara bahan – bahan kasar tersebut diisi oleh bahan – bahan agregat halus [8]. Beton dapat pula didefenisikan sebagai bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus pasir, agregat kasar kerikil air dan semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lain yang sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan lain. Campuran dari pada agregat halus, air dan semen saja disebut adukan mortar. Berdasarkan SNI 03-2847-202 syarat untuk kuat tekan beton struktur yaitu: 1. Untuk beton struktur nilai kuat tekan beton tidak boleh kurang dari 17,5 MPa. 2. Untuk beton struktur tahan gempa kuat tekan beton tidak boleh kurang dari 20 MPa [9]. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa beton adalah suatu campuran yang terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, air dan bahan tambahan dengan perbandingan tertentu yang kemudian diaduk dan dituang dalam cetakan hingga mengeras dan membatu sesuai dengan bentuk yang diingikan. Bahan-bahan aditif terkadang ditambahkan kedalam campuran untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan workability, durabilitas ketahanan, dan percepatan waktu pengerasan. Agregat mempunyai peran yang sangat penting sebagai penguat, semen matriks mempunyai kekuatan dan rigiditas yang lebih rendah berperan sebagai pengikat dan air mixer sebagai media pencampur untuk menghomogenkan komposisi penyusun dan kontak luas permukaan. Susunan beton secara umum, yaitu: 7-15 PC, 16-21 air, 25-30 pasir, dan 31-50 kerikil. Kekuatan beton terletak pada perbandingan jumlah semen dan air, rasio perbandingan air terhadap semen WC ratio yang semakin kecil akan menambah kekuatan compressive strength beton. Kekuatan beton ditentukan oleh perbandingan air semen, selama campuran cukup plastis, dan beton dapat dipadatkan secara sempurna dengan agregat yang baik. Sifat dan karakter mekanik beton secara umum adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 24 a. Beton sangat baik menahan gaya tekan high compressive strength, tetapi tidak begitu pada gaya tarik low tensile strength. Bahkan kekuatan gaya tarik beton hanya sekitar 10 dari kekuatan gaya tekannya. b. Beton tidak mampu menahan gaya tegangan tension yang tinggi, karena elastisitasnya yang rendah dari beton. c. Konduktivitas termal beton relatif rendah Dalam keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu dengan kekuatan tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat dibentuk sesuai kebutuhan, sehingga dapat digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau untuk tujuan dekoratif. Beton juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan akhir dilakukan dengan cara khusus umpamanya diekspose agregatnya agregat yang mempunyai bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan di bagian luar, sehingga nampak jelas pada permukaan betonnya. Faktor – faktor yang membuat beton banyak digunakan karena memiliki keunggulan – keunggulannya antara lain : 1. Kemudahan pengolahannya : yaitu dalam keadaan plastis, beton dapat diendapkan dan diisi dalam cetakan. 2. Material yang mudah didapat : Sebagian besar dari material- material pembentuknya, biasanya tersedia dilokasi dengan harga murah atau pada tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasi konstruksi. 3. Kekuatan tekan tinggi : Seperti juga kekuatan tekan pada batu alam, yang membuat beton cocok untuk dipakai sebagai elemen yang terutama memikul gaya tekan, seperti kolom dan konstruksi busur. 4. Daya tahan yang tinggi terhadap api dan cuaca merupakan bukti dari kelebihan beton. Beton normal diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu beton normal dan beton ringan. Beton normal adalah beton yang memiliki densitas 2,2 ��� 3 – Universitas Sumatera Utara 25 2,5 ��� 3 eton ringan adalah beton yang memiliki densitas kurang dari 1,9 �� � 3 . Beton ringan juga terbagi dalam dua jenis, yaitu : 1. Beton Ringan Berpori Beton ringan berpori adalah beton yang dibuat agar strukturnya terdapat banyak pori. Pori – pori yang timbul adalah akibat dari reaksi hidratasi dimana semen akan menimbulkan panas reaksi eksotermal sehingga menimbulkan gelembung – gelembung gas H 2 O dan CO 2 yang nantinya menimbulkan jejak pori dalam beton yang sudah mengeras. Semakin banyak gas yang dihasilkan akan semakin banyak pori yang terbentuk dan beton akan semakin ringan. 2. Beton Ringan Tidak Berpori Pada beton jenis tidak memiliki pori melainkan digantikan dengan agregat ringan yang ditambahkan pada saat pembuatannya. Agregat yang sering digunakan adalah batu apung, serat sintesis dan alami, slag baja, perlite dan lain – lain. Beton semakin terus berkembang mengikuti perkembangan teknologi guna menanggulangi kekurangan yang terdapat pada beton normal. Berikut ini adalah jenis – jenis dari beton spesial: a. Beton Ringan Lightweight Concrete Beton jenis ini sering juga disebut beton ringan aerasi Aerated Lightweight Concrete atau Autoclaved Aerated Concrete AAC. Tujuan penggunaan beton ringan adalah untuk mengurangi berat sendiri dari struktur sehingga komponen struktur pendukungnya seperti pondasi akan menjadi lebih hemat. Beton ringan AAC pertama sekali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Kemudian pada tahun 1943 Joseph Hebel mulai mengembangkannya di Jerman. Beton ini dianggap sempurna karena Universitas Sumatera Utara 26 materialnya yang ramah lingkungan, sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien dan berdaya guna tinggi. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT. Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat. Pada prinsipnya pembuatan beton ringan ini adalah dengan membuat rongga udara di dalam beton. Ada tiga metode yang digunakan untuk membuat beton ringan, yaitu : a. Dengan memberikan agregat yang ringan pada campuran beton ringan. Agregat yang digunakan seperti batu apung, sterofoam, batu alwa, atau abu terbang yang dijadikan batu. b. Menghilangkan agregat halus agregat halusnya disaring, contohnya debuabu terbangnya dibersihkan. c. Dengan meniupkan atau mengisi udara ke dalam beton. Metode ini terbagi lagi menjadi secara mekanis dan kimawi. Keunggulan – keunggulan yang dimiliki beton ringan antara lain : a. Memiliki nilai tahanan terhadap panas yang baik Thermal insulation. b. Memiliki nilai tahanan suara yang baik c. Tahan api fire resistant d. Transportasi mudah Beton ringan juga memiliki kekurangan, yaitu nilai kuat tekannya compressive strength sehingga sangat tidak dianjurkan untuk penggunaan sebagai struktur. Aplikasi dari beton ringan dapat berupa batu beton, panel dinding, panel lantai, atap, serta kusen atau ambang pintu dan jendela. b. Beton Mutu Tinggi Beton mutu tinggi adalah beton yang memiliki kuat tekan lebih besar dari 40 MPa. Beton ini digunakan pada bangunan – bangunan dengan Universitas Sumatera Utara 27 tingkat keamanan yang tinggi seperti jembatan, gedung tinggi, reaktor nuklir dan lain-lain. c. Beton dengan Workabilitas Tinggi High Workability Concrete Beton dengan Workabilitas Tinggi adalah beton yang mudah mengalir tetapi memiliki mutu yang baik seperti beton normal atau mutu tinggi. d. Beton Serat Fiber Reinfoced Concrete Beton serat adalah beton yang materialnya ditambah dengan komponen serat yang berupa serat baja, plastik, kaca ataupun serat dari bahan alami. e. Beton dengan Polimer Polymers Concrete Beton polimer adalah beton yang menambahkan polimer sebagai bahan perekat tambahan pada campurannya sehingga dihasilkan beton dengan kuat tekan yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat dan tahan terhadap bahan kimia tertentu. Beton jenis ini cocok digunakan pada terowongan, tambang dan pekerjaan lain yang membutuhkan kekuatan beton dalam waktu singkat bahkan dalam hitungan jam. f. Beton Berat Heavyweight Concrete Kebalikan dari beton ringan adalah beton berat, dimana memiliki berat isi yang lebih tinggi dari pada beton normal yaitu sekitar 3.300 kgm 3 sampai dengan 3.800 kgm 3 . Beton berat biasanya digunakan pada bangunan-bangunan seperti untuk perlindungan biologi, instalasi nuklir, unit kesehatan dan bangunan fasilitas pengujian dan penelitian atom. g. Beton Besar Mass Concrete Beton besar merupakan beton pada struktur masif dengan volume yang sangat besar seperti pada bendunga, pintu air maupun balok dan pilar besar dan masif. Universitas Sumatera Utara 28 h. Beton Dengan Pemadatan Roller Roller Compacted Concrete Pada pekerjaan-pekerjaan besar dan khusus seperti jalan berbahan beton dan bendungan, pemadatan beton harus dilakukan dengan menggunakan roller vibrator. Untuk pemadatan dengan roller, campuran beton harus cukup kering agar roller tidak tenggelam tetapi tetap harus memiliki sifat basah agar distribusi bahan perekat semen ke seluruh permukaan agregat menjadi rata.

2.3 Polimer

Dokumen yang terkait

Variasi Komposisi Blowing Agent terhadap Kekuatan Material Beton Ringan ( Concrete Matrix ) Yang diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik

1 43 72

Penyelidikan Perilaku Mekanik Bola Golf Polymeric Foam Yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Dan Nilon Akibat Beban Tekan Statik Dan Impak

0 63 82

Analisa Struktur Parking Bumper Material Komposit Polymeric Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Akibat Beban Tekan Statik Menggunakan Ansys Rel. 5.4

3 50 94

Respon Polymeric Foam Yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Tekan Statik Dan Impak (Simulasi Numerik)

1 52 178

Studi Experimental Dan Analisa Respon Material Polymericfoam Yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Tekan Statik.

4 49 138

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 38 65

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 0 13

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 0 2

Analisa Respon Mekanik Paving Block Concrete Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (Tkks) Akibat Beban Flexure

0 0 5

Variasi Komposisi Blowing Agent terhadap Kekuatan Material Beton Ringan ( Concrete Matrix ) Yang diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik

0 0 15