Studi Experimental Dan Analisa Respon Material Polymericfoam Yang Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Tekan Statik.

(1)

STUDI EXPERIMENTAL DAN ANALISA RESPON

MATERIAL POLYMERICFOAM YANG DIPERKUAT

SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)

AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK

SKRIPSI

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik.

ZULFAHMI RAHMAD NIM. 060401069

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

STUDI EXPERIMENTAL DAN ANALISA RESPON

MATERIAL POLYMERICFOAM YANG DIPERKUAT

SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)

AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK

ZULFAHMI RAHMAD

NIM. 060401069

Diketahui / Disyahkan : Disetujui oleh : Departemen Teknik Mesin Dosen Pembimbing, Fakultas Teknik USU

Ketua,

Dr.Ing.Ikhwansyah Isranuri

NIP. 1964 1224 1992 111 001 NIP. 1957 1001 1985 031 005 Prof.Dr.Ir.Bustami Syam, MSME


(3)

STUDI EXPERIMENTAL DAN ANALISA RESPON

MATERIAL POLYMERICFOAM YANG DIPERKUAT

SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS)

AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK

ZULFAHMI RAHMAD NIM. 060401069

Telah Disetujui dari Hasil Seminar Skripsi Periode ke-580, pada Tanggal 21 Juli 2010

Dosen Pembimbing,

NIP. 1957 1001 1985 031 005 Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME

Dosen Pembanding I. Dosen Pembanding II,

Ir.Alfian Hamsi, M.Sc.

NIP. 195609101987101001 NIP. 196412241992111001 Dr.Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaiknya.

Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi Sarjana Teknik di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang dipilih, diambil dari mata kuliah Mekanika Kekuatan Bahan, yaitu “STUDI EXPERIMENTAL DAN ANALISA RESPON

MATERIAL POLYMERICFOAM YANG DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT BEBAN TEKAN STATIK”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan pembahasan dan penyajian, baik dengan disiplin ilmu yang diperoleh dari perkuliahan, menggunakan literature, serta bimbingan dan arahan dari Bapak Prof.Dr.Ir.Bustami Syam,MSME sebagai Dosen Pembimbing.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Kamiruddin dan Ibunda Syarifah Aini,Abang dan Kakak tersayang (Taufik Yulhendri,Azwar,Azwir,Ronald Regen,Yandi Putra Indah dan Helmi Gusnizar,Fitra Dewi,Syafrida Wilis,Yusmiati Fitri Dewi) atas doa, kasih sayang, pengorbanan, tanggung jawab yang selalu menyertai penulis, dan memberikan penulis semangat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof.Dr.Ir.Bustami Syam,MSME selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST, MT selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU.

4. Bapak Muftil Badri,ST yang telah banyak memberikan masukan dan sarannya demi kesempurnaan penulisan hasil penelitian ini dan juga sebagai partner dalam penelitian ini.

5. Bapak Zulfikar,ST dan Bapak Siswo Nugroho,ST yang telah membantu dan sebagai tempat diskusi.

6. Bapak/ibu staff pengajar dan pegawai Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU.

7. Guru-guru ngaji penulis ,Mu’allim Ahmad Mulyono atas bimbingan dan arahannya kepada penulis agar tetap bertawakkal kepada ALLAH SWT. 8. Teman-teman stambuk 2006 khususnya yang menjadi teman diskusi dan

menemani penulis selama mengikuti studi dan menyusun skripsi ini

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan skripsi ini dimasa mendatang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.Amiin YA Rabbal Alamin.


(5)

Medan, Juli 2010 Penulis,

NIM : 060401069 Zulfahmi Rahmad


(6)

STUDI EXPERIMENTAL DAN ANALISA RESPON

MATERIAL POLYMERICFOAM YANG DIPERKUAT SERAT

TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT

BEBAN TEKAN STATIK.

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Komposit dari bahan serat (fibrous composite) terus diteliti dan dikembangkan guna menjadi bahan alternatif baru pengganti fungsi bahan logam, hal ini disebabkan sifat dari komposit serat yang kuat dan mempunyai berat yang lebih ringan serta untuk mengurangi pencemaran lingkungan jika dibandingkan dengan bahan logam. Susunan komposit serat terdiri dari serat TKKS dan matriks sebagai bahan pengikatnya. Ukuran panjang TKKS yang digunakan berkisar antara 13 cm sampai 18 cm. Matriks yang digunakan adalah resin epoxy, katalis MEKP (metil etil keton peroksida), blowing agent dan sebagai penguatnya adalah serat TKKS. Melalui tugas akhir ini peneliti ingin mengetahui respon dan sifat mekanik yang tinggi (modulus tekan elastisitas dan kekuatan tekan maksimum) material komposit serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) akibat uji tekan statik. Hal ini akan menjadi lebih penting saat penelitian ingin membuat suatu produk. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkatan respon yang terjadi berupa kekuatan retak/patah dari pengujian tekan statik aksial dan simulasi

numerik. Dari pengujian diperoleh nilai modulus elastisitas sebesar ± 17.22 MPa

dan kekuatan maksimum atau retak sebesar ± 0.138 MPa. Pada hasil simulasi

numerik diperoleh tegangan normal maksimum pada hasil VonMises polymericfoam sebesar ± 0.181 MPa. Contour yang menunjukkan tegangan VonMises melalui ansys akibat tekan statik aksial ini mendekati hasil tegangan

pada eksperimen. Kemudian distribusi tegangan polymericfoam +TKKS dibandingkan antara bahan baja dan aluminium. Distribusi tegangan yang terjadi dapat diketahui dengan menggunakan simulasi ansyss rel. 5.4. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui komposisi bahan yang terbaik dan material yang berkekuatan tinggi akan tetapi ringan.

Kata kunci : Serat TKKS, Matriks, Beban tekan statik, Modulus tekan elastisitas. Ansys rel. 5.4


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

ABSTRAK iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR NOTASI x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Sistematika Penulisan 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Pendahuluan 5

2.2 Landasan Teori 7

2.2.1 Polymeric Foam 7

2.2.2 Karakteristik Serat TKKS 8 2.2.3 Teori Uji Tekan Statik 9 2.2.4 Respon Material Akibat Beban Tekan Statik 11 2.2.5 Persamaan Tegangan – Regangan 12 2.2.6 Hubungan Tegangan – Regangan 14 2.2.7 Model Kegagalan Material Polymericfoam 15

2.3 Ansys rel. 5.4 17

2.4 Kerangka Konsep penelitian 17

BAB 3 METODE PENELITIAN 18

3.1 Umum 18

3.2 Alur Penelitian 18

3.3 Tempat dan Waktu 18

3.4 Alat dan Bahan 19

3.4.1 Bahan yang digunakan dalam pembuatan


(8)

3.4.1.1 Polyurhethane (PU) 20

3.4.1.2 Serat TKKS 20

3.4.1.3 Bahan pembentuk berongga

(blowing agent) 21

3.4.1.4 Katalis 22

3.4.1.5 Resin 23

3.4.1.6 Wax 24

3.4.1.7 NatriumHidroksida (NaOH) 24 3.4.2 Alat yang digunakan untuk membuat

spesimen 25

3.4.2.1 Mesin Pemotong 25

3.4.2.2 Mesin Penghalus Serat 26 3.4.2.3 Timbangan Digital 26 3.5 Spesimen bahan polymericfom

diperkuatserat TKKS 27

3.6 Alat uji tekan statik 28

3.7 Prosedur pengujian tekan statik 29

3.8. Proses Pencampuran Spesimen 33

3.8.1 Proses Pembentukan serat TKKS 33 3.8.2 Proses Pembentukan Spesimen 34 3.9 Proses Penggabungan serat dengan matriks 35 3.10 Penyelidikan melalui simulasi ansys rel. 5.4 36 3.10.1 Tampilan pembuka ansys rel. 5.4 38 3.10.2 Mendefinisikan element/property type 39 3.10.3 Mendefinisikan Material Properties 40 3.10.4 Tampilan pembuatan gambar cylinder 40

3.10.5 Proses Meshing 43

3.10.6 Penerapan Solution 44

3.10.7 Proses Analyzing 45

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS PENELITIAN 47

4.1 Pengujian Spesimen 47

4.2 Spesifikasi Mesin Uji 47

4.3 Pengolahan data hasil pengujian material

polymericfoam akibat beban tekan statik 48 4.3.1 Penentuan Modulus Elastisits 48 4.3.2 Hasil uji material polymericfoam akibat

beban tekan statik 49

4.3.3 Modus kegagalan spesimen polymericfoam

diperkuat serat KKS 51

4.4 Permodelan spesimen uji melalui ansys rel. 5.4 53 4.5 Hasil simulasi uji tekan statik aksial 57

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 75

5.1. Kesimpulan 75


(9)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Mekanik Poliester Resin Tak Jenuh 6 Tabel 3.1 Bahan dan Peralatan Yang digunakan Untuk Pembuatan

SpesimenYang Berbahan Dasar Polymericfoam

diperkuat serat TKKS 19

Tabel 3.2 Spesifikasi Material Polymericfoam + TKKS 28

Tabel 3.3 Kondisi Awal Spesimen 29

Tabel 4.1 Spesifikasi Alat Uji Shimadzu Servopulser 47 Tabel 4.2 Tegangan Maksimum material polymericfoam

diperkuat serat TKKS 50

Tabel 4.3 Nilai Karakteristik Bahan Aluminium dan Baja 64 Tabel 4.4 Distribusi Tegangan Melalui Simulasi Numerik 73


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Klasifikasi/Skema Struktur Komposit 5 Gambar 2.2 Gabungan Makroskopis Fasa-Fasa Pembentuk Komposit 5

Gambar 2.3 Jenis Material Berongga 7

Gambar 2.4 Perubahan benda yang disebabkan oleh tegangan

tekan statik aksial 10

Gambar 2.5 Pengujian Beban Tekan Pada Batang Spesimen

(a) Sebelum ujji tekan (b) setelah uji tekan 11

Gambar 2.6 Kurva Tegangan – Regangan 13

Gambar 2.7 Model Kegagalan Polymericfoam Diperkuat

serat TKKS Akibat Beban Tekan Statik Dalam Bentuk

AutoCAD 3D 15

Gambar 2.8 Model foam yang dikenai beban tekan 16

Gambar 2.9 Kerangka Konsep Penelitian 17

Gambar 3.1 Bentuk TKKS yang Telah Dicacah 21 Gambar 3.2 (a) cairan blowing agent (b) Struktur rongga

dari blowing agent 22

Gambar 3.3 Katalis 23

Gambar 3.4 Resin 23

Gambar 3.5 Wax 24

Gambar 3.6 NaOH 25

Gambar 3.7 Mesin Pemotong 25

Gambar 3.8 Mesin Penghalus Serat 26

Gambar 3.9 Timbangan Digital 26

Gambar 3.10 Spesimen Polymericfoam Diperkuat Serat TKKS 27 Gambar 3.11 (a) persiapan alat uji tekan shimadzu servopulser

(b) proses eksekusi uji tekan pada spesimen 29 Gambar 3.12 (a) diagram alir pengujian tekan secara ringkas

(b) diagram alir penyelidikan respon terhadap

berbahan dasar polymericfoam yang diperkuat serat TKKS 33 Gambar 3.13 Skema Bagan Alir Pembuatan Serat TKKS 34 Gambar 3.14 Material Polymericfoam Diperkuat TKKS 36 Gambar 3.15 Diagram Alir Permodelan ansys rel. 5.4 37 Gambar 3.16 Tampilan awal ansys 5.4 interactive 38 Gambar 3.17 (a) Library element type (b) Tampilan element type 39

Gambar 3.18 Tampilan material properties 40

Gambar 3.19 Tampilan pembuatan gambar cylinder melalui ansys 42

Gambar 3.20 Proses meshing material 44

Gambar 3.21 Proses solusi material yang dikenai beban 45 Gambar 3.22 Tampilan Analyzing material yang dikenai beban

tekan statik aksial 46

Gambar 4.1 Alat Uji Tekan Shimadzu Servopulser SC-2DE 48 Gambar 4.2 Respon Tegangan – Regangan Polymericfoam

Diperkuat Serat TKKS Akibat Beban Tekan Statik 49 Gambar 4.3 Model Kegagalan Spesimen Polymericfoam


(12)

Gambar 4.4 Model retak/patah pada spesimen membentuk sudut 450 53 Gambar 4.5 Ukuran Spesimen uji tekan statik aksial (2D) dan (3D) 54 Gambar 4.6 Kotak dialog solid circular area 55

Gambar 4.7 Kotak dialog subtract area 56

Gambar 4.8 Kotak Dialog extrude area 56

Gambar 4.9 Model spesimen uji tekan statik aksal 57

Gambar 4.10 Input sifat-sifat material 58

Gambar 4.11 Input nilai beban tekan statik aksial 59 Gambar 4.12 Distribusi tegangan normal arah X spesimen uji

tekan statik aksial 59

Gambar 4.13 Distribusi tegangan normal arah Y spesimen uji

tekan statik aksial 60

Gambar 4.14 Distribusi tegangan normal arah Z spesimen uji

statik aksial 61

Gambar 4.15 Tegangan VonMises Spesimen Uji tekan statik aksial 62 Gambar 4.16 Perbandingan model retak/patah hasil simulasi

dan eksperimen 63

Gambar 4.17 Isotropic Properties Material Pada Aluminium 65 Gambar 4.18 Input Nilai Beban Tegangan Maximum 65 Gambar 4.19 Distribusi tegangan normal arah X bahan aluminium

akibat statik aksial 66

Gambar 4.20 Distribusi tegangan normal arah Y bahan aluminium

akibat statik aksial 67

Gambar 4.21 Distribusi tegangan normal arah Z bahan aluminium

akibat statik aksial 68

Gambar 4.22 Distribusi tegangan normal VonMises bahan aluminium

akibat statik aksial 68

Gambar 4.23 Isotropic Properties Material Pada Baja 69 Gambar 4.24 Input Nilai Beban Tegangan Maximum 70 Gambar 4.25 Distribusi tegangan normal arah X bahan baja

akibat statik aksial 70

Gambar 4.26 Distribusi tegangan normal arah Y bahan baja

akibat statik aksial 71

Gambar 4.27 Distribusi tegangan normal arah Z bahan baja

akibat statik aksial 72

Gambar 4.28 Distribusi tegangan normal VonMises bahan baja


(13)

DAFTAR NOTASI

Simbol Arti Satuan

A = Luas permukaan mm2

d = Diameter mm

E = Young’s Modulus MPa

F = Gaya N

ΔL = Perubahan Panjang mm

Lo = Panjang awal mm

h = Tinggi mm

m = Massa kg

υ = Poisson’s ratio

ρ = Massa jenis kg/mm3

σ = Tegangan MPa

ε = Regangan akibat tekan

C0 = Kecepatan penjalaran tegangan m/s

g = gravitasi m/s2


(14)

STUDI EXPERIMENTAL DAN ANALISA RESPON

MATERIAL POLYMERICFOAM YANG DIPERKUAT SERAT

TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) AKIBAT

BEBAN TEKAN STATIK.

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Komposit dari bahan serat (fibrous composite) terus diteliti dan dikembangkan guna menjadi bahan alternatif baru pengganti fungsi bahan logam, hal ini disebabkan sifat dari komposit serat yang kuat dan mempunyai berat yang lebih ringan serta untuk mengurangi pencemaran lingkungan jika dibandingkan dengan bahan logam. Susunan komposit serat terdiri dari serat TKKS dan matriks sebagai bahan pengikatnya. Ukuran panjang TKKS yang digunakan berkisar antara 13 cm sampai 18 cm. Matriks yang digunakan adalah resin epoxy, katalis MEKP (metil etil keton peroksida), blowing agent dan sebagai penguatnya adalah serat TKKS. Melalui tugas akhir ini peneliti ingin mengetahui respon dan sifat mekanik yang tinggi (modulus tekan elastisitas dan kekuatan tekan maksimum) material komposit serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) akibat uji tekan statik. Hal ini akan menjadi lebih penting saat penelitian ingin membuat suatu produk. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkatan respon yang terjadi berupa kekuatan retak/patah dari pengujian tekan statik aksial dan simulasi

numerik. Dari pengujian diperoleh nilai modulus elastisitas sebesar ± 17.22 MPa

dan kekuatan maksimum atau retak sebesar ± 0.138 MPa. Pada hasil simulasi

numerik diperoleh tegangan normal maksimum pada hasil VonMises polymericfoam sebesar ± 0.181 MPa. Contour yang menunjukkan tegangan VonMises melalui ansys akibat tekan statik aksial ini mendekati hasil tegangan

pada eksperimen. Kemudian distribusi tegangan polymericfoam +TKKS dibandingkan antara bahan baja dan aluminium. Distribusi tegangan yang terjadi dapat diketahui dengan menggunakan simulasi ansyss rel. 5.4. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui komposisi bahan yang terbaik dan material yang berkekuatan tinggi akan tetapi ringan.

Kata kunci : Serat TKKS, Matriks, Beban tekan statik, Modulus tekan elastisitas. Ansys rel. 5.4


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit (PKS) dengan jumlah yang cukup banyak, yaitu mencapai 1,9 juta ton berat kering per tahun atau setara dengan sekitar 4 juta ton berat basah per tahun (Nuryanto,2000). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan-penemuan baru di berbagai bidang. Dunia teknik merupakan salah satu bidang yang menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Terobosan - terobosan baru senantiasa dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil yang dapat bermanfaat bagi manusia. Komposit merupakan salah satu jenis material di dalam dunia teknik yang dibuat dengan penggabungan beberapa sifat berbeda menjadi satu material baru.

Komposit dari bahan serat (fibrous composite) terus diteliti dan dikembangkan guna menjadi bahan alternatif baru yang dapat menggantikan fungsi logam, hal ini disebabkan sifat dari komposit serat yang kuat dan mempunyai berat yang lebih ringan dibandingkan dengan logam. Penelitian yang mengarah pada pengembangan bahan komposit telah banyak dilakukan, terutama yang berkaitan dengan komposit penguatan serat alam yang berbahan matrik polimer. Penelitian ini dilakukan seiring dengan majunya eksploitasi penggunaan bahan alami dalam kehidupan sehari-hari.

Keuntungan mendasar yang dimiliki oleh serat alam adalah jumlahnya berlimpah, memiliki specific cost yang rendah, dapat diperbarui dan didaur ulang, serta tidak mencemari lingkungan. Untuk memperoleh sifat mekanik yang tinggi (kekuatan tekan maksimum dan modulus elastisitas) maka serat alam telah diberi bermacam perlakuan yang dapat meningkatkan sifat mekanik tersebut. Penggunaan serat TKKS sebagai bahan komposit merupakan langkah yang tepat. Pada penelitian ini digunakan bahan dasar polymericfoam yang diperkuat serat TKKS.

Hasil yang diharapkan pada penelitian ini ialah bahan komposit berongga dengan berat produk relatif, lebih ringan (low density) dan sifat mekanis yang


(16)

lebih baik dibandingkan dengan bentuk komposit polimer padat (compact). Selanjutnya material tersebut akan diuji secara mekanis. Pengujian dilakukan dengan uji tekan statik. Hasil yang diharapkan ialah didapatkan komposisi bahan yang terbaik, material yang berkekuatan tinggi dan ringan (low density).

1.2. Perumusan Masalah.

Kajian penelitian ini terdiri dari :

1. Proses pembuatan bahan polymeric foam dengan serat TKKS menjadi bentuk-bentuk spesimen uji.

2. Penyelidikan mikrostruktur bahan terhadap variasi bahan–bahan pendukungnya.

3. Kekuatan mekanik bahan ini terhadap kondisi pembebanan tekan statik. Proses pembuatan bahan ini terdiri dari penentuan variasi komposisi antara matriks, serat TKKS , dan blowing agent. Sedangkan katalis hanya berfungsi sebagai mempercepat terjadinya proses polimerisasi.

Selain komposisi bahan, penyelidikan perilaku mekanik bahan ini juga diamati berdasarkan hubungan antara kurva tegangan dan regangan yang dihasilkan pada pengujian tekan statik. Perilaku mekanik yang diamati pada penelitian ini adalah berat jenis bahan, modulus elastisitas (E) statik ,tegangan patah pada material polymericfoam yang diperkuat serat TKKS dan membandingkan distribusi tegangan maksimum aluminium dan baja melalui simulasi numerik.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui respon material komposit berbahan polymeric foam yang diperkuat serat TKKS akibat beban tekan static melalui eksperimen dan simulasi numerik.

1.3.2. Tujuan khusus


(17)

1. Untuk memperoleh sifat mekanik yaitu modulus tekan elastis dan tegangan tekan maksimum dari hasil pengujian tekan statik pada respon material

polymericfoam diperkuat serat TKKS.

2. Mengamati permukaan spesimen dan mengetahui kekuatan retak / patah

polymericfoam diperkuat serat TKKS setelah diberikan pembebanan tekan

statik.

3. Untuk menyelidiki tegangan maksimum yang terjadi dengan menggunakan simulasi melalui software ansys rel.5.4.

1.4. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang material komposit.

2. Bagi akademik, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk penelitian tentang komposit serat TKKS.

3. Bagi industri dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam pembuatan komposit yang terbuat dari serat alam, khususnya serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya produk industri.

1.5 Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan ini disajikan dalam tulisan yang terdiri dari 5 bab.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai tugas akhir yang meliputi, pembahasan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan landasan teori dan studi literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan serta metode pendekatan yang digunakan untuk menganalisa persoalan.


(18)

Berisikan metode dari uji tekan statik. Berisi juga spesifikasi material komposit TKKS yang dijadikan studi kasus dan juga mengenai langkah pencampuran bahan, pembuatan spesimen dan permodelan simulasi dengan menggunakan software ansys rel. 5.4

BAB 4 : PENGUJIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

Berisikan penyajian hasil yang diperoleh dari uji tekan statik dan

simulasi dengan menggunakan simulasi ansys rel. 5.4.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan jawaban dari tujuan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan

Bahan komposit merupakan bahan teknologi yang mempunyai potensi yang tinggi. Komposit dapat memberikan gabungan sifat-sifat yang berbeda - beda pada penggunaan yang tidak akan diperoleh melalui penggunaan logam, polimer dan seramiks (Kusy,1986), khususnya tentang sifat kekuatan spesifik serta kekakuan spesifik (Schwartz,1984).

Gambar 2.1. Klasifikasi / Skema Struktur Komposit (Callister,1994).

Secara umum bahan komposit terdiri dari dua bagian utama, yaitu : (1) matriks yang mengisolasi fasa, dan (2) penguat (reinforcement) atau fasa sebaran.

Gambar 2.2. Gabungan makroskopis fasa-fasa pembentuk komposit.

Matriks Penguat Komposit

Composite

Fiber - Reinforced Particle -

Reinforced

Structural

Continous (Aligned)

Disontinous (Short) Large -

Particle

Disper sion-Streng thened

Laminate Sanwidch Panel


(20)

Dan komposit berbeda dengan paduan (alloy), untuk menghindari kesalahan dalam pengertiannya, oleh Van Vlack (1994) menjelaskan bahwa alloy (paduan) adalah kombinasi antara dua bahan atau lebih dimana bahan-bahan tersebut terjadi peleburan sedangkan komposit adalah kombinasi rekayasa dari dua atau lebih bahan yang mempunyai sifat-sifat seperti yang diinginkan dengan cara kombinasi sistematik pada kandungan-kandungan yang berbeda tersebut. Sifat – sifat dari komposit sangat tergantung kepada sifat – sifat dari fasa – fasa pembentuknya, jumlah relatif masing – masing fasa, bentuk dari fasa, ukuran fasa dan distribusi ukuran dari fasa – fasa dan sebarannya. Bila komposit tersusun dari dua material yaitu : (1) M Sebagai Matriks dan (2) P sebagai penguat maka secara teoritis sifat – sifat hasil pencampuran kedua material tersebut memiliki sifat diantara sifat dari masing – masing material yang bercampur.

Matriks berfungsi sebagai pelindung dan pengikat fasa. Biasanya matriks mempunyai kerapatan / densitas , kekukuhan dan kekuatan yang jauh lebih rendah daripada serat. Namun gabungan matriks dengan serat bisa mempunyai kekuatan dan ketegaran yang tinggi, tetapi masih mempunyai kerapatan yang rendah. Matriks jenis ini tergolong polimer thermoplastik, dan memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis dengan pemberian tekanan ketika proses pembentukannya. Dengan demikian struktur molekulnya menghasilkan efek peredaman yang cukup baik terhadap beban yang diberikan. Data mekanik bahan matriks diperlihatkan pada tabel 2.1

Tabel 2.1. Karakteristik Mekanik Poliester Resin .

Sifat Mekanik Satuan Besaran

Berat jenis (ρ) Mg.m-3 1,2 s/d 1,5

Modulus Young (E) GPa 2 s/d 4,5

Kekuatan Tarik (σT) MPa 40 s/d 90

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa penguat komposit yang digunakan ialah dari bahan TKKS yang kemudian dibentuk menjadi ukuran halus dan dicampurkan dalam matriks. Berdasarkan Penelitian Subiyanto B,dkk : tiap kandungan serat TKKS secara fisik mengandung bahan-bahan serat seperti lignin


(21)

(16,19%), selulosa (44,14%) dan hemiselulosa (19,28%) yang mirip dengan bahan kimia penyusun kayu.

2.2. Landasan Teori 2.2.1 Polymericfoam

Foam didefinisikan sebagai penyebaran gelembung-gelembung gas

yang terjadi pada material cair dan padat. Foam berkembang menjadi rongga-rongga mikro yang memiliki diameter 10 µm. Foam yang tersebar pada polimer dapat mencapai 108/cm3 (Kumar, 2005).

Pada saat ini, perkembangan penelitian telah menghasilkan karakteristik fisik dan mekanik material foam (Klempner dan Sendijarevic, 2004). Karakteristik fisik tersebut meliputi faktor geometri, seperti ukuran rongga dan ketebalan dinding rongga. Selain karakteristik fisik juga terdapat karakteristik mekanik. Karakteristik mekanik terdiri atas densitas dan modulus elastisitas.

Material foam memiliki susunan rongga yang bervariasi. Susunan rongga tersebut dapat diketahui melalui pengamatan struktur mikro material foam. Susunan rongga dibagi atas dua jenis, yaitu susunan terbuka (open-cell) dan tertutup (closed-cell). Pada material foam dengan susunan rongga terbuka terdapat pemutusan dinding rongga dan bersifat fleksibel. Material foam dengan susunan rongga tertutup tidak terdapat pemutusan dinding rongga dan bersifat kaku. Perbedaan kedua jenis susunan rongga tersebut ditunjukkan pada gambar. 2.3

a). Rongga terbuka b). Rongga tertutup


(22)

Rongga-rongga pada polimer terbentuk akibat adanya pencampuran fase padat dan gas. Dua fase tersebut terjadi dengan cepat dan membentuk permukaan material yang berongga. Foam yang dihasilkan dari polimer merupakan gelembung udara atau rongga udara yang bergabung di dalam polimer tersebut . Gas yang digunakan untuk membentuk foam disebut blowing agent. Pemberian blowing agent dilakukan secara kimia dan fisika. Blowing agent secara kimia menimbulkan dekomposisi unsur-unsur material dalam suatu reaksi kimia.

Blowing agent secara fisika terjadi akibat adanya gas yang diberikan pada

material. Polymeric foam yang bersifat fleksibel dihasilkan oleh reaksi

polyurethane. Polyurethane dalam pembentukan polymeric foam juga

berfungsi sebagai blowing agent. Proses pembentukan rongga dari hasil reaksi polyurethane fleksibel berlangsung relatif cepat. Pada saat reaksi pembentukan polyurethane terjadi pengeluaran panas (eksoterm) dengan kenaikan temperatur mencapai 75 s.d. 160 oC. Peningkatan volume yang dihasilkan oleh polyurethane sekitar 20 s.d. 50 kali volume mula-mula. Menurut Sivertsen (2007), reaksi kimia pembentukan polymeric foam adalah reaksi polyisocyanante (OCN – R – NCO) dengan polyol (HO – R’ – OH) menghasilkan polyurethane (O – OC – HN – R – NH – CO – O – R’).

2.2.2 Karakteristik Serat TKKS

Dalam penelitian ini digunakan bahan polymericfoam yang diperkuat serat TKKS. Kebanyakan serat TKKS setelah siap dipakai khususnya di perkebunan sering dibuang sebagai limbah dan hanya sedikit yang dapat digunakan untuk diproduksi atau didaur ulang. Dan peneliti ingin coba mengamati sifat atau karakterisitik dari serat ini karena sifatnya yang kuat dan juga ringan jika dicampur dengan bahan yang lain. Ukuran panjang TKKS yang digunakan adalah berkisar antara 13 cm s/d 18 cm. Dan panjang serat yang telah dihaluskan sebanyak dua kali sebesar 0.1 mm s.d 0.8 mm. Di indonesia merupakan negara dengan perkebunan kelapa sawit terluas didunia sebesar 6,6 juta ha (Deptan). Tiap harinya,


(23)

berton – ton kelapa sawit diolah. TKKS adalah salah satu produk samping kelapa sawit. Setiap ton kelapa sawit yang diolah diperoleh TKKS yang mencapai 250 kg (Isroi, 2008).

Sayangnya, saat ini pemanfaatan TKKS belum maksimal. Penggunaan TKKS, contohnya di PTPN VII unit usaha rejosari adalah sebagai pupuk diperkebunan sawit. Padahal penggunaan TKKS tidak hanya sebatas sebagai pupuk perkebunan. Contohnya saja dari TKKS dapat dihasilkan marka kerucut, papan partikel dan sebagainya. (Subyanto,

2003). Penelitian mengenai penggunaan komposit serat TKKS diharapkan

dapat menjadi acuan dan alternatif baru dalam pembuatan suatu produk yang dapat diperbarui dan didaur ulang.

2.2.3 Teori Uji Tekan Statik.

Tegangan tekan berlawanan dengan tegangan tarik. Jika pada

tegangan tarik, arah kedua gaya menjahui ujung benda (kedua gaya saling

berjauhan), maka pada tegangan tekan, arah kedua gaya saling mendekati. Dengan kata lain benda tidak ditarik tetapi ditekan (gaya-gaya bekerja di dalam benda). Kekuatan tekan material adalah nilai tegangan tekan uniaksial yang mempunyai modus kegagalan ketika saat pengujian. Perubahan bentuk benda yang disebabkan oleh tegangan tekan dinamakan mampatan. Misalnya pada tiang-tiang yang menopang beban, seperti tiang bangunan mengalami tegangan tekan. Kekuatan tekan biasanya diperoleh dari percobaan dengan alat pengujian tekan. Ketika dalam pengujian nantinya, spesimen (biasanya silinder) akan menjadi lebih mengecil seperti menyebar lateral. (Ismoyo,1999). Perubahan benda yang disebabkan tegangan tekan dapat dilihat pada gambar 2.4


(24)

Gambar 2.4 Perubahan benda yang disebabkan oleh tegangan tekan aksial

Keterangan :

A = Luas Penampang

F = Gaya yang bekerja sebagai penekanan L0 = Panjang Awal

ΔL = Perubahan panjang, dimana : ΔL = L0 – L1

Dalam perancangan teknik yang sebenarnya sebagian besar kita bertumpu pada tegangan teknik. Pada kenyataannya, tegangan sebenarnya berbeda dengan tegangan teknik. Oleh sebab itu, material akibat beban tekan dapat dihitung dari penjelasan persamaan yang diberikan. Hal ini tentu saja karena perubahan luas penampang (A0) dan fungsi dari luas penampang A

= φ (F). (Callister:2003)

1. Perbedaan nilai deviasi tegangan dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada kompresi spesimen akan mengecil atau memendek. Material akan cenderung menyebar kearah lateral dan meningkatnya luas penampang 2. Pada uji tekan, spesimen dijepit pada ujung – ujungnya. Untuk alasan

ini, timbul gaya gesekan yang akan menentang penyebaran lateral ini. Berarti yang harus dilakukan untuk menghindari gaya gesekan ini harus dengan meningkatnya energi selama proses penekanan. (Ismoyo,1999).


(25)

2.2.4 Respon Material Akibat Beban Tekan Statik.

Mekanisme deformasi polymericfoam akibat beban tekan statik ditunjukkan oleh kurva tegangan-regangan. Pada uji tekan statik diperoleh tiga tingkatan respon yaitu: elastisitas linier (bending), plateau (buckling elastis), dan densification. Elastisitas linier ditandai oleh bending terhadap dinding rongga dan kemiringan (tegangan-regangan) awal atau modulus elastisitas diperoleh dari tingkatan ini. Plateau merupakan karakteristik respon yang terjadi setelah polymericfoam mengalami elastisitas linier ditandai dengan berlipatnya rongga-rongga polymericfoam. Pada saat rongga-rongga hampir terlipat seluruhnya dan dinding-dinding rongga menyatu mengakibatkan rongga-rongga menjadi lebih padat, tegangan normal tekan statik akan meningkat. Untuk mengoptimalkan produk tersebut perlu diketahui karakteristik material penyusunnya akibat beban tekan statik. Karakteristik suatu spesimen harus terukur, untuk itu perlu suatu pengujian tekan statik agar karakteristik dapat diketahui. Karakteristik dapat diketahui dari respon yang dialami oleh material. Respon diakibatkan oleh adanya gangguan (disturbance) yang diberikan terhadap sebuah sistem, seperti: F (gaya), T (temperatur), dan lain-lain. Di dalam uji tekan statik, gaya yang diberikan ditunjukkan pada Gambar. 2.5

F

F )

(a (b)

Lo

L

Gambar. 2.5. Pengujian beban tekan pada batang spesimen (a).Sebelum Uji Tekan,(b).Setelah Uji Tekan.


(26)

Berdasarkan respon yang ditunjukkan pada Gambar.2.5 dapat ditentukan respon mekanik berupa tegangan normal dan regangan akibat beban tekan statik.

Polymericfoam dengan massa jenis yang rendah merupakan jenis

material baru yang banyak diaplikasikan untuk keperluan keteknikan.

Polymericfoam digunakan sebagai peredam energi impak, seperti:

pelindung pada sebuah kemasan, struktur ringan pada panel berlapis, dan lain-lain. Polymericfoam dapat dimanfaatkan secara efisien jika sifat-sifat

polymericfoam telah diketahui sesuai dengan aplikasinya. Walaupun

pemanfaatan polymericfoam masih dimanfaatkan sebagai bahan sampingan tetapi respon polymericfoam yang menunjukkan kegagalan dan kekuatannya mutlak diperlukan.

Pertimbangan yang paling penting dalam upaya untuk mencegah terjadinya kegagalan desain suatu struktur adalah tegangan yang terjadi tidak melebihi dari kekuatan material. Akan tetapi, ada banyak pertimbangan lain harus diperhatikan, misalnya: tegangan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama (fatik), tegangan yang terjadi secara tiba-tiba (impak), dan lain sebagainya. Penyelidikan respon meliputi beberapa aspek, antara lain: respon material dan struktur terhadap pembebanan tertentu, mekanisme perubahan bentuk yang terjadi pada saat terjadinya beban maksimum, dan lain sebagainya.

2.2.5 Persamaan Tegangan – Regangan.

Sebuah batang komposit atau selinder yang dikenai beban tekan akan mengalami perubahan panjang yang disertai pengurangan luas penampang pada daerah elastic material. Adapun kurva tegangan – regangan akibat beban tekan dapat ditunjukkan pada gambar 2.6.


(27)

Gambar 2.6. Kurva tegangan – regangan.

Dalam penelitian ini terdapat bahan yang mengalami deformasi plastis jika terus diberikan tegangan dan bahan ini tidak akan berubah kebentuk semula. Biasanya material teknik terjadi pada daerah elastis yang hampir berimpitan dengan batas proposionalistik.

Perubahan panjang ini disebut sebagai regangan teknik (εeng.)

yang didefinisikan sebagai perubahan panjang yang terjadi akibat perubahan statik (∆L) terhadap panjang batang mula-mula (L0).Tegangan

yang dihasilkan pada proses ini disebut dengan tegangan teknik (σeng),

dimana didefinisikan sebagai nilai pembebanan yang terjadi (F) pada suatu luas penampang awal (A0). Tegangan normal tesebut akibat beban tekan

statik dapat ditentukan berdasarkan persamaan (2.1)

A F =

σ (2.1)

dimana,

σ = Tegangan normal akibat beban tekan statik (N/m2

)

F = Beban tekan (N)

A = Luas penampang spesimen (m2).

Regangan akibat beban tekan statik dapat ditentukan berdasarkan persamaan (2.2).


(28)

L L ∆ =

ε (2.2)

Dimana ∆L=L-L0

Keterangan :

ε = Regangan akibat beban tekan statik

L = Perubahan panjang spesimen akibat beban tekan. (mm) Lo = Panjang spesimen mula-mula (mm)

Pada prakteknya nilai hasil pengukuran tegangan pada suatu pengujian tarik dan tekan pada umumnya merupakan nilai teknik. Regangan akibat beban tekan yang terjadi, panjang akan menjadi berkurang dan diameter pada spesimen akan menjadi besar, maka ini akan terjadi deformasi plastis.

2.2.6 Hubungan Tegangan – Regangan.

Robert Hooke (1689), telah mengamati sebuah fenomena hubungan antara tegangan dan regangan pada daerah elastis suatu bahan tertentu dan menyimpulkan bahwa dalam batas-batas tertentu tegangan pada suatu material ialah proporsional terhadap regangan yang dihasilkan. Teori ini kemudian lebih dikenal dengan istilah hukum Hooke. Namun teori ini hanya berlaku pada batas elastis material, dimana besarnya tegangan akan berbanding lurus terhadap pertambahan regangan yang terjadi. Dan bila beban dihilangkan, maka sifat ini akan menyebabkan material kembali kedalam bentuk dan dimensi semula. Berdasarkan respon yang dialami oleh material maka karakteristik material tersebut dapat diketahui, seperti modulus elastisitas. Modulus elastisitas secara matematis (hukum Hooke) dapat ditentukan berdasarkan Persamaan (2.3) dan (2.4).

(2.3) ε

σ

=


(29)

atau

L A

L F

E o

∆ =

. .

(2.4)

Hubungan linear antara tegangan dan regangan adalah salah satu sangat berguna dalam perhitungan terhadap respon solid elastic linear pada tegangan, tetapi tegangan mesti digunakan apabila solid yang terjadi adalah elastic terhadap regangan yang terjadi yaitu ± 0,001.

2.2.7 Model Kegagalan Material Polymeric Foam

Dalam penelitian ini komposit yang digunakan adalah campuran dari bahan dasar serat TKKS dan polymeric foam. Sifat mekanik dari material ini tidak tergantung hanya pada sifat – sifat seratnya saja tetapi juga bagaimana matriks pada komposit memindahkan sebagian tegangan beban kepada seratnya dan antara serat dan matriknya terdapat panjang kritis serat sebagai fungsi kekuatan dan kekakuan efektif.

Untuk kegagalan yang terjadi pada spesimen yang berbahan dasar dari serat TKKS dan polymeric foam dapat dilihat pada gambar 2.7.

Detail A:

450

Gambar 2.7. Model kegagalan polymeric foam diperkuat serat TKKS

akibat beban tekan static dalam bentuk autocad 3D. A


(30)

Kegagalan dilihat secara makroskopik menunjukkan kegagalan geser yang ditandai dengan arah retak membentuk sudut 450 terhadap arah pembebanan seperti ditunjukkan pada gambar 2.7 (Detail A). Kegagalan terhadap polymeric foam yang diperkuat serat TKKS juga ditandai dengan terbentuknya beberapa rongga yang membesar yang dominan menghasilkan retak prematur. Retak akan terus menjalar saat beban diberikan hingga spesimen patah. Respon yang terjadi adalah saat pembebanan menghasilkan gaya yang besar sehingga spesimen yang terjadi mengalami patahan dan terjadi deformasi plastis.

Model kerusakan sangat berkaitan dengan mekanisme keretakan/perpatahan dari suatu material. Menurut Gibson dan Ashby (1999), bentuk deformasi dinding foam ditunjukkan pada gambar. 2.8. Bentuk ini dibuat dalam sebuah model kubik yang menggambarkan sebuah foam. Kegagalan yang sering terjadi diakibatkan oleh bending terhadap dinding foam. Retak/patah terjadi di daerah percabangan dinding

foam seperti ditunjukkan pada gambar 2.8.

(a) Sebelum dikenai beban tekan (b) setelah dikenai beban tekan

Gambar 2.8 Model Foam Yang Dikenai Beban Tekan.

2.3. Ansys Rel. 5.4

Program ansys ini dikembangkan di Amerika Serikat oleh National

Aeronautics and Space Administration (NASA). Perangkat Schwendler Bending

dinding foam Dinding foam


(31)

Corporation adalah program analisa elemen hingga untuk analisa tegangan

(stress), getaran (vibration), dan perpindahan panas (heat transfer) dari struktur dan komponen mekanika. Dengan Ansys, kita dapat mengimport geometri CAD (Computer Aided Design) atau dengan membuat geometri sendiri dengan Ansys Rel.5.4. Mesh, dapat dibuat dengan banyak metode: secara manual sampai automatis. Pemakaian material dan penentuan sifat material dapat dibuat atau dipilih dari Ansys 5.4 libraries. Demikian juga banyak tipe kondisi batas dan kondisi pembebanan dapat diterapkan.

Analisa tegangan dapat memecahkan beberapa kasus banyak menggunakan pendekatan prosedur dua dimensi. Prosedur dua dimensi digunakan karena praktis lebih mendekati, dan modelnya lebih sederhana. Pada kasus yang sebenarnya analisa tiga dimensi yang banyak digunakan karena analisa tegangan tiga dimensi mendekati masalah yang sebenarnya.

2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Permasalahan:

1.Karakteristik respon material polymericfoam diperkuat serat TKKS perlu diketahui.

2.Melakukan pengujian respon material

polymericfoam diperkuat TKKS

menggunakan teknik uji tekan statik.

Variabel yang dibutuhkan :

1. Tegangan maksimum dan regangan didaerah elastis.

2. Sifat mekanik dari modulus elastisitas.

Beban impak yang diperoleh dengan menggunakan teknik uji tekan dengan variasi tegangan maksimum 0.138 MPa.

Peneliti melihat, membandingkan dan menghitung hasil akhir.

Gambar 2.9 Kerangka Konsep Penelitian

Hasilnya :

a. Mengetahui respon material polymericfoam diperkuat TKKS yang dikenai beban tekan..

b. Mengetahui tegangan maksimum yang terjadi dengan menggunakan


(32)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Umum.

Pada bab tiga ini akan dibahas tentang alur penelitian, alat dan bahan untuk pengujian dan langkah–langkah pembuatan spesimen uji. Spesimen tersebut akan diuji dengan uji tekan statik untuk mengetahui sifat–sifat mekanik dari suatu material. Material yang digunakan berbahan polymericfoam yang diperkuat serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

3.2. Alur Penelitian.

Awal penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan sebanyak – banyaknya literatur dari buku – buku maupun internet. Studi literatur dilakukan agar penulis dapat memudahkan interprestasi fisik tentang tujuan akhir penelitian. Studi literatur dilakukan terus menerus hingga penulis memahami betul tentang penelitian yang akan dikerjakan. Setelah literatur dikerjakan, penulis menyiapkan bahan dan alat untuk pembuatan spesimen uji. Setelah mengumpulkan bahan dan alat, maka tahap selanjutnya adalah pembuatan spesimen uji. Pembuatan spesimen dilakukan dengan pencampuran bahan polymericfoam yang diperkuat serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Pembuatan spesimen ini memerlukan ketelitian agar spesimen yang dihasilkan dapat mendekati sempurna. Setelah pembuatan spesimen selesai, tahap selanjutnya adalah dengan melakukan pengujian tekan statik.Tahap terakhir adalah dengan melakukan analisis terhadap spesimen yang telah diuji.

3.3. Tempat dan Waktu.

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium pusat penelitian unit II program magister dan doctor Teknik Mesin Fakultas Teknik Univesitas Sumatera Utara. Waktu Penelitian ini direncanakan selama lima bulan mulai dari 15 Februari 2010 sampai 10 Juni 2010.


(33)

3.4. Alat dan Bahan.

Pembuatan spesimen uji pada penelitian ini dilakukan dengan metode campuran polymeric foam yang diperkuat TKKS. Metode polymericfoam ini adalah metode yang paling sederhana dalam manufaktur komposit. Alat–alat yang diperlukan untuk membuat komposit serat TKKS adalah:

1. Pipa PVC dengan ukuran panjang 75 mm dan diameter 37,5 mm 2. Timbangan Digital.

3. Mesin Penghalus Serat TKKS. 4. Gelas

5. Masker 6. Mistar

7. Mesin pemotong

Dan bahan – bahan yang diperlukan adalah:

1. Polyurethane yang terdiri dari campuran polyol dengan isocyanate. 2. Serat TKKS

3. Wax release agent yang berfungsi untuk memudahkan pelepasan spesimen dari cetakan.

4. Katalis, berfungsi untuk memperkuat / memperkeras spesimen.

5. NaOH,berfungsi untuk menghilangkan kotoran yang terdapat dalam serat. 6. Polyester Resin Tak Jenuh.

Secara detail spesifikasi alat dan bahan dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Bahan dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan spesimen yang

berbahan dasar polymericfoam diperkuat serat TKKS.

No. Nama Jml. Sat. Jenis Material Ukuran

Alat:

1. Cetakan Spesimen 1 set 75x37,5(mm)

2. Mesin Pemotong 1 bh

3. Timbangan Digital 1 bh Bahan:

1. Matriks * g Unsaturated Polyester Resin

2. Serat * g TKKS

3. Katalis * g MEKP

4. Blowing agent * g

5. Cairan Pembersih lemak 25 ml NaOH 1%

7. Pelumas 1 g Wax


(34)

3.4.1. Bahan Yang digunakan dalam pembuatan spesimen 3.4.1.1 Polyurethane (PU).

Polyurethane yang digunakan adalah polyol dan isocyanat yang merupakan hasil reaksi antara asam dan basah tak jenuh seperti anhidrid

fialat dengan alkohol dihidrat seperti etilen glikol. Bahan ini tergolong

bahan polimer termoset. Karena bahan ini dihasilkan oleh reaksi kimia yang melibatkan dua peringkat. Peringkat (1) pembentukan rantai molekul yang sangat panjang (prapolimer) dan peringkat (2) rantai molekul yang panjang diikat melalui ikatan yang kuat agar bahan tidak menjadi lembut kembali jika dikenakan panas berikutnya dan jika panas berlebihan akan menyebabkan hangus dan rusak. Sifat dari termoplastik ini lebih keras, lebih kuat dan rapuh dibandingkan dengan termosetting. Polyester resin ini juga memiliki sifat dapat mengeras dengan capat pada suhu kamar dengan bantuan katalis tanpa pemberian tekanan. Material ini memiliki struktur molekul yang lebih kompleks dari fungsi material logam ataupun keramik. Pada umumnya polyester resin ini dapat membentuk rantai molekul raksasa dengan atom-atom karbon. Struktur bahan ini digolongkan dalam bentuk struktur crosslink dengan keunggulan kemampuan penyebaran beban yang lebih merata terhadap suatu jenis pembebanan tertentu.

3.4.1.2 Serat TKKS (Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit).

Serat TKKS berfungsi sebagai bahan penguat matrik komposit

polymericfoam yang dihasilkan. Serat TKKS diperoleh dari hasil

pengolahan tandan kosong kelapa sawit menjadi bagian-bagian kecil melalui beberapa tahapan proses. Tahapan tersebut antara lain: (1) perendaman TKKS pada larutan NaOH 1% terhadap volume air, (2) pencacahan menjadi bagian-bagian kecil (5 s.d. 10 cm), (3) pengeringan, dan (4) penghalusan serat.

Bentuk serat TKKS yang telah dihaluskan dan menjadi serbuk diperlihatkan pada gambar 3.1.


(35)

Gambar 3.1. Bentuk TKKS yang telah dicacah.

3.4.1.3 Bahan Pembentuk Berongga (Blowing Agent).

Blowing agent berfungsi untuk menghasilkan struktur bangunan

sel-sel berongga. Bahan ini akan mempermudah terbentuknya busa dengan munculnya gelembung-gelembung kecil.

Bahan blowing agent yang digunakan pada penelitian ini ialah

polyurethane atau disingkat dengan PU. Bahan ini termasuk bahan polimer

yang mengandung rantai organik yang digabungkan dengan rantai

urethane / carbamate. Polimer polyurethane terbentuk selama langkah

pertumbuhan polimerisasi sebagai reaksi antara suatu monomer yang mengandung sedikitnya dua gugus isocyanate dengan monomer lainnya yang mengandung sedikitnya dua gugus hydroxyl (alkohol) dengan bantuan katalis. Dan gambar struktur berongga atau blowing agent dapat dilihat pada gambar 3.2a dan 3.2b


(36)

(a)

(b)

Gambar 3.2. (a) Cairan blowing agent (b) Struktur rongga dari blowing

agent

3.4.1.4 Katalis.

Katalis merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mempercepat reaksi polimerisasi struktur komposit pada kondisi suhu kamar dan tekanan atmosfir. Selain itu pemberian katalis dapat digunakan untuk mengatur pembentukan gelembung blowing agent, sehingga tidak mengembang secara berlebihan, atau terlalu cepat mengeras yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembentukan gelembung. Jenis katalis yang digunakan adalah metil etil keton peroksida (MEKP). Gambar Katalis dapat dilihat pada gambar 3.3.


(37)

Gambar 3.3 Katalis

3.4.1.5 Resin.

Resin adalah salah satu serat penguat alami dalam suatu material komposit. Fungsi utama adalah untuk mengikat kedua bahan dan memindahkan tegangan dengan serat penguat (reinforced fibre). Secara umum, resin juga disebut sebagai polimer atau plastik. Polimer dalam penelitian ini termasuk pada polimer termoset. Karena merupakan bahan yang dapat mengeras jika dipanaskan dan mempunyai struktur cross-linked yang memiliki ketahanan yang baik dan sifat suhu yang tinggi. Resin yang digunakan jenis resin epoxy. Sebagai penguatnya ditambahkan katalis dan jenis katalis yang digunakan adalah MEKP. Gambar resin dapat dilihat pada gambar 3.4


(38)

3.4.1.6 Wax.

Wax digunakan untuk melumasi cetakan supaya dalam pembukaan cetakan, spesimen tidak lengket. Wax diolesi disemua bagian cetakan yang terkena kontak langsung dengan bahan yang akan dibuat. Sehingga dalam pembukaan cetakan menjadi mudah.

Gambar 3.5.Wax

3.4.1.7 NatriumHidroksida (NaOH)

Serat yang dibutuhkan dalam pembuatan spesimen ini adalah serat TKKS. Sebelum terjadi pencampuran dengan bahan yang lain, serat ini harus direndam dengan NaOH, dikeringkan dan dihaluskan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Sebagaimana dalam reaksi kimia: Fibre - OH + NaOH Fibre – O - Na + H2O. Serat yang direndam dalam

larutan 5% dengan natrium hidroksida selama 48 jam. Serat disapu dengan beberapa setetes asam asetat untuk menetralkan alkali residu. Serat tersebut dicuci dengan air suling dan dikeringkan.


(39)

Gambar 3.6. NaOH

3.4.2 Alat yang digunakan untuk membuat spesimen. 3.4.2.1 Mesin Pemotong.

Alat ini khusus digunakan untuk memotong bahan yang lunak seperti bahan dari plastic, pipa dan lain-lain. Dalam pencetakan ini digunakan cetakan dari pipa yang panjangnya 75 mm dan diameter 37.5 mm. Untuk menyesuaikan ukuran tersebut maka digunakan mesin pemotong yang terlihat pada gambar 3.7.


(40)

3.4.2.2 Mesin penghalus serat.

Serat yang telah direndam dengan NaOH, dicacah dan dikeringkan kemudian dapat dihaluskan dengan menggunakan mesin penghalus serat. Ini bertujuan agar serat yang dicampur dengan bahan lain akan mendapatkan spesimen yang utuh dan kuat.

Gambar 3.8. Mesin Penghalus Serat

3.4.2.3 Timbangan Digital.

Timbangan digital ini berfungsi untuk menakar atau menimbang bahan atau komposisi untuk membuat spesimen. Timbangan digital dapat dilihat pada gambar 3.9


(41)

3.5 Spesimen bahan polymericfoam diperkuat serat TKKS

Spesimen yang digunakan untuk penelitian ini adalah bentuk dan geometri spesimen uji tekan statik polimer dibentuk berdasarkan standar ASTM D1621-00. Spesimen uji terdiri dari polymeric foam yang diperkuat serat TKKS (Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit).

Polymeric foam yang diperkuat Serat TKKS terdiri dari beberapa unsur pembentuk yaitu Polyurethane, resin dan serat TKKS. Persentase kandungan massa unsur pembentuk spesimen adalah Polyurethane (20%), Resin (60%), Serat TKKS (10%) dan Katalis (10%). Spesimen bahan polymericfoam yang diperkuat serat tandan kosong kelapa sawit (Serat TKKS) akan diuji tekan statik seperti ditunjukkan pada gambar 3.10

Detail B:

Gambar 3.10 Spesimen Polymeric foam yang diperkuat Serat TKKS.

Massa dari setiap bahan yang akan dicampur kemudian ditimbang untuk mengetahui massa dari bahan tersebut. Dan massa jenis dapat diketahui dari perhitungan yang ada pada bab 4. Dari tabel 3.2 dapat diketahui spesifkasi material polymericfoam.


(42)

Tabel 3.2. Spesifikasi material polymeric foam+TKKS

Material Massa (g) Massa jenis (g/cm3)

Polymeric Foam Diperkuat Serat TKKS

34,91 0,42

3.6 Alat Uji Tekan Statik.

Peralatan yang digunakan dalam pengujian spesimen ini adalah alat uji impak tekan static. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat uji statik tekan dan uji impak. Pengujian tekan statik dilakukan dilakukan dengan menggunakan alat uji Shimadzu Servopulser uji tekan dipusat penelitian unit II magister teknik mesin universitas sunatera utara. Pengujian dilakukan pada temperatur 250 C (berdasarkan standar ASTM D1621-00). Alat pengujian tekan statik dapat dilihat pada gambar 3.11.


(43)

Detail S :

Keterangan Gambar :

1. Servopulser. 2. Load Cell. 3. Spesimen. 4. Calibration Box. 5. Transient Converter. 6. Cross Head.

Gambar 3.11.(a) Persiapan alat uji tekan shimadzu servopulser (b) proses

eksekusi uji tekan pada spesimen

3.7 Prosedur Pengujian Tekan Statik.

Sebelum melakukan pengujian, kita harus mengetahui terlebih dahulu kondisi awal spesimen :

Tabel 3.3 Kondisi awal spesimen.

KONDISI AWAL

Material Komposit Serat TKKS

tinggi (ho) 75 mm

Diameter (do) 37,5 mm

Kecepatan pembebanan 50 mm/menit

Nama Mesin Shimadzu Servopulser SC-2DE

Adapun langkah – langkah dalam pengujian tekan statik adalah :

1. Aktifkan sumber arus (Turn on Power Supply), terdapat pada kotak power supply dengan cara menaikkan switch pada posisi ON.


(44)

2. Aktifkan sistem pendingin untuk pompa hidrolik. Sistem ini berfungsi mempertahankan kondisi suhu pelumas agar tetap stabil selama proses hidrolisasi.

3. Periksa katup penutup pada pipa penghubung antara pompa air pendingin dengan sistim hidrolik. Pastikan katup tersebut dalam posisi terbuka dengan tujuan agar aliran air pendingin dapat bersirkulasi.

4. Tekan tombol ON yang berada pada bagian belakang Controller. Alat ini berfungsi sebagai sistim operasi utama alat uji statik Servopulser.

5. Pastikan tekanan dalam tabung hidrolik sama dengan tekanan atmosfir. 6. Aktifkan pompa hidrolik melalui layar controller dengan menekan tombol

HYD.

7. Tunggu hingga lebih kurang 20 hingga 50 detik, atau ditandai dengan suara dentuman kedua, kemudian tekan tombol LOAD untuk memberikan tekanan pada pompa hidrolik. Set tekanan yang dibutuhkan untuk pengujian dengan cara memutar handle-nya. Tekanan pengujian pada umumnya berkisar antara 5 hingga 15 MPa, atau sesuai dengan kebutuhan, tetapi jangan mencapai batas maksimum tetapi tekanan yang dipakai yaitu 10 MPa.

8. Kembalikan layar pada pilihan TEST, yang berarti pengujian telah siap untuk dilaksanakan.

Adapun skema dan diagram alir pengujian tekan secara ringkas adalah :

1.Proses cross head diatur untuk memasang dan membuka spesimen

2.Pengaturan beban dan proses pengujian diatur melalui controller. Untuk mengatur beban statis tekan tombol berjenis ram, lalu input parameter speed dan final


(45)

(a)

3. Perhatikan dan atur beberapa parameter yang ditunjukkan di controller, yaitu: - TD dan control gain yang sesuai, - Tekanan hidraulik dan property, - Interval TD yang telah ditentukan, - Posisi awal pada zero point, - Setting sistem alarm,

- Seluruh sensor dalam keadaan aman

4. Tekan tombol strart pada controller untuk memulai eksekusi, lalu catat perubahan beban dan defleksi yang terjadi.

5.Saat spesimen menunjukkan awal keretakan hentikan operasi Shimadzu Servopulser dengan menekan tombol stop pada controller.

6.Atur posisi crosshead untuk mengambil spesimen yang telah diuji.

Mulai

Persiapan spesimen terutama dalam penentuan komposisi dan standar yang digunakan.


(46)

(b)

Gambar 3.12 (a) diagram alir pengujian tekan secara ringkas (b) Diagram alir

penyelidikan respon terhadap berbahan dasar polymeric foam yang diperkuat serat TKKS.

Persiapan alat uji shimadzu servopulser, kalibrasi alat uji dan parameter pengujian.

Proses eksekusi atau pengujian terhadap spesimen dan disturbance seperti beban gaya (F) yang diberikan.

Evaluasi respon akibat beban tekan statik yaitu tegangan dan regangan lalu plot kedua respon tersebut kedalam sebuah kurva (kurva tegangan – regangan ) dengan menggunakan software Microsoft office Excel

Pengamatan permukaan patahan atau pemadatan terhadap spesimen uji lalu foto beberapa objek yang bekerja akibat beban yang diberikan.

Analisa hasil dan kesimpulan.


(47)

3.8. Proses Pencampuran Spesimen.

Dalam Proses untuk pengujian ini dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu proses pembentukan serat TKKS dan proses pembuatan spesimen.

3.8.1 Proses pembentukan serat TKKS.

Dalam proses pembentukan serat TKKS dalam pengujian tekan adalah sebagai berikut :

1. Membersihkan TKKS dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran besar yang menempel seperti plastik,pasir,tanah dan lain-lain.

2. TKKS direndam dalam larutan NaOH 1M sebanyak 1% selama lebih kurang satu hari untuk mengikat lemak yang masih tersisa pada permukaan.

3. TKKS dicuci dengan air bersih dan dicacah menjadi bagian kecil dengan ukuran 10 cm – 20 cm.

4. TKKS dikeringkan selama lebih kurang 2 hari pada suhu 500 C s/d 800 C.tujuan proses ini ialah untuk menurunkan kadar air yang terkandung sehingga kondisi TKKS cukup kering untuk diolah menjadi serat.

5. TKKS dipotong-potong lebih dahulu menjadi ukuran kecil yaitu berkisar 2 s/d 5 cm sebelum dihaluskan.

6. Selanjutnya potongan TKKS tersebut dihaluskan dengan menggunakan alat mesin penghalus sehingga menjadi serat halus dengan ukuran berkisar 0.1 s/d 0.8 mm.

Adapun bagan alir pembuatan serat TKKS secara ringkas dapat diperlihatkan pada gambar 3.13


(48)

Gambar 3.13. Skema Bagan Alir pembuatan serat TKKS. 3.8.2 Proses Pembentukan Spesimen

Adapun proses pembentukan spesimen dalam pengujian tekan

dilakukan beberapa langkah sebagai berikut : 1. Semua alat dan bahan disiapkan.

2. Semua bahan ditimbang menurut takarannya masing – masing. 3. Diberi lapisan pemisah antara cetakan dan bahan polymeric foam.

Oleskan cetakan dan alas cetakan dengan bahan pemisah berupa

Wax agar tidak terjadi ikatan yang kuat antara permukaan cetakan

dan spesimen yang dibentuk.Hal ini bertujuan untuk mempermudah selama proses pembongkaran.

4. Campurkan resin dan serat TKKS dan aduk hingga merata.

5. campuran polyurethane berupa polyol dan isocyanat kedalam campuran resin-serat TKKS tadi dan tuangkan aduk hingga merata. 6. Tuangkan katalis kedalam campuran resin-serat

TKKS-polyurethane secukupnya ( ± 10%) dan aduk hingga merata

kembali. Pembersihan TKKS dengan menggunakan air bersih Perendaman TKKS pada larutan 1% NaOH selama 2 hari.

Pencacahan TKKS menjadi ukuran 10 s.d. 20 cm

Pengeringan TKKS pada suhu 50 s.d. 70 oC selama lebih kurang 2 hari. Penghalusan TKKS

menjadi serat dengan ukuran 2 s.d. 5 cm secara

hand made.

Penghalusan serat TKKS menjadi ukuran 0,1 s.d. 10 mm dengan menggunakan mesin penghalus khusus selama ± 2 minggu


(49)

7. Tuangkan campuran tersebut kedalam cetakan spesimen yang telah dipersiapkan dengan ketinggian campuran dalam cetakan sekitar 2/3 dari ketebalan spesimen.

8. Selanjutnya biarkan campuran tersebut pada tekanan atmosfir dan suhu kamar. Proses polimerisasi akan terjadi disertai dengan terbentuknya gelembung gas pada seluruh bagian komposit. Dengan demikian akan terbentuk spesimen komposit berongga atau lebih dikenal dengan istilah polymericfoam.

3.9 Proses Penggabungan Serat dengan matriks.

Proses penggabungan serat dengan matriks atau disebut juga dengan lamina. Proses utamanya dengan mengoleskan resin yang berfungsi sebagai matriks ke tiap lapisan serat. Langkah – langkah proses penggabungan serat dengan matriks adalah:

1. Penentuan perbandingan fraksi volume serat TKKS dengan resin. Pada penelitian ini digunakan perbandingan fraksi volume serat TKKS dengan resin yaitu 55 % : 45 %.

2. Cetakan dilapisi wax agar spesimen tidak lengket. Dan didiamkan lebih kurang dua menit.

3. Campurkan resin dengan serat TKKS dan juga bahan yang mendukung untuk membuat spesimen seperti katalis,polyol dan isocyanate dan blowing agent. 4. Setelah tercampurkan, kemudian dituangkan kedalam cetakan dengan merata

dan didiamkan hingga lebih kurang satu hari agar dapat mengeras

5. Specimen dilepas dari cetakan dan dipotong bagian sisinya akibat resin yang melebar dari sisi cetakan.


(50)

Gambar 3.14. Material polymeric foam diperkuat TKKS

3.10 Penyelidikan Melalui Simulasi Ansys Rel.5.4

Dalam permodelan gambar seperti material uji tekan statik aksial terlebih dahulu dibuat bentuk geometri dan dimensi. Dan software yang digunakan adalah ANSYS Rel. 5.4 yang berbasis Metode Elemen Hingga (MEH). Simulasi komputer dilakukan untuk mengklarifikasi perilaku mekanik yang terjadi akibat pengujian secara eksperimental.


(51)

Gambar 3.15. Diagram Alir Permodelan Ansys rel. 5.4 Berhasil ?

berhasil Tidak

Membuat produk jadi satu bagian solid

Membuat Geometry material (bentuk selinder)

3D melalui ansys 5.4

SELESAI


(52)

3.10.1 Tampilan pembuka ansys rel. 5.4

Gambar 3.16 Tampilan awal ansys 5.4 interactive

Pada Gambar 3.16 permodelan selinder langsung dibuat melalui

software simulasi Ansys 5.4, dimana software program ini mampu

melakukan analisa pembebanan statik aksial dan dinamis, analisa temperatur, deformasi, defleksi, tegangan pada truss, dan sebagainya. Pada


(53)

gambar merupakan Tampilan awal ansys 5.4 interactive. Kemudian diklik tombol run untuk membuka tampilan ansys selanjutnya.

3.10.2 Mendefinisikan Element/Property Type.

Untuk mendefinisikan karakteristik geometri, maka langkah prosesnya adalah: pilih menu Model >Propocessor. Lalu pilih jenis materialnya / element type > add/edit/delet.kemudian pilih add.dan selanjutnya juga dipilih elemen solid>Tet 10 node 92 kemudian dipilih ok dan kembali ke elelment type dan dipilih close. Dapat dilihat pada gambar 3.17 (a) dan (b)

(a)

(b)

Gambar 3.17 (a) library element type dan (b) Tampilan element type 3.10.3 Mendefenisikan Material Properties.

Langkah selanjutnya adalah menentukan sifat properties material seperti material polymericfoam yang diperkuat serat TKKS. Langkah mendefenisikan material properties adalah: pilih material properties >


(54)

masukan nilai modulus elastisitas, masa jenis dan poisson ratio ke dalam kotak dialog material.

Gambar 3.18 Tampilan material properties.

3.10.4 Tampilan pembuatan gambar cylinder

Model spesimen uji berbentuk selinder. Dan untuk simulasi maka gambar yang akan dibuat melalui ansys rel. 5.4 berbentuk cylinder juga. Tampilan untuk pembuatannya adalah dengan memilih menu preprocessor > modeling > create dan dipilih area > circle. Kemudian klik solid circle dan diisi data yang terdapat pada kotak dialog solid circle. Setelah itu, pilih area > rectangle > by 2 rectangle dan diisi kotak dialog by 2 rectangle. Juga pilih main menu preprocessor > Modeling – operate > subtrack > area dan blok circle dan rectangle tadi. Kemudian pilih modeling – operate > extrude / sweep > area – along normal. Untuk lebih jelas tampilan untuk membuat gambarnya dapat dilihat dibawah ini.


(55)

(56)

Gambar 3.19 Tampilan pembuatan gambar cylinder melalui ansys

.

3.10.5 Proses Meshing.

Ukuran mesh sangat mempengaruhi hasil dalam analisa ini. Namun dalam skripsi ini tidak dibahas lebih lanjut mengenai pengaruh ukuran tersebut. Hal ini dikarenakan keterbatasan sistem komputer yang


(57)

digunakan, Di sini proses menerapkan ukuran mesh sesuai kemampuan komputer yaitu dengan langkah sebagai berikut: pilih menu mesh tool >

global size > set > mesh. Tampilan penerapan mesh tampak pada gambar

3.20.

(a)


(1)

***** POST1 NODAL STRESS LISTING ***** PowerGraphics Is Currently Enabled

LOAD STEP= 1 SUBSTEP= 1 TIME= 1.0000 LOAD CASE= 0

NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 1

THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN GLOBAL COORDINATES

NODE SX SY SZ SXY SYZ SXZ

363 -1.4000 -1.4008 -1.4225 .64633E-03 .55911E-02 -.34102E-02 364 -1.4011 -1.4010 -1.4148 .19563E-02 .66162E-02 -.65370E-02 365 -1.3993 -1.4001 -1.4442 .45777E-03 .64422E-02 -.27957E-02 366 -1.4049 -1.4039 -1.4190 .38629E-02 .10150E-01 -.12115E-01 367 -1.4302 -1.4002 -1.4656 .57887E-02 -.38730E-02 -.43685E-02 368 -1.4016 -1.4027 -1.4356 .22427E-02 .10797E-01 -.86535E-02 369 -1.4095 -1.4021 -1.4194 .84473E-02 .11664E-01 -.17066E-01 370 -1.4447 -1.4143 -1.6088 .80695E-02 -.27167E-01 -.10119E-01 371 -1.4301 -1.4034 -1.4836 .13647E-01 -.67252E-02 -.13470E-01 372 -1.3987 -1.3970 -1.5229 .16971E-03 .87388E-02 -.18453E-02 373 -1.3986 -1.3993 -1.4717 -.83518E-04 .39354E-02 -.56815E-03 374 -1.5126 -1.5836 -1.8900 -.49520E-01 -.12177 -.31828E-01 375 -1.4007 -1.4037 -1.4805 .29637E-02 .16899E-01 -.92494E-02 376 -1.4049 -1.4055 -1.4486 .64216E-02 .17623E-01 -.16103E-01 377 -1.3991 -1.3984 -1.3987 -.44316E-04 -.73427E-03 .38513E-04 378 -1.4190 -1.4040 -1.4295 .11321E-01 .71726E-02 -.18050E-01 379 -1.4240 -1.4140 -1.5030 .19264E-01 -.20087E-03 -.21095E-01 380 -1.4105 -1.4090 -1.4585 .11897E-01 .17663E-01 -.21640E-01 381 -1.4368 -1.4176 -1.6420 .15326E-01 -.33816E-01 -.18439E-01 382 -1.4029 -1.4094 -1.5019 .98470E-02 .28256E-01 -.20116E-01 383 -1.4098 -1.4165 -1.5325 .22722E-01 .21181E-01 -.17871E-01 384 -1.4011 -1.4060 -1.5620 .27572E-02 .25800E-01 -.10471E-01 385 -1.4962 -1.5997 -1.8448 -.66500E-01 -.10564 -.31384E-01 386 -1.4219 -1.4345 -1.6470 .21045E-01 -.25382E-01 -.13337E-01 387 -1.3958 -1.4045 -1.6874 .38131E-02 .36219E-01 -.13189E-01 388 -1.3965 -1.4191 -1.5895 .16272E-01 .37932E-01 -.24539E-01 389 -1.4036 -1.4020 -1.8248 .59398E-02 .44798E-01 -.20156E-01 390 -1.4172 -1.4475 -1.6597 .21800E-01 -.89545E-02 -.23864E-01 391 -1.4025 -1.4554 -1.7108 .97029E-02 .38102E-01 -.29367E-01 392 -1.5817 -1.5104 -1.8666 -.75537E-01 -.11382 -.47264E-01 393 -1.6186 -1.6483 -1.9317 -.48127E-01 -.22698E-01 -.14227 394 -1.3997 -1.4000 -1.3998 -.10511E-04 -.77180E-04 .72050E-04 395 -1.6314 -1.5771 -1.8861 -.35644E-01 -.10574 -.95273E-01 396 -1.4000 -1.3996 -1.4001 -.15749E-03 .34864E-03 .66557E-04 397 -1.3990 -1.3998 -1.3993 .27226E-03 .52729E-04 -.19089E-03

***** POST1 NODAL STRESS LISTING ***** PowerGraphics Is Currently Enabled

LOAD STEP= 1 SUBSTEP= 1 TIME= 1.0000 LOAD CASE= 0

NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 1

THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN GLOBAL COORDINATES

NODE SX SY SZ SXY SYZ SXZ

398 -1.3983 -1.3990 -1.3989 .16938E-03 -.52567E-03 -.72425E-03 399 -1.3991 -1.3999 -1.3994 .29845E-03 .27654E-03 -.37160E-03


(2)

763 -1.3997 -1.3997 -1.3992 .57090E-04 -.26772E-03 -.22242E-03 764 -1.3997 -1.3997 -1.3994 .10710E-03 -.21915E-03 -.31687E-03 765 -1.3997 -1.3998 -1.3995 .10039E-03 -.12611E-03 -.15603E-03 766 -1.4002 -1.4003 -1.3992 -.72050E-04 -.13438E-03 -.32600E-04 767 -1.3997 -1.3996 -1.3992 .95677E-04 -.34440E-03 -.32562E-03 768 -1.4002 -1.4001 -1.3997 -.19525E-03 -.75270E-04 -.37129E-04 769 -1.3997 -1.3997 -1.3999 .31447E-03 -.24138E-03 -.14500E-03 770 -1.3989 -1.3991 -1.3992 .57773E-03 .27210E-03 .15366E-03 771 -1.3984 -1.3990 -1.3993 .47797E-03 -.12011E-05 -.11253E-04 772 -1.3988 -1.3988 -1.3992 .51966E-03 -.13173E-03 -.46330E-04 773 -1.3998 -1.4001 -1.3997 -.87780E-04 -.39812E-03 -.72710E-03 774 -1.3998 -1.3999 -1.3993 -.32742E-05 -.30211E-03 -.25849E-03 775 -1.3999 -1.4000 -1.3989 .62576E-04 -.28394E-03 -.22959E-03 776 -1.3999 -1.3998 -1.3990 .14286E-04 -.31360E-03 -.16883E-03 777 -1.3998 -1.3997 -1.3993 -.51033E-04 -.13022E-03 -.82571E-04 778 -1.3994 -1.3996 -1.3999 .25204E-04 -.24769E-03 -.30432E-03 779 -1.4006 -1.4005 -1.3998 -.32841E-03 -.22337E-03 -.24308E-03 780 -1.3997 -1.4000 -1.4006 -.16648E-03 -.96022E-04 -.18652E-03 781 -1.4011 -1.4004 -1.4004 -.53269E-04 -.23321E-03 -.27845E-03 782 -1.3990 -1.3998 -1.4000 -.42069E-03 .91542E-05 .63728E-04 783 -1.4005 -1.4001 -1.4003 -.15995E-03 .38301E-03 .74595E-03 784 -1.3998 -1.3997 -1.3997 .56831E-04 .35559E-04 -.56588E-04 785 -1.4006 -1.4007 -1.4009 -.71267E-03 .37194E-04 -.93476E-04 786 -1.3996 -1.3997 -1.3999 .18962E-03 -.27428E-03 -.43336E-03 787 -1.3998 -1.3987 -1.4027 .60306E-03 .60265E-04 -.20035E-05 788 -1.3997 -1.3998 -1.3996 .10435E-03 -.37314E-03 -.35441E-03 789 -1.3996 -1.3987 -1.4001 .50579E-03 -.79415E-03 -.36887E-03 790 -1.3998 -1.3991 -1.3993 .12213E-03 -.38381E-03 -.27514E-03 791 -1.3997 -1.3992 -1.3993 .95485E-04 -.17198E-03 -.13218E-03 792 -1.3998 -1.3992 -1.3996 .11905E-03 .28600E-04 -.92191E-04 793 -1.3999 -1.3992 -1.3999 .21791E-03 .32571E-03 -.93307E-04 794 -1.3998 -1.3993 -1.4002 .27621E-03 .34378E-03 -.10263E-03 795 -1.4004 -1.3994 -1.4004 .61261E-03 .69226E-03 .15103E-03

***** POST1 NODAL STRESS LISTING ***** PowerGraphics Is Currently Enabled

LOAD STEP= 1 SUBSTEP= 1 TIME= 1.0000 LOAD CASE= 0

NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 1

THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN GLOBAL COORDINATES

NODE SX SY SZ SXY SYZ SXZ

796 -1.3987 -1.3996 -1.3999 .42256E-03 -.16573E-03 -.31515E-03 797 -1.3998 -1.3988 -1.4032 .51453E-03 -.11702E-02 -.34325E-03 798 -1.4007 -1.4003 -1.4001 -.18589E-03 -.27159E-03 -.33554E-03 799 -1.3991 -1.3997 -1.3996 .40860E-03 .12561E-03 .12368E-04 800 -1.3997 -1.3996 -1.3998 .59899E-04 -.16268E-04 -.14878E-03 801 -1.3994 -1.3999 -1.4074 -.28091E-03 -.18739E-03 .21512E-03 802 -1.4008 -1.4020 -1.4003 -.75371E-03 -.12562E-03 -.43462E-04 803 -1.4000 -1.4000 -1.4001 .12106E-03 -.10692E-03 -.16273E-03 804 -1.3996 -1.4000 -1.4019 -.29015E-03 .27574E-03 .42537E-03 805 -1.3993 -1.3992 -1.4174 .31475E-03 -.32093E-03 .18342E-03 806 -1.3979 -1.3974 -1.3975 -.15612E-05 -.42035E-03 .52146E-03 807 -1.3989 -1.3972 -1.4343 .37113E-03 -.18704E-03 .11020E-03 808 -1.3999 -1.3998 -1.4003 .17605E-03 .48282E-04 .59710E-04 809 -1.3998 -1.4000 -1.4000 .88569E-04 -.16649E-03 -.39027E-03 810 -1.3995 -1.3996 -1.4003 -.89685E-04 .16379E-03 -.17315E-03


(3)

811 -1.3991 -1.3995 -1.4062 -.19240E-03 .11195E-02 .64174E-03 812 -1.3999 -1.3999 -1.4001 -.49428E-04 .13688E-03 .26220E-03 813 -1.4014 -1.3998 -1.3991 -.42607E-03 .23161E-03 .82114E-03 814 -1.4023 -1.3999 -1.3981 -.66252E-03 .52889E-03 .19138E-02 815 -1.4030 -1.4013 -1.4012 -.14329E-02 .10355E-02 .17500E-02 816 -1.3999 -1.3999 -1.4000 .16212E-03 .26910E-05 .13385E-03 817 -1.4001 -1.4000 -1.4001 -.12391E-03 -.60689E-04 -.23795E-03 818 -1.3997 -1.4000 -1.3999 .12073E-03 -.32721E-04 -.84426E-04 819 -1.3999 -1.3999 -1.4001 -.96416E-04 -.14184E-03 .47167E-04 820 -1.3998 -1.3995 -1.4035 -.13995E-03 .16477E-02 .14878E-02 821 -1.3999 -1.4002 -1.4147 -.18656E-03 .18324E-02 .11322E-02 822 -1.3990 -1.3994 -1.4312 .14546E-03 .31234E-02 .14631E-02 823 -1.4014 -1.4003 -1.4002 -.87210E-03 .17917E-02 .36985E-02 824 -1.4001 -1.4005 -1.4102 -.65754E-03 .36323E-02 .27291E-02 825 -1.4059 -1.4004 -1.3972 -.19914E-02 .14717E-02 .50930E-02 826 -1.3986 -1.3990 -1.4586 .29957E-03 .31925E-02 .44272E-05 827 -1.4008 -1.4000 -1.4045 -.11769E-02 .32668E-02 .39330E-02 828 -1.3999 -1.4007 -1.4237 -.10995E-02 .65452E-02 .41549E-02 829 -1.4001 -1.4024 -1.4953 -.90406E-03 .14564E-01 .56208E-02 830 -1.6468 -1.6375 -1.9612 .42509E-01 .26345E-01 .10021

***** POST1 NODAL STRESS LISTING ***** PowerGraphics Is Currently Enabled

LOAD STEP= 1 SUBSTEP= 1 TIME= 1.0000 LOAD CASE= 0

NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 1

THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN GLOBAL COORDINATES

NODE SX SY SZ SXY SYZ SXZ

831 -1.4005 -1.4020 -1.4494 -.10187E-02 .10920E-01 .57033E-02 832 -1.4068 -1.3989 -1.3924 -.13756E-02 .11603E-02 .39774E-02 833 -1.4014 -1.4025 -1.5697 -.11390E-02 .19922E-01 .67719E-02 834 -1.4038 -1.4008 -1.4035 -.26604E-02 .40792E-02 .69525E-02 835 -1.4019 -1.4019 -1.4134 -.17659E-02 .66357E-02 .65023E-02 836 -1.4079 -1.4002 -1.3978 -.32624E-02 .34834E-02 .91557E-02 837 -1.4027 -1.4032 -1.4303 -.30411E-02 .11560E-01 .10504E-01 838 -1.3945 -1.4009 -1.6624 -.26344E-02 .27993E-01 .10685E-01 839 -1.4062 -1.4032 -1.4115 -.39604E-02 .82242E-02 .12105E-01 840 -1.4021 -1.4053 -1.4639 -.52860E-02 .19299E-01 .15294E-01 841 -1.4071 -1.4338 -1.6996 -.34188E-02 .52112E-01 .26471E-01 842 -1.4041 -1.4216 -1.5943 -.75887E-02 .40237E-01 .20411E-01 843 -1.4166 -1.3989 -1.3947 -.36180E-02 -.30768E-03 .67949E-02 844 -1.4148 -1.3995 -1.3910 -.29598E-02 .21387E-02 .62982E-02 845 -1.6505 -1.6117 -1.9154 .59917E-01 -.10838 .10666 846 -1.4148 -1.4026 -1.4036 -.68499E-02 .52990E-02 .13801E-01 847 -1.4073 -1.4055 -1.4298 -.74214E-02 .14083E-01 .17601E-01 848 -1.3982 -1.3991 -1.3986 -.14937E-04 -.91483E-04 .57336E-03 849 -1.4016 -1.4078 -1.5160 -.78651E-02 .30067E-01 .17972E-01 850 -1.4108 -1.4187 -1.5313 -.18177E-01 .24188E-01 .24057E-01 851 -1.4099 -1.4102 -1.4681 -.11413E-01 .22636E-01 .21322E-01 852 -1.4126 -1.4403 -1.6373 -.24686E-01 .99959E-03 .23360E-01 853 -1.4165 -1.4040 -1.4323 -.11845E-01 .10498E-01 .18714E-01 854 -1.4171 -1.4072 -1.4946 -.20278E-01 .38327E-02 .17760E-01 855 -1.4231 -1.3991 -1.4175 -.83933E-02 .47284E-02 .95092E-02 856 -1.5716 -1.5199 -1.9179 .43204E-01 -.10891 .64398E-01 857 -1.4174 -1.4192 -1.6059 -.25476E-01 -.99051E-02 .30854E-02 858 -1.4281 -1.3919 -1.4830 -.80292E-02 -.20296E-02 .37972E-02


(4)

859 -1.4277 -1.4003 -1.4802 -.13582E-01 -.91439E-03 .10048E-01 860 -1.4288 -1.3947 -1.6362 -.91807E-02 -.23411E-01 -.15983E-02 861 -1.4185 -1.4037 -1.6188 -.19669E-01 -.26922E-01 .10622E-01 862 -1.4312 -1.4005 -1.6114 -.10971E-01 -.19227E-01 -.10873E-03 863 -1.5108 -1.5819 -1.9182 .52607E-01 -.14195 .16875E-01 864 -1.4490 -1.4860 -1.9644 -.75110E-02 -.87488E-01 -.93420E-02 865 -1.4001 -1.4000 -1.3999 .68634E-04 .46093E-04 -.50584E-04

***** POST1 NODAL STRESS LISTING ***** PowerGraphics Is Currently Enabled

LOAD STEP= 1 SUBSTEP= 1 TIME= 1.0000 LOAD CASE= 0

NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 1

THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN GLOBAL COORDINATES

NODE SX SY SZ SXY SYZ SXZ 866 -1.5271 -1.5747 -1.9748 .54735E-01 -.13985 .39077E-01 867 -1.3997 -1.3997 -1.4000 -.93493E-04 .53234E-04 .39361E-04 868 -1.3997 -1.3989 -1.3993 -.18326E-03 -.35780E-03 -.88578E-04 869 -1.3992 -1.3987 -1.3990 -.36673E-03 -.45520E-03 .18959E-03 870 -1.4000 -1.3991 -1.3997 .13299E-03 -.11543E-03 -.75155E-04 1234 -1.3998 -1.3995 -1.3995 .45708E-03 .78354E-04 -.22575E-03 1235 -1.4002 -1.4002 -1.3994 -.16962E-03 .11640E-03 .37715E-03 1236 -1.4434 -1.3922 -1.8501 .98395E-02 .66654E-01 .95364E-01 1237 -1.5605 -1.6539 -1.7956 .36834E-01 .11780 -.88384E-01 1238 -1.4281 -1.3990 -1.3122 -.25488E-04 -.94554E-03 -.72317E-03 1239 -1.4273 -1.3988 -1.3492 .77627E-04 -.85028E-03 -.72239E-03 1240 -1.4205 -1.3998 -1.3744 -.15885E-04 -.37509E-03 -.50589E-03 1241 -1.4135 -1.4001 -1.3881 -.32591E-04 -.25386E-03 -.44575E-03 1242 -1.4081 -1.4001 -1.3952 .34598E-04 .18462E-04 -.22842E-03 1243 -1.4044 -1.4000 -1.3985 -.15528E-04 .47999E-04 -.10531E-03 1244 -1.4021 -1.4000 -1.3999 -.77313E-05 .24447E-04 -.38042E-04 1245 -1.4012 -1.4000 -1.4002 -.27085E-05 .77692E-05 .42379E-03 1246 -1.4027 -1.4000 -1.3998 -.19048E-04 .75139E-05 .11476E-02 1247 -1.4052 -1.4000 -1.3982 -.55688E-04 -.35868E-04 .25473E-02 1248 -1.4092 -1.4001 -1.3946 -.12426E-04 -.10075E-03 .49703E-02 1249 -1.4150 -1.4000 -1.3867 .36450E-04 -.13540E-03 .91784E-02 1250 -1.4215 -1.4000 -1.3715 -.25503E-03 -.53271E-03 .15803E-01 1251 -1.4264 -1.3998 -1.3466 -.30810E-03 -.10260E-02 .24551E-01 1252 -1.4009 -1.4000 -1.4002 .11443E-05 .10055E-04 -.42306E-05 1253 -1.4059 -1.3896 -1.3041 .52877E-03 .14513E-02 -.37391E-03 1254 -1.4221 -1.3984 -1.3149 -.25008E-04 .43017E-03 .31103E-01 1255 -1.4221 -1.3972 -1.3165 .35290E-03 -.31445E-03 -.32131E-01 1256 -1.4263 -1.4001 -1.3474 .11479E-03 -.13286E-02 -.25386E-01 1257 -1.4212 -1.3997 -1.3734 .33187E-04 .71645E-04 -.16653E-01 1258 -1.4145 -1.4001 -1.3878 .62535E-04 -.69879E-04 -.99014E-02 1259 -1.4090 -1.4001 -1.3950 -.16641E-04 -.33355E-04 -.53384E-02 1260 -1.4050 -1.4000 -1.3985 .13186E-04 -.54864E-04 -.27060E-02 1261 -1.4026 -1.4000 -1.3998 .16160E-04 .31321E-05 -.12189E-02 1262 -1.4012 -1.4000 -1.4002 .15550E-04 .10256E-04 -.45363E-03 1263 -1.4005 -1.4000 -1.4003 -.49153E-05 .48100E-05 -.10088E-03

***** POST1 NODAL STRESS LISTING ***** PowerGraphics Is Currently Enabled

LOAD STEP= 1 SUBSTEP= 1 TIME= 1.0000 LOAD CASE= 0


(5)

NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 1

THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN GLOBAL COORDINATES

NODE SX SY SZ SXY SYZ SXZ

1264 -1.4003 -1.4000 -1.4002 .25478E-05 .73314E-05 .13574E-05 1265 -1.4005 -1.4000 -1.4003 -.30807E-05 .10296E-04 .10093E-03 1266 -1.4002 -1.4000 -1.4002 -.15947E-04 .74107E-05 .22384E-04 1267 -1.4005 -1.4000 -1.4004 -.79006E-05 .12442E-04 .30714E-03 1268 -1.4011 -1.4000 -1.4005 -.97631E-05 .17438E-04 .10206E-02 1269 -1.4022 -1.4000 -1.4007 -.19548E-04 .18871E-04 .24838E-02 1270 -1.4042 -1.4000 -1.4005 -.63927E-05 .18499E-04 .52993E-02 1271 -1.4073 -1.4001 -1.3996 -.95234E-04 -.10284E-03 .10473E-01 1272 -1.4114 -1.3999 -1.3971 -.10887E-03 -.29022E-03 .19032E-01 1273 -1.4163 -1.3999 -1.3905 -.12803E-03 -.51579E-03 .31927E-01 1274 -1.4183 -1.3994 -1.3796 -.69541E-03 -.14779E-02 .48913E-01 1275 -1.3828 -1.3938 -1.3323 .79395E-03 -.37901E-02 .14410E-01 1276 -1.4001 -1.4000 -1.4002 -.80950E-06 .30145E-05 .26164E-04 1277 -1.4134 -1.3986 -1.3692 .33989E-03 .50622E-03 .57625E-01 1278 -1.3761 -1.5714 -1.6380 .42262E-02 .12535 .58291E-02 1279 -1.4046 -1.4081 -1.4467 .64704E-02 .18036E-01 .21342E-01 1280 -1.3821 -1.4017 -1.3316 -.91496E-03 .92351E-03 -.18922E-01 1281 -1.4152 -1.3995 -1.3741 -.14142E-02 .30962E-02 -.56270E-01 1282 -1.4182 -1.3987 -1.3796 .67818E-03 -.13063E-02 -.49186E-01 1283 -1.4157 -1.3997 -1.3910 .21418E-03 -.10079E-02 -.32091E-01 1284 -1.4111 -1.4000 -1.3978 -.19042E-06 -.12472E-03 -.18998E-01 1285 -1.4071 -1.4001 -1.4001 .38090E-04 -.42407E-04 -.10408E-01 1286 -1.4040 -1.4001 -1.4007 .51824E-04 .34882E-04 -.52833E-02 1287 -1.4021 -1.4000 -1.4008 .28443E-04 .40340E-05 -.25030E-02 1288 -1.4010 -1.4000 -1.4005 -.11229E-04 .25555E-04 -.99741E-03 1289 -1.4005 -1.4001 -1.4004 .21911E-04 .64773E-05 -.31364E-03 1290 -1.4002 -1.4000 -1.4002 -.42580E-05 .12817E-04 -.30535E-04 1291 -1.4000 -1.4000 -1.4001 .15977E-05 .97059E-05 .71172E-04 1292 -1.3968 -1.3980 -1.4541 -.42047E-02 .20068E-01 -.17762E-01 1293 -1.4001 -1.4000 -1.4002 .10022E-05 .78374E-05 -.25136E-04 1294 -1.4000 -1.4000 -1.4001 -.59960E-05 .34679E-05 -.67771E-04 1295 -1.3997 -1.3990 -1.3996 .39417E-03 -.23090E-03 -.83333E-04 1296 -1.3997 -1.3991 -1.3996 .25592E-03 -.10463E-03 -.88888E-04 1297 -1.3998 -1.3992 -1.3997 .21183E-03 -.12882E-03 .28974E-05 1298 -1.4000 -1.3992 -1.4000 .21058E-03 -.13852E-03 .30912E-03

***** POST1 NODAL STRESS LISTING ***** PowerGraphics Is Currently Enabled

LOAD STEP= 1 SUBSTEP= 1 TIME= 1.0000 LOAD CASE= 0

NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 1

THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN GLOBAL COORDINATES

NODE SX SY SZ SXY SYZ SXZ

1299 -1.4002 -1.3993 -1.4007 .20151E-03 -.83639E-04 .10575E-02 1300 -1.4009 -1.3996 -1.4022 -.39433E-04 .32092E-04 .27506E-02 1301 -1.4016 -1.3995 -1.4052 .24141E-03 .19198E-03 .57782E-02 1302 -1.4027 -1.3999 -1.4102 .31690E-03 .19552E-03 .11486E-01 1303 -1.4044 -1.3995 -1.4203 -.24866E-05 .38016E-04 .20803E-01 1304 -1.4062 -1.3997 -1.4368 -.32679E-04 -.38632E-03 .34579E-01 1305 -1.4052 -1.3991 -1.4618 .91056E-04 -.97833E-03 .53374E-01 1306 -1.4029 -1.3996 -1.5083 .10133E-02 .18306E-02 .69365E-01


(6)

1307 -1.4207 -1.4120 -1.6174 .97776E-02 .21243E-01 .33758E-01 1308 -1.4312 -1.6435 -1.7565 .14981E-01 .12871 -.12628 1309 -1.3568 -1.5564 -1.7292 .19136E-01 .12569 -.77495E-01 1310 -1.3283 -1.4854 -1.6874 -.30746E-01 .78881E-01 .60617E-01 1311 -1.3776 -1.5037 -1.6980 -.41131E-02 .79624E-01 .13904 1312 -1.4249 -1.4155 -1.5892 -.86064E-02 .15750E-01 -.32586E-01 1313 -1.4039 -1.4008 -1.5076 -.95006E-03 .22779E-03 -.68298E-01 1314 -1.4057 -1.3986 -1.4629 .11049E-02 -.15002E-02 -.53923E-01 1315 -1.4059 -1.3987 -1.4368 .38069E-03 -.71256E-04 -.34873E-01 1316 -1.4042 -1.3996 -1.4201 -.29176E-03 .14976E-03 -.20944E-01 1317 -1.4027 -1.3994 -1.4109 -.13157E-03 .20333E-03 -.11312E-01 1318 -1.4013 -1.3990 -1.4049 -.31630E-03 .14672E-03 -.58450E-02 1319 -1.4006 -1.3991 -1.4019 -.32767E-03 .17700E-03 -.27962E-02 1320 -1.4002 -1.3992 -1.4007 -.21299E-03 .17117E-03 -.12106E-02 1321 -1.4001 -1.3997 -1.4001 -.86289E-04 .83005E-04 -.48292E-03 1322 -1.3999 -1.3998 -1.3999 -.67193E-04 -.61293E-04 .16304E-04 1323 -1.3997 -1.3995 -1.3997 -.27861E-03 -.42450E-04 -.17055E-04 1324 -1.3997 -1.3999 -1.3997 -.27415E-03 -.47736E-04 .43768E-05 1325 -1.3999 -1.4000 -1.4000 .16776E-04 .14634E-04 .22720E-04 1326 -1.4000 -1.4000 -1.4001 .35051E-06 .20209E-05 .71492E-04 1327 -1.4000 -1.4000 -1.4001 -.91525E-06 .39530E-05 .40647E-05 1328 -1.4000 -1.4000 -1.4000 .30023E-06 .60950E-05 -.60530E-04 1329 -1.4000 -1.4000 -1.4000 -.70228E-06 .52735E-05 -.61192E-04 MINIMUM VALUES

NODE 845 1237 149 392 52 228

VALUE -1.6505 -1.6539 -2.1449 -.75537E-01 -.26194 -.37135