Penentuan Stasiun Pengamatan Biota Air

19

3.4.2 Metode Survei a. Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan pada setiap sub stasiun yang diamati sekali dalam sehari. Kualitas air yang diamati terdiri dari faktor fisika dan kimia, faktor fisika perairan yang diamati terdiri dari suhu, pH dan kecerahan, sedangkan faktor kimia perairan yang diamati terdiri dari DO, CO 2 , BOD, nitrat, fosfat, amonia, dan H 2 S. Variabel kualitas air diamati secara langsung menggunakan Test Kit dari sampel air yang diambil pada masing-masing stasium pengamatan dan beberapa variabel akan dianalisis di laboratorium.

b. Pengamatan Biota Air

Biota air yang diamati terdiri dari plankton fitoplankton dan zooplankton, ikan, dan Tumbuhan air. Sampling plankton pada setiap stasiun pengamatan dilakukan dengan menggunakan plankton net, dan sampling ikan menggunakan alat tangkap jaring ikan. Spesimen yang diperoleh dari hasil sampling kemudian diidentifikasi di laboratorium. Tumbuhan air yang berada di perairan danau dicatat jenis, komposisi menurut tipe Tumbuhan dan penutupannya pada masing-masing stasiun pengamatan.

c. Identifikasi Pemanfaatan Kawasan

Pemanfaatan kawasan yang diamati terdiri dari kawasan perairan Danau dan kawasan daratan sekitar Danau. Pemanfaatan kawasan perairan Danau dihitung seluruh volume yang digunakan untuk usaha Budidaya Ikan dan penangkapan ikan maupun areal pelabuhan dengan melakukan pengamatan langsung maupun konfirmasi data dari pengelola. Sedangkan pemanfaatan kawasan darat di sekitar danau dilakukan survey dan wawancara dengan pihak pengelola usahamasyarakat yaitu pemukiman penduduk, budidaya pertanian, pelabuhan, tempat suci pura, dan pariwisata

3.5 Analisis Data a. Kualitas Air

Data yang diproleh dari hasil pengamatan kualitas air disusun dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif yang akan dibandingkan dengan standar kualitas dan baku mutu perairan danau.

b. Plakton

20 Struktur komunitas Plankton meliputi keanekaragaman jenis, dominansi jenis dan keseragaman jenis. Keanekaragaman jenis Shannon-Wiener, 1949 dalam Restu, 2002: s H’ = Indeks keanekaragaman jenis H’ = -  p i log p i p i = Proporsi jumlah individu species ke-i i=1 s = jumlah taksajenis Nilai tolak ukur indeks keanekaragaman adalah sebagai berikut: H’ 1,0 : Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil 1,0 H’ 3,322 : Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang. H’ 3,322 : Keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis. Dominansi jenis Simpson, 1949 dalam Odum, 1971; Southwood dan Anderson, 2000: Keterangan : D = Indeks Dominansi ni = jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah total individu Dengan kriteria Odum, 1971 sebagai berikut : D mendekati 0 tidak ada jenis yang mendominansi dan D mendekati 1 terdapat jenis yang mendominansi. Keseragaman jenis Odum 1971 : E = H’H’ maks H’ = Indeks keanekaragaman jenis H’maks = log S S = jumlah taksa