Profil Keluarga Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Demulih - Kecamatan Susut - Kabupaten Bemulih.
dengan adanya mahasiswa maka diharapkan akan mampu meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Tentunya dalam hal ini peran
serta mahasiswa sangat diharapkan dapat memberdayakan keluarga di KK Dampingan. Keluarga KK Dampingan dilaksanakan di beberapa keluarga yang terdapat di setiap
banjar di Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Desa Demulih memiliki 3 banjar yang tergolong ke dalam 3 banjar dinas atau 3 banjar adat, kemudian dibagi kepada 18
mahasiswa KKN PPM Unud. Pendampingan di Desa Demulih ini diperuntukkan kepada masyarakat dengan kelompok kurang mampu bagian keluarga harapan yang berjumlah 34 kepala
keluarga KK. Pada program pendampingan keluarga KKN-PPM Unud Periode XIII Tahun 2016 ini,
penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi satu keluarga yang bertempat tinggal di Banjar Dinas dan adat Demulih, yaitu keluarga I Ketut Jingga. Adapun identitas keluarga
dampingan adalah sebagai berikut :
No Nama
Status Umur Pendidikan Pekerjaan
Ket
1 I Ketut
Jingga Kawin
62 th SD
Petani Ayah
2 I Wayan
Rinten Kawin
62 th SD
Ibu Rumah Tangga
Ibu
3 Nengah
Mariasa Kawin
41 th SD
Ibu Rumah Tangga
Anak
Keluarga Bapak I Ketut Jingga, merupakan sebuah keluarga yang termasuk pra sejahtera. Saat ini Pak I Ketut Jingga tinggal bersama istri yang bernama Wayan Rinten, 1 orang anak
perempuan yaitu Nengah Mariasa. Keluarga I Ketut Jingga menempati lahan seluas ± 3 are untuk rumah tempat tinggalnya
yang dibangun di atas tanah milik bersama dengan keluarga lain, di mana keluarga Bapak I Ketut Jingga menempati lahan tersebut dengan saudara. Rumah yang mereka tempati adalah
rumah sementara yang menyatu dengan gudang dan dapur. Rumah Bapak I Ketut Jingga memiliki luas 5 x 5. Alas rumah yaitu beton dan rumah Bapak I Ketut Jingga memiliki kamar
mandi bersama.
Dalam kesehariannya, Bapak I Ketut Jingga bekerja sebagai buruh cengkeh, dalam sehari Bapak I Ketut Jingga bekerja mulai pukul 07.00
– 17.00 WITA. Pada tahun 2016, Bapak I Ketut Jingga pernah mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan dirinya sulit untuk berjalan, saat itu
Bapak I Ketut Jingga terjatuh dari pohon cengkeh setinggi 7 meter. Kemudian, dikatakan bahwa Bapak I Ketut Jingga sempat tidak sadarkan diri dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk
mendapat pengobatan lebih lanjut. Semenjak Kejadian tersebut, dirinya mengalami kesulitan dalam berjalan, Bapak I Ketut Jingga juga sering merasakan nyeri dan kesemutan pada kakinya.
Bapak I Ketut Jingga bersama sang istri, I Wayan Rinten, memiliki seorang anak bernama Nengah Mariasa. Namun, pada saat diwawancarai lebih lanjut, dikatakan bahwa ibu I
Wayan Rinten pernah mengalami keguguran sebanyak empat kali selama masa produktif beliau. Saat ini, anak Bapak I Ketut Jingga telah menikah dan tinggal bersama suami di desa
Abuan.Sementara itu, sang istri,I Wayan Rinten, sehari-harinya hanya tinggal di rumah dan melakukan kegiatan terutama majejaitan.