commit to user 69
daerah. 3 Kurangnya usaha dan kemampuan pemerintah daerah mengelola dan menggali sumber pendapatan yang ada. 4 Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam mernbayar pajak, retribusi dan pungutan lainnya karena kurangnya pengertian mereka tentang fungsi perpajakan tersebut.
Booth 1988 yang membahas pendanaan pemerintah pusat dalam pengeluaran pernbangunan pemerintah daerah, mengatakan bahwa kelemahan sistern dana
yang dikembangkan sejak tahun 1970-an adalah ketergantungan daerah pada pusat sehingga tidak ada keinginan atau inisiatif untuk meningkatkan
sumberdaya sendiri dalam membiayai proyek-proyeknya. Dengan kata lain, pola alokasi bantuan tersebut hanya sedikit menyediakan inisiatif daerah
dalam memobilisasi sumber-sumber daya lokal.
2.3. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Kemandirian Keuangan Daerah
Kemandirian keuangan daerah menggambarkan kemampuan daerah dalam memenuhi kebutuhannya dan pola hubungan Pemerintah Daerah
Derajat Desentralisasi
Fiskal Kapasitas
Fiskal Kebutuhan
Fiskal Tingkat Kemandirian Daerah
Trend Kemandirian Daerah Daerah
Mandiri
Upaya Peningkatan
Kemandirian Daerah
commit to user 70
dengan Pemerintah Pusat. Kemandirian keuangan daerah mencakup komponen derajat desentralisasi fiskal, kapasitas fiskal dan kebutuhan fiskal.
Perhitungan ke tiga komponen tersebut menjadi tolok ukur daerah dalam meningkatkan kemampuannya menuju daerah yang mandiri. Peningkatan
kemampuan daerah melalui perhitungan rasio kemampuan keuangan daerah pada setiap tahunnya dapat diperoleh trend kemandirian daerah Kabupaten
Ngawi tahun 2006-2010. Trend kemandirian daerah merupakan pedoman bagi daerah dalam menentukan langkahupaya menuju daerah mandiri.
commit to user 71
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang memberikan gambaran tentang tingkat kemandirian keuangan daerah di
Kabupaten Ngawi. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Sugiyono : 2000.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Ngawi dengan obyek penelitian APBD Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2010 sesuai dengan periode
masa jabatan Bupati Ngawi.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder dalam pengolahan dan analisis data. Data diperoleh dengan menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut : a.
Kuesioner Pengumpulan data melalui kuesioner diperlukan untuk mengetahui
respon dari para responden terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan