PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP PESERTA BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL DENGAN PESERTA BIMBINGAN BELAJAR Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SMP Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Peserta Bimbingan Belajar Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP PESERTA BIMBINGAN

BELAJAR KLASIKAL DENGAN PESERTA BIMBINGAN BELAJAR

PRIVAT DI

SMART CENTRE

BOYOLALI TAHUN 2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

DITA APRILIYA HELMY A 420 130 008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP PESERTA BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL DENGAN PESERTA BIMBINGAN BELAJAR PRIVAT

DI SMART CENTRE BOYOLALI TAHUN 2016

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

DITA APRILIYA HELMY A 420 130 008

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Surakarta, 29 Maret 2017

(Dra. Suparti, M. Si) NIP. 195706011987032001


(3)

PENGESAHAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP PESERTA BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL DENGAN PESERTA BIMBINGAN BELAJAR PRIVAT

DI SMART CENTRE BOYOLALI TAHUN 2016

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

DITA APRILIYA HELMY A420130008

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Rabu, 5 April 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dra. Suparti, M.Si. ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dra. Hariyatmi, M.Si ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Drs. Djumadi, M.Kes ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno NIP:196504281993031001


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 29 Maret 2017

Penulis

Dita Apriliya Helmy A 420 130 008


(5)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP PESERTA BIMBINGAN

BELAJAR KLASIKAL DENGAN PESERTA BIMBINGAN BELAJAR

PRIVAT DI

SMART CENTRE

BOYOLALI TAHUN 2016

Abstrak

Lembaga bimbingan belajar diluar sekolah banyak memberi harapan kepada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar dan mengatasi kesulitan belajar. Terdapat 2 jenis bimbingan belajar di Smart Centre Boyolali yaitu bimbingan belajar klasikal dan bimbingan belajar privat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa SMP yang mengikuti bimbingan belajar klasikal dengan peserta bimbingan belajar privat di Boyolali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP yang mengikuti bimbingan belajar di Smart Centre Boyolali. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP yang mengikuti bimbingan belajar klasikal sebanyak 65 siswa dan bimbingan belajar privat sebanyak 13 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampel. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi yang berupa hasil belajar nilai raport semester I. Jenis penelitian ini adalah ex post facto. Hasil penelitian diperoleh dari hasil analisis statistik Uji Mann Whitney U Test dengan Sig 0,759 > 0,05, yang berarti bahwa hipotesis nihil H0 diterima dan H1 ditolak, maka tidak terdapat

perbedaan hasil belajar IPA antara siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal dengan peserta bimbingan belajar privat.

Kata Kunci: hasil belajar, bimbingan belajar, klasikal, privat.

Abstract

Institute of tutoring outside of school many encouraging students to improve learning achievement and overcoming learning difficulties. There are 2 types of tutoring Smart Centre Boyolali ie classical tutoring and private tutoring. This study aims to determine the differences in learning outcomes IPA junior high school students who follow the guidance of classical learning with mentoring students private lessons in Boyolali. The population in this study are all junior high school students who follow tutoring Smart Centre Boyolali. The sample in this study is a junior high school students who follow the guidance of classical learning as many as 65 students and private tutoring as many as 13 students. The sampling technique used purposive sampling technique. The method used is observation, interviews and learning outcomes documentation in the form of the first semester report cards value research type is ex post facto. The results were obtained from the statistical analysis Mann Whitney U Test with Sig 0.759>0.05, which means that the naught hypothesis H0 is received and H1 rejected, then there is no difference between the results of

junior high school students learn science mentoring students classical learning with mentoring students private lessons.


(6)

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia, untuk mewujudkan manusia yang kreatif, terampil dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa (Barus, 2016). Pendidikan berperan dalam membawa individu ke arah perkembangan kepribadian yang lebih baik dan mengikuti perkembangan teknologi yang lebih maju. Untuk membawa individu kearah yang lebih baik perlu adanya proses pembelajaran. Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku yang lebih baik, tetapi tidak menutup kemungkinan perubahan tingkah laku dapat mengarah kearah yang lebih buruk (Purwanto, 2010).

Proses belajar siswa tidak selalu berjalan dengan lancar, dalam proses pembelajaran sering muncul hambatan serta kesulitan yang terjadi pada proses pembelajaran. Menurut Ristanti (2013), masalah belajar yang sering dialami siswa di sekolah seperti materi pelajaran yang dikaji di sekolah terlalu banyak dan waktu belajar yang masih kurang untuk mendalami materi-materi pokok yang ada pada masing-masing mata pelajaran. Oleh karena itu para siswa mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas memilih berbagai lembaga bimbingan belajar sebagai alternatif untuk belajar di liuar jam sekolah. Banyak siswa yang memanfaatkan lembaga bimbingan belajar untuk mendapatkan materi tambahan yang semakin mendalam sehingga para siswa dapat menguasai materi pembelajaran di sekolah. Berhubungan dengan hal tersebut banyak bermunculan lembaga bimbingan belajar dimasyarakat untuk merespon kebutuhan-kebutuhan siswa. Pemerintah memberikan solusi bagi siswa yang ingin melakukan bimbingan belajar untuk membantu mengatasi kesulitan belajar dan mendukung prestasi belajar siswa yaitu sesuai dengan UUS Sisdiknas No.20 tahun 2003, adanya bimbingan belajar dapat berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan yang ada di sekolah dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat (Depdiknas, 2009).

Secara teori, Jones (1970) dalam Supardi (2011), yang mengatakan bahwa bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam pemecahan masalah hidupnya, sedangkan menurut Crow (1998) dalam Supardi (2011), bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan oleh pendidik pada oranglain. Secara umum siswa yang mengikuti bimbingan belajar memiliki hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar, hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian Yudho (2012), terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti bimbingan belajar, hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar matematika pada siswa SMP yang ikut serta dalam lembaga bimbingan belajar sebesar 85,22 sedangkan yang tidak ikutserta dalam lembaga bimbingan belajar sebesar 79,16. Tidak jauh berbeda dengan penelitian


(7)

Barus (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa yang mengikuti bimbingan belajar secara signifikan lebih baik daripada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar kelas XI IPA SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Nopalina (2011), yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara prestasi belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Siswa yang mengikuti bimbingan belajar dapat memperoleh pengetahuan dan kecakapan baru, hal ini yang menunjukkan bahwa lembaga bimbingan belajar memiliki program terencana dan tujuan intruksional yang konkrit, sedangkan menurut hasil penelitian Supardi (2011), menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang mengikuti bimbel dengan siswa yang tidak mengikuti bimbel. Dari beberapa hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar swasta belum tentu berpengaruh nyata terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai aktivitas dalam belajar (Arifin, 2012).

Berdasarkan hasil obseravasi terhadap pengelola lembaga bimbingan belajar Smart Centre

Boyolali terdapat 2 jenis bimbingan belajar yaitu bimbingan belajar klasikal dan bimbingan belajar privat. Bimbingan belajar klasikal atau kelompok adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap sejumlah siswa dalam pemecahan masalah belajar secara bersama-sama (Tohirin, 2007). Menurut Abin (2012), layanan bimbingan belajar individu merupakan bimbingan belajar yang lebih tepat digunakan jika permasalahan yang dihadapi individu bersifat pribadi, dengan proses pemahaman seperti membaca dan menulis dengan memerlukan ketekunan dan usaha atau pelatihan secara individual.

Secara umum dalam pengetahuan masyarakat bimbingan belajar individu lebih berpengaruh tinggi terhadap hasil belajar siswa, hal ini dikuatkan oleh Millatina (2010), yang menyatakan bahwa siswa yang mengikuti bimbingan belajar privat memiliki daya konsentrasi dan fokus belajar yang tinggi, sehingga siswa lebih siap dalam menghadapi Ujian Nasional dan memiliki hasil belajar yang lebih tinggi. Selain itu bahwa selama ini hanya ada pnelitian tentang perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perbedaan hasil belajar IPA siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal dengan peserta bimbingan belajar privat di Smart CentreBoyolali tahun 2016”.


(8)

2. METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober 2016 sampai dengan April 2017 di bimbingan belajar Smart Centre Boyolali. Jenis penlitian ini adalah ex post facto. Teknik pengambilan data pada penelitian yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data observasi informasi mengenai garis besar keadaan lokasi lembaga bimbingan belahar Smart Centre

Boyolali dengan segala aktivitasnya dan informasi lainnya yang bermanfaat dan menunjang terhadap penelitian. Untuk data tambahan dilakukan wawancara terhadap administrasi bimbingan belajar Smart Centre Boyolali, dan terhadap siswa. Data dokumentasi berupa hasil belajar IPA siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal dan peserta bimbingan belajar privat di Smart Centre

Boyolali tahun 2016. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis statistik Uji mann-whitney U Test dengan SPSS 16.0.

3. HASILDANPEMBAHASAN

Tabel 1. Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPA Siswa SMP Peserta Bimbingan Belajar klasikal dan Peserta Bimbingan Belajar Privat Smart Centre Boyolali

Hasil Belajar IPA

Keterangan Klasikal Privat

N 65 13

Mean 82.97 83.69

Median 82.00 85.00

Modus 80 85

Std. Deviation 4.507 4.404

Minimum 74 78

Maximum 92 90

Sumber : Data olahan 2017

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa jumlah siswa (n) yang mengikuti bimbingan klasikal sebanyak 65 siswa dan yang mengikuti bimbingan belajar privat sebanyak 13 siswa. Modus atau data yang paling sering muncul pada hasil belajar IPA klasikal adalah 80, sedangkan modus pada hasil belajar IPA privat adalah 85. Mean (rata-rata) hasil belajar IPA siswa peserta bimbingan klasikal lebih kecil dari mean hasil belajar IPA siswa peserta bimbingan privat yaitu 82,97 < 83,69. Median (titik tengah) hasil belajar IPA peserta bimbingan klasikal berada pada nilai 82,00, sedangkan median hasil belajar peserta bimbingan belajar privat berada pada nilai 85,00. Nilai terendah (minimum) dari bimbingan belajar klasikal adalah 74, sedangkan bimbingan belajar privat adalah 78. Nilai tertinggi (maxium) dari bimbingan belajar klasikal yaitu 92, sedangkan nilai tertinggi bimbingan belajar privat adalah 90.


(9)

Tabel 2. Hasil Uji Mann Whitney U Test

Hasil UJi Statistik

Hasil_Belajar_IPA

Mann-Whitney U 400.000

Wilcoxon W 2545.000

Z -.307

Asymp. Sig. (2-tailed) .759

Sumber : Data Olahan 2017

Hasil Mann Whitney U Test pada tabel 2, yang menunjukkan bahwa nilai Sig 0,759 > 0,05 berarti tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal dengan privat di Smart Centre Boyolali. Dalam penelitian hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat digeneralisasikan pada populasi dengan tingkat signifikansi 5% dan tingkat kepercayaan 95%, artinya dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak 5% dan mengambil keputusan (tingkat kepercayaan) sedikitnya 95% (Widiyanto, 2015).

Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kedua jenis bimbingan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu metode, materi, media, waktu dan tentor yang ada di bimbingan belajar

Smart Centre Boyolali. Tidak ada metode khusus yang diterapkan pada jenis bimbingan belajar klasikal dan privat di bimbingan belajar Smart Centre boyolali, hanya saja menurut hasil wawancara terhadap pengelola lembaga bimbingan belajar, nara sumber mengatakan bahwa tentor menggunakan sistem belajar dengan rasa kekeluargaan agar siswa menjadi lebih dekat dan lebih nyaman dalam belajar, sehingga siswa tidak malu dan tidak sungkan untuk menanyakan materi yang kurang dipahami oleh siswa.

Jenis bimbingan belajar klasikal dan privat seharusnya menerapkan metode pembelajaran yang berbeda, karena jumlah siswa dari kedua jenis bimbingan belajar tidak sama. Metode yang tepat digunakan untuk jenis bimbingan belajar klasikal adalah metode diskusi. Hal ini dikuatkan oleh penelitian Lisnayani (2015), menyatakan bahwa pada bimbingan belajar kelompok dengan metode diskusi siswa memiliki cara dan kesempatan untuk memecahkan masalah belajar bersama-sama di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Menurut Hermawan (2007), metode diskusi ialah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk menumbuhkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Pendapat lain mengatakan metode diskusi ialah suatu metode yang dapat merangsang murid berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah bersama yang terkandung banyak


(10)

kemungkinan-dan mempercayai (Zuhairini, 1983). Metode yang tepat digunakan untuk jenis bimbingan belajar privat adalah metode tanya jawab.

Metode Tanya jawab ialah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi secara langsung antara guru dengan siswa. Menurut pendapat Zuhairini (1983), metode Tanya jawab yaitu suatu metode penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau suatu metode dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang bahan atau materi yang ingin diperolehnya, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Media pembelajaran yang ada di bimbingan belajar Smart Centre Boyolali juga menjadi faktor tidak adanya perbedaan hasil belajar anatara jenis bimbingan belajar klasikal dengan privat. Media pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam rangka tercapainya program belajar siswa. Tentor hanya menggunakan white board dan buku siswa mata pelajaran IPA sebagai media pembelajaran, seharusnya terdapat pengembangan media yang digunakan oleh tentor di bimbingan belajar Smart Centre baik pada jenis bimbingan belajar klasikal maupun privat dengan memanfaatkan media konvensional seperti chart, gambar, torso agar pembelajaran terasa lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa. Pendapat ini sejalan dengan penelitian dari Hasanah (2015), yang mengemukakan bahwa pengembangan media untuk memudahkan dan memotivasi peserta didik sangat diperlukan untuk memusatkan perhatian siswa dan menimbulkan kekaguman bagi siswa pada materi yang diajarkan. Menurut Purwono (2012), dalam pembelajaran siswa SMP membutuhkan media yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dengan mempertimbangkan segi kecocokan media dengan materi maupun keadaan siswa itu sendiri.

Materi yang ada dibimbingan belajar Smart Centre Boyolali pada jenis bimbingan belajar klasikal maupun privat menyesuaikan dengan materi yang disampaikan disekolah, sama halnya dengan kurikulum yang digunakan di Smart Centre menyesuaikan kurikulum yang diterapkan disekolah. Menurut hasil wawancara terhadap siswa yang bernama Dewi Putri, mengatakan bahwa salah satu alasan mengikuti bimbingan belajar adalah untuk memperdalam materi, sehingga tentor menyampaikan materi yang dirasa kurang dipahami oleh siswa di sekolah. Seharusnya tentor mereview kembali materi secara runtut dari setiap bab yang sedang ditargetkan. Menurut Setiyawanto (2013), guru dituntut untuk menyajikan materi secara lengkap dan runtut dengan disertai contoh sebagai bentuk materi dalam bahan ajar. Dalam pelaksanaannya, guru harus menggali lebih dalam tentang kemampuan kedalaman materi agar materi yang disampaikan pada peserta didik dapat dianalogikan dengan kehidupan nyata. Rahmat (2014), mengemukakan bahwa setiap materi pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik harus disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu, serta materi yang disajikan harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Sementara menurut Abdurrahman


(11)

(2015), guru tidak hanya dituntut untuk memiliki pemahaman yang mendalam pada materi tertentu, tetapi juga pengetahuan yang luas, artinya guru harus mampu mengkomunikasikan informasi baru untuk mempermudah siswa dalam membangun konsep materi yang diajarkan.

Waktu pembelajaran yang digunakan pada jenis bimbingan klasikal maupun privat adalah 1,5 jam dalam satu hari, dan dalam satu minggu terdapat 3 kali pertemuan. Menurut hasil wawancara terhadap pengelola lembaga bimbingan belajar Smart Centre, pada jenis bimbingan belajar privat waktu bimbingan dapat menyesuaikan dengan permintaan siswa, karena pembelajaran tidak harus dilaksanakan di bimbingan Smart Centre Boyolali, tetapi dapat dilaksanakan secara privat dirumah, sehingga siswa yang mengikuti bimbingan belajar privat dapat membagi waktu istirahat dengan belajar dan dapat kembali berkonsentrasi dalam menerima materi pembelajaran. Daya konsentrasi siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Aviana (2015), bahwa lemahnya kemampuan siswa untuk berkonsentrasi menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dan menyebabkan terhambatnya keberhasilan proses pembelajaran dikarenakan berkurangnya daya pemahaman siswa terhadap materi.

Tentor mata pelajaran IPA di Smart Centre Boyolali memiliki latar belakang pendidikan dengan kualifikasi akademik S1. Bidang ilmu yang ditempuh sesuai dengan bidang tugas tentor di bimbingan belajar Smart Centre, yaitu menjadi tentor di bidang IPA. Menurut Syaiful (2006), guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar, karena sudah memiliki bekal seperangkat teori, sedangkan guru yang bukan berlatar pendidikan keguruan akan banyak menemukan masalah pembelajaran. Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja tentor berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian Pudyastuti (2010), bahwa terdapat hubungan atara latar belakang pendidikan guru dan pengalaman mengajar terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Surakarta. Dalam syaiful (2006) Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman adalah guru yang bisu tidak pernah marah, pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun, sehingga apabila seorang guru memiliki pengalaman mengajar yang cukup banyak, maka dalam proses pembelajaran tidak akan banyak menemukan kesulitan dan siswa dapat memahami materi dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar. Pada jenis bimbingan belajar klasikal maupun privat di bimbing oleh tentor yang sama dengan latar belakang dan pengalaman kerja yang sudah dijelaskan, oleh karena itu hasil belajar IPA siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal maupun privat di Smart Centre Boyolali tidak memiliki perbedaan yang signifikan dikarenakan beberapa faktor, yaitu metode, media, materi dan waktu yang diterapkan adalah sama.


(12)

4. PENUTUP

Setelah dilakukan penelitian maka dapat Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar IPA siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal dengan privat di Smart Centre Boyolali. Berdasarkan hasil penelitian, saran bagi pengelola lembaga bimbingan belajar sebaiknya meningkatkan metode khusus antara dua jenis bimbingan belajar yakni bimbingan belajar klasikal dan bimbingan belajar privat, sehingga ketika siswa memilih salah satu jenis bimbingan belajar memiliki kriteria dan alasan yang tepat selain perbedaan finansial dan masalah konsentrasi belajar. Siswa sebaiknya dapat memanfaatkan lembaga bimbingan belajar dengan sebaik-baiknya agar dapat memperbaiki hasil belajar di sekolah. Bagi peneliti lain disarankan untuk menggunakan penelitian ini sebagai referensi dalam melakukan penelitian tentang bimbingan belajar.

PERSANTUNAN

Terima kasih kepada kedua orang tua, dosen pembimbing, dosen FKIP biologi, dan teman- teman semua yang telah memberi dukungan, bantuan, motivasi serta doa untuk penelitian skripsi dan penulisan artikel ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2015). Guru Sains Sebagai Inovator Merancang Pembelajaran Sains Inovasi Berbasis Riset. Yogyakarta: Media Akademi.

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Aviana, Ria. (2015). Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap Daya Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 2 Batang. Jurnal pendidikan sains.

universitas muhammadiyah semarang. 03 (01).

Barus, T.A., dan Suriani,c. (2016).Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Bimbingan Belajar dengan Siswa yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar. Jurnal pelita pendidikan. 4(2).

Crow, L. (1998). Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu.

Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 52 Tahun 2008 Tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri.

Hermawan, A.H. (2007). Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Jones, Arthur., Buford, Steffle., And Norman R.Steward. (1970). Principles of Guidance. Tokyo: Mcgraw-Hill,Kogakusa Company.


(13)

Lisnayani, Aik. (2015). Implementasi Bimbingan Belajar Dalam Menangani Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga.

Millatina, Amalia. (2010). Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pudiyastuti, S. G. (2010). Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Guru, Pengalaman Mengajar, dan Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Surakarta.

Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Purwanto, N. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Purwono, J., Yutmini, S., dan Anitah, S. (2014). Penggunaan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama 1 Pacitan. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, 2 (2).

Rahmat, A., Riandi., Solihat, Rini., Wuyung, W. B., Zaputra, R., dan Ferazona, S. (2014). Peta Kompetensi Guru Biologi di SMA Kota Bandung Berdasarkan Analisis Kesesuaian Proses Pembelajaran di Kela sdengan Tuntutan Kompetensi Dasar. Jurnal Pengajaran MIPA, 19 (2).

Ristanti, Atika. (2013). Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar Biologi. Unnes Journal of Biolofy Education. 2 (2).

Setyawanto, A., Sunaryo, H. S., dan Basuki, I. A. (2013).Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMP di Kota Malang. Artikel Skripsi Sarjana Pendidikan.

Universitas Negeri Malang.

Supardi, Peri. (2011).Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Bimbel dengan yang Tidak Mengikuti Bimbel Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. FKIP, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Universitas Islam Riau.

Syaiful, B. D., dan Aswan, Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Bernasis Integrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Widiyanto, Joko. (2015). SPSS for Windows untuk Analisis Data Statistic dan Penelitian. Surakarta: Laboratorium Komputer FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yudho, Apriander. 2012. Perbedaan prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Keikutsertaan Pada Lembaga Bimbingan Belajar. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(1)

2. METODE

Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober 2016 sampai dengan April 2017 di bimbingan belajar Smart Centre Boyolali. Jenis penlitian ini adalah ex post facto. Teknik pengambilan data pada penelitian yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data observasi informasi mengenai garis besar keadaan lokasi lembaga bimbingan belahar Smart Centre Boyolali dengan segala aktivitasnya dan informasi lainnya yang bermanfaat dan menunjang terhadap penelitian. Untuk data tambahan dilakukan wawancara terhadap administrasi bimbingan belajar Smart Centre Boyolali, dan terhadap siswa. Data dokumentasi berupa hasil belajar IPA siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal dan peserta bimbingan belajar privat di Smart Centre Boyolali tahun 2016. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis statistik Uji mann-whitney U Test dengan SPSS 16.0.

3. HASILDANPEMBAHASAN

Tabel 1. Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPA Siswa SMP Peserta Bimbingan Belajar klasikal dan Peserta Bimbingan Belajar Privat Smart Centre Boyolali

Hasil Belajar IPA

Keterangan Klasikal Privat

N 65 13

Mean 82.97 83.69

Median 82.00 85.00

Modus 80 85

Std. Deviation 4.507 4.404

Minimum 74 78

Maximum 92 90

Sumber : Data olahan 2017

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa jumlah siswa (n) yang mengikuti bimbingan klasikal sebanyak 65 siswa dan yang mengikuti bimbingan belajar privat sebanyak 13 siswa. Modus atau data yang paling sering muncul pada hasil belajar IPA klasikal adalah 80, sedangkan modus pada hasil belajar IPA privat adalah 85. Mean (rata-rata) hasil belajar IPA siswa peserta bimbingan klasikal lebih kecil dari mean hasil belajar IPA siswa peserta bimbingan privat yaitu 82,97 < 83,69. Median (titik tengah) hasil belajar IPA peserta bimbingan klasikal berada pada nilai 82,00, sedangkan median hasil belajar peserta bimbingan belajar privat berada pada nilai 85,00. Nilai terendah (minimum) dari bimbingan belajar klasikal adalah 74, sedangkan bimbingan belajar privat adalah 78. Nilai tertinggi (maxium) dari bimbingan belajar klasikal yaitu 92, sedangkan nilai tertinggi bimbingan belajar privat adalah 90.


(2)

Tabel 2. Hasil Uji Mann Whitney U Test

Hasil UJi Statistik

Hasil_Belajar_IPA

Mann-Whitney U 400.000

Wilcoxon W 2545.000

Z -.307

Asymp. Sig. (2-tailed) .759

Sumber : Data Olahan 2017

Hasil Mann Whitney U Test pada tabel 2, yang menunjukkan bahwa nilai Sig 0,759 > 0,05 berarti tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal dengan privat di Smart Centre Boyolali. Dalam penelitian hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat digeneralisasikan pada populasi dengan tingkat signifikansi 5% dan tingkat kepercayaan 95%, artinya dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak 5% dan mengambil keputusan (tingkat kepercayaan) sedikitnya 95% (Widiyanto, 2015).

Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kedua jenis bimbingan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu metode, materi, media, waktu dan tentor yang ada di bimbingan belajar Smart Centre Boyolali. Tidak ada metode khusus yang diterapkan pada jenis bimbingan belajar klasikal dan privat di bimbingan belajar Smart Centre boyolali, hanya saja menurut hasil wawancara terhadap pengelola lembaga bimbingan belajar, nara sumber mengatakan bahwa tentor menggunakan sistem belajar dengan rasa kekeluargaan agar siswa menjadi lebih dekat dan lebih nyaman dalam belajar, sehingga siswa tidak malu dan tidak sungkan untuk menanyakan materi yang kurang dipahami oleh siswa.

Jenis bimbingan belajar klasikal dan privat seharusnya menerapkan metode pembelajaran yang berbeda, karena jumlah siswa dari kedua jenis bimbingan belajar tidak sama. Metode yang tepat digunakan untuk jenis bimbingan belajar klasikal adalah metode diskusi. Hal ini dikuatkan oleh penelitian Lisnayani (2015), menyatakan bahwa pada bimbingan belajar kelompok dengan metode diskusi siswa memiliki cara dan kesempatan untuk memecahkan masalah belajar bersama-sama di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Menurut Hermawan (2007), metode diskusi ialah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk menumbuhkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Pendapat lain mengatakan metode diskusi ialah suatu metode yang dapat merangsang murid berfikir dan mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah bersama yang terkandung banyak kemungkinan-kemungkinan jawaban, sehingga terjadi proses timbal balik antar siswa dan dapat saling percaya


(3)

dan mempercayai (Zuhairini, 1983). Metode yang tepat digunakan untuk jenis bimbingan belajar privat adalah metode tanya jawab.

Metode Tanya jawab ialah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi secara langsung antara guru dengan siswa. Menurut pendapat Zuhairini (1983), metode Tanya jawab yaitu suatu metode penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab atau suatu metode dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang bahan atau materi yang ingin diperolehnya, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Media pembelajaran yang ada di bimbingan belajar Smart Centre Boyolali juga menjadi faktor tidak adanya perbedaan hasil belajar anatara jenis bimbingan belajar klasikal dengan privat. Media pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam rangka tercapainya program belajar siswa. Tentor hanya menggunakan white board dan buku siswa mata pelajaran IPA sebagai media pembelajaran, seharusnya terdapat pengembangan media yang digunakan oleh tentor di bimbingan belajar Smart Centre baik pada jenis bimbingan belajar klasikal maupun privat dengan memanfaatkan media konvensional seperti chart, gambar, torso agar pembelajaran terasa lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa. Pendapat ini sejalan dengan penelitian dari Hasanah (2015), yang mengemukakan bahwa pengembangan media untuk memudahkan dan memotivasi peserta didik sangat diperlukan untuk memusatkan perhatian siswa dan menimbulkan kekaguman bagi siswa pada materi yang diajarkan. Menurut Purwono (2012), dalam pembelajaran siswa SMP membutuhkan media yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dengan mempertimbangkan segi kecocokan media dengan materi maupun keadaan siswa itu sendiri.

Materi yang ada dibimbingan belajar Smart Centre Boyolali pada jenis bimbingan belajar klasikal maupun privat menyesuaikan dengan materi yang disampaikan disekolah, sama halnya dengan kurikulum yang digunakan di Smart Centre menyesuaikan kurikulum yang diterapkan disekolah. Menurut hasil wawancara terhadap siswa yang bernama Dewi Putri, mengatakan bahwa salah satu alasan mengikuti bimbingan belajar adalah untuk memperdalam materi, sehingga tentor menyampaikan materi yang dirasa kurang dipahami oleh siswa di sekolah. Seharusnya tentor mereview kembali materi secara runtut dari setiap bab yang sedang ditargetkan. Menurut Setiyawanto (2013), guru dituntut untuk menyajikan materi secara lengkap dan runtut dengan disertai contoh sebagai bentuk materi dalam bahan ajar. Dalam pelaksanaannya, guru harus menggali lebih dalam tentang kemampuan kedalaman materi agar materi yang disampaikan pada peserta didik dapat dianalogikan dengan kehidupan nyata. Rahmat (2014), mengemukakan bahwa setiap materi pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik harus disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu, serta materi yang disajikan harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Sementara menurut Abdurrahman


(4)

(2015), guru tidak hanya dituntut untuk memiliki pemahaman yang mendalam pada materi tertentu, tetapi juga pengetahuan yang luas, artinya guru harus mampu mengkomunikasikan informasi baru untuk mempermudah siswa dalam membangun konsep materi yang diajarkan.

Waktu pembelajaran yang digunakan pada jenis bimbingan klasikal maupun privat adalah 1,5 jam dalam satu hari, dan dalam satu minggu terdapat 3 kali pertemuan. Menurut hasil wawancara terhadap pengelola lembaga bimbingan belajar Smart Centre, pada jenis bimbingan belajar privat waktu bimbingan dapat menyesuaikan dengan permintaan siswa, karena pembelajaran tidak harus dilaksanakan di bimbingan Smart Centre Boyolali, tetapi dapat dilaksanakan secara privat dirumah, sehingga siswa yang mengikuti bimbingan belajar privat dapat membagi waktu istirahat dengan belajar dan dapat kembali berkonsentrasi dalam menerima materi pembelajaran. Daya konsentrasi siswa dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Aviana (2015), bahwa lemahnya kemampuan siswa untuk berkonsentrasi menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dan menyebabkan terhambatnya keberhasilan proses pembelajaran dikarenakan berkurangnya daya pemahaman siswa terhadap materi.

Tentor mata pelajaran IPA di Smart Centre Boyolali memiliki latar belakang pendidikan dengan kualifikasi akademik S1. Bidang ilmu yang ditempuh sesuai dengan bidang tugas tentor di bimbingan belajar Smart Centre, yaitu menjadi tentor di bidang IPA. Menurut Syaiful (2006), guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar, karena sudah memiliki bekal seperangkat teori, sedangkan guru yang bukan berlatar pendidikan keguruan akan banyak menemukan masalah pembelajaran. Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja tentor berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian Pudyastuti (2010), bahwa terdapat hubungan atara latar belakang pendidikan guru dan pengalaman mengajar terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Surakarta. Dalam syaiful (2006) Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman adalah guru yang bisu tidak pernah marah, pengalaman adalah guru yang tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun, sehingga apabila seorang guru memiliki pengalaman mengajar yang cukup banyak, maka dalam proses pembelajaran tidak akan banyak menemukan kesulitan dan siswa dapat memahami materi dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar. Pada jenis bimbingan belajar klasikal maupun privat di bimbing oleh tentor yang sama dengan latar belakang dan pengalaman kerja yang sudah dijelaskan, oleh karena itu hasil belajar IPA siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal maupun privat di Smart Centre Boyolali tidak memiliki perbedaan yang signifikan dikarenakan beberapa faktor, yaitu metode, media, materi dan waktu yang diterapkan adalah sama.


(5)

4. PENUTUP

Setelah dilakukan penelitian maka dapat Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar IPA siswa SMP peserta bimbingan belajar klasikal dengan privat di Smart Centre Boyolali. Berdasarkan hasil penelitian, saran bagi pengelola lembaga bimbingan belajar sebaiknya meningkatkan metode khusus antara dua jenis bimbingan belajar yakni bimbingan belajar klasikal dan bimbingan belajar privat, sehingga ketika siswa memilih salah satu jenis bimbingan belajar memiliki kriteria dan alasan yang tepat selain perbedaan finansial dan masalah konsentrasi belajar. Siswa sebaiknya dapat memanfaatkan lembaga bimbingan belajar dengan sebaik-baiknya agar dapat memperbaiki hasil belajar di sekolah. Bagi peneliti lain disarankan untuk menggunakan penelitian ini sebagai referensi dalam melakukan penelitian tentang bimbingan belajar.

PERSANTUNAN

Terima kasih kepada kedua orang tua, dosen pembimbing, dosen FKIP biologi, dan teman- teman semua yang telah memberi dukungan, bantuan, motivasi serta doa untuk penelitian skripsi dan penulisan artikel ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. (2015). Guru Sains Sebagai Inovator Merancang Pembelajaran Sains Inovasi Berbasis Riset. Yogyakarta: Media Akademi.

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Aviana, Ria. (2015). Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap Daya Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Matematika di SMA Negeri 2 Batang. Jurnal pendidikan sains. universitas muhammadiyah semarang. 03 (01).

Barus, T.A., dan Suriani,c. (2016).Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Bimbingan Belajar dengan Siswa yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar. Jurnal pelita pendidikan. 4(2).

Crow, L. (1998). Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu.

Depdiknas. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 52 Tahun 2008 Tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri.

Hermawan, A.H. (2007). Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Jones, Arthur., Buford, Steffle., And Norman R.Steward. (1970). Principles of Guidance. Tokyo: Mcgraw-Hill,Kogakusa Company.


(6)

Lisnayani, Aik. (2015). Implementasi Bimbingan Belajar Dalam Menangani Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar Di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga.

Millatina, Amalia. (2010). Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pudiyastuti, S. G. (2010). Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Guru, Pengalaman Mengajar, dan Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Surakarta. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Purwanto, N. (2010). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Purwono, J., Yutmini, S., dan Anitah, S. (2014). Penggunaan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah Pertama 1 Pacitan. Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, 2 (2).

Rahmat, A., Riandi., Solihat, Rini., Wuyung, W. B., Zaputra, R., dan Ferazona, S. (2014). Peta Kompetensi Guru Biologi di SMA Kota Bandung Berdasarkan Analisis Kesesuaian Proses Pembelajaran di Kela sdengan Tuntutan Kompetensi Dasar. Jurnal Pengajaran MIPA, 19 (2).

Ristanti, Atika. (2013). Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar Biologi. Unnes Journal of Biolofy Education. 2 (2).

Setyawanto, A., Sunaryo, H. S., dan Basuki, I. A. (2013).Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru Bahasa Indonesia Tingkat SMP di Kota Malang. Artikel Skripsi Sarjana Pendidikan. Universitas Negeri Malang.

Supardi, Peri. (2011).Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti Bimbel dengan yang Tidak Mengikuti Bimbel Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. FKIP, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Universitas Islam Riau.

Syaiful, B. D., dan Aswan, Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Bernasis Integrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Widiyanto, Joko. (2015). SPSS for Windows untuk Analisis Data Statistic dan Penelitian. Surakarta: Laboratorium Komputer FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yudho, Apriander. 2012. Perbedaan prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Keikutsertaan Pada Lembaga Bimbingan Belajar. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMP PESERTA BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL DENGAN PESERTA BIMBINGAN BELAJAR Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SMP Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Peserta Bimbingan Belajar Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016

0 2 16

PENDAHULUAN Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SMP Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Peserta Bimbingan Belajar Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 4 6

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa SMP Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Peserta Bimbingan Belajar Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 2 4

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA PESERTA BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL DENGAN PRIVAT DI Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 2 13

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA PESERTA BIMBINGAN BELAJAR KLASIKAL DENGAN PRIVAT Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 2 17

PENDAHULUAN Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 6 7

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Peserta Bimbingan Belajar Klasikal dengan Privat di Smart Centre Boyolali Tahun 2016.

0 3 4

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Keikutsertaan Pada Lembaga Bimbingan Belajar Siswa SMP.

0 0 15

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PADA LEMBAGA BIMBINGAN Perbedaan Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Keikutsertaan Pada Lembaga Bimbingan Belajar Siswa SMP.

0 2 16

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BERDASARKAN PROFIL SIKAP BELAJAR PESERTA DIDIK: Studi Deskriptif Terhadap Program Bimbingan Belajar di SMP Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2012-2013.

0 5 43