Spesifikasi Teknis Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung KUA Kec.Ponre
bata potongan tidak boleh dipakaidipasang, terkecuali pada pertemuan - pertemuan dengan kosenkolom.
1.11 PEKERJAAN BETON BERTULANG
1.11.1 Lingkup Pekerjaan : Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam
beton tidak bertulang, beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk
dalam pekerjaan ini. Untuk beton bertulang digunakan adukan 1 Pc: 2 Psr: 3 Krl, pada :
a. Sloof, Kolom, Ringbalok dan Sun Screen . b. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
1.11.2 Referensi : Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus
mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam : a. SNI 1734-1989-F
b. SKBI Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung c. Petunjuk Peraturan Beton Indonesia, tahun 1971.
d. Spesifikasi Bahan Bangunan
1.11.3 Material : a. Bahan-bahanmaterial yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1 Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar denga dimensi Q 2 3 cm, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam
ketentuan-ketentuan beton bertulang. Penampungan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan
yang dapat merusak. 2 S e m e n :
a Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti
disyaratkan dalam SNI-8 Bab 3-2; b
Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan terlindung.
c Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja. 3 Besi Tulangan :
a Semua dimensiukuran besi tulangan yang akan digunakan
merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar b
Besi untuk tulangan penampungannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara bergaram, tanah lembab, aspal, olie
minyak dan gemuk. c
Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung KUA Kec.Ponre
4 A i r : Air yang dipakai untuk adukan harus bersih, dalam arti tidak mengandung
lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton khususnya garam.
5 Bekisting : Bahan cetakan beton bekisting menggunakan kayu klas III, kecuali
Direksi Pengawas menegaskan lain. 1.11.4 Pelaksanaan
a. Proporsi : 1
Adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton K-175 untuk semua beton bertulang.
2 Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak Kontraktor harus
mengadakan Mix Design untuk menjadi acuan dalam komposisi campuran.
3 Untuk mengontrol kekuatanmutu yang dicapai pada pelaksanaan,
Kontraktor harus mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI 1971 pasal 4.6 dan 4.7. b.
Pengecoran Beton : 1
Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran- kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton beton molen
dan alat pembawa kereta juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu. Dimensi
semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor wajib untuk
minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi. 2
Ukuran diameter besi beton harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan
membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi. 3
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 cm dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton dipadatkan
dengan penggetar internal concrete vibrator. Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan konstan serta penggunaannya tidak boleh kena
besi tulangan. 4
Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI
1971 sebagai syarat. 5
Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan
menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
6 Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami
periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung KUA Kec.Ponre
c. Penyambungan Beton Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan
sebelum selesai, sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan
dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali dan penyambungannya menggunakan air semen atau bonding agent yang disetujui DireksiPengawas.
d. Pemeliharaan Beton : 1
Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau
menyiraminya dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu minggu.
2 Pada umur sampai dengan 48 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras,
air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
1.11.5 Bahan Additive : Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna
mendapatkan hasil yang baik dan disetujui DireksiPengawas. Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
1.11.6 Bekesting : a. Seluruh bahan bekisting menggunakan papan terentang kayu klas III dan
balok 57 cm, kecuali DireksiPengawas menegaskan lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat pekerjaan bekisting
harus dikerjakan oleh tukang yang ahli. b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu
mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.
c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan
cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan harus rapat,
sehingga mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam bekesting
untuk memudahkan pembersihan. e. Pembongkaran Bekesting :
Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur dan konstruksi yang dicetak
dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut : 1
Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7 tujuh hari, dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak cacat
karena pembongkaran tersebut. 2
Bagian konstruksi beton yang disangga horisontal dengan perancah tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang
cukup 28 hari untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung KUA Kec.Ponre
pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.
1.11.7 Contoh-contoh Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus
memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari DireksiPengawas.
1.11.8 Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi : Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan
pemasangan dan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lainnya.
1.12 PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG