01.Spesifikasi Bangunan Gedung TELLU SIATTINGE

(1)

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN: BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA PEKERJAAN: PEMBANGUNAN GEDUNG DAN FASILITAS BALAI NIKAH DAN MANASIK HAJI

LOKASI:KECAMATAN TELLU SIATTINGE KABUPATEN : KABUPATEN BONE

TAHUN ANGGARAN : 2017 1.1 PERSYARATAN UMUM

PELAKSANAAN 1.1.1 Peraturan yang berlaku

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan ketentuan-ketentuan peraturan seperti yang tercantum dibawah ini :

a. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum, nomor 02/IN/M/2005, tentang penegasan dalam kontrak.

b. Perpres Presiden RI. Nomor 70 Tahun 2012. c. Keputusan Presiden RI. Nomor 42 Tahun 2002.

d. Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI Nomor: 339/KPTS/M/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah.

e. Instruksi Presiden RI. Nomor 1 Tahun 1988.

f. Algemene voorwearden voor de uitvoering bij aaneming van openbare warken, yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda nomor 28 tanggal 9 Mei 1941 dan tambahan lembaran Negara nomor 14571 (khusus pasal-pasal yang masih berlaku).

g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971

h. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 (oleh Yayasan Normalisasi Indonesia)

i. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat. j. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961 k. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. l. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 031/KPTS/1981.

m. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya kebakaran.

n. Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI. Nomor 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

o. Surat Keputusan Gebernur Propinsi Sulawesi Tengah tentang HSBGN Propinsi Sulawesi Tengah TA 2004

p. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan pengawas pekerjaan untuk mencapai tujuan pembangunan.

Apabila ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan tersebut diatas, maka revisi terakhir yang menjadi acuan dalam pelaksanaannya. Demikian pula apabila bertentangan dengan Spesifikasi Teknik berikut ini maka yang berlaku adalah Spesifikasi atau berdasarkan keputusan Direksi Pengawas.


(2)

1.1.2 Kualitas Bahan dan Pekerjaan

a. Kualitas Bahan dan Pekerjaan harus dari tingkat yang prima dan hasil kerja harus memberikan penampilan dan kesan yang rapi dan baik.

b. Untuk itu tenaga kerja yang digunakan harus berpengalaman (pada pekerjaan serupa) terampil dan cakap.

c. Apabila diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus membuat pembukaan/pembongkaran pada pekerjaan dan/atau bahan agar dapat diadakan pemeriksaan.

d. Apabila dalam pemeriksaan itu Direksi menemukan kesalahan, kerusakan atau cacat-cacat lain, Kontraktor harus segera membongkar dan memperbaikinya sampai pada kondisi yang sesuai dengan spesifikasi ini,dan harus memikul biaya yang diperlukan untuk pembukaan/ pembongkaran pemeriksaan dan perbaikan tersebut.

1.1.3 Pemeriksaan Pekerjaan dan Pengamanan a.Peralatan Pelaksanaan.

1) Kontraktor harus mengadakan dan menyiapkan semua peralatan pelaksanaan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kondisi yang baik dan siap pakai, agar terjamin adanya kualitas pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan dan laju pekerjaan yang memadai, hingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat seperti ditentukan dalam pelelangan.

2) Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat Direksi tidak efisien pengoprasiannya atau tidak sesuai kegunaannya atau jumlahnya kurang, hingga mutu pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan atau laju pekerjaannya tidak memadai, Direksi berhak memerintahkan Kontraktor untuk mengganti atau menambah peralatan dimaksud.

3) Kegagalan Direksi dalam perintahnya pada Kontraktor, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas pemenuhan kualitas pekerjaan dan laju pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Dokumen Kontrak.

b. Perlindungan terhadap Bangunan dan Utilitas.

1) Kontraktor bertanggung jawab atas perlindungan terhadap semua bangunan dan utilitas, baik milik pribadi maupun milik negara/masyarakat termasuk semua sarana dan prasarananya, baik yang tertera dalam gambar maupun tidak.

2) Kontraktor harus mengambil langka-langka yang dianggap perlu untuk melindungi bangunan dari utilitas tersebut dari segala macam kerusakan -kerusakan yang terjadi akibat kegiatan-kegiatan pelaksanaan oleh Kontraktor harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya Kontraktor, sesuai dengan kondisi sebelumnya.

3) Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor wajib segera memberitahu pemilik bangunan dan utilitas agar diperoleh kesepakatan tentang perbaikannya.

4) Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh informasi semua bangunan dan jaringan utilitas yang terletak didalam tanah. Prasarana yang ada disekitar dan diperlukan oleh bangunan dan utilitas harus dijaga agar tetap berfungsi.


(3)

Kontraktor, harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya Kontraktor sesuai dengan kondisi sebelumnya.

c. Penjagaan dan Pemeliharaan.

Untuk tahap pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, perlindungan dan pemeliharaannya, seperti pekerjaan permukaan bagian dalam/luar, perlengkapan peralatan dan lain-lainnya dari segala macam bentuk noda/kotoran, kerusakan dan cacat-cacat lainnya selama masa Kontrak berlangsung sampai pada saat pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya kepada pemilik. Persyaratan dan ketentuan khusus dibawah ini harus dianggap sebagai standar kondisi akhir pekerjaan pada saat penyerahan I (pertama) :

1). Halaman Bangunan

Setelah pekerjaan selesai, kecuali Direksi berpendapat lain, Kontraktor harus membongkar semua bangunan sementara, peralatan pelaksanaan, mesin-mesin, kelebihan bahan, puing-puing dan kotoran-kotoran lain dari halaman bangunan. Kontraktor harus membuang bahan-bahan zat-zat organik yang berada didalam, dibawah dan sekitar bangunan dan melakukan desinfektan terhadap dan bekas-bekasnya. Halaman bangunan harus diserahkan dalam kondisi yang rapi dan memuaskan.

2). Permukaan Beton, Pasangan dan Logam

Kontraktor harus membersihkan secara cermat semua permukaan beton, pasangan dan logam serta ceceran adukan, noda-noda bekas bocoran pada beton bekas-bekas bekisting, ceceran aspal, cat dan lain-lain kotoran.

3). K a c a

Kontraktor harus memperbaiki/mengganti, apabila perlu mencuci, menggosok, secara cermat semua permukaan kaca, dan membersihkan/ menghilangkan kelebihan bahan lapisan kompon, ceceran cat dan goresan.Ruang antara pada bingkai dengan kaca rangkap harus benar-benar bersih dari sisa-sisa serutan, serbuk gergaji dan segala macam bentuk kotoran lain.

4). Permukaan Cat, Email dan Politur

Kontraktor harus membersihkan semua permukaan dari semua tanda-tanda, noda, goresan, bekas jari dan kotoran lain.

5). Permukaan Lantai

Kontraktor harus menyingkirkan semua lapis/penutup pelindung sementara dan membersihkan dari semua noda-noda dan tanda-tanda dan apabila dianggap perlu oleh Direksi, diberikan lapisan lilin lantai (wax) dan digosok.

6). Permukaan Dinding Glazuur

Kontraktor harus membersihkan dinding glazuur dari semua noda, ceceran cat dan kotoran-kotoran lain.

7). Perlengkapan Listrik

Kontraktor harus membersihkan dan menggosok permukaan peralatan -peralatan logam, perlengkapan penerangan dan papan-papan pemasangan kabel dari ceceran cat, debu dan kotoran-kotoran lain. Terlebih lagi pada komponen-komponen yang tergantung.


(4)

8). PekerjaanDucting

Kontraktor harus membuang dan membersihkan puing-puing dan kotoran lain dari pekerjaanducting.

9). Permukaan Atap

Kontraktor harus membuang dan membersihkan puing-puing, ceceran paku dan semua kotoran lain dari permukaan atap.

10). Plumbing dan Perlengkapannya

Kontraktor harus membersihkan pipa-pipa, fitting dari kotoran dan puing-puing, membersihkan dengan menggosok semua perlengkapannya, serta menjamin bahwa fasilitas ini dapat berfungsi dengan baik.

11).Pemeriksaan, Penyediaan Bahan dan Barang

Bila dalam rencana kerja dan syarat-syarat disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahan dan barang yang digunakan setiap penggantian sesuai nama bahan dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang tersebut yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana, dan bila tidak ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar kerja, maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor yang harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disediakan atas biaya Kontraktor, Setelah disetujui pemberi tugas atau direksi, dan dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Direksi atau pemberi tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor/Pelaksana harus sudah memasukan jumlah keperluan biaya untuk pengajuan berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut Kontraktor/Pelaksana tetap bertanggung jawab pula atas baiya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi persyaratan yang dibuat oleh Pemberi Tugas/Direksi

Pengawas.

d. Persyaratan-persyaratan lain. 1) Catatan dan Laporan

Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam buku Direksi yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh persetujuan Direksi. Semua catatan yang berhubungan dengan pekerjaan selalu harus disiapkan untuk Direksi. Dan satu set copy gambar lengkap dan spesifikasi harus selalu tersimpan di direksi keet. Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang akan melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut. 2) Gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)

Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja karena perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Direksi, maka Kontraktor wajib membuat gambar kerja (shop drawing). Selanjutnya sebelum penyerahan I (pertama) pekerjaan, Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan Pengawas membuat gambar hasil pelaksanaan pekerjaan (as built drawing) guna memperlihatkan dan menyerahkan kepada Pemimpin Kegiatan, tentang perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan hasil pelaksanaan pekerjaan. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3.


(5)

3) Foto-foto Mengenai Kemajuan Pekerjaan

Kontraktor harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan dimulai (0,00%). Selanjutnya saat akan mengajukan pembayaran angsuran berkala (terminj), penyerahan I (pertama) dan penyerahan II (kedua) Kontraktor wajib melampiri foto-foto kondisi kemajuan pekerjaan dilapangan. Foto-foto ini hendaknya dicetak berwarna 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi dalam bentuk album.

4) Keamanan Proyek

Kontraktor harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan perlindungan dan pengamanan atas semua bahan, perlengkapan, peralatan dan pekerjaan yang ada didalam batas areal proyek dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya, terhadap semua bentuk kerusakan, gangguan atau kerugian yang dilakukan oleh orang-orang atau pihak-pihak tidak berwenang. Untuk mempermudah pelaksanaan pengamanan, Kontraktor harus membuat gudang penyimpan bahan, perlengkapan dan peralatan sesuai dengan petunjuk Direksi. Untuk pengawasan dan penjagaan keamanan, Kontraktor harus menugaskan penjaga gudang dan petugas keamanan yang memadai dan harus melakukan penjagaan terus menerus selama 24 jam setiap hari.

5) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas P3K yang mencakup obat-obatan, peralatan medis dan tenaga-tenaga para medis (sewaktu dibutuhkan) untuk memberikan pertolongan pertama kepada personil Kontraktor, dan semua yang terlibat dalam pekerjaan. Dalam hal pengamanan P3K Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan dan peraturan yang berlaku tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta petunjuk Direksi.

6) Papan Nama Kegiatan

Papan nama kegiatan dipasang ditempat strategis dengan ukuran panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter. Tulisan dibuat dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Dalam papan nama proyek harus jelas tercantum Nama Kegiatan, Pekerjaan, Pemilik Proyek, Sumber Dana, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas serta Kontraktor Pelaksana, Pekerjaan Dimulai dan Masa Pekerjaan Berakhir serta penjelasan lain yang diperlukan dengan Jenis Huruf yang akan ditentukan Direksi.

7) Pengukuran Prosentase Kemajuan Pekerjaan dan Pembayaran

(a) Pengukuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam persyaratan teknis ini ditentukan berdasarkan ketentuan seperti ditunjukan dalam Spesifikasi atau RAB.

(b) Kecuali disebutkan lain dalam RAB pekerjaan-pekerjaan yang tercakup didalamnya sudah termasuk dalam pekerjaan-pekerjaan pokok yang bersangkutan.

(c) Dalam hal dihitung terpisah, pengukuran meliputi penyediaan, pengadaan dan pengangkutan tenaga kerja, bahan, perlengkapan, peralatan dan pelaksanaan, pemeliharaan, perbaikan, termasuk pemeriksaan, pengujian dan pekerjaan-pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti diuraikan dalam RAB.

(d) Bobot pengukuran (%) terhadap seluruh nilai Kontrak/Adendum Kontrak, bersama-sama dengan komponen-komponen pekerjaan yang lain akan merupakan bobot prestasi yang dicapai Kontraktor pada saat tertentu, dan akan dijadikan pedoman Kontraktor untuk mengajukan penagihan pembayaran angsuran kepada Pemimpin Kegiatan.


(6)

(e) Perhitungan prosentase kemajuan pekerjaan yang akan digunakan untuk pengajuan penagihan pembayaran angsuran harus dilakukan bersama-sama antara Direksi dan Kontraktor.

(f) Pembayaran akan dilakukan apabila selisih bobot prestasi Kontraktor pada saat tertentu dengan bobot prestasi pada pembayaran angsuran yang lalu telah mencapai tidak kurang dari angka seperti disebutkan dalam syarat-syarat kontrak.

(g) Pembayaran dilakukan dalam jumlah harga satuan dikalikan dengan volume pekerjaan yang nyata dilaksanakan.

1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENUNJANG PROYEK 1.2.1 U m u m

Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang harus dilaksanakan agar pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan mudah dan lancar. Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya bersifat darurat, tetapi secara struktural harus mampu memikul beban yang ada dan harus dilaksanakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan serta sesuai dengan syarat-syarat teknis. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan spesifikasi dan gambar-gambar pekerjaan sementara kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai.

1.2.2 Pembersihan Lapangan.

Kontraktor harus M e r o b o h k a n B a n g u n a n l a m a d a n P a g a r l a m a s e r t a menyingkirkan pohon-pohon, semak belukar, akar, sampah, bahan-bahan organik dan benda-benda asing lainnya yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan dalam area pekerjaan seperti diuraikan dalam Kontrak, termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk bangunan/struktur, jalan dan lahan-lahan yang akan digali atau diurug.

1.2.3 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen-komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar. Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan elevasi. Koordinat dan elevasi titik yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench Mark) seperti yang ditetapkan oleh Direksi. Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-titik yang dipasang pada bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang apabila dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain akan merupakan garis-garis sumbu bangunan melalui titik-titik yang diperlukan. Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga mempunyai elefasi (rujukan) tertentu yang letaknya tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan, merusak dan merubah elevasinya.

Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian oleh Direksi. 1.2.4 Mobilisasi dan Demobilisasi.

Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan, alat berat dan pengankutan tenaga kerja, perelengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, termasuk pemasangan, penyetelan dan pekerjaan penunjang lainnya, sehingga semua tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan kerja tersebut berada/terpasang dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai. Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :

a.Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana pekerjaan;

b. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan alat-alat berat, peralatan pengaduk dan pemadat beton dan sebagainya.


(7)

c. Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air, peralatan laboratorium dan sebagainya disediakan oleh Kontraktor.

Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan pengangkutan suku cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan peralatan tersebut selalu siap dipakai. Demobilisasi dilakukan setelah berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pemilik. Demobilisasi adalah pembongkaran, pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi pekerjaan ketempatnya semula.

1.2.5 Kantor Proyek dan Perlengkapan

Kontraktor harus menyediakan kantor Direksi Proyek ukuran 4x6 meter terbuat dari dinding papan dan atap seng serta dilengkapi peralatan/ perabotan serta fasilitas tulis menulis, kotak P3K dan lain sebagainya.

1.2.6 Barak dan Gudang

Kontraktor harus membuat Barak Kerja di lokasi pekerjaan untuk tempat kerja dan tinggal sementara para Pekerja yang memenuhi syarat kesehatan sebagai tempat tinggal, dilengkapan fasilitas air minum dan perlengkapan yang dibutuhkan. Disamping itu Kontraktor wajib menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan bangunan dan peralatan penunjang lainnya agar terhindar dari gangguan cuaca. Penempatan barak dan gudang harus diatur sedemikian rupa agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi sirkulasi pelaksanaan pekerjaan.

1.2.7 Izin-izin

Kontraktor harus mengurus semua izin yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai, seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Advis Planning dari Dinas Kimpanswil setempat.dan sebagainya. Biaya-biaya yang timbul menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

1.2.8 Pemadam Kebakaran

Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Kontraktor wajib menyediakan 1 (satu) unit alat pemadam kebakaran dengan kapasitas minimum 3 kg.

1.2.9 Biaya Asuransi

Dalam penawaran harga Kontraktor dianggap sudah memperhitungkan biaya Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) terhadap pekerja, staf/pelaksana dilapangan, pengawas lapangan serta staf dari Kegiatan yang

Ditempatkan dilapangan. 1.2.10 Personil Kontraktor.

a. Kontraktor wajib menempatkan seorang kuasa atau wakil yang cakap dan berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan (pelaksana) minimal tamatan Sarjana Muda Teknik Sipil/Arsitek pengalaman minimal 3 tahun.

b. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapatkan kuasa penuh dalam bertindak untuk dan atas nama Perusahaan yang dinyatakan dengan Surat Tugas/Keterangan.

c. Kontraktor wajib laporkan secara tertulis kepada Direksi, tenaga pelaksana. Jika suatu waktu dianggap kurang mampu/cakap menurut Direksi, Kontraktor wajib mengganti pelaksana baru dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari. Sebelum bekerja harus dikonsultasikan untuk disetujui Direksi. Jika calon pelaksana ditolak, harus dicari calon pelaksana lain paling lambat 14 (empat belas) hari. Dalam tenggang waktu tersebut direktur/penanggung jawab perusahaan yang memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan sehari-harinya.


(8)

1.2.11 Dokumentasi

Kontraktor harus mernperhitungkan biaya dokumentasi serta pengirimannya kekantor Pemimpin Kegiatan serta pihak-pihak lain yang diperlukan. Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah:

a. Membuat laporan-laporan perkembangan pelaksanaan yakni Harian dan Mingguan

b. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor wajib membuat foto-foto dokumentasi ukuran 4R, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0%), tahap mulai pelaksanaan suatu konstruksi hingga selesai (setiap kali untuk pembuatan laporan) dan pada setiap kali akan melakukan tagihan/ter minj, foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain.

c. Surat-surat dan dokumen lainnya. 1.3 BESTEK DAN GAMBAR

KERJA

1.3.1 Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek mengenai pekerjaan ini.

1.3.2 Bila ternyata ada perbedaan antara gambar dan RKS, antara gambar satu dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :

a. B e s t e k ( RKS )

b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).

1.3.3 Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin menimbulkan kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Kontraktor wajib konsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan petunjuk.

1.4 RENCANA KERJA dan GAMBAR KERJA

1.4.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib Melakukan MCO% serta menyusun suatu rencana kerja (jadwal pelaksanaan) sebanyak empat rangkap yang diajukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), untuk disetujui oleh Direksi.

1.4.2 Setelah rencana kerja disetujui Direksi, 3 (tiga) salinan untuk Direksi dan 1 (satu) salinan ditempel pada ruang Direksi Keet.

1.4.3 Kontraktor harus patuh pada rencana kerja tersebut yang menjadi dasar bagi Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan percepatan dan kelambatan pekerjaan.

1.5 PENGADAAN BAHAN BANGUNAN

1.5.1 Bahan-bahan yang boleh ditempatkan dalam kompleks pekerjaan hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar kerja.

1.5.2 Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.

1.5.3 Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS dan gambar kerja.

1.5.4 Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum diganti Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/ Pengawas Teknik, dan pergantian dapat dilakukan setelah ada persetujuan secara tertulis.

1.5.5 Pergantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran lokal dapat diganti dengan bahan bangunan lain yang setara/setingkat kualitasnya.


(9)

1.5.6 Bahan bangunan yang ditolak oleh Direksi karena cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

1.6 PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS

1.6.1 Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan (yang disebut sebagai proyek) termasuk seluruh bangunan dan pekerjaan lainnya yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan;

1.6.2 Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan ini, disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah-perintah Direksi/Pengawas Teknis.

1.6.3 Standar-standar utama yang dipakai adalah yang dibuat dan berlaku resmi di negara RI, apabila tidak terdapat standar yang dapat diberlakukan terhadap suatu item pekerjaan, maka harus digunakan standar internasional yang berlaku atas pekerjaan dimaksud atau digunakan standar dari negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan dimaksud.

1.7 PEKERJAAN GALIAN/LAND KLARING 1.7.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan serta pekerjaan galian yang nyata-nyata tertera dalam gambar kerja.

1.7.2 Pelaksanaan :

a. Dimensi galian tanah pondasi minimal sama dengan gambar kerja atau maksimal sampai mencapai tanah keras/asli. Kecuali tanah dasar/keras melebihi dua kali kedalaman yang telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi galian tanpa mengurangi kekuatan pondasi nantinya.

b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 3 meter dari tepi lubang galian.

c. Jika pada galian terdapat air tergenang, harus dipompa keluar. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan pompa air yang siap pakai.

d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus diurug kembali dengan pasir, dan dipadatkan biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban Kontraktor.

f. Mengingat kemiringan tanah pada lokasi tersebut, maka perlu diadakan Land Klaring terlebih dahulu sebagaimana tercantum dalam Gambar.

g. Pelaksanaan penggusuran dilakukan berdasarkan tata letak bangunan yang akan dibangun.

1.8 PEKERJAAN URUGAN 1.8.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan pasir bawah pondasi, urugan pasir dibawah lantai dan pekerjaan urugan lainnya yang tertera dalam gambar.


(10)

1.8.2 Pelaksanaan :

a. Jika terdapat tempat-tempat tertentu pada lokasi bangunan yang menurut Direksi perlu ditimbun, maka Kontraktor harus menimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan lain-lain serta harus mencapai nilai CBR 90% minimal 4% rendam

b. Dalam hal ini harus mengikuti petunjuk-petunjuk Pengawas Teknik.

c. Urugan pasir/tanah harus disertai dengan pemadatan dengan stamper, sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.

d. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.

e. Semua urugan pasir/tanah harus dipadatkan sambil disiram air sampai jenuh, sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimal.

f. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.

1.9 PASANGAN BATU KALI

1.9.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan anstamping batu kosong dan pondasi batu kali untuk landasan sloof, pasangan batu kali sebagaimana dinyatakan dalam gambar kerja.

1.9.2 Material :

a. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras, tidak keropos, serta mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.

b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 5 Pasir.

c. Baik batu kali, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.

d. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin Direksi.

1.9.3 Pelaksanaan :

a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan

bentuk yang ditunjukan dalam gambar kerja.

b. Antar satu batu kali dengan batu kali lainnya tidak boleh saling bersentuhan, tetapi diantaranya diberi spesi 1Pc : 5 Psr sampai penuh sebagai perekat sambil ditekan agar padat.

1.10 PASANGAN BATU BATA

1.10.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pemasangan untuk semua pasangan bata seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, siku dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam spesifikasi ini.


(11)

1.10.2 Referensi :

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada PUBI N-3 1970 dan N-10 197N-3 dan SNI 1728-1989; SKBI 1.N-3.5N-3.1989, tentang Tata

Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung. 1.10.3 Material :

a. Batu bata yang digunakan harus baru, dengan pembakaran yang cukup sehingga masak, keras, kering dan tidak mudah patah. Jika diketuk menimbulkan suara nyaring. Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11 cm x 23 cm dengan toleransi 0,5 cm.

b. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding biasa adalah campuran 1 PC : 5 Pasir. Untuk dinding kedap air pada KM/WC, ruang cuci dan 20 cm diatas lantai seluruh dinding menggunakan spesi transram campuran 1 PC : 3 Pasir.

1.10.4 Pengerjaan dan Penyimpanan.

Bahanbahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan dengan cara -cara yang disetujui Direksi, untuk menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan-bahan tersebut.

1.10.5 Contoh-contoh.

Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut sudah ada sebelum bahan yang dimaksud dipergunakan. Pengambilan contoh atas bahan yang telah ada dilapangan akan diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi guna keperluan pengujian.

1.10.6 Pelaksanaan :

a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali Direksi memberikan petunjuk lain.

b. Pemasangan batu bata harus lurus dan tegak, lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, kecuali bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. c. Pada jarak-jarak tertentu atau luasan maksimum 10 M2 pasangan batu

bata perlu diperkuat dengan kolom praktis (beton bertulang), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.

d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.

e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan -pertemuan dengan kosen/kolom.

1.11 PEKERJAAN BETON BERTULANG

1.11.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton tidak bertulang, beton bertulang dengan penulangannya termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini. Untuk beton bertulang digunakan adukan 1 Pc: 2 Psr: 3 Krl, pada :


(12)

a.Sloof, Kolom, Ringbalok dan Sun Screen.

b. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar. 1.11.2 Referensi :

Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam :

a. SNI 1734-1989-F

b. SKBI – Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung c. Petunjuk Peraturan Beton Indonesia, tahun 1971.

d. Spesifikasi Bahan Bangunan 1.11.3 Material :

a. Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1) Agregat :

Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar denga dimensi Q > 2 < 3 cm, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton bertulang. Penampungan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.

2) S e m e n :

a) Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratkan dalam SNI-8 Bab 3-2;

b) Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan standard dari pabrik dan terlindung.

c) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.

3) Besi Tulangan :

a) Semua dimensi/ukuran besi tulangan yang akan digunakan merupakan dimensi sebenarnya sesuai keterangan gambar

b) Besi untuk tulangan penampungannya harus bebas dari kontaminasi langsung dengan udara bergaram, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan gemuk.

c) Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.

4) A i r :

Air yang dipakai untuk adukan harus bersih, dalam arti tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan beton khususnya garam.

5) Bekisting :

Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali Direksi/ Pengawas menegaskan lain.

1.11.4 Pelaksanaan a. Proporsi :

1) Adukan beton harus mencapai Kekuatan Tekan Beton K-175 untuk semua beton bertulang.

2) Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pihak Kontraktor harus mengadakan Mix Design untuk menjadi acuan dalam komposisi campuran.


(13)

Kontraktor harus mengambil contoh kubus untuk diadakan test laboratorium menurut syarat-syarat PBI 1971 pasal 4.6 dan 4.7.

b. Pengecoran Beton :

1) Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa (kereta) juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor wajib untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.

2)Ukuran diameter besi beton harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi.

3) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 cm dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-lapisan beton dipadatkan dengan penggetar (internal concrete vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan konstan serta penggunaannya tidak boleh kena besi tulangan.

4) Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 sebagai syarat.

5) Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, Kontraktor diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.

6) Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI 1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.

c. Penyambungan Beton

Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai, sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan, bekisting dikencangkan kembali dan penyambungannya menggunakan air semen atau bonding agent yang disetujui Direksi/Pengawas.

d. Pemeliharaan Beton :

1) Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiraminya dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu minggu.

2) Pada umur sampai dengan 48 jam, beton harus dijaga dari air hujan deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.

1.11.5 Bahan Additive :

Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas.

Bahan additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS. 1.11.6 Bekesting :

a. Seluruh bahan bekisting menggunakan papan terentang (kayu klas III) dan balok 5/7 cm, kecuali Direksi/Pengawas menegaskan lain, dan untuk


(14)

mendapatkan hasil cetakan yang menenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.

b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran.

c. Bekesting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton.

d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah defleksi bahan-bahan bekesting. Bekesting serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan didalam bekesting untuk memudahkan pembersihan.

e. Pembongkaran Bekesting :

Bekesting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur dan konstruksi yang dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

1) Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekesting setelah 7 (tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak cacat karena pembongkaran tersebut.

2) Bagian konstruksi beton yang disangga (horisontal) dengan perancah tidak boleh dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup (28 hari) untuk menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton tersebut.

1.11.7 Contoh-contoh

Sebelum pelaksanaan pemasangan, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.

1.11.8 Koordinasi dengan Pemasangan Instalasi :

Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengkoordinasikan pemasangan dan letak-letak instalasi listrik, plumbing dan lain-lainnya.

1.12 PEKERJAAN BETON TAK BERTULANG 1.12.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan adalah 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, dan dilaksanakan untuk neut-neut kosen, neut-neut kolom kayu, lantai kerja, lantai cor beton, rabat beton dan lainnya yang ditentukan dalam gambar.

1.12.2 Material :

Lihat uraian bagian 3.11.3. 3). 1.13 PEKERJAAN PLESTERAN

1.13.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan adukan sebagai berikut :


(15)

b. Plesteran kedap air (transram) menggunakan adukan 1 Pc:3 Ps. c. Untuk semua plesteran beton, kaki pondasi digunakan 1Pc:3 Ps. 1.13.2 Material :

a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.

b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam kemasan standard pabrik dan terlindung.

1.13.3 Pelaksanaan :

a. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, semua bidang yang akan diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.

b. Tebal plesteran dinding ditentukan dengan ketebalan minimal 1 cm, dikerjakan dengan lurus dan rata, juka terdapat bidang-bidang dinding yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.

c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan adukan 1 Pc : 7 Kpr, terkecuali plesteran kaki pondasi dan beton diaci dengan air semen.

1.14 PEKERJAAN KAYU

1.14.1 Lingkup Pekerjaan :

Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu -kayu untuk konstruksi kuda-kuda/kap, gording, rangka plafond, listplank, bingkai pintu dan jalusi kayu, kosen pintu dan jendela, ventilasi, dinding partisi, dan pekerjaan kayu lainnya yang tertera dalam gambar kerja.

1.14.2 Material : a. Jenis :

Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah Kayu Palapi Merah yang mempunyai kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai dengan

SKBI-3.6.53.1987 UDC : 674.048. b. Mutu :

Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang teratur, tidak terdapat mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah.

c. Ukuran :

Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan yang terdapat pada gambar detail.

d. Kadar Air :

Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung kadar air maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan kadar air maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.

e. Playwood dengan Veneer (Teakwood) :

Playwood dengan lapisan veneer lebih kurang 1 mm dari jenis "teak" atau rose "wood" yang terekat ke badan plywood dan dipasang pada daerah -daerah sesuai gambar rencana. Bahan-bahan yang dipakai harus produksi dalam negeri dengan kualitas terbaik.


(16)

f. Formika :

Tebal minimum 1,5 mm dengan tebal laminasi 0,5 mm kualitas setaraf produksi "Formica USA". Type dan bentuk akan ditentukan oleh Direksi/Pengawas.

g. Pengikat-pengikat :

Bahan pengikat digunakan dari kayu paku galvanis, baut atau plat besi. Apabila menggunakan perekat, bahan perekat yang digunakan harus terbuat dari lem tahan air setaraf dengan merk "Herferin".

1.14.3 Pelaksanaan :

a. Semua pekerjaan kosen, daun pintu dan jendela, lisplank, kuda-kuda dan jalusi kayu pada bagian-bagian tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian-bagian pertemuan harus dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga.

b. Untuk pekerjaan kap/kuda-kuda dan gording, ukuran kayu, konstruksi dan cara penyambungannya mengikuti petunjuk yang tertera pada gambar, serta diberi penguat cawat/beugel besi plat dan angker.

c. Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan rapi, untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.

d. Semua lubang-lubang bekas paku, baut dan sebagainya harus ditutup dengan dempul hingga rapi kembali.

1.15 PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Pekerjaan rangka atap adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka baja ringan setara merk TASSO™ R angka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord) 2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung enggunakan baut atau paku menakik sendiri dengan jumlah yang cukup.

4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak seng.

Pekerjaan rangka atap meliputi :

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan kda-kuda.

2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen, 3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek

4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda, balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)

6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Persyaratan Material Rangka Atap


(17)

Properti mekanikal menggunakan baja ringan setara TASSO™ • Baja ringan yang digunakan setara dengan TASSO™

• Mempunyai kualitas dan mutu yang baikdan teah mendapat sertifikasi dari SNI. 1.16 PEKERJAAN ATAP

1.16.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap, nok/bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rencana.

1.16.2 Material :

a. Bahan Penutup Atap menggunakan Atap metal dengan ukuran 77 x 80 Cm,buatan pabrik,tidak mudah karat,permukaan rata dan halus. Setara Dengan Multi roof

b. Nok Atap digunakan Nok Metal ( Sekualitas dengan bahan Atap Multi Roof ) c. Sekrup 2” s/d 4” atau Paku seng berukuran besar Talang dan lisplank 1.16.3 Pemasangan :

a. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, Seng harus diperiksa terlebih dahulu dengan tidak mengalami kerusakan/pecah untuk menjaga kebocoran dan kap/kuda-kuda/gording harus diresidu.

b. Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang terampil yang sebelumnya telah mendapatkan pengetahuan teknis pelaksanaan mengenai cara pemasangan jenis atap dimaksud.

c. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

1.17 PEKERJAAN PLAFOND

1.17.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan penggantung, rangka, dan penutup plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar.

1.17.2 Material :

a. Semua material hollow untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.

b. Hollow yang dipakai harus lurus, tidak terdapat cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah.

c. Untuk penutup plafond digunakan Kalsiboard tebal 3.5 mm setara merk Jaya Board buatan dalam negeri, tidak cacat dan diusahakan warna yang digunakan seragam.

1.17.3 Pelaksanaan:

a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan dengan modul rangka 60 x 60 cm atau sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar kerja.

b. Hollow untuk rangka plafond harus rata, terutama pada bidang- bidang bawah yang akan ditutup dengan Kalsi Board, dan diberi penggantung dalam jumlah yang cukup.


(18)

Pemasangan plafon tanpa nat. Antara gypsum yang satu dengan lainnya diberi perban dan dempul agar tidak tampak sambungan.

d. Pada sudut pertemuan antara plafon dan dinding tembok dipasang list dari profil gypsum sesuai pilihan pengguna jasa dengan warna ditentukan kemudian.

e. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan lentur, Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan memperbaiki kembali.

1.18 PEKERJAAN LANTAI 1.18.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan lantai dan dinding sesuai yang ditentukan dalam gambar.

1.18.2 Material :

a. Tegel Granit ukuran 60 x 60 cm dipasang pada semua lantai, kecuali untuk lantai KM/WC memakai keramik ukuran 20x20 cm untuk dinding menggunakan 20 x 25 cm,

b. Tegel Keramik adalah yang mempunyai kualitas satu (KW-1) 1.18.3 Pelaksanaan :

a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-benar padat sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada lantai.

b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar saling tegak lurus, serta mengikuti peil-peil yang ditentukan dalam gambar.

c. Semua pemasangan Tegel Dinding harus menggunakan campuran 1 pc : 4 ps dengan perekat AM-30 Mortar Flax.

d. Pemasangan tegel pada lantai dan dinding harus dikerjakan dengan rata dan datar serta dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli. Untuk pekerjaan pemasangan lantai KM/WC harus dibuat miring (1%) kearah saluran pembuangan air (floor drain).

e. Pemasangan tegel lantai keramik dipasang diatas lantai kerja (beton tidak bertulang) dengan adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl setebal 5 cm.

f. Pada sudut-sudut pertemuan antara dinding dengan lantai Keramik, dipasang ubin plint (dinding bagian luar) dengan ukuran yang sesua i dengan ukuran lantainya.

1.19 PEKERJAAN KACA

1.19.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja pemotongan dan pemasangan kaca bingkai, cermin maupun kaca mati seperti yang ditunjukan dalam gambar.

1.19.2 Material :

a Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah jenis kaca bening dengan tebal 5 mm untuk semua jendela maupun bovenlight.


(19)

b Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak cacat dan tidak retak.

c. kaca Pintu Utama Composit Panel 12 mm

1.19.3 Pelaksanaan :

a. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditentukan dalam gambar.

b. Sebelum kaca dipasang, sponing kaca pada kosen atau bingkai pintu dan jendela harus diberi cat meni, selanjutnya diberi dempul yang cukup padat. c. Saat pemasangan kaca ditekan agar rata sebelum diikat dengan les kaca

untuk menghindari penggoyangan/pelonggaran.

d. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam keadaan utuh dan tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca yang retak, Kontraktor harus segera mengganti.

1.20 KUNCI DAN PENGGANTUNG 1.20.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan kunci serta alat-alat penggantung, seperti : engsel, kunci, handle dan sebagainya.

1.20.2 Material :

a Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2 (dua) slaag kualitas baik, setara Yale.

b Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah untuk daun pintu engsel Nylon Ring 4", untuk jendela engsel nylon ring 3".

c Grendel tanam lengkap untuk Pintu 2 daun, grendel biasa untuk pintu tunggal dan jendela. Semua Grendel buatan dalam negeri dengan kualitas baik.

d Semua daun jendela dilengkapi satu pasang Haq Angin buatan dalam negeri.

e Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus diperlihatkan contohnya kepada Direksi/Pengawas.

1.20.3 Pelaksanaan :

a Semua daun pintu menggunakan engsel Stainless Steel Ring 4" buatan dalam negeri masing-masing 3 (tiga) buah.

b Untuk pintu-pintu 2 (dua) daun harus dilengkapi dengan grendel tanam yang dipasang pada bagian atas dan bawah.

c Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3" buatan dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2 (dua) buah dan untuk pengunci dipasang grendel 1 (satu) buah.

d Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.

1.21 PEKERJAAN CAT DAN POLITUR 1.21.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pengecatan kayu, tembok, plafond, atap dan residu kap.


(20)

1.21.2 Material :

a. Jenis cat kayu yang digunakan adalah merk JOTUN atau setara. b. Jenis Cat tembok yang digunakan adalah merk JOTUN atau setara. c. Plamur yang digunakan adalah merk JOTUN atau setara.

d. Residu dengan kekentalan yang cukup untuk kap.

e. Politur/teakoil digunakan untuk permukaan teekwood dan pada pekerjaan kayu yang diekspos seperti yang ditunjukan pada gambar.

1.21.3 Pelaksanaan :

a. Pekerjaan Cat Kayu :

1) Bidang yang akan dicat harus bersih dari segala macam kotoran, sebelum pengecatan dilaksanakan Kontraktor harus memperlihatkan bagian yang akan dicat kepada Direksi untuk diperiksa.

2) Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur harus diamplas, dan lobang-lobang bekas paku harus didempul dan diamplas kembali sampai rata.

3) Pengecetan kayu dilaksanakan satu kali menie, satu kali cat dasar dan satu kali plamur, kemudian digosok dengan amplas, dan akhirnya dua kali cat akhir.

4) Warna Cat kayu yang digunakan untuk kosen, daun pintu, bingkai jendela dan listplank akan ditentukan kemudian.

5) Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu sampai rata pada seluruh permukaannya.

b Pekerjaan Cat Tembok/Plafond :

1) Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplemur kemudian diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.

2) Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua) kali sampai kelihatan rata dan cukup tebal.

3) Cat tembok yang digunakan adalah warna putih untuk plafond, broken white untuk bagian dalam dan cream bagian luar.

c Pekerjaan Politur/Teakoil :

Semua daun pintu teekwood dan dinding papan harus dipolitur. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas bagian/permukaan yang akan dipolitur. Selanjutnya dapat dipolitur dengan menggunakan Ultra Politur P-01.

1.22 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 1.22.1 Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :

a Pengadaan Panel Induk dan Pembagi, Lampu TL bambu, Lampu SL, Lampu Baret, Lampu Pijar, Kabel-Kabel, Stop Kontak, Saklar, Fitting, Pipa Instalasi, Material Bantu, Sprinkle termasuk pemasangannya.

b Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Kontraktor beserta pembuatan gambar instalasi yang terpasang

1.22.2 Bahan yang dipakai :

a. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang memenuhi standard PLN (SPLN) serta berinitial LMK (Minimal merk Eterna atau setara).

b. Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN, kemampuan


(21)

minimal 10/16A.

c. Untuk trafo lampu TL yang digunakan merk Philips atau setara, sedangkan balon pijar/TL harus merk Phillips TL atau setara harus dilengkapi Capasitor. 1.22.3 Pemasangan :

a Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.

b Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatur yang telah memiliki SPJT dan SBUJK Bidang E&M dari AKLI.

c Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan listrik yang terpasang di area proyek.

d Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang inbouw.

e Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan ditutup dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.

f Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan pelesteran diding dikerjakan.

g Pada semua stop kontak dan SDP harus di beri arde dengan menggunakan kawat BC, dan khusus pentanahan harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang disyaratkan, serta diberi pelindung pipa Paralon diameter 3/4".

1.23 D O K U M E N T A S I

Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0% ), tahap pelaksanaan hingga pengusulan terminj, penyerahan I (pertama) dan penyerahan II (kedua), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap tahapan bagian pekerjaan yang penting antara lain penulangan beton, pengecoran, pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Pelaksana Teknis Kegiatan sebanyak 3 (dua) set.

1.24 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

1.24.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan Pengawas membuat gambar terlaksana/as built drawing (jika terdapat perubahan pelaksanaan dari perencanaan) berdasarkan shop drawing dari seluruh sistem, struktur dan konstruksi, termasuk perletakan, denah maupun instalasi.

1.24.2 Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.

1.25 P E N G A W A S A N

1.25.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Pengelola Tehnis.

1.25.2 Setiap saat Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus dapat mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan maupun tenaga kerja. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

1.25.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.


(22)

1.25.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis diluar jam kerja yang resmi, maka biaya untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor. Permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/Pengawas.

1.26 PEKERJAAN AKHIR

1.26.1 Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.

1.26.2 Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

1.27 P E N U T U P

1.27.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan RKS ini dapat dilihat pada gambar kerja atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

1.27.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat (risalah) dan merupakan satu kesatuan dengan RKS in

i.


(1)

Properti mekanikal menggunakan baja ringan setara TASSO™ • Baja ringan yang digunakan setara dengan TASSO™

• Mempunyai kualitas dan mutu yang baikdan teah mendapat sertifikasi dari SNI.

1.16 PEKERJAAN ATAP

1.16.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap, nok/bubungan pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar rencana.

1.16.2 Material :

a. Bahan Penutup Atap menggunakan Atap metal dengan ukuran 77 x 80 Cm,buatan pabrik,tidak mudah karat,permukaan rata dan halus. Setara Dengan Multi roof

b. Nok Atap digunakan Nok Metal ( Sekualitas dengan bahan Atap Multi Roof ) c. Sekrup 2” s/d 4” atau Paku seng berukuran besar Talang dan lisplank 1.16.3 Pemasangan :

a. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, Seng harus diperiksa terlebih

dahulu dengan tidak mengalami kerusakan/pecah untuk menjaga

kebocoran dan kap/kuda-kuda/gording harus diresidu.

b. Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang terampil yang

sebelumnya telah mendapatkan pengetahuan teknis pelaksanaan

mengenai cara pemasangan jenis atap dimaksud.

c. Kontraktor diharuskan mengajukan contoh-contoh bahan untuk

mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.

1.17 PEKERJAAN PLAFOND

1.17.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan penggantung, rangka, dan penutup plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar.

1.17.2 Material :

a. Semua material hollow untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan ukuran-ukuran yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.

b. Hollow yang dipakai harus lurus, tidak terdapat cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah.

c. Untuk penutup plafond digunakan Kalsiboard tebal 3.5 mm setara merk Jaya Board buatan dalam negeri, tidak cacat dan diusahakan warna yang digunakan seragam.

1.17.3 Pelaksanaan:

a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan dengan modul rangka 60 x 60 cm atau sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar kerja.

b. Hollow untuk rangka plafond harus rata, terutama pada bidang- bidang bawah yang akan ditutup dengan Kalsi Board, dan diberi penggantung dalam jumlah yang cukup.


(2)

Pemasangan plafon tanpa nat. Antara gypsum yang satu dengan lainnya diberi perban dan dempul agar tidak tampak sambungan.

d. Pada sudut pertemuan antara plafon dan dinding tembok dipasang list dari profil gypsum sesuai pilihan pengguna jasa dengan warna ditentukan kemudian.

e. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak dan lentur, Direksi berhak menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan memperbaiki kembali.

1.18 PEKERJAAN LANTAI

1.18.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan lantai dan dinding sesuai yang ditentukan dalam gambar.

1.18.2 Material :

a. Tegel Granit ukuran 60 x 60 cm dipasang pada semua lantai, kecuali untuk lantai KM/WC memakai keramik ukuran 20x20 cm untuk dinding menggunakan 20 x 25 cm,

b. Tegel Keramik adalah yang mempunyai kualitas satu (KW-1) 1.18.3 Pelaksanaan :

a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-benar padat sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada lantai.

b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar saling tegak lurus, serta mengikuti peil-peil yang ditentukan dalam gambar.

c. Semua pemasangan Tegel Dinding harus menggunakan campuran 1 pc : 4 ps dengan perekat AM-30 Mortar Flax.

d. Pemasangan tegel pada lantai dan dinding harus dikerjakan dengan rata dan datar serta dikerjakan oleh tukang yang benar-benar ahli. Untuk pekerjaan pemasangan lantai KM/WC harus dibuat miring (1%) kearah saluran pembuangan air (floor drain).

e. Pemasangan tegel lantai keramik dipasang diatas lantai kerja (beton tidak bertulang) dengan adukan 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl setebal 5 cm.

f. Pada sudut-sudut pertemuan antara dinding dengan lantai Keramik, dipasang ubin plint (dinding bagian luar) dengan ukuran yang sesua i dengan ukuran lantainya.

1.19 PEKERJAAN KACA

1.19.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja pemotongan dan pemasangan kaca bingkai, cermin maupun kaca mati seperti yang ditunjukan dalam gambar.

1.19.2 Material :

a Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah jenis kaca bening dengan tebal 5 mm untuk semua jendela maupun bovenlight.


(3)

b Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak cacat dan tidak retak.

c. kaca Pintu Utama Composit Panel 12 mm

1.19.3 Pelaksanaan :

a. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditentukan dalam gambar.

b. Sebelum kaca dipasang, sponing kaca pada kosen atau bingkai pintu dan jendela harus diberi cat meni, selanjutnya diberi dempul yang cukup padat. c. Saat pemasangan kaca ditekan agar rata sebelum diikat dengan les kaca

untuk menghindari penggoyangan/pelonggaran.

d. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam keadaan utuh dan tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca yang retak, Kontraktor harus segera mengganti.

1.20 KUNCI DAN PENGGANTUNG

1.20.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pemasangan kunci serta alat-alat penggantung, seperti : engsel, kunci, handle dan sebagainya.

1.20.2 Material :

a Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2 (dua) slaag kualitas baik, setara Yale.

b Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah untuk daun pintu engsel Nylon Ring 4", untuk jendela engsel nylon ring 3".

c Grendel tanam lengkap untuk Pintu 2 daun, grendel biasa untuk pintu tunggal dan jendela. Semua Grendel buatan dalam negeri dengan kualitas baik.

d Semua daun jendela dilengkapi satu pasang Haq Angin buatan

dalam negeri.

e Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung

harus diperlihatkan contohnya kepada Direksi/Pengawas. 1.20.3 Pelaksanaan :

a Semua daun pintu menggunakan engsel Stainless Steel Ring 4" buatan dalam negeri masing-masing 3 (tiga) buah.

b Untuk pintu-pintu 2 (dua) daun harus dilengkapi dengan grendel tanam yang dipasang pada bagian atas dan bawah.

c Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3" buatan dalam negeri masing-masing 2 (dua) buah, haq angin 2 (dua) buah dan untuk pengunci dipasang grendel 1 (satu) buah.

d Kunci-kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.

1.21 PEKERJAAN CAT DAN POLITUR

1.21.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pengecatan kayu, tembok, plafond, atap dan residu kap.


(4)

1.21.2 Material :

a. Jenis cat kayu yang digunakan adalah merk JOTUN atau setara. b. Jenis Cat tembok yang digunakan adalah merk JOTUN atau setara. c. Plamur yang digunakan adalah merk JOTUN atau setara.

d. Residu dengan kekentalan yang cukup untuk kap.

e. Politur/teakoil digunakan untuk permukaan teekwood dan pada pekerjaan kayu yang diekspos seperti yang ditunjukan pada gambar.

1.21.3 Pelaksanaan :

a. Pekerjaan Cat Kayu :

1) Bidang yang akan dicat harus bersih dari segala macam kotoran, sebelum pengecatan dilaksanakan Kontraktor harus memperlihatkan bagian yang akan dicat kepada Direksi untuk diperiksa.

2) Semua permukaan kayu yang akan dicat/dipolitur harus diamplas, dan lobang-lobang bekas paku harus didempul dan diamplas kembali sampai rata.

3) Pengecetan kayu dilaksanakan satu kali menie, satu kali cat dasar dan satu kali plamur, kemudian digosok dengan amplas, dan akhirnya dua kali cat akhir.

4) Warna Cat kayu yang digunakan untuk kosen, daun pintu, bingkai jendela dan listplank akan ditentukan kemudian.

5) Untuk kap/kuda-kuda dan gording harus dicat dengan residu sampai rata pada seluruh permukaannya.

b Pekerjaan Cat Tembok/Plafond :

1) Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus diplemur kemudian diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.

2) Semua bidang tembok dan plafond dicat tembok minimal 2 (dua) kali sampai kelihatan rata dan cukup tebal.

3) Cat tembok yang digunakan adalah warna putih untuk plafond, broken white untuk bagian dalam dan cream bagian luar.

c Pekerjaan Politur/Teakoil :

Semua daun pintu teekwood dan dinding papan harus dipolitur. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas bagian/permukaan yang akan dipolitur. Selanjutnya dapat dipolitur dengan menggunakan Ultra Politur P-01.

1.22 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1.22.1 Lingkup Pekerjaan :

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah :

a Pengadaan Panel Induk dan Pembagi, Lampu TL bambu, Lampu SL, Lampu Baret, Lampu Pijar, Kabel-Kabel, Stop Kontak, Saklar, Fitting, Pipa Instalasi, Material Bantu, Sprinkle termasuk pemasangannya.

b Penyerahan Surat Jaminan oleh Instalatur/Kontraktor beserta pembuatan gambar instalasi yang terpasang

1.22.2 Bahan yang dipakai :

a. Kabel-kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA yang

memenuhi standard PLN (SPLN) serta berinitial LMK (Minimal merk Eterna atau setara).

b. Stop kontak, sacklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN, kemampuan


(5)

minimal 10/16A.

c. Untuk trafo lampu TL yang digunakan merk Philips atau setara, sedangkan balon pijar/TL harus merk Phillips TL atau setara harus dilengkapi Capasitor. 1.22.3 Pemasangan :

a Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.

b Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatur yang telah memiliki SPJT dan SBUJK Bidang E&M dari AKLI.

c Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan listrik yang terpasang di area proyek.

d Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang inbouw.

e Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos dan ditutup dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.

f Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan pelesteran diding dikerjakan.

g Pada semua stop kontak dan SDP harus di beri arde dengan menggunakan kawat BC, dan khusus pentanahan harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang disyaratkan, serta diberi pelindung pipa Paralon diameter 3/4".

1.23 D O K U M E N T A S I

Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0% ), tahap pelaksanaan hingga pengusulan terminj, penyerahan I (pertama) dan penyerahan II (kedua), foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap tahapan bagian pekerjaan yang penting antara lain penulangan beton, pengecoran, pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Pelaksana Teknis Kegiatan sebanyak 3 (dua) set.

1.24 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

1.24.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan Pengawas membuat gambar terlaksana/as built drawing (jika terdapat perubahan pelaksanaan dari perencanaan) berdasarkan shop drawing dari seluruh sistem, struktur dan konstruksi, termasuk perletakan, denah maupun instalasi.

1.24.2 Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat oleh Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan diserahkan kepada Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.

1.25 P E N G A W A S A N

1.25.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Pengelola Tehnis.

1.25.2 Setiap saat Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus dapat mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan maupun tenaga kerja. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

1.25.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.


(6)

1.25.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis diluar jam kerja yang resmi, maka biaya untuk hal tersebut menjadi beban Kontraktor. Permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/Pengawas.

1.26 PEKERJAAN AKHIR

1.26.1 Pada akhir pekerjaan, seluruh ruangan termasuk dinding, plafond, lantai dan sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen, cat dan kotoran lainnya.

1.26.2 Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

1.27 P E N U T U P

1.27.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan RKS ini dapat dilihat pada gambar kerja atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

1.27.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat (risalah) dan merupakan satu kesatuan dengan RKS in

i.