Fensy Sella, 2014 Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25
Tanjung Enim Sumatera Selatan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
to assist in creating favorable conditions by motivation, supply of materials, and general guidance.
Pandangan Seashore 1967 diatas menegaskan bahwa pembelajaran tidak dapat dilakukan oleh guru untuk peserta didik. Peranan guru dalam hal ini adalah
untuk membantu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik dan menyenangkan dengan memberikan motivasi, menyediakan materi dan bahan
ajar, dan bimbingan umum. Berpijak pada pendapat tersebut, maka pembelajaran seni musik yang baik adalah pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, di
lakukan secara aktif oleh peserta didik, dan dengan maksud untuk meraih kompetensi musikal peserta didik.
a. Pembelajaran Tematik Terpadu
Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni
Jacob
tahun 1997 dengan konsep pembelajaran
interdisipliner
dan
Fogarty
pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran Majid, 2014, hlm. 85. Dengan
adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik.
2. Angklung Sebagai Media Pembelajaran
Angklung adalah sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, yaitu dua ruas bambu atau lebih dengan ukuran yang berbeda disusun pada bambu
yang lain sebagai penyangga. Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Penulis memilih angklung sebagai media kreasi untuk pengait mata
pelajaran sekolah dasar dalam pengajaran tematik terpadu. Pengajaran ini tidak hanya berpacu dengan kurikulum atau petunjuk yang sudah ada di sekolah.
Penulis juga bisa melihat respon atau pandangan siswa terhadap angklung yang merupakan alat musik yang berasal dari daerah diluar sumatera.
D. Instrumen Penelitian
Fensy Sella, 2014 Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25
Tanjung Enim Sumatera Selatan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian diperoleh
melalui instrumen penelitian. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudjana dan
Ibrahim 2007: 96 bahwa instrument adalah alat pengumpul data yang harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data
empiris sebagaimana adanya. Hal ini senada juga diungkapkan oleh Arifin 2011, hlm. 225 bahwa instrumen penelitian merupakan komponen kunci dalam suatu
penelitian. Mutu instrument akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan
atau kesimpulan penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang
berfungsi sebagai alat pengumpul data adalah angket dan studi dokumentasi. 1.
Angket Kuisioner Angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
sperangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian disebarkan kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Kuisioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui Arikunto,
2006, hlm.151. Sudjana dan Ibrahim 2007, hlm. 102, menjelaskan bahwa: Wawancara dan kuisioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, kmeyakinan, dan lain-lain dari individuresponden.
Caranya, melalui pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan kepada individu dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan, maka cara ini
disebut wawancara. Bila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan secara tertulis, disebut kuisioner. Baik wawancara maupun kuisioner sama-
sama perlu dipersiapkan sejumlah pertanyaan yang dibuat peneliti.
Arikunto dalam Ramanda 2010, hlm. 63 menyebutkan beberapa keuntungan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, antara lain:
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
Fensy Sella, 2014 Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25
Tanjung Enim Sumatera Selatan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Dapat dibagikan secera serentak kepada banyak responden
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan
menurut waktu senggang responden d.
Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab
e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan
yang benarbenar sama f.
Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data g.
Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan dalam pengelolaannya.
2. Studi Dokumentasi
Menurut Sukmadinata 2007, hlm. 221, studi dokumenter
documentary study
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi dokumenter
untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan variabel penelitian. Dalam hal ini, studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi beberapa data yang
dirasakan perlu oleh peneliti dan tidak dapat didapatkan oleh instrumen penelitian yang sebelumnya telah dipilih.
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan pihak yang diwawancarai interview yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut Moleong, 2002, hlm. 135.
Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya. Bahasa harus
Fensy Sella, 2014 Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25
Tanjung Enim Sumatera Selatan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
jelas, terarah, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh data yang obyektif dan dapat dipercaya Arikunto, 1998, hlm. 129. Wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang
akan diteliti. Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkapkan bagaimana pembelajaran di SDN 25 Tanjung Enim sebelumnya
tanpa menggunakan kurikulum 2013. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam teknik wawancara adalah :
a. Menentukan lokasi. b. Menentukan informan yang akan dijadikan sebagai sumber informasi.
c. Menentukan waktu upacara d. Membuat daftar pertanyaan wawancara, yang memuat hal-hal yang perlu
ditanyakan kepada sumberinforman.
4. Studi Literatur
Studi ini dilakukan untuk mempelajari dari berbagai sumber kepustakaan yang ada, buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berguna dan membantu
dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
Sumber-sumber yang dijadikan sebagai literatur pada penelitian yang penulis lakukan, adalah sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang
akan dibahas dalam tujuan penelitian.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian