T PSN 1201062 Chapter3

(1)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan yang terletak di Jalan Trikora II Kelurahan Keban Agung Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan yang merupakan salah satu institusi yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk satuan kurikulum SD.

b. Waktu Penelitian

Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan April 2014. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel: 3.1

Jadwal pelaksanaan penelitian

No. Hari, Tanggal Kegiatan Kelompok Sub pokok bahasan

1. Sabtu, 22 Maret 2014

Pretest Eksperimen Pembelajaran terpadu

2. Senin, 24 Maret 2014

Treatment Eksperimen Pembelajaran terpadu

3. Selasa, 25 Maret 2014

Treatment Eksperimen Pembelajaran terpadu

2. Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Nurul Zuriah (2007, hlm. 116) mengemukakan bahwa populasi merupakan seluruh data yang menjadi perhatian peneliti. Jadi, populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenainya dapat diperoleh


(2)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan yang berjumlah 50 siswa dan dibagi dalam dua kelas yaitu IV A dan IV B. Mengingat hal ini maka peneliti menggunakan kedua kelas tersebut sebagai subjek penelitian dimana kelas IV A dengan jumlah siswa 24 anak terpilih menjadi kelompok eksperimen, dan kelas IV B dengan jumlah siswa 24 anak akan dipilih menjadi kelompok kontrol. Selanjutnya peneliti akan mempelajari karakteristik dari kedua kelompok tersebut dan kemudian akan ditarik kesimpulannya.

A. Desain Penelitian

Skema desain penelitian digambarkan dengan diagram dan tahapan kegiatan yaitu sebagai berikut.

out come

Bagan 3.1

Desain Eksperimen Penelitian

INPUT PROSES OUTPUT

AFEKTIF

PSIKOMOTOR

KOGNITIF

KURIKULUM, GURU, SISWA, MEDIA, METODE,

TEMATIK

TERPADU

BAHASA INDONESIA, PKN,

MATEMATIKA, SENI BUDAYA

Afektif

Psikomotor

kognitif

SISWA MEMILIKI

MINAT BELAJAR MELALUI MEDIA SENI

ADANYA TRANSFORMASI


(3)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007, hlm. 13) data penelitian pada pendekatan kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena peneliti bermaksud untuk menghilangkan subjektifitas dalam penelitian. Selain itu, penelitian ini menggunakan sampel untuk memberikan penjelasan yang lebih tepat terhadap fakta yang dihadapi serta meneliti dan memahami perilaku pserta didik dimana penelitian berlangsung.

B.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

one-shot case study. One-shot case study adalah penelitian dimana terdapat suatu kelompok yang diberikan suatu perlakuan dan selanjutnya dilakukan observasi untuk mendapatkan hasil. (Sugiyono, 2012, hlm. 74). Desain ini juga dilakukan dengan cara memberikan perlakuan yang kemudian di observasi untuk dilihat dampak atau pengaruhnya.

Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan seperti berikut:

Keterangan:

X = treatment yang diberikan (variabel independen) O = Observasi (variabel independen)

Paradigma diatas dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment

adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen). Sugiyono, (2011, hlm. 110).


(4)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Rancangan Penelitian One-shot Case Study

Adapun langkah-langkah penelitian tampak dalam gambar berikut.

Bagan 3.2

Bagan: 3.2 langkah-langkah penelitian

a. Tahapan Pertama, Pre Experiment Measurenment

Sebelum melaksanakan tindakan, siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest, yaitu mengungkapkan pengenalan mereka terhadap alat musik angklung dengan menyebutkan atau menggambarkan hal-hal yang mereka ketahui tentang angklung. Pretest ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa tersebut dipengaruhi karena kemampuan awal siswa yang berbeda-beda.

b. Tahap Kedua, Treatment

Setelah kelompok tersebut diberikan pretest dan telah dianggap sepadan, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan treatment. Treatment dikelas

Perlakuan untuk kelompok belajar dengan model pembelajaran terpadu

Posttest Pretest

Menentukan subjek penelitian

Memberikan perlakuan

Diukur/di observasi


(5)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen menggunakan media angklung yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 2 kali pada kelompok eksperimen dan 2 kali pada kelompok kontrol. Masing-masing perlakuan dilaksanakan dalam waktu 90 menit.

c. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurenment

Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir yaitu memberikan soal posttest

pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasilnya berupa data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan.

C.Definisi Operasional

Model pembelajaran ialah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik/mahasiswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada peserta didik. Reigeluth dan Carr-Chellman (2009) dalam Yaumi(2013) menjelaskan bahwa istilah pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata, yakni pembelajaran yang merujuk pada instruction dan yang berlandaskan construction. Instruction

berimplikasi pada pembelajaran yang dilakukan untuk peserta didik (pasif), sedangkan construction berimplikasi pada pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik (aktif). Dalam pandangan kaum konstruktivis, bahwa orang hanya dapat belajar dengan mengkonstruksi pengetahuan, di mana belajar membutuhkan manipulasi aktif tentang materi yang dipelajari, bukan secara pasif. Perhatian pendidik adalah bagaimana membantu dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar, yang berarti mengidentifikasi cara-cara efektif untuk membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mereka.

Berkenaan dengan pembelajaran musik secara psikologis, Seashore (1967, hlm.150) menyebutkanbahwa pembelajaran merupakan sebuah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh peserta didik, sebagaimana tertulis pada kutipan berikut bahwa

Learning anything is an act which must be performed by the learner. It cannot be done for him by the teacher. The only thing a teacher can do is


(6)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

to assist in creating favorable conditions by motivation, supply of materials, and general guidance.

Pandangan Seashore (1967) diatas menegaskan bahwa pembelajaran tidak dapat dilakukan oleh guru untuk peserta didik. Peranan guru dalam hal ini adalah untuk membantu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik dan menyenangkan dengan memberikan motivasi, menyediakan materi dan bahan ajar, dan bimbingan umum. Berpijak pada pendapat tersebut, maka pembelajaran seni musik yang baik adalah pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, di lakukan secara aktif oleh peserta didik, dan dengan maksud untuk meraih kompetensi musikal peserta didik.

a. Pembelajaran Tematik Terpadu

Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1997 dengan konsep pembelajaran

interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran (Majid, 2014, hlm. 85). Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik. 2. Angklung Sebagai Media Pembelajaran

Angklung adalah sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu, yaitu dua ruas bambu atau lebih dengan ukuran yang berbeda disusun pada bambu yang lain sebagai penyangga. Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Penulis memilih angklung sebagai media kreasi untuk pengait mata pelajaran sekolah dasar dalam pengajaran tematik terpadu. Pengajaran ini tidak hanya berpacu dengan kurikulum atau petunjuk yang sudah ada di sekolah. Penulis juga bisa melihat respon atau pandangan siswa terhadap angklung yang merupakan alat musik yang berasal dari daerah diluar sumatera.


(7)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian diperoleh melalui instrumen penelitian.

Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sudjana dan Ibrahim (2007: 96) bahwa instrument adalah alat pengumpul data yang harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Hal ini senada juga diungkapkan oleh Arifin (2011, hlm. 225) bahwa instrumen penelitian merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Mutu instrument akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau kesimpulan penelitian.

Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang berfungsi sebagai alat pengumpul data adalah angket dan studi dokumentasi. 1. Angket (Kuisioner)

Angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sperangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian disebarkan kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006, hlm.151). Sudjana dan Ibrahim (2007, hlm. 102), menjelaskan bahwa:

Wawancara dan kuisioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, kmeyakinan, dan lain-lain dari individu/responden. Caranya, melalui pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan kepada individu dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan, maka cara ini disebut wawancara. Bila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan secara tertulis, disebut kuisioner. Baik wawancara maupun kuisioner sama-sama perlu dipersiapkan sejumlah pertanyaan yang dibuat peneliti.

Arikunto dalam Ramanda (2010, hlm. 63) menyebutkan beberapa keuntungan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, antara lain: a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti


(8)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dapat dibagikan secera serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab

e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benarbenar sama

f. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data

g. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan dalam pengelolaannya.

2. Studi Dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2007, hlm. 221), studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi dokumenter untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan variabel penelitian. Dalam hal ini, studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi beberapa data yang dirasakan perlu oleh peneliti dan tidak dapat didapatkan oleh instrumen penelitian yang sebelumnya telah dipilih.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pihak yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut ( Moleong, 2002, hlm. 135).

Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya. Bahasa harus


(9)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jelas, terarah, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh data yang obyektif dan dapat dipercaya (Arikunto, 1998, hlm. 129). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang akan diteliti. Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkapkan bagaimana pembelajaran di SDN 25 Tanjung Enim sebelumnya tanpa menggunakan kurikulum 2013.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam teknik wawancara adalah : a. Menentukan lokasi.

b. Menentukan informan yang akan dijadikan sebagai sumber informasi. c. Menentukan waktu upacara

d. Membuat daftar pertanyaan wawancara, yang memuat hal-hal yang perlu ditanyakan kepada sumber/informan.

4. Studi Literatur

Studi ini dilakukan untuk mempelajari dari berbagai sumber kepustakaan yang ada, buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berguna dan membantu dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

Sumber-sumber yang dijadikan sebagai literatur pada penelitian yang penulis lakukan, adalah sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam tujuan penelitian.

E.Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 219) validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007, hlm. 173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya


(10)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diukur. Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak (construct validity) sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut Sugiyono (2007, hlm. 177), mengemukakan bahwa untuk menguji validitas konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli.

2. Uji Reabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 178) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data-data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik reliabilitas internal yaitu dengan rumus Alpha. Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 196), mengemukakan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dalam bentuk uraian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum peneliti membuat instrumen penelitian, terlebih dahulu yang perlu disusun kisi-kisi umum yaitu sebuah label yang menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data yang akan diambil, metode, dan instrumen yang akan digunakan (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 151).

Tabel: 3.2.

Kisi-kisi Hubungan Variabel, Sumber Data, Metode, dan Instrumen Penelitian

No. Variabel Penelitian Sumber Data Metode Instrumen


(11)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan angkung siswa

2. Hasil belajar Daftar nilai Tes Soal tes

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Observasi

Berdasarkan instrumen pengamatan yang digunakan, maka peneliti melakukan observasi langsung dengan menggunakan observasi tidak tersruktur, (Sugiyono, 2007: 205) yakni observasi yang tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Adapun rambu-rambu pengamatan dalam pelaksanaan observasi dapat dilihat dalam tabel yang berisi kisi-kisi pedoman observasi.

No. Indikator Skor Keterangan

1. Perhatian 1,2,3,4 4 : sangat baik

3 : baik 2 : cukup baik 1 : kurang baik 2. Kesenangan

3. Interaksi dengan guru 4. Keaktifan

Tabel: 3.3

kisi-kisi pedoman observasi siswa

2. Tes

Menurut Sukardi (2007: 138) tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang di tes direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Dalam tes telah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna menggambarkan respon yang kemudian diolah oleh peneliti secara sistematis menuju suatu arah kesimpulan


(12)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menggambarkan tingkah laku dari subjek tersebut. Tes merupakan pengumpul informasiberupa serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah tes memainkan angklung. Tugas ini diberikan saat pre-test dan

post test yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan. Berikut adalah penilaian apresiasi memainkan angklung siswa kelas IV SDN 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan.

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Teknik Memegang Angklung 25

2. Ketepatan ritme 25

3. Kekompakan bermain 25

4. Ekspresi 25

Jumlah skor 100

Tabel: 3.4

Kisi-kisi pedoman penilaian memainkan angklung

G.Teknik Analisis Data

Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207) bahwa, analisis data adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Data dalam penelitian ini diperoleh data dari mulai observasi langsung pada obyek penelitian untuk mengungkapkan sejauh mana peningkatan pemahaman siswa. Observasi langsung dilaksanakan pada kondisi awal pembelajaran di dalam kelas dan pada saat diberikan perlakuan.

Tujuan analisis dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data kepastian apakah terjadi pengaruh Penggunaan pengunaan angklung pada Pembelajaran Tematik Terpadu untuk kelas IV SD Negeri 25 Tanjung Enim. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Pada akhir pembelajaran, dilakukan penilaian terhadap hasil tes yang


(13)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dicapai oleh peserta didik. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207), bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini, setelah data dari nilai tes awal (pre-test) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol telah terkumpul, maka langkah awal adalah data hasil belajar kedua kelas ditabulasikan pada tabel. Kemudian langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai rata-rata (mean) yang dimiliki oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Tulus Winarsunu (2006 : 29) mean adalah angka yang diperoleh dengan membagi jumlah nilai (X) dengan jumlah individu atau jumlah responden (N). Sedangkan menurut Sugiyono (2007:42) mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut.


(1)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dapat dibagikan secera serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab

e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benarbenar sama

f. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data

g. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan dalam pengelolaannya.

2. Studi Dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2007, hlm. 221), studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi dokumenter untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan variabel penelitian. Dalam hal ini, studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi beberapa data yang dirasakan perlu oleh peneliti dan tidak dapat didapatkan oleh instrumen penelitian yang sebelumnya telah dipilih.

3. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pihak yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut ( Moleong, 2002, hlm. 135).

Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya. Bahasa harus


(2)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jelas, terarah, suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh data yang obyektif dan dapat dipercaya (Arikunto, 1998, hlm. 129). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang akan diteliti. Wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkapkan bagaimana pembelajaran di SDN 25 Tanjung Enim sebelumnya tanpa menggunakan kurikulum 2013.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam teknik wawancara adalah : a. Menentukan lokasi.

b. Menentukan informan yang akan dijadikan sebagai sumber informasi. c. Menentukan waktu upacara

d. Membuat daftar pertanyaan wawancara, yang memuat hal-hal yang perlu ditanyakan kepada sumber/informan.

4. Studi Literatur

Studi ini dilakukan untuk mempelajari dari berbagai sumber kepustakaan yang ada, buku-buku maupun media bacaan lainnya yang berguna dan membantu dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

Sumber-sumber yang dijadikan sebagai literatur pada penelitian yang penulis lakukan, adalah sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam tujuan penelitian.

E.Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Instumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 219) validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007, hlm. 173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya


(3)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diukur. Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak (construct validity) sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut Sugiyono (2007, hlm. 177), mengemukakan bahwa untuk menguji validitas konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli.

2. Uji Reabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 178) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data-data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik reliabilitas internal yaitu dengan rumus Alpha. Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 196), mengemukakan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal dalam bentuk uraian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum peneliti membuat instrumen penelitian, terlebih dahulu yang perlu disusun kisi-kisi umum yaitu sebuah label yang menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data yang akan diambil, metode, dan instrumen yang akan digunakan (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 151).

Tabel: 3.2.

Kisi-kisi Hubungan Variabel, Sumber Data, Metode, dan Instrumen Penelitian

No. Variabel Penelitian Sumber Data Metode Instrumen


(4)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan angkung siswa

2. Hasil belajar Daftar nilai Tes Soal tes

Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Observasi

Berdasarkan instrumen pengamatan yang digunakan, maka peneliti melakukan observasi langsung dengan menggunakan observasi tidak tersruktur, (Sugiyono, 2007: 205) yakni observasi yang tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Adapun rambu-rambu pengamatan dalam pelaksanaan observasi dapat dilihat dalam tabel yang berisi kisi-kisi pedoman observasi.

No. Indikator Skor Keterangan

1. Perhatian 1,2,3,4 4 : sangat baik

3 : baik 2 : cukup baik 1 : kurang baik

2. Kesenangan

3. Interaksi dengan guru

4. Keaktifan

Tabel: 3.3

kisi-kisi pedoman observasi siswa

2. Tes

Menurut Sukardi (2007: 138) tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang di tes direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Dalam tes telah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna menggambarkan respon yang kemudian diolah oleh peneliti secara sistematis menuju suatu arah kesimpulan


(5)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang menggambarkan tingkah laku dari subjek tersebut. Tes merupakan pengumpul informasiberupa serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas. Adapun instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah tes memainkan angklung. Tugas ini diberikan saat pre-test dan

post test yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan awal dan kemampuan

akhir siswa setelah diberi perlakuan. Berikut adalah penilaian apresiasi memainkan angklung siswa kelas IV SDN 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan.

No Aspek yang Dinilai Skor

1. Teknik Memegang Angklung 25

2. Ketepatan ritme 25

3. Kekompakan bermain 25

4. Ekspresi 25

Jumlah skor 100

Tabel: 3.4

Kisi-kisi pedoman penilaian memainkan angklung

G.Teknik Analisis Data

Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207) bahwa, analisis data adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Data dalam penelitian ini diperoleh data dari mulai observasi langsung pada obyek penelitian untuk mengungkapkan sejauh mana peningkatan pemahaman siswa. Observasi langsung dilaksanakan pada kondisi awal pembelajaran di dalam kelas dan pada saat diberikan perlakuan.

Tujuan analisis dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data kepastian apakah terjadi pengaruh Penggunaan pengunaan angklung pada Pembelajaran Tematik Terpadu untuk kelas IV SD Negeri 25 Tanjung Enim. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Pada akhir pembelajaran, dilakukan penilaian terhadap hasil tes yang


(6)

Fensy Sella, 2014

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25 Tanjung Enim Sumatera Selatan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dicapai oleh peserta didik. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007 : 207), bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini, setelah data dari nilai tes awal (pre-test) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol telah terkumpul, maka langkah awal adalah data hasil belajar kedua kelas ditabulasikan pada tabel. Kemudian langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai rata-rata (mean) yang dimiliki oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Tulus Winarsunu (2006 : 29) mean adalah angka yang diperoleh dengan membagi jumlah nilai (X) dengan jumlah individu atau jumlah responden (N). Sedangkan menurut Sugiyono (2007:42) mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut.