Pemahaman Umum Karak Daerah Aliran Sungai DAS

Bab 3 – Tinjauan Pustaka -39- Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” asuransi, penghindaran banjir flood proofing. 4 Modifikasi banjir yang terjadi pengurangan dengan bangunan pengontrol waduk atau normalisasi sungai. Robert J. Kodoatie,”PSDA Terpadu” 5. Pengaturan Daerah Banjir Pada kegiatan ini dapat meliputi seluruh kegiatan dalam perencanaan dan tindakan yang diperlukan untuk menentukan kegiatan, implementasi, revisi perbaikan rencana, pelaksanaan dan pengawasan secara keseluruhan aktivitas di daerah dataran banjir yang diharapkan berguna dan bermanfaat untuk masyarakat di daerah tersebut, dalam rangka menekan kerugian akibat banjir. Kadang - kadang kita dikaburkan adanya istilah flood plain management dan flood control, bahwa manajemen di sini dimaksudkan hanya untuk pengaturan penggunaan lahan land use sehubungan dengan banjir dan flood control untuk pengendalian mengatasi secara keseluruhan. Demikian pula antara flood plain zoning dan flood plain regulation, zoning hanya merupakan salah satu cara pengaturan dan merupakan bagian dari manajemen daerah dataran banjir. Manajemen daerah dataran banjir pada dasarnya bertujuan untuk : a. Meminimumkan korban jiwa, kerugian maupun kesulitan yang diakibatkan oleh banjir yang akan terjadi. b. Merupakan suatu usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan di daerah dataran banjir dimasa mendatang, yaitu memperhatikan keuntungan individu ataupun masyarakat sehubungan dengan biaya yang dikeluarkan. Robert J. Kodoatie,”Penanganan Bencana Terpadu”

3.3. Daerah Aliran Sungai DAS

3.3.1. Pemahaman Umum

Daerah Aliran Sungai DAS catchment, basin, watershed merupakan daerah di mana semua airnya mengalir ke dalam suatu sungai yang dimaksudkan. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi, yang berarti ditetapkan berdasar aliran air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan berdasar air bawah tanah karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat kegiatan pemakaian. B d M l l j s p B 3 Bab 3 – Tinjau Laporan Tuga Nama dibatasi ole Memperhati lain Sri Ha lebih kecil m jalan dan rel Dari p main stream satu dengan pangkalnya. Br., 1993.

3.3.2. Karak

Karakt Suripin, 200 1. Lua Laj bert seb satu Ini uan Pustaka as Akhir sebuah DA eh titik k ikan hal ters arto Br., 199 menjadi sub l KA yang ad peta topogra m yang dim n lainnya Garis terseb kteristik DA teristik DAS 04 : as dan bentu u dan volu tambahnya l agai jumlah uan luas, be berkaitan d AS ditandai ontrol, yan sebut berarti 93. Dalam b-DAS. Pene da di lapang afi, ditetapka maksudkan, sehingga m but merupak Gambar AS S yang berp uk DAS ume aliran luas DAS. T h total dari esarnya akan dengan wakt i dengan na ng umumny sebuah DA sebuah DA entuan batas gan untuk me an titik-titik dan masing membentuk kan batas DA r 3.6. Contoh b pengaruh be permukaan Tetapi apabi DAS, mela n berkurang tu yang dipe ama sungai ya merupak AS dapat mer AS kemudian s-batas sub-D enentukan ar tertinggi di g-masing tit garis utuh AS di titik k entuk DAS esar pada al n makin b la aliran per ainkan sebag dengan bert erlukan air yang bersa kan stasiun rupakan bag n dibagi dala DAS berdas rah aliran air i sekeliling tik tersebut h yang be kontrol terten liran permuk bertambah b rmukaan tida gai laju dan tambahnya l untuk meng -4 angkutan da n hidrometr gian dari DA am area yan sarkan kontu r. sungai utam dihubungka ertemu ujun ntu Sri Har kaan melipu besar denga ak dinyataka n volume p luasnya DA galir dari tit 0- an ri. AS ng ur, ma an ng rto uti an an er AS. tik Bab 3 – Tinjauan Pustaka -41- Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” terjauh sampai ke titik kontrol waktu konsentrasi dan juga penyebaran atau intensitas hujan. Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai. Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan dengan memperhatikan hidrograf-hidrograf yang terjadi pada dua buah DAS yang bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima hujan dengan intensitas yang sama. Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menghasilkan laju aliran permukaan yang lebih kecil dibandingkan dengan DAS yang berbentuk melebar atau melingkar. Hal ini terjadi karena waktu konsentrasi DAS yang memanjang lebih lama dibandingkan dengan DAS yang melebar, sehingga terjadinya konsentrasi air dititik kontrol lebih lambat yang berpengaruh pada laju dan volume aliran permukaan. Faktor bentuk juga dapat berpengaruh pada aliran permukaan apabila hujan yang terjadi tidak serentak diseluruh DAS, tetapi bergerak dari ujung yang satu ke ujung lainnya. Pada DAS memanjang laju aliran akan lebih kecil karena aliran permukaan akibat hujan di hulu belum memberikan kontribusi pada titik kontrol ketika aliran permukaan dari hujan di hilir telah habis, atau mengecil. Sebaliknya pada DAS melebar, datangnya aliran permukaan dari semua titik di DAS tidak terpaut banyak, artinya air dari hulu sudah tiba sebelum aliran dari mengecil habis. waktu Q, da n P hidrograf aliran hidrograf aliran permukaan waktu curah hujan b DAS melebar permukaan curah hujan Q, da n P a DAS memanjang Gambar 3.7. Pengaruh bentuk DAS pada aliran permukaan Bab 3 – Tinjauan Pustaka -42- Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus” waktu curah hujan Q , da n P hidrograf aliran permukaan waktu curah hujan Q , da n P hidrograf aliran permukaan a Kerapatan paritsaluran tinggi b Kerapatan paritsaluran rendah 2. Topografi Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan, keadaan dan kerapatan parit dan atau saluran, dan bentuk-bentuk cekungan lainnya mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan. DAS dengan kemiringan curam disertai paritsaluran yang rapat akan menghasilkan laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan DAS yang landai dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-cekungan. Pengaruh kerapatan parit, yaitu panjang parit per satuan luas DAS, pada aliran permukaan adalah memperpendek waktu konsentrasi, sehingga memperbesar laju aliran permukaan. 3. Tata guna lahan Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran permukaan C, yaitu bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan. Angka koefisien aliran permukan ini merupakan salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik suatu DAS. Nilai C berkisar antara 0 sampai 1. Nilai C = 0 menunjukkan bahwa semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah, sebaliknya untuk nilai C = 1 menunjukkan bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran permukaan. Gambar 3.8. Pengaruh kerapatan paritsaluran pada hidrograf aliran permukaan Bab 3 – Tinjauan Pustaka -43- Laporan Tugas Akhir “Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus”

3.4. Drainase Perkotaan