KETENTUAN UMUM Retribusi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Pada Hutan Produksi

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan Masyarakat hukum yang mempunyai batas – batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dan Kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistim Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Pemerintah daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah Kabupaten Parigi Moutong sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Dinas adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Parigi Moutong. 6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku. 7. Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang – undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersama Bupati. 8. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 9. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. 10. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah segala bentuk usaha yang memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan bukan kayu dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokok hutan. 11. Hasil hutan adalah benda – benda hayati, non hayati dan turunannya, serta jasa yang berasal dari hutan. 12. Rencana Kerja Tahunan, selanjutnya disingkat RKT adalah rencana yang merupakan penjabaran dari renca kerja lima tahun Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan. 13. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, Yayasan, organisasi yang sejenis, bentuk Badan usaha tetap, dan bentuk Badan lainnya. 14. Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian Izin tertentu yang khusus disediakan 4 PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA HASIL HUTAN BUKAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 15. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atau kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 16. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang – undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu. 17. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan. 18. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SPdORD, adalah surat yang dipergunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data Obyek Retribusi dan Wajib Retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran Retribusi yang terutang menurut peraturan perundang – undangan Retribusi Daerah. 19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat di singkat SKRD, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya pokok Retribusi. 20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar, yang dapat disingkat SKRDKB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. 21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang dapat disingkat SKRDKBT, adalah surat ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah kredit Retribusi yang telah ditetapkan. 22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada Retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 23. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda. 24. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data danatau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang­undangan Retribusi Daerah. 25. Penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 5 PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA HASIL HUTAN BUKAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI

BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI.