Waqnita dalam pelaksanaan kredit karya usaha mandiri studi evaluasi di Desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
WANJTA DALAM PELAKSANAAN KREDIT
KARYA USAHA MANDIR'I
Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang, Nanggung
dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Oleh :
DYAH CHRISTINA
A 23.0728
J U R U S A N ILMU-ILMU S O S I A L EKONOMI PERTANIAN
FAUULTAS P E R T A N I A N
INSTITUT P E R T A N I A N BOGOR
1992
RINGKASAN
DYAH CHRISTINA, WANITA
DALAM
PELAKSANAAAN KREDIT KARYA
USAHA MANDIRI (Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang,
Nanggung dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kab Bogor).
Dibawah bimbingan LALA M. KOLOPAKING.
Kredit merupakan salah satu kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah guna menanggulangi masalah kemiskinan.
Namun demikian masalah yang selalu dihadapi kredit-kredit
pedesaan
adalah tunggakan yang
terjadi semakin besar.
Salah satu sebab kernacetan kredit tersebut, karena kredit
tidak sampai pada orang yang membutuhkan.
Karya Usaha Mandiri
merupakan
skim
kredit
yaw
disalurkan melalui mekanisme tertentu dan penyalurannya
selain pada
kelompok pria
juga pada
kelompok wanita.
Tujuan dari penyaluran kredit ini adalah untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat
kredit
ekonomi
iemah.
Penyaluran
melalui kelompok wanita diharapkan, jika wanita
mendapat kesempatan untuk memperoleh kredit, maka disamping bertindak sebagai ibu rumah tangga, wanita mampu
mengelola dan mengembalikan kredit tersebut dengan baik.
Metode
yang digunakan dalam penelitian adalah sur-
vei. Lokasi terpilih dari penelitian yang bersifat evaluatif ini adalah desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug
Bitung , Kecamatan Nanggung , Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Responden berjumlah 34 orang dengan ketentuan telah melunasi pinjaman pertama pada bulan Juli 1991.
Data primer
terutama
diperoleh
dari
wawancara
kuesioner terhadap responden.
men atau
Ekonomi
berstruktur
dengan
Data sekunder berupa doku-
laporan kegiatan diperoleh dari Pusat Sosial
.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
mekanisme yang
diterapkan merupakan suatu unsur proses penyaluran
kredit
untuk mendidik debitor berpendapatan rendah agar mampu
bekerja sama, bersikap jujur, berdisiplin dan bertanggung
jawab
.
Mekanisme
menjangkau
masyarakat
berpendapatan
rendah dilakukan dengan menetapkan kriteria tertentu untuk
menjadi debitor.
Pada umumnya debitor yang dipilih adalah
mereka dengan kondisi rumah semi permanen, lahan yang
sempit dan pendapatan rumahtangga yang rendah.
taan
responden debitor, khususnya
Keikutser-
debitor wanita dalam
KUM cenderung karena adanya kebutuhan terhadap kredit.
Kredit KUM
satuan
rumah
disalurkan dengan menggunakan pendekatan
tangga,
sehingga
responden
wanita
lebih
banyak bertindak sebagai pengambil kredit daripada pemakai
kredit.
Hal ini memperlihatkan adanya suatu "tindakan
politis" yang memanfaatkan wanita sebagai penerima kredit.
Kredit yang disalurkan dengan tujuan produktif, ternyata
juga
digunakan
wanita.
untuk
tujuan
konsumtif
oleh
responden
Kredit yang digunakan untuk tujuan produktif
maupun konsumtif ini dinilai sangat memberi manfaat oleh
responden wanita.
Pengembalian kredit yang
wanita terkategori tinggi.
pemanfaatannya,
dilakukan oleh
responden
Hal ini tidak berkaitan dengan
Sumber pengembalian kredit tidak berasal
dari usaha yang dibiayai dengan dana kredit saja. Keadaan
ini menunjukkan, bahwa responden wanita tidak mempermasalahkan sumber pengembalian kreditnya, yang terutama bagi
mereka bahwa kredit harus dapat dikembalikan tepat waktunya.
Keberhasilan pengembalian
mekanisme
penerimaan
kredit yang
ini disebabkan karena
diterapkan oleh KUM,
meliputi :
1.
Pembentukan kelompok.
2.
Pemberian kredit secara bertahap.
WANITA DALAM PELAKSANAAN KREDIT KARYA USAHA HANDIRI
Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang, Nanggung
dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Oleh :
DYAH CHRISTINA
Laporan Karya Ilmiah
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
PERNYATAAN
DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN KARYA ILMIAH IN1
BENAR-BENAR
HASIL
KARYA
SAYA
SENDIRI DAN
BELUM
PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI DAN
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
B o g o r , Maret 1992
DYAH CHRISTINA
A 23.0728
Judul
Karya
Ilmiah :
WANITA
DALAM
PELAKSANAAN
KREDIT
KARYA USAHA MANDIRI,
S t u d i E v a l u a s i d i Desa
Parakan
Muncang, Nanggung dan Curug B i t u n g ,
Kecamatan Nanggung, Kabupateh BOgor Jawa B a r a t .
,
Nama Mahasiswa
:
DYAH CHRISTINA
Nomor Pokok
:
A 23.0728
Menyetujui
Dosen Pembimbing
.
I r . Lala M . Kolopaking.MS
NIP. 131 3 84' 865
enyetujui
unasor Sanim. MSc
1
Tanggal Lulus :
23 Maret 1992
RIWAYAT HIDUP
DYAH
CHRISTINA lahir di
Agustus 1968.
Jakarta pada
tanggal
29
Merupakan putri pertama dari tiga bersauda-
ra dari orang tua Sudarso dan Theresia Martini.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Kencong
111, Jember pada tahun 1980 (sebelumnya penulis menempuh
pelajaran di SDN Kadipolo I, Solo, SD Dwi Sakti Bhakti,
Surabaya dan SDN Sulung 11, Surabaya).
Kemudian penulis
melanjutkan ke SMP Franciscus, Semarang dan lulus pada
tahun 1983.
Setelah lulus dari SMAN 415 Manokwari, Irian
Jaya pada tahun 1986, penulis diterima pada Program
Penyuluhan dan
Komunikasi
Sosial Ekonomi Pertanian.
Pertanian
Jurusan
Studi
Ilmu-Ilmu
EATA PENGANTAR
Kredit merupakan salah satu pemecahan untuk menanggulangi masalah kemiskinan.
Pada umumnya wanita yang mera-
sakan adanya kemiskinan, oleh karena itu perlu adanya
penyaluran kredit melalui wanita.
Hasil
penelitian
menunjukkan
adanya
keberhasilan
pengelolaan dan pengembalian kredit yang disalurkan melalui
kelompok
dituangkan
wanita, lebih
lanjut
hasil
penelitian
dalam tulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
puji
dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
yang
dilimpahkan penulisan
diselesaikan.
Tidak
skripsi
ini akhirnya dapat
lupa penulis
menyampaikan terima
kasih kepada :
1.
Kedua
orang
yang
selama
tua, mase
dan
mama
serta
ini telah memberikan
adik-adik
dorongan, baik
secara materiil maupun spirituil.
2.
Bapak
Ir. Lala M. Kolopaking, MS
pembimbing atas
saran dan bimbingan
sebagai
yang
kan sehingga penulisan laporan ini dapat
kan
3.
dosen
diberi-
diselesai-
.
Bapak
Drs. Endriatmo, MS
Sri Wahyuni, MS
yang
dan
Ibu
Ir.
Ekawati
telah bersedia sebagai komisi
pendidikan dan sebagai dosen penguji.
4.
Bapak Dr. C.A. Rasahan dan Bapak Ir. Mat Syukur, MS
yang
telah membantu sehingga terlaksananya peneli-
tian sampai penulisan skripsi ini.
5.
Bapak
dan
Yusuf
Bapak
Colter, MS, Bapak Drs.
Makmun, SE yang
telah
Pandu
Suharto
membantu
selama
penelitian berlangsung.
6.
Kepala
Bitung
7.
Desa Parakan
Muncang, Nanggung
dan Curug
.
Bapak Gozali, SH, Bapak
Umar, Bapak
Ganda dan Mbak
Yani yang telah banyak membantu selama penelitian.
8.
Keluarga
beri
Andi
dukungan
Pustaka
9.
Dr.
Djajanegara
moril
dari
gang
sejak
telah
mem-
penulisan
Studi
hingga selesainya skripsi ini.
Teman-teman yang
telah
membantu
sampai
selesai-
nya tulisan ini, yakni Abi, Yani, Santi, Nunu, Pung,
Med, Ana, Mas Harto dan lain-lain.
10.
Semua
pihak
yang
telah membantu sejak
awal pene-
litian hipgga akhir penulisan laporan ini yang tidak
bisa saya sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis mengharap
semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak
yang memerlukan.
Bogor, Maret 1992
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
..................
....................
DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.................
DAFTAR LAMPIRAN
. . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GAMBAR
...................
PENDAHULUAN
L a t a r Belakang
...............
Perurnusan Makalah . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan P e n e l i t i a n . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR I S 1
Kegunaan P e n e l i t i a n
TINJAUAN PUSTAKA
.............
.................
...............
Usaha M a n d i r i
.........
Kebutuhan K r e d i t
K r e d i t Karya
W a n i t a d a n KUM
................
.......
METODOLOGI . . . . . . . . . . .
Tipe dan Lokasi P e n e l t i a n .
P e n g a m b i l a n Sampel . . . . .
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengumpulan D a t a
P e n g o l a h a n Data
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..............
................
..............
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN . . . . . . . . . .
K o n d i s i S o s i a l Ekonomi Kecamatan Nanggung . .
Keadaan F i s i k . . . . . . . . . . . . . . . .
Waktu P e n e l i t i a n
'
i
iii
iv
vi
vii
1
1
3
..........
Keadaan Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . .
Keadaan Penduduk . . . . . . . . . . . . . . . .
Keadaan Sosial Budaya . . . . . . . . . . . .
PELAKSANAAN PENYALURAN KREDIT . . . . . . . . . . .
Prosedur Penyaluran Kredit Pad Responden . .
Kriteria Pemilihan Debitor . . . . . . . . .
Fasilitas Sosial Ekonomi
...
KEGUNAAN KREDIT BAG1 DEBITOR WANITA . . . . . . .
Pengguna Pinjaman . . . . . . . . . . . . . .
Pemanfaatan Pinjaman . . . . . . . . .
Manfaat Dari Kredit . . . . . . . . . . . . .
PELAKSANAAN PENGEMBALIAN KREDIT . . . . . . . . .
.
Tanggapan Terhadap Mekanisme Penyaluran
. . . . . . . .
Sumber-sumber Pengembalian Kredit . . . . . . .
Tingkat Pengembalian Kredit
Faktor-faktor Penyebab Keberhasilan Pengembali
Kredit Oleh Debitor Wanita
.......
KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPIRAN
.....................
23
25
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
Halaman
Teks
S a r a n a Yang T e r d a p a t d i M a s i n g - m a s i n g d e s a
d i Kecamatan Nanggung, Tahun 1 9 9 0
20
P a n j a n g J a l a n Yang T e l a h D i a s p a l d i Masingm a s i n g Desa d i Kecamatan Nanggung,
Tahun 1 9 9 0
21
Luas Lahan d a n Penggunaannya d i D e s a Parakan
Muncang, Nanggung d a n Curug B i t u n g ,
Tahun 1 9 9 0
22
F a s i l i t a s S o s i a l Ekonomi
Muncang, Nanggung d a n
Tahun 1 9 9 0
25
......
.............................
.............................
d i D e s a Parakan
Curug B i t u n g ,
.............................
K o m p o s i s i Penduduk M e n u r u t J e n i s P e k e r j a a n
d i D e s a P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n
Curug B i t u n g , Tahun 1 9 9 0
26
J u m l a h Penduduk Menurut T i n g k a t P e n d i d i k a n
P a d a D e s a P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n
Curug B i t u n g , Tahun 1 9 9 0
27
K o m p o s i s i Penduduk Menurut Agama d i Desa P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n C u r u g B i t u n g ,
Tahun 1 9 9 0
29
..............
...............
.............................
P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t T i n g k a t P e n g u a s a a n
Lahan .................................
P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t K o n d i s i Rumah ...
34
35
P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t T i n g k a t K e h a d i r a n
d a l a m Rembug P u s a t
39
.....
46
.......................
P r o p o r s i Penggunaan K r e d i t O l e h P e n g g u n a
P r o p o r s i Rata-rata P e n g g u n a a n K r e d i t P a d a P i n jaman P e r t a m a
............................
48
P r o p o r s i Rata-rata P e n g g u n a a n K r e d i t P a d a P i n jaman Kedua
49
P e r s e b a r a n Responden B e r d a s a r k a n Waktu Pengemb a l i a n K r e d i t pada Pinjaman Pertama
61
..............................
......
15.
Persebaran Responden Menurut Pemanfaatan Kredit
dan Pengembaliannya pada Pinjaman Pertama. 63
16.
Persebaran Responden Menurut Pemanfaatan Kredit
dan Pengembaliannya pada Pinjaman Ke II.... 64
17.
Persebaran Responden Berdasarkan Faktorfaktor Penyebab Keberhasilan Pengembalian
Pinjaman...
................................
68
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Parakan
Muncang, Nanggung dan Curug Bitung Menurut Umur dan Jenis Kelamin
74
Jumlah Uang Yang Disalurkan dan Dikembalikan
oleh Debitor pada 4 Rembug Pusat sampai
bulan Juli 1 9 9 1
.........................
75
Kredit Usaha Mandiri sampai bulan Juli 1 9 9 1 . . .
76
..............
...........
Peta Desa Parakan Muncang .....................
Peta Desa Nanggung ...........................
Peta Desa Curug Bitung .......................
Peta Kecamatan Nanggung............
77
78
79
80
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Teks
P e n g e l o l a a n Uang KUM
Halaman
.........................
(vii)
16
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan dari pembangunan Nasional adalah mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual.
Oleh sebab itu pelaksanaan pembangunan disamping
meningkatkan pendapatan juga menjamin pembagian pendapatan
yang merata sampai ke setiap pelosok wilayah Indonesia.
Seperti diketahui bahwa
masyarakat
Indonesia hampir
70 persen tinggal di daerah pedesaan (BPS, 1990).
Dari
182 juta jiwa penduduk Indonesia, masih terdapat 30 juta
jiwa yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Oleh karena itu
pembangunan hendaknya mampu mengentas adanya kemiskinan
tersebut.
Berbagai
oleh
program
pemerintah
menanggulangi
masalah
ditempuh
kemiskinan
Salah satunya dengan cara pemberian dana dan
tersebut.
kredit.
guna
dan kebijaksanaan telah
Dalam pembangunan desa aspek dana dan kredit
merupakan salah satu komponen dari strategi pertanian yang
tangguh
(Kasryno & d, 1985).
Bahkan Soetrisno dan
Mubyarto (1986) mengatakan, bahwa secara teoritik kredit
pedesaan merupakan salah satu usaha untuk membendung laju
urbanisasi.
Masalah program kredit di pedesaan adalah tunggakan
kredit yang terjadi semakin besar.
Dari pengalaman selama
ini terlihat bahwa penyebab terjadinya masalah programprogram kredit seperti itu, karena program yang diadakan
tidak sampai pada orang-orang yang membutuhkan.
Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia
bersama
dengan Asian Pasific Development Centre (APDC) dan Pusat
Sosial Ekonomi mengadakan suatu pilot proyek tentang skim
kredit
untuk
masyarakat
yang
berpendapatan
rendah
di
daerah Nanggung, Bogor.
Pemberian bantuan kredit dari KUM untuk masyarakat
miskin pedesaan tidak hanya diberikan kepada pria sebagai
kepala keluarga, namun juga kepada wanita.
Pelibatan
wanita dalam masalah ini, karena wanita memiliki peran
penting, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas.
Khususnya
bagi
masyarakat
pedesaan,
dimana
kedudukan
wanita desa sangat kuat dalam masyarakat, bahkan mereka
merupakan poros
(spil) dan penggerak seluruh kehidupan
ekonomi serta masyarakat desa (Ann Stoller, 1977).
Se-
dangkan Pudjiwati Sajogyo (1983) menyatakan bahwa dengan
melibatkan dan mengerti wanita, maka akan membantu untuk
mengisi arti dari pembangunan, yakni apabila pembangunan
dirumuskan sebagai suatu proses dimana insan-insan prie
dan wanita yang menjadi
sasaran pembangunan seyogyanya
berpartisipasi "sama nilai" dalam proses tersebut.
Pelibatan wanita dalam pengambilan kredit KUM ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa disamping bertindak se
bagai ibu rumah tangga, mereka juga mampu bertindak
kegiatan perekonomian di luar urusan rumah
la mereka diberi kesempatan
maka mereka
lebih
mempunyai
dalam
tangga
memperoleh
dalam
apabi-
kredit,
kemampuan dalam mengelola
dan mengembalikan kredit tersebut dengan tertib.
karena itu ha1 ini penting untuk diteliti.
Oleh
Perurnusan Masalah
Karya Usaha Mandiri adalah suatu skim kredit yang
pelayanannya ditujukan pada masyarakat yang berpenghasilan
rendah di pedesaan.
bah
Skim kredit ini diadakan untuk meru-
kondisi masyarakat
desa dari
keadaan tidak
mampu
menjadi mampu melalui suatu sistem pendidikan atau prosedur yang ketat sebagai mana yang telah diterapkan oleh
Grameen Bank di Bangladesh.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Karya Usaha Mandiri
mengikutsertakan wanita selain anggota pria.
hal* tersebut
dengan
Berkaitan
Pandu Suharto dan Hafid
(1991)
menyatakan bahwa untuk memajukan keadaan sosial ekonomi
dari keluarga miskin di pedesaan, prosesnya akan lebih
cepat apabila dilakukan melalui ibu rumah tangga. Lebih
jauh berdasarkan pengamatan Syukur et al, ( 1 9 9 0 ) menunjukkan bahwa
disiplin kehadiran dan
kontinuitas membayar
anggota wanita jauh lebih baik dibandingkan dengan anggota
pria.
Walaupun tingkat pengembalian keduanya mencapai 1 0 0
persen, tetapi tingkat kehadiran anggota pria pada pertemuan rembug pusat kurang dari 9 0 persen.
Masalahnya adalah :
1.
Bagaimana tanggapan wanita terhadap mekanisme pemberian kredit yang dilaksanakan oleh KUM ?
2.
Sampai
seberapa
jauh
kredit
KUM
bermanfaat
bagi
masyarakat, khususnya anggota wanita ?
3.
Bagaimana
tingkat pengembalian kredit yang
oleh wanita dan adakah sebab-sebab yang
nya ?
dilakukan
mempengaruhi-
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar
belakang dan
masalah
yang
telah
diutarakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui tanggapan wanita terhadap mekanisme
pembe-
rian kredit kepada anggota.
2.
Mengetahui tentang pemanfaatan kredit KUM bagi anggota
wanita selaku debitor.
3.
Mengetahui tingkat pengembalian kredit yang
dilakukan
oleh wanita dan mengetahui sebab-sebab yang mempengaruhinya.
Kegunaan Penelitian
Hasil gang diperoleh dari penelitian ini diharapkan
dapat berguna untuk :
1.
Digunakan
sebagai
titik tolak bagi
penelitian
yang
lebih luas dan mendalam.
2.
Digunakan sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan
khususnya bagi pengelola KUM juga bagi instansi-instan
si yang berkaitan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan Kredit
Terbatasnya
pemilikan
dana,
baik
untuk
pembelian
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, maupun untuk kegiatan berusaha, merupakan salah satu ciri umum yang melekat
pada
masyarakat
miskin
di
pedesaan.
Ciri-ciri pokok
masyarakat miskin adalah : (1) pendapatan rendah.
Faktor
ini berkaitan dengan masalah rendahnya kesempatan kerja
dan pendidikan ; (2) produktifitas rendah.
Faktor ini
berkaitan dengan tidak adanya aset produksi dan rendahnya
B
kualitas gizi.
Kemiskinan yang dialami oleh masyarakat desa menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Wolf
(1985) menyatakan, ada tiga kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh petani di negara-negara berkembang untuk
dapat hidup dengan layak, yaitu :
1.
Replacemant fund, merupakan dana yang dibutuhkan oleh
petani untuk mengganti peralatan produksi dan
konsum-
si.
2.
Ceremonial fund, merupakan
dana yang dibutuhkan oleh
petani untuk membiayai kegiatan-kegiatan sosial.
3.
Fund of rent,
untuk
merupakan
dana yang
membayar sewa tanah
dibutuhkan petani
apabila petani tidak
mem-
punyai tanah sendiri.
Sedangkan Boeke (1983) menggolongkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut dalam dua golongan, yakni kebutuhan yangbersifat
sosial dan kebutuhan yang bersifat ekonomi.
Kebutuhan
sosial mencakup kebutuhan dalam berhubungan dengan orang
lain (masyarakat), sedangkan kebutuhan ekonomi merupakan
kebutuhan fisik.
Tidak semua masyarakat pedesaan mampu menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan pendapatannya, terlebih pada golongan petani gurem dan buruh tani.
Hart
(1979) menyatakan bahwa pendapatan yang rendah sebagai
akibat dari pekerjaan memburuh pada masyarakat desa jauh
lebih tinggi dari usaha sendiri.
Berdasarkan penelitian-
nya, masyarakat miskin di pedesaan mempunyai pendapatan
dari
berburuh
mencapai
90 persen,
jika
dibandingkan
dengan masyarakat desa yang kaya, dimana pendapatan berburuh hanya 6 persen.
Pada
akhirnya
akan
menyebabkan
timbulnya
"krisis
ekonomi keluarga", yang kenudian diatasi dengan "survival
strategi"
.
Pada
tahap
selanjutnya, masyarakat akan
mengambil hutang dari banyak pihak (Mubyarto dan Sutrisno,
1986).
Kebiasaan berhutang sebenarnya telah lama dilaku-
kan oleh masyarakat desa, bahkan bagi
masyarakat desa
golongan buruh tani dan petani gurem, hutang atau kredit
merupakan suatu kebutuhan.
Hal ini diperjelas oleh
Djo-
johadikusumo (1989) yang mengatakan, bahwa kredit sudah
merupakan keharusan bagi kehidupan sebagian besar penduduk
Hindia Belanda.
Peran kredit dalam rumah tangga pedesaan
terlihat dari persentase pinjaman uang terhadap keseluru-
han pendapatan dalam bentuk uang.
Berdasarkan penelitian-
nya di Kutowinangon pada tahun
1933
proporsi
pinjaman
uang
terhadap
ditunjukkan bahwa
seluruh
pendapatannya
rata-rata mencapai 2 9 . 4 persen.
Dari
keterangan
diatas
terlihat
bahwa
pendapatan
sebagian besar masyarakat miskin di pedesaan ditutup dari
hutang.
suatu
Hal ini menunjukkan bahwa hutang telah menjadi
kebutuhan
bagi
masyarakat
desa,
terutama
untuk
menutup kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat mendadak, disamping untuk tujuan
produktif.
Kredit Karya Usaha Mandiri
Tujuan dari penyaluran kredit KUM adalah untuk menambah modal usaha debitor sehingga pada suatu saat mampu
untuk berdikari.
Prinsip dari KUM
meliputi
a) tidak
memerlukan jaminan dan penjamin, b) setiap pinjaman dikenakan biaya administrasi, c) apabila peminjam meninggal
dunia, maka
dibebaskan dari
(Rasahan, 1 9 9 0 ) .
kewajiban membayas hutang
Lebih lanjut oleh Rasahan et a1 ( 1 9 9 0 )
ditetapkan bahwa rumah tangga yang layak mendapat kredit
adalah :
a.
Tidak memiliki atau tidak menggarap lahan kurang
0 . 4 ha
dan
pendapatan
per
bulan
tidak
dari
lebih dari
Rp 75 0 0 0 .
b.
Memiliki
asset
Rp 1 5 0 0 0 0 .
bergerak
yang
nilainya
kurang dari
c.
Peminjam memiliki
ketrampilan
dalam
usaha yang akan
dijalankan dan berumur tidak lebih dari 60 tahun.
d.
Peminjam
memiliki
usaha yang jelas dan
dapat diper-
tanggungjawabkan kelayakan usahanya.
e.
Diutamakan untuk peminjam yang memiliki kegiatan usaha
yang bersifat jangka pendek.
f.
Setiap rumah tangga hanya diperkenankan 1 orang yang
menjadi anggota KUM.
Selain lulus dari syarat kelayakan, peminjam diharuskan
memenuhi syarat kewajiban, sebagai berikut :
a. Membentuk
kelompok
yang
beranggotakan
lima orang.
Kemudian dari kelompok akan dibentuk rembug Pusat.
b.
Peminjam wajib mengikuti Latihan Wajib Kumpulan selama
lima
hari berturut-turut dan lulus
kumpulan
c.
Anggota
ujian
pengesahan
.
wajib
hadir
pada
setiap
pertemuan Rembug
pusat yang diadakan setiap minggu sekali.
d.
Dari pinjaman
yang
diperoleh
administrasi sebesa~5
%
selalu dikenakan biaya
yang akan dimasukkan ke dalam
tabungan kumpulan.
e.
Biaya administrasi yang dikenakan adalah sebesar
3.33
persen per bulan.
f.
Setiap minggu menabung sebesar Rp 100 per anggota yang
kemudian akan dimasukkan sebagai tabungan kumpulan.
Lebih lanjut tata cara keanggotaan KUM
adalah sebagai
berik~it :
Calon debitor yang ingin menjadi anggota KUM harus
mendaftarkan diri pada pamong desa atau petugas.
Kemudian
petugas akan mendatangi rumah calon debitor untuk dinilai
kelayakannya.
kredit
Calon anggota akan dinilai layak menerima
apabila memenuhi
kriteria kelayakan yang
telah
ditetapkan.
Anggota yang layak menerima kredit diharuskan membentuk kelompok dengan ketentuan tingkat pendidikan, umur dan
kondisi ekonomi sama serta mempunyai tempat tinggal yang
berdekatan.
Setelah
membentuk
kumpulan,
diwajibkan
mengikuti Latihan Wajib Kumpulan (LWK) selama lima hari
berturut-turut.
Dimana dalam LWK akan dijelaskan mengenai
cara pengajuan dan cara pengembalian pinjaman, memilih
ketua dan sekretaris, menentukan nama kumpulan dan memilih
dua anggota yang berhak mendapatkan kredit terlebih dahulu
(dipilih berdasarkan kondisi ekonomi yang paling lemah dan
kedua orang tersebut tidak memegang jabatan apapun dalam
kelompok)
.
Rembug Pusat akan dibentuk apabila telah terbentuk
minimal 2 kumpulan dan maksimal
Rembug Pusat segala kegiatan KUM
pinjaman, penerimaan,
nakan.
6 kumpulan.
mulai
Melalui
dari pengajuan
pengembalian dan menabung dilaksa-
Anggota kumpulan dalam suatu rembug pusat kemudian
akan memilih ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan satu
.
tahun.
Yang berhak menjadi ketua dan wakil ketua rembug
adalah ketua dan wakil ketua kelompok,
Pinjaman dari KUM dikenai biaya administrasi sebesar
3.3
%
per bulan.
Pinjaman pertama yang diberikan sebesar
Rp 3 0 0 0 0 kemudian
pada
tahun 1 9 9 1
meningkat
menjadi
Rp 5 0 0 0 0 , sedang besar pinjaman kedua Rp 7 5 0 0 0 .
Pengem-
balian pinjaman harus dilakukan dalam
jangka waktu
50
minggu dan angsuran mulai dilakukan dua minggu setelah
pinjaman diterima oleh debitor.
Sumber tabungan kumpulan selain berasal dari biaya
administrasi, juga berasal dari tabungan wajib sebesar
Rp 1 0 0 per minggu dan Rp 5 0 yang dikumpulkan pada saat
debitor mengikuti LWK selama lima hari.
Anggota dalam
suatu kumpulan dapat meminjam uang
tabungan atas
persetujuan anggota lainnya.
dari
Pengembalian pinjaman dari
tabungan diangsur dalam waktu 2 . 5 bulan atau 1 0 minggu.
Pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh anggota guna
mendapatkan kredit juga melalui prosedur tertentu.
Calon
peminjam harus mengajukan besar uang yang akan dipinjam
dan alokasi penggunaannya.
Jumlah uang
yang dipinjam
harus disesuaikan dengan kemampuannya dalam mengembalikan
pinjaman
tersebut.
Penggunaan
kredit
diharuskan
untuk
tujuan produktif dan pengajuannya harus dengan sepengetahuan teman dalam satu kumpulan dan harus disetujui oleh
mereka dengan cara seluruh anggota kelompok harus menanda
tangani surat
pengajuan
pinjaman tersebut.
Penyerahan
pinjaman dilakukan satu minggu
setelah kredit tersebut
diajukan, yakni pada pertemuan rembug.
Pada Pertemuan
rembug selalu diawali dan diakhiri dengan pembacaan ikrar,
yang berbunyi sebagai berikut :
."adalah menjadi tanggung jawab kami untuk
- berusaha menambah rizki
- membantu anggota kumpulan dan rembug pusat, apabila
mereka dalam kesulitan
- menggunakan pinjaman dari KUM untuk meningkatkan pendapatan keluarga
- mendorong anak-anak untuk bersekolah
- membayar kembali pinjaman setiap minggu
Wanita dan KUM
Berdasarkan penelitian Pudjiwati Sajogyo (1978) di
Jawa
Barat
pekerjaan
penting
menunjukkan,
rumah
bagi
bahwa disamping pekerjaan-
tangga yang
wanita
atau
tetap merupakan pekerjaan
istri, ternyata wanita
juga
berperanan dalam pekerjaan pencaharian nafkah untuk keluarganya.
Dan menurut Yulfita Rahardjo ( 1 9 7 5 ) , khususnya
pada golongan masyarakat miskin, sebenarnya terlibatnya
wanita
dalam
perekonomian bukan merupakan ha1 yang baru.
Kegiatan wanita yang bersifat ekonomi yang tertua adalah
di bidang pertanian, yang sebagian besar masih terdapat
dalam masyarakat Indonesia.
Di bidang pertanian wanita
ikut bekerja bersama suaminya dalam mengelola dan
menger-
jakan tanah garapannya, setelah itu wanita juga terlibat
dalam memelihara ternak dan aktivitas pertanian lainnya.
Meningkatnya'jumlah penduduk dengan cepat dan tetapnya
persediaan
lahan
pertanian,
menyebabkan
makin
bertambahnya
yang
rumah
rnenguasai
mempunyai
lahan
tangga
lahan
di
sempit,
garapan.
Jawa,
pedesaan
sama
bahkan
Perubahan
khususnya
sekali
tersebut
tidak
memberikan
m o t i v a s i p a d a w a n i t a g o l o n g a n rumah t a n g g a m i s k i n p e d e s a a n
u n t u k b e k e r j a k e s e k t o r non p e r t a n i a n ( P u d j i w a t i S a j o g y o ,
1991).
Pergeseran
pola
kerja
pencaharian
nafkah
sebagai
b u r u h a t a u t e n a g a k e r j a k a s a r k e p o l a k e r j a non p e r t a n i a n
i n i d i s e b a b k a n k a r e n a adanya p e n g a r u h k e g i a t a n yang d i a d a kan o l e h p e m e r i n t a h d a l a m h a 1 p e m e r a t a a n p e m b e r i a n b a n t u a n
k r e d i t , khususnya kepada masyarakat golongan miskin.
KUM m e n y a l u r k a n
juga
kepada
kelompok
kepada w a n i t a
ini
kredit
selain
wanita.
kepada
Pemberian
kelompok
bantuan
pria
kredit
a g a r w a n i t a mampu mengem-
dimaksudkan
B e r k a i t a n d e n g a n KUM, maka
bangkan u s a h a rumah t a n g g a n y a .
Syukur e t a1 ( 1 9 9 0 ) menduga, bahwa k e d i s i p l i n a n d a n kekont i n u i t a s a n pengembalian k r e d i t
babkan
karena
tangga
sebenarnya
mencari
wanita
dalam
bukan
penghasilan,
dari
anggota wanita d i s e -
struktur
merupakan
meminjam
dan
keanggotaan
rumah
tumpuan
utama
bekerja
bagi
a d a l a h membantu s u a m i d a l a m menambah p e n d a p a t a n
untuk
wanita
keluarga
s e h i n g g a uang yang d i p i n j a m a k a n d i k e l o l a dengan b a i k a g a r
dapat
rnembayar
angsuran
secara
rutin,
wanita
umumnya
mempunyai t i n g k a t k o n t r o l yang k u a t d i b a n d i n g k a n p r i a d a n
p a d a umumnya w a n i t a b e k e r j a d i d a l a m d e s a b e r b e d a d e n g a n
p r i a y a n g umumnya b e k e r j a d i l u a r d e s a ,
sehingga d i s i p l i n
kehadiran p r i a lebih rendah dibanding wanita.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kebutuhan-kebutuhan hidup yang harus dipenuhi oleh
masyarakat
desa
produksi.
Pada tingkat sosial masyarakat yang rendah,
sangat
beragam,
dari
konsumsi
hingga
kebutuhan-kebutuhan tersebut sulit untuk dapat dipenuhi.
Pada tahap selanjutnya akan melibatkan anggota keluarga
lain dalam mencari tambahan pendapatan, seperti wanita.
Pencaharian tambahan pendapatan keluarga salah satunya dilakukan dengan berhutang atau meminjam.
Pinjaman
tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai modal untuk
berusaha, konsumsi maupun investasi.
Karya Usaha Mandiri telah memberikan kesempatan pada
rumah tangga golongan miskin pedesaan untuk meningkatkan
pendapatan keluarga melalui bantuan kredit, baik melalui
anggota wanita maupun pria.
maka
KUM
telah
melakukan
Dalam mewujudkan tujuannya,
kegiatan-kegiatan produktif,
yakni penyaluran modal usaha dan kegiatan simpan pinjam.
Pemberian kredit kepada wanita, dimaksudkan untuk
memberi kesempatan pada wanita untuk mengelola usaha dan
untuk menunjukkan bahwa wanita apabila diberi kesempatan
dalam
pengambilan kredit, maka
tersebut dengan baik.
dapat
mengelola
kredit
Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan
mereka dalam memanfaatkan kredit untuk meningkatkan pendapatan dan pengembalian kredit tersebut dengan tertib.
Pengelolaan kredit umumnya dikaitkan dengan sektor
non pertanian, terutama perdagangan yang berskala gurem
(kecil).
Pergeseran pada pola kerja wanita dari sektor
pertanian ke sektor non pertanian, telah menunjukkan suatu
pola
pergeseran
yaitu dari
status/status
sosial dalam
masyarakat,
status pekerja sebagai tenaga keluarga dan
sebagai buruh tani menjadi pekerja wanita status pengusaha
dan buruh, disamping status pekerja keluarga (Pudjiwati
Sajogyo, 1991).
Selain memberi kesempatan pada wanita dari golongan
miskin, KUM juga menetapkan suatu prosedur atau mekanisme
tertentu pada anggota guna mendapatkan kredit.
Mekanisme
tersebut merupakan suatu bentuk pendidikan untuk merubah
perilaku dan pemberian kepercayaan.
Hal ini yang membeda-
kan skim kredit KUM dengan kredit-kredit yang telah ada.
Sumitro
kepada
(1989) mengatakan
rakyat
kecil
harus
bahwa
dibedakan
pemberian
dengan
kredit kepada golongan menengah ke atas.
kredit
pemberian
Hal ini disebab-
kan karena persyaratan formal yang dimiliki oleh rakyat
kecil
tidak
memadai, perilakunya
kondisinya yang
yang
berbeda
lemah, tingkat pendidikan
karena
formal yang
rendah dan' pengetahuan tentang perbankan yang minimum.
Namun demikian perhitungan ekonomi harus tetap diterapkan
kepada
semua pihak
menengah ke atas.
baik
rakyat
kecil
maupun
golongan
Perlakuan yang bersifat sosial sama
saja dengan filantropi, yang akan membawa akibat celaka
dan bukannya menghasilkan perbaikan moral para peminjam.
Selanjutnya oleh Sumitro ( 1 9 8 9 ) juga dikatakan bahwa
yang terjadi di Indonesia, orang desa pada dasarnya adalah
peminjam yang baik dan dapat dipercaya.
ekonominya minimum
Walaupun kondisi
dengan diberikan kepercayaan
penuh,
akan mengembalikan kredit tersebut dengan tertib.
Pinja-
man akan dikembalikan jika penghasilan yang diperoleh dari
pinjaman tersebut dapat menciptakan kegiatan ekonomi yang
dapat memberikan penghasilan yang memadai.
Adanya tungga-
kan yang terjadi adalah karena penghasilan yang didapat
tidak memadai dan mereka sama sekali tidak mampu membayar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dibuat skema yang
menggambarkan bahwa KUM merupakan
kredit
yang
kepada masyarakat yang berpendapatan rendah
di pedesaan.
diberikan
yang
tinggal
Gambar I menunjukkan kegiatan tahapan awal
kegiatan kredit disalurkan kepada kelompok wanita melalui
seleksi.
Dari seleksi ini akan ditentukan siapa yang
layak dan tidak layak menerima kredit.
Apabila layak,
maka debitor diwajibkan mengikuti Latihan Wajib Kumpulan
(LWK).
Pada LWK akan dipilih 2 orang yang berhak menda-
patkan kredit terlebih dahulu.
Penyaluran kredit
ini
diukur dari adanya tanggapan wanita terhadap mekanisme
penyaluran
kredit.
Selanjutnya diduga
mekanisme
akan
mempengaruhi tingkat pemanfaatan dan pengembalian kredit
yang dilakukan.
Pemanfaatan kredit diukur dari pemanfaat
kredit, alokasi penggunaan kredit dan manfaat dari adanya
kredit, sedangkan pengembalian kredit diukur dari tingkat
pengembalian dan sumber-sumber pengembalian kredit.
I1
Pengembalian
1
Penyaluran
I+Petugas
I
1-1
Tidak layak
Seleksi
Individu
I
*I
Kelompok
Wanita
I
Latihan Wajib Kumpulan
-L
J
Memperoleh kredit
terlebih dahulu
(2 orang)
1
I
Memperoleh kredit
kemudian
(3 orang)
-
.
Pemanf aatan
Rembug Pusat
Keterangan:
> = disalurkan
---------- 3 = dikembalikan
am bar
1.
Pengelolaan Uang KUM
METODOLOGI
Tipe dan Lokasi Penelitian
Tipe penelitian adalah evaluatif dan penelitian ini
dilakukan di desa Parakan Muncang, . Nanggung
dan Curug
Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Daerah ini
menjadi pilihan karena menjadi pilot proyek kredit KUM
yang diadakan oleh Pusat Sosial Ekonomi Pertanian.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode survei dan
responden meliputi 34 orang dengan pertimbangan :
1.
Sifat populasi homogen, yaitu sama-sama dikenakan
oleh ketentuan-ketentuan dalam memperoleh
dar i KUM
2.
.
Responden
1991
adalah
debitor yang pada
telah melunasi pinjaman
debitor
kredit
bulan
pertama.
Juli
Jumlah
wanita KUM seluruhnya sampai bulan
Juli
1991 ada 230 orang.
3.
Populasi
berada
di wilayah kerja
Karya
Usaha
Mandiri.
Pengumpulan Data
1.
Data
primer dikumpulkan
langsung
melalui
wawancara
berdasarkan pedoman yang ada.
2.
Data sekunder yang dikumpulkan sebagai berikut :
Nomor
Jenis Data
1.
Sumber Data
Jumlah uang yang diserap oleh wanita
PSE
per rembug pusat
Jumlah uang yang dikembalikan oleh
wanita per rembug pusat
PSE
Keadaan umum lokasi penelitian
Kantor Desa
2.
3.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan telaah
didasarkan pada analisa data primer dan data sekunder,
baik kuantitatif maupun kualitatif.
Data kuantitatif yang
diperoleh diolah dalam bentuk tabulasi silang dan persentase, kemudian diinterpretasikan untuk memperoleh gambaran
yang nyata dari peubah yang dilihat.
Data kualitatif yang
diperoleh dari wawancara, pengamatan, catatan harian dan
studi
pustaka
dianalisa
dan
diinterpretasikan
secara
deskriptif, sehingga menjelaskan fenomena yang ada.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari pertengahan bulan Agustus
sampai pertengahan Oktober 1991, setelah terlebih dahulu
menyelesaikan usulan penelitian.
KEADAAN UMUM LOICASI PENELITIAN
Kondisi Sosial Ekonomi Kecamatan Nanggung
Desa Parakan Muncang
(PM), Nanggung (N) dan Curug
Bitung(CB) merupakan desa-desa yang berada dalam wilayah
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Letak desa PM ini lebih kurang 3 2 kilometer dari Kotamadya
Bogor serta 2 . 5 kilometer dari Kecamatan Nanggung, sedangkan desa N berada 3 5 kilometer dari Kotamadya Bogor dan 1
kilometer dari Kecamatan Nanggung, serta desa CB letaknya
41 kilometer dari Kodya Bogor dan 6 kilometer dari Kecamatan Nanggung.
Desa PM dan CB termasuk klasifikasi desa
swadaya, sedang desa N termasuk klasifikasi desa swasembada.
Wilayah
desa CB
dibagi
menjadi
empat
dusun
atau
kampung dengan 2 9 RT dan 9 RW, sedangkan desa PM dibagi
dalam 2 dusun dengan 27 RT dan 7 RW dan desa N dibagi
dalam 3 dusun dengan 27 RT den 10 RW.
Fasilitas pasar hanya terdapat di desa N dan CB,
demikian
pula
untuk
fasilitas
Puskesmas berada di desa PM.
umumnya
semua
jalan
utama
terminal.
Sedangkan
Untuk fasilitas jalan, pada
di
desa-desa
di
Kecamatan
Nanggung telah beraspal, kecuali desa Bantarkaret.
Namun
demikian panjang jalan utama yang diaspal berbeda.
Jalan
utama yang diaspal terpanjang adalah desa CB.
Untuk
fasilitas mobil,
hanya
ada
di
desa
N
dan
CB, namun
demikian beberapa desa-desa di Kecamatan Nanggung dilalui
oleh angkutan mobil, desa-desa yang tidak dilalui mobil,
maka alat angkutannya adalah sepeda motor, seperti desa
Malasari dan Pangkal Jaya.
Untuk fasilitas pendidikan,
fasilitas untuk SMP hanya ada di desa N, sedangkan untuk
tingkat SD atau sederajat, hampir di setiap desa telah
ada
.
Dari uraian yang ada menunjukkan bahwa desa PM, N dan
CB merupakan desa-desa yang memiliki fasilitas fisik yang
lengkap
(beragam jumlah dan jenisnya),
sehingga ketiga
desa penelitian tersebut merupakan desa-desa yang lebih
maju
dibandingkan dengan desa-desa yang lain dalam satu
Hal tersebut lebih lanjut dapat dilihat pada
Kecamatan.
tabel 1 dan 2.
Tabel 1.
Sarana
Pendidikan
Hanbaro
Sarana Yang Terdapat di Masing-masing Desa
di Kecamatan Nanggung Tahun 1 9 9 0
Pangkal
Jaya
Kalong
Liud
TK
-
-
-
SD
2
4
2
-
SMP
SK4
Madrasah
2
3
Pesantren
Kesehatan
Puskesmas
Pos kesehatan BidanIMantri
Dokter
Transpartas
Mobil
Truk
sepeda motor
Koaunikasi
25
Radio
TV
39
Kantor POS
Ekonomi
Kios dan toko 22
Pas-
2
2
CB
Bantar
Karet
Malasari
1
1
1
2
1
1
2
2
-
4
-
4
-
6
-
-
-
-
-
-
4
11
-
26
7
80
73
30
12
122
60
6
35
14
-
-
N
3
2
6
-
PM
-
-
Sumber data :
Sukaluyu
-
-
-
Cisarua
-
-
-
-
-
Potensi Desa, 1 9 9 0
8
-
-
1
-
-
-
1
15
7
25
1
61
-
-
3
3
82 155 450
96 203 256
1
-
45
19
133
58
10 107
1
16
23
79
1
-
-
-
-
Dari
tabel
2
ditunjukkan
mengenai
sarana
jalan
m e n u r u t p a n j a n g j a l a n yang t e l a h d i a s p a l d i s e t i a p d e s a d i
Kecamatan
.
Nanggung
Dari
tabel
terlihat
sarana
jalan
gang
diaspal
telah
ada
setiap
desa,
hanya
panjang
jalan
yang
Untuk
desa
PM,
N
CB
dan
merupakan
bahwa
untuk
pemerataan
untuk
diaspal
berbeda.
desa-desa
dengan
f a s i l i t a s j a l a n yang d i a s p a l t e r p a n j a n g .
Tabel 2.
P a n j a n g J a l a n Yang T e l a h D i a s p a l d i Masingm a s i n g D e s a d i Kecamatan ~ & n ~ ~Tahun
u n ~
1990
P a n j a n g j a l a n yang d i a s p a l
(km)
Desa
Hambaro
Pangkal J a y a
Kalong L i u d
Cisarua
Sukaluyu
Bantar K a r e t
Malasari
Sumber d a t a :
P o t e n s i Desa, 1990
Keadaan F i s i k
Wilayah
desa
PM,
N
dan
CB
masing-masing
mempunyai
b e n t u k permukaan t a n a h , d a t a r b e r b u k i t dengan l u a s masingmasing
605
hektar,
curah
hujan
3000
mm/th u n t u k CB.
697
mm/th
hektar
untuk
dan
desa
1400
PM
hektar,
dan
N
dengan
s e r t a 2900
Persentase penggunaan lahan
di desa PM relatif
lebih besar untuk sawah, sedangkan untuk desa N dan CB,
persentase penggunaan
lahan relatif
tegalan dan perkebunan negara.
lebih
besar
untuk
Di desa PM sebagian besar
sawah berpola sederhana (20.66%) dan 8.93 persen beririgasi setengah teknis. Di desa N pada umumnya juga berpola
sederhana (14.35%),sedangkan 5.74 persen beririgasi setengah teknis dan 6.89 persen beririgasi teknis. Demikian
pula untuk desa CB, 17.14 persen sawah umumnya berpola
sederhana.
Lebih lanjut penggunaan lahan per desa pene-
litian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.
Luas Lahan dan Penggunaannya di Desa Para
kan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung
Tahun 1990
Jenis Penggunaan
Desa Pbl
ha
%
Sawah
Tegalan
Perkebunan Negara
Perkebunan Rakyat
Lain-lain
179
310
Jumlah
605 100.00
Sumber Data :
116
29.59
51.24
-
19.17
Luas Lahan
Desa N
ha
%
188
37
200
107
165
Desa CB
ha
%
26.97 124
5.31 316
28.69 140
15.35
23.67 8 2 8
8.86
12.86
28.57
697 100.00 1400
100.00
-
58.57
Potensi Desa, 1990
Pada desa-desa penelitian sawah umumnya ditanami padi
dua kali dalam satu tahun, sedangkan tegalan ditanami
palawija, seperti kacang-kacangan, buncis dan ketimun.
Fasilitas Sosial Ekonomi
Fasilitas ekonomi diwujudkan dengan adanya KUD Bhakti
Mekar yang hanya ada di wilayah desa CB.
yang berhubungan
Segala kegiatan
dengan koperasi berpusat di desa CB.
Sedangkan pasar ada di desa N dengan hari pasar Minggu dan
Kamis dan di desa CB dengan hari pasar Selasa dan Sabtu.
Untuk fasilitas warung dan toko di desa PM terdapat 10
toko sedangkan di desa N terdapat 97 kios dan 30 toko, di
CB ada 79 toko dan warung.
Fasilitas
transportasi yang
tersedia
Nanggung adalah mobil dan sepeda motor.
di
Kecamatan
Di desa PM tidak
terdapat mobil namun ada 15 buah sepeda motor dan sebuah
truk.
Sedangkan untuk desa N jumlah mobil ada 7 buah dan
sepeda motor ada 25 buah.
Desa CB mobil tidak ada tetapi
ada sebuah truk dan 61 sepeda motor.
Walaupun desa PM dan
CB fasilitas mobil tidak ada, namun kedua desa tersebut
dilalui mobil
tersebut
angkutan.
Dengan adanya mobil
angkutan
maka transportasi di ketiga desa menjadi lancar.
Lancarnya transportasi juga di dukung oleh adanya sarana
jalan yang telah diaspal, walaupun jalan tersebut hanya
merupakan jalan utama.
Di desa PM panjang jalan yang
diaspal adalah 5 kilometer sedangkan desa N 3 kilometer
dan desa CB 6 kilometer.
Fasilitas terminal hanya ada di
desa N dan CB, untuk desa PM tidak ada.
Fasilitas fisik lain yang dimiliki oleh desa PM, N
dan CB adalah sarana komunikasi berupa radio dan televisi.
Di PM terdapat 82 radio dan 9 6 televisi, sedangkan di Desa
N terdapat 1 5 5 radio dan 2 0 3 televisi serta di CB terdapat
4 5 0 radio dan 2 5 6 televisi.
Sarana komunikasi lain yang
tersedia yakni adanya Kantor Pos.
Namun demikian kebera-
daan Kantor Pos hanya di desa N, di desa lain belum ada.
Fasilitas kesehatan yang dimiliki adalah adanya Puskesmas.
Pada satu kecamatan, Puskesmas hanya ada satu
yang letaknya di desa PM, namun demikian pos kesehatan
sudah terdapat di setiap desa penelitian, masing-masing 1 0
pos kesehatan di Desa PM, 9 di desa N dan 9 di desa CB.
Fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh desa PM, N
dan CB masing-masing 6 SD di desa PM, 6 Madrasah dan 2
pesantren
sedangkan di
pesantren serta 2 SMP.
desa N
ada
2
Madrasah
dan 4
Di desa C B mempunyai 4 SD, 2
Madrasah dan satu pesantren.
Untuk desa-desa tersebut
fasilitas
Sekolah
pendidikan
untuk
Lanjutan
Atas
belum ada Lebih lanjut uraian diatas dapat dilihat pada
tabel 4.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa desa N
merupakan
fisik.
desa yang
paling
banyak mempunyai
fasilitas
Hal ini beralasan karena desa N merupakan ibukota
kecamatan
Tabel 4.
Fasilitas Sosial Ekonomi di desa Parakan
Muncang, Nanggung dan Curug Bitung, 1 9 9 0
Desa PM
Fasilitas
Transportasi
Mobil
Truk
Sepeda motor
Perekonomian
Pasar
, Warung dan toko
KUD
Kesehatan
Puskesmas
Komunikasi
Radio
Televisi
Kantor Pos
Pendidikan
SD
Madrasah
SMP
Pesantren
Sumber Data :
Desa N
-
Desa CB
7
61
1
107
79
15
-
10
1
25
1
1
1
-
1
-
-
1
82
96
-
155
203
1
450
256
6
6
2
4
2
2
-
2
4
1
-
-
Potensi Desa, 1 9 9 0
Keadaan Ekonomi
Lancarnya transportasi dan keberadaan lokasi desa PM
ynng
dekat
dengan
jalan
raya
kabupaten
memungkinkan
tingkat pekerjaan penduduk desa PM relatif tinggi sebagai
pedagang
.
Sedangkan untuk
desa
N , tingkat pekerjaan
penduduk relatif tinggi pada buruh tani dan petani.
ini diakibatkan adanya kondisi
alam yang
Hal
memungkinkan
untuk bertani dan adanya perkebunan, baik milik negara
maupun perkebunan,rakyat.
Di desa CB tingkat pekerjaan
penduduk terbesar sebagai buruh tani, ha1 tersebut terjadi
karena letak desa CB yang jauh dari kabupaten, sehingga
mernungkinkan
mahalnya
ongkos
transportasi.
Biaya
t r a n s p o r t a s i y a n g m a h a l menyebabkan p e n d u d u k e n g g a n u n t u k
mencari
pekerjaan
di
luar
desa,
sehingga
mereka
banyak
b e k e r j a s e b a g a i b u r u h t a n i , b a i k d i s a w a h , t e g a l a n maupun
di
perkebunan
rakyat.
penduduk d i d e s a - d e s a
T a b e l 5.
Lebih
jenis
lanjut
pekerjaan
s t u d i diterangkan pada t a b e l 5.
K o m p o s i s i Penduduk M e n u r u t J e n i s P e k e r j a a n
d i Desa P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n Curug
B i t u n g Tahun 1 9 9 0
Jenis Pekerjaan
Desa PM
Jiwa
%
400
620
728
52
380
20
132
Petani Pemilik
Buruh T a n i
Pedagang
Pegawai N e g e r i
Buruh n o n T a n i
Pensiun
Lain-lain
Jumlah penduduk
Desa N
Jiwa
%
6.77
10.49
12.32
0.88
6.43
0.34
2.23
907
745
358
55
340
14
138
D e s a CB
Jiwa
%
16.51
13.56
6.52
1.00
6.19
0.25
2.51
1080
1330
144
48
1146
16
311
18.33
22.57
2.44
0.81
19.45
0.27
.5.28
Sumber: P o t e n s i D e s a , 1 9 9 0
Di
desa
PM
termasuk t i n g g i
Dihubungkan
penduduk
yang
mengalami
dibandingkan dengan
dengan
kondisi
buta
desa N
desa
yang
aksara
dan d e s a CB.
dekat
dengan
k a b u p a t e n , memungkinkan penduduk y a n g b e r p e n d i d i k a n r e n d a h
b e k e r j a s e b a g a i pedagang ( k e l u a r d e s a ) d a n buruh t a n i ( d i
dalam d e s a ) .
termasuk
tinggi.
memungkinkan
sebagai
buruh
penduduk
dengan
D i d e s a N penduduk
yang
Adanya
tani
tamat
perkebunan
tersebut
penduduk
dan
termasuk
jauh
dari
tamat
rakyat
bekerja
petani,
SD
l e t a k d e s a yang
yang
di
sedangkan
tinggi.
SD d a n SMP
dan
dalam
di
negara
desa
desa
CB
Dihubungkan
k a b u p a t e n d a n mahalnya
biaya
transportasi,
memungkinkan
penduduk
yaw!
berpendidikan rendah bekerja di dalam desa sebagai buruh
tani dan petani.
Lebih lanjut mengenai tingkat pendidikan
penduduk di ketiga desa penelitian dapat dilihat pada
tabel 6 .
Tabel 6 .
Jumlah
Penduduk Menurut
Tingkat
Pendidikan Pada Desa Parakan Muncang,
Nanggung dan Curug Bitung Tahun 1 9 9 0
-
Tingkat Pendidikan Desa PM
Jiwa
%
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat PT/Akademi
Buta Aksara
Sumber
Data :
91
20
10
0
632
1.54
0.34
0.17
0.00
10.69
Desa N
Jiwa
188
171
16
3
24
%
3.42
3.11
0.29
0.05
0.44
Desa CB
Jiwa
X
680
51
46
7
61
11.54
0.87
0.78
0.12
1.04
Potensi Desa 1 9 9 0
Berdasarkan
tabel
dan
keterangan
diatas
dapat
disimpulkan Sahwa rendahnya tingkat pendidikan penduduk di
desa PM, N dan CB telah mempengaruhi tingkat pekerjaannya,
yakni di sektor informal
Keadaan Penduduk
Kepadatan penduduk relatif tinggi di desa PM.
Dengan
luas desa 605 ha dihuni oleh 5 9 1 1 jiwa penduduk, sehingga
kepadatannya mencapai 9 7 7 per km2
.
Di desa N, luas desa
695 ha dengan jumlah penduduk 5495 jiwa, sehingga tingkat
kepadatan penduduknya 7 9 1 jiwa per km2 , sedangkan desa CB,
luas desa mencapai 1 4 0 0 ha dengan jumlah penduduk mencapai
5892 jiwa, berarti tingkat kepadatan penduduknya 4 2 1 jiwa
421
jiwa/km2.
Kepadatan relatif penduduk
di desa PM
diakibatkan penduduk cenderung memilih lokasi pemukiman
yang mendekati wilayah kabupaten.
Rasio jenis kelamin pada desa PM 104, berarti untuk
setiap 100 wanita ada 104 laki-laki.
Sedangkan rasio
jenis kelamin untuk desa N sebesar 103 dan desa CB sebesar
86.
Dari ketiga desa penelitian terlihat bahwa desa PM
mempunyai angka rasio tertinggi.
Sedangkan untuk rasio
beban tanggungan, di desa PM sebesar 113, berarti untuk
setiap
100
usia
produktif
mempunyai
sebesar 113 usia non produktif.
beban
tanggungan
Sedangkan rasio beban
tanggungan pada desa N sebesar 134 dan desa CB sebesar 99.
Dengan demikian
rasio beban
tanggungan
untuk desa N.
Lebih lanjut mengenai
relatif tinggi
jumlah penduduk
menurut jenis kelamin dan umur dapat dilihat pada tabel
lampiran 1.
Keadaan Sosial Budaya
Masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama
dan mempunyai hubungan antar pribadi baik hubungan antara
kelompok
dengan
kelompok.
pribadi
maupun
antara
pribadi
Hubungan ini'disebut dengan interaksi sosial.
Interaksi sosial pada akhirnya dapat menimbulkan
kebudayaan.
kebudayaan
dengan
suatu
Dengan demikian tidak ada masyarakat tanpa
dan
tidak
ada
kebudayaan
tanpa
masyarakat
sebagai wadah dan pendukungnya (Soekanto, 1987).
Adapun
faktor-faktor sosial budaya antara lain agama, adat istiadat , kelembagaan, pendidikan dan gotong royong
.
Berkaitan dengan ha1 keagamaan, maka di desa PM, N
dan CB lebih dari 9 0 persen penduduknya beragama Islam.
Pengajian-pengajian selalu dilakukan secara rutin baik
oleh bapak-bapak, ibu-ibu maupun remaja.
Secara rinci
komposisi penduduk menurut agama yang dianut di ketiga
desa penelitian.dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa
Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung
Tahun 1 9 9 0
Agama
Jumlah penduduk
Desa N
Jiwa
%
Desa PM
%
Jiwa
Islam
5911
K. Protestan K. Katolik
Budha
Hindu
-
100.00
Jumlah
100.00
5911
-
5486
99.84
5891
99.98
1
0.02
100.00
5892
9
5495
%
0.16
-
-
-
Desa CB
Jiwa
-
-
-
100.00
Sumber: Potensi Desa. 1 9 9 0
Upacara
Keagamaan di
ketiga
desa penelitian sangat
penting artinya misalnya perayaan Maulid Nabi.
Adanya
upacara-upacara keagamaan dan pengajian-pengajian yang di
adakan mengakibatkan orang dapat berhubungan satu dengan
yang lain.
sebagai
Selain itu pengajian-pengajian dapat dijadikan
media
untuk
menyampaikan
penyuluhan, misalnya
tentang kesehatan, KB dan sebagainya.
PELAKSANAAN PENYALURAN KREDIT
Prosedur Penyaluran Kredit Pads Responden
Sumber dana KUM adalah berasal dari Asian Pacific
Development Center (APDC) dan Bank Indonesia (BI), yang
disalurkan
melalui
Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia. Sedangkan pelaksana proyek KUM adalah Pusat
Sosial Ekonomi (PSE).
Pilot proyek ini dimulai pada tahun
1989.
Prosedur
penyaluran
kredit
pada
kelompok-kelompok
responden debitor yang diteliti pada umumnya
KARYA USAHA MANDIR'I
Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang, Nanggung
dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Oleh :
DYAH CHRISTINA
A 23.0728
J U R U S A N ILMU-ILMU S O S I A L EKONOMI PERTANIAN
FAUULTAS P E R T A N I A N
INSTITUT P E R T A N I A N BOGOR
1992
RINGKASAN
DYAH CHRISTINA, WANITA
DALAM
PELAKSANAAAN KREDIT KARYA
USAHA MANDIRI (Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang,
Nanggung dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kab Bogor).
Dibawah bimbingan LALA M. KOLOPAKING.
Kredit merupakan salah satu kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah guna menanggulangi masalah kemiskinan.
Namun demikian masalah yang selalu dihadapi kredit-kredit
pedesaan
adalah tunggakan yang
terjadi semakin besar.
Salah satu sebab kernacetan kredit tersebut, karena kredit
tidak sampai pada orang yang membutuhkan.
Karya Usaha Mandiri
merupakan
skim
kredit
yaw
disalurkan melalui mekanisme tertentu dan penyalurannya
selain pada
kelompok pria
juga pada
kelompok wanita.
Tujuan dari penyaluran kredit ini adalah untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat
kredit
ekonomi
iemah.
Penyaluran
melalui kelompok wanita diharapkan, jika wanita
mendapat kesempatan untuk memperoleh kredit, maka disamping bertindak sebagai ibu rumah tangga, wanita mampu
mengelola dan mengembalikan kredit tersebut dengan baik.
Metode
yang digunakan dalam penelitian adalah sur-
vei. Lokasi terpilih dari penelitian yang bersifat evaluatif ini adalah desa Parakan Muncang, Nanggung dan Curug
Bitung , Kecamatan Nanggung , Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Responden berjumlah 34 orang dengan ketentuan telah melunasi pinjaman pertama pada bulan Juli 1991.
Data primer
terutama
diperoleh
dari
wawancara
kuesioner terhadap responden.
men atau
Ekonomi
berstruktur
dengan
Data sekunder berupa doku-
laporan kegiatan diperoleh dari Pusat Sosial
.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
mekanisme yang
diterapkan merupakan suatu unsur proses penyaluran
kredit
untuk mendidik debitor berpendapatan rendah agar mampu
bekerja sama, bersikap jujur, berdisiplin dan bertanggung
jawab
.
Mekanisme
menjangkau
masyarakat
berpendapatan
rendah dilakukan dengan menetapkan kriteria tertentu untuk
menjadi debitor.
Pada umumnya debitor yang dipilih adalah
mereka dengan kondisi rumah semi permanen, lahan yang
sempit dan pendapatan rumahtangga yang rendah.
taan
responden debitor, khususnya
Keikutser-
debitor wanita dalam
KUM cenderung karena adanya kebutuhan terhadap kredit.
Kredit KUM
satuan
rumah
disalurkan dengan menggunakan pendekatan
tangga,
sehingga
responden
wanita
lebih
banyak bertindak sebagai pengambil kredit daripada pemakai
kredit.
Hal ini memperlihatkan adanya suatu "tindakan
politis" yang memanfaatkan wanita sebagai penerima kredit.
Kredit yang disalurkan dengan tujuan produktif, ternyata
juga
digunakan
wanita.
untuk
tujuan
konsumtif
oleh
responden
Kredit yang digunakan untuk tujuan produktif
maupun konsumtif ini dinilai sangat memberi manfaat oleh
responden wanita.
Pengembalian kredit yang
wanita terkategori tinggi.
pemanfaatannya,
dilakukan oleh
responden
Hal ini tidak berkaitan dengan
Sumber pengembalian kredit tidak berasal
dari usaha yang dibiayai dengan dana kredit saja. Keadaan
ini menunjukkan, bahwa responden wanita tidak mempermasalahkan sumber pengembalian kreditnya, yang terutama bagi
mereka bahwa kredit harus dapat dikembalikan tepat waktunya.
Keberhasilan pengembalian
mekanisme
penerimaan
kredit yang
ini disebabkan karena
diterapkan oleh KUM,
meliputi :
1.
Pembentukan kelompok.
2.
Pemberian kredit secara bertahap.
WANITA DALAM PELAKSANAAN KREDIT KARYA USAHA HANDIRI
Studi Evaluasi di Desa Parakan Muncang, Nanggung
dan Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Oleh :
DYAH CHRISTINA
Laporan Karya Ilmiah
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1992
PERNYATAAN
DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA LAPORAN KARYA ILMIAH IN1
BENAR-BENAR
HASIL
KARYA
SAYA
SENDIRI DAN
BELUM
PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI DAN
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
B o g o r , Maret 1992
DYAH CHRISTINA
A 23.0728
Judul
Karya
Ilmiah :
WANITA
DALAM
PELAKSANAAN
KREDIT
KARYA USAHA MANDIRI,
S t u d i E v a l u a s i d i Desa
Parakan
Muncang, Nanggung dan Curug B i t u n g ,
Kecamatan Nanggung, Kabupateh BOgor Jawa B a r a t .
,
Nama Mahasiswa
:
DYAH CHRISTINA
Nomor Pokok
:
A 23.0728
Menyetujui
Dosen Pembimbing
.
I r . Lala M . Kolopaking.MS
NIP. 131 3 84' 865
enyetujui
unasor Sanim. MSc
1
Tanggal Lulus :
23 Maret 1992
RIWAYAT HIDUP
DYAH
CHRISTINA lahir di
Agustus 1968.
Jakarta pada
tanggal
29
Merupakan putri pertama dari tiga bersauda-
ra dari orang tua Sudarso dan Theresia Martini.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Kencong
111, Jember pada tahun 1980 (sebelumnya penulis menempuh
pelajaran di SDN Kadipolo I, Solo, SD Dwi Sakti Bhakti,
Surabaya dan SDN Sulung 11, Surabaya).
Kemudian penulis
melanjutkan ke SMP Franciscus, Semarang dan lulus pada
tahun 1983.
Setelah lulus dari SMAN 415 Manokwari, Irian
Jaya pada tahun 1986, penulis diterima pada Program
Penyuluhan dan
Komunikasi
Sosial Ekonomi Pertanian.
Pertanian
Jurusan
Studi
Ilmu-Ilmu
EATA PENGANTAR
Kredit merupakan salah satu pemecahan untuk menanggulangi masalah kemiskinan.
Pada umumnya wanita yang mera-
sakan adanya kemiskinan, oleh karena itu perlu adanya
penyaluran kredit melalui wanita.
Hasil
penelitian
menunjukkan
adanya
keberhasilan
pengelolaan dan pengembalian kredit yang disalurkan melalui
kelompok
dituangkan
wanita, lebih
lanjut
hasil
penelitian
dalam tulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
puji
dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
yang
dilimpahkan penulisan
diselesaikan.
Tidak
skripsi
ini akhirnya dapat
lupa penulis
menyampaikan terima
kasih kepada :
1.
Kedua
orang
yang
selama
tua, mase
dan
mama
serta
ini telah memberikan
adik-adik
dorongan, baik
secara materiil maupun spirituil.
2.
Bapak
Ir. Lala M. Kolopaking, MS
pembimbing atas
saran dan bimbingan
sebagai
yang
kan sehingga penulisan laporan ini dapat
kan
3.
dosen
diberi-
diselesai-
.
Bapak
Drs. Endriatmo, MS
Sri Wahyuni, MS
yang
dan
Ibu
Ir.
Ekawati
telah bersedia sebagai komisi
pendidikan dan sebagai dosen penguji.
4.
Bapak Dr. C.A. Rasahan dan Bapak Ir. Mat Syukur, MS
yang
telah membantu sehingga terlaksananya peneli-
tian sampai penulisan skripsi ini.
5.
Bapak
dan
Yusuf
Bapak
Colter, MS, Bapak Drs.
Makmun, SE yang
telah
Pandu
Suharto
membantu
selama
penelitian berlangsung.
6.
Kepala
Bitung
7.
Desa Parakan
Muncang, Nanggung
dan Curug
.
Bapak Gozali, SH, Bapak
Umar, Bapak
Ganda dan Mbak
Yani yang telah banyak membantu selama penelitian.
8.
Keluarga
beri
Andi
dukungan
Pustaka
9.
Dr.
Djajanegara
moril
dari
gang
sejak
telah
mem-
penulisan
Studi
hingga selesainya skripsi ini.
Teman-teman yang
telah
membantu
sampai
selesai-
nya tulisan ini, yakni Abi, Yani, Santi, Nunu, Pung,
Med, Ana, Mas Harto dan lain-lain.
10.
Semua
pihak
yang
telah membantu sejak
awal pene-
litian hipgga akhir penulisan laporan ini yang tidak
bisa saya sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna, walaupun demikian penulis mengharap
semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak
yang memerlukan.
Bogor, Maret 1992
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
..................
....................
DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.................
DAFTAR LAMPIRAN
. . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GAMBAR
...................
PENDAHULUAN
L a t a r Belakang
...............
Perurnusan Makalah . . . . . . . . . . . . . .
Tujuan P e n e l i t i a n . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR I S 1
Kegunaan P e n e l i t i a n
TINJAUAN PUSTAKA
.............
.................
...............
Usaha M a n d i r i
.........
Kebutuhan K r e d i t
K r e d i t Karya
W a n i t a d a n KUM
................
.......
METODOLOGI . . . . . . . . . . .
Tipe dan Lokasi P e n e l t i a n .
P e n g a m b i l a n Sampel . . . . .
KERANGKA PEMIKIRAN
Pengumpulan D a t a
P e n g o l a h a n Data
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..............
................
..............
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN . . . . . . . . . .
K o n d i s i S o s i a l Ekonomi Kecamatan Nanggung . .
Keadaan F i s i k . . . . . . . . . . . . . . . .
Waktu P e n e l i t i a n
'
i
iii
iv
vi
vii
1
1
3
..........
Keadaan Ekonomi . . . . . . . . . . . . . . .
Keadaan Penduduk . . . . . . . . . . . . . . . .
Keadaan Sosial Budaya . . . . . . . . . . . .
PELAKSANAAN PENYALURAN KREDIT . . . . . . . . . . .
Prosedur Penyaluran Kredit Pad Responden . .
Kriteria Pemilihan Debitor . . . . . . . . .
Fasilitas Sosial Ekonomi
...
KEGUNAAN KREDIT BAG1 DEBITOR WANITA . . . . . . .
Pengguna Pinjaman . . . . . . . . . . . . . .
Pemanfaatan Pinjaman . . . . . . . . .
Manfaat Dari Kredit . . . . . . . . . . . . .
PELAKSANAAN PENGEMBALIAN KREDIT . . . . . . . . .
.
Tanggapan Terhadap Mekanisme Penyaluran
. . . . . . . .
Sumber-sumber Pengembalian Kredit . . . . . . .
Tingkat Pengembalian Kredit
Faktor-faktor Penyebab Keberhasilan Pengembali
Kredit Oleh Debitor Wanita
.......
KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . .
LAMPIRAN
.....................
23
25
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
Halaman
Teks
S a r a n a Yang T e r d a p a t d i M a s i n g - m a s i n g d e s a
d i Kecamatan Nanggung, Tahun 1 9 9 0
20
P a n j a n g J a l a n Yang T e l a h D i a s p a l d i Masingm a s i n g Desa d i Kecamatan Nanggung,
Tahun 1 9 9 0
21
Luas Lahan d a n Penggunaannya d i D e s a Parakan
Muncang, Nanggung d a n Curug B i t u n g ,
Tahun 1 9 9 0
22
F a s i l i t a s S o s i a l Ekonomi
Muncang, Nanggung d a n
Tahun 1 9 9 0
25
......
.............................
.............................
d i D e s a Parakan
Curug B i t u n g ,
.............................
K o m p o s i s i Penduduk M e n u r u t J e n i s P e k e r j a a n
d i D e s a P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n
Curug B i t u n g , Tahun 1 9 9 0
26
J u m l a h Penduduk Menurut T i n g k a t P e n d i d i k a n
P a d a D e s a P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n
Curug B i t u n g , Tahun 1 9 9 0
27
K o m p o s i s i Penduduk Menurut Agama d i Desa P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n C u r u g B i t u n g ,
Tahun 1 9 9 0
29
..............
...............
.............................
P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t T i n g k a t P e n g u a s a a n
Lahan .................................
P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t K o n d i s i Rumah ...
34
35
P e r s e b a r a n Responden M e n u r u t T i n g k a t K e h a d i r a n
d a l a m Rembug P u s a t
39
.....
46
.......................
P r o p o r s i Penggunaan K r e d i t O l e h P e n g g u n a
P r o p o r s i Rata-rata P e n g g u n a a n K r e d i t P a d a P i n jaman P e r t a m a
............................
48
P r o p o r s i Rata-rata P e n g g u n a a n K r e d i t P a d a P i n jaman Kedua
49
P e r s e b a r a n Responden B e r d a s a r k a n Waktu Pengemb a l i a n K r e d i t pada Pinjaman Pertama
61
..............................
......
15.
Persebaran Responden Menurut Pemanfaatan Kredit
dan Pengembaliannya pada Pinjaman Pertama. 63
16.
Persebaran Responden Menurut Pemanfaatan Kredit
dan Pengembaliannya pada Pinjaman Ke II.... 64
17.
Persebaran Responden Berdasarkan Faktorfaktor Penyebab Keberhasilan Pengembalian
Pinjaman...
................................
68
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Jumlah dan Persentase Penduduk Desa Parakan
Muncang, Nanggung dan Curug Bitung Menurut Umur dan Jenis Kelamin
74
Jumlah Uang Yang Disalurkan dan Dikembalikan
oleh Debitor pada 4 Rembug Pusat sampai
bulan Juli 1 9 9 1
.........................
75
Kredit Usaha Mandiri sampai bulan Juli 1 9 9 1 . . .
76
..............
...........
Peta Desa Parakan Muncang .....................
Peta Desa Nanggung ...........................
Peta Desa Curug Bitung .......................
Peta Kecamatan Nanggung............
77
78
79
80
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Teks
P e n g e l o l a a n Uang KUM
Halaman
.........................
(vii)
16
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan dari pembangunan Nasional adalah mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual.
Oleh sebab itu pelaksanaan pembangunan disamping
meningkatkan pendapatan juga menjamin pembagian pendapatan
yang merata sampai ke setiap pelosok wilayah Indonesia.
Seperti diketahui bahwa
masyarakat
Indonesia hampir
70 persen tinggal di daerah pedesaan (BPS, 1990).
Dari
182 juta jiwa penduduk Indonesia, masih terdapat 30 juta
jiwa yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Oleh karena itu
pembangunan hendaknya mampu mengentas adanya kemiskinan
tersebut.
Berbagai
oleh
program
pemerintah
menanggulangi
masalah
ditempuh
kemiskinan
Salah satunya dengan cara pemberian dana dan
tersebut.
kredit.
guna
dan kebijaksanaan telah
Dalam pembangunan desa aspek dana dan kredit
merupakan salah satu komponen dari strategi pertanian yang
tangguh
(Kasryno & d, 1985).
Bahkan Soetrisno dan
Mubyarto (1986) mengatakan, bahwa secara teoritik kredit
pedesaan merupakan salah satu usaha untuk membendung laju
urbanisasi.
Masalah program kredit di pedesaan adalah tunggakan
kredit yang terjadi semakin besar.
Dari pengalaman selama
ini terlihat bahwa penyebab terjadinya masalah programprogram kredit seperti itu, karena program yang diadakan
tidak sampai pada orang-orang yang membutuhkan.
Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia
bersama
dengan Asian Pasific Development Centre (APDC) dan Pusat
Sosial Ekonomi mengadakan suatu pilot proyek tentang skim
kredit
untuk
masyarakat
yang
berpendapatan
rendah
di
daerah Nanggung, Bogor.
Pemberian bantuan kredit dari KUM untuk masyarakat
miskin pedesaan tidak hanya diberikan kepada pria sebagai
kepala keluarga, namun juga kepada wanita.
Pelibatan
wanita dalam masalah ini, karena wanita memiliki peran
penting, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat luas.
Khususnya
bagi
masyarakat
pedesaan,
dimana
kedudukan
wanita desa sangat kuat dalam masyarakat, bahkan mereka
merupakan poros
(spil) dan penggerak seluruh kehidupan
ekonomi serta masyarakat desa (Ann Stoller, 1977).
Se-
dangkan Pudjiwati Sajogyo (1983) menyatakan bahwa dengan
melibatkan dan mengerti wanita, maka akan membantu untuk
mengisi arti dari pembangunan, yakni apabila pembangunan
dirumuskan sebagai suatu proses dimana insan-insan prie
dan wanita yang menjadi
sasaran pembangunan seyogyanya
berpartisipasi "sama nilai" dalam proses tersebut.
Pelibatan wanita dalam pengambilan kredit KUM ini
dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa disamping bertindak se
bagai ibu rumah tangga, mereka juga mampu bertindak
kegiatan perekonomian di luar urusan rumah
la mereka diberi kesempatan
maka mereka
lebih
mempunyai
dalam
tangga
memperoleh
dalam
apabi-
kredit,
kemampuan dalam mengelola
dan mengembalikan kredit tersebut dengan tertib.
karena itu ha1 ini penting untuk diteliti.
Oleh
Perurnusan Masalah
Karya Usaha Mandiri adalah suatu skim kredit yang
pelayanannya ditujukan pada masyarakat yang berpenghasilan
rendah di pedesaan.
bah
Skim kredit ini diadakan untuk meru-
kondisi masyarakat
desa dari
keadaan tidak
mampu
menjadi mampu melalui suatu sistem pendidikan atau prosedur yang ketat sebagai mana yang telah diterapkan oleh
Grameen Bank di Bangladesh.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Karya Usaha Mandiri
mengikutsertakan wanita selain anggota pria.
hal* tersebut
dengan
Berkaitan
Pandu Suharto dan Hafid
(1991)
menyatakan bahwa untuk memajukan keadaan sosial ekonomi
dari keluarga miskin di pedesaan, prosesnya akan lebih
cepat apabila dilakukan melalui ibu rumah tangga. Lebih
jauh berdasarkan pengamatan Syukur et al, ( 1 9 9 0 ) menunjukkan bahwa
disiplin kehadiran dan
kontinuitas membayar
anggota wanita jauh lebih baik dibandingkan dengan anggota
pria.
Walaupun tingkat pengembalian keduanya mencapai 1 0 0
persen, tetapi tingkat kehadiran anggota pria pada pertemuan rembug pusat kurang dari 9 0 persen.
Masalahnya adalah :
1.
Bagaimana tanggapan wanita terhadap mekanisme pemberian kredit yang dilaksanakan oleh KUM ?
2.
Sampai
seberapa
jauh
kredit
KUM
bermanfaat
bagi
masyarakat, khususnya anggota wanita ?
3.
Bagaimana
tingkat pengembalian kredit yang
oleh wanita dan adakah sebab-sebab yang
nya ?
dilakukan
mempengaruhi-
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar
belakang dan
masalah
yang
telah
diutarakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui tanggapan wanita terhadap mekanisme
pembe-
rian kredit kepada anggota.
2.
Mengetahui tentang pemanfaatan kredit KUM bagi anggota
wanita selaku debitor.
3.
Mengetahui tingkat pengembalian kredit yang
dilakukan
oleh wanita dan mengetahui sebab-sebab yang mempengaruhinya.
Kegunaan Penelitian
Hasil gang diperoleh dari penelitian ini diharapkan
dapat berguna untuk :
1.
Digunakan
sebagai
titik tolak bagi
penelitian
yang
lebih luas dan mendalam.
2.
Digunakan sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan
khususnya bagi pengelola KUM juga bagi instansi-instan
si yang berkaitan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan Kredit
Terbatasnya
pemilikan
dana,
baik
untuk
pembelian
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, maupun untuk kegiatan berusaha, merupakan salah satu ciri umum yang melekat
pada
masyarakat
miskin
di
pedesaan.
Ciri-ciri pokok
masyarakat miskin adalah : (1) pendapatan rendah.
Faktor
ini berkaitan dengan masalah rendahnya kesempatan kerja
dan pendidikan ; (2) produktifitas rendah.
Faktor ini
berkaitan dengan tidak adanya aset produksi dan rendahnya
B
kualitas gizi.
Kemiskinan yang dialami oleh masyarakat desa menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Wolf
(1985) menyatakan, ada tiga kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh petani di negara-negara berkembang untuk
dapat hidup dengan layak, yaitu :
1.
Replacemant fund, merupakan dana yang dibutuhkan oleh
petani untuk mengganti peralatan produksi dan
konsum-
si.
2.
Ceremonial fund, merupakan
dana yang dibutuhkan oleh
petani untuk membiayai kegiatan-kegiatan sosial.
3.
Fund of rent,
untuk
merupakan
dana yang
membayar sewa tanah
dibutuhkan petani
apabila petani tidak
mem-
punyai tanah sendiri.
Sedangkan Boeke (1983) menggolongkan kebutuhan-kebutuhan
tersebut dalam dua golongan, yakni kebutuhan yangbersifat
sosial dan kebutuhan yang bersifat ekonomi.
Kebutuhan
sosial mencakup kebutuhan dalam berhubungan dengan orang
lain (masyarakat), sedangkan kebutuhan ekonomi merupakan
kebutuhan fisik.
Tidak semua masyarakat pedesaan mampu menyelaraskan
kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan pendapatannya, terlebih pada golongan petani gurem dan buruh tani.
Hart
(1979) menyatakan bahwa pendapatan yang rendah sebagai
akibat dari pekerjaan memburuh pada masyarakat desa jauh
lebih tinggi dari usaha sendiri.
Berdasarkan penelitian-
nya, masyarakat miskin di pedesaan mempunyai pendapatan
dari
berburuh
mencapai
90 persen,
jika
dibandingkan
dengan masyarakat desa yang kaya, dimana pendapatan berburuh hanya 6 persen.
Pada
akhirnya
akan
menyebabkan
timbulnya
"krisis
ekonomi keluarga", yang kenudian diatasi dengan "survival
strategi"
.
Pada
tahap
selanjutnya, masyarakat akan
mengambil hutang dari banyak pihak (Mubyarto dan Sutrisno,
1986).
Kebiasaan berhutang sebenarnya telah lama dilaku-
kan oleh masyarakat desa, bahkan bagi
masyarakat desa
golongan buruh tani dan petani gurem, hutang atau kredit
merupakan suatu kebutuhan.
Hal ini diperjelas oleh
Djo-
johadikusumo (1989) yang mengatakan, bahwa kredit sudah
merupakan keharusan bagi kehidupan sebagian besar penduduk
Hindia Belanda.
Peran kredit dalam rumah tangga pedesaan
terlihat dari persentase pinjaman uang terhadap keseluru-
han pendapatan dalam bentuk uang.
Berdasarkan penelitian-
nya di Kutowinangon pada tahun
1933
proporsi
pinjaman
uang
terhadap
ditunjukkan bahwa
seluruh
pendapatannya
rata-rata mencapai 2 9 . 4 persen.
Dari
keterangan
diatas
terlihat
bahwa
pendapatan
sebagian besar masyarakat miskin di pedesaan ditutup dari
hutang.
suatu
Hal ini menunjukkan bahwa hutang telah menjadi
kebutuhan
bagi
masyarakat
desa,
terutama
untuk
menutup kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat mendadak, disamping untuk tujuan
produktif.
Kredit Karya Usaha Mandiri
Tujuan dari penyaluran kredit KUM adalah untuk menambah modal usaha debitor sehingga pada suatu saat mampu
untuk berdikari.
Prinsip dari KUM
meliputi
a) tidak
memerlukan jaminan dan penjamin, b) setiap pinjaman dikenakan biaya administrasi, c) apabila peminjam meninggal
dunia, maka
dibebaskan dari
(Rasahan, 1 9 9 0 ) .
kewajiban membayas hutang
Lebih lanjut oleh Rasahan et a1 ( 1 9 9 0 )
ditetapkan bahwa rumah tangga yang layak mendapat kredit
adalah :
a.
Tidak memiliki atau tidak menggarap lahan kurang
0 . 4 ha
dan
pendapatan
per
bulan
tidak
dari
lebih dari
Rp 75 0 0 0 .
b.
Memiliki
asset
Rp 1 5 0 0 0 0 .
bergerak
yang
nilainya
kurang dari
c.
Peminjam memiliki
ketrampilan
dalam
usaha yang akan
dijalankan dan berumur tidak lebih dari 60 tahun.
d.
Peminjam
memiliki
usaha yang jelas dan
dapat diper-
tanggungjawabkan kelayakan usahanya.
e.
Diutamakan untuk peminjam yang memiliki kegiatan usaha
yang bersifat jangka pendek.
f.
Setiap rumah tangga hanya diperkenankan 1 orang yang
menjadi anggota KUM.
Selain lulus dari syarat kelayakan, peminjam diharuskan
memenuhi syarat kewajiban, sebagai berikut :
a. Membentuk
kelompok
yang
beranggotakan
lima orang.
Kemudian dari kelompok akan dibentuk rembug Pusat.
b.
Peminjam wajib mengikuti Latihan Wajib Kumpulan selama
lima
hari berturut-turut dan lulus
kumpulan
c.
Anggota
ujian
pengesahan
.
wajib
hadir
pada
setiap
pertemuan Rembug
pusat yang diadakan setiap minggu sekali.
d.
Dari pinjaman
yang
diperoleh
administrasi sebesa~5
%
selalu dikenakan biaya
yang akan dimasukkan ke dalam
tabungan kumpulan.
e.
Biaya administrasi yang dikenakan adalah sebesar
3.33
persen per bulan.
f.
Setiap minggu menabung sebesar Rp 100 per anggota yang
kemudian akan dimasukkan sebagai tabungan kumpulan.
Lebih lanjut tata cara keanggotaan KUM
adalah sebagai
berik~it :
Calon debitor yang ingin menjadi anggota KUM harus
mendaftarkan diri pada pamong desa atau petugas.
Kemudian
petugas akan mendatangi rumah calon debitor untuk dinilai
kelayakannya.
kredit
Calon anggota akan dinilai layak menerima
apabila memenuhi
kriteria kelayakan yang
telah
ditetapkan.
Anggota yang layak menerima kredit diharuskan membentuk kelompok dengan ketentuan tingkat pendidikan, umur dan
kondisi ekonomi sama serta mempunyai tempat tinggal yang
berdekatan.
Setelah
membentuk
kumpulan,
diwajibkan
mengikuti Latihan Wajib Kumpulan (LWK) selama lima hari
berturut-turut.
Dimana dalam LWK akan dijelaskan mengenai
cara pengajuan dan cara pengembalian pinjaman, memilih
ketua dan sekretaris, menentukan nama kumpulan dan memilih
dua anggota yang berhak mendapatkan kredit terlebih dahulu
(dipilih berdasarkan kondisi ekonomi yang paling lemah dan
kedua orang tersebut tidak memegang jabatan apapun dalam
kelompok)
.
Rembug Pusat akan dibentuk apabila telah terbentuk
minimal 2 kumpulan dan maksimal
Rembug Pusat segala kegiatan KUM
pinjaman, penerimaan,
nakan.
6 kumpulan.
mulai
Melalui
dari pengajuan
pengembalian dan menabung dilaksa-
Anggota kumpulan dalam suatu rembug pusat kemudian
akan memilih ketua dan wakil ketua untuk masa jabatan satu
.
tahun.
Yang berhak menjadi ketua dan wakil ketua rembug
adalah ketua dan wakil ketua kelompok,
Pinjaman dari KUM dikenai biaya administrasi sebesar
3.3
%
per bulan.
Pinjaman pertama yang diberikan sebesar
Rp 3 0 0 0 0 kemudian
pada
tahun 1 9 9 1
meningkat
menjadi
Rp 5 0 0 0 0 , sedang besar pinjaman kedua Rp 7 5 0 0 0 .
Pengem-
balian pinjaman harus dilakukan dalam
jangka waktu
50
minggu dan angsuran mulai dilakukan dua minggu setelah
pinjaman diterima oleh debitor.
Sumber tabungan kumpulan selain berasal dari biaya
administrasi, juga berasal dari tabungan wajib sebesar
Rp 1 0 0 per minggu dan Rp 5 0 yang dikumpulkan pada saat
debitor mengikuti LWK selama lima hari.
Anggota dalam
suatu kumpulan dapat meminjam uang
tabungan atas
persetujuan anggota lainnya.
dari
Pengembalian pinjaman dari
tabungan diangsur dalam waktu 2 . 5 bulan atau 1 0 minggu.
Pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh anggota guna
mendapatkan kredit juga melalui prosedur tertentu.
Calon
peminjam harus mengajukan besar uang yang akan dipinjam
dan alokasi penggunaannya.
Jumlah uang
yang dipinjam
harus disesuaikan dengan kemampuannya dalam mengembalikan
pinjaman
tersebut.
Penggunaan
kredit
diharuskan
untuk
tujuan produktif dan pengajuannya harus dengan sepengetahuan teman dalam satu kumpulan dan harus disetujui oleh
mereka dengan cara seluruh anggota kelompok harus menanda
tangani surat
pengajuan
pinjaman tersebut.
Penyerahan
pinjaman dilakukan satu minggu
setelah kredit tersebut
diajukan, yakni pada pertemuan rembug.
Pada Pertemuan
rembug selalu diawali dan diakhiri dengan pembacaan ikrar,
yang berbunyi sebagai berikut :
."adalah menjadi tanggung jawab kami untuk
- berusaha menambah rizki
- membantu anggota kumpulan dan rembug pusat, apabila
mereka dalam kesulitan
- menggunakan pinjaman dari KUM untuk meningkatkan pendapatan keluarga
- mendorong anak-anak untuk bersekolah
- membayar kembali pinjaman setiap minggu
Wanita dan KUM
Berdasarkan penelitian Pudjiwati Sajogyo (1978) di
Jawa
Barat
pekerjaan
penting
menunjukkan,
rumah
bagi
bahwa disamping pekerjaan-
tangga yang
wanita
atau
tetap merupakan pekerjaan
istri, ternyata wanita
juga
berperanan dalam pekerjaan pencaharian nafkah untuk keluarganya.
Dan menurut Yulfita Rahardjo ( 1 9 7 5 ) , khususnya
pada golongan masyarakat miskin, sebenarnya terlibatnya
wanita
dalam
perekonomian bukan merupakan ha1 yang baru.
Kegiatan wanita yang bersifat ekonomi yang tertua adalah
di bidang pertanian, yang sebagian besar masih terdapat
dalam masyarakat Indonesia.
Di bidang pertanian wanita
ikut bekerja bersama suaminya dalam mengelola dan
menger-
jakan tanah garapannya, setelah itu wanita juga terlibat
dalam memelihara ternak dan aktivitas pertanian lainnya.
Meningkatnya'jumlah penduduk dengan cepat dan tetapnya
persediaan
lahan
pertanian,
menyebabkan
makin
bertambahnya
yang
rumah
rnenguasai
mempunyai
lahan
tangga
lahan
di
sempit,
garapan.
Jawa,
pedesaan
sama
bahkan
Perubahan
khususnya
sekali
tersebut
tidak
memberikan
m o t i v a s i p a d a w a n i t a g o l o n g a n rumah t a n g g a m i s k i n p e d e s a a n
u n t u k b e k e r j a k e s e k t o r non p e r t a n i a n ( P u d j i w a t i S a j o g y o ,
1991).
Pergeseran
pola
kerja
pencaharian
nafkah
sebagai
b u r u h a t a u t e n a g a k e r j a k a s a r k e p o l a k e r j a non p e r t a n i a n
i n i d i s e b a b k a n k a r e n a adanya p e n g a r u h k e g i a t a n yang d i a d a kan o l e h p e m e r i n t a h d a l a m h a 1 p e m e r a t a a n p e m b e r i a n b a n t u a n
k r e d i t , khususnya kepada masyarakat golongan miskin.
KUM m e n y a l u r k a n
juga
kepada
kelompok
kepada w a n i t a
ini
kredit
selain
wanita.
kepada
Pemberian
kelompok
bantuan
pria
kredit
a g a r w a n i t a mampu mengem-
dimaksudkan
B e r k a i t a n d e n g a n KUM, maka
bangkan u s a h a rumah t a n g g a n y a .
Syukur e t a1 ( 1 9 9 0 ) menduga, bahwa k e d i s i p l i n a n d a n kekont i n u i t a s a n pengembalian k r e d i t
babkan
karena
tangga
sebenarnya
mencari
wanita
dalam
bukan
penghasilan,
dari
anggota wanita d i s e -
struktur
merupakan
meminjam
dan
keanggotaan
rumah
tumpuan
utama
bekerja
bagi
a d a l a h membantu s u a m i d a l a m menambah p e n d a p a t a n
untuk
wanita
keluarga
s e h i n g g a uang yang d i p i n j a m a k a n d i k e l o l a dengan b a i k a g a r
dapat
rnembayar
angsuran
secara
rutin,
wanita
umumnya
mempunyai t i n g k a t k o n t r o l yang k u a t d i b a n d i n g k a n p r i a d a n
p a d a umumnya w a n i t a b e k e r j a d i d a l a m d e s a b e r b e d a d e n g a n
p r i a y a n g umumnya b e k e r j a d i l u a r d e s a ,
sehingga d i s i p l i n
kehadiran p r i a lebih rendah dibanding wanita.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kebutuhan-kebutuhan hidup yang harus dipenuhi oleh
masyarakat
desa
produksi.
Pada tingkat sosial masyarakat yang rendah,
sangat
beragam,
dari
konsumsi
hingga
kebutuhan-kebutuhan tersebut sulit untuk dapat dipenuhi.
Pada tahap selanjutnya akan melibatkan anggota keluarga
lain dalam mencari tambahan pendapatan, seperti wanita.
Pencaharian tambahan pendapatan keluarga salah satunya dilakukan dengan berhutang atau meminjam.
Pinjaman
tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai modal untuk
berusaha, konsumsi maupun investasi.
Karya Usaha Mandiri telah memberikan kesempatan pada
rumah tangga golongan miskin pedesaan untuk meningkatkan
pendapatan keluarga melalui bantuan kredit, baik melalui
anggota wanita maupun pria.
maka
KUM
telah
melakukan
Dalam mewujudkan tujuannya,
kegiatan-kegiatan produktif,
yakni penyaluran modal usaha dan kegiatan simpan pinjam.
Pemberian kredit kepada wanita, dimaksudkan untuk
memberi kesempatan pada wanita untuk mengelola usaha dan
untuk menunjukkan bahwa wanita apabila diberi kesempatan
dalam
pengambilan kredit, maka
tersebut dengan baik.
dapat
mengelola
kredit
Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan
mereka dalam memanfaatkan kredit untuk meningkatkan pendapatan dan pengembalian kredit tersebut dengan tertib.
Pengelolaan kredit umumnya dikaitkan dengan sektor
non pertanian, terutama perdagangan yang berskala gurem
(kecil).
Pergeseran pada pola kerja wanita dari sektor
pertanian ke sektor non pertanian, telah menunjukkan suatu
pola
pergeseran
yaitu dari
status/status
sosial dalam
masyarakat,
status pekerja sebagai tenaga keluarga dan
sebagai buruh tani menjadi pekerja wanita status pengusaha
dan buruh, disamping status pekerja keluarga (Pudjiwati
Sajogyo, 1991).
Selain memberi kesempatan pada wanita dari golongan
miskin, KUM juga menetapkan suatu prosedur atau mekanisme
tertentu pada anggota guna mendapatkan kredit.
Mekanisme
tersebut merupakan suatu bentuk pendidikan untuk merubah
perilaku dan pemberian kepercayaan.
Hal ini yang membeda-
kan skim kredit KUM dengan kredit-kredit yang telah ada.
Sumitro
kepada
(1989) mengatakan
rakyat
kecil
harus
bahwa
dibedakan
pemberian
dengan
kredit kepada golongan menengah ke atas.
kredit
pemberian
Hal ini disebab-
kan karena persyaratan formal yang dimiliki oleh rakyat
kecil
tidak
memadai, perilakunya
kondisinya yang
yang
berbeda
lemah, tingkat pendidikan
karena
formal yang
rendah dan' pengetahuan tentang perbankan yang minimum.
Namun demikian perhitungan ekonomi harus tetap diterapkan
kepada
semua pihak
menengah ke atas.
baik
rakyat
kecil
maupun
golongan
Perlakuan yang bersifat sosial sama
saja dengan filantropi, yang akan membawa akibat celaka
dan bukannya menghasilkan perbaikan moral para peminjam.
Selanjutnya oleh Sumitro ( 1 9 8 9 ) juga dikatakan bahwa
yang terjadi di Indonesia, orang desa pada dasarnya adalah
peminjam yang baik dan dapat dipercaya.
ekonominya minimum
Walaupun kondisi
dengan diberikan kepercayaan
penuh,
akan mengembalikan kredit tersebut dengan tertib.
Pinja-
man akan dikembalikan jika penghasilan yang diperoleh dari
pinjaman tersebut dapat menciptakan kegiatan ekonomi yang
dapat memberikan penghasilan yang memadai.
Adanya tungga-
kan yang terjadi adalah karena penghasilan yang didapat
tidak memadai dan mereka sama sekali tidak mampu membayar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dibuat skema yang
menggambarkan bahwa KUM merupakan
kredit
yang
kepada masyarakat yang berpendapatan rendah
di pedesaan.
diberikan
yang
tinggal
Gambar I menunjukkan kegiatan tahapan awal
kegiatan kredit disalurkan kepada kelompok wanita melalui
seleksi.
Dari seleksi ini akan ditentukan siapa yang
layak dan tidak layak menerima kredit.
Apabila layak,
maka debitor diwajibkan mengikuti Latihan Wajib Kumpulan
(LWK).
Pada LWK akan dipilih 2 orang yang berhak menda-
patkan kredit terlebih dahulu.
Penyaluran kredit
ini
diukur dari adanya tanggapan wanita terhadap mekanisme
penyaluran
kredit.
Selanjutnya diduga
mekanisme
akan
mempengaruhi tingkat pemanfaatan dan pengembalian kredit
yang dilakukan.
Pemanfaatan kredit diukur dari pemanfaat
kredit, alokasi penggunaan kredit dan manfaat dari adanya
kredit, sedangkan pengembalian kredit diukur dari tingkat
pengembalian dan sumber-sumber pengembalian kredit.
I1
Pengembalian
1
Penyaluran
I+Petugas
I
1-1
Tidak layak
Seleksi
Individu
I
*I
Kelompok
Wanita
I
Latihan Wajib Kumpulan
-L
J
Memperoleh kredit
terlebih dahulu
(2 orang)
1
I
Memperoleh kredit
kemudian
(3 orang)
-
.
Pemanf aatan
Rembug Pusat
Keterangan:
> = disalurkan
---------- 3 = dikembalikan
am bar
1.
Pengelolaan Uang KUM
METODOLOGI
Tipe dan Lokasi Penelitian
Tipe penelitian adalah evaluatif dan penelitian ini
dilakukan di desa Parakan Muncang, . Nanggung
dan Curug
Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
Daerah ini
menjadi pilihan karena menjadi pilot proyek kredit KUM
yang diadakan oleh Pusat Sosial Ekonomi Pertanian.
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode survei dan
responden meliputi 34 orang dengan pertimbangan :
1.
Sifat populasi homogen, yaitu sama-sama dikenakan
oleh ketentuan-ketentuan dalam memperoleh
dar i KUM
2.
.
Responden
1991
adalah
debitor yang pada
telah melunasi pinjaman
debitor
kredit
bulan
pertama.
Juli
Jumlah
wanita KUM seluruhnya sampai bulan
Juli
1991 ada 230 orang.
3.
Populasi
berada
di wilayah kerja
Karya
Usaha
Mandiri.
Pengumpulan Data
1.
Data
primer dikumpulkan
langsung
melalui
wawancara
berdasarkan pedoman yang ada.
2.
Data sekunder yang dikumpulkan sebagai berikut :
Nomor
Jenis Data
1.
Sumber Data
Jumlah uang yang diserap oleh wanita
PSE
per rembug pusat
Jumlah uang yang dikembalikan oleh
wanita per rembug pusat
PSE
Keadaan umum lokasi penelitian
Kantor Desa
2.
3.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan telaah
didasarkan pada analisa data primer dan data sekunder,
baik kuantitatif maupun kualitatif.
Data kuantitatif yang
diperoleh diolah dalam bentuk tabulasi silang dan persentase, kemudian diinterpretasikan untuk memperoleh gambaran
yang nyata dari peubah yang dilihat.
Data kualitatif yang
diperoleh dari wawancara, pengamatan, catatan harian dan
studi
pustaka
dianalisa
dan
diinterpretasikan
secara
deskriptif, sehingga menjelaskan fenomena yang ada.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari pertengahan bulan Agustus
sampai pertengahan Oktober 1991, setelah terlebih dahulu
menyelesaikan usulan penelitian.
KEADAAN UMUM LOICASI PENELITIAN
Kondisi Sosial Ekonomi Kecamatan Nanggung
Desa Parakan Muncang
(PM), Nanggung (N) dan Curug
Bitung(CB) merupakan desa-desa yang berada dalam wilayah
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.
Letak desa PM ini lebih kurang 3 2 kilometer dari Kotamadya
Bogor serta 2 . 5 kilometer dari Kecamatan Nanggung, sedangkan desa N berada 3 5 kilometer dari Kotamadya Bogor dan 1
kilometer dari Kecamatan Nanggung, serta desa CB letaknya
41 kilometer dari Kodya Bogor dan 6 kilometer dari Kecamatan Nanggung.
Desa PM dan CB termasuk klasifikasi desa
swadaya, sedang desa N termasuk klasifikasi desa swasembada.
Wilayah
desa CB
dibagi
menjadi
empat
dusun
atau
kampung dengan 2 9 RT dan 9 RW, sedangkan desa PM dibagi
dalam 2 dusun dengan 27 RT dan 7 RW dan desa N dibagi
dalam 3 dusun dengan 27 RT den 10 RW.
Fasilitas pasar hanya terdapat di desa N dan CB,
demikian
pula
untuk
fasilitas
Puskesmas berada di desa PM.
umumnya
semua
jalan
utama
terminal.
Sedangkan
Untuk fasilitas jalan, pada
di
desa-desa
di
Kecamatan
Nanggung telah beraspal, kecuali desa Bantarkaret.
Namun
demikian panjang jalan utama yang diaspal berbeda.
Jalan
utama yang diaspal terpanjang adalah desa CB.
Untuk
fasilitas mobil,
hanya
ada
di
desa
N
dan
CB, namun
demikian beberapa desa-desa di Kecamatan Nanggung dilalui
oleh angkutan mobil, desa-desa yang tidak dilalui mobil,
maka alat angkutannya adalah sepeda motor, seperti desa
Malasari dan Pangkal Jaya.
Untuk fasilitas pendidikan,
fasilitas untuk SMP hanya ada di desa N, sedangkan untuk
tingkat SD atau sederajat, hampir di setiap desa telah
ada
.
Dari uraian yang ada menunjukkan bahwa desa PM, N dan
CB merupakan desa-desa yang memiliki fasilitas fisik yang
lengkap
(beragam jumlah dan jenisnya),
sehingga ketiga
desa penelitian tersebut merupakan desa-desa yang lebih
maju
dibandingkan dengan desa-desa yang lain dalam satu
Hal tersebut lebih lanjut dapat dilihat pada
Kecamatan.
tabel 1 dan 2.
Tabel 1.
Sarana
Pendidikan
Hanbaro
Sarana Yang Terdapat di Masing-masing Desa
di Kecamatan Nanggung Tahun 1 9 9 0
Pangkal
Jaya
Kalong
Liud
TK
-
-
-
SD
2
4
2
-
SMP
SK4
Madrasah
2
3
Pesantren
Kesehatan
Puskesmas
Pos kesehatan BidanIMantri
Dokter
Transpartas
Mobil
Truk
sepeda motor
Koaunikasi
25
Radio
TV
39
Kantor POS
Ekonomi
Kios dan toko 22
Pas-
2
2
CB
Bantar
Karet
Malasari
1
1
1
2
1
1
2
2
-
4
-
4
-
6
-
-
-
-
-
-
4
11
-
26
7
80
73
30
12
122
60
6
35
14
-
-
N
3
2
6
-
PM
-
-
Sumber data :
Sukaluyu
-
-
-
Cisarua
-
-
-
-
-
Potensi Desa, 1 9 9 0
8
-
-
1
-
-
-
1
15
7
25
1
61
-
-
3
3
82 155 450
96 203 256
1
-
45
19
133
58
10 107
1
16
23
79
1
-
-
-
-
Dari
tabel
2
ditunjukkan
mengenai
sarana
jalan
m e n u r u t p a n j a n g j a l a n yang t e l a h d i a s p a l d i s e t i a p d e s a d i
Kecamatan
.
Nanggung
Dari
tabel
terlihat
sarana
jalan
gang
diaspal
telah
ada
setiap
desa,
hanya
panjang
jalan
yang
Untuk
desa
PM,
N
CB
dan
merupakan
bahwa
untuk
pemerataan
untuk
diaspal
berbeda.
desa-desa
dengan
f a s i l i t a s j a l a n yang d i a s p a l t e r p a n j a n g .
Tabel 2.
P a n j a n g J a l a n Yang T e l a h D i a s p a l d i Masingm a s i n g D e s a d i Kecamatan ~ & n ~ ~Tahun
u n ~
1990
P a n j a n g j a l a n yang d i a s p a l
(km)
Desa
Hambaro
Pangkal J a y a
Kalong L i u d
Cisarua
Sukaluyu
Bantar K a r e t
Malasari
Sumber d a t a :
P o t e n s i Desa, 1990
Keadaan F i s i k
Wilayah
desa
PM,
N
dan
CB
masing-masing
mempunyai
b e n t u k permukaan t a n a h , d a t a r b e r b u k i t dengan l u a s masingmasing
605
hektar,
curah
hujan
3000
mm/th u n t u k CB.
697
mm/th
hektar
untuk
dan
desa
1400
PM
hektar,
dan
N
dengan
s e r t a 2900
Persentase penggunaan lahan
di desa PM relatif
lebih besar untuk sawah, sedangkan untuk desa N dan CB,
persentase penggunaan
lahan relatif
tegalan dan perkebunan negara.
lebih
besar
untuk
Di desa PM sebagian besar
sawah berpola sederhana (20.66%) dan 8.93 persen beririgasi setengah teknis. Di desa N pada umumnya juga berpola
sederhana (14.35%),sedangkan 5.74 persen beririgasi setengah teknis dan 6.89 persen beririgasi teknis. Demikian
pula untuk desa CB, 17.14 persen sawah umumnya berpola
sederhana.
Lebih lanjut penggunaan lahan per desa pene-
litian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.
Luas Lahan dan Penggunaannya di Desa Para
kan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung
Tahun 1990
Jenis Penggunaan
Desa Pbl
ha
%
Sawah
Tegalan
Perkebunan Negara
Perkebunan Rakyat
Lain-lain
179
310
Jumlah
605 100.00
Sumber Data :
116
29.59
51.24
-
19.17
Luas Lahan
Desa N
ha
%
188
37
200
107
165
Desa CB
ha
%
26.97 124
5.31 316
28.69 140
15.35
23.67 8 2 8
8.86
12.86
28.57
697 100.00 1400
100.00
-
58.57
Potensi Desa, 1990
Pada desa-desa penelitian sawah umumnya ditanami padi
dua kali dalam satu tahun, sedangkan tegalan ditanami
palawija, seperti kacang-kacangan, buncis dan ketimun.
Fasilitas Sosial Ekonomi
Fasilitas ekonomi diwujudkan dengan adanya KUD Bhakti
Mekar yang hanya ada di wilayah desa CB.
yang berhubungan
Segala kegiatan
dengan koperasi berpusat di desa CB.
Sedangkan pasar ada di desa N dengan hari pasar Minggu dan
Kamis dan di desa CB dengan hari pasar Selasa dan Sabtu.
Untuk fasilitas warung dan toko di desa PM terdapat 10
toko sedangkan di desa N terdapat 97 kios dan 30 toko, di
CB ada 79 toko dan warung.
Fasilitas
transportasi yang
tersedia
Nanggung adalah mobil dan sepeda motor.
di
Kecamatan
Di desa PM tidak
terdapat mobil namun ada 15 buah sepeda motor dan sebuah
truk.
Sedangkan untuk desa N jumlah mobil ada 7 buah dan
sepeda motor ada 25 buah.
Desa CB mobil tidak ada tetapi
ada sebuah truk dan 61 sepeda motor.
Walaupun desa PM dan
CB fasilitas mobil tidak ada, namun kedua desa tersebut
dilalui mobil
tersebut
angkutan.
Dengan adanya mobil
angkutan
maka transportasi di ketiga desa menjadi lancar.
Lancarnya transportasi juga di dukung oleh adanya sarana
jalan yang telah diaspal, walaupun jalan tersebut hanya
merupakan jalan utama.
Di desa PM panjang jalan yang
diaspal adalah 5 kilometer sedangkan desa N 3 kilometer
dan desa CB 6 kilometer.
Fasilitas terminal hanya ada di
desa N dan CB, untuk desa PM tidak ada.
Fasilitas fisik lain yang dimiliki oleh desa PM, N
dan CB adalah sarana komunikasi berupa radio dan televisi.
Di PM terdapat 82 radio dan 9 6 televisi, sedangkan di Desa
N terdapat 1 5 5 radio dan 2 0 3 televisi serta di CB terdapat
4 5 0 radio dan 2 5 6 televisi.
Sarana komunikasi lain yang
tersedia yakni adanya Kantor Pos.
Namun demikian kebera-
daan Kantor Pos hanya di desa N, di desa lain belum ada.
Fasilitas kesehatan yang dimiliki adalah adanya Puskesmas.
Pada satu kecamatan, Puskesmas hanya ada satu
yang letaknya di desa PM, namun demikian pos kesehatan
sudah terdapat di setiap desa penelitian, masing-masing 1 0
pos kesehatan di Desa PM, 9 di desa N dan 9 di desa CB.
Fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh desa PM, N
dan CB masing-masing 6 SD di desa PM, 6 Madrasah dan 2
pesantren
sedangkan di
pesantren serta 2 SMP.
desa N
ada
2
Madrasah
dan 4
Di desa C B mempunyai 4 SD, 2
Madrasah dan satu pesantren.
Untuk desa-desa tersebut
fasilitas
Sekolah
pendidikan
untuk
Lanjutan
Atas
belum ada Lebih lanjut uraian diatas dapat dilihat pada
tabel 4.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa desa N
merupakan
fisik.
desa yang
paling
banyak mempunyai
fasilitas
Hal ini beralasan karena desa N merupakan ibukota
kecamatan
Tabel 4.
Fasilitas Sosial Ekonomi di desa Parakan
Muncang, Nanggung dan Curug Bitung, 1 9 9 0
Desa PM
Fasilitas
Transportasi
Mobil
Truk
Sepeda motor
Perekonomian
Pasar
, Warung dan toko
KUD
Kesehatan
Puskesmas
Komunikasi
Radio
Televisi
Kantor Pos
Pendidikan
SD
Madrasah
SMP
Pesantren
Sumber Data :
Desa N
-
Desa CB
7
61
1
107
79
15
-
10
1
25
1
1
1
-
1
-
-
1
82
96
-
155
203
1
450
256
6
6
2
4
2
2
-
2
4
1
-
-
Potensi Desa, 1 9 9 0
Keadaan Ekonomi
Lancarnya transportasi dan keberadaan lokasi desa PM
ynng
dekat
dengan
jalan
raya
kabupaten
memungkinkan
tingkat pekerjaan penduduk desa PM relatif tinggi sebagai
pedagang
.
Sedangkan untuk
desa
N , tingkat pekerjaan
penduduk relatif tinggi pada buruh tani dan petani.
ini diakibatkan adanya kondisi
alam yang
Hal
memungkinkan
untuk bertani dan adanya perkebunan, baik milik negara
maupun perkebunan,rakyat.
Di desa CB tingkat pekerjaan
penduduk terbesar sebagai buruh tani, ha1 tersebut terjadi
karena letak desa CB yang jauh dari kabupaten, sehingga
mernungkinkan
mahalnya
ongkos
transportasi.
Biaya
t r a n s p o r t a s i y a n g m a h a l menyebabkan p e n d u d u k e n g g a n u n t u k
mencari
pekerjaan
di
luar
desa,
sehingga
mereka
banyak
b e k e r j a s e b a g a i b u r u h t a n i , b a i k d i s a w a h , t e g a l a n maupun
di
perkebunan
rakyat.
penduduk d i d e s a - d e s a
T a b e l 5.
Lebih
jenis
lanjut
pekerjaan
s t u d i diterangkan pada t a b e l 5.
K o m p o s i s i Penduduk M e n u r u t J e n i s P e k e r j a a n
d i Desa P a r a k a n Muncang, Nanggung d a n Curug
B i t u n g Tahun 1 9 9 0
Jenis Pekerjaan
Desa PM
Jiwa
%
400
620
728
52
380
20
132
Petani Pemilik
Buruh T a n i
Pedagang
Pegawai N e g e r i
Buruh n o n T a n i
Pensiun
Lain-lain
Jumlah penduduk
Desa N
Jiwa
%
6.77
10.49
12.32
0.88
6.43
0.34
2.23
907
745
358
55
340
14
138
D e s a CB
Jiwa
%
16.51
13.56
6.52
1.00
6.19
0.25
2.51
1080
1330
144
48
1146
16
311
18.33
22.57
2.44
0.81
19.45
0.27
.5.28
Sumber: P o t e n s i D e s a , 1 9 9 0
Di
desa
PM
termasuk t i n g g i
Dihubungkan
penduduk
yang
mengalami
dibandingkan dengan
dengan
kondisi
buta
desa N
desa
yang
aksara
dan d e s a CB.
dekat
dengan
k a b u p a t e n , memungkinkan penduduk y a n g b e r p e n d i d i k a n r e n d a h
b e k e r j a s e b a g a i pedagang ( k e l u a r d e s a ) d a n buruh t a n i ( d i
dalam d e s a ) .
termasuk
tinggi.
memungkinkan
sebagai
buruh
penduduk
dengan
D i d e s a N penduduk
yang
Adanya
tani
tamat
perkebunan
tersebut
penduduk
dan
termasuk
jauh
dari
tamat
rakyat
bekerja
petani,
SD
l e t a k d e s a yang
yang
di
sedangkan
tinggi.
SD d a n SMP
dan
dalam
di
negara
desa
desa
CB
Dihubungkan
k a b u p a t e n d a n mahalnya
biaya
transportasi,
memungkinkan
penduduk
yaw!
berpendidikan rendah bekerja di dalam desa sebagai buruh
tani dan petani.
Lebih lanjut mengenai tingkat pendidikan
penduduk di ketiga desa penelitian dapat dilihat pada
tabel 6 .
Tabel 6 .
Jumlah
Penduduk Menurut
Tingkat
Pendidikan Pada Desa Parakan Muncang,
Nanggung dan Curug Bitung Tahun 1 9 9 0
-
Tingkat Pendidikan Desa PM
Jiwa
%
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat PT/Akademi
Buta Aksara
Sumber
Data :
91
20
10
0
632
1.54
0.34
0.17
0.00
10.69
Desa N
Jiwa
188
171
16
3
24
%
3.42
3.11
0.29
0.05
0.44
Desa CB
Jiwa
X
680
51
46
7
61
11.54
0.87
0.78
0.12
1.04
Potensi Desa 1 9 9 0
Berdasarkan
tabel
dan
keterangan
diatas
dapat
disimpulkan Sahwa rendahnya tingkat pendidikan penduduk di
desa PM, N dan CB telah mempengaruhi tingkat pekerjaannya,
yakni di sektor informal
Keadaan Penduduk
Kepadatan penduduk relatif tinggi di desa PM.
Dengan
luas desa 605 ha dihuni oleh 5 9 1 1 jiwa penduduk, sehingga
kepadatannya mencapai 9 7 7 per km2
.
Di desa N, luas desa
695 ha dengan jumlah penduduk 5495 jiwa, sehingga tingkat
kepadatan penduduknya 7 9 1 jiwa per km2 , sedangkan desa CB,
luas desa mencapai 1 4 0 0 ha dengan jumlah penduduk mencapai
5892 jiwa, berarti tingkat kepadatan penduduknya 4 2 1 jiwa
421
jiwa/km2.
Kepadatan relatif penduduk
di desa PM
diakibatkan penduduk cenderung memilih lokasi pemukiman
yang mendekati wilayah kabupaten.
Rasio jenis kelamin pada desa PM 104, berarti untuk
setiap 100 wanita ada 104 laki-laki.
Sedangkan rasio
jenis kelamin untuk desa N sebesar 103 dan desa CB sebesar
86.
Dari ketiga desa penelitian terlihat bahwa desa PM
mempunyai angka rasio tertinggi.
Sedangkan untuk rasio
beban tanggungan, di desa PM sebesar 113, berarti untuk
setiap
100
usia
produktif
mempunyai
sebesar 113 usia non produktif.
beban
tanggungan
Sedangkan rasio beban
tanggungan pada desa N sebesar 134 dan desa CB sebesar 99.
Dengan demikian
rasio beban
tanggungan
untuk desa N.
Lebih lanjut mengenai
relatif tinggi
jumlah penduduk
menurut jenis kelamin dan umur dapat dilihat pada tabel
lampiran 1.
Keadaan Sosial Budaya
Masyarakat merupakan orang-orang yang hidup bersama
dan mempunyai hubungan antar pribadi baik hubungan antara
kelompok
dengan
kelompok.
pribadi
maupun
antara
pribadi
Hubungan ini'disebut dengan interaksi sosial.
Interaksi sosial pada akhirnya dapat menimbulkan
kebudayaan.
kebudayaan
dengan
suatu
Dengan demikian tidak ada masyarakat tanpa
dan
tidak
ada
kebudayaan
tanpa
masyarakat
sebagai wadah dan pendukungnya (Soekanto, 1987).
Adapun
faktor-faktor sosial budaya antara lain agama, adat istiadat , kelembagaan, pendidikan dan gotong royong
.
Berkaitan dengan ha1 keagamaan, maka di desa PM, N
dan CB lebih dari 9 0 persen penduduknya beragama Islam.
Pengajian-pengajian selalu dilakukan secara rutin baik
oleh bapak-bapak, ibu-ibu maupun remaja.
Secara rinci
komposisi penduduk menurut agama yang dianut di ketiga
desa penelitian.dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Komposisi Penduduk Menurut Agama di Desa
Parakan Muncang, Nanggung dan Curug Bitung
Tahun 1 9 9 0
Agama
Jumlah penduduk
Desa N
Jiwa
%
Desa PM
%
Jiwa
Islam
5911
K. Protestan K. Katolik
Budha
Hindu
-
100.00
Jumlah
100.00
5911
-
5486
99.84
5891
99.98
1
0.02
100.00
5892
9
5495
%
0.16
-
-
-
Desa CB
Jiwa
-
-
-
100.00
Sumber: Potensi Desa. 1 9 9 0
Upacara
Keagamaan di
ketiga
desa penelitian sangat
penting artinya misalnya perayaan Maulid Nabi.
Adanya
upacara-upacara keagamaan dan pengajian-pengajian yang di
adakan mengakibatkan orang dapat berhubungan satu dengan
yang lain.
sebagai
Selain itu pengajian-pengajian dapat dijadikan
media
untuk
menyampaikan
penyuluhan, misalnya
tentang kesehatan, KB dan sebagainya.
PELAKSANAAN PENYALURAN KREDIT
Prosedur Penyaluran Kredit Pads Responden
Sumber dana KUM adalah berasal dari Asian Pacific
Development Center (APDC) dan Bank Indonesia (BI), yang
disalurkan
melalui
Lembaga
Pengembangan
Perbankan
Indonesia. Sedangkan pelaksana proyek KUM adalah Pusat
Sosial Ekonomi (PSE).
Pilot proyek ini dimulai pada tahun
1989.
Prosedur
penyaluran
kredit
pada
kelompok-kelompok
responden debitor yang diteliti pada umumnya