Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD

- sumber daya manusia yang terlatih, - cara pemberian obat kanker, dan - Pemantauan Kadar Obat dalam Darah PKOD. Pemantauan kadar obat dalam darah dilakukan untuk menginterpretasikan hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan dari apoteker kepada dokter. Tujuan pemantauan kadar obat dalam darah PKOD adalah: - mengetahui kadar obat dalam darah, dan - memberikan rekomendasi pada dokter yang merawat. Kegiatan yang dilakukan meliputi: - memisahkan serum dan plasma darah, - memeriksa kadar obat yang terdapat dalam plasma, dan - membuat rekomendasi kepada dokter berdasarkan hasil pemeriksaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam PKOD adalah: - alat therapeutic drug monitoringinstrument untuk mengukur kadar obat, dan - reagen sesuai obat yang diperiksa.

2.9 Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD

Central Sterilization Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unitdepartemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan dan sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan rumah sakit dalam merawat melakukan tindakan kepada pasien dalam kondisi steril. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur RSU. Universitas Sumatera Utara Latar belakang berdirinya CSSD di rumah sakit adalah: • besarnya angka kematian akibat infeksi nosokomial , • kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit, dan • merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit akan peran dan fungsi CSSD sangat penting. CSSD merupakan pusat pelayanan kebutuhan steril untuk seluruh unit-unit rumah sakit yang membutuhkan. Tujuan adanya CSSD di rumah sakit: - mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami penyortiran, pencucian dan sterilisasi yang sempurna, - memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit, dan - menyediakan dan menjamin kualitas sterilisasi produk yang dihasilkan. Menurut Depkes RI 2001, tugas utama CSSD di rumah sakit adalah : a. menyediakan peralatan medis untuk perawatan pasien b. melakukan proses sterilisasi alatbahan c. mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruang perawatan, kamar operasi, dan ruang lain yang membutuhkan d. berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman, efektif, dan bermutu e. mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan perawatan f. mempertahankan standar yang ditetapkan g. mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi, maupun sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu Universitas Sumatera Utara h. melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial i. memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi j. menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi CSSD baik yang bersifat intern dan ekstern. k. mengevaluasi hasil sterilisasi Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas 2 kelompok yaitu: a Sistem Titipan Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkannya kembali kepada ruangan yang bersangkutan dalam keadaan steril. Ruangan yang dilayani adalah klinik atau ruang perawatan yang membutuhkan. b Sistem Distribusi Memproses penyediaan kebutuhan alat atau perlengkapan bedah dimulai dari pencucian, pengeringan, pengepakan, sterilisasi, penyimpanan dan pendistribusian. Melayani kebutuhan alat bedah steril untuk ruangan IBS Instalasi Bedah Sentral, KBE Kamar Bedah Emergensi, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit. Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di CSSD dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: - alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan larutan Aniosyme lalu disikat dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat, Universitas Sumatera Utara - direndam dengan larutan first aid selama 30 menit, - dicuci dengan air bersih dan disikat sampai bersih, - direndam di ultrasonik dengan larutan saflon selama 30 menit, - dibilas di alat ultrasonik dengan air panas, - dikeringkan di alat ultrasonic, - alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi, - diberi tanda indikator paper, - sterilkan pada suhu 132 o - didistribusikan ke bagian yang membutuhkan. C selama 15 menit, dan Universitas Sumatera Utara

BAB III TINJAUAN KHUSUS RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN

3.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan didirikan pada tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Gementa Zieken Huis. Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih dan berganti nama menjadi Syuritsu Byusono Ince, sejak pada saat itu mengalami beberapa kali pergantian nama, pada tahun 1947 berubah nama menjadi Rumah Sakit Kota Medan, pada tahun 1950 berubah nama menjadi Rumah sakit Umum Pusat, kemudian pada tahun 1971 berubah lagi menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Medan, pada tahun 1979 berubah menjadi Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan Sejalan pelaksanaan otonomi daerah, Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi pada tanggal 27 Desember 2001 diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Medan dan berganti nama menjadi “Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan”. Pada tanggal 6 September 2002, status kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi ditetapkan menjadi Badan dan berganti nama menjadi “Badan Pelayanan Kesehatan RSU dr. Pirngadi Kota Medan”. sejak tanggal 4 Maret 2009 Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan. Dan selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 2011, status pelayanan di RSUD dr. Pirngadi Medan menjadi Badan Layanan Umum Daerah. Universitas Sumatera Utara