S KDSERANG PGPAUD 1206644 CHAPTER1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan awal bagi seorang anak dengan
bertujuan membantu anak untuk mengembangkan setiap bakat yang dimiliki. Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu pendidikan yang diperuntukan untuk anak
usia 0-6 tahun. Hal tersebut merupakan upaya strategis untuk menyiapkan generasi bangsa
yang berkualitas dalam rangka memasuki era globalisasi yang penuh dengan berbagai
tantangan. Dalam hal ini, sukses masa depan hanya dapat diciptakan dengan mempersiapkan
generasi sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah PAUD yang terpadu dan
berorientasi masa depan. Berbagai pengalaman di berbagai negara maju menunjukan bahwa
kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari pendidikannya, termasuk kualitas PAUD, sehingga
perhatian mereka terhadap satuan pendidikan usia dini sangat tinggi; tetapi pada sebagian
besar negara berkembang perhatiannya masih rendah. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan
akan pendidikan merupakan kebutuhan tingkat tinggi setelah kebutuhan-kebutuhan lainnya
terpenuhi.
Untuk mengembangkan kemampuan anak salah satunya kemampuan berbicara pendidik
bisa menggunakan metode Role Playing atau biasa yang kita kenal dengan bermain peran
yang merupakan suatu metode yang menyenangkan dan mengasyikan untuk diterapkan dalam
pembelajaran. Menurut Corsini (dalam tatiek 2001, hal 99) Role Playing adalah suatu alat
belajar


yang

mengembangkan

keterampilan-keterampilan

dan

pengertian-pengertian

mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel
dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya dan bermain peran atau Role Playing
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan selain itu metode ini juda dapat
meningkatkan kemampuan berbicara anak.
Dalam pasal 28c ayat 2 tertulis bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi seni dan budaya serta meningkatkan kualitas
hidupnya demi kesejahteraan umat manusia.
Anida Indah K, 2016

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA 5-6
TAHUN KELAS B DI PAUD AL-HUSNA KECAMATAN TUNJUNG-TEJA KABUPATEN SERANG-BANTEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berbicara dengan anak-anak membutuhkan pertukaran kata-kata/gagasan dan perasaan
diantara dua manusia. Komunikasi adalah apa yang kita katakan dan bagaimanakita
mengatakannya.
Menurut Thompkins (1991 hal,143) berbicara merupakan bahasa ekspresif yang
utama. Baik anak-anak maupuan orang dewasa lebih sering menggunakan bahasa lisan
daripada tulisan, dan anak-anak belajar berbicara sebelum belajar membaca dan menulis.
Ketika hal itu terpelihara sampai anak menginjak remaja, tentunya komunikasi yang
harmonis antara anak dan orang tua menjadi modal penting dalam membentuk kepribadian
anak. Upaya preventif agar tidak terjadi pergolakan adalah dengan menerapkan metode
bermain peran (Role Playing). Metode Role Playing dapat dilakukan oleh guru dan orang tua
baik dilakukan disekolah ataupun dirumah dengan cara yang asik dan menyenangkan.
Akan tetapi disekolah kami masih terdapat beberapa anak yang masih mengalami
hambatan dalam berbahasa lisan secara lancar, karena kurangnya penerapan metode Role
Playing dalam proses pembelajaran, sehingga anak masih terpaku dan diam tanpa suara
ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga anak mengalami keterlambatan dalam
berbicara. Maka dari itu peneliti menyarankan untuk digunakan atau diterapkannya metode

Role Playing semata-semata untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki anak salah

satunya meningkatkan kemampuan anak dalam hal berbicara mengeluarkan pendapatnya
secara sederhana.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa metode bermain itu memberi
sumbangan yang berarti bagi perkembangan belajar anak. Artinya tidak diragukan lagi bahwa
bermain peran dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran. Dengan demikian,
guru dapat menggunakannya sebagai metode dalam kegiataan pelaksaan program PAUD/Tk.
Berdasarkan paparan tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul :
Penerapan Metode Role Playing untuk meningkatkan kemampun berbicara anak di kelas B
Tk Al-husna. Dengan harapan setelah berlangsungnya penelitian ini, anak-anak mengalami
kemajuan dalam pembelajaran. Khususnya meningkatkan bahasa lisan disekolah.
B. Rumusan Masalah
Anida Indah K, 2016
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA 5-6
TAHUN KELAS B DI PAUD AL-HUSNA KECAMATAN TUNJUNG-TEJA KABUPATEN SERANG-BANTEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode Role-Playing dikelas B Tk Al-Husna ?
2. Bagaimana langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan metode Role-Playing
dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak?
3. Implikasi apa yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini untuk meningkatkan
kemampuan berbicara anak kelas B Tk Al-Husna?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
oleh peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah:
1.

Untuk mengetahui penerapan pembelajaran metode Role Playing di Tk Al-Husna.

2.

Untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa agar peserta didik berani
mengungkapkan sesuatu yang ada pada dirinya di Tk Al-Husna

3.


Untuk menigkatkan kemampuan pembelajaran pada metode bermain peran Role
Playing

D. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

Bagi peneliti
Menambah wawasan dalam hal menerapkan metode bermain Role Playing dan
menigkatkan kemampuan anak untuk berbicara atau mengungkapkan apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan oleh anak serta dapat mengetahui seberapa besar
tingkat keberhasilan yang peneliti lakukan.

Bagi Guru
Anida Indah K, 2016
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA 5-6
TAHUN KELAS B DI PAUD AL-HUSNA KECAMATAN TUNJUNG-TEJA KABUPATEN SERANG-BANTEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Dapat membantu dalam meningkatkan berbicara pada peserta didik dalam konsep
bermain peran Role Playing

b. Dapat membantu guru agar dalam menentukan pembelajaran yang kreatif yang
akan mmenunjang keberhasilan dalam hal pembelajaran dan dapat menarik
perhatian peserta didik agar tidak jenuh dan bosan ketika sedang berada dikelas.

Bagi siswa
Dari

hasil

penelitian

ini

siswa

diharapkan

memiliki

kemampuan


berbicara/komunikasi yang meningkat dan baik serta mampu dalam mengungkapkan
pendapatnya pada pembelajaran bermain peran Role playing

E. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian menurut surakhmad (dalam Endang. S 2008 hal,7) asumsi dasar atau
anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya
diterima oleh penyidik. Jadi asumsi penelitian dapat diartikan sebagai anggapan dasar
tentang suatu hal yang menjadi pedoman berfikir peneliti.
Asumsi yang mendasari penelitian ini adalah :
a. Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya
ada tujuan, aturan, dan endutainment (fogg, 2001). Selain itu role playing juga
seringkali

dimaksudkan sebagai

suatu bentuk aktivitas dimana

pelajar


membayangkan dirinya seolah-olah dirinya berada diluar kelas dan memainkan
peran orang lain.
b. Joan dan utami (1996) berpendapat bahwa bermain adalah suatu aktivitas yang
membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik pisik, intelektual, sosialemosial. Dengan demikian bermain merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan
Anida Indah K, 2016
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA 5-6
TAHUN KELAS B DI PAUD AL-HUSNA KECAMATAN TUNJUNG-TEJA KABUPATEN SERANG-BANTEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagi perkembangan anak dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk mengacu
perkembangan anak salah satunya perkembangan berbicara.
c. Kemampuan berbicara menurut Tarigan (2008:15) mengemukakan bahwa
berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan
anak yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak. Dan pada masa
tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berdasarkan bunyi-bunyi
(bahasa) yang didengarnya itulah kemudian manusia belajar mengungkapkan dan
akhirnya mampu berbicara dengan baik.
d. Menurut Hurlock (1980) berbicara merupakan sarana berkomunikasi. Untuk dapat
berkomunikasi dengan orang lain, individu harus mengerti apa yang dimaksudkan
oleh orang lain dan memiliki kemampuan mengomunisasikan pikiran dan

perasaan kepada orang lain.

Anida Indah K, 2016
PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA ANAK USIA 5-6
TAHUN KELAS B DI PAUD AL-HUSNA KECAMATAN TUNJUNG-TEJA KABUPATEN SERANG-BANTEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu