HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN STRES PADA SISWA SMP YANG MENGIKUTI KELAS AKSELERASI DI YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN STRES

PADA SISWA SMP YANG MENGIKUTI KELAS

AKSELERASI DI YOGYAKARTA

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  Oleh :

Citra Puspitasari

NIM : 059114024

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  “Orang yang tidak menghargai apa yang telah TUHAN beri, tidak pantas mendapatkan lebih dari apa yang dia miliki”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Persembahan Terbaik :

Untuk Bapak, Ibu dan untuk orang-orang terbaik yang

menjadikan karya ini menjadi hal terbaik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 22 Maret 2011 Penulis

  Citra Puspitasari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN STRES PADA SISWA

SMP YANG MENGIKUTI KELAS AKSELERASI DI YOGYAKARTA

Citra Puspitasari

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan stres pada siswa SMP yang mengikuti kelas akselerasi di Yogyakarta. Hipotesis yang diajukan untuk

penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan stres. Subjek penelitian

dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, berusia 12-14 tahun, dan terdaftar sebagai siswa

akselerasi. Alat pengumpul data adalah skala dukungan sosial dan skala stres. Pada skala

Dukungan sosial diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,937 dari 74 aitem da pada skala Stres

diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,904 dari 31 aitem. Data penelitian dianalisis

menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil uji asumsi menyatakan bahwa

sebaran data yang ada normal dan mempunyai korelasi linear. Koefisien korelasi yang

diperoleh adalah -0,448 dengan p = 0,07 atau p < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut, maka

hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara dukungan sosial dan stres pada siswa

SMP yang mengikuti kelas akselerasi di Yogyakarta diterima.

  Kata kunci : dukungan sosial, stres, akselerasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND STRESS TO

JUNIOR HIGH STUDENTS IN ACCELERATION CLASSES IN

YOGYAKARTA

Citra Puspitasari

  

ABSTRACT

This study aimed to determine the relation between social support and stress to junior

high students in acceleration classes in Yogyakarta. The hypothesis proposed in this study was

that there was a negative relation between social support and stress. The study was conducted

on 30 peoples, age 12-14 years old, who registered as students of acceleration. The instrument

that has been used to measures the correlation was social support scales and stress scales.

Reliability coefficient social support scales was 0,937 of 74 items and reliability coefficient

stress was 0,904 of 31 items. The data were analyzed using product moment correlation from

Pearson. The result of assumption was a normal curve with linear correlation. The coefficient

correlation was -0,448 with p = 0,07 or p < 0,05. According to these results, the hypothesis

that there was a negative relation between social support and stress to junior high students in

acceleration classes in Yogyakarta was accepted.

  Keywords : social support, stress, acceleration PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Citra Puspitasari Nomor Mahasiswa : 059114024

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN STRES PADA SISWA

SMP YANG MENGIKUTI KELAS AKSELERASI DI YOGYAKARTA

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal 22 Maret 2011

  Yang menyatakan Citra Puspitasari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya yang sederhana ini.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang terlibat yang memberikan bantuan berupa dorongan, arahan dan data yang penulis butuhkan mulai dari persiapan, tempat dan pelaksanaan penelitian sehingga tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan tulus ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sangat berperan dalam proses pengerjaan skripsi ini dan juga dalam kehidupan penulis :

  1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas kesempatan yang telah diberikan selama proses studi.

  2. Bapak Heri Widodo, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan selama proses penulisan skripsi ini.

  3. Ibu Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si. dan Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan akademik selama penulis menempuh studi.

  4. Ibu Titik Kristiyani dan Bapak C. Wijoyo Adinugroho selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan masukan pada hasil karya ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia membimbing serta membagikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang dapat menjadi pegangan bagi penulis.

  6. Para staf karyawan, Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gi’, Mas Muji, dan Mas Doni yang telah membantu memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  7. Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta beserta segenap karyawan yang membantu selama pelaksanaan penelitian.

  8. Teman-teman SMP di kelas akselerasi yang bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.

  9. Bapak, ibu dan mbak atas doa dan dukungannya yang tak terbatas.

  10. Mas Agus dan Mba ida atas segala kebaikan dan kebesaran hati yang tak terbalas.

  11. Shodiq Ardiansyah, untuk setiap mimpi, doa, waktu serta dukungan yang terucap maupun tak terucap.

  12. Untuk sahabat-sahabatku Alma, Lina, Ray, Sentya, Tiwi yang melengkapi cerita perjalanan persahabatan ini, terimakasih atas dukungan kalian.

  13. Untuk Sherly, Andien, Hayu, Yupha, Yani, Avi, Bondan, dan teman-teman bimbingan lainnya yang selalu berbagi ilmu dan waktunya selama ini.

  14. Terima kasih pula kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah membantu kelancaran penelitian dan penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran demi hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi yang membacanya.

  Yogyakarta, 22 Maret 2011 Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii HALAMAN MOTTO....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... vi ABSTRAK........................................................................................................ vii ABSTRACT...................................................................................................... viii PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH........................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI..................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR............................................................................. ........... xvii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ...............................................................

  1 B. Rumusan Masalah.........................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian................................................................. .........

  7 D. Manfaat Penelitian........................................................................

  8 BAB II. LANDASAN TEORI ..........................................................................

  9 A. Siswa SMP yang Mengikuti Kelas Akselerasi............................ ....

  9 1. Pengertian Remaja Awal.............................................................

  9 2. Perkembangan Sosioemosional Remaja Awal............................

  10 3. Siswa Akselerasi................................................................ .........

  11

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Stres..................................................................................... ............

  13 1. Pengertian Stres...........................................................................

  13 2. Gejala Stres...................................................................... ...........

  14 3. Sumber Stres.................................................................... ...........

  16 4. Faktor-Faktor yang Mengubah Pengalaman Stres................... ...

  17 5. Riset Terkait Stres............................................................. ..........

  18 C. Dukungan Sosial................................................................... ...........

  20 1. Pengertian Dukungan Sosial............................................... ........

  20 2. Jenis Dukungan Sosial..................................................... ...........

  20 3. Indikator Dukungan Sosial..........................................................

  22 4. Sumber Dukungan Sosial.................................................... ........

  22 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial............ ....

  23 D. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Stres............................ ....

  24 E. Hipotesis............................................................................. .............

  28 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

  29 A. Jenis Penelitian...................................................................... ..........

  29 B. Identifikasi Variabel Penelitian............................................. ..........

  29 C. Definisi Operasional Variabel-Variabel Penelitian...................... ...

  29 D. Subjek Penelitian................................................................... ..........

  30 E. Sampling............................................................................... ...........

  31 F. Metode dan Alat Pengambilan Data.......................................... ......

  31 G. Try out Terpakai................................................................ ..............

  35 H. Kredibilitas Alat Ukur............................................................ .........

  36 1. Estimasi Validitas........................................................................

  36 2. Estimasi Reliabilitas....................................................................

  36

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Seleksi Item....................................................................... .....

  36 I. Teknik Analisis Data.........................................................................

  37 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. ....

  38 A. Persiapan Penelitian.........................................................................

  38 B. Pelaksanaan Penelitian.....................................................................

  39 C. Data Demografi Subjek Penelitian............................................ ......

  40 D. Hasil Penelitian................................................................................

  41 E. Hasil Teknik Analisis Data....................................................... .......

  44 1. Uji Asumsi......................................................................... .........

  44 a. Uji Normalitas................................................................ ........

  44 b. Uji Linearitas..........................................................................

  45 2. Uji Hipotesis................................................................................

  46 3. Deskripsi Data Penelitian........................................................... .

  46 4. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Stres................... ..

  48 5. Sumbangan Jenis Dukungan Sosial Terhadap Stres................. ..

  49 F. Pembahasan......................................................................................

  50 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................

  53 A. Kesimpulan......................................................................................

  53 B. Saran..................................................................................... ...........

  53 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. .........

  54 LAMPIRAN.................................................................................. ....................

  57

  DAFTAR TABEL

  41 4.5 Blue Print Akhir Skala Dukungan Sosial.............................................

  48 4.12 Sumbangan Jenis Dukungan Sosial Terhadap Stres............................

  47 4.11 Hubungan Antara Jenis Dukungan Sosial dan Stres......................... ...

  46 4.10 Data Teoritis dan Data Empiris............................................................

  45 4.9 Hasil Uji Linearitas ..............................................................................

  44 4.8 Hasil Uji Normalitas ............................................................................

  43 4.7 Spesifikasi Akhir Item-item Skala Stres.......................................... ....

  42 4.6 Spesifikasi Akhir Item-item Skala Dukungan Sosial...........................

  41 4.4 Data Demografi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin..........

Tabel 3.1 Blue Print Skala Dukungan Sosial........................................................

  41 4.3 Data Demografi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia........................ .

  40 4.2 Data Demografi Subjek Penelitian Berdasarkan Kelas........................

  34 4.1 Data Demografi Subjek Penelitian Berdasarkan Sekolah................ ....

  34 3.5 Skor Jawaban Pernyataan Skala Stres...................................................

  33 3.4 Spesifikasi Item-item Skala Stres .........................................................

  33 3.3 Skor Jawaban Pernyataan Skala Dukungan Sosial ...............................

  32 3.2 Spesifikasi Item-item Skala Dukungan Sosial....................... ...............

  49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Dinamika Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Stres .....................

  27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu memiliki ‘potensi’ untuk mengalami stres. Ada banyak

  permasalahan hidup yang dapat menimbulkan stres, mulai dari hal-hal kecil sampai hal-hal yang berskala besar. Permasalahan sehari-hari atau yang sering dikenal dengan daily stress, dapat saja memicu seorang individu mengalami stres. Legault (2004) menyebutkan bahwa kata stres memiliki kekuatan menyeramkan yang dapat menghancurkan hidup seseorang. Hanya saja penilaian individu terhadap stres berbeda-beda, tergantung pada hasil pengalaman dan persepsinya terhadap situasi yang menjadi penyebab stres itu sendiri. Seringkali stres juga muncul karena adanya persepsi yang tidak akurat dari diskrepansi (ketidaksesuaian) antara tuntutan lingkungan dan sumber daya aktual yang dimiliki (Gusniarti, 2002).

  Stres dapat terjadi pada siapapun. Stres juga rentan dialami oleh para siswa menengah pertama yang tergolong sebagai remaja. Hal ini disebabkan karena siswa tengah memasuki tahapan masa remaja yang merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masa peralihan ini ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan baru dalam rangka mengekspresikan perasaan seksual (Santrock, 1995).

  Dengan kata lain, di usia ini remaja tengah sibuk dalam membina relasi dengan lingkungan sosialnya terutama teman – teman sebayanya. Seperti yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dikemukakan oleh Havighurst (dalam Hurlock, 1997) bahwa salah satu tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja adalah mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya pria maupun wanita. Remaja, lebih tepatnya remaja awal juga tengah mengalami kebingungan terhadap perubahan diri dan posisi mereka dalam kelompok sosial (Santrock, 2005). Di sisi lain, remaja juga memiliki tanggung jawab akademik. Kondisi inilah yang memicu adanya benturan-benturan dalam diri remaja yang jika tidak terselesaikan dengan baik dapat menimbulkan stres. Seseorang yang mengalami stres akan terganggu fungsi kehidupannya sehari-hari Hal ini dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas (Hawari, 2001).

  Stres juga dapat dialami para remaja yang tercatat sebagai siswa akselerasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriasari (dalam Assaat, 2007) di salah satu sekolah di Jakarta, menemukan bahwa para siswa berbakat yang mengikuti program akselerasi cenderung mengalami stres meskipun dalam tingkat yang sedang. Reni dalam artikelnya di sebuah Majalah Parents Guide Online (“Kelas Percepatan”, 2010) juga menambahkan bahwa siswa akselerasi cenderung akan mengalami peningkatan stres pada awal dan akhir program.

  Sejak awal, siswa yang berminat mengikuti program akselerasi harus memenuhi beberapa kualifikasi tertentu yang tergolong lebih sulit dibanding siswa kelas reguler. Berbeda dengan siswa reguler, siswa akselerasi harus melewati serangkaian persyaratan administratif mulai dari persyaratan akademis, psikologis sampai dengan persetujuan anak dan orang tua. Persyaratan tersebut dilakukan untuk menyeleksi siswa dengan harapan agar nantinya siswa tidak akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kesulitan beradaptasi dengan sistem belajar di kelas akselerasi yang lebih cepat.

  Persyaratan psikologis juga telah menjadi salah satu prasyarat wajib dalam menyeleksi calon siswa kelas akselerasi dengan harapan mengetahui kreativitas dan sejauh mana komitmen siswa terhadap tugas. Hanya saja pada kenyataannya, segala persyaratan yang ada kurang mendapat penanganan lebih dalam hal pemeliharaan psikologis siswa. Sekalipun siswa telah berhasil melewati serangkaian persyaratan, tidak berarti siswa akan berada dalam kondisi yang sama selama siswa menempuh pendidikan di kelas akselerasi.

  Departemen Pendidikan Nasional (2002) menjelaskan definisi program akselerasi sebagai salah satu program layanan pendidikan yang diberikan bagi siswa yang memiliki kecerdasan dan kemampuan luar biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan. Dengan kecerdasan siswa yang tergolong di atas rata-rata atau bahkan superior, siswa akselerasi dianggap mampu untuk menanggung tanggung jawab akademis yang lebih dibanding siswa lain. Mereka dituntut untuk selalu menunjukkan hasil belajar yang optimal dalam bidang akademik. Guru bahkan seringkali menuntut siswa untuk cepat mengerti dan menguasai bahan pelajaran yang diberikan. Belum lagi adanya penambahan tugas-tugas yang benar-benar menguras otak dan tenaga siswa. Lebih lanjut, siswa dituntut untuk memenuhi standar nilai yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Jika nilai yang diperoleh di bawah standar nilai yang telah ditetapkan, mereka tidak bisa meneruskan belajar di kelas akselerasi. Dengan kata lain, siswa tersebut dikembalikan ke kelas reguler. Besarnya tanggung jawab dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tuntutan yang diterima ini tentu saja dapat memicu munculnya stres pada siswa yang bersangkutan.

  Terlepas dari permasalahan seputar akademis, siswa akselerasi cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan sekitar. Dengan adanya dorongan bagi siswa berprestasi secara akademis, maka hal ini akan mengurangi waktu untuk aktivitas yang sesuai bagi usianya (Gunarsa, 2004). Lebih lanjut, Gunarsa mengungkapkan bahwa anak yang sangat berbakat dalam bidang akademis mengalami kesulitan sosial dan emosional dua kali lebih banyak daripada anak yang tidak berbakat. Sebagian besar siswa akselerasi mengalami kesulitan untuk meluangkan waktu di luar jam sekolah dengan berbagai alasan, seperti capek, banyak tugas dan lain-lain karena mereka harus mengikuti jadwal dan materi pelajaran yang padat dengan banyaknya tugas- tugas.

  Berbagai permasalahan yang muncul menimbulkan ketakutan dan ketidaknyamanan dalam diri siswa. Seperti pernyataan salah satu orang tua murid dalam suatu blog (“Kelas Akselerasi”, 2008), yang menyatakan bahwa dari 21 siswa akselerasi di sekolah tempat anaknya menuntut ilmu, hanya satu siswa yang berencana untuk kembali melanjutkan pendidikan di kelas akselerasi. Hal ini disebabkan karena para siswa merasa enggan untuk mengulangi situasi penuh tekanan selama berada di kelas akselerasi baik dalam bidang akademis maupun dalam bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Siswa mengaku bosan dengan pekerjaan rumah yang menumpuk dan kegiatan belajar yang terus menerus dimulai sejak pagi hingga sore hari, belum lagi les-les tambahan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  harus mereka terima. Padatnya materi pelajaran yang harus mereka terima tersebut semakin mengurangi waktu siswa untuk bermain sekaligus bersosialisasi dengan teman-teman sebaya mereka. Dengan sedikitnya waktu bagi para siswa untuk membaur dengan teman-teman sebayanya, siswa menjadi cenderung lebih suka menyendiri. Permasalahan lain yang muncul yakni siswa-siswi akselerasi tidak mendapat pengakuan sebagai teman satu angkatan oleh teman-teman yang masuk bersamaan ke sekolah tersebut dengan alasan waktu kelulusan mereka berbeda. Begitu pula dengan para siswa angkatan atas yang juga menolak mengakuinya dengan alasan para siswa-siswi akselerasi masih lebih kecil dibanding mereka.

  Lebih lanjut, pengakuan muncul dari salah satu wali murid yang dicantumkan dalam suatu blog (Permanasari, 2010). Beliau merasa kebingungan karena mendapati putrinya menangis ketakutan saat hendak memasuki jenjang sekolah menengah atas. Hal ini terjadi karena sang putri yang diketahui memiliki kecerdasan di atas rata-rata menyelesaikan masa pendidikan lebih cepat dibanding teman-teman sebayanya. Pendidikan di sekolah dasar yang seharusnya ditempuh selama enam tahun, dihemat menjadi lima tahun. Sekolah menengah pertama cukup dijalaninya selama dua tahun. Dengan penghematan waktu yang dilalui, ia berhasil lulus sekolah menengah pertama pada usia dua belas tahun. Ia mengaku merasa tertekan karena kelak harus belajar bersama siswa-siswi yang berusia jauh di atas dirinya.

  Oleh karena itu, siswa akselerasi membutuhkan lingkungan yang mampu menurunkan ketidaknyamanan dalam proses belajar sehingga mereka mampu mengikuti mata pelajaran dengan baik tanpa merasa tertekan dan stres. Apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mereka dihadapkan pada lingkungan sekitar yang tampak kurang mendukung dan kurang bersahabat maka akan sulit bagi para siswa untuk belajar dan beradaptasi dalam menangani perasaan-perasaan yang muncul akibat dari problematika sosial maupun akademis. Singkatnya, siswa sebagai remaja diharuskan untuk memusatkan diri pada kegiatan belajar sekaligus menjalankan tugas perkembangannya dalam bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.

  Terlepas dari permasalahan tersebut, stres dapat terjadi karena banyak faktor. Smet (1994) menyebutkan beberapa faktor di antaranya yakni variabel dalam kondisi individu, karakteristik kepribadian, variabel sosio-kognitif, dukungan sosial, dan strategi coping.

  Salah satu faktor yang mempengaruhi stres adalah dukungan sosial. Dukungan sosial merupakan sebuah cara untuk menunjukkan perasaan positif berupa kasih sayang, kepedulian dan penghargaan yang diperoleh seseorang.

  Gottlieb (dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi atau nasehat verbal atau non verbal, saran, bantuan nyata, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan individu di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Adanya dukungan sosial juga berperan penting dalam perkembangan dan penyesuaian diri untuk keberhasilan siswa selama duduk di bangku sekolah.

  Dukungan sosial dapat diberikan dalam berbagai bentuk, di antaranya dukungan emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental. Dukungan yang diterima, akan membuat individu merasa berharga, diterima, dan dicintai. Individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki pikiran yang lebih positif terhadap berbagai situasi sulit bila dibandingkan dengan individu yang memiliki dukungan sosial yang rendah. Sesuai konteksnya, siswa tidak akan merasa khawatir ketika menghadapi suatu masalah karena merasa memiliki orang-orang yang bersedia membantunya setiap saat. Dengan demikian, siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik tanpa merasa tertekan dan stres. Dengan keyakinan itu pula siswa dapat memusatkan diri pada kegiatan belajar sekaligus dapat menjalankan tugas perkembangannya dalam bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.

  Berdasarkan pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara dukungan sosial dan stres pada siswa SMP yang mengikuti kelas akselerasi di Yogyakarta.

  B. Rumusan Masalah

  Permasalahan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dan stres pada siswa SMP yang mengikuti kelas akselerasi di Yogyakarta.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dan stres pada siswa SMP yang mengikuti kelas akselerasi di Yogyakarta. Lebih lanjut, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat dukungan mana yang memberikan sumbangan terbesar pada stres siswa SMP akselerasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini antara lain :

  1. Secara Teoritik Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kepada masyarakat pada umumnya serta menambah khasanah ilmu psikologi khususnya masukan bagi ilmu psikologi sosial serta psikologi pendidikan.

  2. Secara Praktis

  a. Bagi Peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi, khususnya penelitian yang berhubungan dengan dukungan sosial dan stres.

  b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa SMP yang mengambil program akselerasi, yang merasa mengalami stres untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dengan mencari dukungan orang- orang di sekitarnya.

  c. Bagi Orang tua dan Guru Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru maupun orang tua dalam menangani anak-anaknya dengan memberikan dukungan untuk menghindari timbulnya stres selama duduk di kelas akselerasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Siswa SMP yang Mengikuti Kelas Akselerasi Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) tergolong ke dalam kategori remaja awal.

  1. Pengertian Remaja Awal Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Santrock (2003) mendefinisikan remaja sebagai periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan emosional.

  Menurut Hurlock (1997), istilah adolescence memiliki arti yang luas yaitu mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimulai saat anak matang secara seksual dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum.

  Menurut Monks, Knoer, & Haditono (1999), remaja adalah individu yang berusia 12-21 tahun yang sedang mengalami masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa dengan pembagian 12–15 tahun masa remaja awal, 15–18 tahun masa remaja madya, dan 18–21 tahun masa remaja akhir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa remaja awal adalah individu yang berusia 12-15 tahun yang sedang mengalami masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa.

  2. Perkembangan Sosioemosional Remaja Awal Pada masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa ini, remaja mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang dalam berbagai konteks sosial yang meliputi keluarga dan teman-teman sebaya, pacar, dan sekolah (Santrock, 2002). Pencarian identitas juga menjadi salah satu hal yang cukup menempati area sentral dalam perkembangan mereka.

  Permasalahan yang biasa terjadi pada remaja dalam keluarga yakni terkait masalah otonomi dan attachment antara remaja dengan orang tua.

  Hal ini disebabkan karena remaja tengah berusaha untuk dapat mengetahui sejauh mana otonomi dirinya. Monks dkk (2006) menambahkan bahwa pada masa ini, remaja secara umum mengalami dua macam gerak dalam perkembangan sosialnya yakni gerakan memisahkan diri dari orang tua dan gerakan menuju ke arah teman-teman sebayanya. Lebih lanjut Monks menjelaskan bahwa gerakan tersebut merupakan suatu reaksi terhadap status interim anak muda. Hal ini memunculkan diskrepansi yang besar antara “kedewasaan” jasmani dengan ikatan sosial dengan orang tua pada remaja.

  Pada masa remaja awal, kelompok teman sebaya dan hubungan sosal menjadi hal yang paling penting bagi remaja (Alanda dkk. 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Papalia (dalam Alanda dkk, 2007) juga menjelaskan bahwa intensitas dan pentingnya persahabatan, seperti menghabiskan waktu bersama teman- teman merupakan kemungkinan yang paling besar terjadi dalam masa remaja dibandingkan pada masa-masa kehidupan lainnya. Persahabatan yang erat membantu siswa SMP menghadapi tekanan-tekanan yang dihadapi pada masa remaja.

  Rosenblum & Lewis (dalam Santrock, 2005) menjelaskan secara lebih spesifik bahwa masa remaja awal merupakan masa ketika emosi remaja naik turun secara lebih sering. Remaja menjadi sering merajuk, tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya secara tepat, atau memproyeksikan perasaan tidak senang kepada orang lain. Perubahan emosi adalah pengalaman yang normal dialami oleh setiap siswa SMP dan bertambah ketika siswa merasa bingung terhadap perubahan diri mereka dan posisi mereka dalam kelompok sosial (Santrock, 2005). Santrock juga menyatakan bahwa perubahan emosi yang ekstrim pada masa remaja awal kemungkinan disebabkan oleh aktivitas hormonal, tetapi beberapa peneliti lain menyatakan bahwa pengaruh hormonal relatif lebih kecil dan menyatakan bahwa gejolak emosi yang terjadi pada remaja lebih karena disebabkan oleh adanya faktor stres lain yakni seperti stres, pola makan, aktivitas seksual, dan hubungan sosial (Santrock, 2005).

  3. Siswa Akselerasi Akselerasi merupakan salah satu program pendidikan yang ditujukan bagi para siswa-siswi berbakat dengan waktu yang lebih singkat dibanding

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  siswa-siswi lain. Colangelo (dalam Hawadi, 2004) menyebutkan bahwa istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service

  delivery ) dan kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai

  model pelayanan, pengertian akselerasi menunjuk pada masuk taman kanak-kanak atau perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas dan mengikuti pelajaran tertentu pada kelas yang lebih tinggi.

  Siswa yang tertarik mengikuti program akselerasi harus memenuhi beberapa kualifikasi tertentu yang tergolong lebih sulit dibanding siswa reguler seperti persyaratan akademis, psikologis, informasi data subjektif, kesehatan fisik, dan kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua. Pada persyaratan akademis, persyaratan diambil dari yang diperoleh dari skor rata-rata nilai Rapor, Nilai Ujian Nasional, serta Tes Kemampuan Akademis dengan nilai sekurang-kurangnya 8,00. Pada persyaratan Psikologis, hasil diperoleh dari pemeriksaan psikologis meliputi tes kemampuan intelektual umum, tes kreativitas, dan keterikatan pada tugas.

  Pada persyaratan informasi data subyektif, nominasi diperoleh dari diri sendiri (self nomination), teman sebaya (peer nomination), orangtua (parent nomination), dan guru (teacher nomination) sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri-ciri keberbakatan. Pada kesehatan fisik siswa ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari dokter dan persyaratan yang terakhir yakni ialah adanya kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dari prasyarat yang ada, siswa akselerasi juga harus memenuhi standar nilai yang ditetapkan oleh pihak sekolah selama mereka duduk di kelas akselerasi agar mereka bisa berhasil menyelesaikan pendidikan hingga tamat. Jika nilai yang diperoleh dibawah standar nilai yang telah ditetapkan, mereka tidak bisa meneruskan belajar di kelas akselerasi. Dengan kata lain, siswa tersebut dikembalikan ke kelas reguler.

  Terlepas dari persyaratan administratif tersebut, siswa akselerasi memiliki beberapa karakteristik menonjol yang menyertai sebagian besar siswa. Beberapa karakteristik tersebut di antaranya yakni memiliki dorongan berprestasi yang tinggi, perfeksionis, individualis serta memiliki kemampuan verbal yang tinggi (“Karakteristik”, 2010). Karakteristik yang mereka miliki ini menyebabkan anak-anak mengalami loncatan perkembangan, tidak sinkronnya perkembangan kognitif, emosional, dan fisik, cara berpikir yang berbeda dengan anak-anak lainnya, cara merasakan dunia yang berbeda (“Taklukan Anak”, 2004)

B. Stres

  1. Pengertian Stres Stres adalah sebuah kata sederhana yang tidak asing lagi diucapkan sehari-hari oleh setiap orang. Stres dialami oleh setiap individu tanpa memandang usia dan status sosial. Stres merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis (Chaplin, 1997). Dalam bukunya, Santrock (2003) menyebutkan bahwa stres adalah respon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  individu terhadap keadaan atau kejadian yang mengancam dan mengganggu kemampuannya untuk menangani.

  Sarafino (1990) juga menyatakan bahwa stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan, berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang. Stres muncul sebagai akibat dari adanya tuntutan yang melebihi kemampuan individu untuk memenuhinya. Seseorang yang tidak bisa memenuhi tuntutan kebutuhan, akan merasakan suatu kondisi ketegangan dalam diri. Ketegangan yang berlangsung lama dan tidak ada penyelesaian, akan berkembang menjadi stres.

  Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi individu yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungan, menyebabkan adanya suatu tekanan dan mempengaruhi aspek fisik, kognitif, emosi, dan perilaku.

  2. Gejala Stres Menurut Sarafino (1990) gejala stres dapat dibagi menjadi 2 aspek, yaitu: a. Aspek biologis berupa segala reaksi fisik terhadap stres. Gejala fisik yang dialami individu antara lain dapat berupa peningkatan detak jantung maupun nafas, sakit kepala, gangguan pencernaan, gangguan makan, gangguan kulit maupun produksi keringat yang berlebihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Aspek psikososial berupa segala reaksi psikis terhadap stres. Gejala psikis tersebut dikelompokkan menjadi 3 gejala, yakni: i. Gejala Kognisi

  Tingkat stres yang tinggi dapat mengganggu ingatan dan perhatian individu selama melakukan aktivitas kognitif. Bentuk dari gejala kognisi di antaranya yakni adanya gangguan daya ingat, perhatian, dan konsentrasi. ii. Gejala Emosi

  Emosi cenderung menyertai stres dan individu sering menggunakan keadaan emosi mereka untuk mengevaluasi stres.

  Proses penilaian individu terhadap stimuli yang diamati dapat mempengaruhi pengalaman stres dan emosinya. Hal ini tentu saja mengakibatkan adanya ketidakstabilan emosi dalam diri individu. Indidu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala seperti mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih dan depresi. iii. Gejala Perilaku Sosial Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain.

  Dalam beberapa situasi stres, seseorang dapat menjadi kurang sosialisasi maupun kurang perhatian serta menjadi lebih tidak bersahabat maupun kurang sensitif terhadap orang lain. Kondisi stres ini tentu saja dapat mempengaruhi perilaku individu sehari-hari yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  cenderung negatif sehingga dapat menimbulkan masalah dalam hubungan interpersonal.

  3. Sumber stres Sumber stres pada remaja menurut Needlman (2004) dibagi menjadi

  5, yaitu:

  a. Faktor biologi Adanya perubahan pada tubuh remaja membuat remaja cenderung menganggap bahwa setiap orang selalu memperhatikan mereka. Jerawat maupun hal-hal yang terkait dengan tubuh dapat menjadi sumber stres.

  Pada waktu yang sama remaja berkutat dalam kesibukan-kesibukan seputar sekolah, tugas-tugas sekaligus sosialisasi. Hal tersebut berbanding terbalik dengan meningkatnya kebutuhan biologis remaja untuk beristirahat (tidur). Hasilnya menunjukkan bahwa kurangnya waktu istirahat pada remaja juga merupakan salah satu sumber stres.

  b. Faktor keluarga Sebagian besar sumber stres pada remaja disebabkan oleh hubungan mereka dengan orang tua. Hal ini disebabkan karena setiap remaja harus berusaha untuk melewati perjuangan dalam waktu yang tidak sedikit untuk kebutuhan akan memiliki dan diperhatikan sekaligus kebutuhan akan kebebasan dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Faktor sekolah Tekanan akademik akan meningkat selama masa sekolah dan sekalipun orang tua mengetahui bahwa dibutuhkan perjuangan untuk dapat menghindari kegagalan. Hal ini bisa saja terjadi pada para siswa yang dianggap mampu secara akademis, yang merasakan tekanan terbesar.

  d. Faktor teman sebaya Stres yang disebabkan oleh teman sebaya cenderung meningkat selama masa sekolah menengah pertama. Remaja yang kurang diterima pada masa ini mengalami konsekuensi seperti isolasi, harga diri rendah, dan stres. Harga akan sebuah pengakuan dari lingkungan teman-teman sebaya membuat remaja terlibat dengan rokok, alcohol, dan obat-obatan terlarang. Untuk beberapa remaja, zat-zat tersebut mereka anggap berguna untuk membantu meringankan stres.

  e. Faktor lingkungan sosial Remaja pada umumnya belum memiliki lingkungan sosial yang luas.

  Pada waktu yang sama, banyak remaja mengetahui bahwa mereka mewarisi segala permasalahan yang lebih luas seperti perang, polusi, pemanasan global, serta ketidakjelasan ekonomi yang menjadi sumber stres.

  4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Smet (1994) mengungkapkan beberapa faktor yang dapat mengubah dampak stressor bagi individu, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  a. Variabel dalam kondisi individu meliputi umur, tahap kehidupan, jenis kelamin, temperamen, faktor-faktor genetik, inteligensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi, kondisi fisik

  b. Karakteristik kepribadian meliputi introvert-ekstravert, stabilitas emosi secara umum, tipe A, kepribadian hardiness, locus of control, kekebalan, ketahanan

  c. Variabel sosial-kognitif: dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, kontrol pribadi yang dirasakan d. Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial e. Strategi coping

  5. Riset Terkait Stres Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Indriasari (dalam

  Assaat, 2007) di salah satu sekolah di Jakarta, ditemukan bahwa para siswa berbakat yang mengikuti program akselerasi cenderung mengalami stres meskipun dalam tingkat yang sedang. Selain itu, ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa reaksi stres muncul pada anak usia sekolah karena adanya tuntutan-tuntutan yang berhubungan dengan kegiatan- kegiatan yang padat dan membutuhkan banyak waktu. Iswinarti dan Haditono (1999) menyatakan bahwa korelasi negatif antara tingkat stres dan prestasi akademik disebabkan karena kemungkinan pada tahap perkembangannya anak belum mampu mengelola stresnya seperti orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dewasa sehingga stres yang dialami dapat menyebabkan prestasi belajar menurun.

  Dalam penelitiannya, Assaat (2007) menyatakan bahwa persepsi siswa terhadap program akselerasi dengan stres di bidang akademis memiliki korelasi negatif. Korelasi tersebut menunjukkan bahwa semakin baik persepsi siswa terhadap pelaksanaan program akselerasi, semakin rendah stresnya di bidang akademis. Sebaliknya jika semakin buruk persepsi siswa terhadap pelaksanaan program akselerasi, semakin tinggi stres di bidang akademis yang dialaminya.