Hubungan pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru : studi kasus pada guru-guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN

PENGALAMAN KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU

(Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus

Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh :

WIJANARKO ANDREYANTO

  

NIM : 021 334 120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

Semua Yang Kasat Mata Bisa Kita Raih dan Lalui

Sesulit Apapun Itu Dengan Usaha Keras Di Iringi Doa

  Skripsi ini kupersembahkan untuk : Allah SWT dan junjunganku Nabi Muhammad SAW Bapak, Ibu, Adikku and My Love Yentri Penulis sendiri Wijanarko Andreyanto Sahabat – sahabatku & Teman-teman PAK angkatan 2002 Dan Semua orang yang kucintai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN PENGALAMAN

KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU

Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus

Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul

  

Wijanarko Andreyanto

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru; (2) ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru; (3) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul sebanyak 183 guru. Sampel penelitian ini sebanyak 101 guru. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah analisis korelasi sederhana dan analisis korelasi ganda.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru (r = 0,404 , p = 0,000 < α =0,05); (2) hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru (r = 0,278, p = 0,005 < α =0,05); (3) ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru (r = 0,499, p = 0,000 <

  α =0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PRINCIPAL SCHOOL LEADERSHIP

AND WORKING EXPERIENCES AND WORKING ETHOS OF

TEACHER

A Case Study on Teachers of 2 State Senior High School Wonosari,

Dominikus Senior High School Wonosari and Muhammadiyah Senior High

  

School Wonosari Gunungkidul

Wijanarko Andreyanto

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2008

  This research is aimed to know whether: (1) there is a positive correlation between school principal leadership and working ethos of teacher; (2) there is a positive correlation between working experiences and work ethos of teacher; (3) there is a positive correlation between school principal leadership and working experiences and working ethos of teacher.

  This research was conducted in 2 State Senior High School Wonosari, Dominikus Senior High School Wonosari, and Muhammadiyah Senior High School Wonosari Gunungkidul. The populations in this research were 183 teachers of Senior High Schools in Wonosari Gunungkidul. The samples are 101 teachers. Sample pulling technique is purposive sampling. Data collecting techniques which is used are documentation and questionnaire. Data analysis techniques is simple correlation analysis and double correlation analysis.

  The result of the analysis showed that: (1) there is a positive correlation between school principal leadership and working ethos of teacher (r = 0,404 , p = 0,000 <

  α = 0,05); (2) there is a positive correlation between working experiences and work ethos of teacher (r = 0,278, p = 0,005 < α = 0,05); (3) there is a positive correlation between school principal leadership and working experiences and working ethos of teacher (r = 0,499, p = 0,000<

  α = 0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

WIJANARKO ANDREYANTO

  Nama : NIM : 021 334 120

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN

PENGALAMAN KERJA DENGAN ETOS KERJA GURU (Studi Kasus pada Guru-Guru SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari Gunungkidul)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 17 November 2008

  WIJANARKO ANDREYANTO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Segala puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Esa Allah SWT atas berkah rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Hubungan Pembinaan Kepala

  Sekolah dan Pengalaman Kerja Dengan Etos Kerja Guru”.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengantar Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa tanpa adanya suatu usaha yang maksimal, bimbingan serta bantuan berupa moril, materiil, maupun pemberian kesempatan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang senantiasa dengan penuh kerelaan, kesabaran dan ketekunan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. selaku dosen tamu yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberikan masukan dan saran kepada penulis.

  6. Ibu B.Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku dosen tamu yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberikan masukan dan saran kepada penulis.

  7. Bapak dan Ibu kepala sekolah SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari yang telah membantu dan mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah.

  8. Bapak dan Ibu guru di sekolah SMA Negeri 2 Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari, yang telah rela menjadi subjek penelitian ini dengan mengisi kuesioner penelitian yang diedarkan.

  9. Kedua orang tuaku Bapak Suwadiyono dan Ibu Sri Yulianti, S.Pd serta adikku Bowo yang selalu dan senantiasa memberikan dorongan, semangat dan doa kepada penulis dalam meraih cita,

  10. My Love Yentri tercinta yang selalu memotivasi dan selalu membantu aku dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kesabaran, perhatian, cinta dan ketulusan hati dalam menemani saat suka maupun duka.” Bersama kita raih cita n kebahagian bersama… we can do it My Dear.. “

  11. Bapak Sunardjo dan Ibu Sri Yanti, terimakasih atas segala dorongan, bantuan, serta bimbingan selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas kecil ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  12. Kakak terbaikku Ms Agung, thanks atas dukungan, ceramah, caci maki juga bantuan selama ini… Akhirnya bisa Lulus juga ak bro…!!

  13. Semua kakak ku juga adik ku di Jakal ( Mbak Tari, Mawan, Sigit, Ms Rinto, Ms Gandung, Ms Nanang ). Matur nuhun atas kebersamaanya selama ini.

  14. Keluarga Berbah, Bapak dan Ibu Mursidi, Mbak Etik, Mbak Nining yang telah membantu, memotivasi, dan menerima penulis masuk ke dalam bagian keluarga.. Kebahagian terbesar bisa masuk in My Second Home In Jogja.

  15. Adekku Ima yang cantik yang telah memberikan dorongan buat penulis selama ini.. makasih ya ! Cepat lulus ya dik..

  16. Thomas & Banu yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dukungan moril kepada penulis..makasih banget pokoknya. !!

  17. Temen – temen PAK C angkatan 2002 makasih atas kebersamaan kita selama ini di kampus seribu jendela. I Misss You All

  18. Polvo Community ( Andit, Akris, Aan, Gusur, Pak Ichan, Fandi, Ucok Baba, Toriq, Jefri, Rendi juga new member Kentung).. Tetap kompak selalu guys..!!

  19. Supra AB 4690 ND yang telah setia sekian lama membawa dan menemaniku kesana-kesini dalam meraih cita-cita.

  20. Semua pihak yang tidak tercantum namanya disini, namun telah banyak berjasa bagi penulis.

  Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan saudara-saudari dengan berkatnya yang melimpah.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, sehingga kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini sangat kami harapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ahirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

  Yogyakarta,

  23 Oktober 2008 Penulis

  Wijanarko Andreyanto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 23 Oktober 2008 Penulis

  Wijanarko Andreyanto

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Hal

  HALAMAN JUDUL . ........................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ............................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iii

PERSEMBAHAN............................................................................... iv

ABSTRAK. ....................................................................................... v

ABSTRACT . ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR........................................................................ Vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ........................................... xi

DAFTAR ISI. .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN

  1 A. Latar Belakang Masalah........................................................

  5 B. Batasan Masalah. ..................................................................

  5 C. Rumusan Masalah. ................................................................

  5 D. Tujuan Penelitian. .................................................................

  6 E. Manfaat Penelitian. ............................................................ ..

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  7 A. Pengertian dan Persepsi Tentang Etos Kerja. .......................

  7 1. Pengertian Etos Kerja......................................................

  2. Persepsi Etos Kerja . ....................................................... 9

  B. Pengalaman Kerja. ................................................................ 10

  C. Pembinaan ............................................................................

  28 G. Teknik Pengujian Instrumen .................................................

  52 C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................

  48 3. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ..................

  44 2. Pengujian Hipotesis ........................................................

  44 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data. .................................

  42 B. Analisis Data ........................................................................

  40 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data .......................................................................

  38 B. Deskripsi Responden.............................................................

  33 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Jumlah Sekolah dan Guru-Guru............................................

  28 H. Teknik Analisis Data….........................................................

  24 E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukurannya . 25 F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................

  11

  23 D. Populasi dan Sampel . ...........................................................

  23 C. Subyek dan Obyek Penelitian . .............................................

  23 B. Tempat dan Waktu Penelitian . .............................................

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .....................................................................

  19 E. Hipotesis ............................................................................... 22

  16 D. Kerangka Berfikir . ...............................................................

  15 4. Pembinaan yang Dilakukan Kepala Sekolah .................

  2. Tujuan dan Macam Pembinaan ...................................... 13 3. Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan ........................

  1. Pengertian Pembinaan .................................................... 11

  53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

  61 A. Kesimpulan ...........................................................................

  61 B. Keterbatasan penelitian .........................................................

  62 C. Saran......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................... 65 Lampiran 2. Data Hasil Penelitian .................................................................. 72 Lampiran 3.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas................................................. 84 Lampiran 4.Uji Normalitas dan Uji Linieritas ................................................ 87 Lampiran 5.Pengujian Hipotesis ..................................................................... 90 Lampiran 6.Perhitungan PAP II dan Tabel Statistik....................................... 97

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Kisi-kisi Variabel Pembinaan Kepala Sekolah ................................. 25 Tabel 2. Skor Item Variabel Pembinaan Kepala Sekolah ............................... 26 Tabel 3. Kisi-kisi Variabel Etos Kerja Guru................................................... 27 Tabel 4. Skor Item Variabel Etos Kerja Guru................................................. 27 Tabel 5. Hasil uji Validitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah.................. 30 Tabel 6. Hasil Uji Validitas Variabel Etos Kerja guru.................................... 31 Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ......................................... 32 Tabel 8. Daftar SMA Negeri/Swasta di Kecamatan Wonosari....................... 39 Tabel 9. Daftar Guru Menurut Status Kepegawaian....................................... 39 Tabel 10. Deskripsi Responden 3 SMA.......................................................... 40 Tabel 11. Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin ................................ 40 Tabel 12. Deskripsi Responden Menurut Pendidikan..................................... 41 Tabel 13. PAP Tipe II Variabel Pembinaan Kepala Sekolah.......................... 42 Tabel 14. PAP Tipe II Variabel Pengalaman Kerja ........................................ 43 Tabel 15. PAP Tipe II Variabel Etos Kerja Guru ........................................... 43 Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Variabel Pembinaan Kepala Sekolah............ 44 Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Variabel Pengalaman Kerja .......................... 45 Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Variabel Etos Kerja Guru ............................. 46 Tabel 19. Hasil Uji Linieritas Variabel Penelitian .......................................... 47 Tabel 20. Hasil Uji Hipotesis I........................................................................ 48 Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis II ...................................................................... 50 Tabel 22. Hasil Uji Hipotesis III ..................................................................... 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi atau era keterbukaan, sumber daya manusia

  sangat berperan terhadap keberhasilan organisasi dalam berkompetisi dengan organisasi lainnya. Sumber daya manusia karenanya harus memiliki kualitas yang memadai. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksud adalah ukuran kualitatif seseorang dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, ketrampilan dan nilai-nilai tertentu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan menduduki peranan yang penting.

  Kemajuan ilmu dan teknologi sangat pesat mendorong arus informasi semakin deras dan membuat dunia seakan-akan menjadi semakin sempit.

  Kemajuan tersebut memberi dampak pada semua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Bidang pendidikan harus berbenah diri agar tidak ketinggalan jaman. Sejalan dengan hal ini, para ahli pendidikan sudah mulai mengadakan penyempurnaan dalam berbagai aspek pendidikan. Sistem kelembagaan, penyelenggaraan, kurikulum, model belajar dan mengajar, serta kegiatan peserta didik terus dikembangkan agar menjadi lebih relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini.

  Sulamun (1995:3), menyatakan bahwa tujuan dan sasaran dalam pendidikan dapat menumbuhkan sikap kemandirian dalam diri manusia, melalui peningkatan peran serta, efisiensi dan produktifitas dari seluruh anggota sekolah. Untuk menumbuhkan sikap mandiri diperlukan kualitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sumber daya manusia yang dapat dipertanggungjawabkan dalam bidang ketenagakerjaan. Dengan adanya sumber daya yang berkualitas ini diharapkan dapat tercipta etos kerja pada setiap individu, baik langsung maupun tidak langsung yang terlihat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Melihat hal ini, maka penting bagi guru untuk memiliki etos kerja yang mendalam, sehingga mereka dapat memaknai pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting.

  Pemaknaan yang mendalam terhadap kerja akan membuat mereka sungguh- sungguh dalam menjalankan pekerjaannya. Etos kerja guru sama dengan semangat kerja yang ditunjukkan guru dalam menggeluti profesinya, baik dalam kelas maupun kehidupan masyarakat. Banyak fakta menunjukkan bahwa semangat kerja guru cukup tinggi, disiplin, teguh, dan jujur meskipun mereka memperoleh gaji yang kecil. Pengabdian guru seperti itu memperlihatkan bahwa mereka masih tetap memiliki etos kerja yang dapat diandalkan.

  Menurut Harsanto (1989:4), ada banyak guru sekedar menyandang gelar guru tetapi lemah dalam hal disiplin, kejujuran, dan sikap hormat- menghormati sesama guru atau siswa. Kondisi seperti ini sebenarnya sudah lama terjadi. Menurut Surakhmad (1981:13), kondisi-kondisi buruk yang mewarnai pendidikan kita tersebut perlu dipecahkan dengan segera. Kondisi buruk yang dimaksud adalah disiplin tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dan tidak terbukanya mental pendidik untuk menerima hal-hal baru, dan merintis jalan yang tergolong revolusioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Untuk memperbaiki dan menciptakan etos kerja yang tinggi pada guru dapat dilakukan dengan pembinaan. Pembinaan yang dilakukan terhadap guru- guru menurut Sahertian (1982:32) adalah usaha untuk membantu guru-guru melihat dengan jelas kaitan antara tujuan-tujuan pendidikan, agar lebih mampu membimbing pengalaman murid-murid, menggunakan berbagai sumber dan media belajar, menerapkan metode dan teknik mengajar yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, menganalisis kesulitan-kesulitan belajar dan kebutuhan belajar murid-murid, serta menilai proses belajar dan hasil belajar murid.

  Kepala sekolah harus melakukan kegiatan supervisi secara kontinu dan baik terhadap proses aktivitas belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan guru adalah orang yang berhadapan langsung dengan siswa dan sekaligus menjadi penentu baik-buruknya hasil belajar. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk melaksanakan pembinaan kepada guru-guru. Dengan pembinaan yang direncanakan secara mantap dan dilaksanakan secara tertib dan kontinyu maka pelaksanaan proses belajar akan mencapai hasil optimal. Semakin sering kepala sekolah melaksanakan supervisi terhadap guru, semakin baik pula kondisi dan hasil belajar mengajar di sekolah itu. Dan jika guru-guru mendapatkan pembinaan yang baik akan memiliki semangat kerja dan etos kerja guru akan semakin baik juga kuat sehingga guru dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memberikan pengajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam bekerja, guru akan memperoleh tambahan pengetahuan, dan ketrampilan dalam bidang pekerjaannya. Intensitas pengalaman kerja hanya ditentukan oleh berbagai faktor misalnya masa kerja, pengalaman kerja, keterampilan serta relevansi pekerjaan yang pernah dilakukannya. Seseorang yang memiliki masa kerja lama sebagai karyawan dan pernah mengikuti program pada bidang tersebut secara normal akan memiliki intensitas pengalaman kerja lebih banyak dari pada karyawan yang hanya memiliki masa kerja sedikit. Waktu, jenis pekerjaan, masa kerja, ketrampilan dan pengalaman kerja sangat berperanan karena ketrampilan yang dikerjakan berulang-ulang akan menjadi gerakan otomatis/kebiasaan, tetapi kalau keterampilan tersebut lama tidak dipergunakan maka keterampilan tersebut akan menurun sampai tingkat yang paling minimal. Semakin lama seorang guru dalam menjalankan tugas maka semakin baik pula etos kerja guru. Guru akan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam mengajar sehingga akan berusaha untuk meningkatkan kualitas pengajaran didalam kelas. Kerja keras, disiplin, jujur dan tanggung jawab akan terbentuk dalam diri seorang guru.

  Bertitik tolak dari uraian di atas, maka pada penelitian ini peneliti mencoba melihat sejauh mana hubungan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru-guru. Berdasarkan latar belakang inilah maka peneliti mengambil judul “Hubungan Pembinaan

  

Kepala Sekolah dan Pengalaman Kerja Dengan Etos Kerja Guru ”.

  Penelitian ini merupakan studi kasus pada guru-guru SMA Negeri 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Wonosari, SMA Dominikus Wonosari dan SMA Muhammadiyah Wonosari di Kabupaten Gunungkidul.

  B. Batasan Masalah

  Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan yang dapat dilihat dari etos kerja guru-guru tersebut, ada banyak faktor yang berhubungan dengan etos kerka guru. Penelitian ini menfokuskan pada pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja.

  C. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru ?

2. Apakah ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru ?

  3. Apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru ?

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :

1 Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dengan etos kerja guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pengalaman kerja dengan etos kerja guru.

  3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja dengan etos kerja guru.

E. Manfaat Penelitian

1 Bagi ilmu pengetahuan

  1) Untuk memperluas atau memperkaya pengembangan dan pengukuran pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja terhadap etos kerja guru dalam konteks persekolahan. 2) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

  2. Bagi kepala sekolah dan guru Untuk memberikan gambaran yang kongkrit mengenai hubungan pembinaan kepala sekolah dan pengalaman kerja terhadap etos kerja guru sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan

  3. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah referensi tentang pendidikan mengenai pembinaan kepala sekolah, pengalaman kerja terhadap etos kerja guru di perpustakaan Universitas khususnya bagi mahasiswa FKIP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Persepsi Tentang Etos Kerja

1. Pengertian Etos Kerja

  Etos kerja berasal dari bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap, serta persepsi terhadap nilai kerja (Tasmara, 1995:25). Menurut pendapat Hornby seperti yang dikutip dalam karya Sugiarto (1999:7), etos sebagai “characteristic of community or of culture,

  code of values by which a group or society life”. Jadi etos menunjukkan

  ciri-ciri, pandangan, kepercayaan yang menandai suatu kelompok (Harifa, 1994: 4).

  Menurut Anoraga (2001:29), etos kerja adalah pandangan dan sikap suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja. Pandangan dan sikap tersebut melihat kerja sebagai sesuatu yang luhur bagi eksistensi manusia, maka etos kerjanya akan mendalam, sehingga orang akan sungguh- sungguh dalam bekerja. Sebaliknya bila pandangan dan sikap tersebut melihat kerja sebagai sesuatu yang tidak bernilai, apalagi kalau sama sekali tidak memiliki pandangan dan sikap terhadap kerja, maka etos kerjanya kurang mendalam. Orang akan seenaknya saja dalam bekerja.

  Dorongan atau motivasi sangat perlu untuk menumbuhkan pandangan dan sikap yang positif terhadap kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Batubara (1989:35), mengatakan bahwa etos kerja adalah jiwa dan semangat kerja, yang dipengaruhi oleh cara pandang terhadap pekerjaan.

  Cara pandang erat kaitannya dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang serta dianut oleh seseorang. Secara atributif etos kerja dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) (Batubara, 1989:36) :

  a. Etos kerja ekonomis Etos kerja yang dilandasi oleh cara pandang bahwa bekerja adalah sarana untuk mencari nafkah semata-mata. Pada etos kerja ekonomi ini, besar kecilnya penghasilan sangat mempengaruhi motivasi kerja seseorang.

  b. Etos kerja sosial Etos kerja yang dilandasi oleh cara pandang bahwa bekerja bukan sekedar untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk mengembangkan diri, serta mangabdikan pada masyarakat dan bangsa.

  c. Etos kerja filosofis Etos kerja yang dilandasi tidak hanya oleh nilai-nilai ekonomi dan sosial dari pekerjaan, tetap juga oleh nilai-nilai filosofis. Bekerja tidak hanya sebagai sarana mencari nafkah atau mengembangkan diri dan mengabdi pada masyarakat, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Etos kerja filosofis merupakan suatu atribut pemaknaan yang paling mendalam terhadap kerja.

  Menurut Batubara (1989:28), etos kerja yang hanya dilandasi nilai sosial dan filosofis, biasanya rawan dalam hal disiplin kerja. Sebaliknya jika hanya dilandasi oleh alasan ekonomi, maka manusia akan menjadi

  

”homo economicus”. Akibatnya kontrol sosial dan spiritual dalam diri

  seseorang akan menjadi lemah. Unsur-unsur kemanusiaan, dedikasi, dan loyalitas kepada masyarakat, bangsa, dan negara menjadi nomor dua dalam bekerja. Jadi motivasi kerja akan menentukan tinggi rendahnya etos kerja seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Persepsi tentang Etos Kerja

  Etos kerja merupakan suatu etik atau penuntun dalam bekerja, maksudnya suatu penuntun untuk melakukan pekerjaan atau bekerja dengan baik. Menurut Ancok seperti yang dikutip oleh Sulamun (1995:60), rendahnya etos kerja erat kaitannya dengan etik kerja, maksudnya orang yang etos kerjanya jelek biasanya orang itu tidak mempunyai etos kerja. Ini menunjukan bahwa etik ini merupakan suatu penuntun orang untuk memiliki etos kerja yang baik, orang yang memiliki etos kerja yang baik berarti orang tersebut dapat melakukan pekerjaan atau bekerja dengan baik.

  Menurut Geerzt dalam Sulamun etos merupakan landasan atau menjadi watak dasar dalam perilaku setiap individu dan lingkungan sekitarnya, yang terpancang dalam kehidupan masyarakat (Sulamun, 1995: 60). Karena etos kerja ini menjadi landasan bagi kehidupan manusia, maka etos ini juga berhubungan dengan aspek evaluatif yang bersifat menilai dalam kehidupan masyarakat (Abdullah, 1979: 3). Dalam kaitannya dengan pernyataan di atas, etos kerja yang baik adalah etos kerja yang dilandasi oleh etik-etik yang bernilai baik. Orang yang sudah dilandasi oleh etik-etik baik ini biasanya mereka dapat bekerja dengan baik. Bekerja yang baik adalah bekerja yang dilakukan secara jujur, disiplin mau kerja keras, rajin dan tekun.

  Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa etos kerja yang harus dimiliki seorang pekerja menyangkut beberapa unsur yaitu: bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  keras, disiplin, jujur dan bertanggung jawab, rajin, dan tekun, serta menggunakan waktu secara tepat. Semua unsur tersebut sangat penting karena guru harus dapat memberikan teladan untuk bekerja yang baik, agar dapat ditiru oleh anak didiknya.

B. Pengalaman Kerja.

  Pengalaman kerja merupakan rangkuman dari pemahaman seseorang terhadap apa yang dialaminya dalam bekerja, sehingga apa yang dialaminya tersebut telah dikuasainya. Dalam bekerja seseorang menemukan hal-hal baru dan dapat dipahaminya, maka seseorang memperoleh pengalaman kerja baru.

  Arti kata “pengalaman” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwodarminto, 1976: 202) adalah “barang yang telah dirasa, diketahui, dan dikerjakan “ yang berasal dari kata “alam” berarti lebih mengetahui atau tahu benar. Sedangkan menurut Webster Dictionary maka pengalaman dapat berarti pengetahuan atau ketrampilan atau partisipasi langsung dalam suatu peristiwa.

  Dengan demikian pengalaman kerja dapat diartikan segala pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui pengamatan atau partisipasi langsung selama bekerja.

  Dalam bekerja, seorang guru akan memperoleh tambahan pengetahuan, dan ketrampilan dalam bidang pekerjaanya. Intensitas pengalaman kerja hanya ditentukan oleh berbagai faktor misalnya masa kerja, pengalaman kerja, keterampilan serta relevansi pekerjaan yang pernah dilakukannya. Seseorang yang memiliki masa kerja lama sebagai karyawan dan pernah mengikuti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  program pada bidang tersebut secara normal akan memiliki intensitas pengalaman kerja lebih banyak dari pada karyawan yang hanya memiliki masa kerja sedikit. Waktu, jenis pekerjaan, masa kerja, ketrampilan dan pengalaman kerja sangat berperanan karena ketrampilan yang dikerjakan berulang-ulang akan menjadi gerakan otomatis / kebiasaan, tetapi kalau ketrampilan tersebut lama tidak dipergunakan maka keterampilan tersebut akan menurun sampai tingkat yang paling minimal.

  Martoyo (1992:99) mengungkapkan bahwa manfaat pengalaman kerja adalah sebagai berikut:

  1. Dengan pengalaman kerja seseorang akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga semangat kerja semakin baik pula.

  2. Dengan pengalaman kerja seseorang akan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.

  3. Dengan pengalaman kerja seseorang memperoleh ketrampilan sehingga dalam bekerja orang tersebut akan mengetahui posisi yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. Sedangkan menurut Siagian (1984:74), seseorang yang mempunyai pengalaman kerja membawa dampak berbagai hal seperti :

  1. Cakrawala pandangan makin luas yang memungkinkan seseorang untuk lebih mampu memahami dan mengantisipasi perubahan yang terjadi.

  2. Meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan penghasilan seseorang sekaligus menambah kepuasan batin yang semakin besar.

  3. Meningkatkan promosi yang besar.

C. Pembinaan

1. Pengertian Pembinaan

  Pembinaan dimengerti sebagai terjemahan dari bahasa Inggris

  training, yang berarti latihan atau pendidikan. Menurut Kamus Besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Bahasa Indonesia, pembinaan diartikan sebagai usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik (Moeliono, 1990:117). Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun Poerwodarminto (1976:139), pembinaan berasal dari kata bina yang berarti bangun. Apabila kata bina diberi awalan me- misalnya menjadi membina, mengandung arti membangun atau mendirikan, misalnya negara: kita bersama-sama negara baru yang adil dan makmur. Apabila mendapat awalan dan akhiran misalnya, menjadi pembinaan, maka kata tersebut mengandung arti pembangunan atau perubahan. Jadi pengertian pembinaan mengandung arti menghasilkan sesuatu yang baru atau memperbaiki sesuatu yang ada untuk mengusahakan menjadi semakin lebih baik. Artinya, pembinaan mengarah kepada sesuatu hasil yang lebih baik, lebih bermutu dan lebih berbobot.

  Sementara itu menurut Mangunhardjana (1986:12), pembinaan adalah suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif. Pengertian ini lebih menekankan pengembangan manusia pada segi praktis yaitu pembangunan sikap, kemampuan dan kecakapan. Dalam pembinaan ini, orang tidak hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dibantu untuk mendapatkan dan mendalami pengetahuan tetapi pengetahuan yang sudah dikuasai harus dipraktikkan. Orang lebih banyak dilatih, diajak mengenal secara mendalam kemampuan dan kecakapannya untuk dikembangkan sehingga dapat berguna dalam hidup dan kerja.

  Lebih lanjut, Mangunhardjana (1986:14) menyatakan bahwa hal pokok dalam pembinaan adalah mendapatkan sikap (attitude) dan kecakapan

  

(skill) sehingga pembinaan tidak hanya mencakup teori saja tetapi juga

praktik pelaksanaannya.

  Berdasarkan pandangan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya pembinaan mengarah pada suatu hasil yang lebih baik, yaitu meningkatkan pengetahuan dan mengembangkannya, agar dapat memanfaatkannya secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari atau dalam bidang pekerjaan yang ditekuninya secara lebih efektif dan efisien daripada sebelumnya.

2. Tujuan dan Macam Pembinaan

  Berdasarkan uraian terdahulu dapat dikatakan bahwa pembinaan bertujuan membantu orang untuk mengenal hambatan-hambatan, baik yang ada di dalam maupun di luar situasi hidup dan kerja, melihat segi positif dan negatif dalam diri serta belajar menemukan cara-cara pemecahan berbagai problem yang dihadapi dalam hidup setiap hari. Pembinaan membantu orang menemukan kecakapan dan mengembangkannya sehingga berguna bagi diri sendiri dan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Menurut Simandjuntak (1980:84), pelaksanaan pembinaan terhadap lembaga pendidikan terarah pada peningkatan mutu dan perbaikan sistem pendidikan. Peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik apabila guru-guru bersikap terbuka (open mindedness), kreatif dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal ini dapat terjadi apabila mereka berada dalam suatu suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan menantang (Soewadji, 1984:21). Guru-guru akan melaksanakan tugas dengan efektif apabila mereka memiliki semangat kerja yang dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi guru, bahkan dapat menjadi zat perekat atau tenaga penggerak bagi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan (Suseno, 1978:28).

  Pembinaan banyak macam atau jenisnya, pembinaan yang biasa digunakan untuk membantu guru-guru dalam mengatasi kesulitan- kesulitan yang dihadapi oleh guru serta untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Mangunhardjana (1986:21), macam-macam pembinaan meliputi: a) pembinaan orientasi: ditujukan bagi sekelompok orang yang baru masuk dalam suatu bidang hidup dan kerja untuk membantu yang bersangkutan mendapatkan hal-hal pokok; b) pembinaan kecakapan: diadakan untuk membantu seseorang untuk mengembangkan kecakapan yang sudah dimiliki dan mendapatkan kecakapan baru guna menunjang pelaksanaan tugasnya; c) pembinaan pengembangan kepribadian: digunakan untuk mengembangkan diri seseorang menurut gambaran atau cita-cita hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang sehat dan benar; d) pembinaan kerja: diadakan bagi para anggota staf agar seseorang dapat menganalisis kerja mereka sehingga mendapatkan penambahan pandangan dan kecakapan mengenai pengetahuan pada bidang kerja yang baru; e) pembinaan penyegaran: pada pembinaan ini tidak jauh berbeda dengan pembinaan kerja, hanya berbeda dalam penyajian yang sekedar menambahkan cakrawala pada pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada; f) pembinaan lapangan: ditujukan agar seseorang berada pada situasi yang benar-benar nyata dan mendapatkan pengalaman langsung dalam bidang kerjanya sehubungan dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Program Pembinaan

  Program pembinaan di sekolah terdiri atas pelayanan-pelayanan yang dikoordinasikan dan yang dilakukan oleh dewan sekolah, termasuk kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai-pegawai sekolah yang lainnya dalam kerja samanya dengan lembaga-lembaga dalam masyarakat yang ada hubungannya dengan pendidikan dan pembinaan. Semua pelayanan ditujukan untuk membangun kesejahteraan individu dan kelompok dalam arti yang luas.

  Dari pernyatan di atas ternyata bahwa program pembinaan menyangkut berbagai faktor. Di samping faktor pelaksana (orang-orang yang bertugas melaksanakan pembinaan), juga faktor alat dan perlengkapan, metode dan bentuk pelayanan, guru-guru atau karyawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang menerima pembinaan itu, dan lembaga-lembaga masyarakat yang erat hubungannya dengan pelaksanaan pembinaan itu.

  Mengingat hal-hal tersebut, Purwanto (1987:196), menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya suatu program pembinaan di sekolah sebagian besar bergantung pada : 1) bagaimana pengertian dan penerimaan kepala sekolah tentang fungsi dan tujuan pembinaan itu; 2) latihan, pengalaman, minat dan pengetahuan tentang pembinaan yang dimiliki oleh para pelaksana; 3) bagaimana pandangan kepala sekolah terhadap kebutuhan-kebutuhan pembinaan itu bagi guru-guru; 4) kerja sama antara kepala sekolah,guru-guru, dan lembaga masyarakat yang bergerak dalam bidang pembinaan; 5) biaya dan perlengkapan yang tersedia. Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika program pembinaan akan berbeda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lainnya. Itu merupakan hal yang wajar, dan dalam program pembinaan hendaklah disesuaikan dengan keadaan dan tujuan sekolah masing-masing.

4. Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah Setiap jabatan menggambarkan status yang diemban pemegangnya.

  Status itu pada gilirannya menunjukkan peran yang harus dilakukan pejabatnya. Peran utama yang harus diemban kepala sekolah, yang membedakannya dari jabatan-jabatan kepala lainnya adalah perannya sebagai pemimpin pendidikan. Setiap sekolah mempunyai kekhususan dan hal ini merupakan akibat dari kepemimpinan sekolah yang sifatnya unik (Arikunto, 1990:196). Staf anggota sekolah merupakan personal-personal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang mempunyai ciri-ciri yang lain bila dibandingkan dengan lembaga atau organisasi sosial yang lain.

  Menurut Soewadji (1984:60), kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, sussana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.

  Sehubungan dengan itu maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah selaku administrator berfungsi merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di suatu sekolah (Nawawi, 1982: 90)

  Kepemimpinan di sekolah untuk mencapai tujuannya tidak sekedar dipengaruhi oleh kemampuan mengarahkan dan mendayagunakan manusia sebagai pelaksana kerja, tetapi juga dipengaruhi oleh manusia yang dikenai pekerjaan dan pelaksana kerja. Oleh karena itu maka setiap kepala sekolah perlu memiliki sifat dan kemampuan memimpin, baik dikalangan guru, pegawai non guru maupun lingkungan siswa. Menurut Dharma (2003:2) kepemimpinan pendidikan mengacu pada kualitas-kualitas tertentu yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat mengemban tanggung jawab secara berhasil. Kualitas yang harus dimiliki kepala sekolah diantaranya : a) kepala sekolah harus tahu persis apa yang ingin dicapainya (visi) dan bagaimana mencapainya (misi); b) kepala sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  harus memiliki sejumlah kompetensi unutk melaksanakan misi guna mewujudkan visi tersebut; c) kepala sekolah harus memiliki karakter tertentu yang menunjukkan integritasnya. Dengan kualitas yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah dapat diharapkan tujuan dan program yang telah ditetapkan oleh sekolah dapat tercapai dengan maksimal.

  Dalam tugas dan kedudukannya itu, kepala sekolah mengemban tugas pokoknya yaitu membina atau mengembangkan sekolah secara terus-menerus. Untuk melaksanakan tugasnya ini ada 3 jalan yang harus ditempuh (Soewadji, 1984:20) :

  1. Pembinaan sarana dan prasarana administratif Didalam usaha meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah dapat memperbaiki dan mengembangkan fasilitas sekolah misalnya : gedung, perlengkapan/peralatan, keuangan, sistem pencatatan/pendataan, kesejahteraan, dan lain-lain yang semua tercakup dalam bidang administratif pendidikan. Maka kepala sekolah sebagai administrator pendidikan

  2. Pembinaan staff dalam kemampuan profesinya Usaha meningkatkan mutu dapat pula dilakukan dengan cara meningkatkan mutu guru-guru dan seluruh staf sekolah misalnya: melalui rapat-rapat, diskusi, seminar, observasi kelas, penataran, perpustakaan. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan.