Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

  HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU

  Studi Kasus : Guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh :

  Anastasia Aspertiwiyana 031324017

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 29 Februari 2008 Penulis Anastasia Aspertiwiyana Tulisan sederhana ini kupersembahkan kepada Allah Tri Tunggal Mahakudus, Bapak Ibu tercinta dan keluarga tersayang Kekasih, Sahabat-sahabat, dan almamaterku …

  Terima kasih atas segala doa dan semangatnya

  ABSTRAK HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU Studi Kasus : Guru-guru Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta

  Anastasia Aspertiwiyana Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2008

  Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam bidang perencanaan, (2) menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, (3) menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam evaluasi pengajaran, dan (4) menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi lanjut seorang guru.

  Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling, sampel yang diambil sebanyak 10 sekolah. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan taraf signifikasi 5%. Deskripsi data dijawab dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II, sedangkan permasalahan dijawab dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Karl Pearson.

  Berdasarkan analisis data disimpulkan : (1) ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam bidang perencanaan, (2) ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, (3) ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam evaluasi pengajaran, dan (4) ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi lanjut seorang guru.

  ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN A HEADMASTER’S SUPERVISION

  AND TEACHERS’ PERFOMANCE A case study on Teachers’ of Senior High Schools in Yogyakarta

  Anastasia Aspertiwiyana Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2008

  The aims of this research are to examine and analyze the relationship between the headmaster’s supervision and teachers’ performance in (1) planning, (2) implementing the learning teaching process, (3) evaluating the teaching process, and (4) developing profession, promoting, training or continuing teachers’ study.

  This research was carried out in Senior High Schools in Yogyakarta. The technique of taking samples was Purposive Sampling. The samples were 10 schools of Senior High Schools in Yogyakarta. The technique of collecting data is questionnaire. The data of this research were analyzed by using the Correlation of

  

Product Moment from Karl Pearson with signification level of 5%. The

  description of the data was examined by using the Standard of Evaluation Model

  

Type 2 , while the problem was answered by using the Correlation of Product

Moment from Karl Pearson.

  Based on the data analysis, it is concluded that there is a relationship between the headmaster’s supervision and teachers’ performance in (1) planning, (2) implementing the learning and teaching process, (3) evaluating the teaching process, and (4) developing the teachers profession, promoting, training or continuing a teachers’ study.

  KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kepada Sang Juru Selamat atas segala anugerah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dan doa dari berbagai pihak yang senantiasa membantu dengan ikhlas dan tidak mengenal lelah, tidak mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis juga menyadari bahwa kebaikan orang-orang di sekitar penulis yang telah memberi bantuan secara langsung maupun secara tidak langsung, baik moril maupun materiil, sangat membantu penulis. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

  1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Santa Dharma Yogyakarta.

  2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Eonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan dorongan semangat, dukungan, masukan, kritikan dan saran kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  5. Drs. P.A. Rubiyanto, selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan semangat, dorongan dan cerita-cerita tentang makna hidup.

  6. Yohanes MV. Mudayen, S.Pd., selaku dosen tamu dalam pengujian skripsi yang banyak memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun dalam proses skripsi ini.

  8. Bapak FX. Dwiyono dan Ibu Fr. Sultyaningsih yang telah memberikan kasih sayang tulus orangtua kepada penulis. Terimakasih atas segala doanya setiap malam, dorongan, nasehat, dan bimbingan hingga penulis berhasil hingga saat ini.

  9999.... Agnes Esthikayana, Ursulla Astaniayana (Yu, akhirnya kuikuti

  ), Anna Estyaniyana

  sunnahmu untuk jadi seorang sarjana (ascaris lumbrecoides,maknyuss..) , dan Theodora Endingyana (si cacing peyut

  yang selalu menyemangati penulis, canda tawa,

  ini udah lulus de’) kebahagiaan, susah dan senang dalam kebersamaan.

  I Love U all..

  I Love U all..

  I Love U all..

  I Love U all..

  10. Kekasihku tercinta Christian Suharyono … Terima kasih atas dukungannya, dorongan semangat, bantuannya, hiburannya dan limpahan kasih cintanya kepada penulis.

  It’s not about finding the right person, but creating the right relationship..thanks for all, so I so I so I so I Love U.. Love U.. Love U.. Love U..

  Sahabatku Diah Ambar Susanti

  11. (matur nuwun bangeth nyak, semua karena kamu..ayo kapan kita naik trans Jogja ) dan Wayah

  Efratasario S.

  (smangath mpok, kaulah penyemangatku..kapan kita heping pan lagi?)

  ) Terimakasih atas

  (Waa..aku kangen kita traveling tiap kamis

  kebersamaan, kebahagiaan atas persahabatan selama ini, terlebih semangat berjuang untuk memperbaharui hunian Pendidikan Ekonomi.

  13. Para pendahulu yang menjadikan cambuk dan semangat penulis untuk berjuang menyelesaikan skripsi (Yuyun, Nining, Urbanus, Pipit, Ningsih, Meyta, Mbak Sandy, Ika, Ratna, Asih, Nanik), Rino, Istadi, Lius dan Ian

  , Asti,

  (Teman dikala nunggu bimbingan sukses ya)

  Andika, Yustina, dan Alex dan teman-teman Pendidikan Ekonomi (angkatan 2001-2007) terimakasih atas kebersamaan dalam persahabatan selama lebih 4 tahun ini.

  Mizz U all…..

  14.

  (Mbak..kaulah penyelamat halaman 41 ku, tanpamu aku

  Mbak Titin , Pak Wawiek ( , Mas

  tak bisa ujian ) Maaf ya Pak ngrepotin terus..)

  Anto dan

  (selalu dan selalu, bantuan cap dan surat-surat yah )

  semua penghuni sekretariat PE

  (tetap jadi primadona dikala deadline Matur nuwun sanget nggih ….. tugas akhir ).

  15.

  awah

  SMA PUTRA TAMA terlebih kelas 2 Penjualan, k penulis dalam menjalani PPL. Terimakasih atas

  candradimuka kebersamaan dan kerja sama hingga saat ini penulis berhasil.

  16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan, waktu, tenaga, pikiran dan bantuannya kepada penulis.

  Penulis menyadari bahwa ucapan terima kasih tidak cukup untuk membalas segala kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan semua pihak.

  Kiranya Tuhan Yang Mahakasih berkenan membalasnya dengan kebahagiaan yang tiada tara.

  Akhirnya, penulis menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, demikian pula dengan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi sumbangan pengetahuan bagi pembaca.

  Yogyakarta,29 Februari 2008 Penulis

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………… ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. iv MOTTO ………………………………………………………………………. v ABSTRAK ……………………………………………………………………. vi

  

ABSTRACT ……………………………………………………………………… vii

  HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………….. viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ………………………………. ix KATA PENGANTAR ………………………………………………………… xii DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xiii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xviii DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xiv DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………… xx BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………...

  1 A.

  1 Latar Belakang …………………………………………………….

  B.

  5 Batasan Masalah …………………………………………………..

  C.

  5 Rumusan Masalah ………………………………………………… D.

  6 Tujuan Penelitian ………………………………………………….

  E.

  6 Manfaat Penelitian ………………………………………………... BAB II KAJIAN TEORI …... …………………………………………………

  8 A.

  8 Supervisi Pendidikan ……………………………………………...

  1.

  9 Konsep dan definisi supervisi pendidikan ……………………..

  2.

  9 Fungsi dan peranan supervisi pendidikan …………………… 3.

  12 Prinsip-prinsip supervisi pendidikan …………………………..

  B.

  13 Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan ………………….

  1.

  14 Supervisor sebagai pemimpin ………………………………… 2.

  15 Supervisor sebagai evaluator ………………………………..

  3.

  15 Supervisor sebagai pembina/pelayan ………………………….

  C.

  17 Kinerja Guru ……………………………………………………… 1.

  17 Pengertian Kinerja ……………………………………………..

  2.

  18 Konsep dan definisi Guru ……………………………………..

  3.

  21 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru ……………….

  D. Hasil Penelitian terdahulu ………………………………………….

  24 E. Kerangka Berpikir ……………………………………………….

  26 F.

  27 Hipotesis ………………………………………………………… BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………..

  28 A.

  28 Jenis Penelitian ………………………………………………….

  B.

  28 Tempat dan Waktu …………………………………………….

  C.

  29 Subjek dan Objek ……………………………………………….

  D.

  29 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ………….. F.

  34 Teknik Pengumpulan Data …………………………………… G.

  36 Data yang Dicari ……………………………………………….

  H.

  37 Teknik Pengujian Instrumen ………………………………….

  I.

  39 Teknik Analisis Data …………………………………………… BAB IV GAMBARAN UMUM …………………………………………….

  41 A.

  41 Gambaran Umum ……………………………………………….

  1.

  41 Sejarah Kota Yogyakarta ……………………………………..

  2.

  42 Kondisi Geografis Kota Yogyakarta ………………………….

  3.

  43 Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan ………………….

  B.

  44 Deskripsi Sekolah ……………………………………………….

  C.

  45 Deskripsi Responden …………………………………………..

  D.

  47 Mekanisme Supervisi Sekolah ………………………………….

  1.

  47 Gambaran Umum Proses Supervisi ………………………… 2.

  47 Gambaran Umum Proses Supervisi Kepala Sekolah ………..

  3.

  49 Peran Supervisi Pendidikan ………………………………….

  4.

  52 Struktur Organisasi Sekolah ………………………………… BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………………….

  55 A.

  55 Pengujian Instrumen ……………………………………………..

  1.

  55 Pengujian Validitas ………………………………………… 2.

  59 Pengujian Reliabilitas ……………………………………… B.

  60 Deskripsi Data …………………………………………………… 1.

  60 Variabel Supervisi Kepala Sekolah ……………………… C.

  Analisis Data …………………………………………………….

  1. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Dalam Bidang Perencanaan …………………………..

  74

  71

  71

  69

  67

  66

  63

  Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran ………………… 4.

  78

  2. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran …………………… 3. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja

  1. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Dalam Bidang Perencanaan …………………………..

  Pembahasan ……………………………………………………..

  D.

  4. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Dalam Pengembangan Profesi, kenaikan pangkat, pelatihan maupun studi lanjut …………………………………

  3. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran …………………………..

  2. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran ……………………..

  76

Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja

  Guru Dalam Pengembangan Profesi, kenaikan pangkat, pelatihan maupun studi lanjut ……………………… BAB VI PENUTUP …………………………………………………………..

  80 A.

  80 Kesimpulan ……………………………………………………….

  B.

  83 Keterbatasan Penelitian …………………………………………..

  C.

  84 Saran ……………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar II.1 Dimensi yang Mempengaruhi Kinerja Seseorang …………

  18 Gambar IV.1 Struktur Organisasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah

  53 SMA N 11 Yogyakarta …………………………………… Gambar IV.2 Struktur Organisasi Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah

  54 SMA N 9 Yogyakarta ………………………………………..

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel III.1 Kisi-kisi Kuesioner Supervisi Kepala Sekolah

  35 Tabel III.2 Kisi-kisi Kuesioner Kinerja Guru

  35 Tabel IV.1 Daftar Sekolah Responden

  44 Tabel IV.2 Tabel Responden Berdasarkan Usia Responden

  45 Tabel IV.3 Tabel Responden Berdasarkan Masa Kerja

  46 Tabel IV.4 Tabel Responden Berdasarkan Status Kepegawaian

  46 Tabel V.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Kepala

  56 Sekolah Tabel V.2 Rangkuman Hasil Uji Validitas Kinerja Guru dalam Bidang

  57 Perencanaan Pembelajaran Tabel V.3 Rangkuman Hasil Uji Validitas Kinerja Guru dalam

  58 Pelaksanaan Pembelajaran Tabel V.4 Rangkuman Hasil Uji Validitas Kinerja Guru dalam

  58 Evaluasi Pembelajaran Tabel V.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas Kinerja Guru dalam

  59 Pengembangan Karir Tabel V.6 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

  60 Tabel V.7 Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai

  61 Pemimpin Tabel V.8 Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai

  61 Evaluator Tabel V.9 Deskripsi Data Variabel Supervisi Kepala Sekolah sebagai

  62 Pembina/Pelayan Tabel V.11 Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan

  64 Pembelajaran Tabel V.12 Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam Evaluasi

  65 Pembelajaran Tabel V.13 Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru dalam

  65 Pengembangan Karir Tabel V.14 Uji I Korelasi Product Moment dari Pearson

  66 Tabel V.15 Uji II Korelasi Product Moment dari Pearson

  68 Tabel V.16 Uji III Korelasi Product Moment dari Pearson

  69 Tabel V.17 Uji IV Korelasi Product Moment dari Pearson

  70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

  Halaman

  I. UJI STATISTIK ……………………………………………

  II. KUESIONER ………………………………………………

  III. DATA KUESIONER ………………………………………

  IV. DESKRIPSI RESPONDEN ………………………………

  V. SURAT PERIZINAN ………………………………………

  86

  96 104 111 114

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dari era agraris ke arah industri diiringi oleh cepatnya arus

  informasi dan komunikasi dalam berbagai bidang termasuk kebudayaan, menuntut masyarakat untuk memiliki jiwa pancasila; berkepribadian dan jati diri yang mantap; iman dan takwa; pengetahuan dan ketrampilan yang memadai; sikap profesional; beretos kerja handal dan kreatif. Manusia yang mampu bertahan dalam perubahan era itulah yang dikatakan berhasil dan maju demi keberhasilan suatu bangsa. Maka secara tidak langsung kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM tergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis.

  Pendidikan juga merupakan upaya yang strategis dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa.

  Menyadari hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya dalam pembaharuan pendidikan. Misalnya dengan penyempurnaan kurikulum, pemberdayaan dan peningkatan mutu guru secara terencana, terarah dan berkesinambungan, serta peningkatan kualitas pendidikan. Pemberdayaan dan peningkatan mutu guru sangatlah penting karena guru mempunyai peran yang tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Maka untuk menjamin pendidikan yang mampu menghadapi tantangan dan tuntutan perubahan jaman maka perlu adanya peningkatan mutu guru. Hal inilah yang nantinya mendorong pemerintah menetapkan UU Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. Undang-undang inilah yang menjadi jaminan tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tuntutan jaman.

  Sedangkan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, perlu diciptakan suatu proses belajar yang sederhana dan menyenangkan. Untuk itu dibutuhkan suatu interaksi sosial antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam pendidikan.

  Kepala sekolah adalah pejabat yang bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan pada lembaga yang dipimpinnya. Untuk mencapai keberhasilan itu, kepala sekolah harus melakukan kegiatan supervisi secara kontinu terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan guru-guru, karena guru adalah orang yang langsung berhadapan dengan anak didik dan sekaligus penentu baik- buruknya hasil belajar. Kepala sekolah sebagai pemimpin berarti ia “membawahi” sekelompok bawahannya. Membawahi dalam arti seorang kepala sekolah berkuasa dan berwenang dalam melakukan tindakan dan kegiatan yang diharapkan bersama. Bukan bertindak sewenang-wenang dalam tugasnya, tetapi secara bertanggung jawab melihat, mengawasi kegiatan bawahannya hingga memberikan bantuan dan bimbingan dalam mengatasi

  Manajemen berbasis sekolah merupakan suatu konsep dimana sekolah diberikan kewenangan untuk menentukan sendiri visi dan misi sekolah dalam rangka peningkatan mutu sekolah. Pada sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah, sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah akan berjalan sesuai harapan. Dengan manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektivitas kinerja.

  Secara umum, kepala sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumber daya sekolah, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan sekolah. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah seluruh warga sekolah yaitu guru, peserta didik, dan lingkungan sekolah. Kegiatan supervisi ini tidak langsung diarahkan kepada murid, tetapi kepada Guru yang membina murid itu. Akan tetapi hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan dilapangan yang terjadi didaerah Jawa Barat, ketika seorang kepala sekolah dicopot dari jabatannya karena oknum tersebut tidak mampu melaksanakan program manajemen berbasis sekolah (Media Indonesia, 19 April 2006).

  Kenyataan diatas diperjelas juga dengan opini masyarakat mengenai merosotnya mutu pendidikan, ketidak-efektifan guru dalam mengajar, pemahaman dan pengetahuan yang kurang, hingga ketidakprofesionalan guru (Suara Pembaharuan, 3 Mei 2007). Hal ini menunjukkan bahwa guru masih membutuhkan bantuan dari orang yang mempunyai kelebihan seperti kepala sekolah sebagai supervisor. Bantuan supervisi merupakan salah satu faktor yang sangat efektif untuk meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik. Tugas dan peran supervisi adalah memberi dorongan, membantu dan membina guru- guru. Kenyataannya, supervisi di sekolah belum dilakukan secara efektif oleh kepala sekolah. Padahal supervisi yang efektif dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena tidak ada satu pekerjaan dalam pendidikan yang dapat mencapai tujuan tanpa supervisi.

  Pembinaan kepala sekolah sebagai supervisor pada guru-guru adalah membantu guru dalam pengembangan kurikulum, pengorganisasian pengajaran, pemenuhan fasilitas belajar, perencanaan dan pemerolehan bahan pengajaran sesuai kurikulum, perencanaan dan implementasi dalam peningkatkan pengalaman belajar, pelaksanaan tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar, pengkoordinasian antara kegiatan belajar dan kegiatan yang lain, pengembangan hubungan dengan masyarakat dan pelaksanaan evaluasi (Rifai, 1982: 64). Supervisi yang nantinya dilakukan meningkatkan kinerjanya. Dengan supervisi yang terarah, terencana dan berkesinambungan maka peningkatan kualitas kinerja guru dapat segera dirasakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU dengan studi kasus guru-guru SMA di Kota Yogyakarta.

  B. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada hubungan antara supervisi kepala sekolah dan kinerja guru.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam bidang perencanaan?

  2. Apakah ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran?

  3. Apakah ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam evaluasi pengajaran?

  4. Apakah ada hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi lanjut seorang guru?

  D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1.

  Menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam bidang perencanaan.

  2. Menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

  3. Menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru dalam evaluasi pengajaran.

  4. Menguji dan menganalisis hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan pengembangan profesi, kenaikan pangkat, pelatihan ataupun studi lanjut seorang guru

  E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1.

Kepala Sekolah

  Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan kemampuan supervisi pendidikan dan bahan masukan untuk selalu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan yang diharapkan bersama.

  2. Guru Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber masukan bagi para guru untuk selalu meningkatkan kualitas kerjanya agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus.

  3. Mahasiswa Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran penulis mengenai kegiatan supervisi kepala sekolah serta menambah pengetahuan penulis tentang hubungan antara supervisi kepala sekolah dan kinerja guru.

  4. Universitas Penelitian ini dapat memberikan sumbangan referensi dan sumber empiris atas supervisi pendidikan dan kinerja guru.

BAB II KAJIAN TEORI A. Supervisi Pendidikan

  1. Konsep dan Definisi Supervisi Pendidikan Dahulu, kepala sekolah telah dianggap baik kalau sekolahnya dapat berjalan dengan teratur tanpa menghiraukan kepentingan dan hubungan dengan masyarakat sekitarnya. Saat ini penilaian terhadap kepala sekolah lebih baik daripada hanya sekedar mengatur jalannya sekolah. Kepala sekolah berkewajiban membangkitkan semangat guru-guru untuk memelihara kekompakan dan kekeluargaan bersama; mengembangkan kurikulum; mengembangkan rencana sekolah dan menjalankannya; memperhatikan kesejahteraan guru dan sebagainya. Disamping itu, kepala sekolah juga berkewajiban untuk menjalin kerja sama dan berhubungan erat dengan masyarakat

  Menurut Purwanto (1987: 84), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Fungsi pengawasan atau supevisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol.

  Kegiatan supervisi dalam pendidikan mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif, dan usaha memenuhi mendefinisikan supevisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran.

  Menurut Kimball dalam Soetopo (1984: 40), supervisi lebih menekankan pada pelayanan seorang guru yang dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mereka dapat bekerja dengan baik dari sebelumnya. Jadi disini dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi dari supervisi adalah untuk memajukan dan mengembangkan pengajaran, agar seorang guru bisa mengajar dengan baik dan diharapkan juga murid bisa belajar dengan baik pula.

  Menurut Rifai (1982: 37), supervisi merupakan usaha untuk membantu dan melayani Guru meningkatkan kemampuan keguruannya, sehingga supevisi tidak langsung diarahkan kepada murid, tetapi kepada Guru yang membina murid tersebut. Supervisi tidak bersifat mengarahkan tetapi lebih banyak bersifat memberikan dorongan, saran dan bimbingan.

  Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan kegiatan untuk membantu dan melayani Guru agar mereka dapat melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik.

  2. Fungsi dan Peranan Supervisi Pendidikan Supervisi merupakan suatu proses, artinya suatu rangkaian kegiatan dalam proses supervisi sendiri misalnya membimbing, menilai mengkoordinir dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan supervisi mempunyai berbagai peranan dan fungsi.

  Menurut Purwanto (1987: 95-97), fungsi-fungsi pendidikan yang sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah adalah dalam bidang kepemimpinan, bidang kemanusiaan, dalam pembinaan proses kelompok, dan dalam bidang evaluasi.

  Dalam bidang kepemimpinan, seorang Supervisor harus dapat: 1) menyusun rencana dan policy bersama; 2) mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai kegiatan; 3) memberikan bantuan kepada kelompok untuk menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan; 4) membangkitkan dan memupuk semangat kelompok juga mengikutsertakan kelompok dalam menetapkan keputusan-keputusan.

  Dalam hubungan kemanusiaan, seorang Supervisor harus dapat membantu mengatasi kekurangan taupun kesulitan yang dihadapi kelompok, seperti dalam hal kemalasan, rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis dan lain sebagainya. Supervisor juga harus mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang demokratis. Dimana terdapat rasa hormat-menghormati dan menghilangkan rasa curiga antar sesama anggota.

  Dalam pembinaan proses kelompok, seorang Supervisi harus mengenal masing-masing anggota kelompok, baik kelebihan maupun kekurangannya. Dengan mengenal anggota kelompok, diharapkan seorang perselisihan antar anggota kelompok. Untuk bidang administrasi personel, seorang Supervisi harus bijaksana dalam memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan sehingga dalam bidang evaluasi seorang supervisor dapat menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan- kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.

  Menurut Rifai (1982: 49-55), peranan Supervisi adalah sebagai pemimpin, sebagai kontrol, sebagai penelitian, sebagai latihan dan bimbingan, sebagai sumber dan pelayan, sebagai koordinator dan sebagai evaluator. Sebagai seorang supervisi mempunyai pengaruh dan kepercayaan terhadap guru-gurunya. Dengan pengaruhnya itu, ia dapat memimpin guru- gurunya ke arah tujuan yang akan dicapai yaitu peningkatan kemampuan guru-guru itu. Setiap kegiatan supervisi, tentu saja harus mempunyai kontrol sampai dimana ketentuan tersebut dapat dijalankan. Sehingga sebagai kelanjutan dari kontrol tersebut, Supervisi dapat memperoleh data/cara atau metode yang dapat digunakan untuk kegiatan dalam rangka peningkatan atau pelatihan bagi para guru. Latihan tersebut seperti diskusi, demonstrasi, penataran ataupun tugas-tugas tertentu. Setelah dilatih tentu saja para guru mengharapkan bimbingan untuk menerapakan hasil latihan yang telah mereka peroleh. Disinilah Supervisi berperan.

  Setelah dilatih, para guru tentu saja memerlukan dorongan dan bimbingan dari Supervisornya. Supervisor merupakan sumber nasihat, para guru mendapat masukan berharga dari pelayanan yang diberikan oleh Supervisor. Disamping itu, kemampuan dan kebutuhan guru-guru tentu saja berlainan satu sama lain. Tetapi meskipun kemampuan dan kebutuhannya berlainan, seorang Supervisor harus adil dalam memberikan perhatian , pengaturan ataupun pembagian tugas.

  Dari banyak fungsi dan peranan seorang Supervisor, maka dapat disimpulkan bahwa peranan seorang Supervisor menunjukkan kepada beberapa kegiatan tertentu dimana usaha tersebut dilakukan secara bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu .

  3. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan Masalah-masalah yang akan dihadapi oleh seorang Supervisor sangatlah beragam dan bermacam-macam factor yang mempengaruhinya.

  Untuk itu seorang Supervisor memerlukan prinsip-prinsip yang dijadikan landasan, pegangan dan pedoman bagi setiap tindakan yang akan diambilnya.

  Menurut Rifai (1982: 56) Pancasila merupakan dasar pokok dari semua prinsip-prinsip supervisi. Kelima sila dari Pancasila merupakan landasan falsafah bagi seluruh kehidupan dan penghidupan bangsa kita. Jadi, dengan sendirinya supervisi pendidikan di berlandaskan Pancasila. Prinsip-prinsip supervisi adalah 1) Supervisi harus konstruktif dan kreatif; 2) Supervisi harus lebih berdasarkan sumber kolektif dari kelompok daripada usaha-usaha supervisor sendiri; 3) Supervisi harus didasarkan atas harus dapat mengembangkan segi-segi kelebihan pada yang dipimpin; 5) Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada anggota-anggota kelompoknya; 6) Supervisi harus progresif; 7) Supervisi harus didasarkan pada keadaan riil dan sebenarnya; 8) Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya dan Supervisi harus obyektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.

  Menurut Sahertian dalam Soetopo (1984: 41), seorang pimpinan pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut: 1) Prinsip Ilmiah yang mencakup unsur-unsur sistematis, obyektif dan menggunakan alat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses KBM; 2) Demokratis; 3) Kooperatif dan konstruktif.

  B. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Pendidikan Kepala sekolah memiliki peran yang kuat. Peran kepala sekolah sebagai supervisor mencakup kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan pembangkitan semangat dan kerja sama guru-guru, pemenuhan alat-alat dan perlengkapan sekolah demi kelancaran pengajaran, pengembangan dan pembinaan pengetahuan serta keterampilan guru-guru, dan kerja sama antara sekolah dan masyarakat, yang semuanya ditujukan untuk mempertinggi mutu pendidikan dan pengajaran siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk meningkatkan kualitas sekolah.

  Kepala sekolah sebagai supervisor, jika disederhanakan peranannya adalah sebagai berikut:

  1. Supervisor sebagai pemimpin Kepemimpinan mengandung unsur-unsur pengaruh, karena adanya kepercayaan pada yang dipimpin terhadap pemimpin. Kepercayaan ini disebabkan pula oleh adanya kelebihan yang dimiliki pemimpin di bidang profesinya. Kepemimpinan supervisi merupakan kepemimpinan pendidikan, yaitu kepemimpinan yang menimbulkan kepemimpinan bagi yang dipimpin (Depdiknas, 2001: 13). Seorang supervisor harus melaksanakan kepemimpinannya sedemikian rupa, sehingga guru-guru yang disupervisinya dapat ditingkatkan menjadi guru yang lebih bertanggung jawab, lebih mampu dibidang profesinya, dan memiliki sifat-sifat kepemimpinan.

  Dalam bidang kepemimpinan, seorang Supervisor harus dapat: 1) menyusun rencana dan policy bersama; 2) mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai kegiatan; 3) memberikan bantuan kepada kelompok untuk menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan; 4) membangkitkan dan memupuk semangat kelompok juga mengikutsertakan kelompok dalam menetapkan keputusan-keputusan (Purwanto, 1987: 95). Kepemimpinan kepala sekolah ditujukan kepada guru karena merekalah yang terlibat secara langsung dalam proses pendidikan. Sebagai pemimipin, kepala sekolah melaksanakan kewajibannya sesuai yang diharapkan oleh kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah terutama ditujukan kepada para guru karena merekalah yang terlibat secara langsung dalam proses pendidikan.

  2. Supervisor sebagai evaluator Supervisor harus dapat: 1) menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terinci; 2) menguasai dan memiliki norma- norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian; 3) menguasai teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada dan selanjutnya menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan (Rifai, 1982: 164). Evaluasi yang bisa dilakukan misalnya terhadap program, perlakuan guru terhadap siswa, hasil belajar, perlengkapan belajar, dan latar belakang guru. Jadi kesimpulannya, seorang Supervisi harus mengadakan evaluasi terhadap hasilnya, evaluasi prosesnya dan evaluasi pelaksanaannya.