Perbedaan kemandirian belajar pada anak TK ditinjau dari gaya kelekatan - USD Repository
PERBEDAAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA ANAK TK DITINJAU DARI GAYA KELEKATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Program Studi Psikologi Oleh: Sri Lestari
NIM : 039114085
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTTO
Tidak selalu bintang bersinar di waktu malam,
Tetapi itu tidak membuktikan bahwa
bintang itu tidak ada.
Pada saat kita tidak melihat
pertolongan Tuhan dalam hidup kita,
itupun tidak membuktikan bahwa
pertolonganNya tidak ada.
Tetapi selalu tepat pada waktuNya.
Kita tidak tahu kapan,
Tetapi siapa yang terus menantiNya
Mendapat kekuatan baru.
Jadi jangan pernah berhenti berharap
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. ( Pengkotbah, 3:11)
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengaihi Dia.
(Roma, 8:2
TAK PERNAH CUKUP
Kadang aku tahu harus mengucapkan apa, Berterima kasih atas semua yang kaulakukan, Tapi semua kata terbang entah kemana, Secepat datangnya ke ribaan.
Bagaimana aku bisa cukup berterima kasih, Pada orang yang membuat hidupku lengkap, Pada orang yang memberikan anugerah, Yang membuat jiwaku terbentuk mantap.
Orang yang menyelimutiku tiap malam, Orang yang menghentikan tangisanku, Orang yang sangat ahli dalam, Menelanjangi semua kebohonganku.
Orang yang selalu berkorban Untuk selalu mendahulukanku, Yang membiarkanku menguji sayap patahku, Meski menyakitkan bagimu.
Adakah kata-kata yang tepat? Bagiku pertanyaan ini tak mudah Apapun yang ingin kukatakan -sangat sarat,, Terasa tak pernah sudah.
Cara apa yang ada untuk berterima kasih, Bagi hatimu, keringatmu, air matamu, Bagi sepuluh ribu hal kecil,, Bagi tak terhitung banyaknya usiamu.
Bagi kerelaanmu berubah bersamaku, Menerima semua kelemahanku, Tidak mencintai karena terpaksa,, Tapi mencintai “hanya karena:.
Dan karena itu aku sadar, Satu-satunya cara mengatakan, Satu-satunya terima kasih yang bukan sekadar, Hanya jelas dalam semua ungkapan.
Tataplah aku di depanmu Lihat aku telah menjadi apa, Apa kaulihat dirimu dalam diriku? Tugas yang telah kaulakukan?
Semua harapan dan mimpimu, Kekuatan yang tak terlihat siapapun, Peralihan selama bertahun-tahun, Yang terbaik darimu ada dalam diriku.
Terima kasih atas semua anugerahmu,, Untuk semua yang kaulakukan, Tapi TERIMA KASIH mama, papa, terutama, Karena membuat mimpi jadi kenyataan.
Chicken soup.
KARYA SEDERHANA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK : MY LORD, JESUS CHRIST AND HOLY MARY PAPA DAN MAMA KU
KEDUA ADIK KU ORANG-ORANG YANG KUSAYANGI
ABSTRAK
Sri Lestari (2008). Perbedaan Kemandirian Belajar Pada Anak TK Ditinjau Dari
Gaya Kelekatan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kemandirian
belajar pada anak TK ditinjau dari gaya kelekatan. Gaya kelekatan dibagi menjadi
tiga jenis yaitu: gaya kelekatan aman, menghindar dan cemas. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah ada perbedaan kemandirian belajar pada anak TK ditinjau
dari gaya kelekatan.Subyek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelas TK A Mater Dei
Marsudirini Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 yang berjumlah 112 anak. Alat
pengumpulan data menggunakan skala tingkat kemandirian belajar yang memiliki
reliabilitas sebesar 0, 903 dan skala tiga gaya kelekatan yang masing-masing
memiliki nilai reliabilitas untuk skala kelekatan aman sebesar 0, 878, skala gaya
kelekatan menghindar 0, 723 dan gaya kelekatan cemas 0, 834.. Perbedaan tingkat
kemandirian belajar antara tiga kelompok gaya kelekatan dianalisis dengan
menggunakan analisis varians satu jalur (one way anova).Dari hasil olah data, diperoleh F hitung sebesar 44,052 yang berarti lebih
besar dari F tabel 3,276 dengan taraf signifikansi 0,000 (p>0,05). Hal tersebut
menunjukkan ada perbedaan tingkat kemandirian belajar yang signifikan pada
anak TK ditinjau dari gaya kelekatan. Selain itu, hasil perhitungan Mean untuk
gaya kelekatan aman sebesar 113,38. Mean kelompok gaya kelekatan menghindar
sebesar M=98,7, serta mean untuk kelompok gaya kelekatan cemas M= 95, 26.
Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan kemandirian belajar antara anak yang
mengalami gaya kelekatan aman dengan anak yang mengalami gaya kelekatan
menghindar. Begitu pula kemandirian belajar antara anak yang mengalami gaya
kelekatan aman dengan gaya kelekatan cemas yang menunjukkan ada perbedaan.
Akan tetapi, kemandirian belajar antara anak yang mengalami kelekatan
menghindar dengan anak yang mengalami gaya kelekatan cemas tidak
menunjukkan perbedaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa anak yang
mengalami gaya kelekatan aman mempunyai tingkat kemandirian belajar yang
tertinggi.
ABSTRACT
Sri Lestari. (2008). The Difference Level of Learning Autonomy Kindergarten
Children Observed From Attachment Style. Yogyakarta: Faculty of Psychology,
Sanata Dharma University.The aim of this research was to find out the differences level of learning
autonomy Kindergarten children observed from attachment style. Attachment
style was classified into three types, i.e secure, avoidant and anxious attachment.
The hypothesis in this research was there is a difference level of learning
autonomy Kindergarten children observed from attachment style.The subjects were 112 children from Mater Dei Marsudirini Kindergarten
class A Yogyakarta, attended 2007/2008. The data was collected by using level of
learning autonomy scale reliability 0,903 and three attachment style scale with
reliability amount 0,878 for secure attachment, 0,723 for avoidant attachment and
reliability amount 0,834 for anxious attachment. The difference level of learning
autonomy between three attachment style group was analyzed by one way anova.The result was showed that F count amount of 44,052 which means that it’s
bigger than F table (3,276) with significant level was 0.00 (p>0,05). This result
showed that there was significant differences level of learning autonomy
kindergarten children observed from attachment style. Beside that, was known
that mean for secure attachment amount of 113,38, for avoidant attachment
amount of 98,7 and for anxious attachment amount of 95,26. It’s mean that there
was differences level of learning autonomy between secure attachment and
avoidant attachment. Beside that, there was differences level of learning
autonomy between secure attachment and anxious attachment. This research also
showed that children with secure attachment have the highest level of learning
autonomy
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga atas kasihdan karunia-Nya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyeleaikan penulisan
skripsi dengan judul Perbedaan Kemandirian Belajar pada Anak TK Ditinjau
dari Gaya Kelekatan. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.Semua yang tertuang dalam skripsi ini diperoleh dengan kerja keras dan
tidak lain karena peran, bantuan, bimbingan, motivasi, dukungan, dan doa dari
beberapa pihak, dan karenanya penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:1. Bapak Paulus Edy Suhartanto, S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian.
2. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu dan perhatian, serta banyak membantu selama diskusi dan bimbingan sehingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS. sebagai penguji 1 yang telah memberikan kritik, masukan dan saran kepada penulis.
4. Bapak YB. Cahya Widiyanto, S.Psi., yang telah memberikan kritik, saran dan masukan kepada penulis.
6. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S.PSi., M.Si yang dengan sabar berkenan
memberikan masukan dan diskusi kepada penulis.
7. Segenap dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan
pengetahuan, ilmu dan wawasan kepada penulis.
8. Ibu Rina Sutanti, selaku Kepala Sekolah TK Kanisius Demangan Baru
Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan uji coba.
9. Sr. Francisia, OSU., selaku Kepala Sekolah TK Mater Dei Marsudirini
Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Guru-guru wali kelas TK A Kanisius Demangan baru dan Mater Dei
Marsudirini yang telah berkenan meluangkan waktu dan sedikit ‘direpotkan’ untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
11. Mas Gandung, Pak Gie, dan Mbak Nanik yang telah membantu kelancaran
dan kemudahan pada penulis dalam mengurus kepentingan akademik.
12. Mas Muji selaku laboran yang udah banyak membantu selama kegiatan
praktikum dan Mas Doni yang memberi kemudahan dalam peminjaman buku. Matur nuwun sanget ☺
13. Papa dan mama tersayang, Matius Eman S dan Anselma Engkan K atas
kesabaran dan kepercayaan yang mungkin sedikit terkikis, tulusnya doa dan cinta, dukungan moral dan material, serta semangat yang mengiringi
14. Kedua adikku, Uju dan Iman, untuk kebersamaan dan keceriaan yang telah
dilewati. Makasih atas doa, dukungan, dan ‘semangat’ yang diberikan pada ‘teteh’.15. Keluarga besar Kartaatmadja dan Manggar, atas doa serta dukungan moriil dan materiil kepada penulis.
16. Kakak-kakakku, Aa Andi untuk motivasi, dukungan dan doa yang
diberikan. Teh Vivi untuk semua nasihat dan saran bagi penulis agar bisa menjadi lebih dewasa. Teh Susi, Teh Yesi, Teh Lia “Enok”, Aa Indra untuk semua dukungan baik moral maupun materiil. Hatur nuhun nya aa, teteh!!!
17. Kedua Sahabatku, Susan dan Thian untuk keceriaaan, canda tawa dan
kebersamaan yang udah terjalin. Makasih untuk sindirannya yang pelan tapi dalem juga. “Fuihh…..akhirnya, bosen juga aku kuliah, hehe☺. tunggu aku di Jakarta ya!!”
18. Teman, sahabat, dan saudara terbaikku Dwi Sadela Maharangitha atas
seluruh moment yang terjadi dan segala pengalaman yang membuat kita lebih kaya dalam memaknai hidup. Makasih juga untuk semua support dan dukungan di saat aku merasa ‘jatuh’ dalam hidupku.
19. Sahabat-sahabat hatiku: Tina & Dek Siska, thanks ya untuk persahabatan
dan persaudaraan yang dah terjalin. Sorry, kalo aku sering ngerepotin kalian☺. Mbak Dewi, yang dah jadi ‘mama’ buatku selama di jogja..20. Teman-teman yang udah dengan setia nungguin sidang: Risa, Suci, Nice, Dek siska, Dek Esti, Mbak Dewi, Mbak Shary, Mbak Iant, Christa, Monik, Abhe, Arif, Benny’04, Mas Dedi’02, Nanang. Kehadiran kalian memberikan kekuatan buatku, matur nuwun ☺
21. Teman-temanku: Netly, Nice yang dah berbagi pengetahuan dan diskusi.
Sr. Hedwig, Itha, Okky, Sadewo untuk supportnya. Mbak Dewi ‘Ndut’ yang udah pinjemin buku.
22. Every single guy in: Wisma Rosari (khususnya anak-anak atas: makasih buat bantuan kalian dalam latihan presentasi☺), Psikologi angkatan 2003, P2TKP, kelp. KKN Ceporan angkatan XXXIII, atas untaian cerita yang mengisi hari-hariku,
23. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang secara langsung ataupun tidak langsung sudah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis
dengan rendah hati mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, dan
bersedia menerima segala kritik maupun saran yang membangun.Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan pada umumnya dan semua orang yang membaca skripsi ini pada
khususnya. Tuhan memberkati.Yogyakarta, Maret 2008
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTO ............................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
LEMBAR PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. xiv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 81. Manfaat Teoretis .................................................................................. 8
2. Manfaat Praktis .................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9
A. Anak Pra Sekolah ..... ................................................................................ 91. Pengertian Anak Pra Sekolah .............................................................. 9
2. Ciri-Ciri Anak Pra Sekolah ................................................................ 12
3. Tugas-Tugas Perkembangan Anak Pra Sekolah ................................ 13
3. Aspek-aspek Kemandirian.................................................................. 20
2. Gaya Kelekatan .................................................................................. 48
G. Pertangung Jawaban Alat ........................................................................ 58
F. Prosedur Penelitian .................................................................................. 57
2. Skala Gaya Kelekatan ....................................................................... 56
1. Skala Tingkat Kemandirian Belajar ................................................... 54
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 53
D. Subjek Penelitian ..................................................................................... 52
c. Kelekatan Cemas .......................................................................... 51
b. Kelekatan Manghindar ................................................................. 50
a. Kelekatan Aman ........................................................................... 49
1. Kemandirian Belajar .......................................................................... 46
4. Kemandirian Belajar Anak Pra Sekolah ............................................ 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 46
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 46 B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................ 46 C. Definisi Operasional ................................................................................. 46E. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 45
D. Perbedaan Kemandirian Belajar Ditinjau Dari Gaya Kelekatan .............. 39
b. Kelekatan Tidak Aman (Insecure Attahment) ............................. 31 1) Kelekatan menghindar (Avoidant attachment) ...................... 31 2) Kelekatan Cemas (Anxious Attachment) ................................34
a. Kelekatan Aman (Secure Attachment) .........................................28
3. Gaya Kelekatan ..................................................................................28
2. Teori Kelekatan ................................................................................. 26
1. Pengertian Kelekatan ......................................................................... 25
C. Kelekatan ................................................................................................. 25
1. Uji Validitas ....................................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 61
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 61b. Kategorisasi Skor Kemandirian Belajar ………………………... 71
E. Pembahasan .............................................................................................. 79
b. Pengujian Hipotesis Minor …………………..……………………... 77
a. Pengujian Hipotesis Mayor ……………………………………........ 76
3. Uji Hipotesis ……………………………………………………………. 76
b. Ui Homogenitas Varians ………………………………………....… 75
a. Uji Normalitas Sebaran …………………………………………….. 74
2. Uji Asumsi Penelitian ………………………………………………….. 74
c. Data Kemandirian Belajar Ditinjau Dari Gaya Kelekatan ……... 71
a. Data Subyek Penelitian berdasarkan Gaya Kelekatan.…………. 68
1. Tahap Persiapan ................................................................................. 61
1. Deskripsi Data Penelitian .............................................................. .... 68
D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 68
3. Uji Reliabilitas ................................................................................... 67
2. Analisis Aitem .................................................................................... 64
1. Uji Validitas ....................................................................................... 63
C. Hasil Uji Coba Alat Ukur ......................................................................... 63
B. Orientasi Kancah ...................................................................................... 62
2. Tahap Penelitian ................................................................................. 61
BAB V KESIMPULAN dan SARAN .................................................................. 90
A. Kesimpulan .............................................................................................. 90 B. Saran ........................................................................................................ 90 C. Kelemahan Penelitian .............................................................................. 92DAFTAR TABEL
Tabel I Aspek Gaya Kelekatan ............................................................ 37
Tabel II Penjelasan Mengenai KomponenSkala Kemandirian Belajar
(sebelum uji coba) ................................................................... 55
Tabel III Penjelasan Mengenai Komponen Skala Gaya Kelekatan(Sebelum uji coba) ................................................................... 57
Tabel IV Skala Kemandirian Belajar(Setelah uji coba) …………………………………………… 64 Tabel V Skala Gaya Kelekatan (Setelah uji coba) ……………………………………………….. 65
Tabel VI Skala Kemandirian Belajar (penelitian) … ………………………………………………… ... 66
Tabel VII Skala Gaya Kelekatan ………………………………………………….......... 67 (penelitian)
Tabel VIII Jumlah subyek penelitian berdasarkan gaya kelekatan …………………………… …….……………. 70
Tabel IX Data tingkat kemandirian belajar
72 ditinjau dari gaya kelekatan …………………………………
Tabel X Hasil Perhitungan One-Sample Kolmogorov-Smirnov ……... 74
Tabel XI Ringkasan Levene Test …………………………………… 75
Tabel XII Hasil ANOVA ……………………………………………….. 76
Tabel XIII Ringkasan Post Hoc Test ……………………………………. 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Dinamika Psikologis ……………………………….44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Skala Try Out Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Try Out Kemandirian Belajar Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Try Out Kelekatan Lampiran Skala Penelitian
Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Penelitian Kemandirian Belajar
Lampiran Koefisien Reliabilitas Skala Penelitian Kelekatan Lampiran Hasil Uji Normalitas Data Hasil Penelitian Lampiran Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Penelitian Lampiran Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Penelitian Lampiran Surat Keterangan PenelitianBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Taman Kanak-Kanak (Child-Centered Kindergarten) atau yang lebih
dikenal dengan istilah TK, merupakan persiapan dasar bagi anak-anak memulai pendidikan formalnya. Sebagai persiapan untuk melanjutkan pendidikan berikutnya, tentu saja aktivitas yang dilakukan di TK harus mampu membimbing dan mengasuh anak agar mampu belajar secara mandiri. Di sini, TK harus berpusat pada anak maksudnya adalah pendidikan yang dilaksanakan melibatkan seluruh anak dan mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial anak. Penekanan adalah pada proses belajar dan bukan pada apa yang dipelajari (Ballenger dalam Santrock, 2002). Setiap anak mengikuti pola perkembangan yang unik dan anak-anak kecil paling baik belajar melalui pengalaman pertama (langsung) dengan manusia dan benda-benda. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan dewasa ini adalah kurikulum di kebanyakan Taman Kanak- Kanak memberikan pengajaran secara langsung melalui kegiatan yang bersifat abstrak dan melalui kertas-dan-pensil yang diberikan kepada sejumlah besar anak kecil serta lebih banyak menekankan pada prestasi dan keberhasilan yang dapat menyebabkan anak menjadi tidak mandiri (Santrock, 2002).
Padahal menurut Masrun dkk (1986), kemandirian secara psikologis
dianggap penting, karena seseorang berusaha untuk menyesuaikan diri
secara aktif dengan lingkungannya. Tanpa kemandirian, seseorang tidak
mungkin mempengaruhi atau menguasai lingkungan dan dikuasai
lingkungan. Dengan kata lain, kemandirian merupakan modal dasar bagi
manusia dalam menentukan sikap dan perbuatan terhadap lingkungannya
serta mendorong seseorang untuk berusaha dan berprestasi.Begitu pula halnya dengan anak-anak yang belajar di TK, dimana
disini juga anak diajar untuk bersikap mandiri serta kreatif dalam memasuki
lingkungan yang baru. Dengan belajar mandiri, maka anak akan mudah
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya serta meningkatkan rasa percaya
diri anak. Akan tetapi, jika anak tidak mampu untuk belajar secara mandiri
maka dia akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Kristiyani (dalam Sumarsih, 2006), kemandirian sangat berguna
dan perlu dimiliki oleh anak, karena sangat menentukan perkembangan
hidup anak sampai dewasa. Kemandirian perlu dibina sejak masa kanak-
kanak agar hasilnya lebih maksimal. Individu yang tidak belajar mandiri
sejak masa kanak-kanak akan mengalami kesulitan ketika menghadapi
masalah terutama dalam mengambil keputusan bagi dirinya sendiri. Sikap
mandiri yang diajarkan sejak masa kanak-kanak akan membuat individu
memiliki rasa percaya diri yang kuat dalam memutuskan sesuatu bagi
dirinya.Salah satu kemandirian yang dikembangkan oleh anak adalah
kemandirian belajar di kelas. Kemandirian belajar dapat diartikan sebagai
suatu keadaan atau kondisi aktivitas belajar dengan kemampuan sendiri,
tanpa selalu bergantung kepada orang lain (Abas, 2007). Kemandirian
belajar pada anak TK dalam penelitian ini lebih pada kemandirian anak
untuk mengikuti kegiatan belajar ketika berada di sekolah. Karena di TK
aktivitas belajar lebih banyak mengandalkan motorik kasar (Sujiono dalam
Hartono, 2005), maka kemandirian belajar yang diungkap lebih pada
kemampuan anak untuk bereksplorasi, berani mengekspresikan dirinya,
memiliki inisiatif, mau berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan.Anak yang mandiri, biasanya akan mudah bergaul dengan teman-
teman sebayanya. Namun, tidak semua anak dapat belajar mandiri di dalam
kelas. Adapula anak yang tidak mau ikut serta secara aktif mengikuti
kegiatan di dalam kelas, dan hanya duduk diam di kursinya. Bahkan apabila
diberi tugas oleh gurunya, anak yang kurang mandiri akan cenderung
meminta pertolongan kepada orang lain, bahkan mereka tidak mau
mengerjakan apabila tidak dibantu. Keadaan tersebut, tentu saja dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan anak
tidak mampu belajar secara mandiri adalah kurang memiliki rasa aman
sehingga dia tidak memiliki kepercayaan diri dan kurang mampu
menyesuaikan diri ketika menghadapi lingkungan baru. Berbeda dengan
anak yang mandiri dimana dia memiliki rasa aman. Rasa aman pada anak
disekitarnya terutama orang tua (pengasuh). Rasa nyaman tersebut diperoleh
ketika pengasuh dapat memberikan kasih sayang yang konsisten dan tepat
dalam memberikan respon terhadap kebutuhan anak serta mampu
melindungi anak (C, Wenar & P, Kerig, 2000). Keadaan tersebut erat
kaitannya dengan kelekatan.Pada dasarnya, kelekatan merupakan hal yang wajar terjadi pada anak,
karena tingkah laku lekat merupakan kecenderungan dasar pada anak yang
sudah ada sebelum proses-proses belajar dapat terjadi (Hartup dalam
Hurlock, 1973). Namun kelekatan akan menjadi masalah bila menimbulkan
ketergantungan. Kelekatan terjadi sejak masa bayi, namun akan
berpengaruh terhadap perkembangan di masa depannya Adapun yang
dimaksud dengan kelekatan adalah ikatan yang bersifat afeksional pada
seseorang yang ditunjukkan pada orang-orang tertentu atau yang disebut
figur lekat dan berlangsung secara terus- menerus (Ainsworth dalam Pelawi,
2004). Menurut C. Wenar & P. Kerig, kelekatan dibagi menjadi 2 jenis yaitu
kelekatan aman (secure attachment) dan kelekatan tidak aman (insecure
attachment ).Anak yang memiliki kelekatan yang aman pada masa bayi, maka dia
akan cenderung mudah menjalankan perannya sesuai tahap
perkembangannya, karena kelekatan yang aman memungkinkan
terpenuhinya afeksi anak. Dengan terpenuhinya afeksi anak, maka anak
akan mengembangkan citra diri sebagai orang yang positif dan percaya diri.
Secara umum anak yang mengalami kelekatan tidak aman, biasanya
disebabkan ketika pengasuh yang utama tidak merespon secara konsisten
dalam cara memberi kehangatan, kasih, cinta, kepercayaan dan kepekaan
terhadap anak yang terjadi semenjak anak masih bayi (C, Wenar & P, Kerig,
2000). Anak-anak yang mengalami kelekatan tidak aman cenderung kurang
bisa bekerja sama, menarik diri dengan teman-teman sebayanya (peer-nya),
bahkan mengalami ketergantungan terhadap figur lekatnya.Kelekatan tidak aman dibagi lagi menjadi dua yaitu, kelekatan
menghindar dan kelekatan cemas. Kelekatan menghindar terjadi karena
pengasuh cenderung menjaga jarak bahkan terkesan mengabaikan
kebutuhan anak Akibatnya, anak akan merasa tidak nyaman dan
mengembangkan model mental sebagai orang yang bebas, suka menentang,
tertutup, dan tidak mudah percaya pada orang lain. Berbeda dengan gaya
kelekatan cemas, dimana pengasuh cenderung terlalu ikut campur semua
kebutuhan anak. Akibatnya anak memiliki ketergantungan, kurang asertif
dan kurang memiliki kepercayan diri (C, Wenar & P, Kerig, 2000). .Keadaan tersebut tentu saja dapat mempengaruhi kemandirian belajar
anak ketika berada di dalam kelas. Pada saat anak mengembangkan citra diri
sebagai orang yang positif dan percaya diri, maka dia akan cenderung
memiliki sikap mandiri, memiliki kompetensi sosial, memiliki sikap
empatik dan mampu diajak bekerja sama (laurent dkk, 2004). Berbeda
dengan anak yang mengalami kelekatan menghindar, karena dia
tidak mudah percaya pada orang lain. Dengan begitu, maka anak akan
cenderung kurang memiliki sikap kooperatif, tidak disiplin ketika berada di
kelas, dan.kurang memiliki kompetensi sosial dengan teman sebayanya
(Shulman, Elicker, & Sroufe, 1983)..Lain halnya anak dengan kelekatan
cemas yang mengembangkan model mental sebagai orang kurang asertif,
kurang percaya diri serta terlalu lekat dengan figur lekatnya, maka anak
cenderung kurang memiliki kompetensi sosial dengan teman-teman
sebayanya sehingga anak menjadi kurang kooperatif. Selain itu, dia juga
kurang memilki kemampuan untuk mengeksplorasi lingkungannya, dan
karena terlalu lekat dengan pengasuhnya maka anak cenderung mengalami
ketergantungan kepada orang lain termasuk kepada guru (Sroufe, Fox, &
Pancake, 1983). Serta tidak mau mengikuti aktivitas yang dilaksanakan di
kelas, jika tidak didampingi oleh orang-orang terdekatnya Akan tetapi,
ketika anak didampingi oleh figur lekatnya, maka dia akan cenderung
meminta pertolongan kepada figur lekatnya untuk melaksanakan tugas yang
di berikan kepadanya. Akibatnya, anak menjadi malas dan tidak mau
berusaha dengan sendirinya, dan hal ini tentu saja menghambat proses anak
dalam belajar secara mandiri.Keadaan ini pula yang terjadi pada salah satu TK swasta. Pada saat
peneliti melakukan observasi pada anak TK, nampak terlihat bahwa ada
beberapa anak yang tidak mau belajar, karena pengasuhnya (entah ibu, baby
sitter , ataupun orang-orang terdekatnya) meninggalkannya berada dalam luar kelas. Akibatnya anak tersebut tidak mau belajar, dan bahkan mengganggu anak yang lainnya yang sedang belajar. Selain itu, kasus lain yang cukup menarik adalah yang terjadi pada seorang anak laki-laki. Ketika dia diantar ke sekolah oleh nenek atau pamannya, dia mau belajar sendiri di dalam kelas dan mau ditinggalkan oleh neneknya. Tetapi ketika, dia diantar oleh kakeknya, anak tersebut tidak mau ditinggal oleh kakeknya.
Maka dari kejadian tersebut, memunculkan penelitian yang bertujuan untuk meneliti perbedaan kemandirian belajar pada anak TK yang ditnjau dari gaya kelekatannya, yang dibedakan menjadi gaya kelekatan aman, cemas dan menghindar. Adapun yang menjadi judul dalam penelitian ini adalah: Perbedaan Kemandirian Belajar pada Anak TK Ditinjau dari Gaya Kelekatan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini, yang menjadi rumusan masalahnya adalah : apakah ada perbedaan kemandirian belajar pada anak TK ditinjau dari gaya kelekatan yang dialami oleh anak? C.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemandirian belajar pada anak TK ditinjau dari gaya kelekatannya.
D. MANFAAT PENELITIAN 1.
Manfaat teoritis Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan baru bagi ilmu psikologi pendidikan khususnya dalam hal perkembangan dan pendidikan masa pra sekolah anak.
2. Manfaat praktis a.
Apabila penelitian ini menghasilkan perbedaan, maka diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat luas terutama orang tua tentang pemahaman dan pengetahuan mengenai pentingnya penerapan gaya kelekatan tertentu dalam rangka mengembangkan sikap mandiri di masa awal kanak-kanak.
b.
Penelitian ini juga diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan kepada para pengajar atau guru agar memahami dinamika psikologis yang berbeda-beda pada setiap anak didiknya, sehingga dalam memberikan pendidikan memperhatikan juga perkembangan identitas anak didiknya itu.
BAB II LANDASAN TEORI A. ANAK PRA SEKOLAH
1. Pengertian Anak Pra Sekolah Salah satu bentuk pendidikan pra sekolah adalah taman kanak-kanak.
Oleh karena itu, anak-anak yang duduk di bangku taman kanak-kanak sering juga disebut dengan anak usia pra sekolah dan bukan anak sekolah.
Karena pendidikan di taman kanak-kanak merupakan persiapan bagi anak- anak untuk memasuki sekolah. Dalam Peraturan pemerintah no. 27 tahun 1990, yang dimaksud dengan anak pra sekolah adalah peserta didik yang berada pada jalur pendidikan pra sekolah. Pada umumnya anak yang berada dalam pendidikan pra sekolah terutama taman kanak-kanak berada pada usia 4-6 tahun, sehingga dalam tahap perkembangan berada dalam masa awal anak-anak.
Usia pra sekolah merupakan usia transisi antara masa bayi dan masa sekolah. Pada masa ini, anak sudah mulai mempunyai otonomi, tidak sepenuhnya tergantung pada otang tua, tetapi masih belum bisa dilepas untuk sepenuhnya belajar formal di sekolah.
Zaporozhets dan Elkonin (dalam Suprapti, 1999) menggolongkan anak usia pra sekolah menurut tiga kategori: usia pra sekolah awal (3-4 tahun),
10
dalam tahapan pra operasional dalam perkembangan kognitif. Akan tetapi,
usia dalam suatu perkembangan tidak harus dilihat sebagai suatu prediktor
yang pasti, melainkan sebagai gambaran kasar atau umum yang variasinya
amat ditentukan oleh karakteristik khusus dari individu anak.Menurut Sujiono (dalam Hartono, 2005), ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan oleh orang tua sebelum memasukkan anaknya ke dalam
pendidikan TK. Faktor-faktor tersebut antara lain:a. Kesiapan Fisik Aspek fisik meliputi motorik halus dan motorik kasar. Pada motorik kasar, dapat terlihat misalnya dengan mampu menggerakan seluruh anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan-gerakan seperti berlari, memanjat, naik-turun tangga, mlempar bola, bahkan melakukan dua gerakan sekaligus misalnya melompat sambil melempar bola. Aktivitas
belajar di TK memang banyak mengandalkan motorik kasar. Oleh karena
itu, apabila anak aktif bergerak justru yang diharapkan. Semua aspek fisik
yang menjadi bagian motorik anak, selanjutnya harus dikembangkan di TK. Motorik halus akan sejalan dengan pembelajaran yang diberikan di TK. Anak akan belajar menggunting, melipat, memasukkan bola, serta memilih biji-bijian. Itu semua akan berjalan bila ditunjang dengan fisik yang bagus.b. Kesiapan Sosial
11
baru. Anak pun akan mengenal aturan-aturan baru hidup bersama dan
menyimak “pelajaran” dari guru-guru sambil belajar bersama teman-
temannya. Dengan begitu, kesiapan sosial dilihat dari kemampuan anak
untuk menghadapi orang asing, berani memasuki lingkungan baru dan
tidak ragu diajak berkomunikasi.c. Kesiapan Kognitif Salah satu bentuk kesiapan kognitif anak dapat ditunjukkan dengan kemampuan bahasa anak karena di TK anak diharapkan mampu
memahami instruksi yang diberikan oleh guru. Anak pun diharapkan
mampu menyampaikan pendapat, perasaan serta isi pikirannya meski
belum runtut. Dengan demikian, anak juga harus mempunyai perbendaharaan kosakata yang cukup untuk anak seusianya.d. Kesiapan Emosional Kesiapan emosional yang paling penting adalah menyangkut
kemandirian. Setidaknya anak ketika berada di kelas, dia sudah duduk di
bangku sendiri, tidak tergantung pada siapa-siapa, dan mau mengikuti
perintah. Kesiapan emosional lainnya ditunjukkan dengan kesiapan anak
menerima situasi baru.Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan anak pra sekolah adalah anak yang menjadi peserta didik
dalam jalur pendidikan pra sekolah. Faktor-faktor yang harus dimiliki anak
12
2. Ciri-ciri Anak Pra Sekolah
Menurut Freeman dan Munandar (1997), pada masa usia pra sekolah
anak memiliki beberapa perilaku yang tampak menonjol. Perilaku-perilaku
tersebut adalah:a. Mengamati segala sesuatu. Menjelajahi segala macam tempat (lingkungannya), dan haus akan pengalaman.
b. Memiliki rasa ingin tahu yang besar, sering bertanya dan terkadang tidak
puas akan jawaban yang diberikan sehingga terkadang membuat orang dewasa menjadi kewalahan.c. Memiliki sifat spontan dan cenderung menyatakan pikiran, perasaan sebagaimana adanya tanpa merasa ada hambatan.
d. Senang terhadap pengalaman baru. Suka bereksperimen, berpetualang,