ANALISIS STRUKTURAL CERITA RAKYAT “RAWA PENING” DAN IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI KELAS V SD SKRIPSI

  

ANALISIS STRUKTURAL CERITA RAKYAT “RAWA PENING”

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS DAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI KELAS V SD

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

             

  

Oleh :

  

VINCENCIA IKAPERWITASARI

NIM: 041224012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

  

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

ANALISIS STRUKTURAL CERITA RAKYAT “RAWA PENING”

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS DAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI KELAS V SD

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

             

  

Oleh :

  

VINCENCIA IKAPERWITASARI

NIM: 041224012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

  

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

Persembahan

Dengan segala rasa cinta dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah mencurahkan kasih dan cinta dalam setiap langkahku.

  2. Bapak dan Ibu Mateus Supriyadi tercinta dengan segala cinta, doa, dan kasih saying selalu mendukungku baik secara moril maupun materiil sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  3. Malaikat Cantikku Aurelia Queena Devina Atma Negara, inspirasi dan semangatku.

  4. Adikku Antonius Kurniawan Dwi Prihatmoko yang selalu mendukungku dan menemaniku dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Suamiku Dedi Aprian Negara yang mendukungku dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Keluarga besar FX. Tayib, terimakasih untuk doa, cinta, dan dukungannya selama ini.

  

 

 

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 April 2011 Penulis

  Vincencia Ikaperwitasari

  

MOTO

Bukan karena hari ini indah kita jadi bahagia, tetapi karena kita bahagia hari ini menjadi indah.

Bukan karena tidak ada rintangan kita jadi optimis, tetai karena kita

optimis maka rintangan itu menjadi tak ada.

  

Bukan karena mudah kita bias yakin, tetapi karena kita yakin maka

semua akan menjadi mudah.

  

Bukan karena semua baik maka kita tersenyum, tetapi karena kita

tersenyum maka semua menjadi baik.

   

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Vincencia Ikaperwitasari

  Nomor Mahasiswa : 04 1224 012 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  ANALISIS STRUKTURAL CERITA RAKYAT “RAWA PENING” DAN

  IMPLEMENTASINYA DALAM SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI KELAS V SD

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 20 April 2011 Yang menyatakan

   

  Vincencia Ikaperwitasari

     

  

ABSTRAK

  Ikaperwitasari, Vincencia. Analisis Struktural Cerita Rakyat Rawa Pening dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di Kelas V SD . Skripsi.

  Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini mengkaji unsur intrinsik cerita rakyat “Rawa Pening”. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan unsur intrinsik cerita rakyat “Rawa Pening”, dan (2) mendeskripsikan implementasi unsur intrinsik cerita rakyat “Rawa Pening” dalam pembelajaran sastra di kelas V SD. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural dengan teks sastra sebagai bahan kajian yang diuraikan unsur-unsur intrinsiknya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan secara sistematis masalah yang ada berdasarkan fakta. Langkah awal dalam analisis adalah mendeskripsikan unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh, latar, alur, dan amanat.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tema utama dalam cerita tersebut adalah kebaikan dan ketabahan dalam menghadapi kejahatan, sedangkan tema tambahannya adalah kesombongan membawa petaka. Tema cerita rakyat “Rawa Pening” termasuk dalam tema tradisional karena temanya tentang kebaikan dan kejahatan. Ditinjau berdasarkan tingkatan tema menurut sipley termasuk dalam tingkatan yang pertama yaitu tema tingkat fisik manusia. Tokoh utama dalam cerita rakyat tersebut yaitu bocah kudisan. Tokoh tambahan yaitu pak lurah, penduduk, 3 gembala, dan janda tua. Tokoh protagonis yaitu bocah kudisan, tokoh antagonisnya yaitu penduduk desa dan 3 penggembala. Latar tempat dalam cerita rakyat “Rawa Pening” karya Djoko Dwinanto adalah perkampungan, hutan, gua, di atas gua, pendapa kelurahan, halaman kelurahan, dan rumah janda tua. Latar waktu dalam cerita rakyat tersebut adalah zaman dahulu. Latar sosialnya yaitu penduduk desa yang bermatapencaharian sebagai petani. Alur cerita ini adalah maju, karena peristiwa disajikan secara runtut dari awal, tengah hingga akhir. Amanat yang terkandung dalam cerita ini yaitu sayangilah semua temanmu, jangan membeda-bedakan dalam berteman karena Tuhan menciptakan manusia sama dihadapan-Nya; kejahatan jangan pernah di balas dengan kejahatan juga; jangan sombong dan lupa daratan; tolonglah orang lain yang membutuhkan pertolongan kita.

  Cerita rakyat “Rawa Pening” dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra pada kelas V SD. Implementasi pembelajaran dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) “mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya”. Kompetensi Dasar (KD) tersebut merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi (SK) “memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan”.

  

ABSTRACT

  Ikaperwitasari, Vincencia. Structural analysis of “Rawa Pening” folktale and implemented to literature lesson in elementary school grade V. Skripsi.

  Yogyakarta : PBSID. FKIP. Universitas Sanata Dharma. This research investigates intrinsic element of “Rawa Pening” folktale. The purposes of this research are (1) to describe the intrinsic element of “Rawa Pening” folktale, and (2) to describe the implementation of “ Rawa Pening” folktale intrinsic element in literature lesson in elementary school grade V. The approach that is used is structural approach with literature text as the material of the study which is analyzed its intrinsic elements. This research uses descriptive analysis method to dercribe sistematically the problem based on the fact. The first step in the analysis is to describe the intrinsic elements which cover the theme, the character, the background, the slot, and the message of the folktale.

  The result of the research shows that the main theme in “Rawa Pening” folktale is the goodness and the firmness to face the wickedness, while the added theme is arrogance will guide you to disaster. The theme of “Rawa Pening” folktale is included on traditional theme because the theme is about goodness and wickedness. Based on the Sipley’s theme level, it belongs to the first level; it is human physical level theme. The main character of the folktale is the scabies boy. The added characters are the village chief, the inhabitant, 3 shepherds, and the old widdow. The protagonist character in this folktale is the scabies boy, and the antagonist are the inhabitant and the 3 shepherds. The place background of the folktale "Rawa Pening” by Djoko Dwinanto are in the settlement, jungle, cave, on the top of the cave, distric yard, and the house of the old widdow. The time background of this folktale is in the past. The social background is that the inhabitant work as farmers. The slot of “Rawa Pening” folktale is progressive, because the event is presented sequently from the beginning, the midle until the end. The message of this folktale is to love all your friends, do not differentiate your friends because God considers human being equal; wickedness do not revenge wickedness; do not be arrogant; help people who need our help.

  “Rawa Pening” folktale can be implemented to literature lesson in elementary school grade V. The lesson implementation is in form of syllabus and lesson plan is arranged based on the basic competency“ identifying the folktale elements that is heard”. That basic competency is the spelling out from the standard based competence “comprehending informant explanation and folktale orally”.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi berjudul “Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Rawa Pening serta Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di Kelas V SD” diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan, baik langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada :

  1. Drs. J. Prapta Diharja S.J., M.Hum. Selaku dosen pembimbing pertama yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

  2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku dosen pembimbing kedua dan ketua program studi yang telah mengarahkan dan membimbing dalam penulisan skripsi ini.

  3. Bapak / ibu dosen prodi PBSID yang telah memberi ilmu dan pengetahuan dalam perkuliahan.

  4. Tim penguji yang telah memberi kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

  5. Kedua orangtuaku bapak Mateus Supriyadi dan ibu H. Dwi Istanti yang telah memberi dorongan baik material maupun spiritual dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Buah hatiku, Aurelia Queena Devina Atma Negara yang selalu memberiku semangat untuk tetap berjuang menyelesaikan skripsi ini.

  7. Suamiku, Dedi Aprian Negara yang memberiku dukungan untuk segera

  8. Adikku, Antonius Kurniawan Dwi Prihatmoko yang telah memberiku semangat dan dukungan selama ini.

  9. Maria Goretti Dwi Ariyanti serta semua teman-teman prodi PBSID angkatan 2004, yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

  10. Seluruh staf karyawan USD yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

  11. Keluarga besar FX. Tayib yang selalu memberi dukungan dan semangat baik secara material maupun spiritual.

  12. Anak-anak kos di Pringgodani, Gatotkaca no.08, Mrican, Yogyakarta yang selalu memberiku semangat untuk selesaikan skripsi ini.

  13. Teman-teman kerjaku di Gramedia dan Toshiba Edu Shop Yogyakarta yang senantiasa memberiku semangat dan dukungan untuk selesaikan skripsi ini.

  14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Terlepas dari segala kekurangan, semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca sastra pada umumnya, pendidik, dan bagi penulis sendiri.

  Yogyakarta, 20 April 2011 Vincencia IkaPerwitasari

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................... v MOTO ................................................................................................................ vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii

  

ABSTRACT ......................................................................................................... ix

  KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR ISI TABEL DAN GRAFIK .............................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4 E. Batasan Istilah .......................................................................................... 5 F. Sistematika Penyajian .............................................................................. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 8

  1. Hakekat Cerita Rakyat ..................................................................... 11

  2. Jenis Cerita Rakyat ........................................................................... 11

  3. Pendekatan Struktural ...................................................................... 12

  4. Unsur Intrinsik ............................................................................ 13

  4.1. Tokoh ......................................................................................... 13

  4.2. Latar ........................................................................................... 19

  4.3. Alur ............................................................................................ 23

  4.4. Tema ........................................................................................... 29

  4.5. Amanat ....................................................................................... 32

  5. Pembelajaran Sastra di SD ............................................................... 33

  6. Standar Kompetensi ......................................................................... 35 7. Silabus ...........................................................................................

  36

  a. Prinsip Pengembangan Silabus .................................................. 36

  b. Unit Waktu Silabus .................................................................... 37

  c. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus ................................ 38

  d. Pengembangan Silabus Berkelanjutan ....................................... 40

  8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 44

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 42 B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 42 C. Sumber Data ........................................................................................... 43 D. Instrumen ............................................................................................... 43

  F. Teknik Pengumpuan Data ...................................................................... 44

  G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 45

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ......................................................................................... 53 B. Analisis Unsur Intrinsik Karya Sastra “Rawa Pening” Karya Djoko Dwinanto ........................................................................... 58

  1. Tema ................................................................................................... 58

  a. Tema Tradisional dan Non Tradisional ........................................ 61

  b. Tema Menurut Shipley ................................................................. 61

  c. Tema Utama dan Tambahan ........................................................ 62

  2. Tokoh ................................................................................................. 64

  a. Tokoh Utama dan Tambahan ....................................................... 73

  b. Tokoh Protagonis dan Antagonis ................................................. 76

  c. Tokoh Sederhana dan Tokoh Bulat .............................................. 77

  d. Tokoh Tipikal dan Tokoh Netral ................................................. 78

  e. Tokoh Statis dan Berkembang ..................................................... 79

  3. Latar ................................................................................................... 82

  a. Latar Tempat ................................................................................ 83

  b. Latar waktu .................................................................................. 85

  c. Latar Sosial ................................................................................... 86

  d. Latar Fisik dan Spiritual ............................................................... 87

  e. Latar Netral dan Tipikal ............................................................... 87

  a. Eksposisi ....................................................................................... 88

  b. Rangsangan .................................................................................. 88

  c. Konflik ......................................................................................... 89

  d. Rumitan ........................................................................................ 90

  e. Klimaks ........................................................................................ 90

  f. Krisis ............................................................................................. 21

  g. Leraian ......................................................................................... 93

  h. Penyelesaian ................................................................................. 93

  5. Amanat ............................................................................................... 94

  C. Hubungan Antarunsur ............................................................................. 97

  D. Implementasi Cerita Rakyat “Rawa Pening” Karya Djoko Dwinanto Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di Kelas V SD dalam Bentuk Silabus dan RPP ..................................................................................... 114

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 119 B. Implikasi ................................................................................................. 121 C. Saran ....................................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 123

LAMPIRAN ...................................................................................................... 125

  

DAFTAR ISI

TABEL DAN GRAFIK

  Tabel 1. Tugas I.................................................................................................. 48 Tabel 2. Tugas II ................................................................................................ 49 Tabel 3. Kriteria Penilaian Tugas I .................................................................... 49 Tabel 4. Kriteria Penilaian Tugas II .................................................................. 50 Tabel 5. Penilaian Tugas I .................................................................................. 98 Tabel 6. Penilaian Tugas II ................................................................................ 98 Tabel 7. Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Analisis Unsur Intrisik ............. 99 Grafik Rata-rata Nilai Unsur Intrinsik ............................................................... 102

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya

  (Saini K.M. dan Jakob Sumardjo, 1986: 5). Suatu karya sastra adalah baik bila memberikan wawasan baru, memperkaya pengetahuan, dan dapat memberikan sumbangan untuk perubahan yang diperlukan masyarakat. Sebuah karya sastra memiliki struktur yang utuh yaitu struktur yang membangun karya sastra baik dari dalam maupun dari luar. Struktur yang membangun karya sastra dari dalam biasa disebut dengan unsur intrinsik, sedangkan struktur karya sastra yang membangun karya sastra dari luar di sebut dengan unsur ekstrinsik. Struktur karya sastra menyaran pada pengertian hubungan antarunsur yang bersifat timbal balik, saling menguntungkan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk kesatuan yang utuh (Nurgiyantoro, 2005: 36).

  Cerita rakyat adalah cerita-cerita yang telah dimiliki bangsa kita sejak kita belum memiliki tulisan, cerita-cerita rakyat tersebut diturunkan secara turun- temurun dari mulut ke mulut (lisan) oleh nenek moyang kita (Baribin, 1985: 13). Cerita rakyat merupakan hasil budaya daerah dalam bentuk penuturan cerita yang tersebar secara lisan dan diwariskan secara turun-temurun di kalangan masyarakat secara tradisional. Saat ini sudah banyak cerita rakyat yang dituliskan, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya buku-buku sastra yang kini muncul di kalangan anak-anak, misalnya saja cerita rakyat yang berjudul Malin Kundang, Bawang Merah dan Bawang Putih, Danau Toba dan sebagainya.

  Cerita rakyat mengandung manfaat yang cukup besar terutama bagi anak-anak usia Sekolah Dasar. Dengan cerita, anak akan lebih mudah memahami sifat yang baik dan buruk. Selain itu, mereka dapat mengambil pesan-pesan atau amanat dari cerita yang telah didengarnya atau dibacanya. Dengan demikian anak- anak diharapkan bisa meniru sikap yang baik sesuai dengan nilai moral, nilai sosial dan nilai kemanusiaan yang ada dalam cerita rakyat tersebut. Selain anak- anak mendapatkan manfaat dari sifat baik yang ditampilkan oleh tokoh dalam cerita tersebut, anak-anak juga bisa memahami unsur-unsur yang membangun dalam cerita tersebut. Unsur-unsur itu adalah unsur intrinsik yang meliputi tokoh, latar, alur, tema, dan amanat.

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD) mengungkapkan, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan, maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Tujuan yang hendak dicapai mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

  Wujud apresiasi peserta didik (siswa SD) terhadap karya sastra ada bermacam-macam, misalnya mendeklamasikan puisi anak dengan lafal dan intonasi yang sesuai, menyalin puisi anak dengan huruf lepas, menyebutkan isi dongeng, memerankan tokoh dongeng atau cerita rakyat yang disukai dengan ekspresi yang sesuai, mendeskripsikan puisi, menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya, mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan, menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik, menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat, mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya, mengidentifikasi tokoh, watak, latar, tema atau amanat dari cerita anak yang dibacakan.

  Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang unsur intrinsik yang terdapat pada sebuah cerita rakyat Rawa Pening, khususnya tokoh, latar, alur, tema, dan amanat serta implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra di SD. Ada dua alasan yang mendasari penulis memilih cerita rakyat dengan judul Rawa Pening karya Djoko Dwinanto sebagai bahan kajian. Pertama, cerita rakyat ini mengandung nilai kemanusiaan dan nilai moral

  

Pening menggunakan bahasa yang sederhana dalam komunikasi sehari-hari

  sehingga mempermudah memahaminya. Kelas yang dipilih adalah SD kelas V semester I. Alasannya karena di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, SD kelas V semester I memiliki materi kesastraan tentang mengidentifikasikan unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah digambarkan di atas, berikut ini dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini. Ada dua masalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini.

  1. Bagaimana unsur intrinsik (tokoh, alur, latar, tema, dan amanat) cerita rakyat “Rawa Pening”?

  2. Bagaimana implementasi unsur intrinsik (tokoh, alur, latar, tema, dan amanat) cerita rakyat “Rawa Pening” dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di kelas V SD? C.

   Tujuan Pembelajaran

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

  1. Mendeskripsikan unsur intrinsik (tokoh, alur, latar, tema, dan amanat) cerita rakyat “Rawa Pening”.

  2. Mendeskripsikan implementasi unsur intrinsik (tokoh, alur, latar, tema, dan amanat) cerita rakyat “Rawa Pening” dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di kelas V SD.

  D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.

  1. Bagi lembaga pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat mendorong lembaga pendidikan sekolah untuk melengkapi perpustakaannya dengan berbagai karya sastra khususnya cerita rakyat.

  2. Bagi peneliti sastra Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberikan informasi bagi peneliti sastra mengenai karya sastra, khususnya cerita rakyat “Rawa Pening” karya Djoko Dwinanto.

  3. Bagi pembelajaran sastra di SD Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembelajaran sastra di SD tentang cerita rakyat “Rawa Pening” karya Djoko Dwinanto serta dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pembelajaran khususnya untuk materi cerita rakyat.

  E. Batasan Istilah Batasan istilah tersebut sebagai berikut.

  Cerita-cerita yang telah dimiliki bangsa kita sejak kita belum memiliki tulisan, cerita-cerita rakyat tersebut diturunkan secara turun-temurun dari mulut ke mulut (lisan) oleh nenek moyang kita (Baribin, 1985: 13).

  2. Tokoh cerita Orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian dari peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam plot (Saini K.M. dan Jakob Sumardjo, 1986: 144).

  3. Unsur intrinsik Hal-hal yang membangun karya sastra dari dalam (Tjahjono, 1988: 44).

  4. Latar Tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Nurgiyantoro, 1994: 216).

  5. Alur Struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis (Baribin, 1985: 61).

  6. Pembelajaran Proses menerima suatu bahan atau materi oleh siswa dalam proses belajar mengajar (Prihantoro: 2008).

  7. Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan; penerapan (Alwi, dkk., 2005 :427).

F. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan, berisi (A) latar belakang penelitian, (B) rumusan masalah, (C) tujuan penelitian, (D) manfaat penelitian, (E) batasan istilah, dan (F) sistematika penyajian. Bab II adalah bab landasan teori. Bab ini berisi (A) penelitian yang relevan, yaitu ringkasan hasil penelitian terdahulu, dan (B) kerangka teori yang akan digunakan sebagai kajian teori untuk menganalisis masalah-masalah yang akan diteliti. Bab

  III adalah bab metodologi penelitian. Bab ini berisi tentang (A) jenis penelitian, (B) subjek dan objek penelitian, (C) sumber dan data, (D) instrumen penelitian, (E) metode penelitian, (F) teknik pengumpulan data, dan (G) teknik analisis data.

  Bab IV adalah bab hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi (A) deskripsi data, (B) analisis, (C) hubungan antarunsur, dan (D) implementasi cerita rakyat “Rawa Pening” dalam pembelajaran siswa kelas V SD. Penelitian ini akan diimplementasikan dalam bentuk RPP dan silabus. Bab V adalah bab penutup.

  Bab ini berisi (A) kesimpulan, (B) implikasi, dan (C) saran untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal-hal yang mungkin dapat dikaji dari penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan tinjauan pustaka untuk

  memperoleh gambaran arah penelitian. Tinjauan pustaka dilakukan oleh peneliti terhadap penelitian Anita Haryani (2009) berjudul Unsur Intrinsik Cerita Rakyat

  

“Timun Emas” serta Implementasinya dalam Pembelajaran sastra di Kelas V SD,

  Validita Riang Fajarati (2007) berjudul Unsur Intrinsik Cerita Rakyat “Malin

  Kundang” dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SD,

  F. Angelina Waa (2009) berjudul Unsur Intrinsik Naskah Drama “Malaikat Tersesat dan

  

Termos Ajaib” Karya R.J. Mardjuki dan Implementasinya dalam Pembelajaran

Sastra di SMA.

  Tinjauan pustaka dilakukan oleh peneliti terhadap penelitian Anita Haryani (2009) berjudul Unsur Intrinsik Cerita Rakyat “Timun Emas” serta

  

Implementasinya dalam Pembelajaran sastra di Kelas V SD, memperoleh hasil

  bahwa metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa cerita rakyat Timun Emas dapat digunakan sebagai materi pembelajaran sastra di SD kelas V semester I. Tema utama dalam cerita rakyat tersebut adalah kebaikan dan ketabahan dalam melawan kejahatan. Tema tambahannya adalah janji adalah hutang. Tokoh utamanya adalah Timun Mas. Tokoh tambahannya adalah Pak pedesaan yang sunyi. Latar sosialnya yaitu penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani. Cerita ini beralur maju, diceritakan dari awal, tengah, hingga akhir. Amanat yang terkandung dalam cerita ini adalah jangan takut pada masalah karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Bila tidak bisa menepati janji, janganlah mengucapkan janji pada seseorang karena akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

  Tinjauan pustaka terhadap penelitian yang dilakukan Validita Riang Fajarati (2007) berjudul Unsur Intrinsik Cerita Rakyat “Malin Kundang” dan

  

Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SD , memperoleh hasil bahwa

  matode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Hasil analisis menunjukkan bahwa cerita rakyat Malin Kundang mempunyai tema kedurhakaan anak terhadap ibunya. Cerita rakyat Malin Kundang menampilkan tokoh sentral (protagonis dan antagonis) dan bawahan. Tokoh protagonis yaitu Sari Mayang dan tokoh antagonis yaitu Malin Kundang dan Paman Maringgi, tokoh bawahan yaitu Datuk Alang Sakti, Mamak Inei, Rambun Pamenan, Alimah, Mamak Linai, Kalaeng Galesong, Ambun Sori, Napitu, Pedagang Tionghoa, Bibik, Mamak Banjau, serta Kaluang. Alur dalam cerita rakyat ini adalah alur maju. Latarnya meliputi latar waktu latar tempat, dan latar sosial. Latar waktu cerita rakyat Malin Kundang adalah 23 tahun 9 bulan. Latar tempat di daerah Sumatera Barat. Latar sosial menunjukkan kehidupan Malin Kundang dari lahir sampai dewasa yang bermula dari golongan atas kemudian ke golongan rendah, dan kembali ke golongan atas. Berdasarkan KTSP maka cerita rakyat Malin Kundang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra di kelas V SD.

  Tinjauan pustaka terhadap penelitian yang dilakukan F. Angelina Waa (2009) berjudul Unsur Intrinsik Naskah Drama “Malaikat Tersesat dan Termos

  

Ajaib” Karya R.J. Mardjuki dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di

SMA. memperoleh hasil bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini

  adalah penelitian kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa unsur-unsur intrinsik drama terdiri dari tema, tokoh, latar, alur, dan bahasa serta keterkaitan antar unsur. Drama berjudul “Malaikat Tersesat dan Termos Ajaib” Karya R.J. Mardjuki memiliki tema yaitu kritik social yang berkembang dalam kehidupan manusia modern yang mengagungkan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya. Pengarang menggunakan bahasa sastra dalam drama ini, dan juga banyak menggunakan bahasa kiasan. Antarunsur dalam drama ini saling berkaitan antar satu dengan yang lain. Hasil analisis ini dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 2 dan kelas XII semester 2.

  Butir-butir pembelajaran drama adalah siswa mampu menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama yang didengarnya melalui pembacaan. Butir pembelajaran yang kedua adalah agar siswa mampu menggunakan gerak gerik, mimik dan intonasi sesuai dengan tokoh dalam pementasan drama.

  Penelitian-penelitian terdahulu di atas merupakan penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti karena memiliki persamaan yaitu objek penelitiannya yaitu berupa unsur intrinsik cerita rakyat. mengembangkan penelitian sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di SD. Peneliti akan menganalisis cerita rakyat yang berjudul Rawa Pening tentang unsur intrinsiknya dan akan diimplementasikan dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di kelas V SD.

B. Kerangka Teori 1. Hakikat Cerita Rakyat

  Cerita rakyat adalah cerita-cerita yang telah dimiliki bangsa kita sejak kita belum memiliki tulisan, cerita-cerita rakyat tersebut diturunkan secara turun- temurun dari mulut ke mulut (lisan) oleh nenek moyang kita. “Cerita rakyat ini dibedakan: (1) cerita jenaka, (2) mite, (3) fabel, (4) legende” (Baribin, 1985: 13).

  Cerita rakyat adalah kisahan anonim yang tidak terikat ruang dan waktu, yang beredar secara lisan di tengah masyarakat, termasuk didalamnya cerita binatang, dongeng, legenda, dan mitos (Sudjiman, 1988: 6).

2. Jenis Cerita Rakyat

  Baribin (1985: 13) membagi cerita rakyat menjadi empat jenis yaitu: cerita jenaka, mite, fabel, dan legende. Di bawah ini uraian keempat jenis cerita rakyat tersebut.

  a. Cerita jenaka Cerita jenaka adalah cerita yang pendek, yang berisi kebodohan atau kecerdikan seseorang yang menimbulkan senyum atau tertawa bagi b. Mite Mite adalah cerita yang berhubungan dengan kepercayaan animisme; cerita berisi tentang dewa/dewi atau roh.

  c. Fabel Fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya binatang, dan diceritakan binatang-binatang itu hidup dan bermasyarakat seperti manusia.

  d. Legende Legende adalah cerita yang berhubungan dengan keajaiban alam.

  Legende menceritakan tentang asal usul suatu tempat yang terbentuk atas keajaiban alam.

  Cerita rakyat Rawa Pening yang menjadi objek penelitian ini adalah cerita rakyat berjenis legende. Cerita rakyat Rawa Pening ini menceritakan tentang asal mula terbentuknya rawa yang sampai sekarang disebut sebagai rawa pening di Jawa Tengah.

3. Pendekatan Struktural

  Struktur suatu karya sastra terbentuk dari bagian-bagian yang bermakna dan saling mempengaruhi. Bagian-bagian bermakna dan saling mempengaruhi yang berperan membentuk struktur suatu karya sastra adalah unsur intrinsik, misalnya tokoh, alur, latar, dan tema. Yang dimaksud struktur karya sastra adalah hubungan di antara unsur-unsur intrinsik yang memiliki sifat saling menentukan dan mempengaruhi, kemudian secara bersamaan membentuk suatu

  Analisis struktural tak cukup hanya mendata unsure tertentu sebuah karya fiksi, namun yang lebih penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur itu. Pendekatan struktural bertujuan untuk mengetahui fungsi dan hubungan unsur-unsur karya sastra, agar menghasilkan satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.

4. Unsur Intrinsik

  Sebuah karya fiksi merupakan sebuah bangun cerita yang menampilkan sebuah dunia yang sengaja dikreasikan pengarang. Sebuah karya fiksi merupakan sebuah totalitas, sebagai sebuah totalitas karya sastra atau fiksi mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur, yang saling berkaitan satu sama lain secara erat dan saling menguntungkan (Nurgiyantoro, 1995: 22). Secara tradisional unsur karya fiksi (karya sastra) dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.   Unsur intrinsik adalah unsur- unsur yang membangun karya sasta itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra (Nurgiyantoro, 1995: 23).

  

  Menurut Tjahjono (1988: 44),   segi intrinsik karya sastra adalah hal-hal

  yang membangun karya sastra itu dari dalam, misalnya hal-hal yang berhubungan dengan struktur yang memiliki sifat otonom. Karya sastra sebagai sebuah struktur dijelaskan dengan adanya unsur intrinsik, yaitu unsur yang menbangun karya sastra tersebut dari dalam. Unsur intrinsik ini meliputi tokoh, alur, latar, tema, dan

  Penelitian ini akan meneliti unsur-unsur intrinsik tersebut karena unsur-unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. Peneliti menganggap unsur intinsik merupakan unsur yang terpenting dalam berdirinya sebuah karya sastra, sehingga peneliti tertarik untuk menelitinya.

4.1 Tokoh

  Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang sangat penting bahkan menentukan dalam karya sastra fiksi. Tokoh dalam cerita fiksi menunjuk pada tokoh atau pelaku cerita. Orang atau pelaku cerita sering disamakan artinya dengan karakter atau perwatakan. Saini K.M. dan Jakob Sumardjo (1986: 144), mengungkapkan bahwa tokoh cerita adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian dari peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam plot.

  Tokoh dibagi menjadi tiga yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh kepercayaan. Tokoh protagonis adalah tokoh yang pertama-tama menghadapi masalah dan terlibat dalam banyak kesukaran. Biasanya pembaca dan penonton berempati kepada tokoh ini. Berempati maksudnya adalah menempatkan diri pada kedudukan seseorang sehingga dapat memikirkan masalah yang dihadapi orang itu dan turut mengalami perasaan-perasaannya. Tokoh antagonis adalah tokoh yang berperan sebagai penghalang dan masalah bagi protagonis. Tokoh kepercayaan adalah tokoh yang menjadi kepercayaan protagonis dan antagonis.

  Berdasarkan cara menampilkan perwatakannya, tokoh dibedakan menjadi dua yaitu tokoh datar dan tokoh bulat (Sudjiman, 1988: 20). Tokoh datar adalah tokoh yang memperlihatkan satu segi wataknya saja. Tokoh datar bersifat statis, yaitu di dalam cerita watak tokoh ini sedikit sekali berubah, bahkan ada kalanya tidak berubah sama sekali. Tokoh bulat adalah tokoh yang memperlihatkan segala segi kekuatan (kelebihan) ataupun kelemahan (kekurangan), yang ia miliki. Tokoh bulat dapat memperlihatkan wataknya yang berbeda-beda setiap kali ia muncul.

  Saini K.M. dan Jakob Sumardjo (1986: 145), berpendapat bahwa tokoh memiliki watak yang berbeda-beda. Watak yang diberikan pengarang kepada tokoh adalah watak yang dimiliki manusia. Misalnya jahat, baik, sabar, periang, pemurung, berani, pengecut, licik, jujur, atau campuran dari beberapa watak tadi. Watak para tokoh bukan hanya pendorong terjadinya peristiwa, tetapi juga merupakan unsur yang menyebabkan gawatnya masalah yang timbul dalam peristiwa.

  Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca (Nurgiyantoro, 1995:167). Tokoh-tokoh yang hadir pada sebuah karya naratif (karya sastra ) tidak akan begitu saja hadir kepada pembaca. Sebagai bagin dari karya fiksi yang bersifat menyeluruh dan padu, mempunyai tujuan artistik, kehadiran dan penghadiran tokoh-tokoh cerita haruslah dipertimbangkan dan tak lepas dari tujuan tersbut.

  Tokoh dibagi menjadi lima berdasarkan sudut pandang dan tinjauan, yaitu (a) tokoh utama dan tambahan, (b) tokoh protagonis dan tokoh antagonis, (c) tokoh sederhana dan tokoh bulat, (d) tokoh statis dan tokoh berkembang, dan (e) tokoh tipikal dan tokoh netral.

  a. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang ditampilkan terus menerus sehingga mendominasi sebagain cerita. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah cerita. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan.

  Tokoh utama dalam sebuah cerita, mungkin saja bisa lebih dari satu orang, walaupun kadar keutamaannya tidak selalu sama. Keutamaan mereka ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot secara keseluruhan. Sedangkan tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung atau tidak langsung.

  b. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan menjadi dikagumi, yang salah satu jenisnya secara popular disebut hero, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, harapan-harapan kita. Sedangkan tokoh antagonis merupakan tokoh penyebab terjadinya konflik dalam sebuah cerita. Tokoh antagonis, barangkali dapat disebut, beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung, bersifat fisik maupun batin.