KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROSES ILMIAH DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA.
KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROSES ILMIAH DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh: Citra Ayuliasari
12317244024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Mengembangkan Kemampuan Proses Ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta” yang disusun oleh Citra Ayuliasari, NIM 12317244024 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 23 Maret 2017
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Suratsih, M.Si. Dra. Sukarni Hidayati, M.Si. NIP. 195911031986011001 NIP. 195205101978032001
(3)
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa : Citra Ayuliasari
NIM : 12317244024
Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi/Pendidikan Biologi Internasional Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Judul TAS : Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Mengembangkan Kemampuan Proses Ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 23 Maret 2017 Yang menyatakan,
Citra Ayuliasari NIM. 12317244024
(4)
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Mengembangkan Kemampuan Proses Ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta” yang disusun oleh Citra Ayuliasari, NIM 12317244024 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 Maret 2017 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda
Tangan
Tanggal
Drs. Suratsih, M.Si. Ketua Penguji ... ... Dra. Sukarni Hidayati, M.Si. Sekretaris Penguji ... ... Dr. Slamet Suyanto, M. Ed. Penguji Utama ... ... Yuni Wibowo, M. Pd. Penguji Pendamping ... ...
Yogyakarta, 8 April 2017 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Dekan,
(5)
MOTTO
Kegagalan tidak diukur dari apa yang telah Anda raih, namun kegagalan yang
telah Anda hadapi, dan keberanian yang membuat Anda tetap berjuang melawan
rintangan yang bertubi-tubi.
(Orison Swett Marden)
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena
persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan.
(Gen Collin Powel)
Percayalah bahwa sesuatu bisa dilakukan. Jika Anda sungguh yakin bahwa
sesuatu itu bisa dikerjakan maka pikiran Anda akan menemukan jalan untuk
melakukan hal tersebut. Keyakinan akan menyediakan jalan mencapai solusi atas
suatu hal.
(6)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa puji dan syukur kepada-Mu, Ya-Allah Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Allah SWT yang Maha Kasih dan Maha Penyayang
Kedua orangtuaku, atas doa, kasih sayang, pengorbanan dan semangat yang tak terhingga.
Kedua kakakku Gandhi Virgiawan dan Agnita Dewi yang selalu memberi semangat dan motivasi tiada henti.
Saudara terkasih Ade Rizal Pamungkas, Anna Astuti, Asri Fathianihayati, Dita Imanasita, Fatma Ismawati, Bekti Safrielian W., Fany Hastari, Faridha Nur F., Hafshah Ainu Z., Intan Megasari, Mona Mega K. dan banyak pihak yang telah
memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi Internasional angkatan 2012 atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.
(7)
KESESUAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROSES ILMIAH DI SMA NEGERI 3 YOGYAKARTA
Oleh Citra Ayuliasari NIM 12317244024
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kesesuaian antara perencanaan pengembangan proses ilmiah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dengan tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta. (2) mengetahui kesesuaian antara perencanaan pengembangan kemampuan proses ilmiah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaannya di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif berupa analisis isi. Objek penelitian ialah RPP yang dibuat oleh guru dan rekaman video pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Data diperoleh dari hasil analisis tiga orang panelis yang merupakan mahasiswa Pendidikan Biologi. Data hasil panelis diolah dengan uji kanonik sehingga diperoleh koefisien kecocokan alpha. Kesesuaian antara RPP dengan implementasinya ditentukan dengan melihat perbandingan antara aspek yang muncul dan sesuai dengan aspek yang dituntut dalam pembelajaran pada setiap materi pokok. Kemampuan proses ilmiah yang telah dicapai merupakan hasil eksplorasi keterampilan proses sains yang teridentifikasi dalam RPP dan implementasinya pada setiap materi pokok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kesesuaian antara perencanaan pengembangan proses ilmiah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dengan tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta hampir semua sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. (2) Pengembangan proses ilmiah dalam pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan rancangan kemampuan proses sains yang disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Kata kunci : kesesuaian RPP kurikulum 2013 dan implementasinya, kemampuan Proses Ilmiah
(8)
THE CORRESPONDENCE BETWEEN CURRICULUM 2013 LESSON PLANS AND THE IMPLEMENTATION TO DEVELOP SCIENTIFIC
PROCESS SKILLS IN SMAN 3 YOGYAKARTA
By Citra Ayuliasari NIM 12317244024
ABSTRACT
The study aims to investigating: (1) the correspondence between of development planning of the scientific process in the lesson plans created by teachers that implement the curriculum in 2013 in SMA Negeri 3 Yogyakarta, (2) the correspondence between of development planning of the scientific process in lesson plan implementation in SMA Negeri 3 Yogyakarta.
This was a descriptive study using content analysis. The object is lesson plans created by teachers and a video that recorded in the classes. Data were collected by three panelists who were students of Biology Education. Panelists result data analyzed using canonical trials to obtain matching coefficient alpha. The correspondence between the lesson plans with implementation was determined by a comparison of the aspects that appear and accordance with the required aspects of learning in every subject matter. Science process skills achieved a result from the exploration of scientific process skills were identified in the lesson plans and the implementation of each subject.
The results showed that (1) there is a correspondence between scientific development planning process in lesson plans created by teachers with demands of Curriculum 2013 in SMA Negeri 3 Yogyakarta almost same as like with demands of Curriculum 2013, (2) the development of scientific process skills in implementation of learning not in accordance with Science process skills design that arranged in lesson plans.
Keywords: Correspondence between Curriculum 2013 lesson plans and the implementation. Scientific Process skills
(9)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kelancaran, ketabahan dan kekuatan hati sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Mengembangkan Kemampuan Proses Ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan Tugas Akhir Skripsi ini masih terdapat kekurangan serta tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Hartono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta, atas izin yang diberikan untuk melakukan penelitian ini;
3. Bapak Dr. Slamet Suyanto, M.Ed. selaku Wakil Dekan I yang telah memberikan izin penelitian.
(10)
4. Bapak Dr. Paidi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi, atas izin yang diberikan untuk melakukan penelitian.
5. Bapak Yuni Wibowo, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan nasehatnya dalam mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
6. Bapak Drs. Suratsih, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama skripsi yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, atas motivasi, bimbingan, arahan, semangat, inspirasi, dan waktu yang telah diberikan kepada penulis.
7. Ibu Dra. Sukarni Hidayati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Pendamping skripsi yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, atas motivasi, bimbingan, arahan, semangat, inspirasi, dan waktu yang telah diberikan kepada penulis.
8. Bapak Dr. Slamet Suyanto, M.Ed. dan Bapak Yuni Wibowo, M.Pd. selaku dosen penguji atas saran yang telah diberikan demi kemajuan skripsi ini. 9. Bapak Suhan Ranta, M. Pd., Bapak Didik Purwaka, M. Pd., Ibu Nanik
Rahayu, S. Pd. selaku guru biologi SMA Negeri 3 Yogyakarta.
10. Bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY yang telah memberikan ilmu mengenai Biologi.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
(11)
Penulis menyadari skripsi yang telah penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran, kritik, dan masukkan dari semua pihak penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 23 Maret 2017 Penulis
(12)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN PERNYATAAN ... HALAMAN PENGESAHAN ... HALAMAN MOTTO ... HALAMAN PERSEMBAHAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... B. Identifikasi Masalah ... C. Pembatasan Masalah ... D. Rumusan Masalah ... E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran Biologi ... B. Hakikat Sains ... C. Proses Sains ... D. Kurikulum 2013 ... E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...
1. Hakikat RPP ... i ii iii iv v vi vii ix xii xv xvi 1 4 4 4 5 5 6 7 8 15 16 16
(13)
F. Proses Pembelajaran ... 1. Pendahuluan ... 2. Inti ... 3. Penutup ... G. Kerangka Berpikir ...
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian... B. Waktu dan tempat penelitian ... C. Objek penelitian ... D. Instrumen penelitian ... E. Teknik pengumpulan data ... F. Langkah-langkah pengumpulan data ... G. Teknik analisis data ...
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ... 1. Hasil kesesuaian antar panelis ... 2. Hasil kesesuaian antara RPP dan Tuntutan Kurikulum 2013 ... 3. Hasil kesesuaian antara RPP dan Implementasinya ... B. Pembahasan ...
1. Kesesuaian antara RPP dengan tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta ... 2. Kesesuaian antara RPP dengan implementasinya di SMA Negeri 3
Yogyakarta ... 3. Kemampuan proses ilmiah yang telah dicapai pada pembelajaran di
SMA Negeri 3 Yogyakarta...
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ... B. Keterbatasan peneliti ...
23 23 24 27 28 30 30 30 31 31 32 33 34 34 35 38 43 43 47 53 59 59
(14)
C. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
60
61 63
(15)
DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8.
Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya ... Koefisien Alpha (α) pada Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta ... Tabel Kesesuaian antara RPP dengan Tuntutan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta Kelas X ... Tabel Kesesuaian antara RPP dengan Tuntutan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta Kelas XI ... Kesesuaian antara RPP dengan Tuntutan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta Kelas XII ... Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas X ... Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas XI ... Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas XII ...
13 34 35 36 37 38 40 42
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lembar Instrumen Identifikasi Proses Sains dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 dengan Analisis pada Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta ... Hasil Analisis Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta ... Koefisien Alpha (α) pada Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta …... RPP Pembelajaran Kelas X, XI, XII di SMA Negeri 3 Yogyakarta ...
63
71
132
(17)
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahun pelajaran 2013/2014 pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas untuk 1.270 SMA pada 295 kabupaten/kota di 33 provinsi untuk kelas X. Selanjutnya melalui edaran Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0128/MPK/KR/2013 tanggal 5 Juni 2013, perihal Implementasi Kurikulum 2013 menyatakan bahwa Kurikulum 2013 telah disepakati untuk diimplementasikan secara bertahap dan terbatas mulai tahun pelajaran 2013/2014. Selanjutnya pada tahun 2014 direncanakan bahwa Kurikulum 2013 akan dilakukan pada seluruh SMA.
Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah. Pada implementasinya, guru dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang mengembangkan lima pengalaman belajar pokok yaitu : a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; e. mengomunikasikan (Permendikbud RI 2013a). Lima pengalaman belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran, metode, teknik, maupun taktik yang digunakan.
Peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, bertindak sebagai fasilitator, memberi umpan balik dan mengatur/mengarahkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 mengenai tugas
(18)
pendidik yang merupakan tenaga profesional untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendikbud RI 2013c).
Pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan nasional dengan
menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi (SI) (Permendikbud RI 2013b). Standar isi inilah yang menentukan kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan yang diwujudkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap tingkat dan/atau semester. KI terdiri dari keterampilan spiritual (KI-1), sikap (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). KI dan KD selanjutnya dicantumkan oleh masing-masing satuan pendidikan dalam perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Oleh karena itu, penyusunan silabus dan RPP seharusnya bersumber pada KI dan KD sebagai arah dan landasan managemen dan pelaksanaan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu Kompetensi Dasar (KD). Tanpa perencanaan pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan
(19)
RPP bagi terlaksananya pembelajaran, sehingga dibutuhkan kacakapan guru dalam penyusunan RPP agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini berlaku
di semua tingkat satuan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, pembuatan
rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) oleh pendidik serta keterlaksanaan rancangan belum diketahui kesesuaiannya dengan tuntutan kurikulum 2013.
Dengan demikian, kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
kurikulum 2013 dan implementasinya dalam mengembangkan kemampuan proses ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta perlu diketahui. SMA ini merupakan
unggulan di Yogyakarta. Sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana
(20)
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Sudahkah guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berpedoman pada peraturan yang diharuskan dalam kurikulum 2013?
2. Sudahkah guru mengimplementasikan pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat?
3. Seberapa besar guru mengembangkan proses ilmiah dalam pembelajaran? 4. Seberapa besar guru mengembangkan media dalam pembelajaran?
5. Seberapa besar guru mengembangkan evaluasi dalam pembelajaran?
C. PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi pada analisis kesesuaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013 dan implementasinya dalam
mengembangkan kemampuan proses ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Metode ilmiah yang dimaksud adalah lima pengalaman belajar pokok yang terdapat pada RPP Kurikulum 2013 yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kesesuaian antara perencanaan pengembangan proses ilmiah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dengan tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta?
(21)
2. Bagaimana kesesuaian antara perencanaan pengembangan kemampuan proses ilmiah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaannya di SMA Negeri 3 Yogyakarta?
E. TUJUAN
1. Mengetahui kesesuaian antara perencanaan pengembangan proses ilmiah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dengan tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
2. Mengetahui kesesuaian antara perencanaan pengembangan kemampuan
proses ilmiah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pelaksanaannya di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
F. MANFAAT
1. Bagi Guru
Memberikan referensi untuk perbaikan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi Sistem pertahanan tubuh dengan mengembangkan pendekatan ilmiah
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan bagi peneliti lain yang ingin mengambil penelitian tentang analisis kesesuaian RPP dan implementasinya.
(22)
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran Biologi
Proses pembelajaran biologi sebagai suatu sistem, pada prinsipnya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara
komponen-komponen raw input (peserta didik), instrumental input (masukkan
instrumental), environment (lingkungan), dan outputnya (hasil keluaran). Keempat komponen tersebut mewujudkan sistem pembelajaran biologi dengan prosesnya berada di pusatnya. Komponen masukan instrumental, yang berupa kurikulum, guru, sumber belajar, media, metode dan sarana dan prasarana pembelajaran, nampaknya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran biologi. Dalam teori modern, proses pembelajaran tidak tergantung pada keberadaan guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran (Suhardi, 2010: 1).
Proses belajar bologi menurut Djohar merupakan perwujudan dari interaksi subjek (anak didik) dengan objek yang terdiri dari benda dan kejadian, proses dan produk. Pendidikan biologi harus diletakkan sebagai alat pendidikan, bukan sebagai tujuan pendidikan, sehingga konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya memberi kesempatan kepada subjek belajar untuk melakukan interaksi dengan objek belajar secara mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep. (Suratsih, 2010: 8).
(23)
Penemuan konsep biologi dapat diperoleh siswa melalui pemecahan masalah dengan metode ilmiah. Pembelajaran biologi sebagainya dilksanakan dengan pendekatan ilmiah bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran biologi di SMA/MA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
B. Hakikat Sains
Untuk membahas hakikat sains, terdapat perbedaan cara pandang tentang arti sains itu sendiri sehingga persepsi guru tentang sains akan mempengaruhi proses pembelajarannya. Mengutip dari J.D. Bernal (Wuwur Setyowati, 2015) menyarankan untuk memahami bahwa sains haruslah melalui pemahaman berbagai segi atau aspek dari sains seutuhnya (tidak hanya dari satu aspek saja). Ia menonjolkan adanya 5 aspek yaitu:
1. Sains sebagai institusi
Sains dipandang dalam pengertian sebagai kumpulan para ilmuwan profesional yang dilatih dan bekerja pada lembaga tertentu dan didanai sehingga bisa menghasilkan karya yang bermanfaat untuk keperluan masyarakat.
(24)
2. Sains sebagai metode
Metode sains merupakan suatu proses yang terus berubah. Terdiri dari sejumlah kegiatan, baik mental, maupun manual, termasuk di dalamnya
adalah observasi, eksperimentasi, klasifikasi, pengukuran, dan
sebagainya dan tidak jarang melibatkan teori-teori hipotesis serta hukum-hukum.
3. Sains sebagai kumpulan pengetahuan
Sains dipandang sebagai tubuh dari suatu pengetahuan karena mangacu pada kumpulan berbagai konsep sains yang sangat luas pengetahuannya dan terus berkembang. Pengetahuan tersebut berupa fakta, konsep, teori, dan generalisasi yang menjelaskan tentang alam.
4. Sains sebagai faktor pengembang produksi
5. Sains sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap. Sains dipandang pada nilai yang melekat di dalamnya, sehingga akan menghasilkan sikap-sikap ilmiah yang dimiliki oleh para saintis. Termasuk dialamnya nilai kejujuran, keingintahuan, tanggungjawab, kedislipinan, dan keterbukaan.
C. Proses Sains
Definisi sains sebagai proses dapat diartikan sebagai metode untuk
memperoleh pengetahuan. Dalam masing-masing metode dapat
(25)
jenjang pendidikan dasar dan menengah yang merupakan penjabaran dari metode ilmiah. (Nuryani, 1998: 28)
Metode ilmiah merupakan langkah atau tahap yang teratur dan sistematis yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah ilmiah. Metode tersebut berawal dari adanya permasalahan yang diperoleh dari pengamatan terhadap gejala-gejala (fenomena) yang terjadi pada suatu objek pengamatan. Menurut Carin and Sund (1989: 17) proses sains meliputi:
1. Mengobservasi
Kegiatan mengobservasi lingkungan sekitar mengenai berbagai objek dan fenomena alam menggunakan panca indra yaitu penglihatan (misalnya menentukan warna), pendengaran (misalnya mendengarkan kicauan burung), perabaan (merasakan kasar halusnya suatu objek), penciuman (misalnya membedakan rasa manis dan asin). Melalui observasi yang dilakukan baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif akan menghasilkan suatu data dan informasi. Data atau informasi ini selanjutnya seperti menanyakan, memikirkan lebih lanjut, menafsirkan, menguraikan dan meneliti kembali. Dalam observasi tercakup beberapa kegiatan seperti menghitung, mengukur, maupun mengklasifikasikan (Carrin and Sund, 1989: 68-69)
(26)
2. Merumuskan Persoalan
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan diyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak.
3. Menyusun Hipotesis
Menyusun hipotesis merupakan salah satu keterampilan yang sangat mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralaskan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Pemikiran-pemikiran untuk membuat hipotesis dapat bersumber dari pengamatan, eksperimen, demonstrasi, pengalaman sehari-hari maupun membaca buku.
4. Perencanaan Penelitian
Sebelum melakukan eksperimen, perlu adanya perencanaan eksperimen karena tanpa perencanaan bisa terjadi pemborosan waktu, tenaga dan biaya serta hasilnya mungkin tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam merencanakan perlu adanya penentuan alat dan bahan yang digunakan, objek yang akan ditelti faktor atau variabel yang perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, langkah kerja, serta bagaimana mencatat dan mengolah data untuk menarik simpulan.
(27)
5. Melaksanakan Percobaan
Kegiatan eksperimen merupakan kegiatan pengujian hipotesis
bereksperimen bagi siswa berarti mereka terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah dan kegiatan untuk memecahkan masalah.
6. Interpretasi Data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran, eksperimen atau penelitian sederhana disajikan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, histogram atau diagram. Data tersebut barulah dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan.
7. Prediksi
Peramalan atau prediksi berdasarkan observasi, pengukuran, atau penelitian yang memperlihatkan kecenderungan gejala tertentu yang terjadi. Prediksi dapat dilakukan berdasarkan pengetahuan, pengalaman atau data yang dikumpulkan, dengan kata lain kemampuan memprediksi adalah ketrampilan untuk memperkirakan gejala yang terjadi berdasarkan kecenderungan/pola yang berhubungan dengan data yang diperoleh.
(28)
8. Simpulan (Inferensi)
Data yang telah terhimpun kemudian dibuat simpulan sementara ini bukanlah kesimpulan akhir dari suatu penyelidikan, sehingga masih dibutuhkan data pendukung lain untuk memperkuat dugaan sementara.
9. Komunikasi
Pengomunikasian hasil penelitian dapat berupa paper, karya tulis ilmiah, komunikasi lisan misalnya menceritakan hasil observasi. Ketrampilan ini merupakan suatu kebutuhan yang hakiki bagi siswa untuk menyampaikan
apa yang mereka ketahui kepada orang lain, dalam rangka
pengembangan aktualisasi diri maupun pengembangan ilmu
pengetahuan.
Proses sains tersebut sejalan dengan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 Tentang Standar proses menyatakan bahwa proses pembelajaran harus mengandung lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. Mengamati
b. Menanya
c. Mengumpulkan informasi
d. Mengasosiasi
e. Mengkomunikasikan.
(29)
Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya.
LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN
Mengamati Membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat
Mengumpulkan informasi/ eksperimen
-Melakukan eksperimen
-Membaca sumber lain
selain buku teks -Mengamati
objek/kejadian/aktivitas -Wawancara dengan nara
sumber
Mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat
orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara yang
(30)
mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan/
mengolah informasi
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/
eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan .
Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
(31)
dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
D. Kurikulum 2013
Kurikulum dalam istilah pendidikan sebagaimana pendapat Ronald C. Doll bahwa kurikulum sekolah adalah muatan dan proses, baik formal maupun informal yang diperuntukkan bagi pembelajar untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengembangkan keahlian dan mengubah apresiasi sikap dan nilai dengan bantuan sekolah. (Mudlofir, 2011: 1-2)
Tujuan pendidikan merupakan sasaran akhir yang akan dicapai dan praktik pendidikan. Di Indonesia tujuan akhir pendidikan tertuang dalam UU SISDIKNAS dan GBHN. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan secara berjenjang dari tingkat paling bawah yakni tingkat pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas, jenjang lembaga, sampai pada jenjang negara yang dikenal dengan tujuan pendidikan nasional. (Mudlofir, 2011: 4)
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
(Permendikbud RI 2013d). Kemampuan-kemampuan tersebut di atas
(32)
belum terbiasanya penerapan kurikulum tersebut dalam pembelajaran. Penerapan secara konsisten sangat diharapkan agar tujuan dan alasan pemerintah mengembangkan kurikulum baru ini dapat tercapai.
Penerapan Kurikulum 2013 membawa konsekuensi berbagai
perubahan. Perubahan tersebut antara lain peserta didik dituntut untuk menguasai empat kompetensi inti (KI) yang terdiri dari keterampilan spiritual (KI-1), sikap (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Selain itu juga terjadi perubahan pendekatan pembelajaran dan penilaian. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan saintifik.
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1. Hakikat RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam
(33)
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c. Kelas/semester;
d. Materi pokok;
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
(34)
l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m. Penilaian hasil pembelajaran
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas dimana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan. (Permendikbud RI 2013a).
2. Komponen dan Sistematika RPP
Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 juga mengatur format RPP yang harus dibuat oleh guru. Hal ini menegaskan bahwa tidak berlakunya
(35)
Beberapa komponen yang harus diperhatikan guru dalam membuat RPP sesuai dengan Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran b. Materi pembelajaran
c. Metode pembelajaran
d. Sumber belajar e. Penilaian.
Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.
Sekolah
Mata pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. _____________ (KD pada KI-1) 2. _____________ (KD pada KI-2) 3. _____________ (KD pada KI-3) Indikator: __________________ 4. _____________ (KD pada KI-4) Indikator: __________________
(36)
Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media 2. Alat/Bahan 3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit) 2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (…menit), dan seterusnya. H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
(37)
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut:
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan
berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
(38)
f. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.
h. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.
i. Keterkaitan dan keterpaduan.
j. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran
tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan
keterampilan, dan keragaman budaya. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
(39)
l. RPP disusun degan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. (Permendikbud RI 2013a).
F. Proses Pembelajaran
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;
c. Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau kd yang akan dicapai
d. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
(40)
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data
yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan,
perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya
(41)
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar (learning event) yang diuraikan dalam tabel 1 di atas.
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan,melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan
pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
(42)
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi
dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
(43)
d. Mengkomunikasikan Hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang
(44)
tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran. (Permendikbud RI 2013a).
G. Kerangka Berpikir
Kurikulum 2013 yang mulai tahun 2014 diterapkan di jenjang sekolah menengah termasuk SMA menuntut pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (5M). Ini sejalan dengan pembelajaran biologi yang menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan persoalan biologi. Pembelajaran yang mengutamakan proses siswa dalam menyelesaikan persoalan dapat melatih kemampuan berpikir kritis.
Salah satu tugas pokok dan fungsi guru dalam kompetensi pedagogik adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Penerapan kurikulum baru menjadi tantangan tersendiri bagi guru,
untuk menyusun dan melaksanakan RPP yang dalam pelaksanaan
pembelajarannya mengembangkan keterampilan proses ilmiah. Dengan
demikian, perlu adanya penelitian tentang kesesuaian antara RPP dengan implementasinya di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Penelitian ini, diharapkan
dapat menambah referensi untuk perbaikan dalam penyusunan dan
(45)
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode analisis konten (content analisis). Analisis konten adalah suatu teknik yang sistematis untuk menganalisis makna pesan dan cara mengungkapkan pesan (Darmiyati Zuchdi, 1993: 1). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesesuaian RPP dengan implementasinya dalam mengembangkan metode ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta dan mengetahui ketercapaian kemampuan ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakartapada tahun ajaran 2016/2017.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu : Agustus – September 2016
2. Tempat : SMA Negeri 3 Yogyakarta (Kelas dan Laboratorium)
C. Objek Penelitian
a. SMA yang akan di analisis RPP dan implementasinya yaitu SMA Negeri 3 Yogyakarta
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu RPP yang dibuat sendiri oleh guru. Untuk kelas X guru membuat 3 RPP. Untuk kelas XI
(47)
c. Rekaman video pembelajaran yang diidentifikasi memiliki kesamaan topik dan tujuan pembelajaran untuk masing- masing sekolah/guru.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengambil informasi dari objek atau subjek yang diteliti. Menurut Sukardi (2012: 121) suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur hal yang hendak diukur.
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar observasi dalam bentuk check-list yang telah divalidasi oleh dosen ahli (terlampir).
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, terdapat beberapa tahap dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
2. Analisis konten (content analysis), terhadap RPP dan proses
(48)
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
1. Menentukan SMA yang akan digunakan sebagai tempat penelitian
2. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data
3. Menentukan tujuan penelitian dan manfaat penelitian ini dilakukan
4. Memberi limitasi pada permasalahan yang akan diteliti, yaitu penelitian difokuskan untuk meneliti Kesesuaian RPP Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Mengembangkan Kemampuan Proses Ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta
5. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang mendukung penelitian
6. Menelusuri sumber-sumber pustaka yang relevan dengan masalah yang ingin dipecahkan atau dianalisis
7. Membuat instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi dalam bentuk check-list yang divalidasi oleh dosen ahli
8. Mengumpulkan data dokumen RPP yang dibuatoleh guru dan dokumentasi video hasil pembelajaran yang sedang berlangsung serta catatan lapangan 9. Membuat tabulasi serta analisis data yang telah terkumpul
10.Memberi interpretasi dari hasil analisis data kesesuaian RPP yang dibuat oleh guru dengan implementasinya disesuaikan dengan referensi yang relevan
(49)
11.Membuat laporan penelitian hasi Analisis Kesesuaian RPP Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam Mengembangan Kemampuan Proses Ilmiah di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif kualitatif sehingga data yang dimunculkan dan dianalisis merupakan data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dari objek penelitian, yaitu rekaman video pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Terdapat dua data yang nantinya akan dianalisis, data pertama adalah pengembangan proses ilmiah dalam RPP yang dibuat oleh guru yang akan disesuaikan dengan tuntutan Permendikbud; data kedua adalah pengembangan proses ilmiah dalam RPP yang akan disesuaikan dengan implementasi pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
(50)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Hasil Kesesuaian antar Panelis
Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji kehandalan data menurut Krippendorf dengan menghitung koefisien alpha (α) sebagai berikut:
∝=�. � − 1� − 1 . ΣΣ� Σ Σ > n � n � . d � Σ Σ > n n . d
Berdasarkan perhitungan kehandalan data dari ketiga panelis
(terlampir), diperoleh nilai koefisien alpha (α) untuk masing-masing sekolah sebagai berikut:
Tabel 2: Koefisien Alpha (α) pada Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta
No Kelas Koefisien Alpha (α) Rata-rata
A B C
1 X 0.87 0.98 0.97 0.94
2 XI 0.96 0.95 - 0.95
3 XII 0.95 - - 0.95
0.94 Keterangan :
A : Pertemuan 1 B : Pertemuan 2 C : Pertemuan 3
Dari tabel 2 diperoleh pengertian bahwa rata-rata koefisien alpha (α) dari ketiga panelis adalah 0,9 berarti terdapat kesesuaian antara ketiga panelis. Apabila koefisien kecocokan data memiliki nilai lebih dari 0,7 maka data yang dikumpulkan dari ketiga panelis dapat dikatakan handal
(51)
2. Kesesuaian antara RPP dengan Tuntutan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta
Tabel 3: Tabel Kesesuaian antara RPP dengan Tuntutan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta Kelas X
No Aspek RPP
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Pendahuluan
1 Motivasi TA TA TA
2 Apersepsi TA TA TA
3 Tujuan Pembelajaran A A A
Inti
4 Mengamati TA A A
5 Menanya A A A
6 Mengumpulkan
informasi TA TA TA
7 Mengasosiasi TA TA TA
8 Mengkomunikasikan A A A
Penutup
9 Merangkum/
Menyimpulkan A A A
10 Refleksi A A A
Keterangan :
A = Ada
TA = Tidak Ada
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa guru lebih fokus mengembangkan:
a. Bagian menyampaikan tujuan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan b. Mengamati, menanya, mengasosiasi, mengkomunikasikan pada bagian
inti
(52)
Tabel 4: Kesesuaian antara RPP dengan Tuntutan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta Kelas XI
No
. Aspek
RPP
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pendahuluan
1 Motivasi A TA
2 Apersepsi TA TA
3 Tujuan Pembelajaran A A
Inti
4 Mengamati A A
5 Menanya A A
6 Mengumpulkan
informasi TA A
7 Mengasosiasi TA TA
8 Mengkomunikasikan A A
Penutup
9 Merangkum/
Menyimpulkan A A
10 Refleksi A A
Keterangan :
A = Ada
TA = Tidak Ada
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa guru lebih fokus mengembangkan: a. Bagian motivasi dan tujuan belajar pada kegiatan pendahuluan b. Mengamati, menanya, mengasosiasikan pada kegiatan inti c. Merangkum dan refleksi pada bagian penutup.
(53)
Tabel 5: Kesesuaian antara RPP dengan Tuntutan RPP Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta Kelas XII
No
. Aspek
RPP Pertemuan 1 Pendahuluan
1 Motivasi TA
2 Apersepsi A
3 Tujuan Pembelajaran A
Inti
4 Mengamati A
5 Menanya A
6 Mengumpulkan
informasi A
7 Mengasosiasi A
8 Mengkomunikasikan TA
Penutup
9 Merangkum/
Menyimpulkan A
10 Refleksi A
Keterangan :
A = Ada
TA = Tidak Ada
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa guru lebih fokus mengembangkan:
a. Bagian apersepsi dan tujuan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan b. Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan pada kegiatan inti
(54)
3. Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta
Tabel 6: Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas X
No Aspek RPP
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Pendahuluan
1 Motivasi TS TS TS
2 Apersepsi TS TS TS
3 Tujuan Pembelajaran S TS TS
Inti
4 Mengamati TS S TS
5 Menanya TS TS TS
6 Mengumpulkan
informasi TS TS TS
7 Mengasosiasi TS S TS
8 Mengkomunikasikan TS S TS
Penutup
9 Merangkum/
Menyimpulkan S S S
10 Refleksi S S S
Keterangan :
S : Sesuai (ada kecocokan antara yang dirancang dengan yang diimplementasikan)
TS : Tidak Sesuai
Catatan :
Pada pertemuan pertama, di dalam RPP dituliskan bahwa siswa mengamati video tentang persebaran flora fauna di Indonesia. Namun pada pelaksanaannya siswa hanya mendengarkan guru berceramah melalui media power point, tanpa diberikan tugas apapun.
(55)
Power Point. Pada pelaksanaannya, siswa melihat video kemudian menganalisisnya dan mendiskusikan dengan teman lainnya. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan secara lisan di depan kelas, dan dikumpulkan ke guru.
Pada pertemuan ketiga, di dalam RPP dituliskan bahwa siswa mengamati video tentang pemanfaatan keanekaragaman hayati. Namun pada pelaksanaannya siswa hanya mendengarkan guru berceramah melalui media power point, tanpa diberikan tugas apapun.
(56)
Tabel 7: Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas XI
No Aspek RPP
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pendahuluan
1 Motivasi TS TS
2 Apersepsi TS TS
3 Tujuan Pembelajaran S TS
Inti
4 Mengamati S S
5 Menanya TS S
6 Mengumpulkan
informasi TS S
7 Mengasosiasi TS S
8 Mengkomunikasikan TS TS
Penutup
9 Merangkum/
Menyimpulkan S S
10 Refleksi S TS
Keterangan :
S : Sesuai (ada kecocokan antara yag dirancang dengan yang diimplementasikan)
TS : Tidak Sesuai
Catatan :
Untuk kelas XI dilakukan pembelajaran sebanyak tiga kali. Dua kali kegiatan di dalam kelas, dan satu kali kegiatan praktikum. Namun, guru hanya membuat RPP dua kali pertemuan saja.
Pada pertemuan pertama, guru mengajar menggunakan media power point mengenai jaringan hewan. Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa tentang perbedaan jaringan hewan. Data yang diperoleh
(57)
Pada pertemuan kedua, siswa melakukan praktikum melihat jaringan hewan dengan mikroskop. Kemudian diberikan tugas untuk membuat laporan kegiatan praktikum.
(58)
Tabel 8: Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas XII
No Aspek RPP
Pertemuan 1 Pendahuluan
1 Motivasi TS
2 Apersepsi S
3 Tujuan Pembelajaran TS
Inti
4 Mengamati S
5 Menanya S
6 Mengumpulkan
informasi S
7 Mengasosiasi S
8 Mengkomunikasikan TS
Penutup
9 Merangkum/
Menyimpulkan S
10 Refleksi TS
Keterangan :
S : Sesuai (ada kecocokan antara yag dirancang dengan yang diimplementasikan)
TS : Tidak Sesuai
Catatan :
Untuk kelas XII dilakukan pembelajaran sebanyak tiga kali. Dua kali kegiatan di dalam kelas yaitu berupa ceramah menggunakan media power point dan satu kali kegiatan praktikum. Namun, guru hanya membuat RPP dua kali pertemuan saja.
Pada kegiatan praktikum, siswa melakukan percobaan fotosintesis yaitu Ingenhouze. Kemudian siswa membuat laporan kegiatan dari data
(59)
B. PEMBAHASAN
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk megembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan bermasyarakat. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Di sinilah dibutuhkan peran seorang guru yang akan membimbing, mengawasi, dan mengarahkan siswanya untuk mampu mengembangakan kemampuan dan kreativitasnya.
RPP merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang tepat, sehingga hasil yang didapat dari pembelajaran dapat maksimal (Maria, 2009: 26). Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta tidak semua yang dirancang guru dapat diimplementasikan secara sempurna oleh guru.
1. Kesesuaian RPP dengan Tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3
Yogyakarta
a. Kesesuaian RPP dengan Tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3
Yogyakarta kelas X
Pada tabel 3 dapat dilihat ketidaksesuaian RPP pembelajaran keanekaragaman hayati yang dibuat oleh guru terdapat pada bagian pendahuluan dan inti.
(60)
Pada RPP kegiatan pendahuluan di pertemuan pertama, kedua dan
ketiga guru hanya merancang kegiatan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Dalam RPP guru menuliskan kegiatan apersepsi dan motivasi, namun tidak dituliskan detail dari kegiatan tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan tuntutan RPP kurikulum 2013 yang menyatakan bahwa kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menyiapkan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Kegiatan pendahuluan terdiri dari kegiatan motivasi, apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti, ada ketidaksesuaian dalam kegiatan mengamati, mengumpulkan informasi dan mengasosiasi. Guru tidak memunculkan
aspek kegiatan mengamati dalam RPP. Kegiatan mengumpulkan
informasi meliputi melakukan eksperimen, melakukan pencatatan data, mengorganisasi data ke dalam tabel, grafik, atau histogram, dan mengolah data/ analisis data. Namun dalam RPP yang dibuat guru tidak ada satu aspek pun tercantum di dalamnya. Sedangkan kegiatan
mengasosiasi meliputi membahas dan mengintepretasikan data,
melengkapi dengan sumber/referensi lain, mencari pola hubungan dan membuat simpulan dari pengamatan, namun dalam RPP tidak tercantum satu aspek pun mengenai kegiatan mengasosiasi. Hal ini tidak sesuai dengan tuntutan RPP kurikulum 2013, yang dalam kegiatan inti guru harus mengembangkan lima pengalaman belajar pokok siswa. Terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi
(61)
Pada kegiatan penutup guru menuliskan kegiatan menyimpulkan pembelajaran dan refleksi dengan benar.
b. Kesesuaian RPP dengan Tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3
Yogyakarta kelas XI
Pada tabel 4 dapat dilihat ketidaksesuaian RPP yang dibuat oleh guru terdapat pada bagian pendahuluan, inti dan penutup.
Pada RPP kegiatan pendahuluan guru hanya merancang kegiatan menyampaiakan motivasi dan tujuan pembelajaran sementara pada pertemuan kedua guru merancang kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran. Hal ini tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Pada kegiatan inti, guru menuliskan kegiatan 5M namun hanya kegiatan mengamati, menanya, dan mengomunikasikan saja yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Untuk pertemuan kedua guru tidak menuliskan kegiatan mengasosiasi dengan tepat. Hal ini tidak sesuai dengan tuntutan RPP kurikulum 2013, yang dalam kegiatan inti guru harus mengembangkan lima pengalaman belajar pokok siswa.
Pada kegiatan penutup guru menuliskan kegiatan menyimpulkan pembelajaran dan refleksi dengan benar.
c. Kesesuaian RPP Pembelajaran Virus dengan Tuntutan Kurikulum
2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas XII
Pada tabel 5 dapat dilihat ketidaksesuaian RPP pembelajaran yang dibuat oleh guru terdapat pada bagian pendahuluan, inti, dan penutup.
(62)
Pada RPP bagian pendahuluan guru hanya menuliskan rancangan kegiatan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan tuntutan RPP pada kurikulum 2013.
Pada kegiatan inti, terdapat ketidak sesuaian pada kegiatan mengomunikasikan. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendikbud 2013)
Dalam kegiatan penutup, guru telah merancang kegiatan bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk pertemuan berikutnya.
Rancangan pembelajaran di kelas XII termasuk dalam kategori paling baik diantara 3 kelas lainnya di SMA Negeri 3 Yogyakarta.
(63)
2. Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta
Proses pembelajaran merupakan pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi, memberi motivasi, apersepsi, dan menyatakan tujuan
belajar, sedangkan kegiatan inti meliputi; mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan.
Kegiatan penutup meliputi merangkum materi pembelajaran dan
pengembangan atau evaluasi (Permendikbud RI 2013 C)
a. Kesesuaian antara RPP dan Implementasinya pada pembelajaran di
SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas X
Pada tabel 6 dapat dilihat hasil analisis terhadap RPP dan video pembelajaran kelas X bahwa ketidaksesuaian dalam pembelajaran terdapat pada bagian pendahuluan, inti dan penutup.
Pada pertemuan pertama, di dalam RPP dituliskan bahwa siswa mengamati video tentang persebaran flora fauna di Indonesia. Namun pada pelaksanaannya siswa hanya mendengarkan guru berceramah melalui media power point, tanpa diberikan tugas apapun. Dari tabel 6 terlihat bahwa ketidaksesuaian pada kegiatan motivasi dan apersepsi. Guru hanya melakukan kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti kegiatan 5M tidak muncul, karena dalam implementasi guru hanya mengajar menggunakan metode ceramah dengan powerpoint. Karena metode tersebut keadaan kelas menjadi tidak kondusif. Banyak
(64)
siswa yang mengantuk maupun mengobrol dengan teman lainnya. Pada kegiatan penutup guru melakukan kegiatan menyimpulkan bersama siswa, dan refleksi dengan memberi pertanyaan umpan balik kepada siswa.
Pada pertemuan kedua, pada RPP guru merancang pembelajaran dengan menonton video kemudian dianalisis dan dipresentasikan dengan
PPT. Pada pelaksanaannya, siswa melihat video kemudian
menganalisisnya dan mendiskusikan dengan teman lainnya. Data yang diperoleh kemudian dipresentasikan secara lisan di depan kelas, dan dikumpulkan ke guru. Pada kegiatan pendahuluan, kegiatan motivasi, apersepsi, maupun menyampaikan tujuan belajar tidak muncul. Guru memulai pembelajaran dengan salam dan langsung menayangkan video
kepada siswa. Pada kegiatan inti, hanya kegiatan mengamati,
mengasosiasi dan mengomunikasikan yang sesuai dengan implementasi. Pada kegiatan penutup guru melakukan kegiatan menyimpulkan bersama siswa, dan refleksi dengan memberi pertanyaan umpan balik kepada siswa.
Pada pertemuan ketiga, di dalam RPP dituliskan bahwa siswa mengamati video tentang pemanfaatan keanekaragaman hayati. Namun pada pelaksanaannya siswa hanya mendengarkan guru berceramah melalui media power point, tanpa diberikan tugas apapun. Pada kegiatan
(65)
dan langsung menayangkan video kepada siswa. Pada kegiatan inti kegiatan 5M tidak muncul, karena dalam implementasi guru hanya mengajar menggunakan metode ceramah dengan powerpoint dan metode tanya jawab dengan siswa. Walaupun tidak sesuai dengan yang telah dituliskan guru dalam RPP, tetapi pada saat proses tanya jawab, siswa aktif merespon pertanyaan guuru. Pada kegiatan penutup guru melakukan kegiatan menyimpulkan bersama siswa, dan refleksi dengan memberi pertanyaan umpan balik kepada siswa.
Pada tabel 3 dalam RPP kegiatan pendahuluan guru tidak mencantumkan bentuk motivasi secara rinci dan dalam implementasi pembelajarannya pun guru juga tidak memotivasi siswa. Akhirnya ada beberapa siswa yang masih tidak fokus pada pelajaran walaupun pelajaran sudah dimulai. Bagian motivasi adalah bagian penting dalam pendahuluan pembelajaran tujuannya agar siswa tertarik untuk mengikuti
pelajaran. Selain itu, pada kegiatan pendahuluan guru tidak
menyampaikan apersepsi.
Kegiatan pendahuluan sebagai kegiatan awal dari suatu
pembelajaran memegang peran penting menuju keberhasilan proses
pembelajaran selanjutnya. Pada kegiatan pendahuluan ini guru
diharapkan mampu menerapkan berbagai strategi yang menarik untuk
mengangkat motivasi siswa belajar dan melakukan pengaitan
informasi/materi yang telah dipelajari atau mungkin dialami oleh siswa dengan materi yang akan disampaikan. Teknik yang dapat digunakan
(66)
untuk mengangkat motivasi siswa belajar diawali dengan menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang perlu disampaikan secara rinci dan jelas, sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan apa yang akan dimiliki setelah melalui proses pembelajaran (Bayu Hikmat, 2010: 5). Pada pembelajaran di kelas X pertemuan pertama, guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal pelajaran sehingga siswa memiliki gambaran yang akan dipelajari pada kegiatan inti.
Pada kegiatan inti dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menyatakan bahwa proses pembelajaran harus menerapkan pendekatan saintifik yang terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu : mengamati, menanya, mebgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (5M).
Kegiatan menyimpulkan sudah muncul dan dilaksanakan sesuai rencana di dalam RPP. Melalui kegiatan menyimpulkan ini, guru dapat mengecek pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari.
b. Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam
Pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas XI
Pada tabel 7 pelaksanaan pembelajaran kelas XI di SMA Negeri 3 Yogyakarta terdapat ketidaksesuaian antara RPP dan implementasinya yaitu pada bagian pendahuluan, inti, dan penutup.
Untuk kelas XI dilakukan pembelajaran sebanyak tiga kali. Dua kali kegiatan di dalam kelas, dan satu kali kegiatan praktikum. Namun,
(67)
Pada pertemuan pertama, guru mengajar menggunakan media power point mengenai jaringan hewan. Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa tentang perbedaan jaringan hewan. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan tanpa dipresentasikan. Pada kegiatan pendahuluan, hanya kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran yang dilakukan sesuai RPP. Pada kegiatan inti kegiatan 5M tidak muncul, karena dalam implementasi guru hanya mengajar menggunakan metode ceramah dengan powerpoint. Pada kegiatan penutup guru melakukan kegiatan menyimpulkan bersama siswa, dan refleksi dengan memberi pertanyaan umpan balik kepada siswa. Melalui kegiatan menyimpulkan ini, guru membantu siswa untuk mengingat kembali materi yang telah mereka pelajari.
Pada pertemuan pertama, guru menggunakan metode ceramah walaupun di dalam RPP guru telah menuliskan langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pada pertemuan pertama, guru hanya menggunakan media power point untuk topik jaringan hewan. Padahal banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkontruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian (Akhmad Sudrajat, 2013:5).
Pada pertemuan kedua, siswa melakukan praktikum melihat jaringan hewan dengan mikroskop. Kemudian diberikan tugas untuk
(68)
membuat laporan kegiatan praktikum. Pada kegiatan pendahuluan, kegiatan motivasi, apersepsi, maupun menyampaikan tujuan belajar tidak muncul. Guru memulai pembelajaran dengan salam dan langsung memulai pengamatan preparat. Pada kegiatan inti hanya kegiatan mengomunikasikan yang tidak dilaksanakan sesuai RPP. Pada kegiatan penutup guru melakukan kegiatan menyimpulkan bersama siswa, dan refleksi dengan memberi pertanyaan umpan balik kepada siswa.
c. Kesesuaian antara RPP dengan Implementasinya dalam
pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta kelas XII
Pada tabel 8 dapat dilihat kesesuaian RPP dan implementasinya dalam pembelajaran anabolisme di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Proses pembelajaran di kelas XII merupakan proses pembelajaran dengan kesesuaian RPP dan implementasi paling tinggi.
Untuk kelas XII dilakukan pembelajaran sebanyak tiga kali. Dua kali kegiatan di dalam kelas yaitu berupa ceramah menggunakan media power point dan satu kali kegiatan praktikum. Namun, guru hanya membuat RPP satu pertemuan saja untuk kegiatan praktium.
Pada kegiatan praktikum, siswa melakukan percobaan fotosintesis yaitu Ingenhouze. Kemudian siswa membuat laporan kegiatan dari data kelas yang didapat.
Pada tabel 8 dalam pendahuluan guru tidak melaksanakan kegiatan motivasi maupun menyampaikan tujuan belajar. Kegiatan menyampaikan
(69)
dan fisik agar siswa termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang telah
dipelajari dengan materi baru yang akan dipelajari. Kegiatan
menyampaikan tujuan pembelajaran juga penting untuk dilakukan untuk memberi gambaran pada siswa tentang apa yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut.
Pada kegiatan inti, kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data dan mengasosiasi telah dilakukan sesuai RPP. Siswa melakukan percobaan ingenhouze untuk mendapatkan data. Siswa sangat antusias dalam kegiatan ini, terlihat bahwa semua siswa aktif dalam melakukan percobaan, dan banyak bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum jelas.
Pada kegiatan penutup hanya kegiatan menyimpulkan yang muncul. Padahal kegiatan refleksi penting dilakukan untuk mengeahui seberapa besar materi yang dimengerti siswa.
3. Kemampuan Proses Ilmiah yang telah dicapai pada Pembelajaran di
SMA Negeri 3 Yogyakarta
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses
pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan
saintifik/ilmiah. Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan
saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam
(70)
siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian, artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah. Siswa dilatih untuk mampu berpikir logis, runut, dan sistematis, dengan menggunakan kapasitas berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking/ HOT).
Rita Eka (2008:35) mengatakan bahwa dalam teori Perkembangan Kognitif dari Piaget untuk siswa SMA yang berusia antara 15-18 tahun, kemampuan berpikir mereka telah mencapai tingkat formal – operasional. Pada usia tersebut siswa sudah mampu diajak berpikir kritis dan kemampuan logikanya telah berkembang baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu: (1) Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berpikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan dasar acuan yang relevan dengan lingkungan yang dia respons; dan (2) kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam. Dengan demikian, pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran sangat mungkin untuk diberikan mulai pada usia tahapan ini.
Sementara itu, Akhmad Sudrajat (2013: 5) menyatakan bahwa kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran di dalamnya mencakup komponen mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengomunikasikan. Komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat
(1)
57
informasi baik dari hasil kegiatan investigasi atau eksperimen untuk menyelesaikan persoalan. Persoalan menjadi acuan bagi siswa untuk mengumpulkan informasi. Bila persoalan (menanya) tidak berkembang, maka kegiatan mengumpulkan informasi juga tidak berkembang.
Pada RPP yang ditulis guru dalam kegiatan mengumpulkan informasi, siswa lebih banyak melakukan kegiatan mencari informasi yang terdapat di dalam buku cetak begitu juga dengan implementasinya. Hal ini juga tidak sesuai dengan kegiatan mengumpulkan data dalam metode ilmiah. Tahap mengumpulkan data merupakan kegiatan untuk menyelesaikan persoalan yang dapat dilakukan melalui eksperimen atau investigasi yang melibatkan kegiatan observasi, wawancara, merancang percobaan dan melaksanakannya.
d. Mengasosiasi
Proses mengasosiasikan juga belum muncul di dalam RPP dan implementasi pada pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta. Pada RPP dalam proses mengasosiasi, guru menuliskan kegiatan yang menunjukkan siswa dapat menemukan jawaban dari soal yang diberikan oleh guru. Padahal ketrampilan mengasosiasikan sangat penting untuk dikembangkan bagi siswa SMA. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran pada kurikulum SMA yaitu mencetak lulusan yang harus siap memasuki dunia perkuliahan. Kemampuan siswa melakukan analisis terhadap suatu permasalahan menjadi modal yang sangat penting.
(2)
e. Mengomunikasikan
Pada tahap mengomunikasikan dalam pembelajaran di SMA Negeri 3 Yogyakarta, hanya siswa kelas X yang diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil pengamatan di depan kelas. Hal ini memungkinkan bahwa yang disampaikan/komunikasikan oleh siswa merupakan kesimpulan hasil pemikiran bukan hasil proses memecahkan masalah dengan metode ilmiah. Untuk kelas XI dan XII kegiatan mengomunikasikan ditunjukkan dengan pembuatan laporan setelah melakukan percobaan.
Komunikasi yang sering digunakan dalam sains tidak hanya dilakukan secara verbal, namun juga dapat dilakukan dengan menggunakan peta konsep, grafik, gambar, simbol, persamaan matematika dan demonstrasi visual (Rezba, 2006: 15). Kemampuan mengomunikasikan bertujuan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
(3)
59 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kesesuaian antara perencanaan pengembangan proses ilmiah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru dengan tuntutan Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Yogyakarta hampir semua sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
2. Pengembangan proses ilmiah dalam pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan rancangan kemampuan proses sains yang disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
B. KETERBATASAN PENELITI
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang terjadi, salah satunya pada penelitian ini belum menampilkan/membahas tentang respon siswa terhadap kegiatan yang dirancang dan diimplementasikan oleh guru.
(4)
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka perlu memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru hendaknya memperhatikan acuan penyusunan RPP yang telah ditetapkan di dalam standar proses.
2. Bagi peneliti lain yang tertarik menganalisis kesesuaian RPP dan implementasinya, hendaknya membahas hasil pengamatan data kuantitatif karena pada peneltian ini baru membahas data secara kualitatif
(5)
61
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat. (2013). Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah. Palembang: Pustaka Ilmu.
Carin, A and R. B. Sund. (1989). Teaching Science Trough Discovery. Columbia: Merril Publishing.
Eka, Rika. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Darmiyati, Zuchdi. (1993). Panduan Penelitian Analisis Konten. Yogyakarta: Lembaga Peneitian IKIP Yogyakarta.
Hamdani. (2011). Filsafat Sains. Bandung: Pustaka Setia.
Hikmat, Bayu. (2010). Media Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pelita Buku.
Maria Dominika Niron. (2009). Pengembangan Silabus dan RPP dalam KTSP. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional UNY.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). a) Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Mendikbud.
__________________________. (2013). b) Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Mendikbud.
__________________________. (2013). c) Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahunn 2013 tentang Standar Proses. Jakarta: Mendikbud.
__________________________. (2013). d) Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahunn 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Mendikbud.
Mundilarto. (2012). Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: UNY.
Nuryani Rustaman dan Andrian Rustaman. (1998). Pokok-Pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Depdikbud.
(6)
Rezba, R.J., C.R. Sprangue, J.T. McDonnourgh, & J.J. Matkin. (2006). Learning and Assessing Science Process Skills. Fifth edition. USA: Kendall/Hunt Publishing Company.
S. Nasution. (2005). Teknologi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.
Suhardi. (2010). Diktat: Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta: Jurdik FMIPA.
Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukarjo. (2006). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Pasca Sarjana UNY.
Sund, R. B. And L. W. Trowbrige. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbia: Merrill Publishing.
Suratsih. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. Penelitian Unggulan UNY (Multitahun). Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.
Widowati, Asri. (2008). Diktat Pendidikan Sains. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/diktat%20pendidikan%20Sains.p df pada hari Jum’at, 15 April 2016 pukul 20.00 WIB.