POLA ASUH ORANG TUA SINGLE PARENT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK (STUDI KASUS KELUARGA TKW DI DESA PATUTREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

POLA ASUH ORANG TUA SINGLE PARENT

  

DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

(STUDI KASUS KELUARGA TKW DI DESA PATUTREJO

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO)

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: DWI INDRIYANI NIM. 111 14 047 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

  

POLA ASUH ORANG TUA SINGLE PARENT

DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

(STUDI KASUS KELUARGA TKW DI DESA PATUTREJO

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: DWI INDRIYANI NIM. 111 14 047 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

  

MOTTO

  Jika kamu benar menginginkan sesuatu, kamu akan menemukan caranya. Namun jika tak serius, kau hanya akan menemukan alasan.

  

PERSEMBAHAN

  Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Ayahku tersayang (Damanuri) dan Ibuku tercinta (Heni Purwaningsih) atas bimbingan, do‟a, kasih sayang, nasihat, dan motivasi, yang telah diberikan sampai saat ini.

  2. Adikku (Zahrah Novianti dan Fitri Lutfiani) yang telah memotivasiku dan memberi dukungan untuk mempercepat penulisan skripsi ini.

  3. Keluarga besar SD Negeri Secang yang dengan ikhlas mendoakan dan mendukungku.

  4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. yang dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi.

  5. Semua dosen dan guru-guruku yang telah sabar mengajariku dan mendidikku.

  6. Sedulur Komunitas Mahasiswa Purworejo @Salatiga (KOMP@S) atas bantuan dan dukungan sejak pertama kali di Salatiga sampai sekarang.

  7. Sahabatku Ma‟rifatul Mustaniroh, S.Pd alumni IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan ide dan masukan dalam penulisan ini serta memberikan semangat agar dapat mempercepat penulisan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabatku tersayang dan tercinta yang ikhlas mendo‟akan dan memberikan semangat kepadaku (Anis Ma‟rih, Dhea Novi Islamiyah,

  Leny Trialiningsih, Siti Maunah,Tatu Mafazah, Hana Lu‟Luin Nihayah, Muzzayanatul Maghfiroh).

  9. Para responden Desa Patutrejo yang telah memberikan data yang sebenarnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh seperjuangan PAI angkatan 2014, keluarga PPL di SMP N &7

  Salatiga dan kelompok KKN posko 33 Tampir Kulon Magelang, yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan do‟anya dalam penempuhan gelar sarjana ini.

KATA PENGANTAR

  Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pola Asuh Orang Tua Single Parent dalam Pembentukan Krakter Anak (Studi Kasus Keluarga TKW di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo).

  ” Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia. Beliau adalah utusan Allah untuk membawa umat manusia dari jaman kegelapanmenuju terang benderang.

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  1.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam 3.

  IAIN Salatiga. Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan 4. bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu

  pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

  6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  Semua anggota keluarga, ayah, ibu, adik-adikku, dan anggota keluarga yang 7. lain yang telah menemani, membantu, dan memberikan motivasi kepada penulis.

  

8. Bapak Lurah Desa Patutrejo yang telah memberikan ijin serta membantu

penulis dalam mendapatkan data skripsi ini.

  Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, sehingga 9. dapat terselesaikan dengan baik.

  Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik sangatlah diharapkan. Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuannya kepada penulis.

  Salatiga, 7 Juli 2018 Penulis

  Dwi Indriyani

  

ABSTRAK

  Indriyani, Dwi. 2018. Pola Asuh Orang Tua Single Parent dalam Pembentukan Krakter Anak (Studi Kasus Keluarga TKW di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Lilik Sriyanti, M. Si.

  Kata Kunci: Pola Asuh, Orang Tua Single Parent, dan Karakter Anak

  Orang tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak dan harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak dalam keluarga terutama dalam pembentukan karakter anak. Adapun pertanyaan umum yang ingin dijawab melalui penelitian ini (1) Bagaimana pola pengasuhan orang tua single parent dalam pembentukan karakter anak TKW di Desa Patuterjo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo? (2) Bgaiamana strategi pengasuhan orang tua single parent dalam membentuk karakter anak TKW? (3) Apa hambatan yang dialami orang tua single parent dalam pembentukan karakter anak TKW?

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis. Peneliti bertindak langsung dalam proses pencarian data di lapangan. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam observasi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian dengan menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian ini menunnjukkan bahwa (1) Pola asuh orang tua single

  

parent dalam membentuk karakter anak TKW di Desa Patutrejo menggunakan

  pola asuh demokratis dan pola asuh permisif. Pembentukan karakter anak dalam pengasuhan orang tua demokratis menjadikan anak akan tumbuh mandiri tegas terhadap diri sendiri, ramah, dan mau bekerja sama dengan orang tua. Sedangkan karakter anak dalam pengasuhan orang tua permisif yakni orang tua tidak mengarahkan anak menjadi lebih dewasa dan dia selalu terbiasa tidak mandiri. (2) Strategi pengasuhan orang tua single parent dalam membentuk karakter anak TKW di Desa Patutrejo menggunakan strategi nasihat, pembiasaan, keteladanan, serta pemberian reward dan punishment, (3) Selama menerapkan pengasuhan pada anak TKW oleh single parent yang menjadi hambatan yaitu faktor internal: keterbatasan pengetahuan agama ayah, kesibukan orang tua, keterbatasan orang tua dalam mendidik anak, dan salah satu orang tua tidak berada pada satu tempat sehingga menyebabkan rindu. Sedangkan faktor eksternal yaitu pengaruh pergaulan di lingkungan bermain anak, dan pengaruh teknologi informasi dan sekolah dan terpenuhinya fasilitas anak, memberikan reward atau hadiah terhadap anak dalam membentuk karakter anak, dan adanya kedekatan dengan keluarga dan kerabat dekat sehingga`memudahkan orang tua single parent untuk membantu mengawasi dan mengasuh anaknya.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMING ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. v

MOTTO ............................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

ABSTRAK ........................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

  BAB I PENDAHULUAN A. ............................................................................................... 1 Latar Belakang B. ............................................................................................. 8 Fokus Penelitian ........................................................................................... 9 C.

  Tujuan Penelitian

  ....................................................................................... 10 D.

  Manfaat Penelitian

  ......................................................................................... 10 E.

  Penegasan Istilah

  ................................................................................. 12 F.

  Sistematika Penelitian

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Asuh Orang Tua ............................................................ ...... 14

  a. Pengertian Pola Asuh ................................................. ...... 14 b. Dasar dan Fungsi dalam Pengasuhan Anak..............................

  17 c. Model-model Pola Asuh Orang Tua.........................................

  20 d. Pola Asuh Orang Tua dalam Perspektif Islam..........................

  28 2. Orang Tua Tunggal........................................................................ 33

  a. Pengertian Orang Tua Tunggal (Single

  Parent )........................ 33 b. Ayah Single Parent...................................................................

  34 c. Tanggung Jawab Orang Tua Tunggal

  (Single Parent).......................................................................... 36 d. Strategi Pengasuhan Ayah Single Parent................................. 37 e.

  Sebab-sebab Terjadinya Orang Tua Tunggal (Single Parent).......................................................................... 39

  f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengasuhan Anak......................................................................................... 40

  a. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia........................................

  41 b. Pandangan terhadap Tenaga Kerja Wanita..............................

  42 c. Kendala dan Pemecahan yang Dihadapi dalam

  Keluarga TKI/TKW................................................................... 45 4.

  Pembentukan Karakter Anak.................................................... 47 a.

  Pengertian Pembentukan Karakter........................................ 47 b. Mengenal Karakter dalam

  Perspektif Islam...................................................................... 50 c. Nilai-nilai Karakter................................................................ 52

  d. Peran Keluarga dalam Pembentukan Karakter Anak....................................................................................... 57 B. Kajian Terdahulu.................................................................................. 61

  BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian....................................................... 64 B. Lokasi Penelitian.............................................................................. 66 C. Sumber Data..................................................................................... 66

  1. Data Primer.................................................................................. 67

  2. Data Sekunder.............................................................................. 67 D.

  68 Teknik Pengumpulan Data...............................................

  2. Metode Wawancara. ................................................................

  68 3. Metode Doumentasi.................................................................

  70 E.

  71 Analisi Data ..................................................................................

  F.

  73 Pengecekan Keabsahan Data ........................................................

  G.

  74 Tahap-Tahap Penelitian ................................................................

  BAB IV PAPARAN DAN ANALISISDATA A.

  76 Paparan Data .................................................................................

  1. Gambaran Umum Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo .................................................

  76 2.

  82 Gambaran Subyek Penelitian ..................................................

  B.

  84 Temuan Penelitian ........................................................................

  1. Pola Pengasuhan Ayah Single Parent dalam Pembentukan Karakter Anak ..................................................

  84 2. Strategi Pengasuhan Anak dalam Pembentukan Karakter Anak ..................................................

  96 3. Hambatan Ayah Single Parent dalam Mengasuh Anak ......................................................................

  99 C. 101 Analisis Data ................................................................................

  BAB V PENUTUP A.

  110 Kesimpulan ...................................................................................

  B.

  112 Saran ............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Patutrejo ....................................

  79 Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Patutrejo ...................

  79 Tabel 4.3 Jumlah Agama Penduduk desa Patutrejo .........................

  80 Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Patutrejo .................

  81 Tabel 4.5 Data Informan…………….. ............................................ 83

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran

  1 Nota Pembimbing Lampiran

  2 Surat Ijin Penelitian Lampiran

  3 Surat Keterangan Bukti Penelitian Lampiran

  4 Pedoman Wawancara Lampiran

  5 Verbatin Wawancara Lampiran

  6 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran

  7 Daftar Nilai SKK Lampiran

  8 Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan

  perkawinan, yaitu ikatan lahir batin seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia, kekal, dan sejahtera. Keluarga dalam bentuk sederhananya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dua komponen paling utama dalam keluarga yaitu ayah dan ibu, kedua komponen itu dapat dikatakan sebagai komponen yang mendukung kehidupan anak (Djamarah, 2014 : 18).

  Dalam kehidupan rumah tangga adakalanya laki-laki menjadi pemimpin bagi keluarganya, menjadi bapak bagi anak-anaknya menjadi teman hidup serta sebagai saudara istrinya. Keberhasilan dalam keluarga dapat mendukung tercapainya keluarga bahagia, selain peran ibu dalam urusan rumah tangga dan pengasuh anak, peran laki-laki sebagai kepala keluarga juga tidak kalah penting karena kepala keluarga merupakan pemimpin dalam sebuah keluarga.

  Menurut Hyoscymina (2011: 144) bahwa keluarga merupakan fondasi yang utama dan pertama dalam sejarah hidup sang anak yang menjadi dasar penting dalam pembentukan karakter manusia itu sendiri, maka ada dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu. Peran ayah sebagai pencari nafkah, suami yang penuh dalam pendidikan anak, serta sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, dan mengasihi keluarga. Sedangkan peran ibu yaitu mendidik, mengatur, mengendalikan anak, merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra, dan konsisten serta menjadi contoh dan teladan bagi anak.

  Djamarah (2014 : 47), bahwa orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak dalam keluarga. Segala sesuatu sekecil apapun yang telah dikerjakan dan diperbuat oleh siapapun, termasuk orang tua, akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan di hadirat Allah SWT.

  Ibrahim (2010 : 127), menyatakan bahwa Islam membebankan kepada orang tua tanggung jawab pendidikan anak pada tingkatan pertama, dan memikulkan kewajiban ini khusus kepada mereka berdua sebelum kepada yang lain.

  Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan, maka orang tualah pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Bagi anak, orang tua merupakan model yang harus ditiru dan diteladani. Sebagai model, orang tua seharusnya memberikan contoh yang terbaik bagi anak dalam keluarga. Sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak mulia. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada orang tua agar mengajarkan sesuatu yang baik-baik saja kepada mereka. Dalam pasal 27 ayat (1) UU Sisdiknas bahwa pendidikan keluarga dinyatakan sebagai jalur pendidikan informal. Setiap anggota keluarga mempunyai peran, tugas, dan tanggung jawab masing-masing, dan mereka memberi pengaruh melalui proses

  Keluarga memiliki peran sebagai media sosialisasi pertama bagi anak. Peran inilah yang membuat orang tua memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan fisik dan mental seorang anak. Di keluargalah anak mulai dikenalkan dengan ajara-ajaran yang sesuai dengan kaidah- kaidah yang berlaku dalam agama maupun masyarakat. Semua aktivitas anak mulai dari perilaku dan bahasa tidak terlepas dari perhatiaan dan binaan orang tua.

  Pola asuh menurut agama adalah cara memperlakukan anak sesuai dengan ajaran agama berarti memahami anak dari berbagai aspek, dan memahami anak dengan memberikan pola asuh yang baik menjaga anak dan harta anak yatim, menerima, memberi perlindungan, pemeliharaan perawatan, dan kasih sayang sebaik-baiknya (QS. Al-Baqarah: 220).

  Bentuk-bentuk pola asuh orang tua mempengaruhi pembentukan kepribadian anak setelah ia menjadi dewasa. Perlakuan orang tua pada anak-anaknya sejak masa kecil akan berdampak pada perkembangan sosial moralnya dimasa dewasanya. Perkembangan sosial moral inilah yang akan membentuk watak, sifat dan sikap anak kelak meskipun ada beberapa faktor lain yang berpengaruh dalam pembentukan sikap anak yang tercermin dalam karakter yang dimilikinya.

  Pola asuh orang tua yang diterapkan pada anak akan dapat dirasakan oleh anak dan bisa memberi efek negatif maupun positif. Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh anak dan anak. Hal tersebut akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lain.

  Djamarah (2014 : 5) menyatakan bahwa faktor pendidikan, kasih sayang, profesi, pemahaman terhadap norma agama, dan mobilitas orang tua. Hubungan yang baik antara orang tua dan anak tidak hanya diukur dengan pemenuhan kebutuhan meteriil saja, namun kebutuhan mental spiritual merupakan keberhasilan dalam menciptakan hubungan tersebut. Malah kasih sayang yang diberikan orang tua terhadap anaknya adalah faktor yang sangat penting dalam keluarga. Tidak terpenuhinya kebutuhan kasih sayang dan seringnya orang tua tidak berada di rumah menyebabkan hubungan dengan anaknya kurang intim.

  Pembentukan budi pekerti yang baik merupakan tujuan dalam pendidikan Islam. Karena dengan budi pekerti itu cerminan pribadi yang mulia. Hal tersebut merupakan hal yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak dalam keluarga. Namun tidak semuanya orang tua dapat melakukan hal tersebut. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, seperti orang tua yang sibuk bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan anaknya waktunya hanya dihabiskan di luar rumah, jauh dari keluarga, tidak bisa mengawasi pertumbuhan dan perkembangan anaknya, serta memberikan bimbingan maka pendidikan akhlak anak terabaikan.

  Suatu penelitan menyebutkan bahwa dari 100% orang tua, yang mampu dan sadar untuk bisa mendidik karakter anak lebih dari 30%. kasus kekerasan moral dan perilau anak yang terjadi disebabkan pengaruh buruk dari pengasuhan ayah ibu yang tidak patut (Yaumil dan Harry).

  Selain itu, Arismantoro (2008 : 108) juga menyatakan bahwa tantangan kehidupan yang modern yang ditandai dengan fenomena seperti kedua orang tua (ayah ibu) yang bekerja, derasnya arus informasi media cetak dan elektronik yang nyaris tanpa saringan, dan terpaparnya anak dengan pornografi diduga berpengaruh yang signifikan terhadap perkembangan karakter anak.

  Pentingnya pembentukan karakter anak dalam keluarga juga terlihat dari penelitian Fika dan Zamroni (2014: 57) bahwa orang tua mendidik karakter melalui pengasuhan yang baik, mencontohkan perilaku dan pembiasaan, pemberian penjelasan atas tindakan, penerapan standar yang tinggi dan realitas bagi anak, dan melibatkan anak dalam mengambil keputusan. Hasil pendidikan karakter anak dalam keluarga menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam keluarga lengkap merasa lebih terpenuhi kasih sayangnya, jumlah anak yang bermasalah dan mandiri lebih sedikit, dan anak-anak lebih penurut dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga single parent.

  Begitu juga anak yang diasuh oleh single parent dikhawatirkan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan anak atau pendidikannya, karena orang tua yang single parent biasanya tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tugas sebagai pengasuh atau pendidik dalam keluarga (Jalalludin, 2010 : 69).

  Anak-anak yang ditinggal orang tuanya menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI), banyak mengalami masalah psikologis. Mereka kebanyakan mengalami masalah hilangnya peran salah satu orang tuanya, ibu atau ayah bahkan kedua-duanya. Mereka lebih banyak bermasalah dengan teman sebayanya serta mengalami gangguan emosional, masalah perilaku dan hiperaktif. Anak-anak dari keluarga TKW cenderung lebih pasif dalam hal mengatasi masalah-masalah yang muncul, baik dalam keluarga maupun pekerjaan sekolah, anak-anak ini juga cenderung lebih menahan diri dan tertutup saat mengekspresikan perasaan maupun saat mencari dukungan ataupun bantuan. Hal ini berbeda dengan anak-anak pada rumah tangga non-migran (Yuniastuti, 2014: 69).

  Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kampus lain dengan judul "Children Health and

  

Migrant Parents in Southeast Asia (CHAMPSEA)" atau dampak migrasi

  internasional terhadap keluarga dan anak migran. Hasil penelitian tersebut menyebutkan "Secara ekonomi, migrasi internasional berdampak positif terhadap keluarga migran, namun juga berdampak negatif khususnya terhadap kesehatan psikologis anak," ungkap tim peneliti Drs. Sukamdi, MSc serta Dr. Anna Marie Wattie, MA dalam acara diseminasi hasil penelitian CHAMPSEA di kantor Magister Studi Kebijakan (MSK) UGM, content/ anak

  • – yang – ditinggal - ortu-jadi-tki-banyak-alami-masalah- psikologis).

  Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan sebuah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) wanita sering disebut dengan Tenaga Kerja Wanita (TKW). Menurut Undang-Undang tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri pada pasal 1 bahwa Tenaga Kerja Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu dengan menerima upah (BAB 1 pasal 1 angka 1).

  Tujuan utama orang-orang bekerja ke luar negeri yaitu tidak lain hanya demi memperoleh penghasilan yang besar. Dengan penghasilannya yang besar tersebut, banyak orang-orang menaruh harapan untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Dengan rayuan memperoleh penghasilan yang besar dan kemudian menjadikan orang berbondong- bondong untuk bekerja ke luar negeri demi mencapai impiannya untuk hidup enak dan berkecukupan. Tim PSGK STAIN berpendapat bahwa faktor yang mendorong perempuan menjadi TKW ada tiga yakni: faktor tekanan ekonomi, faktor tekanan psikologis, dan faktor kemudahan menjadi TKW (Tim PSGK, 2007: 31-38).

  Kehidupan warga di Desa Patutrejo ini sebagian besar bekerja sebagai petani. Aktivitas kesehariannya mereka lakukan untuk pergi ke di Desa Patutrejo ini tidak banyak terlibat dalam bekerja di sawah. Hanya saja pada saat musim panen datang ibu-ibu ataupun para wanita yang sudah menikah mereka harus ikut membantu memanen padi di sawah. Selain itu, kegiatan sehari-hari mereka adalah sebagai ibu rumah tangga yang mengasuh dan mendidik anak serta melayani suami mereka seperti menyiapkan makanan. Karena kebutuhan ekonomi yang semakin rumit, wanita-wanita di Desa Patutrejo berinisiatif untuk bekerja ke luar negeri yaitu menjadi tenaga kerja wanita. Hasil survei pendahuluan menyatakan alasan wanita-wanita Desa Patutrejo menjadi TKW yakni untuk membantu mencari tambahan pengahsilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Sebelumnya penghasilan mereka di dapat dari musim panen datang saja namun sekarang penghasilan mereka terbantu oleh penghasilan istri yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri.

  Atas dasar pemaparan di atas melihat kehidupan keluarga TKW di Desa Patutrejo, peneliti tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul

  “Pola Asuh Orang Tua Single Parent Dalam Pembentukan Karakter Anak (Studi Kasus Keluarga TKW Di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purwor ejo)”.

B. Fokus Penelitian

  Menurut Moleong (2002: 62) fokus merupakan dimana peneliti sudah merumuskan fokus penelitian dengan benar berdasarkan kajian lapangan tidak memungkinkan untuk meneliti masalah yang sudah dirumuskan, maka peneliti harus mengubah fokus penelitiannya.

  1. Bagaimana pola asuh orang tua single parent dalam pembentukan karakter anak TKW di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo? 2. Bagaimana strategi orang tua single parent dalam pembentukan karakter anak TKW di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten

  Purworejo? 3. Apa hambatan yang dialami orang tua single parent dalam pembentukan karakter anak TKW di Desa Patutrejo Kecamatan

  Grabag Kabupaten Purworejo? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

  1. Mengetahui pola asuh orang tua single parent dalam pembentukan karakter anak TKW di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

  2. Mengetahui strategi orang tua single parent dalam pembentukan karakter anak TKW di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

  3. Mengetahui hambatan yang dialami orang tua single parent dalam pembentukan karakter anak TKW di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

  D. Manfaat Penelitian

  Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti selanjutnya dan semakin membangkitkan atau menjadi motivasi dalam memperkaya hasanah ilmu pengetahuan.

  2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi orang tua betapa pentingya pengasuhan anak dalam pembentukan karakter anak.

  E. Penegasan Istilah

  Untuk memudahkan dan memperjelas pemahaman serta menghindari terjadinya kesalahpahaman yang terdapat pada judul di atas, maka perlu dijelaskan mengenai pembahasan masalah dan arti kata dalam penulisan skripsi ini.

1. Pola Asuh

  Menurut Baumrind, dalam buku Psycho Islamic Smart Parenting Muallifah (2009: 42) bahwa pola asuh merupakan parental control, mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan menuju pada proses pendewasaan. Pengertian pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya (Mansur, 2005: 350).

  Berdasarkan dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pola asuh merupakan cara yang diterapkan oleh ayah dalam menjaga, merawat, dan mendidik seorang anak sebagai wujud pertanggungjawaban orang tua terhadap anaknya.

  2. Tenaga Kerja Wanita (TKW) Tenaga Kerja Indonesi (TKI) merupakan sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri. Tenaga Kerja Indonesia

  (TKI) wanita disebut dengan Tenaga Kerja Wanita (TKW). Maksud TKW di dalam penelitian ini, yaitu Tenaga Kerja Wanita di Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo yang bekerja di luar negeri.

  Penelitian ini, di Desa Patutrejo banyak ibu rumah tangga yang menjadi TKW. Mereka ada yang bekerja di Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan.

  3. Single Parent

  Dalam penelitian ini penulis mengartikan single parent yaitu seorang ayah yang mengasuh, mendidik anak TKW yang ada di Desa

  parent bisa dikatakan sebagai anak yang diasuh oleh salah satu orang

  tua atau keluarga dekat yang bisa disebabkan karena salah satu orang tua yang bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja wanita.

4. Pembentukan Karakter

  Pembentukan karakter anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang dilakukan oleh ayah dalam membentuk kebiasaan sehingga sifat anak akan terukir sejak dini, agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti disiplin diri, bertanggung jawab, jujur, peduli, dan kemandirian pada anak.

F. Sistematika Penulisan

  Pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari V bab yang dapat diuraikan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II Kajian Pustaka, mengulas tentang pola asuh orang tua dalam keluarga yang meliputi fungsi pengasuhan anak dan model-model pola asuh orang tua. Tanggung jawab orang tua tunggal dalam keluarga. Keluarga tenaga kerja di Indonesia, dan pembentukan karakter anak.

  BAB III Metode penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

  BAB IV Paparan data dan analisis data. BAB V Penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Asuh Orang Tua a. Pengertian Pola Asuh Pola asuh merupakan bagian dari proses pemeliharaan anak dengan

  menggunakan teknik dan metode yang menitikberatkan pada kasih sayang dan ketulusan cinta yang mendalam dari orang tua (Illahi, 2013:133).

  Mansur (2005:350) menyatakan bahwa pola asuh adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

  Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai yang strategis dalam pembentukan kepribadian anak. Sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan dan kebiasaan kehidupan sehari-hari di dalam keluarga. Baik atau tidaknya keteladanan yang diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup orang tua sehari-hari dalam keluarga yang akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Keteladanan dan kebiasaan orang tua yang akan diterapkan dalam bersikap dan berperilaku tidak terlepas dari perhatian dan pengamatan anak. Meniru kebiasaan hidup orang tua merupakan suatu hal yang sering anak lakukan, karena pada masa perkembangannya, anak selalu ingin menuruti atau meniru apa-apa yang dilakukan orang

  Menurut Gunarsa Singgih (2007:109) dalam bukunya Psikologi Remaja, pola asuh orang tua adalah sikap dan cara orang tua dalam mempersiapkan anggota keluarga yang lebih muda termasuk anak supaya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertindak sendiri sehingga mengalami perubahan dari keadaan bergantung kepada orang tua menjadi berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri.

  Menurut Baumrind dalam buku Psycho Islamic Smart Parenting Muallifah bahwa pola asuh merupakan parental control, yakni bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan menuju pada pendewasaan (Muallifah, 2009:42).

  Monks dkk memberikan pengertian pola asuh sebagai cara yaitu ayah dan ibu dalam memberikan kasih sayang dan cara mengasuh yang mempunyai pengaruh besar bagaimana anak melihat dirinya dan lingkungannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh adalah penting dalam upaya menyediakan suatu model perilaku yang lebih lengkap bagi anak. Peran orang tua dalam mengasuh anak bukan saja penting untuk menjaga perkembangan jiwa anak dari hal-hal yang negatif, melainkan juga untuk karakter dan kepribadiannya agar menjadi insan spiritual yang selalu taat menjalankan agamanya (Illahi, 2013:134).

  Pola asuh orang tua merupakan suatu sikap yang dilakukan oleh Bagaimana cara ayah dan ibu memberikan disiplin, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, dan tanggpan-tanggapan lain berpengaruh pada pembentukan kepribadian anak. Hal ini karena ayah dan ibu merupakan model awal bagi anak dalam berhubungan dengan orang lain (Illahi, 2013:135).

  Menurut Baumrind yang dikutip oleh Yusuf dalam bukunya Psikologi Pekembangan Anak dan Remaja mengemukakan perlakuan terhadap anak dapat dilihat dari: a.

  Cara orang tua mengontrol anak.

  b.

  Cara orang tua memberi hukuman.

  c.

  Cara orang tua memberi hadiah.

  d.

  Cara orang tua memerintah anak.

  e.

  Cara orang tua memberikan penjelasan kepada anak.

  Jadi yang dimaksud dengan pola asuh orang tua yaitu sikap dan cara yang digunakan orang tua ayah dan ibu dalam membina, mendidik, dan mengasuh anak baik secara langsung ataupun tidak langsung.

  Mendidik secara langsung yakni bentuk asuhan orang tua yang berkenaan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan yang dilakukan secara sengaja, baik berupa perintah, larangan, hukuman, dan pemberian hadiah sebagai alat pendidikan.

  Sedangkan mendidik secara tidak langsung contohnya kehidupan orang tua, keluarga dan masyarakat. Namun setiap orang tua memiliki cara berbeda-beda dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

  Pola asuh orang tua yang lengkap dalam rumah tangga akan lebih maksimal dalam mengurus dan mendidik anaknya di rumah. Namun beda hal nya dengan pola asuh ayah yang memiliki peran ganda, selain menjadi kepala keluarga untuk mencari nafkah ia juga dituntut untuk menjadi ibu dalam mengurus dan mendidik anaknya. Dan waktu untuk keluargapun berkurang dengan kesibukannya di luar rumah.

b. Dasar dan Fungsi dalam Pengasuhan Anak.

  1. Al-Qur‟an Surat At-Tahrim ayat 6

  

        

         

     

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia

dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya, kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan- Nya.”(QS. At-Tahrim: 6) (Departemen Agama, 2011:560).

  2. Al-Qur‟an Surat Thaha ayat 132

              

  

Artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat

dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meimnta

rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu, dan akibat

(yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”(QS. Thaha: 132)

(Departemen Agama, 2011:312).

3. Al- Qur‟am Surat Luqman ayat 14

  

         

       

Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)

kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam

keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua

tahun. 9999Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-

bapakmu, hanya kepada- Kulah kembalimu.”(QS. Luqman: 14) (Departemen Agama, 2011:411).

  Dari beberapa ayat diatas menjelaskan, bahwa Allah memerintahkan bagi orang-orang yang beriman untuk saling menjaga keluarganya dari api neraka. Orang tua dan anak memiliki kewajiban dan tugasnya masing-masing. Orang tua bertugas untuk mendidik dan mengajarkan anak-anaknya kepada kebaikan dan berperilaku sesuai dengan perintah agama serta memerintahkan anak untuk mengerjakan shalat. Begitupun sebaliknya kewajiban anak kepada orang tua yaitu harus sopan santun dan berbuat baik kepada kedua orang tua.

  Menurut (Syafei, 2006:43) kewajiban orang tua dalam mengasuh anak usia sekolah dasar antara lain: a.

  Anak diminta untuk semakin membiasakan diri melakukan hal-hal

  1) Memilihara, menyimpan, dan menggunakan sarana belajarnya dengan tertib.

  2) Mematuhi kapan ia harus belajar, bermain, tidur siang, tidur malam, dan bangun pagi.

  b.

  Terhadap tugas dan kewajiban di rumah, orang tua sebaiknya mulai memberi “jatah” secara wajar sebagai berikut: 1)

  Menyapu halaman, mentiram bunga, memberi makan hewan peliharaan, merapikan tumpukan koran/majalah, dan lain-lain.

  2) Membeli keperluan dapur di warung yang dekat dengan rumah.

  c.

  Berkenaan dengan Agama 1)

  Mulai menyuruh anak untuk mulai melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangan-larangan agama.

  2) Mengajak mereka untuk bersama-sama menjalankan perintah agama.

  d.

  Berkenaan dengan kamar atau tempat tidur, seyogyanya kita sebagai orang tua sudah mulai memberi “jatah” untuk anak-anak sendiri. Hal ini dimaksudkan agar terjadi hal-hal berikut: 1)

  Anak bisa dididik untuk bertanggung jawab atas kebersihan, keindahan, dan ketertiban tempat tidur masing-masing.

  2) Perkembangan jiwa anak akan terdukung. 3) Mengajari anak tentang kebersihan. e.

  Dalam hal menanamkan rasa tanggung jawab hidup bermasyarakat dan berlingkungan, ada baiknya jika anak kita ajak untuk turut serta bekerja bakti membersihkan lingkungan dan yang lainnya.

  f.

  Bertanya kepada anak tentang sesuatu, seperti berikut: 1) Bagaimana keadaan di sekolah. 2) Apa yang dilihat di tempat rekreasi. 3) Pelajaran yang diterima anak pada hari itu.

c. Model-model Pola Asuh Orang Tua

  Metode pola asuh yang digunakan oleh orang tua kepada anak menjadi faktor utama yang menentukan potensi dan karakter seorang anak. Ada banyak jenis-jenis pola asuh yang sering menjadi pedoman bagi siapa saja yang ingin mencetak generasi paripurna untuk diandalkan bagi kemajuan bangsa ke depan. Jenis pola asuh orang tua ini memiliki karakteristik dan ciri khas yang berbeda.

  Berkaitan dengan jenis-jenis pola asuh orang tua, Baumrind mengkategorikan pola asuh menjadi tiga jenis yaitu (a) pola asuh otoriter (Authoritarian), (b) pola asuh demokratis (Authoritative), dan (c) pola asuh permisif (permissive). Tiga jenis pola asuh menurut Baumrind ini hampir sama dengan jenis pola asuh menurut Hurlock juga Hardy & Heyes, yaitu (a) pola asuh otoriter, (b) pola asuh demokratis, (c) pola asuh permisif. Pola asuh otoriter memiliki ciri orang tua membuat semua keputusan, anak harus tunduk, patuh dan mendorong anak untuk membicarakan apa yag diinginkan. Pola asuh permisif mempunyai ciri orang tua memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat.

  Melalui pola asuh yang dilakukan oleh orang tua, anak belajar tentang banyak hal, termasuk karakter. Pola asuh otoriter (yang cenderung menuntut anak untuk patuh terhadap segala keputusan orang tua) dan pola asuh yang permisif (yang cenderung memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat) sangat berbeda dampaknya dengan pola asuh demokratis (yang cenderung mendorong anak untuk terbuka, namun bertanggung jawab dan mandiri) terhadap hasil pendidikan karakter anak. Artinya bahwa ketiga jenis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap anaknya menentukan keberhasilan dalam pendidikan karakter anak oleh keluarga (Muslich, 2011:101).

  Adapun beberapa tipe pola asuh menurut Diana Baumrind dikutip oleh Dariyo, menjelaskan bahwa jenis pola asuh sebagai berikut: a.

  Pola Asuh Demokratis Pola asuh demokratis ini pola asuh dimana orang tua mendorong anak untuk mandiri namun orang tua tetap memberikan batasan dan kendali pada tindakan anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini biasanya menunjukkan sifat kehangatan dalam berinteraksi dengan anak dan memberikan kasih sayang yang penuh. Anak yang diasuh dengan orang tua yang seperti ini akan terlihat dewasa, mandiri, ceria, bisa mengendalikan dirinya, berorientasi pada prestasi, dan bisa mengatasi stres dengan baik.