POLA PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK (STUDI KASUS PADA KELUARGA DI LINGKUNGAN WISATA PACUAN KUDA TEGALWATON TENGARAN) SKRIPSI

  

POLA PENDIDIKAN KELUARGA

DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK

(STUDI KASUS PADA KELUARGA DI LINGKUNGAN WISATA

PACUAN KUDA TEGALWATON TENGARAN)

  

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh:

NUR ASYIYAH

111-11-157

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  

POLA PENDIDIKAN KELUARGA

DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK

(STUDI KASUS PADA KELUARGA DI LINGKUNGAN WISATA

PACUAN KUDA TEGALWATON TENGARAN)

  

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh:

NUR ASYIYAH

111-11-157

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2016

  MOTTO

   Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

   Hai orang-orang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (at Tahrim 6)

   “Dan kami di perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya: ibunya yang mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada- kulah kembalimu” (luqman 14)

   Lebih baik menyalakan satu lilin daripada mengutuk kegelapan.  Jika tidak dapat mengubah nasib maka ubahlah sikap.  Percaya diri adalah cara untuk meraih sukses.  Manusia akan mati tapi bakat teteap abadi. 

  „‟Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan sombong‟‟ (Al-Isra: 37).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Kedua orang tua tercinta, terutama Ibuku Mujiyati dan ayahku M.Ridwan yang senantiasa mendoakan, mencurahkan kasih sayang, mengorbakan jiwa dan raga untuk membahagiakan keluarga dan yang tak pernah putus memberikan nasehat. Semoga selalu sehat dan selalu dilindungi Allah.

2. Adikku tersayang Nur Cholis yang senantiasa memberikan semangat serta kebahagiaan sehingga membuatku termotivasi untuk berbuat lebih baik.

  Semoga selalu sukses dan mendapat rahmat Allah.

  3. Keluarga besarku, terutama kakek nenek tersayang Mbah Bati, Mbah Gito yang selalu mendoakanku. Saudaraku Mbak Yekti, Mak Siti, Mbk Kayah, Prihati, Ngatiyah, Abas, Sugeng, Agus, yang Selalu memotivasi.

  4. Kepada beliau Bapak, Muh. Hafidz M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan dan kesabaran.

  5. Untuk semua teman-teman seperjuangan di Kampus yaitu kelas PAI D angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, teman-teman UKM dan Alfian Candra M yang selalu memberikan semangat dan menemaniku menyelesaikan Skripsi.

KATA PENGANTAR

  

   

  Alhamdulillahi robil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Pola Pendidikan Keluarga Dalam Pembentukan Akhlak Anak (Study Kasus Pada Keluarga Di Lingkungan Wisata Pacuan Kuda Tegalwaton Tengaran)”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulisan skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  4. Bapak, Muh. Hafidz, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan ketulusan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Semua Warga Dusun Ngelo Desa Tegalwaton yang sudah mendukung.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, dan membantu sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  7. Ayah, Ibu dan keluarga tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi, baik moral maupun spiritual.

  8. Teman sekaligus sahabatku (Enggar, Lely, Luluk, Iza, Lilis, Laila, Hamidah, Eva, Wulan, Arip, Fatikin, Riyanto, Imam ) yang selalu membantu dan memberi semangat.

  9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT.

  Skripsi ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan penuliasan di masa yang akan datang. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnnya serta para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 07 September 2016 Penulis Nur Asyiyah 111 11 157

  

ABSTRAK

  Asyiyah, Nur. 2016.Pola Pendidikan Keluarga Dalam Pembentukan Akhlak Anak

  (Studi Kasus pada Keluarga di Lingkungan Wisata Pacuan Kuda Tegalwaton, Tengaran ) . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag. Kata Kunci : Pola Pendidikan Keluarga, dan Pembentukan Akhlak Anak

  Penelitian ini dilatar belakangi oleh dampak lingkungan wisata pacuan kuda terhadap akhlak anak-anak dan remaja dusun Ngelo Tegalwaton, terutama pergaulan yang kurang terkontrol, serta pergaulan di lingkungan wisata kuda yang kurang efektif dalam mendorong anak-anak dan remaja dusun setempat dalam hal pendidikan. Maka dari itu keluarga harus mempunyai pola pendidikan untuk anak dalam pembentukan akhlak yang baik. Sebagai contoh, di lingkungan wisata berkuda ini terdapat dampak positif dan negatif, dampak negatifnya pada anak yang duduk di bangku SD sekolahnya teralihkan dalam pekerjaan merawat kuda, remaja yang ikut-ikutan mencoba miras dan para orangtua yang resah dengan pergaulan anak-anaknya di lingkungan yang banyak pendatang. Dampak positif dari lingkungan wisata kuda ini yaitu dalam segi perekonomian, para pengangguran warga setempat mendapat peluang pekerjaan sebagai perawat kuda, joki, peluang untuk berjualan, mendirikan warung makan dan mendirikan kandang kuda.

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pola pendidikan keluarga dalam pembentukan akhlak anak di lingkungan wisata pacuan kuda ini, agar anak terbekali pendidikan yang baik oleh lingkungan keluarganya.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan obsevasi, wawancara dan dokumentasi dan teknik analisis data pengumpulan data, model data dan penarikan kesimpulan.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pola pendidikan dari keluarga Dusun Ngelo Tegalwaton termasuk sudah baik, kebanyakan mengunakan pola asuh yang Demokratis dan Otoriter. Anak dibekali pendidikan terbaik oleh keluarga, seperti disekolahkan dan disuruh mengaji akan tetapi kembali lagi kepada lingkunganya. Lingkungan yang banyak pendatang dari pekerja kuda berdampak kurang baik untuk anak-anak dan remaja warga setempat. Kurangnya pengetahuan orang tua dalam mendidik anak juga bisa menjadi salah satu faktor kurang suksesnya dalam pembentukan akhlak anak. (2) Dalam pembentukan dan pembinaan akhlak anak agar menjadi baik, anak sudah di bekali pendidikan yang terbaik seperti disekolahkan, diajari mengaji, mengingatkan untuk sholat 5 waktu, mencontohkan sopan santun, mencontohkan akhlak yang baik di kesehariannya dan hal baik lainya.

  DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO............................................................................ i

LEMBAR JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ iii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. v

MOTTO ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK ..................................................................................................

  X DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah ............................................

  B.

  11 Rumusan Masalah.....................................................

  C.

  12 Tujuan Penelitian .....................................................

  D.

  12 Kegunaan Penelitian .................................................

  1.

  12 Kegunaan Teoritik ................................................

  2.

  12 Kegunaan Praktik .................................................

  E.

  13 Penegasan Istilah .......................................................

  1.

  13 Pendidikan Keluarga.......................................................

  2.

  13 Pembentukan Akhlak.............................................

  F.

  14 Metode Penelitian.................................................................

  1.

  14 Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................

  2.

  15 Kehadiran Peneliti ...........................................................

  3.

  15 Lokasi Penelitian .............................................................

  4.

  16 Sumber Data ....................................................................

  5.

  16 Prosedur Pengumpulan Data ...........................................

  6.

  17 Analisis Data ...................................................................

  7.

  18 Pengecekan Keabsahan Data ...........................................

  8.

  19 Tahap-tahap Penelitian ....................................................

  G.

  20 Sistematika Penulisan Skripsi ..............................................

  22 BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………….

  A.

  22 Pendidikan Keluarga......................................................

  1.

  22 Pengertian pendidikan...............................................

  2.

  25 Pengertian Keluarga..............................................

  3.

  28 Pola Asuh Orangtua B. Pembentukan Akhlak......................................................

  32 1.

  32 Pengertian Akhlak..................................................

  2.

  33 Jenis Akhlak..........................................................

  3.

  33 Macam-macam Akhlak............................................

  4.

  34 SumberAkhlak……………………………………...

  5.

  34 Ruang Lingkup Akhlak...........................................

  6.

  37 Ciri-ciri Akhlak......................................................

  7.

  38 Fungsi Akhlak........................................................

  8.

  39 Tujuan Pembinaan Akhlak......................................

  9.

  40 Pembentukan dan pembinaan Akhlak........................

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......

  42 A.

  42 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................

  1.

  42 Letak Geografis ...............................................................

  2.

  43 Kondisi Monografi ..........................................................

  3.

  47 Sejarah Singkat Dusun Ngelo Tegalwaton......................

  4.

  48 Temuan Tentang Lapangan Pacuan Kuda.......................

  B.

  52 Gambaran Informan .............................................................

  C.

  54 Temuan Penelitian ...............................................................

  1. Pola Pendidikan Keluarga dalam Deskripsi

  Pembentukan Akhlak Anak (Study kasus pada keluarga di lingkungan wisata pacuan kuda desa tegalwaton 54 …..

  2. Hasil wawancara 7 Orang ............................................... 55 BAB IV PEMBAHASAN..................................................................

  68 A. Pola pendidikan Keluarga di lingkungan wisata pacuan kuda................................................................................

  74 B. Pembentukan Akhlak anak di Lingkungan wisata pacuan kuda................................................................................

  80 BAB V PENUTUP ............................................................................ 81

  A.

  Kesimpulan ..........................................................................

  81 B. Saran ....................................................................................

  82 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 3.1 Jumlah penduduk Menurut Usia.........................................43 2.Tabel 3.2 Jumlah penduduk menurut Agama......................................44 3.Tabel 3.3 Jumlah penduduk menurut pendidikan..............................44 4.Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian........................45

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

  LAMPIRAN 1

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN 2 SURAT TUGAS PEMBIMBING LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN LAMPIRAN 4

SURAT BALASAN

LAMPIRAN 5 LEMBAR KONSULTASI LAMPIRAN 6 SKK LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI KEGIATAN LAMPIRAN 8 PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, baik sebagai

  makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Ini berarti pendidikan merupakan suatu kebutuhan hidup yang asasi bagi manusia yang harus dilindungi. Setiap individu mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran, tanpa ada perbedaan. Oleh sebab itu, dalam penyelengaraan pendidikan diperlukan hukum dan peraturan yang mengaturnya, sehingga pendidikan dapat berjalan secara baik.

  Dalam dijelaskan bahwa Pendidikan dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 Ayat 1). Sementara Pendidikan Nasional dimaknai sebagai pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 Ayat 2).

  Sementara tujuan pendidikan kewarganegaraan sebagai bagian dari Pendidikan Nasional adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu pengetahuaan dan teknologi serta seni. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani (Ramadhan, 2011: 03).

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka pendidikan pada hakekatnya dimaknai sebagai usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintahan. Begitu urgennya pendidikan bagi anak tentu akan muncul perbedaan antara anak yang mendapatkan pendidikan dan mereka yang kurang beruntung dan tidak mendapatkan pendidikan dalam arti yang sebenarnya.

  Pendidikan dalam arti yang sebenarnya membantu mengembangkan potensi-potensi peserta didik kearah yang baik dan lebih baik, pendidikan tidak hanya transfer pengetahuan (transfer of knowledge), lebih dari itu pendidikan merupakan upaya untuk memanusiakan manusia. Dalam proses pendidikan akan muncul proses belajar mengajar baik dalam kelas atau di luar kelas, dan akan muncul proses komunikasi antara guru dan murid yang

  

intensif dan dialogis, serta penanaman nilai-nilai luhur atau mulia. Melalui

  pendidikan juga murid-murid mengadopsi nilai sosial, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun keluarga dan masyarakat.

  Oleh karena itu, pendidikan dapat pula dimaknai sebagai proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak, akan tetapi bimbingan orang tua dan keluargalah yang sangat berpengaruh. Dengan kata lain, orang tua sangat dominan dalam proses pendidikan dalam arti yang sebenarnya kepada anak-anaknya.

  Pendidikan dalam keluaraga adalah tanggung jawab orang tua, dengan peran ibu lebih banyak, karena ayah biasanya pergi bekerja dan tidak banyak waktu yang tersedia dirumah. Meskipun demikian peran ayah juga sangat penting, terutama sebagai tauladan dan pemberi pedoman bagi anak-anaknya.

  Jika anak sudah mendekati remaja, peran ayah sebagai penasehat juga penting, karena bisa memberikan pelajaran atau aspek yang berbeda dari yang diberikan oleh ibu, maka dari itu hubungan ayah dan anak terbatas karena sibuknya bekerja, maka ayah harus sering meluangkan waktunya dalam berbagai kesempatan.

  Pendidikan dalam keluarga dapat memberi pengaruh besar terhadap karakter dan akhlak anak, sebab itu kunci utama untuk menjadikan pribadi anak yang saleh, lebih baik adalah peran orang tua. Dalam kenyataannya, karakter anak berbeda-beda, ada yang mudah untuk dididik dengan baik, dan ada juga yang susah untuk dididik dengan baik, tidak heran karena anak mempunyai egoisme yang berbeda, akan tetapi orang tua harus berusaha sebisa mungkin memberikan yang terbaik untuk anak, agar akhlaknya menjadi baik dan bisa menjadi contoh.

  Orang tua harus bisa memberikan pelajaran atau memberi contoh yang baik untuk membangun akhlak anak-anaknya dalam kehidupan sehari- hari.orang tua dapat mengambil contoh dari akhlak Nabi Muhammad SAW, atau mungkin orang tua yang secara tidak langsung mencontohkan perilaku baik di hadapan anak-anaknya, seperti menjalankan sholat lima waktu denga tepat, banyak bersodaqah. Dengan demikian secara tidak langsung, anak akan melakukan kebiasaan atau perilaku baik lainnya yang dilakukan olehorangtuanya tersebut. Akan tetapi sebaliknya, bila dirumah orang tua berperilaku kurang baik atau tidak bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya, mungkin dirumah, ibu terlalu cuek dengan anak, bertengkar didepan anak, itu semua akan memberi pengaruh buruk untuk anak,dengan secara tidak langsung orangtua telah memberi contoh akhlak yang tidak baik.

  Anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

   ِوِناَسِّجَمُيَو ِوِناَرِّصَنُيَو ِوِناَدِّىَهُي ُهاَىَبَأَف , ِةَرْطِفْلا ًَلَع ُذَلْىُي الَِّإ ٍدىُلْىَم ْنِم اَم )يراخبلا هاور(

  Artinya:

  “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi.”(HR Bukhari).

  Dengan ini orang tualah yang menjadi peran utama dan penanggung jawab atas anak-anaknya. Jadi pola pendidikan keluaraga terutama orang tua itu sangatlah penting bagi pendidikan anak-anaknya dan masa depan mereka.

  Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam kehidupan anak,karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya serta menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari. Keluarga memberikan dasar pembentukan akhlak dan pendidikan anak yang utama.

  Peran pendidikan keluarga sangat penting, dari pengertian keluarga adalah kumpulan beberapa oranag yang karena terikat satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh hubungan itu. Keluarga mempunyai peran atau tugas sebagai orang tua, peran ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarg, sebagai anggota dari kelompok masyarakat atau sosial di lingkungannya.

  Peran ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anak, ibu juga mempunyai peran mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dan sebagai anggota kelompok sosial di masyarakatnya. Disamping itu, ibu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan. Anak melaksanakan peran sesuai dengan tinggkat perkembanganya baik fisik,mental, sosial maupun spiritual. Jadi didalam keluarga mempunyai peran masing-masing, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi kejiwaan anak dan dampaknya akan terlihat sampai berusia dewasa.

  Suasana yang nyaman dan penuh kasih sayang akan berdampak baik, dan akan membuat seorang anak mampu beradaptasi dengan dirinya sendiri, dengan keluarganya dan dengan masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, proses pendididkan memerlukan program yang terpadu dan terarah, agar tidak menghilangkan peran orang tua terhadap pembentukan akhlak anak, maka sebagai orang tua tidak boleh meninggalkan peran untuk mengajarkan akhlak kepada anak. “Akhlak sendiri yaitu bedi pekerti, atau tingkah laku. Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan segala akhlak tercela” (Mansur, 2005: 221).

  Akhlak juga dimaknai sebagai sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda- beda.

  Terkadang definisi akhlak atau moral sebagaimana disebut di atas dalam batas-batas tertentu berbaur dengan definisi kepribadian, hanya saja perbedaan yang pokok antara keduanya sebagai berikut: moral lebih terarah pada kehendak dan diwarnai dengan nilai-nilai, kepribadian mencakup pengaruh fenomena sosial bagi tingkah laku (Mahmud, 2004: 27).

  Akhlak merupakan sistem nilai yang bersumber pada al- Qur‟an, sebagai wahyu Allah yang tidak diragukan keasliannya dan kebenarannya.

  Pembinaan akhlak dalam keluarga akan berjalan dengan baik, apabila orang tua sebagai pembimbing utama, sekaligus contoh memberikan tauladan melalui pembiasaan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan seperti melaksanakan ajaran agama Islam (beribadah), berpuasa di bulan suci Ramadhan, atau interaksi yang harmonis dalam keluarga, akan tetapi jangan melupakan peran orang tua dalam pengawasan dan nasehat.

  Berbagai metode dapat diterapkan orang tua. Metode mendidik dapat dilakukan dengan membuat senang dan ataupun membuat takut. Metode- metode ini, dapat diterapkan dalam mendidik akhlak anak,bisa melalui percakapan, bisa dengan menceritakan kisah tauladan Nabi Muhammadatau yang lainya. Disini akhlak menjadi penting ketika dalam kehidupan bersosial maupun individu.

  Dengan demikian jelasnya bahwa yang dibuat ukuran akhlah bukanlah perilaku seseorang semata, seseorang memberikan pertolongan kepada orang lain belum dapat dikatakan ia seorang yang berakhlak baik, apabila seseorang itu terdorong oleh hati ikhlas dan rasa kasihannya terhadap bangsa, maka dapat dikatakan berakhlak atau berbudi pekerti baik. Akan tetapi bila mempunyai tujuan tertentu ingin mengharapkan pujian atau pamprih, maka tidak dapat dikatakan berakhlak atau berbudi pekerti baik. Jadi akhlak adalah masalah kejiwaan, bukan masalah perbuatan sedangkan yang nampak berupa perbuatan itu sebagai tanda atau gejala akhlak.

  Akhlak menjadi ukuran tinggi rendahnya derajat seseorang, sekalipun orang itu pandai, namun suka melanggar norma-norma agama atau suka melanggar peraturan-peraturan pemerintah, maka orang tersebut tidak dikatakan orang yang mulia. Akhlak tidak hanya menentukan tinggi rendahnya derajat seseorang, akan tetapi mencakup pula derajat masyarakat.

  Tujuan orang tua mendidik akhlak anak adalah menciptakan anak- anaknya supaya menjadi manusia yang tinggi, berderajat dan sempurna, agar mempunyai sopan santun, etika yang baik dalam kehidupan bersosial masyarakat dan agar membedakan dari seseorang yang lain yang tidak mendapat pendidikan akhlak. Orang tua pasti ingin melihat anaknya berbakti.

  Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam membudayakan manusia. Melalui pendidikan, kepribadian dibentuk dan diarahkan sehingga dapat membentuk derajat kemanusiaan sebagai makhluk berbudaya yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa depan.

  Demikian pula peran pendidikan dikalangan umat islam merupakan salah satu bentuk manifestasi cita-cita hidup untuk melestarikan, mengalihkan dan menampilkan nilai-nilai kultural religius yg dicita-citakan dapat berfungsi dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi (Uhbiyati, 1997: 4).

  Pendidikan pertama dilakukan di lingkungan keluarga, pada tahap ini peran orang tua sangat menentukan proses masa depan anak. Orangtua bisa mendidiknya mengenai cara makan, cara berpakaian, berbicara atau mungkin mendidik ilmu-ilmu agama misalnya tentang akhlak yaitu cara bertamu dengan mengucapkan salam dan sebagainya. Yang terpenting harus di ajarkan tentang cara-cara beragama, agar menjadi generasi penerus muslim yang dibanggakan.

  Jika kita lihat catatan sejarah pra abad ke 19 tentang Pendidikan Agama Islam tingkat dasar yang menginformasikan bahwa sebagian keluarga muslim melaksanakanya sendiri pendidikan agama dasar untuk anak anak mereka yang diajarkan oleh orang tua, kakak laki-laki, atau kakak perempuannya yang dilakukan di rumah (Saerozi, 2013:22).

  Sementara itu menurut Snouck Hurgronje yang dikutip oleh Saerozi (2013: 22) bahwa keluarga yang kurang memiliki kompetensi agama, menyerahkan anak-anaknya untuk mempelajari dasar-dasar agama kepada orang lain, seperti tetangga, kiai, modin, atau lebih yang biasanya membuka pengajian di langgar, serambi masjid, atau rumahnya sendiri.

  Berdasarkan pendapat Hurgronje tersebut, maka pendidikan sudah tidak di keluarga lagi. Untuk itu pendidikan yang kedua setelah di keluarga yaitu di sekolah. Pada tahap ini yang berperan aktif dalam mendidik anak adalah pendidik atau guru. Guru sebagai pengganti orang tua di sekolah yang akan membantu menentukan perkembangan anak.

  Selain pendidikan keluarga dari orang tua yang diberikan untuk mendidik akhlak anak dan sangat berpengaruh sekali terhadap pendidikan di luar contoh lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap akhlak anak, maka sebagai orang tua harus selalu memantau dalam pergaulan dan perkembangan anak. Bermacam-macam problem di zaman sekarang tentang pola asuh orang tua, yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat. Artinya setelah melalui kedua proses pendidikan tersebut diharap dapat bermanfaat bagi masyarakat.

  Masyarakat yang baik, maju dan berpendidikan pasti akan berpengaruh baik juga terhadap orang disekelilingnya baik anak-anak, remaja dan orang tua. Sebaliknya lingkungan masyarakat yang kurang efektif, yang lingkunganya mayoritas penduduk banyak pengangguran, hobi bermaksiat dan sering membuat kekacauan pasti dampaknya ke semuanya, walaupun hanya satu dua orang akan tetapi secara tidak langsung hal kecil seperti itu akan berdampak kepada penduduk entah itu anak-anak, remaja maupun orang tua.

  Jadi orang tua harus mempunyai pola pendidikan sendiri agar anak tidak mudah terpengaruh lingkungan sekitar. Jangan terlalu dikekang dan jangan terlalu dibebaskan. Orang tua harus mengetahui karakter anaknya terlebih dulu, karena setiap individu mampunyai karakter dan pikiran yang berbeda-beda agar mudah orang tua dalam mendidik.

  Dalam kenyataan di dusun Ngelo Rt.22/06 dan Rt.23/06 desa Tegalwaton, pendidikan anak masih kurang karena lingkungan yang didominasi oleh pemuda pendatang, mempengaruhi penduduk sekitar dusun Ngelo Rt.22/06 dan Rt.23/07 desa Tegalwaton yang mempunyai kebiasaan merawat kuda, dan menjadi joki kuda, disamping itu pemuda-pemuda desa setempat terpengaruh oleh peluang kerja untuk merawat kuda dan menjadi joki kuda tersebut, bahkan anak-anak yang duduk di bangku SD ikut serta bergaul dan sedikit lebih tahu dalam pekerjaan sebagai perawat kuda tersebut, sehingga mereka ikut terbiasa membantu merawat kuda, dan menjadi pekerjaan sehingga melupakan akan kewajiban sekolahnya melainkan lebih mengutamakan bekerja untuk merawat kuda tersebut.

  Mereka tidak sadar akan pergaulan pemuda yang biasa merawat kuda tersebut kurang baik untuk anak-anak yang seharusnya baru mengenyam pendidikan, karena jelas menggangu waktu belajarnya. Ada kelebihan dan ada kekurangan dalam lingkungan wisata berkuda tersebut, dari segi positifnya cenderung keperekonomian yaitu tercipta lapangan pekerjaan bagi penganggur dan kekurangannya adalah dampak kurang bagi anak yang seharusnya masih sekolah terganggu dengan pekerjaan, pendidikan akhlak menjadi kurang di dapatkan.

  Dari segi pola pendidikan keluarga dusun setempat bermacam-macam, untuk mengarahkan anak-anaknya pada pergaulan dan pembentukan akhlak yang didominasi oleh pemuda pendatang yang kurang mengutamakan pendidikan akhlaknya, yang otomatis mempengaruhi pergaulan dan akhlak pemuda-pemudi dan anak-anak di dusun Ngelo Rt.22/06 sampai Rt.23/06.

  Dusun Ngelo ini termasuk dusun yang kecil, ada 2 RT, 1 RW dan Bayan 1 ikut dengan dusun Rekesan. Jumlah KK dusun Ngelo hanya 97, dan jumlah KK Se bayan Ngelo-Rekesan ada 200an KK, jadi saya fokuskan ke dusun Ngelo saja yang nanti saya akan wawancara dengan keluarga dilingkungan wisata pacuan kuda ini, dan saya akan krucutkan jawaban dan hasinya menjadi beberapa orang saja untuk mewakili hasil penelitian saya, dengan memilih informan tokoh masyarakat dan para orang tua dikeluarga tertentu.

  Dari uraian dan pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh pola pendidikan keluarga dalam pembentukan akhlak anak yang penulis rangkum dengan judul: POLA PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK (STUDY KASUS PADA KELUARGA DI LINGKUNGAN WISATA PACUAN KUDA TEGALWATON TENGARAN).

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pola pendidikan keluarga pada lingkungan wisata pacuan kuda?

  2. Bagaimana peran pendidikan keluarga dalam pembentukan akhlak anak di lingkungan pacuan wisata kuda?

  C.Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pola pendidikan keluarga pada lingkungan wisata pacuan kuda.

2. Untuk mengetahui peran pendidikan keluarga dalam pembentukan akhlak anak di lingkungan wisata pacuan kuda.

C. Manfaat Penelitian

  Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat diambil manfaatnya, sebagai berikut:

  1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, kasusnya dunia penelitian serta memberikan teori tentang pentingnya pola pendidikan keluarga dalam pembentukan akhlak anak.

  2. Secara praktis a.

  Untuk masyarakat 1)

  Sebagai informasi bagi masyarakat, calon mahasiswa, calon orang tua, dan orang yang peduli terhadap akhlak anak.

  2) Sebagai penyadaran untuk para orang tua dalam hal mendidik anak.

D. Penegasan Istilah

  Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam skripsi ini, maka perlu kiranya peneliti menjelaskan kata-kata yang terkandung di dalam penelitian ini, adapun kata-kata yang terdapat dalam skripsi ini, sebagai berikut:

  1. Pendidikan Keluarga Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintahan. Keluarga

  Dari pengertian keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabunagn yang hakiki, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh hubungan itu. Keluarga terdiri dari kepala keluarga (Ayah), Ibu dan Anak.

  2. Pembentukan Akhlak Pembentukan akhlak yaitu usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan konsisten (Nata. 2002: 156).

  Jadi pengertian judul secara keseluruhan, pola pendidikan keluargadalam pembentukan akhlak anak, pencapaian tujuan secara tepat dengan model atau cara dalam pendidikan usaha sadar yang dilakukan keluarga khususnya ibu dan bapak, dalam pembentukan budi pekerti, tingkah laku yang baik untuk anak. Pada intinya yaitu, pola pendidikan yang diberikan keluarga dalam pembentukan akhlak anak.

E. Metode Penelitian

  Metodologi penelitian ialah ilmu tentang metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1.

   Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif.

  Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomenan yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari segi pengertian ini, para penulis masih tetap mempersoalkan latar alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dan yang dimanfaatkan untuk peneliti kualitatif adalah berbagai macam metode penelitian. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen (Moleong, 2009: 5).

  Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2005: 234).

  2. Kehadiran Peneliti

  Penelitian dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian, artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan pengumpulan data, adapun karakteristik dalam penelitian ini adalah:

  Pertama, peneliti menggunakan sistem wawancara tidak bersetruktur,

  dengan pemahaman tentang sikap sosial yang dimiliki oleh peneliti, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara secara mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi dengan obyek dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih akrab dan mudah di pahami, sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan informan. Ketiga, peneliti menggumpulkan dan mencatat data secara terperinci dengan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti (Sugiyono, 2006:12).

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi Penelitian ini adalah di lingkungan wisata pacuan kuda khususnya dusun Ngelo Rt.22 dan Rt 23 desa Tegalwaton Tengaran, yang beralamatkan di dusun Ngelo, Rt22/Rw06, desa Tegalwaton, Kec. Tengaran, Kab. Semarang. Desa ini terkenal dengan desa koboy, atau desa wisata pacuan kuda, dari mulai tahun 2005-sekarang masih aktif diadakan pacuan kuda tersebut.

  4. Sumber Data a.

  Sumberdata primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2006: 253). Sumber data primer dapat diperoleh dari ibu, bapak, keluarga, ketua RT di lingkungan pacuan kuda Tegalwaton Tengaran.

  b.

  Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal melalui orang lain atau melalui dokumentasi (Sugiyono, 2006: 253). Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal, internet, artikel, majalah atau koran serta hasil penelitian lainya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa foto dan arsip.

  5. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.

  Observasi Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kalaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung datang ke lokasi penelitian untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaiatan dengan pola pendidikan keluaraga dalam pembentukan akhlak anak yang ada di dusun Ngelo Rt.22 dan Rt.23 desa Tegalwaton. b.

  Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komukasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.

  c.

  Dokumentasi Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yag lalu. Semua kategori dokumen yang mendukung penelitian. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi.

6. Analisis Data

  Secara umum penelitian dengan metode kualitatif merupakan penelitian non hipotesis, maka proses analisis datanya seperti yang dikemukakan Lexy J. Moleong adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan susunan uraian dasar, sehingga dapat menemukan hipotesis kerja yang disarankan oleh data (Sukandarrumidi, 2004: 101).

  Secara prosedural, data yang digunakan direduksi mengoptimalkan metode penelitian yang digunakan direduksi, disajikan, disimpulkan dan diverbalkan serta dipilah-pilah menurut kategori data. Dimana sebelumnya dipersiapkan antisipasi terhadap kemungkinan reduksi data serta merumuskan konsep.

  Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan kemudian mengorganisasikan data sehingga dapat mengarah pada simpulan akhir. Tahapan berikutnya adalah penyajian data dilakukan dalam rangka upaya penanaman terhadap sekumpulan informasi yang tersusun, sehingga dapat tersaji rapi dan sistematis. Sesudah data tersaji, maka proses penarikan kesimpulan-kesimpulan dilakukan sejak penelitian bermula sampai berakhir, diteliti dan tinjauan ulang sehingga dapat teruji validitasnya.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam penelitian metode analisis data yang digunakan yaitu triangulasi (keabsahan). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan terhadap data itu.

  Triangulasi dengan sumber dan metode membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dicapai dengan jalan : a.

  Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

  b.

  Membandingkan apa yang dikatakan anak dengan apa yang dikatakan orangtua.

  c.

  Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang terkait.

  d.

  Membandingkan apa yang dikatakan key informan dan informan.

8. Tahap-tahap Penelitian

  Dalam penelitian ada beberapa tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti, antara lain : a.

  Kegiatan administratif yang meliputi pengajuan ijin operasional untuk melakukan penelitian dari rektor IAIN Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian menyusun pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan administratif lainya.

  b.

  Memilih jumlah orang untuk menjadi key informan dan informan.

  c.

  Melakukan observasi lapangan dan informan sehingga langsung mendapat data.

  d.

  Meminjam dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk kelengkapan data penelitian.

  e.

  Penyajian data dengan susunan dan urutan-urutan yang memungkinkan dan memudahkan untuk dilakukan pemaknaan.

  f.

  Mereduksi data dengan cara membuat data-data yang lemah atau menyimpang setelah mulai tampak adanya kekurangan data sebagai akibat proses reduksi. Selanjutnya direncanakan untuk mengumpulkan data.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I : Pendahuluan Merupakan gambaran keseluruhan skripsi yang meliputi :Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan

  Bab II : Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang melingkupi teori dalam skripsi ini, meliputi; pengertian pendidikan, pengertian keluarga, pembentukan dan pembinaan akhlak, tujuan pembinaan akhlak, dan pola asuh orang tua.

  Bab III : Paparan Data Pada bab ini akan dibahas, mengenai: gambaran umum lingkungan wisata pacuan kuda tegalwaton tengaran, pola pendidikan keluarga, bentuk pendidikan keluarga dalam pembentukan akhlak anak, dan deskripsi hasil temuan penelitian.